Anda di halaman 1dari 18

N1

TUGAS MAKALAH KDM 1


Tn N “
KONSEP OKSIGENASI
Ha sajak &
EA 33
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1: ADDINUL FITRI NILA MASRIA RICE ANGGRAINI TESTRI
PRATAMA PUTRI SILVIA YUM ILIA CITRA YUSUFRIADI WINDA HARIR
S1. KEPERAWATAN TINGKAT 1
DOSEN PEMBIMBING : Ns. DINI OURATTA AYUNNI, S.Kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PIALA SAKTI PARIAMAN TAHUN
2014/2015
DAFTAR ISI
AA PA aa goa team 2 MAA PEN Aa BEE NE 4 BA AA an 5 LI Bet ito MA ee asa anak IRAMA
RS 5 Sa Rs mak 5 Aa Ai na nk mk ba nabati 6 14 Mamat Pem NAM en nnesermrea aa
mamanaane kana ea nasa aan 6 Be INA adakah damai mkahsni sa 7 21 Pengernna Gee
essen 7 22 Pantomim Perapat ea 8 23 Fisiologi
pernapaSan........ooooooWoWooWo#oWWmnnnnnnnemannannaaaan 14 24 Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigen. .........oo oo 17 23 Perubahan Enes ahh aa im ind eka
abah 19 26 Masalah Keperawatan Berkaitan Dengan Kebutuhan Oksigen..............o.. 21 Z7
Beberapa. Metode Pemenuhan Kebutuhan OKS1g61 woo... 23 Be Pa bilamana ita Nai Rena
29 21 Pama en mn ma as 29 BN Na ank 29 PE ab ten olesi akankah 30 DAFTAR GAMBAR
Garthar: | Sirukbar: Salorat Peripasah kp sm aammma 8 Gambar 2 Struktur Saluran
Pernapasan AtaS ......ooooowoo Woow inna 9 Pa Sina PA ia abi Ramai Sa 11 Gambar 4
Alveoli di Ujung Akhr Jalan Napas Bagian Bawah.................ooo. 13 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala lumpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah mi
dalam bentuk maupun sinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ii dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
daam “Konsep Okswgenasi” dalam mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia 1.
Harapan penulis semoga makalah mi membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun si makalah ini
sehngga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah mi penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penuls miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Pariaman, Mei 2015
Penuls BAB I PENDAHULUAN
|l.1 Latar Belakang Masakhh
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusa yang paling mendasar yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai
organ sel tubuh.
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi
sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyupki kebutuhan oksigen tubuh. Dan
dalam impementasnya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami tentang apa
oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan
bagaimana praktik keperawatan yang mengalami masalah
atau gangguan oksigenasi.
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil sebagai rumusan
masalahnya sebagai berikut:
l. Apa pengertian oksigenasi?
Bagaimana anatomi-fisiologi sistem pernapasan?
Bagaimana fisiologis pernapasan?
Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan? Bagaimana gangguan
pada fungsi pernapasan?
Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi?
IA» »
Bagaimana penatahksanaan fisioterapi dada, drainase, postural dan terapi
oksigen? 1.3 Tujuan Masalah Dari rumusan masaah diatas, dapat diambil sebagai tujuan
masalahnya
sebagai berikut: Tujuan Umum Tujuan umum penyusunan makaah ini adaah agar
mahasiswa khususnya mahasswa SI keperawatan, mampu mengingat kembalh (review)
mengenai konsep pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan praktek keperawatan yang bisa
diimp ementasikan pada klien yang mengaami gangguan oksigenasi.
Tujuan Khusus
|. Menjelaskan tentang pengertan oksigenasi.
Menjelaskan tentang anatomi-fisiologi sistem pernapasan.
Menjelakan tentang fisiologis pernapasan.
Menjelakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi permapasan. Menjelakan
tentang gangguan pada fungsi pernapasan.
Menjelakan tentang asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi.
ID YP»
Menjelakan tentang penatalaksanaan fisioterapi dada, drainase, postural
dan terapi oksigen.
1.4 Manfaat Penulisan Dari tujuan masalah diatas, dapat diambil sebagai manfaatnya yaitu
dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan tentang oksigenasi serta dapat mengetahui impkementasi
asuhan keperawatan tentang oksigenasi dalam melakukan suatu
praktek. BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Oksigenasi Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusa yang paling
mendasar yang digunakabn untuk kelangsungan metabolsme sel tubuh, mempertahankan
hidup dan
aktivitas berbagai organ dan sel tubuh.
Keberadaan oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O3 setiap kah bernapas dari
atmosfer. Oksegen (O2) untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen adalh salah satu kebutuhan yang palmg vital bagi tubuh. Otak masih mampu
mentokeransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen
berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen.. Selain
itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme
sel Oksigen akan digunakan dalam metabolsme sel membentuk ATP (Adenosn Trifosfat)
yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan
saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi
oksigen meningkat dalam tubuh.
Oksigenasi adaah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 &c pada
tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. 2.2 Anatomi —
fisiologi system pernapasan
Anatomi sstem pernapasan
Struktur sistem pernapasan tersusun sedemikian rupa untuk memudahkan pengambilan
oksigen melalui proses inspirasi dan pengeluaran karbondioksida melalu proses inspirasi.
Dtrukttur sistem pernapasan dimulai dari hidung dan berakhir pada alveoolus. Gambar 1.1.
menggambarkan susunan sistem pernapasan yang dimaksud.
Gambar 1 Struktar Saluran Pernapasan
a. Hidung — Naso — Nasal Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang yang disebut kavum nasi dan dipsahkan oleh sekat hidung yang disebut septum
nasi. Didalamnya terdapat bulu-buu hidung yang berfungsi udara, debu dan kotoran
yang masuk ke dalam lubang hidung. Anatomi e Terdiri atas bagian eksternal dan
internal
e Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
Bagian mternal hidung adaah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung
kanan dan kiwi oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung
vaskular yang disebut mukosa hidung
Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus
menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
Fungsi hidung, terdiri dari:
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan
udara yang dihirup ke dalam paru-paru
Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena reseptor olfaktori
terktak dam mukosa hidung, dan fungsi mi berkurang sejalandengan pertambahan usia.
Tubat ustachia
Torsi Faring (adenoid) Nasofaring
Uwula
. Tonsil Palatin
Pal | Orotaring
alatum fk 1 "
Moe Sa Aa Hen | Tulang Hisid! " Pa 2 3 Na arng Tonsil Lingual . bsttika ESOfagus
Pita Suara aa s Trakhea 1 -
Gbr, 1-2, Potongan mudsagital kepala dan leher yang memperlihatkan #ruktur saluran
pernapasan atas. (Sumber: Thomson etal (1993). Mosbp Solimcal mesing ed3.)
Gambar 2 Struktur Saluran Pernapasan Atas b. Tekak — Faring Faring atau tenggorok
merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
Farmg dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring
(laringofaring) Fungsi farimg adalah untuk menyedakan saluran pada traktus respiratorius
dan digestif
c. Laring (Pangkal Tenggorokan) Laring atau organ suara merupakan struktur epitel
kartiago yang menghubungkan faring dan trakea Larmg sermg disebut sebagai kotak
suara dan terdiri atas: Epiglots Adalah daun katup kartilago yang menutupi osttum ke
arah laring selama menelan Glots adalah ostium antara pita suara dalam laring
Kartilago tiroid : kartiago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk
jakun (Adam's apple) Kartilago krikoid : satu-satunya cincm kartilago yang komplit
dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid) Kartilago aritenoid : digunakan dalam
gerakan pita suara dengan kartilago tiroid Pita suara”: ligamen yang dikontrol oleh
gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
Fungsi utama larng adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalsasi Laring juga
berfungsi melmdungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda
asing dan memudahkan batu.
d. Trakea (Batang Tenggorokan) Disebut juga batang tenggorok
10 Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
e. Bronkus (Cabang Tenggorokan) Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri Disebut
bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus) Bronkus lobars
kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi
9 bronkus segmental Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh jarngan ikat yang memiliki : arteri, lnfatik dan saraf
pleura parietal
rongga
Td pleura TA “- belahan ana Ne paru-paru AAN PL. lobus bawah ujung bronchiolus
Gambar 3 Struktur Paru-paru
£ Bronkiolus Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus Bronkiolus
mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak
terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
g. Bronkiolus Termmalis Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus
terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
11 h. Bronkiolus respratori Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
Bronkiolus respiratori danggap sebagai saluran transsional antara jalan napas
konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
i. Duktus alveolar dan Sakus alveolar Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke
dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
Dan kemudian menjadi alveoli.
J- Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan
seluas 70 m2
Terdiri atas 3 tipe :
1) Sel-sel alveolar tipe I: adakah sel epitel yang membentuk dinding abveoli

2) Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi
surfaktan (suatu fosfolpid yang melapsi permukaan dam dan mencegah alveokr agar
tidak kolaps)

3) Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel

fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.


k. Paru-paru Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut Terletak dalam rongga
dada atau toraks Kedua paru dipisahkan olkh mediastnum sentral yang berisi jantung
dan beberapa pembuluh darah besar Setiap paru mempunyai apeks dan basis Paru
kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris Paru kiri lebih
kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
12 Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya.
Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jarmgan elastis Terbagi mejadi 2 :
1) Pleura parietalis yaitu yang melapsi rongga dada

2) Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru

Diantara pleura terdapat rongga pleura yang bersi cairan tips pkura yang berfungsi untuk
memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah
pemisahan toraks dengan paru-paru Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari
tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru.
Gambar 4 Alveoli di Ujung Akhir Jalan Napas Bagian Bawah
13 2.3 Fisiologi pernapasan
Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan
Ingkungannya dimana O2 yang dihirup (wnsprasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yatu paru-paru dan sebuah pompa
ventilasi yang terdwi atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen,
dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada
keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-15 kali per ment.
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu : |. Ventilasi
Yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara
udara atmosfir dengan alveol. Pada mspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan
volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ventilasi :
Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
2. Difusi Yatu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara aveolus dan
kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yatu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih
rendah. Karena dindng alveoli sangat tipis dan dikellng oleh jaringan pembuluh
darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
14 Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran
respirasi sangat mempengaruhi proses difusi Secara normal gradien tekanan oksigen
antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru

b. Tebal membran respirasi

c. Jumlah darah

d. Keadaan/jumlah kapiler dara


e. Afinitas

£ Waktu adanya udara di alveoli


3. Transpor
Yatu pengangkutan oksigen melalu darah ke sel-sel jarngan tubuh dan sebaliknya
karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-
paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportaskan dari jaringan kembali ke
paru-paru. Secara normal 97 Yo oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel
darah merah dan dibawa ke jarmgan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 90
ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah

c. Hematokrit darah

d. Latihan (exercise)

e. Keadaan pembuluh darah

Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi,


kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.
15 e Sistem Respirasi Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru
dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan,
diafragma, isi abdomen, dndng abdomen dan pusat pernapasan di otak. Bernafas adalah
pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai
ke luar tubuh. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu
ventilasi, perfusi paru dan difusi.
e Sistem kardiovaskuler Kemampuan oksigenasi pada jarmgan sangat dipengaruhi oleh
fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium
kiri dari vena pulmonars. Aliran darah keluar dari ventrikel kri menuju aorta melalui katup
aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sstemik melalui arteri,
arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialrkan ke
jantung melalu atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan
melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk
berdifusi Darah mengalr di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi
secara sistemik berdampak pada kemampuan transport gas
oksigen dan karbon dioksida.

Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jarngan dan karbon dioksia dari
jaringan ke paru-paru. Sekitar 97940 oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah
berikatan dengan hemoglobn (Hb) dan 3 46 oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah
merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi
dam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobn
(HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan Oz dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3
difosfogliserat dalam darah merah.
16 Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.
2.4 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigen. A. Faktor Fsiologi
Menurunnya kapasitas pengingatan O2» seperti pada anemia.
Menurunnya konsentrasi O» yang dimsprasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian
atas.
Hipovokmia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O» terganggu.
Meningkatnya metabolsme seperti adanya mfeksi demam, ibu hami, luka, dan lam-lain.
Kondisi yang memengaruhi pergerakan dindmng dada seperti pada kehamilan, obesitas,
muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.
B. Faktor Perkembangan
Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
Anak usia sekolah dan remaja, rsiko mfeksi saluran pernapasan dan merokok.
Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkman
arterioskkerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
17 C. Faktor Perilaku
Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk
menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak
menimbulkan arteriokleross.
Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrs/Fe menurun
mengakibatkan penurunan hemogobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
D. Faktor Lingkungan
Cc.
Tempat kerja Suhu lingkungan
Ketinggian tempat dan permukaan laut.
Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :
r, -,
Gangguan kondiksi seperti dstritmia (takikardia/bradikardia).
Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien
dekom menmbukan hipoksia jaringan.
Kerusakan fungsi katup seperti pada stenoss, obstruksi, regurgitasi darah
yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari
arteri koroner ke miokardium.
18 2.5 Perubahan Fungsi Pernapasan
l. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar
pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat dsebabkan karena :
a. Kecemasan

b. Inteksrsepsis

c. Keracunan obat-obatan

d. Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic.

Tanda-tanda dan gejaa hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri


dada (chest pain), menurunkan konsentrasi disorientasi , tinnitus.
2. Hipoventilasi Hwoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk
memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO? dengan cukup.
Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru). Tanda-tanda dan gejala pada
keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan — kesadaran, dsorientasi, —
kardiakdistritmia, — ketidaksembangan
elektrokt, kejang dan kardiak arrest.
3. Hipoksia Tidak adekuatnya pemenuhan Oz seluler akibat dari defisiensi Os» yang
dinspirasi atau meningkatkan penggunaan Os pada tingkat seluler. Hipoksia dapat
disebabkan oleh :
a. Menurunnya hemoglobin
b. Berkurangnya konsentrasi Ob jika berada di puncak gunung.
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat Ob» seperti pada keracunan sianida.
d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia.
e. Menurunnya perfusi jarngan seperti pada syok.

19 £
Kerusakan/gangguan ventilasi.
Tanda-tanda hipoksia antara lain : keleahan, kecemasan, menurunnya
kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dakm,
sianosis, sesak napas, dan clubbing.
Gangguan Oksigenasi Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak
terlepas dari
adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun
fisiologi dari organ-organ respirasi Gangguan pada sistem respirasi dapat d sebabkan
diantaranya oh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain-
kun. Gangguan tersebu akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak
terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan respirasi dikelompokkan
menjadi tiga. Yaitu:
a) Gangguan irama/frekuensi pernapasa
ba
Gangguan irama pernafasan antara lam : Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus
pernafasan yang amplitudonya mula-mula dangkal makin naik kemudian makin menurun
dan berhenti. Lalu pernafasan dimulai gi dengan sikus baru. Jenis pernafasan mi biasanya
terjadi pada klien gagal jantung kongesti peningkatan tekanan intrakranial, overdoss obat.
Namun secara fisiologis, jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang di ketmggian
12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi saat tidur. Pernafasan 'biot' yaitu
pernafasan yang mirip dengan pernafasan cheyne- stokes, tetapi amplitudonya — rata dan
dsertai apnea, keadaan pernafasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput
otak. Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman meningkat serng
mekbii 20 kamen. Jens pernafasan mi dapat ditemukan pada klien dengan asidosis
metabolik dan gagal ginjal.
20 Gangguan frekuensi pernafasan Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang
jumlah nya menmngkat diatas frekuensi pernafasan normal. Bradipnea, yaitu kebalikan
dari takipnea dimana frekuensi pernafasan
yang jumahnya menurun dibawah frekuensi pernafasan normal.
b) Insufisiensi pernafasan
Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus
2. Kelaman yang menurunkan kapasitas difusi paru.
3. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-paru ke
jaringan.
c) Hipoksia.
Hipoksia adalah kekuranga oksigen dyjarmgan, stilah ii lebih tepat daripada
anoksia. Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia
dapat dibagi kedalam kelompok yaitu :
1. Hipoksemia

2. Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga)


3. Overventilasi hipoksia

4. Hipoksa histotoksik

2.6 Masalah Keperawatan Berkaitan Dengan Kebutuhan Oksigen Masaah keperawatan


yang umum terjadi terkait dengan kebutuhan oksigen
mi, antara lam :
Tidak Efektifnya Jalan Napas
Masaah keperawatan mi menggambarkan kondisi jalan napas yang tidak
bersih, misalnya karna adanya sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan jalan napas
oleh karena spasme bronkus, dan lain lain.
21 tb
Tidak efektifnya Pola Napas
Tidak efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi dimana pola napas, yatu insprasi
dan ekspirasi, menunjukkan tidak normal. Penyebab biasanya karena kelemahan
neuromuskular, adanya sumbatan ditrakeobronkhmal,
kecemasan dan am kun.
Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan
antara oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas
antara alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli kondisi
anemia, proses penyakit, dan lain-
lam
Penurunan perfusi jaringan Penurunan perfusi jarmgan adaah suatu keadaan dimana sel
kekurangan suplai nutrsi dan oksigen. Penyebabnya dapat terjadi karena kondsi
hipovelemia, hipervolemia, retensi karbon diogsida.
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas adalah keadaan dimana seseorang mengalani penurunan kemampuan
untuk melakukan aktivirtasnya. Penyebabnya antara lain karena ketidak seumbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen, produksi yang
dihasilkan menurun, dan lan-lain.
Perubahan pola tidur
Gangguan kebutuhan oksigen dapat mengakibatkan pola tidur terganggu. Kesulitan
bernafas (sesak nafas) menyebabkan seseorang tidak bisa tidur. Perubahan pola tidur juga
dapat terjadi karena kecemasan dengan penyakit
yang dideritanya.
22 7. Resiko terjadinya iskemik otak Gangguan oksigenasi mengakibatkan suplai darah
keotak berkurang Hal tersebut disebabkan oleh cardiac output yangmenurun, aliran darah
keotak berkurang, gangguan perfusi jaringan otak, dan lain-lan. Akibatnya, otak
kekurangan oksigen sehingga beresiko terjadinya kerusakan jarimgan otak.
2.7 Beberapa Metode Pemenuhan Kebutuhan Oksigen 1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru- paru melalui
saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat
melalu tiga cara yaitu melalu kanula, nasal dan masker. Pemberian oksigen tersebut
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
terjadinya hipoksia.
Persiapan Alat dan Bahan : l. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier 2.
Nasal kateter, kanula, atau masker
3. Vaselin/lubrikan atau pelumas ( jelly)
Prosedur Kerja :
|. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

3. Cek flowmeter dan humidifier

4. Hidupkan tabung oksigen


5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuakan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.

23 7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu
berikan lubrikan dan masukkan. 8. Catat pemberian dan lakukan observasi
9. Cuci tangan

10. Fisioterapi dada

Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi,
vibrasi dan postural drainage.
a. Perkusi
Disebut juga clapping adalah pukuah kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding
dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk. Tujuannya, secara mekanik
dapat mekpaskan sekret yang mekkat pada dnding bronkhus.
Prosedur: 1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk
mengurangi ketidaknyamanan.
t-
Anjurkan klien tarik napas dam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru sekma 1-2 ment

4. Perkusi tidak bokeh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah

cedera seperti : mammae, stemum dan ginjal.


b. Vibrasi
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada
dnding dada klien. Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan
turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan
bergantian dengan
perkusi.
24 Prosedur:
C.
Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di
dramage. Satu tangan diatas tangan yang kun dengan jari-jari menempel bersama dan
ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara
lambat lewat mulut atau pursed lips.
Selama masa eksprasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir
semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien
melakukan inspirasi
Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke
dalam tempat sputum.
Postural drainage
Merupakan salah satu mtervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai
segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi Waktu yang terbaik
utnuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam
sebelum tidur pada malam hari. Postural dramage harus lebih sering dilakukan
apabila lendir klien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau ketika klien
menderita demam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:
a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti possi

b. Mmum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.


c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan

postural drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.
25 Peralatan:
a. Bantal

b. Papan pengatur posisi


c. Tisu wajah

d. Segelas ar

e. Sputum pol

Prosedur:
|. Cuci tangan
2. Pilih area yang tersumbat yang akan di dramage berdasarkan pengkajian semua area
paru, data klmis dan chest X-ray.

3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.


4. Minta klien mempertahankan possi tersebut selama 10-15 menit.

5. Selama 10-15 menit draimage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada
diatas arca yang di dramage

6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa
batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot.

7. Minta klhen istirahat sebentar bila perlu

8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.

9. Anjurkan klien minum sedikit air.

10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter draimage

11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.

12. Cuci tangan


13. Dokumentas kan

. Napas dalam dan batuk efektif


Napas dalam
Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal
(diafragma) dan purse lips breathing.
26 b.
Prosedur: 1. Atur posisi yang nyaman Feksikan lutut klien untuk mereaksasikan otot
abdomen
Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
ke TA Ia
Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama
inspwasi 5. Hembuskan udara lewat bibr seperti menup (purse lips braething) secara
perlahan-lahan Batuk efektif Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret. Prosedur: |.
Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik 2. Batukkan 2 kah.
Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot. 3. Hindari
penggunaan waktu yang lama sekma batuk karena dapat menyebabkan fatigue dan
hipoksia.
4. Suctioning (pengisapan lendir)
Pengsapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak
mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan
untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi. Persiapan Alat dan
Bahan :
An ma 8 »
Alat pengsap lendr dengan botol yang bersi larutan desinfektan Kateter pengsap lendir
Pinset steril
Dua kom berisi larutan akuades/NaC1 0,995 dan larutan desinfektan Kasa steril
Kertas tsu
27 1 an Ie 3 Rn
Prosedur Kerja : Cuci tangan Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan. Atur pasien dalam possi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
Gunakan sarung tangan Hubungakan kateter penghsap dengan selang penghisap Hidupkan
mesin penghisap Lakukan penghsapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke
dalam kom berisi akuades atau NaC10,99c untuk mencegah trauma mukosa. Masukkan
kateter pengsap dalam keadaan tidak mengisap Tarik lendr dengan memutar kateter
pengisap sekitar 3-5 detik Bias kateter dengan akuades atau NaC1 0,99 Lakukan hingga
lendir bersih
. Catat respon yang terjadi |
Cuci tangan
28 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Oksigen (O2) adaah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristwa
menghrup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta
menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil ssa oksidasi. Penyampaian oksigen
ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem resprasi
(pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa
ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, si abdomen,
dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi
pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi
yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
3.2 Saran
e Dengan selesainya makalah mi disarankan kepada para pembaca agar dapat lebh
memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan oksigeni pada Rumah
Sakit serta dapat mengaplikasikannya dam dunia keperawatan.
e Diharapkan perawat serta tenaga kesehatan lainnya mampu memahami dan mendalami
Kebutuhan fisiologis oksigenasi yang merupakan kebutuhan
dasar manusia yang sangat mendasar
23 DAFTAR PUSTAKA
Allen, CarolVestal, 1998,MemahamiProses Keperawatan DenganPendekatan Latihan,, alih
A.Aziz Alimul H.Pengantar Kebutuhan DasarManusa. SalembaMedika. 2006 . Jakarta.
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Euko Jambusari No
7A: Yogyakarta.
Greven, Ruth, 1999, fundamental of nursing: human health and function, Philadelphia:
lippincott. bahasa Cristantie Effendy, Jakarta: EGC
Situs Internet:
http//eblogmakalah.b bgspot.com'2012/04/makalah-tentang-oksigen.html/Diak ses Pada
Tanggal 11 Mei 2015, Pukul 11.00 WIB. Pariaman.
http//julardisyah.blo gspot.com/2013/1 Ifaskep-kebutuhan-oksigenasi 16.html/ Diakses
Pada Tanggal 11 Mei 2015, Pukul 11. 00 WIB. Pariaman.
Allen, CarolVestal, 1998,/MemahamiProses Keperawatan DenganPendekatan Latihan,, alih
A.Aziz Alimul H.Pengantar Kebutuhan DasarManusa. SalembaMedika. 2006 . Jakarta.
Greven, Ruth, 1999, fundamental of nursing: human health and function, Philadelphia:
lippincott. bahasa Cristantie Effendy, Jakarta: EGC
30

Anda mungkin juga menyukai