LANSIA
MAKALAH
Disusun Oleh :
MAKALAH
Disusun Oleh :
Untuk memenuhi tugas profesi fisioterapi pada stase geriatri. Program studi profesi
fisioterapi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pada Stase Geriatri yang
berjudul “Fisioterapi pada kasus fleksibilitas shoulder lansia”. Tujuan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas profesi pada Stase Geriatri.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup (Effendi dan Makhfudli, 2009).
Perubahan yang terjadi pada tubuh lansia yaitu terjadinya proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses
yang terus-menerus berlanjut secara alamiah dimulai sejak lahir dan dialami oleh
semua mahkuk hidup. Lanjut usia menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998
adalah mereka yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Diseluruh dunia penduduk
lansia (usia 60 tahun ke atas) tumbuh sangat cepat bahkan tercepat dibandingkan
kelompok usia lainnya. Badan kesehatan dunia WHO menunjukan bahwa presentase
penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010
dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020 (Azizah, 2011).
Lanjut usia sering dikaitakan dengan usia yang sudah tidak produktif, bahkan
dikatakan menjadi beban bagi yang berusia produktif. Hal ini terjadi karena pada
lansia secara fisiologis mengalami kemunduran fungsi-fungsi dalam tubuh yang
menyebabkan lansia rentan terkena gangguan kesehatan. Memasuki lanjut usia akan
mengalami kemunduran secara fisik, kemunduran secara fisik akan terjadi penurunan
massa otot serta fleksibilitasnya. Sehingga, dapat mempengaruhi kemampuan lansia
dalam memenuhi aktivitasnya. Kemunduran secara fisik akibat proses penuaan dapat
dicegah pada lansia dengan melakukan berbagai komponen latihan. Komponen
latihan pada lansia dapat diberikan dengan latihan fleksibilitas (Padila, 2013).
Fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari sebuah sendi dan
otot, serta tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam
ruang gerak maksimal yang diharapkan.Fleksibiltas dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut adalah otot, tendon, ligamen, usia, jenis kelamin, suhu tubuh
dan struktur sendi. Fleksibilitas yang kurang dapat menyebabkan gerakan lebih
lamban dan rentan terhadapa cedera otot, ligamen, dan jaringan lainnya. Dengan
bertambahnya usia maka fleksibilitas seseorang akan berkurang. Cara terbaik
meningkatkan fleksibilitas adalah dengan latihan peregangan (Herlina, 2015).
Latihan peregangan penting untuk mencegah kemunduran massa otot.
Latihan-latihan itu dibagi atas dua jenis latihan yaitu latihan peregangan statis dan
latihan peregangan dinamis. Dengan melakukan kedua latihan ini maka dapat
meningkatkan fleksibilitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Lansia ?
2. Apa definisi dari Fleksibilitas ?
3. Apa saja perubahan Fisiologi pada Lansia ?
4. Apa saja perubahan Fisiologi Fleksibilitas pada Lansia ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi Fleksibilitas ?
6. Bagaimana peran Fisioterapi terhadap fleksibilitas pada Lansia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Apa definisi dari Lansia ?
2. Apa definisi dari Fleksibilitas ?
3. Apa saja perubahan Fisiologis pada Lansia ?
4. Apa saja perubahan Fisiologi Fleksibilitas pada Lansia ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi Fleksibilitas ?
6. Bagaimana peran Fisioterapi terhadap fleksibilitas pada Lansia ?
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi masyarakat
Memberikan pengetahuan serta informasi kepada masyarakat yang berkaitan
dengan gangguan yang akan ditimbulkan oleh lansia
2. Bagi Program Studi Fisioterapi
Sebagai bahan informasi keilmuan fisioterapi tentang terjadinya gangguan
fleksibilitas pada lansia sehingga dapat dijadikan referensi penanganan, dan untuk
menambah pustaka tentang terjadinya gangguan fleksibilitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Lansia
a. Definisi Lansia
Menurut Azizah 2011, Lanjut Usia (Lansia) adalah bagian dari proses
berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua.Hal ini
normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang
terjadi pada semua orang pada ssat mereka mencapai uisa tahap perkembangan
kronologis tertentu.
(1) usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok 45-59 tahun, (2) lanjut usia
(elder) antara 60-74 tahun, (3) lanjut usia tua (Old) antara 75-90 tahun, (4)
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Usia lanjut adalah suatu kejadian
yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang,
terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun dan pada usia lanjut akan
dari proses kehidupan yang ditandai penurunan kemampuan tubuh. Salah satu
dari akibat dari penurunan kemampuan tubuh yaitu perubahan fungsi otot
Disamping itu usia manusia dapat dibagi menjadi tiga , yaitu usia
biologis, usia psikologis dan usia sosial. Usia biologis yaitu usia yang
berkaitan dengan potensi jangka hidup seseorang, usia psikologis yaitu usia
a. Sel
intraseluler.
b. Sistem Persyarafan
1) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak lansia berkurang setiap
hari).
dengan stress.
yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia
d. Sistem Penglihatan
sinar.
yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia
f. Sistem Penglihatan
sina.
bertambahnya usia.
g. Sistem Integumen
3) Kulit kepala dan rambut pada lansia akan menipis berwarna kelabu,
vaskularisasi.
5) Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh
h. Sistem Muskuloskeletal
rapuh.
berkurang.
bertambahnya usia.
i. Sistem Integumen
3) Kulit kepala dan rambut pada lansia akan menipis berwarna kelabu,
j. Sistem Muskuloskeletal
rapuh.
2. Terjadi kifosis
berkurang)
a. Definisi Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan
mudah, tanpa keterbatasan serta bebas dari rasa nyeri dalam range of
unit yang baik, kemampuan jaringan atau otot untuk mengulur secara
dan kapasitas kinerjanya yang ditunjang oleh luasnya gerakan pada sendi.
b. Tipe Fleksibilitas
Ada beberapa tipe fleksibilitas yang dikenal. Menurut Kurz (dalam
Appleton, 2009), terdapat tiga tipe fleksibilitas,yaitu:
1) Fleksibilitas dinamis.
Fleksibilitas dinamis yang disebut juga fleksibilitas kinetik
merupakan kemampuan otot untuk melakukan gerakan dinamis di
dalam membawa anggota gerak untuk bergerak hingga mencapai luas
gerak sendi yang penuh. fleksibilitas dinamis dapat dilatih dengan
perenggangan dinamis yang biasanya dilakukan dengan menggerak
gerakan tubuh atau anggota anggota tubuh secara ritmis (berirama)
dengan gerakan gerakan memutar atau memantul mantulkan anggota
anggota tubuh sehingga otot otot terasa teregangkan , untuk secara
bertahap meningkatkan secara progresif ruang gerak sendi sendi.
2) Fleksibilitas statis-aktif
Fleksibilitas statis-aktif yang juga disebut fleksibilitas aktif
merupakan kemampuan untuk memulai dan mempertahankan posisi
hanya menggunakan ketegangan dari group otot agonis dan sinergis
pada saat otot antagonis diulur.
3) Fleksibilitas statis-pasif
Fleksibilitas statis-pasif yang juga disebut fleksibilitas pasif
merupakan kemampuan untuk memulai suatu gerakan dan
mempertahankan posisi dengan menggunakan berat badan, bantuan
anggota gerak atau bantuan dari luar. Fleksibilitas statis dapat dilatih
dengan latihan perenggangan yang sering dilakukan sebelum dan
sesudah melakukan aktifitas olahraga.
B. Peran Fisioterapi
Dosis :
Latihan peregangan dilakukan dengan menahan peregangan tanpa memantul ke posisi yg
ditentukan selama 15-30 detik. Pastikan tetap bernafas pada saat melakukan peregangan.
melakukan peregangan setidaknya selama 2-3 hari / minggu, idealnya 5-7 hari / minggu.
Peregangan dapat dilakukan pada saat menonton TV atau sebelum tidur di malam hari.
1. Latihan Peregangan untuk Otot Triceps
Angkat kedua lengan di atas kepala dan tekuk siku sehingga
lengan bawah berada di belakang kepala, tetapi tidak diletakkan di
atasnya.
Coba dan dapatkan siku kiri untuk menunjuk ke langit.
Pegang siku kiri dengan tangan kanan.
Biarkan tangan kiri jatuh ke tengah bilah bahu.
Rasakan peregangan di bagian luar lengan kiri atas.
Tarik perlahan siku kiri ke arah bahu kanan untuk
memperdalam peregangan.
Ulangi pada lengan yang berlawanan.
2. Chest Stretch
4. Shoulder Stretch
Duduk atau berdiri.
Bawa lengan pertama melewati dada.
Dengan menggunakan lengan kedua, tarik lengan pertama ke
arah dada.
Peregangan harus dirasakan di otot bahu.
5. Shoulder Strech
Orang dewasa yang lebih tua juga bisa
melakukan peregangan ini dengan berpegangan pada meja
dengan kedua tangan.
Pertahankan sedikit tekukan lutut, tekuk
pinggang dan regangkan bahu perlahan.
Kadang-kadang orang dewasa yang lebih tua
mungkin merasa pusing ketika menundukkan kepala jadi
pastikan untuk melakukannya
berhati-hatilah agar tidak bergerak terlalu cepat
dan berpegang pada meja.
6. Shoulder Strech
Genggam tangan di belakang leher dan tekan perlahan siku ke belakang, tetapi
pastikan untuk tidak mendorong atau menarik leher.
BAB III
STATUS KLINIS
NAMA MAHASISWA :
N.I.M. :
TEMPAT PRAKTIK :
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama Dan Riwayat Penyakit Sekarang
(Termasuk didalamnya lokasi keluhan, onset, penyebab, factor-2 yang memperberat atau
memperingan, irritabilitas dan derajat berat keluhan, sifat keluhan dalam 24 jam, stadium dari
kondisi)
Anamnesis : Autoanamnesis
RPD :-
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
(Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur, tinggi badan, berat badan)
BP : 140/80 RR :
HR : TB :
Temperatur : BB :
ProsedurPemeriksaan:
Hasil : 89x
8. Kekuatan otot
a. 30 seconds chair stands
Prosedur Pemeriksaan
Posisi duduk keberdiri dilakukan selama 30 detik
secara berulang-ulang
Hasil : 8x
b. Arm Curl
Prosedur Pemeriksaan :
Posisi duduk
Mengangkat barbell dengan posisi fleksi-ekstensi
elbow dilakukan berulang-ulang selama 30 detik.
Hasil : 17x
9. Fleksibilitas
Prosedur Pemeriksaan :
b. Back Stretch
Prosedur Pemeriksaan :
Posisikan kedua tangan dibelakang meraih satu sama
lain
Untuk mendapatkan nilai fleksibilitas diukur dengan
memegang midline
Hasil :
10. Keseimbangan dan koordinasi (8 foot up and go)
Prosedur Pemeriksaan
Posisikan ditempat duduk kemudian
instruksikan kepada pasien untuk
mengikuti garis yang ditentukan
sampai duduk kembali
Hasil :
11. Kemampuan fungsional
Barthel Index
Aktivitas Skor
Makan
0 = tidak mampu
5 = memerlukan bantuan, seperti memotong makanan, mengoleskan mentega, atau
memerlukan bentuk diet khusus
10 = mandiri/tanpa bantuan
Mandi
0 = tergantung
5 = mandiri
Kerapian/penampilan
0 = memerlukan bantuan untuk menata penampilan diri
5 = mampu secara mandiri menyikat gigi, mengelap wajah, menata rambut, dan
bercukur
Berpakaian
0 = tergantung/tidak mampu
5 = perlu dibantu tapi dapat melakukan sebagian
10 = mandiri (mampu mengancingkan baju, menutup resleting, merapikan)
Buang air besar
0 = inkontinensia, atau tergantung pada enema
5 = kadang mengalami kesulitan
10 = normal
Buang air kecil
0 = inkontinensia, harus dipasang kateter, atau tidak mampu mengontrol BAK
secara mandiri
5 = kadang mengalami kesulitan
10 = normal
Penggunaan kamar mandi/toilet
0 = tergantung
5 = perludibantutapitidaktergantungpenuh
10 = mandiri
Berpindah tempat (dari tempat tidur ketempat duduk, atau sebaliknya)
0 = tidak mampu, mengalam gangguan keseimbangan
5 = memerlukan banyak bantuan (satu atau dua orang) untuk bisa duduk
10 = memerlukan sedikit bantuan (hanya diarahkan secara verbal)
15 = mandiri
Mobilitas (berjalan pada permukaan yang rata)
0 = tidak mampu atau berjalan kurang dari 50 yard
5 = hanya bias bergerak dengan kursi roda, lebih dari 50 yard
10 = berjalan dengan bantuan lebih dari 50 yard
15 = mandiri (meskipun menggunakan alat bantu)
Menaiki /menuruni tangga
0 = tidak mampu
5 = memerlukan bantuan
10 =mandiri
Jumlah
Interpretasi :
0- 20 = Sangat Berat
21- 61 = Berat
62- 90 = Moderat
91- 99 = Ringan
100 = Mandiri
Normal Range of Scores Screening Geriatri
Bantul , 20
Mengetahui,
Pembimbing, Praktikan,
__________________________________ ____________________________________
NIP. NIM.
Catatan Pembimbing:
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lansia adalah kondisi dimana semua sistem organ mulai menurun termasuk fleksibilitas.
Dengan dilakukannya latihan peregangan yang tepat dan rutin dilakukan maka akan
membantu meningkatkan fleksibilitas pada lansia sehingga dapat membantu menurunkan
resiko cidera pada lansia serta mengoptimalkan kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Herlina, W.