AJI PRASETYO
18.03.009
SEMARANG
2021
PERSETUJUAN SIAP UJIAN KARYA TULIS ILMIAH
NIM 1803009
Penguji pada,
Menyetujui,
i
PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
NIM 1803009
ii
Telah pertahankan di depan Tim Penguji
Menyetujui,
Mengetahui,
Dekan Ketua
( ............................................) ( .............................................. )
NIDN: NIDN:
iii
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN MODALITAS
TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION,
KINESIOTAPING, TERAPI LATIHAN DENGAN TEKNIK
ECCENTRIC EXERCISE DAN MILL’S MANIPULATION
PADA TENNIS ELBOW DEKSTRA
ABSTRAK
Latar belakang : . Tennis elbow merupakan cidera yang terjadi di epicondylus
lateral akbiat penggunaan otot – otot ekstensor yang berlebihan (overuse)
sehingga terjadi peradangan (inflamasi) pada tendon ekstensor carpi radialis
brevis. Kondisi ini ditandai dengan adanya keluhan nyeri di lateral epicondylus
karena adanya robekan inkomplit pada origo teno periosteal dan otot ekstensor
carpi radialis brevis di epicondylus lateralis humeri. Teknologi fisioterapi yang
digunakan dalam problematika tersebut ialah Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation, Kinesiotaping, Terapi Latihan Dengan Teknik Eccentric Exercise Dan
Miil’s Manipilation yang bertujuan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup
gerak sendi, meningkatkan fungsional aktivitas, mengurangi spasme, dan
meningkatkan kekuatan otot.
iv
gerak sendi, peningkatan fungsional aktivitas, penurunan spasme, dan
peningkatan kekuatan otot.
v
PHYSIOTHERAPY WITH TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION, KINESIOTAPING, EXERCISE THERAPY WITH
ECCENTRIC EXERCISE AND MILL’S MANIPULATION ON TENNIS
ELBOW
ABSTRACT
Background : . Tennis elbow is an injury that occurs in epicondylus lateral when
use of muscles - excessive extensor muscles (overuse) so that inflammation
(inflammation) occurs in the tendons of carpi radialis brevis extensor. This
condition is characterized by complaints of pain in lateral epicondylus due to
incomplite tears in the periosteal origo teno and carpi radialis brevis extensor
muscles in epicondylus lateralis humeri. Physiotherapy technology used in the
problematika is Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Kinesiotaping,
Exercise Therapy With Eccentric Exercise Techniques And Miil's Manipilation
which aims to reduce pain, increase the scope of joint motion, increase functional
activity, reduce spasm, and increase muscle strength.
Results: after 4 times therapy obtained the result of decreased pain, increased
scope of joint motion, increased functional activity, decreased spasm, and
increased muscle strength.
vi
Keywords: TENS, kinesiotaping, Eccentric exercise, Mill's manipulation, tennis
elbow
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis
ilmiah ini yang berjudul “ Penatalaksanaan Fisioterapi Dengan Modalitas
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Kinesiotaping, Terapi Latihan
Dengan Teknik Eccentric Exercise dan Mill’s Manipulation Pada Tennis Elbow
Dekstra “. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Didik Purnomo, SST M.kes selaku dosen pembimbing Karya Tulis
Ilmiah
2. Kepada kedua orang tua saya yang telah banyak memberi dukungan
3. Bapak Arif Yulianto, SST. Ft yang telah memberi waktu dan tempat untuk
mengambil data pasien
Dalam segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih
jauh dari kata sempurna, karena kurangnya ilmu dan pengalaman dari penulis
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi tercapaikan kesempurnaan dari karya tulis ini. Akhir kata, penulis bisa
berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai
referensi dan bagi penulis khususnya.
Aji Prasetyo
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
BAB I ................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................. 4
D . Biomekanik ............................................................................................... 16
E . Deskripsi ................................................................................................... 21
ix
G . Teknologi Intervensi.................................................................................. 29
G . Prognosis ................................................................................................. 55
H . Evaluasi .................................................................................................... 55
BAB IV ............................................................................................................... 60
A . Pembahasan............................................................................................. 60
BAB V ................................................................................................................ 66
A . Kesimpulan ............................................................................................... 66
B . Saran ........................................................................................................ 67
LAMPIRAN ........................................................................................................ 74
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR GRAFIK
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas
transcutaneous electrical nerve stimulation, kinesiotaping, terapi latihan
dengan teknik eccentric exercise dan mill’s manipulation pada tennis elbow
dekstra ?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas
transcutaneous electrical nerve stimulation, kinesiotaping, terapi latihan
dengan teknik eccentric exercise dan mill’s manipulation pada tennis elbow
dekstra.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Operasional
Menurut (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2015
Tentang Standar Pelayanan Fisioterapi, 2015), Penatalaksanaan
Fisioterapi adalah sebuah tindakanakan yang diberikan dan dilaksanakan
sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) ke pada pasien sesuai
dengan keluhan pasien dari tindakan pada kasus yang dialami pasien
secara rehabilitasi pada fungsional gerak,
4
5
a. Tulang humerus
Pelekatan bertulang pada ujung distal humerus
membuat jaringan lunak dapat menjangkau lengan atas
dengan lengan bawah, sehingga terbentuklah sendi siku.
Poros melebar pada ujung distal humerus membentuk dua
tonjolan tulang : epicondylus lateral dan medial. Bagian-
bagian humerus antara poros dan epicondyles ini, dimana
tulang sebenarnya melebar, dikenal sebagai punggungan
supra condylar lateral dan medial, (Purnomo, 2019).
b. Tulang ulna
Tulang ulna merupakan tulang pipa berbatang satu yang
memiliki dua ujung. Tulang ulna merupakan tulang yang
berada di posisi medial dari lengan yang memiliki kepala
diujung bawah. Di bagian ujung proksimal ulna membentuk
7
c. Tulang Radius
2. Ligamentum
Sendi elbow diperkuat oleh 3 ligamen yaitu medial (ulnar)
collateral ligament, lateral (radial) collateral ligament, dan ligament
anulare. Medial collateral ligament berjalan dari epicondylus medial
humerus menuju processus coronoid dan olecranon ulna
sedangkan lateral collateral ligament berjalan dari epicondylus
lateral humerus ke ligament anulare. Ligament yang
mengendalikan gerakan fleksi dan ekstensi elbow (siku) pada
sendi humeroulnar dan radioulnar adalah medial (ulnar) collateral
8
c. Ligamentum Annularis
Ligamentum annularis merupakan ligament yang
berfungsi sebagai stabilitator sendi cubiti. Ligament ini terdiri
dari membrane synovial kapsul sendi, kondensasi amnularis
dan kontribusi dari kompleks ligament collateralis lateralis dan
musculus supinator.
3. Otot Penggerak
Otot – otot yang berfungsi sebagai stabilisator dan alat gerak
aktif pada sendi siku terdiri dari :
Caput ulna
processus
coronoideus
7 Pronator Permukaan Permukaan Pronasi
quadrates anterior ulna 1/3 anterior ulna 1/3 siku
distal distal
13
D. Biomekanik
1. Arthrokinematika
collateral
lateral,
ligament
collateral
ulna
Angulasi valgus Slide ke medial Ligament
collateral
medial
lateral,
ligament
collateral
ulna
Pronasi supinasi Spin pada m.pronator Pronasi :
capitulum quadratus, ligament
m.brachioradialis, annulare
m.supinator radii
&membrane
introseuss,
Supinasi :
ligament
annulare &
ligament
quadrate
2. Osteokinematika
a. Fleksi-ekstensi elbow
Fleksi dan ekstensi elbow terjadi di bagian
medial dan lateral. Bagian medial yaitu di articulatio
humeri ulnaris, sedangkan bagian lateral adalah
articulatio radialis. Keduanya terjadi bersama –
sama tetapi arah gerakan dilakukan oleh articulatio
humero ulnaris, 13 sedangkan saat lengan bergerak
fleksi lengan bawah dalam posisi pronasi dan
supinasi. Gerakan ini bergerak dalam bidang sagital
dengan aksis frontal dari lingkup gerak sendi normal
yaitu S 0o – 0 o – 145o . Gerakan diluar batas normal
yaitu hiperekstensi dengan diluar batas 100o
dibawah posisi dasar nomal 0o sehingga dapat
ditulis S 10o – 0o – 145o . Fleksi elbow memeliki end
feel soft/lunak, karena bertemunya tulang atas dan
lengan bawah, (Al-Muqisth, 2018).
b. Pronasi-supinasi elbow
Pronasi dan supinasi elbow adalah gerakan
memutar sendi ke arah dalam dan luar. Posisi awal
atau netral yaitu 0o dari dorsum tangan parallel
terhadap aksis longitudinal tangan. Gerakan
dilakukan dengan posisi siku menempel pada tubuh
20
d. Radial-ulna wrist
Radial deviasi adalah gerakan abduksi telapak
tangan, yang bergerak ke samping menjauhi garis
tubuh atau garis tengah tubuh ke arah radius. Ulnar
deviasi merupakan gerakan adduksi telapak tangan
yang bergerak ke samping mendekati garis tubuh atau
garis tengah tubuh ke arah ulna.
E. Deskripsi
1. Patologi
Tennis elbow merupakan nyeri siku lateral atau di bagian
epicondylus lateralis yang terjadi akibat peradangan tendon. Pada
epicondylus lateralis terjadi robekan inkomplet pada origo
tenoperiosteal dan otot ekstensor carpi radialis brevis. Pada
gerakan dorso fleksi wrist akan bertambah nyeri dan nyeri terjadi
ketika setelah beraktivitas, (Wulandari, 2020).
2. Etiologi
Tennis elbow teradi karena olahraga dengan gerakan
berulang dan pemakaian yang berlebih sehingga otot ekstensor
carpi radialis brevis (ECRB) terjadi trauma yang menyebabkan
tendinosis primer ECRB, (Rasyid, 2019).
Terjadinya faktor resiko pada tennis elbow dikarenakan beberapa
faktor :
1) Gerakan berlebihan (overuse)
2) Gerakan berulang
3) Masalah fleksibilitas
4) Usia
5) Melemahnya atau ketidakseimbangan otot
3. Patofisiologi
Tennis elbow atau Epikondilitis lateral terjadi karena kontraksi
repetitif pada otot – otot ekstensor lengan bawah, terutama pada
origo ekstensor carpi radialis brevis. Kontraksi repetitif ini
mengakibatkan robekan mikro lalu degenarasi tendon, perbaikan
yang imatur, sehigga menimbulkan tendonitis.
Tendonitis ialah kondisi tendon yang mengalami peradangan.
Posisi anatomi dari tendon ekstensor carpi radialis brevis yang
berhimpitan langsung dengan lateral capitulum menyebabkan
tendon tersebut mudah mengalami abrasi berulang selama elbow
digerakan ke arah ekstensi. Gerakan ekstensi elbow dan supinasi
dapat dikaitkan dengan penggunaan yang berlebih dari otot – otot
yang berasal dari epicondylus lateral. Kegiatan atau pekerjaan yang
berhubungan dengan epicondylus lateral, diketahui ada tiga faktor
23
a. Nyeri Diam
Nyeri yang dirasakan pasien saat diam atau saat tidak
melakukan
gerakan apapun dan tidak ada kontraksi otot.
b. Nyeri Tekan
Nyeri yang dirasakan saat area tersebut diberi tekanan atau
pada
saat terapis mempalpasi area tersebut.
c. Nyeri Gerak
Nyeri yang dirasakan apabila pasien melakukan gerakan
secara
aktif dan adanya kontraksi otot.
Standar operasional :
a) Pemeriksaan untuk ekstensor elbow
1) Pasien dalam posisi fleksi elbow
2) Terapis memberi fiksasi pada humerus bagian distal dekat sendi
elbow, dan tahanan berada pada diastal lengan baah
3) Pasien diminta untuk meluruskan sikunya, dan terapis memberi
tahanan
27
4. Tes spesifik
a. Cozen’s test
b. Mill’s tes
Posisi pasien duduk dengan ekstensi full elbow, pronasi full, siku sedikit
ditekuk dengan dibarengi dorsal fleksi full. Posisi terapis berdiri dengan
satu tangan sebagai fiksator di distal lengan atas atau diatas sedikit
sendi elbow. Kemudian pasien diminta untuk gerak ekstensi full dengan
tahanan terapis, tennis elbow positif jika terjadi nyeri di sepanjang
epicondylus lateral sampai ekstensor wrist (Rasyid, 2019).
G. Teknologi Intervensi
c. Metode intervensi
2. Kinesiotaping
a) Manfaat kinesiotaping
b) Standar operasional
Origo : ekstensor tendon lateral epicondylus
Insersio : metacarpal 2 3 4, medial dan distal phalank
1) Ukur dan potong kinesiotaping
2) Posisi awal : lengan menjulur ke depan, dan palmar
fleksi wrist
3) Pasang kinesiotaping tanpa tarikan sebagai jangkar
4) Berikan tarikan 50 % dari insersio ke arah origo
5) Akhiri pemasangan kinesiotaping tanpa tarikan
6) Rekatkan kinesiotaping dengan gosokan
35
3. Eccentric exercise
1) Meningkatkan kekuatan
2) Meningkatkan daya tahan otot
3) Meningkatakan power (tenaga)
37
4. Mill’s manipulation
Mill’s manipulation merupakan teknik manipulasi bertujuan
mengurangi nyeri dan spasme pada tendon untuk melepas
perlengketan yang terbentuk, pelepasan perlengketan jaringan
akan meningkatkan vasodilatasi local. Manipulasi ini meregangkan
pada dua sisi tulang dan otot baik pada tendon periosteal yang
bertujuan untuk melepaskan adhesion (Sulasih, 2012).
a) Indikasi
Lokasi tenoperiosteal pada tennis elbow
b) Kontraindikasi
Lesi akut aktualitas tinggi
c) Standar operasional
1) Posisi pasien duduk tegak dan nyaman
2) Posisi terapis berdiri disamping pasien
3) Untuk mencegah terjadinya nyeri saat dilakukan mill’s
manipulation maka didahului dengan deep friction
4) Terapis memegang lengan pasien dengan posisi horizontal
dan rotasi medial shoulder sejauh mungkin sehingga
olecranon menghadap ke atas
5) Kemudian terapis menggerakkan fleksi elbow 100 kemudian
gerak ekstensi elbow disertai hentakkan secara tiba tiba
39
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
A. Pengkajian Fisioterapi
1. Anamnesis
Anamnesis merupakan proses pengumpulan data melalui tanya
jawab antara terapis dan pasien. Dalam kasus ini pasien mampu
memberi informasi kepada terapis sehingga proses anamnesis
menggunakan autoanamnesis. Dilakukan tanggal 10 April 2021
dengan hasil Ny. P adalah seorang pengusaha yang sudah 4 tahun
membuka warung makan, beragama islam, usia 45 tahun, beralamat di
Jambon Rt 19/Rw 05, Jambon, Sambi, Boyolali.
2. Pemeriksaan Fisik
40
41
b. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat. Di bagi
menjadi 2 yaitu statis dan dinamis
1) Inspeksi statis
Hasil yang didapatkan yaitu pasien mengeluh nyeri
ketika siku diam dan lurus.
2) Inspeksi dinamis
Hasil yang didapatkan yaitu nyeri muncul ketika
meluruskan sikunya dan gerakan dorsal fleksi wrist,
pronasi saat diberi tahanan, dan gerakan memeras
c. Palpasi
d. Gerak Dasar
1) Gerak Aktif
Pemeriksaan gerak aktif dilakukan pada lengan yang
sakit saja. Gerak yang diperiksa antara lain Fleksi elbow,
Ekstensi elbow, Palmar fleksi wrist, Dorsal fleksi wrist,
Pronasi elbow, Supinasi elbow, Radial dan Ulnar deviasi.
Fokus pada pemeriksaan ini adalah ada atau tidaknya nyeri
gerak dan lingkup gerak sendi.
42
2) Gerak Pasif
e. Intra Personal
f. Fungsional dasar
44
g. Fungsional aktivitas
h. Lingkungan aktivitas
Lingkungan aktivitas di tempat kerja pasien mendukung untuk
kesembuhan pasien karena di tempat kerja pasien dibantu suami
dan 1 orang pegawai. Lingkungan aktivitas di rumah juga
mendukung untuk kesembuhan pasien karena pekerjaan rumah
dibantu oleh anak-anaknya
46
3. Pemeriksaan spesifik
b. Pengukuran khusus
Nyeri Nilai
Nyeri diam 3
Ekstensor elbow 4 5
Fleksor Wrist 5 5
Ekstensor Wrist 4 5
Pronator 4 5
Supinator 4 5
Radial Deviasi 5 5
Ulnar Deviasi 5 5
48
B. Diagnosa Fisioterapi
Diagnosa fisioterapi merupakan upaya untuk menegakkan
diagnosa yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan kapasitas fisik dan
kemampuan fungsional pasien. Berdasarkan ICF diagnosa fisioterapi
berisi tentang body function and body structure, activities, dan
participation.
C. Program/rencana Fisioterapi
a. Jangka pendek
Mengurangi rasa nyeri diam epicondylus lateral kanan,
menurunkan rasa nyeri saat gerak dengan tahanan, meningkatkan
49
D. Tindakan Fisioterapi
1) TENS
2) Kinesiotaping
3) Eccentric exercise
4) Mill’s manipulation
E. Tindakan Promotif/Preventif
F. Pelaksanaan Fisioterapi
Pelaksanaan fisioterapi dilakukan pada tanggal 10, 17, 24 April
dan 8 Mei 2021 dengan modalitas yang sudah ditentukan yaitu TENS,
50
1. T 1 10 April 2021
a. TENS
1) Persiapan alat
2) Persiapan pasien
3) Pelaksanaan
b. Eccentric exercise
1) Persiapan pasien
Pasien duduk di tepi bed dengan tangan diganjal bantal,
lengan diletakkan di atas bantal dan wrist berada di tepi bantal
2) Pelaksanaan
Pasien diberi tahanan dengan beban atau burble 1 kg,
kemudian pasien bergerak dorsal fleksi wrist aktif dengan
beban kemudian diturunkan atau bergerak palmar fleksi secara
pelan pelan. Dilakukan dengan 3 set, setiap set terdiri dari 8 kali
repetisi, istirahat 30 detik diantara set.
52
c. Mill’s manipulation
1) Persiapan pasien
2) Persiapan terapis
3) Pelaksanaan
53
d. Kinesiotaping
1) Persiapan alat
Kinesiotaping, gunting
2) Persiapan pasien
Posisi pasien duduk dengan lengan kanan menjulur ke
depan, kemudian pasien dengan posisi palmar fleksi wrist agar
otot ekstensor carpi radialis terulur panjang.
3) Pelaksanaan
Pasien dengan posisi palmar fleksi wrist agar otot
ekstensor carpi radialis brevis terulur panjang, terapis
menentukan jangkar yaitu di insersio dari ektensor carpi
radialis brevis dan diatas 2 cm dari epicondylus lateral dan
temple kinesiotaping di area tersebut, kemudian tarikan 50
% dari insersio otot ekstensor carpi radialis brevis menuju
epicondylus lateral dan di akhir diberikan jangkar tanpa ada
tarikan.
2. T 2 17 April 2021
a. TENS
b. Eccentric exercise
c. Mill’s manipulation
d. Kinesiotaping
3. T 3 24 April 2021
a. TENS
b. Eccentric exercise
c. Mill’s manipulation
d. Kinesiotaping
4. T 4 8 Mei 2021
a. TENS
b. Eccentric exercise
c. Mill’s manipulation
d. Kinesiotaping
G. Prognosis
a. Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
b. Quo ad Sanam : Dubia ad bonam
c. Quo ad cosmeticam: Dubia ad bonam
H. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan pasien selama
proses terapi selama 4 kali. Kriteria yang dievaluasi sebagai berikut :
a. VAS
Nyeri pada lengan didapatkan penurunan pada terapi ke dua
dilakukan pengukuran dengan VAS. Didapatkan hasil :
56
Diam 3 2,5 2 1
Gerak 3,5 3 2,5 1
1) Gerak aktif
Didapatkan perkembangan untuk gerak supinasi dan
dorsal fleksi pada terapi ke 2.
T1 S 40 - 0 - 60 R 80 - 0 – 80
T2 S 45 - 0 - 60 R 85 - 0 – 80
T3 S 45 - 0 - 60 R 85 - 0 – 80
T4 S 50 - 0 - 60 R 85 - 0 – 80
57
c. Evaluasi MMT
T1 T2 T3 T4
Ekstensor elbow 4 4 5 5
Ekstensor wrist 4 4 5 5
Supinator 4 4 5 5
Pronator 4 4 5 5
d. Evaluasi spasme
e. Evaluasi fungsional
T1 T2 T3 T4
Intensitas nyeri 1 1 1 1
58
Kesemutan dan 1 1 O 0
rasa tebal
Perawatan diri 2 1 1 1
Kekuatan 3 3 2 1
Toleransi 0 0 0 0
menulis/mengetik
Bekerja 1 1 1 1
Menyetir 1 1 0 0
Tidur 1 1 0 0
Pekerjaan rumah 1 1 1 1
Rekreasi/olahraga 1 1 1 0
Hasil persentase 24% 22% 14% 10%
A. Pembahasan
Pada Ny. P dengan usia 45 tahun, dengan kondisi tennis elbow
dekstra. Setelah dilakukan assesmen didapatkan problematika fisioterapi
diantaranya adalah nyeri diam epicondylus lateral kanan, nyeri gerak dorsi
fleksi wrist, supinasi, dan pronasi dengan tahanan, didapatkannya nyeri
tekan epicondylus lateral kanan, dan adanya penurunan kekuatan otot
gerak dorsi fleksi, pronasi, supinasi, dan ekstensor elbow, penurunan LGS
ekstensi elbow, dorsal fleksi, supinasi elbow, adanya spasme tendon
ekstensor carpi radialis brevis dekstra.
Modalitas fisioterapi yang digunakan untuk mengatasi problematika
tersebut adalah TENS, eccentric exercise, mill’s manipulation, dan
kinesiotaping. Pemberian kinesiotaping, mill’s manipulation, dan eccentric
exercise digunakan untuk mengurangi nyeri. Pengaplikasian kinesiotaping
ditujukan untuk menambah LGS. Latihan eccentric exercise digunakan
untuk menambah kekuatan otot. Intevensi latihan mill’s manipulation dan
kinesiotaping diaplikasikan untuk mengurangi spasme.
Terapi dilakukan selama 4 kali kepada Ny. P dan mengalami
perubahan ke arah kemajuan. Hasil yang didapatkan sebagai berikut :
60
61
1. VAS
10
T Nyeri diaTm
2 Nyeri gerak TN3yeri T
1 tekan 4
Chart
90
Title
80
70
60
50
40
30
20
10
0
T T T T
1 2 3 4
LGS Supinasi LGS Dorsal
fleksi
3. Evaluasi MMT
Chart
Title
5
4.
5
4
3.
5
3
2.
5
2
1.
5
1 T1 T2 T3 T
0. 4
5 Ekstensor elbow Ekstensor
wrist Supinator Pronator
0
5. Evaluasi fungsional
Evaluasi
T
fungsional
T T T
50 1 2 3 4
%
40
%
30
%
20
%
10
% Evaluasi
fungsional
0
%
A. Kesimpulan
Tennis elbow merupakan kondisi dimana penggunaan terus menerus
pada otot otot ekstensor carpi radialis brevis, sehingga terjadi trauma
langsung dan terjadi inflamasi. Nyeri dan rasa sakit di bagian epicondylus
lateralis merupakan keluhan utama yang dirasakan pasien. Untuk
mendapatkan problematika yang valid kita harus melakukan pemeriksaan
dari pemeriksaan subyektif (anamnesis) hingga pemeriksaan obyektif
(pemeriksaan fisik, pemeriksaan gerak, pemeriksaan spesifik berupa
provokasi nyeri, LGS, MMt, dan aktifitas fungsional). problematika
fisioterapi diantaranya adalah nyeri diam epicondylus lateral kanan, nyeri
gerak dorsi fleksi wrist, supinasi, dan pronasi dengan tahanan,
didapatkannya nyeri tekan epicondylus lateral kanan, dan adanya
penurunan kekuatan otot gerak dorsi fleksi, pronasi, supinasi, dan
ekstensor elbow.
Setelah dilakukan 4 kali fisioterapi dengan modalitas TENS, terapi
latihan dengan teknik eccentric exercise dan mill’s manipulation,
kinesiotaping didapatkan hasil berikut :
66
67
B. Saran
Kurangnya penelitian mengenai tennis elbow membuat penulisan
karya tulis ilmiah saya kurang maksimal, sehingga diharapkan adanya
pengembangan penelitian mengenai tennis elbow.
DAFTAR PUSTAKA
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
URI
CURICULUM VITAE
85
DATA PRIBADI
NIM 1803009
Prodi : D3 Fisioterapi
Semester : VI (Enam)
Agama : Islam