Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN KRITIS

INSTRUMEN PENGUKURAN KEMAMPUAN MOBILISASI PASIEN ICU

Disusun Oleh :

1. Devit Arianti ( 16142014258024 )


2. Dita Ayu Aulita ( 16142014645115 )
3. Ramadhani ( 16142014309075 )
4. Retno Suryaningsih ( 16142014316082 )

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih
di berikesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul “INSTRUMEN PENGUKURAN KEMAMPUAN MOBILISASI PASIEN
ICU” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah KEPERAWATAN
KRITIS.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karna itu, kritik
dan saran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat di jadikan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan para mahasiswa dan pembaca.

Purwokerto, 27 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Definisi......................................................................................................................................6
B. Tujuan Mobilisasi....................................................................................................................6
C. Batasan Karakteristik.............................................................................................................6
D. Jenis – jenis Mobilitas.............................................................................................................7
E. Faktor – faktor Mobilitas........................................................................................................7
F. Instrumen Pengukuran Kemampuan Mobilisasi..................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
a. Kesimpulan............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat sering kali mendefinisikan kesehatan dan kebugaran fisik mereka
berdasarkan aktivitas mereka karena kesejahteraan mental dan efektivitas fungsi
tubuh sangat bergantung pada status mobilitas mereka. Misalnya, saat seseorang
berdiri tegak, paru lebih muda untuk mengembang, aktivitas usus (peristaltik) menjadi
lebih efektif, dan ginjal mampu mengosongkan kemih secara komplet. Selain itu,
pergerakan sangat penting agar tulang dan otot befungsi sebagaimana mestinya.
Mobilitas, kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah , berirama, dan
terarah di lingkungan adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Individu
harus bergerak untuk melindungi diri dari trauma dan untuk memenuhi kebutuhan
dasar mereka. Mobilitas amat penting bagi kemandirian individu yang tidak mampu
bergerak secara total sama rentan dan bergantungnya dengan seorang bayi.
Kemampuan untuk bergerak juga mempengaruhi harga diri dan citra tubuh.
Bagi sebagian besar orang, harga diri bergantung pada rasa kemandirian atau perasaan
berguna atau merasa dibutuhkan. Orang yang mengalami gangguan mobilitas dapat
merasa tidak berdaya dan membebani orang lain. Citra tubuh dapat terganggu akibat
paralisis, amputasi, atau kerusakan motorik lain. Reaksi orang lain terhadap gangguan
mobilitas dapat juga mengubah atau mengganggu harga diri dan citra tubuh secara
bermakna. Ambulais adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya gangguan
mobilitas karena dengan ambulasi dapat memperbaiki sirkulasi, mencegah
flebotrombosis (thrombosis vena profunda/DVT). Mengurangi komplikasi
immobilisasi pasca operasi, mempercepat pemulihan peristaltic usus, mempercepat
pasien pasca operasi. (kozier, 2010).

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar mobilisasi?
2. Apa faktor-faktor mobilisasi?
3. Apa tujuan mobilisasi?
4. Apa batasan karakteristik mobilisasi?
5. Apa jenis – jenis mobilisasi?
6. Apa instrumen pengukuran kemampuan mobilisasi?
C. Tujuan
1. Untuk memahami konsep dasar mobilisasi
2. Untuk memahami faktor-faktor mobilisasi
3. Untuk mengetahui instrumen pengukuran kemampuan mobilisasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan
keegiatan dengan bebas (Kosier, 2010)
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi. Mobilisasi
menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi
kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan
tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam (Asmadi,
2008)
B. Tujuan Mobilisasi
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan derajat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari - hari
5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh
C. Batasan Karakteristik
1. Penurunan waktu reaksi
2. Kesulitan membolak-balik posisi
3. Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan (mis.,
meningkatkan perhatian pada aktivitas orang lain, mengendalikan perilaku,
fokus pada ketunadayaan/aktivitas sebelum sakit)
4. Dispnea setelah beraktifitas
5. Perubahan cara berjalan
6. Gerakan bergetar
7. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus
8. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar
9. Keterbatasan rentang pergerakan sendi
10. Tremor akibat pergerakan
11. Ketidakstabilan postur
12. Pergerakan lambat
13. Pergerakan tidak terkoordinasi
D. Jenis – jenis Mobilisasi
1. Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi
saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area
tubuh seseorang
2. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mam.pu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area
tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
dengan pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami
mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol
motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh trauma reversibel pada system musculoskeletal,
contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang
b. Mobilitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya system saraf yang reversibel, contohnya terjadinya
hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang,
poliomilitis karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.
(Potter, 2010)
E. Faktor – faktor Mobilitas
1. Gaya hidup
Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya.
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang
dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan
kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan
mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan
dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk.
2. Proses penyakit dan injuri
Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan
mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan
kesulitan untukobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru
menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak
lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidurkarena
mederita penyakit tertentu misallya; CVA yang berakibat kelumpuhan,
typoid dan penyakit kardiovaskuler.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengarumi pola dan sikap dalam
melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki
setiap hari akan berebda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai
mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda
mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan
sebagainya.
4. Tingkat energi
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang
yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang
sehat apalagi dengan seorang pelari.
5. Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny
dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa
pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan
dengan anak yang sering sakit.
6. Faktor resiko
Berbagai faktor fisik, psikologis, dan lingkungan dapat
menyebabkan imobilisasi pada usia lanjut. (Kozier, 2010)
F. Instrumen Pengukuran Kemampuan Mobilisasi

Rentang gerak (range of motion-ROM)


GERAK SENDI DERAJAT RENTANG
NORMAL
Bahu Adduksi: gerakan lengan ke lateral dari 180
posisi samping ke atas kepala, telapak
tangan menghadap ke posisi yang
paling jauh.
Siku Fleksi: angkat lengan bawah ke arah 150
depan dan ke arah atas menuju bahu.
Pergelanga Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah 80-90
n tangan bagian dalam lengan bawah.
Ekstensi: luruskan pergelangan tangan 80-90
dari posisi fleksi
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke 70-90
arah belakang sejauh mungkin
Abduksi: tekuk pergelangan tangan ke 0-20
sisi ibu jari ketika telapak tangan
menghadap ke atas.
Adduksi: tekuk pergelangan tangan ke 30-50
arah kelingking telapak tangan
menghadap ke atas.
Tangan dan Fleksi: buat kepalan tangan 90
jari Ekstensi: luruskan jari 90
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke 30
belakang sejauh mungkin
Abduksi: kembangkan jari tangan 20
Adduksi: rapatkan jari-jari tangan dari 20
posisi abduksi

Derajat kekuatan otot


SKALA PERSENTASE KEKUATAN KARAKTERISTIK
NORMAL (%)
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
di palpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang
normal melawan gravitasi dan tahanan
penuh
KATZ INDEX
AKTIVITAS KEMANDIRIAN KETERGANTUNGAN
(1 poin) (0 poin)
TIDAK ADA pemantauan, Dengan pemantauan, perintah,
perintah ataupun didampingi pendampingan personal atau
perawatan total
MANDI (1 poin) (0 poin)
Sanggup mandi sendiri tanpa Mandi dengan bantuan lebih
bantuan, atau hanya dari satu bagian tuguh, masuk
memerlukan bantuan pada dan keluar kamar mandi.
bagian tubuh tertentu Dimandikan dengan bantuan
(punggung, genital, atau total
ekstermitas lumpuh)
BERPAKAIAN (1 poin) (0 poin)
Berpakaian lengkap mandiri. Membutuhkan bantuan dalam
Bisa jadi membutuhkan bantuan berpakaian, atau dipakaikan
unutk memakai sepatu baju secara keseluruhan
TOILETING (1 poin) (0 poin)
Mampu ke kamar kecil (toilet), Butuh bantuan menuju dan
mengganti pakaian, keluar toilet, membersihkan
membersihkan genital tanpa sendiri atau menggunakan
bantuan telepon
PINDAH (1 poin) (0 poin)
POSISI Masuk dan bangun dari tempat Butuh bantuan dalam berpindah
tidur / kursi tanpa bantuan. Alat dari tempat tidur ke kursi, atau
bantu berpindah posisi bisa dibantu total
diterima
KONTINENSI (1 poin) (0 poin)
A Mampu mengontrol secara baik Sebagian atau total
perkemihan dan buang air besar inkontinensia bowel dan bladder

MAKAN (1 poin) (0 poin)


Mampu memasukkan makanan Membutuhkan bantuan sebagian
ke mulut tanpa bantuan. atau total dalam makan, atau
Persiapan makan bisa jadi memerlukan makanan
dilakukan oleh orang lain. parenteral

Total Poin : 
6 = Tinggi (Mandiri);  4 = Sedang;  <2 = Ganggaun fungsi berat;  0 = Rendah (Sangat
tergantung)

Skala braden
1 2 3 4
PRESEPSI BENAR- SANGAT SEDIKIT TIDAK ADA
SENSORIK BENAR TERBATAS: TERBATAS: KELAINAN:
(kemampuan TERBATAS: hanya merespon merespons merespons
untuk merespon tidak terhadap stimulus terhadap perintah terhadap perintah
secara responsive nyeri: tidak dapat verbal namun tidak verbal: tidak
bermakna (tidak merintih, mengkomunikasik selalu dapat mengalami deficit
terhadap menarik atau an mengkomunikasik sensorik yang akan
ketidaknyamana menggenggam) ketidaknyamanan an membatasi
n terhadap terhadap kecuali dengan ketidaknyamanan kemampuan untuk
tekanan) stimulus nyeri, merintih atau atau perlu merasakan atau
mengalami gelisah dibalikan. mengatakan nyeri
penurunan     atau
tingkat ketidaknyamanan.
kesadaran atau Atau Atau
sedasi.
     

Atau Memiliki Mengalami sedikit


gangguan sensorik gangguan sensorik
  yang membatasi yang membatasi
kemampuan kemampuan
Kemampuan merasakan nyeri merasakan nyeri
terbatas untuk atau atau
mersakan nyeri ketidaknyaman ketidaknyamanan
pada hamper pada separuh pada 1 atau 2
sebagiian besar bagian tubuh. ekstremitas.
permukaan
tubuh.

  1 2 3 4
KELEMBAPA KELEMBAPA LEMBAP: kulit LEMBAP  
N N KONSTAN: seringkali namun KADANG-
(derajat kulit tetap tidak selalu KADANG: kulit
terhadap kulit lembap secara lembap; linen kadang-kadang
yang terpapar konstan harus diganti lembap,
terhadap melalui setidaknya sekali membutuhkan
kelembapan) keringat, urin, setiap shift pengganti linen
dan ekstra sekali
sebagainya: sehari.
kelembapan
dideteksi setiap
kali pasien
digerakan atau
dibalikkan
  1 2 3 4
AKTIVITAS TIRAH DI KURSI:
KADANG- SERING
(derajat BARING: kemampuan untuk
KADANG BERJALAN:
aktifitas) terbatas berjalan sangat
BERJALAN: berjalan diluar
ditempat tidur terbatas atau tidak
kadang-kadang kamar setidaknya
ada sama sekali,
berjalan disiang dua kali sehari dan
tidak dapat
hari namun dalam didalam kamar
menyangga berat
jarak yang sangat setidaknya sekali
badannya sendiri
dekat,  dengan atau setiap 2 jam
atau harus dibantu
tanpa bantuan: selama jam
ke kursi atau kursi
menghabiskan bangun.
roda. sebagian besar
waktu ditempat
tidur atau kursi.
  1 2 3 4
MOBILITAS BETUL- SANGAT SEDIKIT TIDAK ADAK
(kemampuan BETUL TERBATAS: TERBATAS: KETERBATASA
untuk IMOBILITAS kadang-kadang membuat N: dapat membuat
mengubah dan (tidak membuat sedikit perubahan tubuh perubahan posisi
mengontrol bergerak): perubahan tubuh atau posisi yang besar dan
posisi tubuh) sama sekali atau posisi ekstremitas yang sering tanpa
tidak membuat ekstremitas, sering walaupun bantuan.
sedikit gerakan namun tidak sedikit tanpa
kecil tubh atau mampu membuat bantuan.
posisi perubahan yang
ekstremitas sering atau
tanpa bantuan signifikan tanpa
bantuan
  1 2 3 4
NUTRISI SANGAT KEMUNGKINAN CUKUP: makan > SANGAT BAIK:
(pola asupan BURUK: tidak TIDAK ½ dari sebagian mengonsumsi
makanan pernah ADEKUAT: besar makanan, sebagian besar dari
sehari-hari) menghabiskan jarang makan total 4 porsi setiap makanan,
makanan; menghabiskan protein (daging, tidak pernah
jarang makan makanan dan produk susu) menolak makanan,
1/3 dari setiap umumnya hanya setiap harinya: biasanya makan di
makanan yang sekitar separuh kadang-kadang antara waktu
disajikan, dari makanan yang menolak makanan, makan; tidak
makan <2 porsi disajikan: asupan namun biasanya membutuhkan
protein (daging protein mencakup mengonsumsi makanan tam
atau produk hanya 3 porsi makanan tambahan
susu) per hari, daging atau produk jika ditawarkan
asupan cairan susu per hari;  
buruk; tidak kadang-kadang
mengonsumsi mengonsumsi Atau
makanan makanan tambahan
tambahan cair    
(susu)
  Atau Makan melalui
selang atau
Atau   mendapat regimen
TPN, yang
  Mendapatkan mungkin
kurang dari diet mencukupi
Tidak ada cair optimum atau sebagian besar
asupan oral makan melalui kebutuhan nutrisi.
atau tetap selang.
hanya
mengonsumsi
air putih atau
IV selama >5
hari.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat
proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk
aktualisasi. Tujuan mobilisasi diantaranya:
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan derajat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari
5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh
Jenis – jenis Mobilisasi yaitu :
1. Mobilisasi penuh
2. Mobilisasi sebagian
Faktor-faktor mobilisasi yaitu :
1. Gaya hidup
2. Proses penyakit & injuri
3. Kebudayaan
4. Tingkat energi
5. Usia dan status perkembangan
6. Faktor resiko
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11960191/ambulasi_dan_mobilisasi
https://drive.google.com/file/d/1d0mzQ9sMkgtS-
UdAkX_2fF1SjjDGYpXM/view

Anda mungkin juga menyukai