Anda di halaman 1dari 59

TUGAS MAKALAH

“Konsep Dasar Mobilisasi dan Imobilisasi”

Disusun Oleh Kelompok 1

1. ESTI (230110111002)
2. INGGIT OCTAVIA (230110111021)
3. SINDI VATIKA (230110111029)
4. MAWARISDA AHNAF ALIM (230110111014)
5. CICI ASRIANI (230110111001)
6. DEVI RAHMAWATI (230110111009)
7. KAMILA RADISTI AULIA ACTORA (230110111022)
8. SUCI RAHMAWATI (230110111016)
9. L.D MUHAMAD QURANUL ALIFRAN (230110111017)

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA
2023/2024
TUGAS MAKALAH
“Konsep Dasar Mobilisasi dan Imobilisasi”

Disusun Oleh Kelompok 1

1. ESTI (230110111002)
2. INGGIT OCTAVIA (230110111021)
3. SINDI VATIKA (230110111029)
4. MAWARISDA AHNAF ALIM (230110111014)
5. CICI ASRIANI (230110111001)
6. DEVI RAHMAWATI (230110111009)
7. KAMILA RADISTI AULIA ACTORA (230110111022)
8. SUCI RAHMAWATI (230110111016)
9. L.D MUHAMAD QURANUL ALIFRAN (230110111017)

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji Bagi Allah Tuhan Pencipta Seluruh Alam yang telah memberikan
kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR
MOBILISASI DAN IMMOBILISASI” tepat pada waktunya. Sholawat dan salam tercurahkan
keharibaan baginda Rasulullah SAW yang telah membawa manusia dari alam kekelapan dan
kebodohan menuju alam yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Ucapan terimakasih tak terhingga kepada bapak/ibu dosen yan telah membimbing kami
serta semua pihak yang terlibat dalam penuyusunan makalah ini. Semoga penyusunan makalah
ini dapat menambah wawasan dan referensi kita semua dalam memaham ikonsep dasar
mobilisasi dan immobilisasi.

Apabila dalam penyusunan makalah ini, terdapat kekeliruan dan kekurangan, maka mohon
masukkan dan bimbingan dari pembaca agar ilmu yang kita peroleh semakin baik dan
bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat kami
harapkan untuk perbaikan makalah ini kedepan.

Semoga Alla senantiasa memberikan Taufik dan Hidayahnya kepada kita semua untuk
memperoleh ilmu yang barokah dan bermanfaat. Terimakasih.

Raha,08 Oktober 2023


DAFTAR ISI

Halaman Sampul........................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3. Tujuan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Mobilisasi...........................................................................................................
2.1.1. Pengertian Mobilisasi............................................................................
2.1.2. Pengertian Imobilisasi...........................................................................

2.2. Tujuan Mobilisasi dan Imobilisasi......................................................................


2.2.1. Tujuan Mobilisasi ................................................................................
2.2.2. Tujuan Imobilisasi.................................................................................
2.2.3. Jenis-Jenis Mobilisasi...........................................................................
2.2.4. Jenis- Jenis Imobilisasi.........................................................................
2.3. Indikasi Mobilisasi dan Imobilisasi ................................................................
2.3.1. Indikasi Mobilisasi................................................................................
2.3.2. Indikasi Imobilisasi ..............................................................................
2.4. Kontraindikasi Pada Mobilisasi Dan Imobilisasi.............................................
2.4.1. Kontra Indikasi Mobilisasi ................................................................
2.4.2. Kontra indikasi Imobilisasi ................................................................
2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi Dan Imobilisasi
2.5.1. Mobilisasi...........................................................................................
2.5.2. Imobilisasi .........................................................................................
2.6. Permasalahan Fisik Yang Dapat Terjadi Akibat Mobilisasi / Imobilisasi
Yang Tidak Tepat..............................................................................................
2.6.1. Permasalahan Mobilisasi .......................................................................
2.6.2. Permasalahan Imobilisasi .......................................................................
2.7. Askep pada pasien gangguan Mobilisasi .........................................................
2.8. Prosedur Range Of Motion (ROM) ................................................................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................
3.2. Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang

Mobilisasi atau kemampuan untuk bergerak bebas merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang harus terpenuhi.Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan dasar (termasuk aktifitas hidup
sehari-hari dan aktifitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma), mempertahankan
konsep diri, mengepresikan diri emosi dengan gerakan tangan non verbal. Mobilisasi secara garis besar
dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif yaitu
mobilisasi dimana pasien dalam meggerakan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara
total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu dimana pasien dalam meggerakan tubuh dilakukan sendiri
tanpa bantuan orang lain. (Priharjo 1997).

Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan pasien.
Secara psikologis mobilisasi memberikan kepercayaan pada pasien bahwa dia mulai merasa sembuh.
Perubahan dan pergerakan posisi ini harus diterangkan kepada pasien dan keluarga pasien, sehingga bisa
mengetahui manfaat mobilisasi dan dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi.

Imobilisasi merupakan keadaan di mana seseorang dalam komdisi tidak bergerak secara aktif
akibat adanya gangguan pada organ tubuh baik fisik maupun mental. Kondisi ini dapat menyebabkan
peningkatan tekanan pada kulit dan mempengaruhi organ dalam ,seperti ganguan di system pernafasan
yang di sebabkan oleh kadar oksigen di dalam tubuh menurun karena paru mngalami penurunan
pergerakan saat mengambil oksigen (Rohman 2019).

Imobilisasi yang terlalu dapat menyebabkan berbagai masalah ,terutama pada usia lanjut antara
lain inkontinensia ,kelakuan sendi ,terganggunya sirkulasi darah dekubitus dan infeksi paru .jika kondisi
ini tidak segera dilakukan Tindakan pencegahan maka dapat menyebabkan masalah serius pada usia
lanjut pada kasus ini tirah baring adalah masalah umum yang sering terjadi pada lansia imobilisasi
(Sulidah 2017)

1.4. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari mobilisasi dan imobilisasi ?

2. Apa tujuan mobilisasi dan imobilisasi?


3. Apa saja jenis jenis mobilisasi dan imobilisasi?
4. Faktor apa yang mempengaruhi mobilisasi dan imobilisasi ?
5. Indikasi apa pada mobilisasi dan imobilisasi ?
6. Kontraindikasi apa pada mobilisasi dan imobilisasi?
7. Apa permasalahan fisik yang dapat terjadi akibat mobilisasi dan imobilisasi yang tidak tepat?
8. Aspek apa yang terjadi pada pasien dengan gangguan mobilisasi dan imobilisasi
9. Apa saja prosedur ROM
1.3. Tujuan

a. Tujuan khusus

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia

b. Tujuan umum

Untuk mengetahui tentang mobilitas dan imobilitas


BAB II
PEMBAHASAN

2.9. Mobilisasi

2.9.1. Pengertian Mobilisasi

Mobilisasi mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak


secara bebas,mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya (Aziz AA,2006).

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,mudah dan


teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi di perlukan
untuk meningkatkan Kesehatan,memperlambat proses penyakit khususnya penyakit
degeneratif dan untuk aktualisasi. Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi,membuat
napas dalam dan menstimulasi Kembali fungsi gastrointestinal normal,dorong untuk
menggerakan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin,biasanya dalam waktu 12 jam
(Mubarak,2008).

Mobilisasi merupakan faktor utama dalam mempercepat pemulihan dan pencegahan


terjadinya komplikasi pasca bedah. Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari
lama rawat mengurangi resiko karena tirah baring lama seperti terjadinya
dekubitus,kekakuan atau penegangan otot-otot diseluruh tubuh,gangguan sirkulasi
darah,gangguan pernafasan dan gangguan peristaltic maupun berkemih.Kedua definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi adalah suatu Upaya mempertahankan
kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan
fungsi fisiologis.

Mobilitas atau mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara


bebas,mudah teratur dengan tujuan untuk memahami kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya.

2.9.2. Pengertian Imobilisasi

Imobilisasi adalah ketidak mampuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai
penyakit atau impairment (gangguan pada alat atau organ tubuh yang bersifat fisik atau
mental . Imobilisasi dapat juga di artikan sebagai keadaan tidak bergerak atau tirah baring
yang terus menerus selama lima hari atau lebih akibat perubahan fungsi fisiologis.(Potter
dan Perri, 2010)
Imobilisasi merupakan pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan
dan tubuh itu sendiri dalam berputar,duduk dan berjalan .Hal ini ini salah satunya dapat
disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan grafitasi berkurang seeperti saat duduk
atau berbaring .(Susan J.Garrison, 2004)

Imobilisasi merupakan keadaan seseorang di mana ia tidak dapat bergerak secara


bebas karena kondisinya seperti trauma tulang belakang , cedera otak berat , fraktur pada
ekstremitas dan lainya,sehingga menganggu pergerakan dalam aktifitasnya.

2.10. Tujuan Mobilisasi dan Imobilisasi

2.10.1. Tujuan Mobilisasi


Beberapa tujuan dilakukannya Mobilisasi menurut Susan J.Garrison (2004)
 Mempertahankan fungsi tubuh
 Memperlancarkan peredaran darah
 Membantu pernapasan menjadi lebih baik
 Mempertahankan tonus otot
 Memperlancar eliminasi alvi dan urine
 Mempercepat proses penutupan jahitan operasi
 Mengembalikan aktifitas tertentu, sehingga pasien dapat Kembali normal dan dapat
memenuhi kebutuhan gerak harian

2.10.2. Tujuan Imobilisasi


Tujuan imobilisasi antara lain yaitu ;

 Meningkatkan kemampuan pasien untuk otot dan sendi


 Memotivasi pasien
 Mengurangi aktifitas fisik dan kebutuhan oksigen tubuh
 Mengurangi nyeri
 Mengembalikan kekuatan tubuh dan otot-otot
 Meningkatkan fungsi kardiovaskuler,respirasi,gastrointernal.
 Mencegah terjandinya kecacatan sekunder atau komplikasi

2.11. Jenis-jenis Mobilisasi dan Imobilisasi

2.11.1. Jenis-Jenis Mobilisasi


 Mobilisasi penuh yaitu kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan penuh
sehingga dapat menjalankan aktifitas dan paranya setiap hari
 Mobilisasi parsial / Sebagian yaitu kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
Batasan tertentu dan tidak mampu bergerak secara bebas karena adanya cedera atau
penyakit ganngguan syaraf motorik dan sensorik pada tubuhnya.

Terdiri atas 2 yaitu;


1. Mobilisasi Sebagian temporer yaitu kemampuan individu untuk bergerak dengan
Batasan yang sifatnya sementara
2. Mobilisasi sebagian permanen yaitu kemampuan individu untuk bergerak dengan
Batasan yang sifatnya tetap.

2.11.2. Jenis- Jenis Imobilisasi

 imobilisasi fisik, merupaka membatsan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan
mencegah terjandinya gangguan komplikasi pergerakan ,seperti pada pasien debgab
himeplegia yang tidak mampu untuk mempertahankan tekanan di daerah paralisis
sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk megurangi tekanan .
 Imobilisasi intelektual merukan keadaan Ketika seseorang mengalami keterbatasan
daya pikir seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit .
 Imobilisasi intelektual merukan Ketika keadaan seseorang mengalami pembatasan
secara emosianal karena adanya perubahan secara tiba -tiba dalam menyesuaiakan diri
.
 Imobilisasi sosial merupakan keadan individu yang mengalami hambatan dalam
melakukan imterksi sosial karena keadaanya penyakitnya sehingga dapat
mempengaruhi peranya dalam kehidupan sosial

2.12. Indikasi Mobilisasi dan Imobilisasi

2.12.1. Indikasi Mobilisasi


Indikasi mobilisasi dapat terlihat sebagai berikut :
 Pasca amputasi kaki
 Hemiparese (kelemahan pada satu sisi tubuh )
 Paraparese (kelemahan pada kedua ekstremitas bawah)
 Fraktur pada ekstremitas bawah
 Terpasang dan pasca gips
 Storoke
 Kelemahan otot
 Fase rehabilitasi fisik
 Tirah baring lemah
2.12.2. Indikasi Imobilisasi
 Trombosis
 Emboli paru
 Ulkus dekubitus
 Gangguan nutrisi
 Konstipasi dan skibala
 Hipotensi postural

2.13. Kontra indikasi Pada Mobilisasi Dan Imobilisasi

2.13.1. Kontra Indikasi Mobilisasi


Kontra indikasi untuk latihan rentang gerak menurut Potter,P (2006) :
 Thrombus /emboli pada pembuluh darah
 Kelainan sendi atau tulang
 Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung )
 Trauma medulla spinalis atau trauma system saraf pusat

2.13.2. Kontra indikasi Imobilisasi


imobilisasi pada kondisi pra-rumah sakit merupakan prosdur non-invasif jangka
pendek yang pada sebagia besar kasus di perlukan segera untuk memfasilitasi trasportasi
ke UGD tanpa menyebabkan cedera lebih lanjut ,oleh karena itu ,tidaka da kontraindikasi
tertentu.

2.14. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi Dan Imobilisasi

2.14.1. Mobilisasi
a. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pemdidikanya makin tinggi
timgkat Pendidikan seseorang akan diikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan
kesehatanya demikian halnya dengan pengetahuan Kesehatan tentang mobilitas
seseoran akan senantiasa melakukan mobilitasi dangan cara yang sehat
misalnya ;seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan seseorang
pramugari atau pemabuk
b. Proses prnyakit dan injury
Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorag akan mempengaruhi
mobilitasnya misalnya seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk mobilisasi
secara bebas.demikian pula orang baru menjalani oprasi .karena adanya nyeri merka
cenderung untuk bergerak lrbih lamban.
c. Kebudayan.
Kebudayan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas
misalnya ; seorang anak desa yang bisa jalan kaki setiap hari akan berbeda
mobilitasnya dengan anak kota yang terbiasa naik mobil dalam segala keperluanya

d. Tingkat energy.
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukam tenaga atau energi, orng yang lagi
sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingka dengan orang sehat apalagi dengan
seorang pelari

2.14.2. Imobilisasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi imobilisasi sebagai berikut :
a. Cidera tulang ,seprti penyakit reumatik,pengapuran tulang atau fraktur tentu
penghamat pergerakan
b. Penyakit saraf, seperti adanya sroke , penyakit Parkinson ,dan ganggguan saraf lain
yang menimbulkan gangguan pergerakan dan mengakibatkan imobilisasi
c. Penyakit jantung dan pernapasan ,penyakit jantung dan pernapasan akan menimbilkan
kelelahan dan sesak nafas letka beraktifias .
d. Gangguan penglihtan yaitu rasa percaya diri untuk bergerak akan terganggu bila ada
gabgguan pada penglihtan karena ada kekhawatiran terpeleset atau tersandung .
e. Penyait kritis yang memerlukan istrahat

2.15. Permasalahan Fisik Yang Dapat Terjadi Akibat Mobilisasi / Imobilisasi Yang Tidak Tepat

2.15.1. Permasalahan Mobilisasi


Permasalahan fisik dapat timbul karena adanya prnyakit atau masalah
Kesehatan,Adapun diantaranya sbb:
A. Artritis penyakit radang sendi akibat autoimun dimana system imun tubuh menyerang
sel-sel sehat disekitar sendi
B. Cedera otak merupakan organ vital,ia mengendalikan aktifitas psikologis sekaligus
fisik .
C. Cerebral palsy disebebkan kerena perkembangan otak yang tidak terjadi sebagaimna
mestinya sehingga mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan
pergerakan otaknya.
D. Polio penyakit yang disebabkan oleh poliovirus,polio menginfeksi bagian sum sum
tulang belakang sehingga bila tidak di cegah dengan imunisasi dpat menyebabkan
gangguan mobolitas fisik pada Sebagian anggota tubuh seperti tungkai.

2.15.2. Permasalahan Imobilisasi


Gangguan system pernapasan akibat imobilisasi , kadar hemoglobin menurun , ekspansi
paru menurun , dsn terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan metabolisme teganggu.
2.16. Askep pada pasien gangguan Mobilisasi

Contoh Asuhan keperawatan pada pasien gangguan mobilisasi sebagai berikut :

Lampiran 1 : Asuhan Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK


PADA NY.ML DENGAN STROKE HEMORAGIK
DI RUANG HCU RSD MANGUSADA BADUNG
TANGGAL 28-31 MARET 2022

I. Pengkajian
a. Identitas Diri Klien
Nama : Ny.ML
Tanggal Masuk RS : 19 Maret 2022
Tempat/Tanggal Lahir : 01-07-1956
Sumber Informasi : Rekam medis dan keluarga
Umur : 65 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Suku : Bali
Pekerjaan : Swasta
Lama Bekerja : +/- 15 tahun
Alamat : Br. Batulumbang Kec. Abiansemal Kab. Badung
Diagnosa Medis : Stroke Hemoragic

b. Keluhan Utama
Pasien mengeluh susah menggerakkan tangan dan kaki sebelah kanan dan
kirinya.

c. Riwayat Kesehataan Terdahulu


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memiliki penyakit asma/ sesak
napas. Riwayat opname di rumah sakit setahun yang lalu.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dikatakan jatuh di kamar mandi setelah membuat sesajen (banten)
oleh keluarga. Lalu pasien di bawa ke puskesmas Abiansemal. Saat di cek di
puskesmas diketahui tekanan darah pasien tinggi yaitu 155/90 mmHg, N: 78
x/menit, Sa02 : 99%, GCS : 6 (E: 2 V: 1 M : 3). Pasien di rujuk ke rumah
sakit terdekat yaitu RSD Mangusada Badung. Pasien diterima di IGD pukul
12.21 Wita. Saat di cek di IGD diketahui GCS : 9 (E : 2 V : 4 M : 3) tekanan
darah pasien : 147/70 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 360C.
Pukul 16.00 Wita GCS pasien menjadi 11 (E : 3 V: 3 M : 5). Kemudian
pada tanggal 21 Maret 2021 pasien dipindahkan ke ruang HCU dengan
kondisi umum baik, namun masih lemah. Tekanan darah 143/77 mmHg, N :
88 x/menit, RR : 20 x/menit, SP02 : 99%, S: 36,70C. Kesadaran kompos
mentis GCS: 14 (E: 3 V: 5 M: 6). Pada saat pengkajian tanggal 28 Maret
2022 pukul
11.00 Wita, pasien mengeluh susah menggerakkan tangan dan kaki sebelah
kanan dan kirinya. Pasien masih tampak lemah dan mengalami penurunan
kekuatan otot yaitu 3 pada ektremitas sebelah kanan dan 4 pada ekstremitas
sebelah kiri. Pasien juga mengalami penurunan rentang gerak atau ROM
(Range Of Motion). Tekanan darah : 120/80 mmHg, N: 78x/menit, RR: 23
x/menit, S: 360C. SaO2: 98%.
Kekuatan otot : 3333 4444
3333 4444

e. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien menambahkan bahwa tidak ada riwayat penyakit menurun
seperti DM, hipertensi, ataupun penyakit menular seksual seperti
HIV/AIDS.

f. Terapi Dokter
1) IVFD NS 20 tpm
2) Citicolin 250mg @ 12 jam
g. Fisiologis

Gangguan Mobilitas Fisik


1 2 3 4
Penyebab Gejalan dan Tanda Gejala dan Tanda Kondisi Klinis
Mayor Minor Terkait
Kerusakan integritas Mengeluh sulit √ Nyeri saat Stroke √
struktur tulang menggerakkan bergerak
ekstremitas
Perubahan Kekuatan Otot √ Enggan Cedera
metabolisme menurun melakukan medulla
Pergerakan spinalis
Ketidakbugaran fisik Rentang gerak √ Merasa cemas Trauma
(ROM) menurun saat bergerak
Penurunan kendali Sendi kaku Fraktur
Otot
Penurunan Massa Gerakan tidak Osteoarthritis
Otot terkoordinasi
Penurunan kekuatan Gerakan Ostemalasia
Otot Terbatas
Keterlambatan Fisik lemah √ Keganasan
Perkembangan
Kekuatan sendi
Kontraktur
Malnutrisi
Gangguan
Muskuloskeletal
Gangguan
Neuromuscular √
Indeks Massa Tubh
diatas persentil ke-75
sesuai usia
Efek agen farmakologis
Program pembatasan
1 2 3 4
gerak
Nyeri
Kurang terpapar
informasi tentang
aktivitas fisik
Kecemasan
Gangguan kognitif
Keenganan melakukan
pergerakan
Gangguan
sensoripersepsi
h. Analisis Data

Data Analisis Masalah


DS: Thrombosis Gangguan
Aterosklerosis Mobilitas Fisik
Pasien mengeluh susah
menggerakkan tangan dan kaki Pembuluh darah menjadi
sebelah kanan dan kirinya. kaku dan pecah
DO:
Stroke Hemoragik
Pasien tampak mengalami Peningkatan TIK
penurunan kekuatan otot yaitu Arteri cerebri media
3 pada sisi ekstremitas sebelah Disfungsi N.XI
kanan dan 4 pada sisi (assesoris)
ektremitas sebelah kiri. Pasien
juga mengalami penurunan Penurunan fungsi motorik
rentang gerak. Pasien tampak dan muskuloskeletal
lemah.
Kelemahan pada
satu/ atau keempat
anggota gerak

Hemiparase/ atau
hemiplegia kanan dan kiri

Gangguan Mobilitas Fisik

II. Diagnosis Keperawatan

a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular


dibuktikan dengan pasien mengeluh susah menggerakkan tangan dan kaki
sebelah kanan dan kirinya. Pasien tampak mengalami penurunan kekuatan
otot yaitu 3 pada sisi ekstremitas sebelah kanan dan 4 pada sisi ektremitas
sebelah kiri. Pasien juga mengalami penurunan rentang gerak. Pasien tampak
lemah.
III. Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan
Keperawatan Hasil
1 2 3 4
1 Setelah dilakukan Intervensi utama:
Gangguan mobilitas
intervensi Dukungan Mobilisasi
fisik berhubungan
keperawatan selama (I.05173)
dengan gangguan
3x24 jam maka
neuromuskular Observasi
mobilitas fisik
dibuktikan dengan
meningkat dengan 1) Identifikasi adanya
pasien mengeluh susah
kriteria hasil: nyeri atau keluhan
menggerakkan tangan
1) Pergerakann fisik lainnya
dan kaki sebelah kanan
ekstemitas 2) Identifikasi toleransi
dan kirinya. Pasien
meningkat (4) fisik melakukan
tampak mengalami
2) Kekuatan otot pergerakan
penurunan kekuatan
meningkat (4) 3) Monitor frekuensi
otot yaitu 3 pada sisi
3) Rentang gerak jantung dan tekanan
ekstremitas sebelah
(ROM) darah sebelum
kanan dan 4 pada sisi
meningkat(4) memulai mobilisasi
ektremitas sebelah kiri.
4) Kelemahan fisik 4) Monitor kondisi
Pasien juga mengalami
menurun (5) umum selama
penurunan rentang
gerak. Pasien tampak melakukan mobilisasi
lemah. Terapeutik

1) Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan
alat bantu (mis. pagar
tempat tidur)
2) Fasilitasi melakukan
mobilisasi dini
3) Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2) Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
3) Ajarkan mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis. duduk di
tempat tidur, duduk
disisi tempat tidur,
pindah daritempat
tidur ke kursi)

Intervensi Pendukung:
Pengaturan Posisi
(I.01019)
Observasi
1) Monitor status
oksigenasi
Terapeutik
1) Motivasi melakukan
ROM aktif atau pasif
2) Ubah posisi setiap 2
jam
IV. Implementasi

Tgl. Jam Tindakan Evaluasi Paraf


Keperawatan
28 11.00 - Mengidentifikasi DS: Pasien mengeluh
Maret Wita adanya nyeri susah menggerakkan
2022 - Mengidentifikasi tangan dan kaki
toleransi fisik sebelah kanan dan
melakukan kirinya. Tidak ada
pergerakan nyeri.
- Memonitor DO:
frekuensi - Pasien tampak
jantung dan sulit menggerakkan
tekanan darah ekstremitas atas
sebelum memulai dan bawah (kanan
mobilisasi dan kiri).
- Penurunan rentang
gerak karena
ekstremitas kaku
sehingga sulit
digerakkan.
- Penurunan
kekuatan otot.
Kekuatan otot
ekstremitas kanan
bernilai 3 dan
ekstremitas kiri
bernilai 4.
- Tekanan darah:
120/80mmHg
- Frekuensi
nadi: 78 x/menit
11.15 - Menjelaskan DS: Keluarga pasien
wita tujuan dan pasien
dan prosedur mengatakan bersedia
mobilisasi untuk melakukan
- Menganjurkan mobilisasi dan
melakukan mengerti tujuan serta
mobilisasi dini prosedur dari
(ROM) mobilisasi
DO: Keluarga dan
pasien mendengarkan
perawat dan
kooperatif saat
perawat
memberikan
penjelasan.
11.20 - Mengubah posisi DS: Pasien
wita pasien ke posisi mengatakan susah
terlentang menggerakkan badan.
- Monitor kondisi DO : Pasien
umum selama kooperatif. Pasien
melakukan dalam posisi telentang
mobilisasi dan tampak lemah.
Suasana sekitar pasien
tampak tenang.

11.30 - Memonitor status DS: -


Wita oksigenasi DO: SPO2: 98%

11.35 Memotivasi DS: Pasien


Wita dan mengajarkan mengatakan ingin
pasien melakukan berlatih
ROM pasif menggerakkan tangan
(abduksi, adduksi, dan kakinya agar bisa
fleksi, ekstensi segera sembuh.
dan oposisi) DO:
- Melibatkan Pasien tampak
keluarga untuk kooperatif. Otot-otot
membantu pasien pasien tampak aktif
dalam ketika digerakkan
meningkatkan perawat. Sesekali
pergerakan keluarga mencoba
untuk membantu
pasien melakukan
ROM pasif pada
ekstremitas atas dan
bawah. Keluarga dan
pasien sangat
kooperatif.
12.00 - Memfasilitasi DS : -
Wita pasien untuk DO :
melakukan Pasien tampak
mobilisasi dini kooperatif saat
(ROM pasif) perawat memberikan
ROM pasif.
Ekstremitas terasa
kaku karena ini baru
pertama kali pasien
melakukan mobilisasi
dini (ROM).
14.00 - Mengubah posisi DS : Pasien
Wita pasien ke posisi mengatakan butuh
miring kiri bantuan untuk
- Monitor kondisi berganti posisi.
umum selama DO :
melakukan Pasien dalam posisi
mobilisasi miring kiri. Pasien
tampak masih lemah,
pergerakan masih
terbatas.
16.00 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kanan Pasien dalam posisi
- Monitor kondisi miring kanan. Pasien
umum selama tampak masih lemah.
melakukan
mobilisasi
18.00 - Mengubah posisi DS: Pasien
Wita pasien ke posisi mengatakan dirinya
terlentang merasa nyaman ketika
- Monitor kondisi diubah posisinya
umum selama perlahan.
melakukan DO : Pasien
mobilisasi kooperatif. Pasien
dalam posisi telentang
dan tampak lemah,
serta suasana di sekitar
pasien cukup
mendukung sesi
latihan ROM.
18.15 - Memonitor status DS:-
Wita oksigenasi DO: SPO2: 98%
DS : Pasien
- Memfasilitasi mengatakan merasa
18.20 melakukan lebih baik saat kaki
dan tangannya
digerakkan
(ROM pasif) DO :
Pasien tampak
kooperatif. Otot-otot
pasien tampak aktif
ketika digerakkan
perawat. Keluarga
juga membantu pasien
melakukan ROM pasif
pada ektremitas atas
dan bawah.
18.30 - Melibatkan DS : -
Wita keluarga untuk DO:
membantu pasien Pasien tampak
dalam kooperatif. Gerakan
meningkatkan terbatas karena ini
pergerakan baru hari pertama
pasien melakukan
mobilisasi dini (ROM)
sehingga ekstremitas
agak kaku. Keluarga
dan pasien sangat
kooperatif.
20.40 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kiri Pasien tampak tenang.
- Monitor kondisi Pasien dalam posisi
umum selama miring kiri. Kondisi
melakukan fisik tampak masih
mobilisasi lemah, pergerakan
masih terbatas.
22.40 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kanan Pasien dalam posisi
- Monitor kondisi miring kanan. Pasien
umum selama tampak masih lemah,
melakukan pergerakan masih
mobilisasi terbatas.
08.00 - Mengidentifikasi DS: Pasien
Wita adanya nyeri atau mengatakan ketika
keluhan fisik bangun tadi pagi,
lainnya. dirinya melatihan
- Memonitor tangan dan kakinya
frekuensi jantung sepertinya di
dan tekanan darah contohkan perawat.
29 sebelum memulai Namun masih
Maret mobilisasi lumayan kaku.
2022 DO:
- Pasien tampak
tenang
- Pasien tampak
masih susah
menggerakkan
ekstremitasnya,
namun ada usaha
dari pasien dan
- keluarga untuk
melatih ROM.
- Tekanan darah:
121/90mmHg
- Frekuensi nadi:
65x.menit
08.15 - Mengubah posisi DS : Masih susah ubah
Wita pasien ke posisi posisi sendiri.
telentang DO :
Pasien dalam posisi
telentang. Pasien
kooperatif.
08.20 - Memonitor status DS:-
Wita oksigenasi DO: SPO2: 98%
08.25 - Memfasilitasi DS: -
Wita pasien untuk DO:
melakukan Pasien tampak
mobilisasi dini kooperatif. Otot-otot
(ROM pasif) pasien tampak aktif
- Melibatkan ketika digerakkan
keluarga untuk perawat. Sesekali
membantu pasien keluarga mencoba
dalam untuk membantu
meningkatkan pasien melakukan
pergerakan ROM pasif pada
ekstremitas atas dan
bawah. Keluarga dan
pasien sangat
kooperatif.
08.35 - Monitor kondisi DS : -
Wita umum selama DO : Suasana sekitar
melakukan pasien tampak tenang,
mobilisasi mendukung sesi ROM
pasien
10.35 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kiri Pasien dalam posisi
- Monitor kondisi miring kiri. Pasien
umum selama tampak mulai
melakukan membaik. pergerakan
mobilisasi masih agak kaku dan
terbatas.
12.35 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kanan Pasien dalam posisi
- Monitor kondisi miring kanan.
umum selama
melakukan
mobilisasi
15.30 - Memonitor DS: Pasien
Wita frekuensi jantung mengatakan dirinya
dan tekanan darah merasa cukup baik
sebelum memulai untuk latihan ROM.
mobilisasi DO:
- Pasin tampak
kooperatif
Pasien tampak
sudah mulai
terbiasa untuk
menggerakkan
ekstremitasnya
- Tekanan darah :
110/75 mmHg
- Frekuensi nadi:85
- x/menit
15.40 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
telentang Pasien dalam posisi
telentang. Pasien
kooperatif.
15.50 - Memonitor status DS:-
Wita oksigenasi DO: SPO2: 99%
15.55 - Memfasilitasi DS: Pasien mengatakan
Wita pasien untuk siap untuk berlatih
melakukan ROM.
mobilisasi dini DO:
(ROM pasif) Pasien tampak
- Melibatkan kooperatif. Otot-otot
keluarga untuk pasien tampak aktif
membantu pasien ketika digerakkan
dalam perawat.Keluarga
meningkatkan mencoba untuk
pergerakan membantu pasien
melakukan ROM pasif
pada ekstremitas atas
dan bawah. Keluarga
dan pasien sangat
kooperatif.
16.05 - Monitor kondisi DS : -
Wita umum selama
DO : Suasana sekitar
melakukan
pasien tampak tenang,
mobilisasi
mendukung sesi ROM
pasien.
18.00 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kiri Pasien dalam posisi
- Monitor kondisi miring kiri. Pasien
umum selama sudah bisa
melakukan menggerakkan sedikit
mobilisasi demi sedikit badannya.
20.00 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
telentang Pasien dalam posisi
telentang. Pasien
kooperatif.
20.10 - Mengidentifikasi DS: Pasien
Wita adanya nyeri atau mengatakan badannya
keluhan fisik terasa lebih segar
lainnya setelah rutin latihan
- Memonitor ROM.
frekuensi jantung DO:
dan tekanan darah - Pasien tampak bisa
sebelum memulai menggerakkan
mobilisasi badannya secara
perlahan
- Pasien tampak sulit
menggerakkan
ekstremitasnya
- Tekanan darah:
118/85mmHg
- Nadi : 82x/menit
20.25 - Memonitor status DS:-
Wita oksigenasi DO: SPO2: 98%
20.30 - Memfasilitasi DS: Pasien
Wita pasien untuk mengatakan bersedia
melakukan untuk latihan ROM
mobilisasi dini sebelum tidur, supaya
(ROM pasif) tidurnya lelap.
- Melibatkan DO:
keluarga untuk Pasien tampak
membantu pasien kooperatif. Sudah
dalam hapal gerakan ROM
meningkatkan dan kekuatan otot
pergerakan sudah meningkat.
Ekstremitas sudah
tidak kaku. Rencana
besok dilatih ROM
aktif.
20.40 - Monitor kondisi DS : -
Wita umum selama DO : Suasana sekitar
melakukan pasien tampak tenang,
mobilisasi mendukung sesi ROM
pasien.
22.40 - Mengubah posisi DS : Pasien
Wita pasien ke posisi mengatakan bisa
miring kiri berpindah posisi
- Monitor kondisi mandiri
umum selama DO :
melakukan Pasien dalam posisi
mobilisasi miring kiri. Pasien
kooperatif.
08.00 - Mengidentifikasi DS: Pasien
Wita adanya nyeri atau mengatakan
keluhan fisik kondisinya sudah jauh
lainnya lebih baik, tidak ada
- Memonitor nyeri.
frekuensi jantung DO:
30 dan tekanan darah
Maret sebelum memulai - Pasien kooperatif
2022 mobilisasi - Pasien tampak
sudah bisa perlahan
menggerakkan
ekstremitasnya.
- Tekanan darah:
125/81mmHg
- Frekuensi nadi:
89 x/menit
08.15 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
telentang Pasien dalam posisi
telentang. Pasien
kooperatif. Pasien
berpindah posisi
mandiri
08.20 - Memonitor status DS:-
Wita oksigenasi DO: SPO2: 99%
08.25 Memfasilitasi DS: Pasien ingin
Wita pasien untuk mencoba melakukan
melakukan ROM mandiri
mobilisasi dini DO :
(ROM aktif) Pasien tampak
- Melibatkan kooperatif. Pasien
keluarga untuk melakukan ROM aktif
membantu pasien secara perlahan-lahan
dalam dibantu keluarga.
meningkatkan Kekuatan otot
pergerakan meningkat dan
ekstremitas tampak
tidak kaku lagi.
08.35 - Monitor kondisi DS : -
Wita umum selama DO : Suasana sekitar
melakukan pasien tampak tenang,
mobilisasi mendukung sesi ROM
pasien.
10.35 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kiri Pasien dalam posisi
- Monitor kondisi miring kiri. Pasien
umum selama miring kiri secara
melakukan mandiri. Suasana
mobilisasi sekitar pasien
kondusif.
12.35 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kanan Pasien dalam posisi
- Monitor kondisi miring kiri. Pasien
umum selama miring kiri secara
melakukan mandiri. Suasana
mobilisasi sekitar pasien
kondusif.
15.30 - Memonitor DS: Pasien
Wita frekuensi jantung mengatakan merasa
dan tekanan darah lebih fit setelah latihan
sebelum memulai ROM.
mobilisasi DO:
- Pasien tampak
kooperatif
- Tekanan darah:
122/85 mmHg
- Frekuensi nadi:
75
x/menit
15.40 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
telentang Pasien merubah posisi
ke posisi telentang
secara mandiri.
15.50 - Memonitor status DS:-
Wita oksigenasi DO: SPO2: 98%
15.55 - Memfasilitasi DS: -
Wita pasien untuk DO:
melakukan Pasien tampak
mobilisasi dini kooperatif. Otot-otot
(ROM aktif) pasien tampak aktif
ketika digerakkan
perawat
- Melibatkan Kekuatan otot
keluarga untuk ekstremitas kanan
membantu pasien meningkat menjadi 4,
dalam ektremitas kiri menjadi
meningkatkan 5. Keluarga dan pasien
pergerakan sangat kooperatif.
16.05 - Monitor kondisi DS : -
Wita umum selama DO : Suasana sekitar
melakukan pasien tampak tenang,
mobilisasi mendukung sesi ROM
pasien
18.00 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kiri Pasien dalam posisi
- Monitor kondisi miring kiri.
umum selama
melakukan
mobilisasi
20.00 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
telentang Pasien dalam posisi
telentang. Pasien
kooperatif.
20.10 - Mengidentifikasi DS: Pasien
Wita adanya nyeri atau mengatakan tidak ada
keluhan fisik keluhan. Sudah jauh
lainnya lebih fit.
- Memonitor DO:
frekuensi jantung - Pasien tampak baik
dan tekanan darah - Tekanan darah:
sebelum memulai 120/82 mmHg
mobilisasi - Nadi : 80x/menit
18.00 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kiri Pasien dalam posisi
- Monitor kondisi miring kiri.
umum selama
melakukan
mobilisasi
20.25 - Memonitor status DS:-
Wita oksigenasi DO: SPO2: 99%
20.30 - Memfasilitasi DS: -
Wita pasien untuk DO:
melakukan Pasien tampak
mobilisasi dini kooperatif. Otot-otot
(ROM aktif) pasien tampak aktif
- Melibatkan ketika digerakkan
keluarga untuk perawat. Kekuatan
membantu pasien otot ekstremitas kanan
dalam meningkat menjadi 4,
meningkatkan ektremitas kiri
pergerakan menjadi
5. Keluarga dan pasien
sangat kooperatif.
20.40 - Monitor kondisi DS : -
Wita umum selama DO : Suasana sekitar
melakukan pasien tampak tenang,
mobilisasi mendukung sesi ROM
pasien
22.40 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
miring kiri Pasien dalam posisi
- Monitor kondisi miring kiri. Kondisi
umum selama sekitar pasien sangat
melakukan kondusif untuk
mobilisasi melakukan latihan
ROM
08.00 - Mengidentifikasi DS: Pasien mengatakan
Wita adanya nyeri atau hari ini dia merasakan
keluhan fisik badannya jauh lebih
lainnya baik.
31 - Memonitor DO:
Maret frekuensi jantung - Pasien tampak
2022 dan tekanan lebih fit dan
darah sebelum berenergi pagi ini
memulai - Tekanan darah:
mobilisasi 120/70mmHg
- Frekuensi nadi:
89 x/menit
08.15 - Mengubah posisi DS : -
Wita pasien ke posisi DO :
telentang Pasien dalam posisi
telentang. Pasien
kooperatif.
08.20 - Memonitor status DS:-
Wita oksigenasi DO: SPO2: 98%
08.25 - Memfasilitasi DS: Pasien mengatakan
Wita pasien untuk badannya terasa fit
melakukan DO:
mobilisasi dini Pasien tampak
(ROM aktif) kooperatif. Otot-otot
- Melibatkan pasien tampak aktif
keluarga untuk ketika digerakkan
membantu pasien perawat. Kekuatan otot
dalam ekstremitas kanan
meningkatkan meningkat menjadi 4,
pergerakan ektremitas kiri menjadi
5. Keluarga dan pasien
sangat kooperatif.
08.35 - Monitor kondisi DS : -
Wita umum selama DO : Suasana sekitar
melakukan pasien tampak tenang,
mobilisasi mendukung sesi ROM
pasien
10.35 Mengajarkan DS : Pasien
Wita pasien untuk mengatakan masih
melakukan belum terbiasa duduk
mobilisasi dini sehingga badannya
(duduk di pinggir masih goyah ketika
tempat tidur) duduk
- Memfasilitasi DO :
pasien untuk Pasien dalam posisi
melakukan duduk dengan
mobilisasi dini disangga oleh keluarga
dengan alat bantu pasien. Pasien dan
(duduk di pinggir keluarga tampak
tempat tidur) kooperatif.
- Melibatkan
keluarga dalam
proses latihan
pasien melakukan
mobilisasi dini.
V. Evaluasi

No. Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf


1. 31 Maret S: Pasien mengatakan sudah bisa menggerakkan dan
2022 mengangkat tangan dan kaki kanannya, begitu pula
Pk 11.00 tangan dan kaki kirinya. Juga tangan dan kakinya
Wita sekarang sudah cukup kuat menahan beban.
O: Pasien tampak mampu menggerakkan ekstremitas
kanan dan kiri secara perlahan, kekuatan otot 4
pada ekstremitas kanan dan 5 pada ektremitas kiri,
kondisi fisik pasien baik.
4444 5555
4444 5555
A: Masalah Gangguan Mobilitas teratasi sebagian
P:Tingkatkan kondisi pasien, lanjutkan latihan
melakukan ROM aktif dan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. duduk di sisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi)
Lampiran 2 : Standar Operasioal Prosedur

SATUAN OPERASIONAL PROSEDUR


ROM (RANGE OF MOTION)

Prosedur Kegiatan
Persiapan Klien
1. Menjelaskan pada klien mengenai
tujuan dari tindakan keperawatan
yang diberikan kepada klien
2. Kaji kembali keluhan klien dan
disesuaikan dengan indikasi, serta
rencana tindakan yang ingin
diberikan kepada klien
3. Kontrak waktu dengan klien : kapan
pelaksanaan dan berapa lama
pelaksanaan tindakan keperawatan
Pelaksanaan
Fase Orientasi

1. Mengucapkan salam kepada klien


2. Mengidendifikasi klien dengan ;
nama, tanggal lahir, nomor rekam
medis (nrm) klien
3. Melakukan konfirmasi ulang terkait
kontrak waktu yang telah disepakati

Fase Kerja

1. Menutup sampiran/gordyn
2. Mencuci tangan
3. Melakukan ROM pada ekstremitas
atas dan bawah

a. ROM pada pergelangan kaki


(Fleksi dan Ekstensi)
1) Letakkan satu tangan pada telapak
kaki pasien dan satu tangan yang
lain di atas

2) Pergelangan kaki, jaga kaki lurus


dan rileks.
3) Tekuk pergelangan kaki, arahkan
jari-jari kaki ke arah dada atau ke
bagian atas tubuh pasien.
4) Kembalikan ke posisi awal.

5) Tekuk pergelangan kaki menjauhi


dada pasien. Jari dan telapak kaki
diarahkan ke bawah.

b. ROM pada pergelangan kaki


(Infersi dan Efersi)
1) Pegang separuh bagian atas kaki
pasien dengan tangan kita
(pelaksana) dan pegang
pergelangan kaki pasien dengan
tangan satunya.
2) Putar kaki dengan arah ke dalam
sehingga telapak kaki menghadap
ke kaki lainnya.
3) Kembalikan ke posisi semula.

4) Putar kaki keluar sehingga bagian


telapak kaki menjauhi kaki yang
lain.
5) Kembalikan ke posisi awal.

c. ROM pada pergelangan tangan


(Fleksi dan Ekstensi)
1) Letakkan satu tangan pada telapak
tangan pasien dan satu tangan yang
lain di atas
2) Pergelangan tangan, jaga tangan
lurus dan rileks.

3) Tekuk pergelangan tangan,


arahkan jari-jari tangan ke arah
dada atau ke bagian atas tubuh
pasien.
4) Kembalikan ke posisi awal.

5) Tekuk pergelangan tangan


menjauhi dada pasien. Jari dan
telapak tangan diarahkan ke
bawah.

d. ROM pada pergelangan tangan


(Infersi dan Efersi)
1) Pegang separuh bagian atas tangan
pasien dengan tangan kita
(pelaksana) dan pegang
pergelangan tangan pasien dengan
tangan satunya.
2) Putar tangan dengan arah ke dalam
sehingga telapak tangan
menghadap ke kaki lainnya.
3) Kembalikan ke posisi semula.

4) Putar tangan keluar sehingga


bagian telapak tangan menjauhi
tangan yang lain.
5) Kembalikan ke posisi awal.

e. ROM pada bagian paha (Rotasi)

1) Letakkan satu tangan perawat


pada pergelangan kaki pasien dan
satu tangan yang lain di atas lutut
pasien

2) Putar kaki ke arah pasien

3) Putar kaki ke arah pelaksana

4) Kembalikan ke posisi semula

f. ROM pada paha (Abduksi dan


Adduksi)

1) Letakkan satu tangan perawat di


bawah lutut pasien dan satu tangan
pada tumit.

2) Angkat kaki pasien kurang lebih 8


cm dari tempat tidur dan
pertahankan posisi tetap lurus.
Gerakan kaki menjauhi badan
pasien atau ke samping ke arah
perawat

3) Gerakkan kaki mendekati dan


menjauhi badan pasien

4) Kembalikan ke posisi semula.

g. ROM pada bagian bahu (Rotasi)

1) Letakkan satu tangan perawat


pada pergelangan tangan pasien
dan satu tangan yang lain di atas
bahu pasien

2) Putar tangan ke arah pasien


3) Putar tangan ke arah pelaksana

4) Kembalikan ke posisi semula

h. ROM pada bahu (Abduksi dan


Adduksi)

1) Letakkan satu tangan perawat di


bahu pasien dan satu tangan pada
telapak tangan.

2) Angkat tangan pasien kurang lebih


8 cm dari tempat tidur dan
pertahankan posisi tetap lurus.
Gerakan tangan menjauhi badan
pasien atau ke samping ke arah
perawat

3) Gerakkan tangan mendekati dan


menjauhi badan pasien (atas dan
bawah)

4) Kembalikan ke posisi semula.

i. ROM pada bagian lutut (Fleksi


dan Ekstensi)

1) Letakkan satu tangan di bawah


lutut pasien dan pegang tumit
pasien dengan tangan yang lain

2) Angkat kaki, tekuk pada lutut dan


pangkal paha

3) Lanjutkan menekuk lutut ke arah


dada pasien sejauh mungkin dan
semampu pasien

4) Turunkan dan luruskan lutut


dengan tetap mengangkat kaki ke
atas

5) Kembalikan ke posisi semula

6) Cuci tangan setelah prosedur


dilakukan.
j. ROM pada bagian siku (Fleksi
dan Ekstensi)

7) Letakkan satu tangan di siku


pasien dan pegang telapak tangan
pasien dengan tangan yang lain
8) Angkat tangan, tekuk pada siku
dan lengan

9) Lanjutkan menekuk siku ke arah


dada pasien sejauh mungkin dan
semampu pasien

10) Turunkan dan luruskan siku

11) Kembalikan ke posisi semula

4. Cuci tangan

Fase Terminasi

1. Mengevaluasi perasaan klien setelah


dilakukannya tindakan keperawatan
2. Mengevaluasi secara subyektif adanya
perubahan saat atau setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3. Kontak waktu untuk tindak lanjut
untuk tindakan keperawatan
selanjutnya
4. Mengucapkan salam kepada klien
5. Mendokumentasikan tindakan
keperawatan yang telah diberikan
kepada klien
Sumber : (Kasiati, Rosmalawati, 2017)

2.17. Prosedur Range Of Motion (ROM)


Range Of Motion (ROM) adalah latihan menggerakkan bagian tubuh untuk
memelihara fleksibilitas dan kemampuan gerak sendi. Latihan range of
motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry,
2005).
ROM memiliki banyak tujuan diantaranya yaitu memelihara fleksibilitas dan
kemampuan gerak sendi, mengurangi rasa nyeri, mengembalikan kemampuan klien
menggerakkan otot melancarkan peredaran darah.
Jenis-jenis ROM sebagai berikut :

 Latihan ROM aktif Latihan dengan meminta klien menggunakan otot untuk
melakukan gerak mandiri.
 Latihan ROM aktif dengan pendampingan (active-assisted) Latihan gerak mandiri
dengan dibantu atau didampingi oleh perawat atau tenaga kesehatan lain.
 Latihan ROM pasif
Latihan ROM yang dilakukan oleh perawat atau tenaga kesehatan lain kepada klien
yang tidak mampu atau memiliki keterbatasan pergerakan.
Adapun waktu yang tepat untuk pelaksanaan ROM adalah sebagai berikut :

 Idealnya sekali dalam sehari.


 Latihan masing-masing dilakukan +-10 hitungan.
Mulai latihan pelan dan bertahap.
 Usahakan sampai gerakan penuh, tapi jangan memaksakan gerakan klien, tetap
sesuaikan dengan batas toleransi gerakan pasien.
 Perhatikan respon pasien,
 Hentikan bila terasa respon nyeri dan segera konsultasikan ke tenaga kesehatan.

Prosedur Pelaksanaan ROM sebagai berikut :


1. ROM pada bagian jari-jari (Fleksi dan Ekstensi)

 Pegang jari-jari tangan pasien dengan satu tangan sementara tangan lain
memegang pergelangan.

 Bengkokkan (tekuk/fleksikan) jari-jari ke bawah.


 Luruskan jari-jari (ekstensikan) kemudian dorong ke belakang (hiperekstensikan).
 Gerakkan ke samping kiri kanan (Abduksi-adduksikan).
 Kembalikan ke posisi awal.

2. ROM pada pergelangan kaki (Fleksi dan Ekstensi)

 Letakkan satu tangan pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas

 Pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan rileks.


 Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada atau ke bagian atas tubuh
pasien.
 Kembalikan ke posisi awal.
 Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. Jari dan telapak kaki diarahkan ke
bawah.
3. ROM pada pergelangan kaki (Infersi dan Efersi)

 Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan tangan kita (pelaksana) dan pegang
pergelangan kaki pasien dengan tangan satunya.
 Putar kaki dengan arah ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.
 Kembalikan ke posisi semula.
 Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.
 Kembalikan ke posisi awal.

4. ROM pada bagian paha (Rotasi)

 Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien dan satu tangan yang lain
di atas lutut pasien.
 Putar kaki ke arah pasien.
 Putar kaki ke arah pelaksana.
 Kembalikan ke posisi semula.

5. ROM pada paha (Abduksi dan Adduksi)

 Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit.
 Angkat kaki pasien kurang lebih 8 cm dari tempat tidur dan pertahankan posisi tetap
lurus. Gerakan kaki menjauhi badan pasien atau ke samping ke arah perawat.
 Gerakkan kaki mendekati dan menjauhi badan pasien.
 Kembalikan ke posisi semula.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

6. ROM pada bagian lutut (Fleksi dan Ekstensi)

 Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan
yang lain.
 Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
 Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada pasien sejauh mungkin dan semampu pasien.
 Turunkan dan luruskan lutut dengan tetap mengangkat kaki ke atas.
 Kembalikan ke posisi semula.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut :

1. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,mudah dan


teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi di perlukan
untuk meningkatkan Kesehatan,memperlambat proses penyakit khususnya penyakit
degeneratif dan untuk aktualisasi.
2. Imobilisasi adalah ketidak mampuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai
penyakit atau impairment (gangguan pada alat atau organ tubuh yang bersifat fisik
atau mental . Imobilisasi dapat juga di artikan sebagai keadaan tidak bergerak atau
tirah baring yang terus menerus selama lima hari atau lebih akibat perubahan fungsi
fisiologis.(Potter dan Perri, 2010)
3. Mobilsisasi bertujuan untuk mempertahankan fungsi tubuh, sedangkan Meningkatkan
kemampuan pasien untuk otot dan sendi.

3.2. Saran
Adapun saran yang kami berikan adalah pembaca dapat mempelajari dan referensi yang
memadai untuk mempraktikan dalam dunia kesehatan dalam pelayanan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai