A DENGAN MASALAH
UTAMA GANGGUAN MOBILITAS FISIK DI
RUANG MELATI RSUD CIBINONG
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
SYIFA FAUZIYAH 214291517032
AUDREY TALITHA SALSABILA 214291517029
DJULIA MANINGSINGSARI 214291517023
ATI ELIANIRWATI 214291517011
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan Mata
Kuliah Keperawatan Dasar dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan masalah
utama gangguan mobilitas fisik di RSUD Cibinong’’ terselesaikan tepat pada waktunya.
Asuhan Keperawatan ini tersusun atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih serta penghargaan yang sedalam-dalamnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Kami tentu menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................3
1.3 Manfaat....................................................................................................................4
1.4 Waktu Pelaksanaan Praktik......................................................................................4
1.5 Tempat Pelaksanaan Praktik....................................................................................4
BAB II KONSEP DASAR................................................................................................5
2.1 Definisi.....................................................................................................................5
2.2 Etiologi.....................................................................................................................5
2.3 Manifestasi Klinis....................................................................................................6
2.4 Dampak Gangguan Mobilisasi Fisik........................................................................7
2.5 Komplikasi.............................................................................................................10
2.6 Fokus Pengkajian...................................................................................................10
2.7 Asuhan Keperawatan Teoritis................................................................................13
BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................................19
3.1 Pengkajian..............................................................................................................19
3.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................26
3.3 Intervensi................................................................................................................29
3.4 Implementasi..........................................................................................................32
3.5 Evaluasi..................................................................................................................36
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................40
BAB V PENUTUP..........................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................46
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan Keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan
mobilitas fisik pada klien DM dan SNH di RSUD Cibinong.
2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien DM dan SNH dengan
gangguan mobilitas fisik.
2) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian analisa pada klien DM dan SNH
dengan gangguan mobilitas fisik.
3) Mahasiswa mampu menentukan masalah keperawatan yang muncul pada klien
DM dan SNH dengan gangguan mobilitas fisik.
4) Mahasiswa mampu menentukan rencana keperawatan pada klien DM dan
SNH dengan gangguan mobilitas fisik.
5) Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien DM dan SNH
dengan gangguan mobilitas fisik.
6) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien DM dan SNH
dengan gangguan mobilitas fisik.
1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
Praktek ini dapat menjadi edukasi/pengetahuan untuk melakukan asuhan
keperawatan bagi pada klien DM dan SNH dengan gangguan mobilitas fisik.
2. Bagi institusi dan Pelayanan Kesehatan
Praktek ini dapat menjadi sumber informasi dan acuan bagi pelayanan kesehatan
dan institusi untuk klien DM dan SNH dengan gangguan mobilitas fisik.
3. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien DM dan SNH
dengan gangguan mobilitas fisik.
2) Sebagai salah satu referensi dalam proses belajar pada stase Keperawatan
Dasar Profesi pada tingkta Pendidikan Profesi Ners
2.1 Definisi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah,
dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. (Mubarak dkk,
2015:307)
Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau
lebih ekstremitas secara mandiri (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
Gangguan mobilitas fisik merupakan suatu kondisi yang relatif dimana individu
tidak hanya mengalami penurunan aktivitas dari kebiasaan normalnya tetapi juga
kehilangan kemampuan geraknya secara total (Ernawati, 2012).
2.2 Fisiologi
Otak kita sangat sensitif terhadap kondisi penurunan atau hilangnya suplai darah.
Hipoksia dapat menyebabkan iskemik serebral karena tidak seperti jaringan pada
bagian tubuh lain, misalnya otot, otak tidak bisa menggunakan metabolisme anaerobik
jika terjadi kekurangan oksigen dan glukosa. Jika aliran darah tidak diperbaiki, terjadi
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada jaringan otak atau infark dalam hitungan
menit. Luasnya infark bergantung pada lokasi dan ukuran arteri yang tersumbat dan
kekuatan sirkulasi kolateral ke area yang disuplai. (Sari dan Retno, 2014)
Iskemik dengan cepat bisa menganggu metabolisme. Kematian sel dan perubahan
yang permanen dapat terjadi dalam waktu 3-10 menit. Aliran darah dapat terganggu
oleh masalah perfusi lokal, seperti pada stroke atau gangguan perfusi secara umum,
misalnya pada hipotensi atau henti jantung. Dalam waktu yang singkat, klien yang
sudah kehilangan kompensasi autoregulasi akan mengalami manifestasi dari gangguan
neurologis. Penurunan perfusi serebral biasanya disebabkan oleh sumbatan di arteri
serebral atau perdarahan intraserebral. Sumbatan yang terjadi mengakibatkan iskemik
pada jaringan otak yang mendapatkan suplai dari arteri yang terganggu dan karena
adanya pembengkakan di jaringan sekelilingnya. Sel-sel dibagian tengah atau utama
pada lokasi stroke akan 35 mati dengan segera setelah kejadian stroke. Hal ini dikenal
dengan istilah cedera sel-sel saraf primer. Hemiparesis dan menurunnya kekuatan otot
pula yang menyebabkan gerakan pasien lambat. Penderita stroke mengalami kesulitan
berjalan karena gangguan pada kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi gerak,
sehingga kesulitan dalam melakukan aktivitas seharihari. Latihan gerak mempercepat
penyembuhan pasien stroke, karena akan mempengaruhi sensasi gerak diotak. Pada
pasien stroke mengalami hambatan mobilisasi yang disebabkan karena adanya
gangguan pada neuromuskular. Menurut teori pada pasien stroke secara klinis gejala
yang sering muncul adalah hemiparesis, merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan hilangnya mekanisme reflek postural normal, seperti mengontrol siku
untuk bergerak, mengontrol gerak kepala untuk keseimbangan, rotasi tubuh untuk gerak
fungsional pada ektermitas (menurut Irdawati (dalam Nengsi Olga Kumala Sari,
2012)).
2.5 Komplikasi
Menurut Garrison (dalam Bakara D.M & Warsito S, 2016) gangguan mobilitas
fisik dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abnormalitas tonus, orthostatic hypotension,
deep vein thrombosis, serta kontraktur. Selain itu, komplikasi yang dapat terjadi adalah
pembekuan darah yang mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh menyebabkan
penimbunan cairan daan pembengkaan. Kemudian, juga menyebabkan embolisme paru
yaitu sebuah bekuan yang terbentuk dalam satu arteri yang mengalir ke paru.
Selanjutnya yaitu dekubitus. Bagian yang biasa mengalami memar adalah pinggul,
pantat, sendi kaki dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat akan menjadi infeksi. Atrofi
dan kekakuan sendi juga menjadi salah satu komplikasi dari gangguan mobilitas fisik.
Hal itu disebabkan karena kurang gerak dan mobilisasi. Komplikasi lainnya, seperti
disritmia, peningkatan tekanan intra cranial, kontraktur, gagal nafas, dan kematian
(Andra, Wijaya, Putri , 2013).
20
Abduksi : kembangkan jari tangan
Adduksi : rapatkan jari tangan dari posisi adduksi 20
Kaki dan Jari
20-30
Dorsifleksi : menggerakkan kaki sehingga jari-jari
kaki menekuk keatas
Plantar fleksi : menggerakkan kaki sehingga jari- 40-50
6. Kekuatan Otot dan Gangguan Kordinasi, dalam mengkaji kekuatan otot dapat
dilakukan secara bilateral atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat dibuat dalam
enam derajat (0-5) derajat ini menunjukkan tingkat kemampuan otot yang
berbeda- beda, keenam derajat itu dapat dilihat pada tabel (Hidayat, 2009)
2) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Pasien lansia (≥60 tahun) yang mengalami gangguan muskuloskeletal keadaan
umumnya lemah. Timbang berat badan klien, apakah ada gangguan penyakit
karena obesitas atau malnutrisi.
2) Kesadaran Kesadaran
klien biasanya composmentis dan apatis.
3) Tanda-tanda vital
a. Suhu meningkat (>37ᶿC) atau dalam batas normal
b. Nadi meningkat atau dalam batas normal
c. Tekanan darah meningkat atau dalam batas normal
d. Pernafasan biasanya normal atau terjadi peningkat
4) Pemeriksaan head to toe
a. Pemeriksaan muka dan kepala
Pemeriksaan ini meliputi bentuk wajah, benjolan pada kepala maupun muka,
ada tidaknya lesi, penyebaran rambut, dan kerontokan rambut.
b. Mata
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan konjungtiva, sklera,
strabismus, penglihatan, peradangan, katarak, dan penggunaan kacamata.
c. Hidung
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi bentuk hidung, peradangan dan
penciuman.
d. Mulut tenggorakan, telinga
Terdapat kebersihan mukosa bibir, peradangan/stomatitis, gigi, radang gusi,
kesulitan mengunyah, pendengaran. Pada lansia biasanya terdapat penurunan
pendengaran.
e. Dada
Pemeriksaan yang dilakukan pemeriksaan bentuk dada normal, retraksi, suara
nafas vesikuler, ada tidaknya suara tambahan, ada tidaknya suara jantung
tambahan, pemeriksaan ictus cordis, dan ada tidaknya keluhan yang dirasakan.
f. Abdomen
Pemeriksaan bentuk perut, nyeri tekan, kembung, bising usus, dan massa
keluhan yang diraskan.
g. Ekstermitas
Pemeriksaan kekuatan otot (skala 1-5)
0) : Lumpuh
1) : Ada kontraksi
2) : Melawan gravitasi dengan sokongan
3) : Melawan gravitasi tetapi tidak ada tahanan
4) : Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5) : Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
Biasanya pasien yang mengalami hambatan mobilitas fisik akan mengalami
kelemahan pada otot karena biasa terjadi akibat nyeri pada ekstermitas atau
penyakit lain seperti stroke, osteoporosis, gout arthritis, dll (Buckwalter, 2011)
3. Intervensi
Diagnosa Keperawatan
No. SLKI SIKI
SDKI
1. Gangguan mobilitas fisik Mobilitas Fisik meningkat Dukungan mobilisasi
b/d gangguan (L.05042) Observasi
muskuloskeletal kriteria hasil: Identifikasi adanya
DEFINISI Pergerakan ekstremitas nyeri atau keluhan
Keterbatasan dalam gerak meningkat fisik lainnya
fisik dari satu atau lebih Kekuatan otot meningkat Identifikasi adanya
ekstremitas secara mandiri. Rentang gerak (ROM) toleransi fisik saat
PENYEBAB meningkat melakukan
Kerusakan integritas Nyeri menurun Monitor tekanan darah
struktur tulang Kecemasan menurun sebelum memulai
Perubahan metabolism Kaku sendi menurun mobilitas
Ketidakbugaran fisik Gerakan tidak Monitor keadaan
Penurunan kendali otot terkoordinasi menurun umum selama
Penurunan massa otot Gerakan terbatas melakukan mobilisasi
Objektif : Observasi
3.1 Pengkajian
I. Data Demografi
A. Biodata
Nama (nama lengkap, nama panggilan) : Ny. A
Usia/tanggal lahir : 53 tahun / 25 Juli 1961
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Cipayung, Bogor Tengah
Suku/bangsa : Indonesia
Status pernikahan : Kawin
Agama/keyakinan : Islam
Pekerjaan/sumber penghasilan : Tidak bekerja
Diagnosa medik : SNH + DM
No. Medical record : 1110332
Tanggal masuk : 15 Oktober 2021
Tanggal pengkajian : 16 Oktober 2021
Therapy medik :
B. Penaggung Jawab
Nama : Nn A
Usia : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan/sumber penghasilan : Karyawan swasta
Hubungan dengan klien : Anak
Keterangan:
Laki-laki Perempuan Tinggal satu rumah
Meninggal Klien
V. Riwayat spiritual
Klien mengatakan ia sholat 5 waktu dan biasanya mengikuti pengajian di
mushola dekat rumahnya setiap hari selasa, tapi sekarang sudah tidak bisa ikut
pengajian karena masuk dirumah sakit
2. Analisa Data
26
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. Ds:
Klien mengatakan sulit Gangguan mobilitas fisik Penurunan kekuatan
berjalan karena tangan dan otot
kaki kanan terasa kebas, sulit
digerakan, dan terasa panas.
Klien mengatakan bahwa saat
dirumah sesekali ia
berpegangan dengan tembok
apabila ingin berpindah
tempat
Do:
Keadaan umum klien lemah
Kekuatan otot 3 :
Gerakan normal menentang
gravitasi
5 3
5 3
Klien dibantu ke kamar mandi
oleh keluarga
2. Ds: Resiko jatuh Kekuatan otot menurun
Klien mengatakan sulit untuk
berjalan karena kelemahan
pada eksremitas atas bawah
bagian kanan dan merasa
kebas.
Klien mengatakan ia tidak
mau merepotkan keluarga
saat ia membutuhkan barang
di meja.
Do:
Klien mencoba mobilisasi
tanpa pengawasan keluarga
27
maupun perawat.
Klien tampak menggunakan
gelang rumah sakit yang
berwarna kuning
3. Ds: Defisit pengetahuan tentang Kurang terpapar
Klien mengatakan bahwa ia manajemen penyakit (diabetes informasi
tidak pernah memeriksakan mellitus)
kondisi kesehatannya ke
dokter
Klien mengatakan bahwa 1
tahun yang lalu, gula darah
sewaktu klien menyentuh
angka 250mg/dl.
Klien mengatakan bahwa
penyakit yang ia derita
hanya karena kecapean.
Do:
Klien tampak bingung ketika
ditanya mengenai penyakit yang
diderita
Klien bertanya tentang penyebab
penyakitnya
3. Diagnosa Keperawatan
NO MASALAH/DIAGNOSA TGL. DITEMUKAN TGL TERATASI
1. Gangguan mobilisasi fisik 16 Oktober 2021 Masalah teratasi sebagian
19 Oktober 2021
2. Resiko Jatuh 16 Oktober 2021 Masalah teratasi
18 Oktober 2021
3. Defisit pengetahuan tentang 16 Oktober 2021 Masalah teratasi
manajemen penyakit kronis 17 Oktober 2021
(diabetes mellitus)
3.3 Intervensi
28
Diagnosis Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan dan
No
(SDKI) (SLKI) Rasional (SIKI)
1. Gangguan mobilisasi Setelah dilakukan Tindakan Dukungan Mobilisasi
keperawatan selama 3x24 Observasi:
jam, diharapkan mobilitas 1. Identifikasi adanya nyeri atau
fisik meningkat, dengan keluhan fisik lainnya
kriteria hasil : 2. Monitor tekanan darah sebelum
1. Pergerakan memulai mobilisasi
eksremitas meingkat 3. Monitor kondisi umum selama
2. Kekuatan otot melakukan mobilisasi
meningkat Terapeutik:
3. Rentang gerak 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
(ROM) meningkat dengan alat bantu (pagar tempat
4. Kelemahan fisik tidur)
menurun 2. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatakan pergerakan
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan melakukan mobilisasi
dini
3. Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan
29
mengidentifikasi lokasi dan
tekstur benda
Terapeutik:
Hidari pemakaian benda-benda
yang berlebihan suhunya (terlalu
panas atau dingin)
Edukasi:
Anjurkan memakai sepatu lembut
dan bertumit rendah
2. Resiko Jatuh Setelah dilakukan Tindakan Pencegahan jatuh
keperawatan selama 1x24 Observasi:
jam, diharapkan tingkat 1. identifikasi faktor resiko jatuh
jatuhnya menurun, dengan 2. Identifikasi faktor lingkungan
kriteria hasil : yang meningkatkan resiko jatuh
1. Jatuh saat berdiri 3. Monitor kemampuan berpindah
menurun dari tempat tidur ke kursi roda dan
2. Jatuh saat berjalan sebaliknya
menurun Terapeutik
3. Jatuh saat di kamar 1. gunakan alat bantu berjalan
mandi menurun (kursi roda)
2. pastikan roda tempat tidur dan
kursi roda selalu dalam kondisi
terkunci
3. pasang handrall tempat tidur
Edukasi:
1. Anjurkan memanggil perawat
jika membutuhkan bantuan untuk
berpindah
2. anjurkan menggunakan alas kaki
yang tidak licin
3. anjurkan berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan tubuh
4. anjurkan melebarkan jarak kedua
kaki untuk meningkatkan jarak
30
kedua kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
3. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Tindakan Edukasi Kesehatan
tentang manajemen keperawatan selama 1x24 Observasi:
penyakit kronis jam, diharapkan tingkat 1. identifikasi kesiapan dan
(diabetes mellitus) pengetahuan klien kemampuan menerima informasi
membaik, dengan kriteria 2. identifikasi faktor-faktor yang
hasil: dapat meningkatkan dan
1. perilaku sesuai anjuran menurunkan motivasi perilaku
meningkat hidup bersih dan sehat
2. verbalisasi minat dalam Terapeutik
belajar meningkat 1. sediakan materi dan media
3. kemampuan menjelaskan Pendidikan kesehatan
pengetahuan tentang suatu 2. jadwalkan Pendidikan kesehatan
topik meningkat sesuai kesepakatan
4. perilaku sesuai dengan 3. berikan kesempatan untuk
pengetahuan meningkat bertanya
5. persepsi yang keliru Edukasi
terhadap masalah menurun 1. jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
2. ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
3.4 Implementasi
Tgl Kode
Jam Tindakan Keperawatan dan Hasil
Intervensi Diagnosa
16 D.0054 16.00 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Oktober Respon Klien : Klien mengatakan ia mengerti tujuan
2021 dan bagaimana cara melakukan mobilisasi
2. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
Respon Klien : klien bersedia untuk melakukan
mobilisasi dini
3. Mengajarkan ambulasi sederhana yang harus
31
dilakukan
Respon Klien : Klien memahami bagaimana cara
melakukan ambulasi sederhana
17 D.0143 07.00 1. Mengidentifikasi faktor resiko jatuh
Oktober Respon Klien : Klien mengetahui bahwa ia masuk
2021 kedalam kategori resiko jatuh
2. Mengdentifikasi faktor lingkungan yang
meningkatkan resiko jatuh
Respon Klien : Klien mengetahui bagaimana keadaan
lingkungan yang aman
3. Memonitor kemampuan berpindah dari tempat tidur
ke kursi roda dan sebaliknya
Respon Klien : klien mencoba mencoba berpindah dari
tempat tidur ke kursi roda
4. Menggunakan alat bantu berjalan (kursi roda)
Respon Klien : klien mencoba menggunakan kursi
roda sendiri
5. Memastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu
dalam kondisi terkunci
Respon Klien : klien mengetahui bagaimana cara
mengunci kursi roda
6. Memasang handrall tempat tidur
Respon Klien : klien mengetahui bagaiman cara
memasang handrall
7. Menganjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah
Respon Klien : klien mengetahui bagaimana cara
memanggil perawat
8. Menganjurkan menggunakan alas kaki yang tidak
licin
Respon Klien : klien mengetahui bagaimana alas kaki
yang baik
9. Menganjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
32
Respon Klien : klien berusaha untuk berkonsentrasi
saat melakukan
10. Menganjurkan melebarkan jarak kedua kaki untuk
meningkatkan jarak kedua kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
Respon Klien : klien mencoba mengikuti saran
perawat
17 D.0054 10.00 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
Oktober lainnya
2021 Respon Klien : klien mengatakan tidak ada keluhan
nyeri tetapi masih lemas
2. Memonitor tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
Respon Klien : TD klien 130/80 mmHg
3. Memonitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
Respon Klien : Klien berusaha melakukan mobilisasi
dengan baik
4. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(pagar tempat tidur)
Respon Klien : Klien mencoba melakukan mobilisasi
dengan berpegangan pagar tempat tidur
5. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatakan pergerakan
Respon Klien : Klien mengingatkan keluarganya untuk
membantu dalam melakukan peningkatan pergerakan
17 D.0111 15.00 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
Oktober menerima informasi
2021 Respon Klien : Klien terlihat lebih segar dan siap
untuk mendapatkan informasi terkait penyakitnya
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Respon Klien : Klien mengetahui apa saja yang harus
33
dilakukan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
3. Menyediakan materi dan media Pendidikan
kesehatan
Respon Klien : Klien terlihat bersemangat
4. Menjadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Respon Klien : Klien bersedia untuk diberikan
Pendidikan kesehatan
5. Memberikan kesempatan untuk bertanya
Respon Klien : Klien mulai aktif bertanya mengenai
penyakitnya
6. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Respon Klien : Klien mengerti hal apa yang dapat
mempengaruhi kesehatannya
7. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Respon Klien : klien mulai menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat
18 D. 0054 10.00 1. Mengidentifikasi penyebab perubahan sensasi
Oktober Respon Klien : klien mengetahui apa penyebab dari
2021 perasaan kebas pada kakinya
2. Memeriksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
Respon Klien : klien merasakan perbedaan sensasi
3. Memeriksa perbedaan sensasi panas atau dingin
Respon Klien : klien merasakan perbedaan sensasi
4. Memeriksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan
tekstur benda
Respon Klien : klien mampu mengidentifikasi lokasi
dan tekstur
5. Menghidari pemakaian benda-benda yang
berlebihan suhunya (terlalu panas atau dingin)
Respon Klien : klien mengerti benda apa yang harus ia
hindari
34
6. Menganjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit
rendah
Respon Klien : klien mnegetahui jenis sepatu apa yang
aman untuk ia kenakan
35
3.5 Evaluasi
Tgl Kode
Jam Tindakan Keperawatan dan Hasil
Intervensi Diagnosa
16 D.0054 17.00 S:
Oktober Klien mengatakan ia mulai dapat menggerakan
2021 kakinya tetapi masih lemas
O:
Klien terlihat berusaha menggerakan tangan dan kaki
kanannya
Kekuatan otot klien masih di angka 3
A:
Masalah teratasi Sebagian
Kelemahan fisik klien cukup menurun
Pergerakan eksremitas cukup meningkat
Kekuatan otot sedang
Rentang gerak (ROM) sedang
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
2. Memonitor tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
3. Memonitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
4. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(pagar tempat tidur)
5. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatakan pergerakan
17 D.0143 08.00 S:
Oktober Klien mengatakan bahwa ia mengetahui faktor apa saja
2021 yang dapat meningkatkan resiko jatuh
Klien mengatakan bahwa ia sudah dapat menggunakan
kursi roda dan berpindah ke tempat tidur
O:
36
Klien terlihat mulai lancar menggunakan kursi roda
Keluarga klien terlihat membantu pergerakan klien
A:
Masalah teratasi
1. Jatuh saat berdiri menurun
2. Jatuh saat berjalan menurun
3. Jatuh saat di kamar mandi menurun
P:
Intervensi dihentikan.
D.0054 11.00 S:
Klien mengatakan bahwa ia tidak merasakan tanda
gejala nyeri
Klien mengatakan bahwa ia dibantu keluarga untuk
melakukan mobilisasi
O:
Tekanan darah klien masih dalam rentang normal
sesaat melakukan mobilisasi
TD : 130/60mmHg
A:
Masalah teratasi Sebagian
Kelemahan fisik klien menurun
Pergerakan eksremitas cukup meningkat
Kekuatan otot cukup meningkat
Rentang gerak (ROM) meningkat
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi penyebab perubahan sensasi
2. Memeriksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
3. Memeriksa perbedaan sensasi panas atau dingin
4. Memeriksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan
tekstur benda
5. Menghidari pemakaian benda-benda yang
berlebihan suhunya (terlalu panas atau dingin)
37
6. Menganjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit
rendah
D.0111 17.00 S:
Klien mengatakan bahwa ia mengerti bagaimana
proses perjalanan penyakitnya
O:
Klien tampak lebih peduli terhadap penyakitnya,
dilihat dari bagaimana cara ia menanggapi informasi
mengenai penyakitnya
A:
Masalah teratasi
1. perilaku sesuai anjuran meningkat
2. verbalisasi minat dalam belajar meningkat
3. kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu
topik meningkat
4. perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
5. persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
P : Intervensi selesai.
18 D. 0054 11.00 S:
Oktober Klien mengatakan ia dapat merasakan sensasi yang
2021 diberikan terhadap kaki dan tangannya
O:
Klien merespon rangsangan yang diberikan dengan
mencoba menarik tangan atau kakinya menjauhi
rangsangan
Klien sudaah terlihat lebih segar
A:
Masalah teratasi sebagian :
Kelemahan fisik klien menurun
Pergerakan eksremitas cukup meningkat
Kekuatan otot cukup meningkat
Rentang gerak (ROM) meningkat
P:
38
Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
2. Memonitor tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
3. Memonitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
4. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(pagar tempat tidur)
5. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatakan pergerakan
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang penerapan proses keperawatan baik
39
sesaui teori ataupun kasus nyata pada Ny.A dengan diagnosa medis SNH (Stroke Non
Haemoragic) dan DM (Diabetes Melitus) di ruangan rawat Melati 1 RSUD Cibinong yang
dilakukan mulai 16 Oktober 2021. Adapun hal-hal yang akan di bahas pada bab ini yaitu :
pengkajian, diangnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2021
kepada Ny. A (53 tahun) dengan diagnosa medis SNH+DM, klien mengalami Gangguan
mobilitas fisik Ny. A bertempat Cipuyung Bogor Tengah , mengeluh sisi kanan terasa kebas,
sulit digerakan, dan terasa panas mengeluhkan bahwa ia merasa tubuhnya lemas. Sebelum
klien pernah merasakan kebas yang sama di kaki saja tetapi ia tidak menghiraukan dan akan
hilang dengan sendirinya. Tetapi sudah 2 hari ini kebasnya tidak hilang lalu keluarga
langsung membawa Ny. A ke IGD RSUD Cibinong karena dekat rumah. Keadaan Umum
Klien compos mentis, lemah, Ekspresi wajah nampak bingung. Tanda-tanda Vital : Suhu : 36,
4 ℃, Nadi : 78 x/menit, Pernafasan : 26 x/menit, Tekanan darah : 130/80 mmHg.
Dan di dapatkan pada pengkajian Sistem Saraf yaitu Daya ingat cukup baik,
perhatian kurang konsentrasi, Bicara ekspresif , Fungsi sensorik :kebas pada tangan dan kaki
kanna, refleks ekstermitas atas dan bawah dextra: lemah dan Sistem muskuloskletal tangan
dan kaki kanan sulit digerakan lalu kekuatan otot menurun 5 3
5 3
Hal diatas, seperti riwayat, manifestasi yang terdapat dan diungkapkan oleh klien
sesuai dengan teori yang ada tentang SNH dan DM meski tidak semua dialami oleh klien
namun hampir sebagian besar dari teori terdapat dan terjadi pada klien.
40
4.2 Diagnosa Keperawatan
41
4.3 Intervensi Keperawatan
42
4.4 Implementasi Keperawatan
Pada tanggal 16 oktober 2021 pukul 16.00 di lakukan tindakan untuk diagnosa
pertama yaitu Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya, Mengidentifikasi
toleransi fisik melakukan ambulasi, Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
memulai ambulasi, Memonitor kondisi umum selama melakukan ROM, Melakukan
mobilisasi fisik dalam melakukan ROM, Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi, Menjelaskan tujuan dan prosedur ambulasi, Menganjurkan
melakukan ambulasi dini, Mengjarkan ambulasi sederhana (mis. berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi), Melibatkan keluarga dalam aktivitas
perawatan diri pasien. Respon subjektif klien mengatakan tangan sudah bisa digerakan
namun kaki masih sedikit terasa kebas.
Pada tanggal 17 Oktober pukul 07.00 WIB dilakukan tindakan yang kedua yaitu,
Mengidentifikasi factor resiko jatuh , Mengidentifikasi factor lingkungan yang meningkatkan
resiko jatuh, Memonitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan
sebaliknya, Memastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam kondisi terkunci,
Memasang handrall tempat tidur, Menganjurkan pasien untuk pencet bel memanggil perawat
jika membutuhkan bantuan untuk berpindah atau mengambil sesuatu di meja jika tidak ada
keluarga, Menganjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin, Menganjurkan melebarkan
jarak kedua kaki untuk meningkatkan jarak kedua kaki untuk meningkatkan keseimbangan
saat berdiri. Respon klien mengatakan Klien mengatakan tangan sudah bisa digerakan namun
kaki masih sedikit terasa kebas.
Pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 13.00 WIB dilakukan tindakan yang ketiga yaitu
faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat,
Mengedukasi factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan juga Mengedukasi
ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat, respon Klien mengatakan akan rajin kontrol untuk
memeriksakan kondisi kesehatannya ke dokter supaya tidak opname di rumah sakit lagi.
43
4.5 Evaluasi Keperawatan
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melakukan proses asuhan keperawatan kepada Ny. A dengan diagnosa
gangguan mobilitas fisik, resiko jatuh dan deficit pengetahuan maka didapatkan hasil bahwa
diagnosa resiko jatuh dan defisit pengetahuan dapat teratasi, namun dengan diagnosa
gangguan mobilitas fisik masalah teratasi sebagian dan melanjutkan intervensi. Klien juga
mulai merasakan sensasi yang diberikan terhadap kaki dan tangannya, serta klien mengalami
peningkatan dalam rentang gerak (ROM).
Asuhan keperawatan ini mengacu pada pedoman buku 3S, yaitu standar diagnose,
standar luaran dan juga standar intervensi. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
sudah menggunakan standard pedoman yang ada.
5.2 Saran
1. Bagi klien
Dapat menambah pengetahuan klien tentang melakukan teknik ROM
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi referensi informasi bagi institusi Pendidikan dan acuan asuhan
keperawatan gangguan mobilitas fisik, resiko jatuh, dan defisit pengetahuan.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan dengan teknik rentang gerak
(ROM).
DAFTAR PUSTAKA
45
Ananda, Irma Putri. (2017). Pengaruh Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot
Pada Lansia Bedrest Di PSTW Budhi Mulia 3 Margaguna Jakarta Selatan.
Ernawati. 2012. Konsep dan Aplikasi Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia. (A. Rifai. Ed.). Jakarta: Trans Info Media.
Hidayat, A, A, (2009). Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Jakarta: Salemba Medika
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC Jilid 1,2,3. Yogyakarta:
MediAction
Maas, L.M.,Buckwalter, K.C., Hardy, L.C.M.D., Reimer, T.T., Titler, M.G., & Specht, J.P.
(2011). Asuhan keperawatan gerontik (Renata Komalasari, Ana Lusyana & Yuyun
Yuningsih, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Mubarak WI., Nurul C., Joko S. (2015). Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap
dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, W. I., Indrawati, L., Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta: Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta. EGC.
Nugroho, W. (2008). Keperawatan gerontik dan geriatri. Jakarta : EGC
Nugroho. (2010). Keperawatan gerontik & geriatrik, edisi 3. Jakarta : EGC
Potter & Perry. (2005). Fundamental keperawatan. Edisi 4 volume 2. Jakarta:EGC
Potter & Perry. (2006). Fundamental keperawatan. Edisi 4 volume 1. Jakart:EGC.
Sari Arum, Wulan Retno. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: PT Salemba
Emban Patria.
Sari Kumala, Nengsi Olga. (2012). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan
Mobilisasi Pada Tn. J Dengan Stroke Diruang Anggrek 2 RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Widuri, Hesti. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia Ditatanan Klinik. Yogyakata:
Penerbit Fitramaya.
46