R
DENGAN DIAGNOSA HALUSINASI PENDENGARAN
DI BANGSAL TERATAI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
OLEH KELOMPOK 3 :
Titi Rusilawati
Sunarti
Moren A. Wagania
I. Identitas Pasien
• Nama : Tn. R
• Umur : 50 th
• No.RM : 00.94.79.74
• Tgl Pengkajian : 9 Desember 2019
• Informan : Pasien dan data sekunder
II. Alasan Masuk
5 hari sebelum masuk RS pasien mengalami
gejalan berupa bingung, tampak mondar-
mandir, tidak tenang dirumah, pasien sering
mengulangi pertanyaan, kadang curiga dengan
anggota keluarga. Pasien tidak bisa tidur
walaupun obat telah diminum, obat diminum
tapi tidak lengkap. Keluarga membawa pasien
kontrol ke RSUD Wates namun pasien menolak
untuk disuntik bulanandan tampak bingung
sehingga dirujuk ke RSUP Sardjito
III. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? Ya
2. Pengobatan sebelumnya : kurang berhasil
Penjelasan :
Pasien mengatakan sering masuk keluar RS (ruang jiwa)
sejak dulu, susah tidur, obat tidak lengkap diminum
karena menurut pasien sama saja kondisi ketika minum
obat maupun tidak minum obat. Pasien mengatakan tidak
pernah melakukan maupun mengalami penganiayaan
baik fisik, seksual, kekerasan dalam keluarga. Pasien
hanya merusak barang-barang seperti gelas, piring dan
perabotan lain karena frustasi ingin sembuh
• Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan
Penjelasan :
Pasien mengatakan bila bekerja di suatu tempat
cepat berhenti / tidak bertahan lama,
dikarenakan lama mendapat pekerjaan pasien
membakar semua gambar designnya. Pada
status RM didapatkan data pasien jatuh dari
sepeda waktu SD dan tidak diperiksakan
IV. Pemeriksaan Fisik
1.Tanda vital
• TD : 132/64 mmHg HR : 111x/menit
• S : 36,2° C RR : 20x/menit
2. Antropometri
• BB : 60 kg TB : 167 cm
• 1. Genogram
+ + + +
+ + + +
Penjelasan :
Pasien mengatakan anak ke 4 dari 7 bersaudara, orang tua dan kakek nenek sudah
meninggal karena sakit tua. Pasien tinggal serumah dengan kakaknya yang belum
menikah. Dalam keluarga dikatakan tidak ada riwayat gangguan jiwa
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Pasien mengatakan dari semua bagian tubuh “biasa saja”
b. Identitas
Pasien mengatakan dirinya seorang laki-laki, sebelum masuk RS hanya
menganggur dan membantu kakaknya menjual pakan ternak
c. Peran
Pasien mengatakan jika dirumah dalam keluarga membantu kakak
perempuannya menjual pakan ternak juga melakukan kegiatan seperti
mencuci piring dan perabotan rumah tangga lainnya. Pasien tidak
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
d. Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin di lakukan ECT supaya cepat pulang RS,
e. Harga Diri
Pasien mengatakan jika ada tamu dirumah merasa “malu” dan berpikir
orang-orang mengetahui dirinya sakit jiwa sehingga pasien hanya
berhubungan dengan keluarganya
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti adalah kakaknya yang belum
menikah
b. Kegiatan ibadah
Saat dikaji, pasien mengatakan sudah tidak pernah sholat karena tidak
mendengar suara adzan, mau sholat jika mendengar suara adzan
2. Pembicaraan : Inkoheren
Asien berbicara dengan pembicaraan yang sulit dipahami, alur kacau
3. Aktivitas Motorik : Normoaktif
Normoaktif adalah dorongan yang wajar untuk bergerak dan relevan
dengan lingkungan
5. Afek : Tumpul
Ada perubahan roman muka saat diwawancara dengan pasien, ketika
stimulus menyenangkan tertawa, stimulus yang tidak menyenangkan
roman muka berubah
8. Proses Pikir
Saat wawancara ketika diberikan pertanyaan langsung menjawab
pertanyaan yang sesuai sampai pada tujuan kadang melanjutkan
pembicaraan dengan alur kacau
9. Isi Pikir
Ada ide curiga dirinya diguna-guna sehingga tidak bisa tidur siang
Masalah lainnya:
Masuk RS karena obat yang diminum tidak lengkap, pasien merasa sama
saja minum obat atau tidak
Diagnosa Medik :
Skizofrenia tak terinci d/d skizofrenia paranoid
Terapi Medik
Zyperexa 1 amp / 24 jam via IM
Seroguel XR 400 mg / 24 jam via PO
Haloperidol 5 mg / 24 jam (ekstra) via IM
Chlorpromazine 50 mg (extra) via PO
ANALISA DATA
NO. DATA PENYEBAB MASALAH
1. DS : Gangguan sensori
Pasien mengatakan mendengar suara- persepsi
suara keras sehingga tidak bisa (D. 0085)
istirahat juga suara lebah dan malaikat
yang mengancam dirinya supaya mati
DO :
- Pasien tampak berbicara sendiri
- Berjalan mondar-mandir
- Tidak bisa istirahat
DO :
- Kontak mata ada tapi kurang
- Lesu dan tidak bergairah
- Berbicara pelan daninkoheren
ANALISA DATA
NO. DATA PENYEBAB MASALAH
3. DS : Ketidakadekuatan Ketidakpatuhan
Pasien mengatakan menginginkan pemahaman (D. 0114)
dilakukan tindakan ECT dan kadang
minum obat tidak lengkap
DO :
- Perilaku tidak menjalankan
anjuran dan program pengobatan
- Masalah kesehatan menetap
4. DS : Resiko Perilaku
Pasien mengatakan memecahkan Kekerasan
gelas, piring karena frustasi tidak (D. 0146)
kunjung sembuh
DO : -
Senin, Gangguan sensori persepsi Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen halusinasi (I.
09 /12- 2019 : halusinasi pendengaran keperawatan selama 3x7 09288)
jam 10.40 jam diharapkan persepsi Strategi pelaksanaan 1-4
sensori pasien membaik
dengan kriteria hasil :
1. Verbalisasi mendengar
suara-suara menurun
2. Perilaku halusinasi
menurun
3. Menarik diri menurun
4. Melamun menurun
5. Curiga menurun
6. Mondar-mandir
menurun
7. Respon sesuai
stimulus membaik
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
Senin, Harga diri rendah kronis Setelah dilakukan tindakan 1. Promosi harga diri
09 /12- 2019 keperawatan selama 3x7 (I.09308)
jam 10.40 jam diharapkan harga diri 2. Promosi hubungan positif
pasien mmeningkat (I.09309)
dengan kriteria hasil :
Strategi pelaksanaan 1-3
1. Penilaian diri positif
meningkat
2. Kontak mata
meningkat
3. Gairah aktifitas
meningkat
4. Perasaan malu
menurun
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
Senin, Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan 1. Dukungan perawatan diri (I.
09 /12- 2019 keperawatan selama 3x7 11348)
jam 10.40 jam diharapkan perawatan 2. Dukungan perawatan diri
diri meningkat dengan berhias (I.
kriteria hasil : 3. Dukungan perawatan diri
berpakaian (I. 11350)
1. Kemampuan mandi 4. Dukungan perawatan diri
meningkat mandi (I.
2. Mengenakan pakaian
meningkat Strategi pelaksanaan 1-4
3. Minat melakukan
perawatan diri
meningkat
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
Senin, Resiko perilaku kekerasan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi resiko (I.14502)
09 /12- 2019 keperawatan selama 3x7 2. Manajemen keselamatan
jam 10.40 jam diharapkan kontrol lingkungan (I.14513)
meningkat dengan kriteria 3. Manajemen medikasi
hasil : (I.14517)
1. Verbalisasi ancaman
kepada orang lain
menurun
2. Perilaku menyerang
menurun
3. Perilaku merusak
lingkungan sekitar
menurun
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
O:
- Kemampuan mandiri
dengan bantuan minimal
- Badan tidak bau
- Gigi tampak kotor
P : Monitor pasien
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tgl Dx. Kep Jam Implementasi Evaluasi
O:
- Tidak ada alergi obat
- Zyperexa 1 amp / 24 j
via IM, seroquel XR 400
mg/24 jam via PO
- Kegiatan terjadwal
dilakukan sebagian
A : Masalah ketidakpatuhan
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tgl Dx. Kep Jam Implementasi Evaluasi
O:
- Tidak ada alergi obat
- Zyperexa 1 amp / 24 j
via IM, seroquel XR 400
mg/24 jam via PO
- Kegiatan terjadwal
dilakukan sebagian
A : Masalah ketidakpatuhan
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Edukasi manfaat rutin
minum obat dan
kerugiannya
- Monitoring pemberian
obat
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tgl Dx. Kep Jam Implementasi Evaluasi
P : Lanjutkan intervensi
kontrak waktu SP 3
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tgl Dx. Kep Jam Implementasi Evaluasi
P : Lanjutkan intervensi
kontrak waktu SP 4
JURNAL TERKAIT
1. Wijayati Fitri, dkk. 2019. Health Information : Jurnal Penelitian. Penerapan
Intervensi Manajemen Halusinasi Terhadap Tingkat Agitasi Pada Pasien
Skizofrenia.
Kesimpulan :
Penerapan terapi manajemen halusinasi dengan bercakap-cakap
berpengaruh meningkatkan keamanan, kenyamanan dan orientasi
realita terhadap tingkat agitasi , gelisah dan insomnia pasien
halusinasi pendengaran
1. Anis Muhammad. 2017. JNursing Journal. Upaya Penurunan Intensitas Halusinasi
Dengan Memotivasi Melakukan Aktivitas Secara Terjadwal
Kesimpulan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, pasien dapat mengontrol
serta mengurangi intensitas halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal, adapun hal ini membutuhkan perawatan yang lebih
lanjut dengan kerja sama antar tim medis dan support system dari
keluarga
MATURNUWUN