Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEBUTUHAN AKTIFITAS

DISUSUN :

NAMA : Muhamad Renaldi

KELAS : VI.B

NIM :PO.71.20.3.17.047

DOSEN PEMBIMBING : WELLA JUARTIKA,S.Kep.,Ns,M.kep.

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

TAHUN 2019 / 2020


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Alhamdulilah segala puja dan puji syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan, sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul, "KEBUTUHAN AKTIFITAS" Shalawat serta salam tak lupa kami
berikan kepada junjungan kami Nabi besar Muhammad Saw beserta sahabat, kerabat, dan
pengikut beliau hingga akhir zaman.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.Kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Lubuklinggau maret,2020

penulis
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.Konsep kebutuhan aktifitas

B.Menerima pasien baru

C.Memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur

D.Memindahkan pasien dari tempat tidur ke tempat tidur lain

E..Memposisikan pasien fowler,semi fowler,lithotomi,dorsal


recumbent,sim,tredelenberg

F.Membantu ambulasi tanpa alat bantu dan dengan alat bantu

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan
s e s e o r a n g melakukan aktivitas, seperti berdiri, berjalan, dan bekerja.
Kemampuana k t i v i t a s s e s e o r a n g t i d a k t e r l e p a s d a r i k e a d e k u a t a n
s i s t e m s a r a f d a n muskuloskeletal.ktivitas sebagai salah satu tanda bahwa
seseorang itu dalam keadaan sehat. Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana
kemampuannyad a l a m m e l a k u k a n b e r b a g a i a k t i v i t a s . K e m a m p u a n a k t i v i t a s
s e s e o r a n g i t u tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan
muskuloskeletal.Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak
dimanamanusia memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

B.Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan aktifitas?
B. Bagaimana metode dalam penerimaaan pasien baru?
C. Bagaimana cara memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat
tidur dan dari tempat tidur ketempat tidur lainnya?
D. Apa saja posisi-posisi yang dilakukan perawat dalam melakukan
tindakan keperawatan?
E. Apa saja alat yang digunakan dalam ambulasi?

C . T u j u a n P en u l i s a n
A.Mahasisa mampu mengetahui kebutuhan aktifitas

B.Mahasiswa mengetahui posisi pasien dalam keperawatan

C.Mahasiswa mampu memahami cara memindahkan pasien

D.Mahasiswa dapat mengetahui cara penerimaan pasien baru

E.Mahasiswa dapat mengetahui alat dalam ambulasi

 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A.konsep kebutuhan aktifitifitas

1.Definisi kebutuhan aktifitas


Karakteristik fisik individu yang sehat adalah adanya kemampuan melakukan aktifitas untuk
memenuhi kebutuhan misalnya berdiri,berjalan, dan bekerja. Aktifitas adalah suatu energi atau
keadaan untuk bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan aktifitas seseorang
dipengaruhi oleh adekuatnya siatem persyarafan, otot dan tulang, atau sendi. (Tarwoto dan
Tarwonah, 2010). System tubuh yang berperan dalam aktifitas antara lain:

1)Sistem Persarafan
System saraf terdiri dari :System saraf pusat (otak dan medulla spinalis)terjadinya kerusakan
pada siatem saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan
secara umumdan system saraf tepi (percabangan dari saraf pusat)kerusakan saraf tepi dapat
menyebabkantergangggunya daerah yang inervisi.

2)Sistem musculoskeletalyang terdiri dari:


a)Otot
Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur, dan fungsi produksi panas. Fungsi
otot yaitu mengontrol pergerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas. Otot,
tulang, dan sendi terintegrasi menghasilkan pergerakan tubuh, misalnya berjalan dan berlari.Otot
skelet berkontaksi untuk mempertahankan postur. (M. Asikin, 2016)

Menurut Tarwoto & Wartonah, (2010),kontraksi otot skelet dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu, Kontraksi isometric danKontraksi isotonic, kontraksiisometrikini tidak terjadipendekatan
otot selama kontraksi, karena tidak memerlukan sliding myofibril, tetapi secara paksa. Misalnya,
saat kita mengangkat barang yang sangat berat, mendorong meja, dengan tangan lurus sehingga
terjadi tegangan. Sedangkan Kontraksi isotonic adalah jenis kontraksi dimana terjadi
pemendekatan otot tetapi tegangan pada otot tetap konstan. Kontraksi ini memerlukan energi
yang sangat besar. Contoh jenis kontraksi ini adalah mengangkat beban menggukan otot bisep,
kegiatan makan, menyisir, dan lainnya.

b)Sendi
Sendi merupakan semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang tersebut dapat
bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu sama lain. Ada tiga klasifikasi sendi
yaitu, Sendi sinartrosis, sendi yang tidak dapat digerakan karena terdapat jaringan ikat
(sisdenmosis) diantaranya tulang yang saling berhubungan, sendi amfirtrosis, sendi yang
pergerakannya terbatas, dan Sendi diartrosis, sendi yang mampu digerakan secara bebas.
c)Tulang (rangka)
Secara umum fungsi dari tulang (rangka) adalah sebagai berikut:
(1)Menyongkong jaringan tubuh, termasuk memberi bentuk pada tubuh (postur tubuh)
(2)Melindungi bagian tubuh yang lunak, seperti otak, paru-paru, hati dan medulla spinalis
(3)Sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, termasuk juga ligament
(4)Sebagai sumber mineral, seperti garam, fosfat dan lemak.
(5)Berperan dalam proses hematopoiesis (produksi sel darah)

2.Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas


Menurut Andri &Wahid, 2016 faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas adalah sebagai
berikut :
1)Tingkat perkembangan tubuhUsia akan mempengaruhi tingkat perkembangan mobilitas pada
tingkat usia yang berbeda.
2)Keadaan fisikcacat tubuh, dan mobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh.
3)Keadaan nutrisiKurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan pada otot, dan obesitas dapat
menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas
.4)Kelemahan neuromuscular dan skeletalAdanya postur abnormalseperti scoliosis, lordosis, dan
kifosis dapat berpengaruh terhadap pergerakan.
5)Pekerjaan Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas bila dibandingkan
dengan petani atau buruh.

3.Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh adalah penggunaan organ tubuh secara efisiensi dan efektif sesuai dengan
fungsinya.melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan
kesehatan. Setiap aktifitas yang dilakukan oleh perawat harus memperhatikan mekanika tubuh
yang benar seperti kegiatan mengangkat dan mempindahkan pasien.

4.Faktor Yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh Dan Ambulasi


Menurut hahwita dan sulistyowati (2017) faktor yang mempengaruhi dinamika tubuh dan
ambulasi antara lain:
1)Status kesehatanPerubahan status kesehatan dapat mempengaruhi siastem musculoskeletal dan
sistem saraf berupa penurunan kordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit,
berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
2)Nutrisi Salah satu fubgsi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan
memudahkan terjadinya penyakit
.3)EmosiKondisi psikologis dapat menurunkan kemampuan dinamika tubuh dan ambulasi yang
baik, seseorangyang mengalami perasaan tidak aman , tidak bersemangat dan harga diri rendah,
akan mudah mengalami perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
4)Situasi dan kebiasaan Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang misalnya, sering
mengangkat benda-benda berat,akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.

5)Gaya hidup Gaya hidup adalah perubuhan pola hidup seseorang, dapat menyebabkan stress
ddan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktifitas sehingga dapat
menggagu koordinasi musculoskeletal dan neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan
perubahan mekanika tubuh.

B.Menerima pasien baru


1.Pengertian penerimaan pasien baru
P e n e r i m a a n p a s i e n b a r u m e r u p a k a n s u a t u t a t a c a r a a t a u p u n p e d o m a n dalam
menerima pasien baru masuk. Penerimaan pasien baru merupakan suatu  prosedur yang
dilakukan oleh perawat ketika ada pasien baru datang ke sebuah r u a n g a n r a w a t i n a p .
P e n e r i m a a n p a s i e n b a r u m e r u p a k a n s a l a h s a t u b e n t u k    pelayanan kesehatan
yang komprehensif melibatkan pasien dan keluarga, dimanas a n g a t m e m p e n g a r u h i m u t u
kualitas pelayanan. penerimaan pasien barutermasuk bagian utama dari
proses keperawatan sebab sebelum m e l a k u k a n tindakan medis
selanjutnya,perawat harus terlebih dahulu mengetahui identitas  pasien yang di peroleh
ketika perawat menerima pasien baru tersebut,baik rujukan d a r i r u m a h m a u p u n
r u j u k a n d a r i t e m p a t l a i n m i s a l n y a r u m a h s a k i t a t a u  puskesmas.

2.Tujuan penerimaan pasien baru


1.Mengetahui keadaan pasien dan keluarga
2.Pasien bisa langsung menempati ruang perawatan
3.Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
4.Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS

3.Persiapan penerimaan pasien baru


1.Tempat tidur dalam keadaan bersih dan siap pakai
2.Fasilitas yang bersedia dalam kondisi baik 
3.Meja dan kursi pasien dalam keadaan bersih
4.Lembar orientasi pasien baru dan keluarga
5.Berkas rekam medis
6.Peralatan untuk pemeriksaan

4.Tahapan penerimaan pasien baru


*Tahap Pra Penerimaan Pasien Baru
1.Menyiapkan kelengkapan administrasi
2.Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3.Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4.Menyiapkan buku status pasien dan fornmat pengkajian keperawatan
5.Menyiapkan inform consent sentralisasi obat
6.Menyiapkan nursing kids
7.Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga dan pengunjung ruangan

5.Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru


1.P a s i e n d a t a n g d i r u a n g a n d i t e r i m a o l e h k e p a l a r u a n m g a n a t a u p e r a w a t  primer
atau perawat yang diberi delegasi
2.Perawat memperkenalkan diri pada klien dan keluarganya
3.Perawat bersama dengan karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila
pasien datang dengan berangkat atau kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman
4.Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar 

5.se t e l a h pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan


p e r a w a t memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang
o r i e n t a s i ruangan. Perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab
d a n sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visit)dan tata tertib
ruangan.
6.Perawat menanyakan kembali tentang kejelas dan informasi yang telah  disampaikan
7.Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format
8.Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur klien dan mengantarkan ketempat yang telah
ditetapkan.

6.Hal-hal yang peril diperhatikan


1.Pelaksanaan secara efektif dan efisien
2.Dilakukan oleh kepala ruangan atau perawat primer dan atau
p e r a w a t asosiete yang telah diberikan wewenang atau yang telah didelegasika
3. S a a t p e l a k s a n a a n t e t a p m e n j a g a p r i v a s i k l i e n
4 . Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik  

7.Peran perawat dalam penerimaan pasien baru


A. Kepala Ruangan
1.Menerima pasien baru
2.Memeriksa kelengkapan yang diperlukan untuk persiapan pasien baru

B.Perawat primer 
1.Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
2.Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
3.Mengorientasikan pasien ke ruangan
4.Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung jawab
5.M e n d e l e g a s i k a n p e n g k a j i a n d a n p e m e r i k s a a n f i s i k p a d a p a s i e n b a r u kepada
perawat associate
6.Mendokumentasikan penerimaan pasien baru

C. Perawat Associate
Membantu perawat primer dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru,  pengkajian dan
pemeriksaan fisik pada pasien baru
C.Memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur
Pengertian  : 
Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan, dilakukan dari tempat  yang satu ke
tempat yang lain.

Tujuan       : 
Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisiknya Memenuhi
kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan.

Kebijakan : 
Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil.

PERSIAPAN
1.      Persiapan Alat :

  Kursi roda
  Handscun atau sarung tangan (jika perlu)

2.      Persiapan Pasien :

  Pasien berada di tempat tidur.


 Jelaskan prosedur pada pasien.
 Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki pasien bisa
menyentuh lantai.
 Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur, kunci semua roda
kursi.

PELAKSANAAN

1. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur


2. Kaji postural hipotensi
3. Intruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed
4. Intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul
5. Intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan kaki yang lemah berada
di depannya
6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau diatas kedua bahu perawat
7. Berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan
pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya di belakang
8. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat
9. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda siap untuk melakukan gerakan
10. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama menuju korsi roda
11. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda, meletakkan kedua
tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu perawat
12. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya buka kunci  roda pada
kursi

D.Memindahan pasien dari tempat tidur ketempat tidur lain


PENGERTIAN Memindahkan pasien dari satu tempat tidur ke tempat tidur
lain
TUJUAN Memudahkan perawat memindahkan pasien ke tempat lain
KEBIJAKAN Pasien yang mengalami mobilisasi
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1.  1  Brankar
2.  2 Handscoon bila perlu
PROSEDUR A. A.Tahap pra interaksi
PELAKSANAA 1.   1. Melakukan verifikasi data
N 2.   2.Mencuci tangan
3.   3.Menempatkan brankar disamping tempat tidur
B B. Tahap orientasi
1.   1.Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2.   2.Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3.   3.Menanyakan kesiapan pasien/ keluarga
C. C.Tahap kerja
1.   1. Naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari
berankar
2.   2. Posisikan pasien ditepi tempat tidur, tutupi dengan selimut
untuk kenyamanan dan privasi
3.   3. Minta pasien memfleksikan leher jika memunkinkan dan
melekatkan kedua tangan menyilang di atas dada
4.   4. Melakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat
pertama meletakkan kedua tangan di bawah bagian dada dan
leher, perawat kedua dibawah pinggul, dan perawat ketiga
dibawah kaki pasien
5.   5.Condongkan tubuh kedepan, fleksikan pinggul, lutut dan
pergelangan kaki. Perawat pertama memberikan instruksi
kemudian angkat pasien bersama-sama dari tempat tidur dan
pindahkan ke brankar
6. 6. Buat pasien merasa nyaman dan angkat pagar brankar atau
kencangkan sabuk pengaman melintang diatas tubh pasien
D. D. Tahap terminasi
1.   1.Melakukan evaluasi tindakan
2.   2. Berpamitan dengan pasien
3.   3. Merapikan tempat tidur
4.   4. Mencuci tangan
5.   5.Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
E.Memposisikan pasien fowler,semi fowler,lihtotomi,dorsal
recumbent,sim,tredelenberg,supinasi
 A.Posisi fowler

Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untukm e m p e r t a h a n k a n k e n y a m a n a n
d a n m e m f a s i l i t a s i f u n g s i p e r n a p a s a n pasien.
Tujuan
1.Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
2.Me n i n g k a t k a n r a s a n y a m a n
3.Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan fentilasi
paru
4.Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
Indikasi 
1.Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
2.Pada pasien yang mengalami imobilisas

2.Posisi Sim’s

Pengertian
posisi simsP o s i s i s i m a d a l a h p o s i s i m i r i n g k e k a n a n a t a u m i r i n g k e k i r i . P o s i s i
i n i dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per
anus( s u p o s i t o r i a l ) . b e r a t b a d a n t e r l e t a k p a d a t u l a n g i l l i u m , h u m e r u s
d a n klavikula.
Tujuan
1.Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
2.Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
3.Memasukkan obat supositorial
4.Mencegah dekubitus
Indikasi 
1.Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
2.Pasien yang tidak sadarkan diri
3.Pasien paralisis
4.Pasien yang akan dienema
5.Untuk tidur pada wanita hamil

 3.Posisi Trendelenberg

Pengertian

P a d a p o s i s i i n i p a s i e n b e r b a r i n g d i t e m p a t t i d u r d e n g a n b a g i a n k e p a l a lebih
rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkanperedaran darah ke otak.

Tujuan

1.Pasien dengan pembedahan pada daerah perut


2.P a s i e n s h o c k
3.pasien hipotens.
Indikasi 
1.Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
2.Pasien shock
3 .Pasien hipotens

4.Posisi Dorsal Recumben

Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi
( d i t a r i k a t a u d i r e n g g a n g k a n ) d i a t a s t e m p a t t i d u r . P o s i s i i n i d i l a k u k a n untuk
merawat dan memeriksa serta pada proses persalinan.
Tujuan
1.Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan
k e t e g a n g a n punggung belakang.

Indikasi 
1.Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus
2.Pasien dengan ketegangan punggung belakang

 
5.Posisi Lithotomi

Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki d a n
menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan
untukmemeriksa genitalia pada proses persalinan, dan
m e m a s a n g a l a t kontrasepsi.
Tujuan
1.Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal vagina,taucher, pemeriksaan
rektum, dan sistoscopy
2.Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien, pemasangan alat intra
uterine devices (IUD), dan lain-lain.
Indikasi
1.Pada pemeriksaan genekologis
2Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan
p e n g o b a t a n terhadap penyakit pada uretra, rektum, vagina dan kandung kemih.
6.Posisi Supinasi

Pengertian
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama
dengan kesejajaran berdiri yang baik.
Tujuan
1 . M e n i n g k a t k a n k e n y a m a n a n p a s i e n d a n m e m f a s i l i t a s i p e n y e m b u h a n terutama
pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Indikasi 
1.Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
2.Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma

7.Posisi semi fowler

Pengertian

Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat
Tujuan

1.      Mobilisasi

2.      Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas

3.      Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan

Cara / prosedur

1.      Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90 derajat)

2.      Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien
lumpuh

3.      Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan lutut dari
tempat tidur yang rendah menghindari adanya teknan di bawah jarak poplital ( di bawah lutut )

F.Membantu ambulasi tanpa atat bantu dan dengan alat bantu


 
Definisi ambulasi
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada
p a s i e n  pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan
mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Asmadi,2008).
 
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk
s e m u a  pasien. Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungandari
latihan berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data  pasien
menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut
 Kozier  2005 ambulasi adalah aktivitas berjalan.

TujuanAmbulasi
Sedangkan Menurut asmadi (2008) manfaat ambulasi adalah:
1)Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi:

a)Sistem Integumen: kerusakan integritas kulit seperti abrasi, sirkulasi


y a n g terlambat yang menyebabkan terjadinya atropi akut dan perubahan turgor  kulit.
 b)Sistem Kardiovaskuler: penurunan Kardiak reserve, peningkatan beban kerja jantung,
hipotensi ortostatic, phlebotrombosis.
c)Sistem respirasi:penurunan kapasitas vital,penurunan ventilasi
volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme batuk
y a n g menurun.
d)Sistem pencernaan: anoreksi-Konstipasi, penurunan Metabolisme.
e)Sistem perkemihan: Menyebabkan perubahan pada eliminasi urine,
i n f e k s i saluran kemih, hiperkalsiuria.
f)Sistem Muskulo Skeletal:penurunan masa otot, osteoporosis,
p e m e n d e k a n serat otot.
g)Sistem neurosensoris: Kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan
s y a r a f    pada bagian distal, nyeri yang hebat.

Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan ambulasi


a. Kruk  adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu dan digunakan permanen
untuk meningkatkan mobilisasi serta untuk menopang tubuh
d a l a m keseimbangan pasien. Misalnya: conventional, adjustable dan lofstrand
 b.Canes  ( t o n g k a t ) y a i t u a l a t y a n g t e r b u a t d a r i k a y u a t a u l o g a m
s e t i n g g i  pinggang yang digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan
sehat.M e l i p u t i t o n g k a t b e r k a k i p a n j a n g l u r u s (  single stight-legged ) d a n
t o n g k a t  berkaki segi empat (quad cane).
c.Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat penyangga yangkokoh digunakan
pada pasien yang mengalami kelemahan umum, lengan yangkuat dan mampu menopang tubuh
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kebutuhan aktivitas atau pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu kesatuan yang saling
berhubungan dan saling mempegaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan
seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal. Aktivitas
adalah suatu energy atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukn untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup. Manusia mempunyai kebutuhan untuk bergerak agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan. Mekanika tubuh adalah usaha
koordinasi dari muskuskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat.
Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak
mengeluarkan tenaga, terkoordinasi secara aman dalam menggerakkan serta mempertahankan
keseimbangan dalam beraktivitas.

B.Saran

 Mempelajari tentang kebutuhan aktivitas akan membuat kita menjadi lebih tau pengertiannya
secara mendalam. Kita akan tau bagaimna seharusnya seorang perawat memberi pelayanan
kesehatan dengan baik bagi kesembuhan kliennya. Kita juga akan tahu bagaimana dampak
positif dan negatifnya dari pelayanan yang kita berikan ini terhadap diri kita, semoga dengan
pembuatan makalah ini dapat bermanfaat yang akan menjadi informasi untuk kehidupan kita
sehari-hari

 
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/152/4/6.BAB%20II.pdf

https://www.academia.edu/12016779/Kebutuhan_Aktivitas

https://www.academia.edu/28619928/MAKALAH_PENERIMAAN_PASIEN_BARU_DAN
_VITAL_SIGNS_DISUSUN_OLEH

http://bagiinpengetahuan.blogspot.com/2015/11/cara-memindahkan-pasien-dari-kursi-
roda.html

http://annangdsz.blogspot.com/2018/04/sop-mobilisasi-dari-tempat-tidur-ke.html

https://www.academia.edu/33097880/MACAM-
MACAM_POSISI_PASIEN_LENGKAP_DENGAN_GAMBAR

https://www.academia.edu/11960191/ambulasi_dan_mobilisasi

Anda mungkin juga menyukai