2) Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi
surfaktan (suatu fosfolpid yang melapsi permukaan dam dan mencegah alveokr agar
tidak kolaps)
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang bersi cairan tips pkura yang berfungsi untuk
memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah
pemisahan toraks dengan paru-paru Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari
tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru.
Gambar 4 Alveoli di Ujung Akhir Jalan Napas Bagian Bawah
13 2.3 Fisiologi pernapasan
Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan
Ingkungannya dimana O2 yang dihirup (wnsprasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yatu paru-paru dan sebuah pompa
ventilasi yang terdwi atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen,
dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada
keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-15 kali per ment.
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu : |. Ventilasi
Yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara
udara atmosfir dengan alveol. Pada mspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan
volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ventilasi :
Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
2. Difusi Yatu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara aveolus dan
kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yatu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih
rendah. Karena dindng alveoli sangat tipis dan dikellng oleh jaringan pembuluh
darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
14 Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran
respirasi sangat mempengaruhi proses difusi Secara normal gradien tekanan oksigen
antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
c. Jumlah darah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jarngan dan karbon dioksia dari
jaringan ke paru-paru. Sekitar 97940 oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah
berikatan dengan hemoglobn (Hb) dan 3 46 oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah
merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi
dam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobn
(HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan Oz dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3
difosfogliserat dalam darah merah.
16 Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.
2.4 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigen. A. Faktor Fsiologi
Menurunnya kapasitas pengingatan O2» seperti pada anemia.
Menurunnya konsentrasi O» yang dimsprasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian
atas.
Hipovokmia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O» terganggu.
Meningkatnya metabolsme seperti adanya mfeksi demam, ibu hami, luka, dan lam-lain.
Kondisi yang memengaruhi pergerakan dindmng dada seperti pada kehamilan, obesitas,
muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.
B. Faktor Perkembangan
Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
Anak usia sekolah dan remaja, rsiko mfeksi saluran pernapasan dan merokok.
Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkman
arterioskkerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
17 C. Faktor Perilaku
Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk
menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak
menimbulkan arteriokleross.
Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrs/Fe menurun
mengakibatkan penurunan hemogobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
D. Faktor Lingkungan
Cc.
Tempat kerja Suhu lingkungan
Ketinggian tempat dan permukaan laut.
Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :
r, -,
Gangguan kondiksi seperti dstritmia (takikardia/bradikardia).
Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien
dekom menmbukan hipoksia jaringan.
Kerusakan fungsi katup seperti pada stenoss, obstruksi, regurgitasi darah
yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari
arteri koroner ke miokardium.
18 2.5 Perubahan Fungsi Pernapasan
l. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar
pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat dsebabkan karena :
a. Kecemasan
b. Inteksrsepsis
c. Keracunan obat-obatan
19 £
Kerusakan/gangguan ventilasi.
Tanda-tanda hipoksia antara lain : keleahan, kecemasan, menurunnya
kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dakm,
sianosis, sesak napas, dan clubbing.
Gangguan Oksigenasi Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak
terlepas dari
adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun
fisiologi dari organ-organ respirasi Gangguan pada sistem respirasi dapat d sebabkan
diantaranya oh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain-
kun. Gangguan tersebu akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak
terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan respirasi dikelompokkan
menjadi tiga. Yaitu:
a) Gangguan irama/frekuensi pernapasa
ba
Gangguan irama pernafasan antara lam : Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus
pernafasan yang amplitudonya mula-mula dangkal makin naik kemudian makin menurun
dan berhenti. Lalu pernafasan dimulai gi dengan sikus baru. Jenis pernafasan mi biasanya
terjadi pada klien gagal jantung kongesti peningkatan tekanan intrakranial, overdoss obat.
Namun secara fisiologis, jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang di ketmggian
12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi saat tidur. Pernafasan 'biot' yaitu
pernafasan yang mirip dengan pernafasan cheyne- stokes, tetapi amplitudonya — rata dan
dsertai apnea, keadaan pernafasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput
otak. Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman meningkat serng
mekbii 20 kamen. Jens pernafasan mi dapat ditemukan pada klien dengan asidosis
metabolik dan gagal ginjal.
20 Gangguan frekuensi pernafasan Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang
jumlah nya menmngkat diatas frekuensi pernafasan normal. Bradipnea, yaitu kebalikan
dari takipnea dimana frekuensi pernafasan
yang jumahnya menurun dibawah frekuensi pernafasan normal.
b) Insufisiensi pernafasan
Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus
2. Kelaman yang menurunkan kapasitas difusi paru.
3. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-paru ke
jaringan.
c) Hipoksia.
Hipoksia adalah kekuranga oksigen dyjarmgan, stilah ii lebih tepat daripada
anoksia. Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia
dapat dibagi kedalam kelompok yaitu :
1. Hipoksemia
4. Hipoksa histotoksik
23 7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu
berikan lubrikan dan masukkan. 8. Catat pemberian dan lakukan observasi
9. Cuci tangan
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi,
vibrasi dan postural drainage.
a. Perkusi
Disebut juga clapping adalah pukuah kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding
dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk. Tujuannya, secara mekanik
dapat mekpaskan sekret yang mekkat pada dnding bronkhus.
Prosedur: 1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk
mengurangi ketidaknyamanan.
t-
Anjurkan klien tarik napas dam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru sekma 1-2 ment
4. Perkusi tidak bokeh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah
postural drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.
25 Peralatan:
a. Bantal
d. Segelas ar
e. Sputum pol
Prosedur:
|. Cuci tangan
2. Pilih area yang tersumbat yang akan di dramage berdasarkan pengkajian semua area
paru, data klmis dan chest X-ray.
5. Selama 10-15 menit draimage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada
diatas arca yang di dramage
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa
batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter draimage