Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….....i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..….ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..….....1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………..…......1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………...1

C.Tujuan Penulisan………………..…………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………..………………………….......2

A. Pengertian Aktivitas...........………………………...………………….…..………....2

B. Sistem tubuh yang berperan dalam Kebutuhan Aktivitas………....…………...2

C. Kemampuan Mobilitas.....................................................................…………...3

D. Kemampuan Rentang Gerak.............................................................................4

E. Kemampuan Kekuatan Otot.............................................................................6

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………........8

A. Kesimpulan………………………………………………………………………….8

B. Saran ………………………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….....9


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawata
Dasar dari dosen Ibu Lisdiyanti Usman, S.KM, M.Kes. Dalam penyusunan makalah ini,
penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari
berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah
ini dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan para mahasiswa dan pembaca.

Gorontalo, Februari 2020

Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas,
seperti berdiri, berjalan, dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari
keadekuatan sistem saraf dan muskuloskeletal.

Ktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat. Seseorang
dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya dalam melakukan berbagai
aktivitas. Kemampuan aktivitas seseorang itu tidak terlepas dari keadekuatan sistem
persarafan dan muskuloskeletal.

Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian kebutuhan aktifitas ?


2. Apa saja sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktifitas ?
3. Jelaskan Kemampuan Mobilitas ?
4. Jelaskan Kemampuan Rentang Gerak ?
5. Jelaskan Kemampuan Kekuatan Otot ?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui apa itu kebutuhan manusia dan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktivitas

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan
seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas
seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan muskuloskeletel.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan
dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang lain seperti
istirahat.

B. Sistem tubuh yang berperan dalam Kebutuhan Aktivitas

Ada pun sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas:

1. Tulang

Merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, diantaranya :

a. Mekanis :
- Membentuk rangka
- Tempat melekatnya berbagai otot.
b. Tempat penyimpanan mineral (Kalsium dan Fosfor).
c. Tempat sumsum tulang sebagai pembentuk sel darah.
d. Pelindung organ-organ dalam.

Jenis tulang :

a. Pipih ( kepala dan pelvis).


b. Kuboid (Vertebra dan tarsal).
c. Panjang (Femur dan Tibia).
2. Otot dan tendon
a. Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak
sesuai keinginan
b. Tendon adalah suatu jaringan ikat yang melekat pada tulang, origo adalah
tempat asal tendon dan insersio adalah arah tendon.
c. Terputusnya tendon akan membuat kontraksi otot tidak akan dapat
menggerakkan tulang
3. Ligamen

Merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.

4. Sistem Syaraf
a. Terdiri dari sistem syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi
(perifer).
b. Setiap syaraf memiliki bagian somatis dan otonom.
c. Bagian Somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik
5. Sendi
Merupakan tempat bertemunya dua ujung tulang atau lebih.Sendi membuat
segmentasi darikerangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan
bebagai pertumbuhan tulang.

C. Kemampuan Mobilitas
Mobilitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur
dengan tujuan memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya.
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan
gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
Jenis mobilitas :

1. Mobilitas penuh
Kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat
melakukan ineraksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
2. Mobilitas sebagian
Kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu
bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh ganguan syaraf motorik dan sensorik.
a. Mobilitas sebagian temporer
Mobilitas Sebagian Temporer merupakan kemampuan seseorang untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Kemungkinan disebabkan
oleh trauma pada muskuloskeletal, Contoh: adanya dislokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas sebagian permanen
Mobilitas Sebagian Permanen merupakan kemampuan seseorang untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan
rusaknya sistem syaraf yang reversibel, contoh: hemiplegia akibat stroke,
paraplegi karena cedera tulang belakang.

Faktor yang mempengaruhi mobilitas :

1. Gaya hidup, Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas


seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2. Proses penyakit, dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat
mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur
femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.
3. Kebudayaan, Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan.contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh, memiliki
kemampuan mobilitas yang kuat dibandingkan dengan orang yang karena adat
budaya tertentu dibatasi aktifitasnya.
4. Tingkat energi, Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang
dapat melakukan mobilitas yang baik dibutuhkan energi cukup.
5. Usia dan status perkembangan, Terdapatperbedaan kemampuan mobilitas pada
tingkat usia yang berbeda.

Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah,sebagai berikut :


Tingkat Kategori
Aktivitas/Mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh.
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang
lain.
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,
dan peralatan.
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan
atau berpartisipasi dalam perawatan.

D. Kemampuan Rentang Gerak


Pengkajian rentang gerak (range of mation-ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu,
siku, lengan, panggul, dan kaki.
Melatih rentang gerak sendi:
Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
 Tekuk tangan pasien kedepan sejauh mungkin
Fleksi dan ekstensi siku
 Tekuk siku pasien sehingga tangannya mendekat bahu
 Lakukan dan kembalikan ke posisi semula

Pronasi dan supinasi lengan bawah


 Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya
 Kembalikan keposisi semula
 Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap kearahnya
 Kembalikan keposisi semula

Pronasi fleksi bahu


 Angkat lengan pasien pada posisi semula

Abduksi dan Adduksi


 Gerakan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat
 Kembalikan keposisi semula

Rotasi bahu
 Gerakkan lengan bawah kebawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan
menghadap kebawah
 Kembalikan keposisi semula
 Gerakkan lengan bawah kebelakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan
menghadap keatas
 Kembalikan keposisi semula

Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki


 Tekuk jari-jari kaki kebawah
 Luruskan jari-jari kemudian dorong kebelakang
 Kembalikan ke posisi semula

Infersi dan efersi kaki


 Putar kaki kedalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya
 Kembalikan keposisi semula
 Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki lainnya
 Kembalikan keposisi semula

Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki


 Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki kearah dada pasien
 Kembalikan ke posisi semula
 Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien

Fleksi dan ekstensi lutut


 Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkah paha
 Lanjutkan menekuk lutut kearah dada sejauh mungkin
 Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki keatas
 Kembali keposisi semula

Rotasi pangkal paha


 Putar kaki menjauhi perawat
 Putar kaki ke arah perawat
 Kembalikan keposisi semula

Abduksi dan adduksi pangkal paha


 Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur,
gerakkan kaki menjauhi badan pasien
 Gerakkan kaki mendekati badan pasien
 Kembalikan keposisi semula

E. Kemampuan Kekuatan Otot


Daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot utnuk melakukan kontraksi yang
beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu
tertentu.
Sedangkan kekuatan otot adalah tenaga, gaya atau ketegangan yang dapat dihasilkan oleh
otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Seseorang mungkin
memiliki kekuatan pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki pada bagian otot
lainnya.
Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak.

Mengukur kekuatan otot:

Skala 0.
     Artinya otot tak  mampu bergerak, misalnya jika tapak tangan dan jari mempunyai
skala 0 berarti tapak tangan dan jari tetap aja ditempat walau sudah diperintahkan untuk
bergerak.

Skala 1.
     Jika otot ditekan masih terasa ada kontraksi atau kekenyalan ini berarti otot masih
belum atrofi atau belum layu.

Skala 2.
Dapat mengerakkan otot atau bagian yang lemah sesuai perintah misalnya tapak
tangan disuruh telungkup atau lurus bengkok tapi jika ditahan sedikit saja sudah tak
mampu bergerak

Skala 3.
Dapat menggerakkan otot dengan tahanan minimal misalnya dapat menggerakkan
tapak tangan dan jari

Skala4.
     Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan.

Skala 5.
Bebas bergerak dan dapat melawan tahanan yang setimpal

Skala diatas pada umumnya dipakai  untuk memeriksa  penderita yang mengalami
kelumpuhan selain mendiagnosa status kelumpuhan juga dipakai untuk melihat apakah ada
kemajuan yang diperoleh selama menjalani perawatan atau sebaliknya apakah terjadi
perburukan pada seseorang penderita.
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi I.


Jakarta : Salemba Medika

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC

A. Aziz Alimul Hidayat. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai