Disusun Oleh:
KEPERAWATAN ANAK
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tugas Akhir penelitian yang berjudul ‘’ Analisis Asuhan
Keperawatan Pada Neonatus dengan Masalah Ketidakefektifan Pola Nafas
Diruang Melati RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. ’’ sebagai salah
satu syarat untuk mencapai gelar NERS Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Gombong.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terimakasih dan
penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada :
v
vi
vii
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTAN, Agustus 2017
Efi Nuriyanti1), Ning Iswati2), Miswarginingsih3)
ABSTRAK
viii
Nurses Nursing Studies Program
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Scientific Work End of Nurses, Agustus 2017
Efi Nuriyanti1), Ning Iswati2) , Miswarginingsih3)
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
x
B. Ringkasan proses Asuhan Keperawatan ............................................ 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Karakteristik Klien/Pasien ..................................................
1. Usia Gestasi ................................................................................. 53
2. Berat Badan Lahir ….. ................................................................. 54
3. Jenis Kelamin .............................................................................. 55
B. Analisis Masalah Keperawatan ......................................................... 56
C. Analisis intervensi ............................................................................ 57
D. Inovasi tindakan ............................................................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................ 63
B. Saran .................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skor Down untuk Evaluasi Distress Respirasi Pada Neonatus..11
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi hasil nilai skor down pada 5 pasien kasus
kelolaan dengan tindakan pemberian oksigenasi berdasarkan
dengan tingkatan gawat nafas (nilai skor down)……………...60
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian pada berat badan lahir rendah (BBLR) sebesar 28,7%,
Respirasi Distress Syndrom (RDS) sebesar 33,1%, asfiksia 2,6%, ikterik
sebesar 0,44%, sepsis sebesar 1,3%, kelainan kongenital sebesar 2,6%, dan
lain-lain sebesar 33,62% (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2015)
Berdasarkan survey data awal di IMP Rumah Sakit Prof.dr.Margono
Soekarjo Purwokerto periode januari-juni 2017, jumlah kasus bayi dengan
Respirasi Distress Syndrom (RDS) dan berat badan lahir rendah (BBLR)
sebesar 187 bayi dengan jumlah kematian 23 bayi.
Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap neonatus dengan
sindrome gawat nafas diruang Melati RSUD Prof Dr.Margono Soekarjo
Purwokerto menunjukan bahwa pasien mengalami dipsnea, sianosis, SPO2
(<90%), penggunaan otot bantu pernafasan dan hiperventilasi dan
membutuhkan pertolongan oksigenasi (O2) dengan segera dan tepat.
Kebutuhan oksigen (O2) merupakan kebutuhan yang paling utama dengan
sangat vital bagi tubuh maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Analisis Asuhan Keperawatan pada Neonatus dengan
Masalah Ketidakefektifan Pola Nafas Diruang Melati RSUD Prof.Dr.Margono
Soekarjo Purwokerto”.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjelaskan analisis asuhan keperawatan pada neonatus dengan
masalah ketidakefektifan pola nafas diruang Melati RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan pengkajian asuhan keperawatan pada neonatus dengan
masalah ketidakefektifan pola nafas di ruang Melati RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto
b. Mendiskripsikan analisa data asuhan keperawatan pada neonatus
dengan masalah ketidakefektifan pola nafas di ruang Melati RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
5
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Keilmuan
Sebagai bahan bacaan, sumber informasi dan untuk menambah
wawasan bagi mahasiswa keperawatan khususnya untuk menganalisis
intervensi yang diberikan kepada pasien dengan ketidakefektifan pola
nafas.
2. Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat
memberikan masukan, wawasan serta pengetahuan bagi pendidikan
keperawatan mengenai intervensi keperawatan dan tindakan medis yaitu
pemberian oksigen pada penanganan awal sesuai dengan nilai skor down
atau tingkatan gawat nafas pada pasien dengan masalah ketidakefektifan
pola nafas. Diharapkan penatalaksanaan dapat dilakukan secara maksimal
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan menekan tingkat
morbiditas maupun mortalitas neonatus.
6
3. Manfaat Metodelogis
Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
perawat mengenai tindakan penatalaksanaan pasien dengan
ketidakefektifan pola nafas pada gawat nafas neonatus.
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRACT
Introduce: Fulfillment needs of oxygen is therapy to reduce distres breathing and aim to
make saturation system normal in baby, converd hypoxia, reduce accupation of breathing.
The objective of this research to analyst correlation of fulfillment needs axygen with distres
breathing at perinatology room in Dr. Haryoto Hospital Lumajang.
Method: A cross-sectional study design with population are premature baby which have
distres breathing at perinatology room in Dr. Haryoto Hospital Lumajang. The sampel used
quota sampling, the total sample is 43 newborn in perinatology room, which get when baby
born till 24 hours, which get nasal canul therapy 0,5 – 2 lpm. Whose didn’t get congenital
disorder. Then wih cross sectional approach we can know alteration condition after get
therapy oxygen for is 15 – 20 minutes with distres breathing scrore used score down
observation. This research used spearman rank test.
Result: The result there is correlation of fulfillment need oxygen with distres breathing in
premature baby. Appropriate with correlation test which gotten score r = -0,783 and p value
0,001 it’s mean p < 0,05 so H0 rejected and H1 received.
Discuss: Should a nurse or functionary of must be given management of distres breathing
goodly. The prevent distres breathing in babies since at the first time, By good prenatal, the
risk factor which can make distres breathing can be detected so the baby was born haethy.
dasar pengetahuan tentang faktor-faktor adalah semua ibu dan bayi prematur yang
yang mempengaruhi masuknya O2 dari mengalami gawat nafas dan dirawat di
atmosfir hingga sampai ke tingkat sel Ruang Perinatologi RSD. Dr. Haryoto
melalui alveoli paru dalam proses Kabupaten Lumajang. Dalam penelitian
respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka ini peneliti menetapkan sampel sebanyak
perawat harus memahami, jumlah 43 bayi. Penentuan sampel tersebut yakni
kebutuhan O2 yang diperlukan, indikasi Bayi yang dilahirkan hari ke 1 sampai 24
pemberian O2, metode pemberian O2 dan jam pertama dengan usia kehamilan 27 –
bahaya-bahaya pemberian O2 (UCFS, 36 minggu yang memenuhi kriteria.
2004). Teknik sampling yang digunakan adalah
menggunakan non-probability sampling.
Dari uraian masalah di atas, maka
Pengumpulan data meliputi lembar
peneliti tertarik untuk meneliti masalah
observasi Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
tersebut dan peneliti mengambil judul
dan Score Down. Prosedur pengumpulan
yaitu " Hubungan pemenuhan kebutuhan
data yakni prosedur administratif dan
oksigen dengan kejadian gawat nafas
prosedur teknis. Analisis bivariat
pada bayi prematur di Ruang Perinatologi/
dilakukan untuk mengetahui apakah ada
Neonatus RSD. Dr. Haryoto Lumajang
hubungan antara pemenuhan kebutuhan
2014".
oksigen dengan kejadian gawat nafas pada
METODOLOGI PENELITIAN bayi prematur, dan menggunakan uji
Penelitian ini menggunakan desain statistik Rank Spearman.
korelasional. Populasi penelitian ini
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.4 Distribusi berdasarkan Tingkat kebutuhan oksigen pada
bayi yang mengalami gawat nafas, Oktober 2014
No Kebutuhan O2 (%) Jumlah Prosentase
1 SaO2 < 85-89% 43 100%
2 SaO2 > 90% 0 0%
Total 43 100 %
Berdasarkan hasil pada tabel 5.4 tubuh yang bisa di observasi melalui
diketahui bahwa semua bayi berjumlah 43 monitor dengan menunjukkan tingkat
(100%) yang gawat nafas mengalami saturasi oksigen dalam darah tidak stabil
penurunan kebutuhan oksigen dalam atau <90% memerlukan terapi oksigen.
5
bayi yang mengalami gawat nafas ringan oksigen. Berdasarkan hasil penelitian
kebutuhan oksigen terpenuhi yakni 7 bayi didapatkan rata-rata bahwa usia kehamilan
yang sudah terpenuhi kebutuhan terbanyak dengan jumlah 23 (64%),
oksigennya. dengan usia kehamilan 24 – 30 minggu.
Untuk mengetahui ada tidaknya Penyampaian O2 ke jaringan tubuh
hubungan antara pemenuhan kebutuhan ditentukan oleh interaksi system respirasi,
oksigen dengan kejadian kegawatan nafas kardiovaskuler dan keadaan hematologis.
pada bayi prematur, peneliti menggunakan Adanya kekurangan O2 ditandai dengan
uji statistik Spearman rank. Uji Spearman keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut
Rank. Setelah dilakukan perhitungan dapat menyebabkan kematian jaringan
dengan menggunakan bantuan Komputer, bahkan dapat mengancam kehidupan
di dapatkan nilai r = -0,783 yang berarti (Wong L, 2009).
kekuatan hubungan antara dua variabel, Peneliti berpendapat bahwa
memiliki tingkat kemaknaan yang kuat. kebutuhan oksigen bayi tidak terpenuhi
Nilai p value sebesar 0,001 yang dikarenakan pada usia kehamilan yang
berarti ρ < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 prematur mengakibatkan bayi lahir dengan
diterima yang berarti ada hubungan antara system organ tubuh yang belum sempurna
pemenuhan kebutuhan oksigen dengan salah satunya adalah system organ
kejadian kegawatan nafas pada bayi pernafasan yakni paru-paru yang imatur.
prematur di ruang Perinatologi RSD.Dr. Usia kehamilan juga mempunyai pengaruh
Haryoto Lumajang; dengan tingkat saturasi oksigen Pada saat
PEMBAHASAN baru lahir bayi mengalami proses transisi
Pemenuhan Kebutuhan Oksigen yakni bayi bernafas dengan udara
Hasil penelitian yang telah menggunakan paru-parunya untuk
dilakukan pada seluruh sampel penelitian mendapatkan oksigen.
yang berjumlah 43 bayi, dapat di ketahui Hal ini sesuai dengan penelitian
bahwa seluruh bayi yang kebutuhan (Health Study, 2008), Bayi prematur
oksigennya tidak terpenuhi yaitu 43 bayi setelah lahir tetap melanjutkan untuk
(100%) yang mengalami penurunan perkembangan paru. Sedangkan Penelitian
kebutuhan oksigen didalam tubuhnya oleh (Clair et al, 2008) melakukan studi di
yang bisa di observasi melalui monitor Amerika, menjelaskan bahwa insiden
dengan menunjukkan tingkat saturasi RDS menurun dengan peningkatan usia
oksigen dalam darah tidak stabil atau kehamilan. Rata-rata insiden RDS pada
SaO2 < 90% dan memerlukan terapi studi populasi ini menunjukkan 3,8%
7
(8/210), insiden RDS 80% (4/5) untuk Peneliti berpendapat bahwa gawat
kelahiran >32,9 minggu, 2,4% (3/127) nafas terjadi karena organ paru-paru pada
pada usia kehamilan 33 – 36,9 minggu bayi prematur belum sempurna dan hal ini
dan 1,3% (1/78) untuk usia kehamilan > di sebabkan baik dari pulmonal ataupun
37 minggu. Ini menunjukkan bahwa non pulmonal, faktor risiko yang dapat
semakin kecil usia kehamilan, maka meningkatkan kegawatan nafas neonatus
neonatus prematur semakin berisiko pada prematur, BBLR (Berat Badan Lahir
terjadinya RDS. Dimana salah satu Rendah), jenis kelamin laki-laki, riwayat
penyebab utama adalah kurangnya keluarga dengan Respiratory Distress
pulmonary surfaktan. Syndrome, dll.
Kejadian gawat nafas Hal ini di dukung oleh penelitian
Hasil penelitian yang telah Menurut penelitian Marfu’ah pada tahun
dilakukan pada seluruh sampel penelitian 2013, tentang faktor-faktor yang
yang berjumlah 43 bayi, Berdasarkan hasil meningkatkan Respiratory Distress
data di dapatkan rata-rata derajat Syndrome yang dilakukan di RSD. Dr.
kegawatan nafas pada bayi yang Haryoto Lumajang dari bulan Januari -
mengalami gawat nafas menunjukkan data Mei 2013 terdapat kelahiran sebanyak 905
bahwa hampir separuh bayi mengalami bayi dengan jumlah kematian neonatus
tingkat gawat nafas sedang yaitu 25 bayi sebanyak 41 bayi akibat gawat nafas baik
(58%), tingkat gawat nafas berat 11 bayi penyebabnya pulmonal ataupun non
(26%) dan tingkat gawat nafas ringan pulmonal.
sebanyak 7 bayi (16%). Sedangkan untuk Hubungan pemenuhan kebutuhan
Derajat Asfiksia seperti hasil penelitian oksigen dengan kejadian gawat nafas
rata-rata saturasi oksigen < 90%, pada
Menurut hasil data diketahui
penelitian diketahui jumlah bayi yang
bahwa, bayi yang mengalami kejadian
mengalami asfiksia berat pada menit
gawat nafas berat berjumlah 11 bayi
pertama setelah lahir lebih banyak yaitu
dengan kebutuhan oksigen yang tidak
35 bayi dengan presentase (81%).
terpenuhi, dan bayi dengan gawat nafas
Sindrom gawat nafas atau RDS
sedang sebanyak 25 bayi yang kebutuhan
(Respiratory Distress Syndrome) atau
oksigennya tidak terpenuhi, kemudian
HMD (Hyaline membrane disease)
bayi dengan gawat nafas ringan berjumlah
merupakan penyakit pernafasan yang
7 bayi yang kebutuhan oksigennya juga
mempengaruhi bayi kurang bulan
tidak terpenuhi.
(Hermansen & Lorah, 2007).
8
toksisitas oksigen (UCFS, 2004; dalam darah tidak stabil atau SaO2 <
Queesland MNC Guidline, 2009). 90% sehingga seluruhnya memerlukan
Peneliti berpendapat berdasarkan terapi oksigen.
hal tersebut maka perawat harus 2. Kejadian gawat nafas pada bayi
memahami indikasi pemberian O2, prematur di ruang perinatologi RSD.
metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya Dr. Haryoto Lumajang sebagian besar
pemberian O2. Peneliti juga berpendapat bayi mengalami gawat nafas sedang.
bahwa evaluasi kondisi bayi sesering 3. Ada hubungan yang bermakna antara
mungkin dan catat hasil observasi pemenuhan kebutuhan oksigen dengan
sangatlah penting. kejadian gawat nafas nafas pada bayi
Berdasarkan hasil penelitian prematur di ruang perinatologi RSD.
marfu’ah, 2013 menggunakan desain case Dr. Haryoto Lumajang.
control dengan jumlah sampel 240 Saran
responden, yaitu 120 kasus bayi yang Berdasarkan hasil penelitian maka
mengalami gawat nafas dan tidak disarankan bagi :
mengalami gawat nafas, hubungan antara
1. Bagi rumah sakit, hendaknya
usia kehamilan yang menjadi faktor
meningkatkan sumber daya manusia
lahirnya bayi prematur dengan kejadian
pada perawat dengan mengikutsertakan
gawat nafas pada bayi prematur dengan
pada pelatihan Neonatal Intensive Care
nila p sebesar 0,053 dengan nilai r 0,298.
Unit, penanganan BBLR, Asfiksia, dan
Artinya bayi dengan usia kehamilan < 37
lain-lain baik regional atau nasional,
minggu (prematur) mempunyai
serta menambahkan peralatan yang
kemungkinan 0,298 kali untuk mengalami
berguna untuk penanganan kasus
gawat nafas.
kegawatan nafas pada bayi seperti
KESIMPULAN
ventilator mekanik, CPAP.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
2. Membantu kesejahteraan ibu dan janin
dilakukan dapat disimpulkan:
yang dikandung, dengan meningkatkan
1. Pemenuhan kebutuhan oksigen pada
penyuluhan kepada masyarakat tentang
bayi prematur di ruang perinatologi
pentingnya pemeriksaan kehamilan
RSD. Dr. Haryoto Lumajang bahwa
atau Ante Natal Care sehingga dapat
seluruh bayi yang kebutuhan
mengurangi angka kesakitan dan
oksigennya tidak terpenuhi dan bisa di
kematian bayi akibat gawat nafas.
observasi melalui monitor dengan
menunjukkan tingkat saturasi oksigen
10