Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP TEORITIS KEBUTUHAN AKTIVITAS


Dosen Pengapu : Ns.Fischa Awalin,M.kep.,Sp.Kep.MB

Disusun oleh :
Kelompok 5
Fina Ayu yulyana :2211101005
Imam Ma’ruf Farauq : 2211101010
Nadiatullumah : 2211101020

UNIVERSITAS CENDEKIA ABDITAMA


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PRODI D III KEPERAWATAN
Jl. Islamic Raya, Klp. Dua, Kec. Klp. Dua, Kabupaten Tangerang, Banten
Tahun Ajaran
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Konsep Teoritis Kebutuhan Aktivitas
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Konsep Teoritis Kebutuhan
Aktivitas dan manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Tangerang, Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................i
Daftar isi .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan Penulis.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian aktivitas ................................................................................2
B. Sistem tubuh yang berperan dalam Kebutuhan Aktivitas .......................2
C. Kebutuhan mobilitas dan imobilitas .......................................................3
D. Pengertian Mobilitas ..............................................................................4
E. Jenis Mobilitas .......................................................................................5
F. Faktor yang mepengaruhi Mobilitas ......................................................6
G. Pengertian Imobilitas ..............................................................................7
H. Perubahan sistem tubuh akibat Imobilitas ..............................................7
I. Pengertian postur tubuh ..........................................................................8
J. Faktor yang mempengaruhi Postur Tubuh ..............................................8
K. Prinsip mekanika tubuh ...........................................................................9
L. Pergerakan dasar dalam mekanika tubuh ...............................................9
M. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh dan ambulasi ........10
N. Dampak mekanika tubuh dan ambulasi .................................................10
O. faktor-yang mempengaruhi postur tubuh ...............................................11
P. Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan mobilitas, imobilitas ,
postur tubuh, mekanika tubuh dan ambulasi ..........................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang
melakukan aktivitas, seperti berdiri, berjalan, dan bekerja. Kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem saraf dan
muskuloskeletal.
ktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan
sehat. Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya
dalam melakukan berbagai aktivitas. Kemampuan aktivitas seseorang itu
tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian kebutuhan aktifitas, mobilitas, imobilitas, poster
tubuh, mekanika?
2. Apa saja sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktifitas
mobilitas, imobilitas, poster tubuh, mekanika? ?
3. Jelaskan Faktor yang mempengaruhi mobilitas, imobilitas, poster
tubuh, mekanika??

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu kebutuhan aktifitas mobilitas, imobilitas, poster
tubuh, mekanika dan untuk memenuhi tugas mata kuliah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia


memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti
berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas
dari keadekuatan system persarafan dan muskuloskeletel.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang
saling berhubungan dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling
mempengaruhi manusia yang lain seperti istirahat.

B. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN


AKTIVITAS

Ada pun sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas:

1. Tulang

Merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, diantaranya :

a. Mekanis :
- Membentuk rangka
- Tempat melekatnya berbagai otot.
b. Tempat penyimpanan mineral (Kalsium dan Fosfor).
c. Tempat sumsum tulang sebagai pembentuk sel darah.
d. Pelindung organ-organ dalam.

Jenis tulang :

a. Pipih ( kepala dan pelvis).


b. Kuboid (Vertebra dan tarsal).
c. Panjang (Femur dan Tibia).

2
2. Otot dan tendon
a. Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan
tubuh bergerak sesuai keinginan
b. Tendon adalah suatu jaringan ikat yang melekat pada tulang, origo
adalah tempat asal tendon dan insersio adalah arah tendon.
c. Terputusnya tendon akan membuat kontraksi otot tidak akan dapat
menggerakkan tulang
3. Ligamen

Merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.

4. Sistem Syaraf
a. Terdiri dari sistem syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan
syaraf tepi (perifer).
b. Setiap syaraf memiliki bagian somatis dan otonom.
c. Bagian Somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik
5. Sendi
Merupakan tempat bertemunya dua ujung tulang atau lebih.Sendi
membuat segmentasi darikerangka tubuh dan memungkinkan gerakan
antar segmen dan bebagai pertumbuhan tulang.

C. KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS


1. Pengertian mobilitas

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak


secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
akttivas guna mempertahankan kesehatanya

2. Jenis Mobilitas
a. mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari-hari mobilitas penuh ini merupakan fungsi

3
saraf motrik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh
area tubuh seseorang
b. mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh ganguan saraf motorik dan sensorik pada area
tubuhnya hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
dengan pemasangan traksi pasiesn paraplegi dapat mengalami
mobilitas sebagai [ada elstre,otas bajwa larema lejo;amgam lpmtrp;
,ptprol dam sesmsprol ,pbo;otas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis,
yaitu sebagai berikut
a. mobilitas sebagai temporer , merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara . hal
tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem
muskuloskeletal contonya adalah adanya disilokasi sendi dan
tungan
b. mobilitas sebagain permanen, merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batas yang sifatnya menetap. hal tersebut
disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel, contohnya
terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang
belakang., poliomielitis karena terganggunya sistem saraf motorik
dan sensorik .

D. FAKTOR YANG MEMENGARUHI MOBILITAS

mobilitas seseorang dapat dipergaruhi oleh beberapa faktor, diataranya


sebagai berikut

a. gaya hidup, perubahan gaya hidup adapat memengaruhi


kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak
pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari
b. proses penyakit /cedera proses penyakit dapat memengaruhi
kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem
tubuh. sebagai contoh orang yang menderita fraktur femur akan

4
mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian
bawah.
c. budaya kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan,
d. tingkat energi, energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas.
agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan
energi yang cukup
e. usia dan status perkembangan, terdapat perbedaan kemampuan
mobilitas pada tingkt usia yang berbeda.

E. Pengertian imobilitas
Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan yakni seseorang tidak
dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang menggangu pergerakan
(aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang , cedera otak berat
disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya
F. Jenis Imobilitas
a. imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik
dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan,
seperti pada pasien dengan hemiplegia yang tidak mampu
mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat
mengubah posisi tubuhnya mengurangi tekanan
b. Imobilitas intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan
otak akibat suatu penyakit .
c. imobilitas emosional, keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan
secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam
menyesuaikan diri.
d. imobilitas sosial keadaan individu yang mengalami hambatan dalam
melakuakn interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat
memengaruhi peranya dalam kehidupan sosial .

5
G. Perubahan sistem tubuh akibat imobilitas
Dampak dari imobilitas dalam tubuh dapat memengaruhi sistem tubuh,
seperti perubahan pada metabolisme tubuh, ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit, gangguan dalam kebutuhan nutrisi, gangguan fungsi
gastrointestinal, perubahan sistem pernapasan, perubahan kardiovaskular,
perubahan sistem muskuloskeletal, perubahan kulita, perubahan eliminasi
(buang air besar dan kecil(, dan perubahan perilaku.
a. perubahan metabolisme
secara umum imobilitas dapat menggangu metobolisme secara normal,
mengingat imobilitas dapat menyebabkan turunya kecepatan metabolisme
dalam tubuh.
b. kegitdak seimbangan cairan dan elektroit
terjadinya ketidak seimbangan cairan dan elektorlit sebagai dampak dari
imobilitas akan mengakibatkan persedian protein menurun dan konsentrasi
protein serum berkurang sehingga dapat menggangu kebutuhan cairan
tubuh.
c. ganguan pengubahan zat gizi
terjadinya gangguan zat gizi disebabkan oleh menurunnya pemasukan
protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-zat makanan pada
tingkat sel menuru, yaitu sel tidak lagi menerima glukosa, asam aminu,
lemak dan oksigen dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan
aktivitas metabolisme .
d. Gangguan fungsi gastrointestinal
imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal. hal ini
disebabkan keran imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang
dicerna, sehingga penurunan jumlah masukan yang cukup dapat
menyebabkan keluhan, sepeti perut kembung, mual dan nyeri lambung
yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.
e. perubahan sistem pernapasan
imobilitas menyebabkan terjadinya perubahan sistem pernapasan, akibat
imobilitas, kada hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan
terjadinya penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan

6
aliran oksigen paru dapat terjadi karena tekanan yang meningkat oleh
permukaan paru.
f. perubahan kardiovaskular
perubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas antara lain dapat berupa
hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya
pembentukan trombus. terjadinya hipotensi ortostatik dapat disebabkan
oleh menurunya kemampuan saraf otonom.

H. POSTUR TUBUH.
1. Pengertian
Postur tubuh (body alignment) merupakan susunan geometris dari bagian-
bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh yang lain. bagian
yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligamen, dan
otot. apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi
keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti
dalam posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang benar.
postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik,
mengurangi jumlah energi yang digunakan, mempertahankan
keseimbangan mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru, dan
meningkatkan sirkulasi, baik renal maupun gastrointestinal, untuk
mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut :
a. keseimbangan dapat dipertahankan jika garis gravitasi (line of gravity-
garis imaginer vertikal melewati pusat gravitasi (center of agravity –
titik yang berada di pertengahan garis tubuh ) dan dasar tumpuan (base
of support-posisi menyangga atau menopang tubuh)
b. jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah,
kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar
c. jika garis gravitasi berada di luar pusat tumpuan, energi akan lebih
banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan,
d. dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh yang
baik akan menghemat energi dan mencegah kelelah otot.

7
e. perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan
otot.
f. memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan
otot dan ligamen
g. posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan
otot serta mencegah kelelahan
h. pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah
kelelahan
i. membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk
mencegah beban belakan g
j. postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa
nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur

I. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI POSTUR TUBUH


Pembentukan postur tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya sebagai berikut
a. status kesehatan, perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan
yang tidak optimal pada organ atau bagian tubuh yang mengalami
kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi pembentukan
postur.
b. nutrisi. nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan energi yang
digunakan dalam membantu proses pengaturan keseimbangan organ, otot,
tendon, ligamen, dan persendian.
c. Emosi. emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga
keseimbangan tubuh,
d. gaya hidup. perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang menjadi lebih
baik atau bahkan sebaliknya menjadi buruk.
e. perilaku dani nilai. adanya perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat
memengaruhi pembentukan postur..

8
J. PRINSIP MEKANIKA TUBUH
Prinsip yang digunakan dalam mekanika tubuh adalah sebagai
berikut :
a. Gravitasi merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam
melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi
sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh . terdapat tigak faktor yang perlu
diperhatikan dalam gravitasi yaitu sebagai berikut:
a) Pusat gravitasi (center of gravity) titik yang berada di pertengahan
tubuh.
b) garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imaginer vertikal
melalui pusat gravigravitasi
c) dasar tumpuan (base of support) merupakan dasar tempat seseorang
dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh.
b. keseimbangan. keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai
dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat
gravitasi dan dasar tumpuan.
c. berat dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan
adalah berat bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan
memengaruhi mekanika tubuh.

K. PERGERAKAN DASAR DALAM MEKANIKA TUBUH


Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia. sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan
dasar yang harus diperhatikan, diantaranya sebagai berikut:
a. Gerakan (ambulating) gerakan yang benar dapat membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh. sebagai contoh, keseimbangan
pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan akan berbeda. orang yang
berdiri akan lebih mudah stabil dibanding dengan orang yang berjalan,
karena pada posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi
satu ke sisi lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. pada
saat berjalan terdapat dua fase, yaitu fase menahan berat dan fase
mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.

9
b. Menahan (squatting) dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu
berubah, sebagai contoh posisi orang yang duduk akan berbeda dengan
orang yang jongkok, dan tentunya juga berbeda dengan posisi
membungkuk. gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk
memberikan posisi yang tepat dalam menahan. dalam menahan sangat
diperlukan dsar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan
memudahkan gerakan yang akan dilakukan.
c. Menarik (pulling) menarik dengan benar akan memudahkan untuk
memindahkan benda. terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebelum menarik benda, diantaranya ketinggian, letak benda (sebaiknya
berada di depan orang yang akan menarik), posisi kaki dan tubuh dalam
menarik (sepeti condong ke depan dari panggul), sodorkan tangan dan
lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku
diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul , lutut, dan pergelangan
kaki ditekuk, lalu lakukan penarikan.
d. Mengangkat (lifting). mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik.
gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah
perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian
belakang.
e. Memutar (pivoting). memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota
tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. gerakan memutar yang baik
memerhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi
pengaruh buruk pada postur tubuh.

L. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MEKANIKA TUBUH


DAN AMBULASI
a. Status kesehatan, perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. perubahan
tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari dan lain-lain
b. Nutri salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses
pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. kekurangannutrisi bagai tubuh

10
dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit.
sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium lebih mudah mengalami
fraktur
c. Emosi. kondisi psikologis seseorang dapat memudahkan perubahan
perilaku. yang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan
ambulasi yang baik. seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak
bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan mudah mengalami
perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
d. Situasi dan kebiasan. situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang
misalnya sering mengangkat benda-benda akan menyebabkan perubahan
mekanika tubuh dan ambulasi
e. Gaya hidup perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas,
sehingga, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh,
f. Pengetahuan . pengetahuan yang baik terhadap pengguna mekanika tubuh
akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar,
sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. sebaliknya, pengetahuan
yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan
menjadikan seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi sistem
neurologi dan muskuloskeletal.

M. DAMPAK MEKANIKA TUBUH DAN AMBULASI

Pengguna mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi


secara berlebihan, Dampak yang dapat ditimbulkan dari pengguna mekanika
tubuh yang salah adalah sebagai berikut :

a. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan


gangguan dalam sitem muskuloskeletal
b. Risiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. seseorang salah
dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya
gangguan dalam struktur muskuloskeletal, misalnya kelainan pada tulang
vertebra

11
N. ASUHAN KEPERAWATAN MOBILITAS – IMOBILITAS, POSTER
TUBUH , MAKANIKA TUBUH DAN
A. Prosedur penerimaan pasien baru merupakan prosedut yang mengatur
penerima baru masuk di rumah sakit untuk dilakukan perawatan, dengan
bertujuan mengetahui keadaan pasien, dan melakukan perawatan pasien.
persiapan
a. tempat tidur dalam keadaan bersih dan siap pakai, serta fasilitas
lainnya
b. meja dan kursi pasien
c. dokumen rekam medis
d. alat pemeriksaan fisik, antara lain termometer, tensimeter, timbangan
BB bila perlu

cara pelaksanaan :

a. lakukan penerimaan pasien di ruangan


b. perkenalkan diri pada klien dan keluarganya
c. pindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang dengan
berangkat atau kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman
d. perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar
e. berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan,
termasuk perawat yang bertanggung jawa dan sentralisasi obat, dokter
yang bertanggung jawab dan jadwal visit, serta tata tertib ruangan
f. lakukan pengkajian data pasien
g. lakukan inform consent untuk pelaksanaan perawatan di ruangan

B. Mentranspotasi pasien
merupakan tindakan memindahkan pasien dari tempat tidur ke branchard
caranya :
1. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. atur pbranchard dalam posisi terkunci
3. bantu pasien dengan 2-3 petugas

12
4. berdirilah menghadap pasien
5. silangkan tangan di depan dada
6. petuga/pelaksana menekuk lutut kemudian memasukan tangannya ke
bawah tubuh pasien
7. petugas pertama meletakan tangan dibawah leher/bahu dan bawah
pinggang, petugas kedua meletakan tangan dibawah pinggang dan
panggul pasien dan petugas ketiga meletakan tangan dibawah pinggul
dan kaki.
8. angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
9. atur posisi pasien dibrachard

C. Memposisikan pasien fowler, semi fowler, lithotomi, dorsal recumbent,


sim, trendelenberg, supine, prone miring kanan dan kiri.
posisi fowler
merupakan posisi dengan setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi.

alat/bahan :
Bantal
caranya :

1. cuci tangan
2. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. tinggikan kepala tempat tidur 45-60 derajat
4. topang kepala diatas tempat tidur atau bantal kecil
5. gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak
dapat mengontrolnya secara sadar dapat menggunakan tangan dan
lengan
6. tempatkan bantal tipis di punggung bawah
7. tempat bantal kecil atau gulungan handuk dibawah paha
8. tempat bantal kecil atau gulungan dibawah pergelangan kaki
9. tempat papan kaki didasar telapak kaki pasien

13
10. turunkan tempat tidur
11. observasi posisi pasien kesejajaran tubuh, dan tingkat kenyamanan
12. cuci tangan
13. catat respon pasien

Posisi SIM
Merupakan posisi berbaring miring baik ke kanan atau kekiri
alat/bahan
bantal
caranya :
1. cuci tangan
2. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. tempatkan kepala datar ditempat tidur
4. tempatkan pasien dalam posisi terlentang
5. posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian pada abdomen
6. tempat bantal dibawah kepala
7. tempat bantal dibawah lengan atas yang difleksikan, yang menyokong
lengan setinggi bahu, sokong lengan lain diatas tempat tidur
8. tempatkan bantal dibawah tungkai atas yang difleksikan yang
menyokong tungkai setinggi panggul
9. tempatkan bantal pasien paralel dengan permukaan plantar kaki
10. turunkan tempat tidur
11. observasi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi
tekanan
12. cuci tangan
13. catat respon pasien

Posisi Trendelenburg
merupakan posisi dengan bagian kepala lebih tendah dari bagian kaki
alat/bahan
1. bantal
2. tempat tidur khusus

14
3. balok penopang kaki tempat tidur
caranya :
1. cuci tangan
2.
3. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. pasien dalam keadaan berbaring (terlentang)
5. tempatkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien
6. tempatkan bantal dibawah lipatan lututu
7. tempatkan balok penopang dibagian kaki tempat tidur
8. atur tempat tidur khusus denginggikan bagian kaki pasien
9. cuci tangan
10. catat respon pasien

posisi Dorsal Recumbent


merupakan posisi terlentang dengan kedua lutut ditarik atau direnggangkan
alat/bahan:
1. bantal
2. tempat tidur khusus
3. selimut
caranya :
1. cuci tangan
2. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. pasien dalam keadaan berbaring (telentang )
4. pakaian bawah dibuka
5. tekuk lutut dan direnggangkan

15
6. pasien selimut untuk menutupi area genetalia
7. cuci tangan
8. catat respon pasien

Posisi lithotomi
merupakan posisi terlentang dengan mengankat kedua kaki dan ditarik keatas
abdomen

alat/bahan :
1. bantal
2. tempat tidur khusus
3. selimut
4.
caranya :
1. cuci tangan
2. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. pasien dalam keadaan berbaring (telentang)
4. angkat kedua paha dan ditarik ke atas abdomen
5. tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadapa paha
6.
7. letakkan bagian lutut/kaki pada penyangga kaki ditempat tidur khusus
untuk posisi lithotomi
8. pasang selimut
9. cuci tangan

16
10. catat respon pasien

Posisi genu pectoral (Knee Chest)


merupakan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur
alat/bahan :
1. tempat tidur
2. selimut
Caranya :
1. cuci tangan
2. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan keuda kaki
ditekuk dan dada menempel pada matras tempat tidur
4. pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien
5. cuci tangan
6. catat respon pasien

17
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan
praktik keperawatan Langsung pada klien di bagian tatanan Pelayanan
kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan Dan
merupakan inti dari keperawatan.standar asuhan keperawatan identik dengan
standar asuhan keperawatan berguna sebagai kriteria untuk mengukur
keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan ,mutu dan asuhan keperawatan
yang baik adalah yang mencapai atau memenuhi standar asuhan keperawatan
dan standar profesi yang ditetapkan ,sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan.Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yang menggunakan konsep manajemen secara umum
didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian atau evaluasi. Peningkatan pelayanan adalah derajat
pemberikan pelayanan secara efisien dan efektif sesuai dengan standar
pelayanan, standar profesi yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai
dengan kebutuhan pasien, menggunakan teknologi yang tepat agar hasil
penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan/ keperawatan agar
tercapai derajat kesehatan yang optimal .

B. Saran
Perawat harus lebih teliti dan lebih memahami dan meningkatkan
pengetahuan mengenai konsep asuhan keperawatan agar terciptanya mutu
dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien ,dan agar meningkatnya
derajat kesehatan klien sehingga tercapainya "great nursing".

18
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,


Edisi I. Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta :
EGC
A. Aziz Alimul Hidayat. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta : EGC

19

Anda mungkin juga menyukai