Dengan judul
Pembimbing I Pembimbing II
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iv
iv
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
beban kompresi khususnya pada knee joint. Pada sendi yang sehat, lapisan
cartilago hyaline yang melapisi kedua ujung tulang dengan ketebalan dalam
millimeter mampu mengatasi beberapa beban atau gaya yang terjadi padanya.
usia dan beban mekanikal yang frekuensinya tinggi pada sendi tersebut dapat
(Stuart, 2003).
terjadi pada orang tua dan dikaitkan dengan cacat fisik yang signifikan.
2010).
et al, 2017)
1
2
diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di
Osteoarthritis knee telah menjadi issue kesehatan utama dan penyebab nyeri
kronik serta disabilitas bagi kelompok usia tua pada sebagian besar negara
aktivitas fungsional berjalan, hal ini akibat adanya penurunan mobilitas sendi
dan kekuatan otot, instabilitas sendi dan krepitasi (KNGF Guideline, 2010).
mencakup serangkaian latihan gerak untuk knee joint, dan penguatan otot
juga dapat mengurangi nyeri seperti ultrasound therapy (Pag et al., 2011).
anti-inflamasi atau anaestesi, untuk penanganan rasa sakit pada cedera yang
ibuprofen melalui kulit. Obat topikal yang digunakan dengan teknik ini
2013)
mobilisasi aktif/pasif dari pasien disertai gerak asesori yang dihasilkan oleh
mobilitas dan fungsi knee joint. Mobilization with movement telah banyak
2017).
B. Rumusan masalah
RSAD tk II Pelamonia ?”
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
joint. Di samping itu penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian untuk
2. Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2014)
yang ditandai dengan hilangnya dan erosi kartilago knee joint serta
2003).
6
7
2. Anatomi Biomekanik
a. Sendi
paling kompeks dari segi anatomi dan bimekanik pada tubuh manusia.
1) Tibiofemoral joint
2) Patellofemoral joint
b. Ligament
1) Ligamen collateral medial: ligament ini luas dan datar pada sisi
c. Otot
Hettgens, 2002) :
femur.
3) Otot popliteus: otot ini menopang kapsul sendi bagian posterior dan
tetapi fungsi utamanya adalah saat knee menumpu berat badan maka
hiperekstensi knee.
chain.
d. Biomekanik cartilago
terhadap dirinya sendiri mungkin hanya 1/10 gesekan antara es skate dan
proteoglikan, 10-30% kolagen tipe 2, 50-70% air, garam, lipid dan zat
Ketika sendi terbebani, air terperas keluar dari matriks. Hal ini
semula.
sendi. (Stuart,2003)
terjadi pada posisi fleksi knee karena ligament collateral lateral dan
dan setiap ligament berperan pada setiap gerakan knee joint yaitu (Hall,
2003).
Pada knee joint terjadi gerak rotasi antara condylus femur dan
3) Pada close kinematic chain, secara bersamaan hip dan knee menjadi
patella akan slide kearah cranial, sedangkan pada saat fleksi knee,
maka patella akan slide kearah caudal. Jika gerakan patella terganggu
3. Etiologi
Dalam batas ambang ini kartilago mampu melindungi dan berfungsi secara
osteoarthritis pada sendi, seperti terjadi pada sendi lutut pasca ruftur
a. Osteoarthritis primer
jelas hal ini dapat disebabkan oleh perubahan instrinsik dari jaringan
sendi dalam pola yang klasik dan umumya terjadi pada wania pasca
2003).
tinggal didaerah dingin sering mengalami nyeri yang hebat akibat iklim
b. Osteoarthritis Sekunder
(Stuart, 2003).
elbow
dan shoulder pada operator bor juga memiliki resiko terkena
yang menumpu berat badan namun tidak terjadi pada sendi lain.
yang lebih kuat pada wanita. Peningkatan beban di sendi jelas sangat
(Stuart, 2003).
4. Patofisiologi
dan luwes satu sama lain. Kartilago juga mengabsorbsi energi dari
pengikisan kartilago.
Fibrilasi atau keretakan dalam menit dan hilangnya kadar air dapat
terjadi pada area permukaan sendi yang menumpu berat badan dan yang
tetapi hasil akhirnya tidak mampu menahan stress mekanikal. Hal ini akan
(Stuart, 2003).
hilang atau rusak. Kista bias terbentuk didalam tulang subchondral dan
(tulang taji) terbentuk pada tepi permukaan sendi dimana osteofit tersebut
yang menyebabkan nyeri tajam yang menusuk. Jika osteofit cukup besar
2003).
Grade 2: Osteofit sudah mulai nampak dan sudah terjadi penyempitan pada
celah sendi
5. Gambaran Klinis
a. Nyeri
pada saraf, kapsul sendi karena adanya distensi dan instabilitas serta
2003).
arthritis reumathoid yang terjadi lebih lama dan spasme otot pada
daerah terganggu adalah sumber nyeri. Pada beberapa pasien kaku pagi
dapat timbul setelah imobilitas, seperti duduk dikursi atau mobil dalam
pada lokasi dan beratnya kelainan sendi yang terkena. Gangguan ini
pelan-pelan membesar.
e. Krepitasi
Suara berderak akibat permukaan yang terpajan yang saling
dibawah ini.
Tabel 2.1
Karakteristik Osteoarthritis
History Taking :
Morning stiffness > 30 menit, nyeri saat
menumpu berat badan (berdiri, berjalan, naik-
turun tangga), saat memulai gerakan (starting
Inspeksi :
Nampak genu varus/fleksi knee gait,
pembesaran tulang terutama sisi
Pemeriksaan fisik
Palpasi Menentukan
: grade OA dengan foto X-Ray
Nyeri tekan pes anserine Tes provokasi patella : patellar aprehension test + Tes strength otot VM
1. Fungsional Knee
menopang gaya dan momentum yang tinggi, serta terletak antara dua level
yang panjang yaitu femur dan tibia, sehingga regio knee lebih mudah
tetapi lingkup gerak yang paling besar terjadi pada bidang sagital. Gerakan
pada bidang ini terjadi dari ekstensi penuh sampai fleksi penuh yaitu dari
0o atau 5osampai 140o. Gerakan pada bidang transversal yaitu internal dan
external rotasi dipengaruhi oleh posisi sendi dalam bidang sagital. Pada
saat knee dalam posisi ekstensi penuh, gerak rotasi hampir secara
condylus tibialis, yang secara utama terjadi akibat condylus femur bagian
meningkat saat fleksi knee dimana mencapai maksimum pada 90o fleksi
yaitu lingkup gerak external rotasi mencapai sekitar 45o dan lingkup gerak
internal rotasi mencapai sekitar 30o. Melewati 90o fleksi, lingkup gerak
akibat jaringan lunak yang membatasi rotasi (Margareta and Victor, 2009).
Gerakan pada bidang frontal yaitu abduksi dan adduksi juga dipengaruhi
oleh lingkup gerak fleksi knee. Pada posisi ekstensi penuh hampir tidak
terjadi gerakan pada bidang frontal, namun abduksi dan adduksi pasif
terjadi peningkatan lingkup gerak saat fleksi knee 30o dengan lingkup
gerak maksimum hanya beberapa derajat. Saat fleksi knee melewati 30o,
2009).
ternyata knee (tibiofemoral joint) tidak pernah terjadi ekstensi penuh tetapi
hanya mendekatinya sekitar 5o fleksi, yang terjadi pada awal stance phase
yaitu heel strike dan pada akhir stance phase sebelum toe-off. Sedangkan
rotasi tibia terhadap femur yang berkisar dari 4,1o sampai 13,3o dengan
extensi knee pada saat stance phase dan mencapai puncaknya pada akhir
swing phase tepat sebelum heel strike, dan internal rotasi terjadi selama
fleksi knee pada saat swing phase (Margareta and Victor, 2009).
terjadi selama extensi knee pada saat heel strike dan awal stance phase,
sedangkan maksimal adduksi terjadi selama fleksi knee pada swing phase,
tangga terjadi lingkup gerak sebesar 83o kearah fleksi, menuruni tangga
terjadi lingkup gerak sebesar 90o kearah fleksi, duduk di bawah (melantai)
terjadi lingkup gerak sebesar 93o kearah fleksi, mengikat sepatu terjadi
lingkup gerak sebesar 106o kearah fleksi, dan mengangkat suatu obyek
Victor, 2009).
Gaya reaksi sendi akan mencapai 2 – 3 kali berat badan pada saat
heel strike, yang dihasilkan oleh kontraksi otot hamstring. Selama fleksi
knee pada awal stance phase (foot flat – awal trunk glide), gaya reaksi
sendi mencapai sekitar 2 kali berat badan yang dihasilkan oleh kontraksi
otot quadriceps femoris. Gaya reaksi sendi yang maksimal terjadi selama
bervariasi pada setiap individu. Pada akhir swing phase, kontraksi otot
hamstring menghasilkan gaya reaksi sendi yang sama dengan berat badan.
Pada laki-laki dan perempuan, tidak ada perbedaan yang signifikan tentang
Pada knee normal, gaya reaksi sendi disanggah oleh meniskus dan
pada knee dengan dan tanpa meniskus pada in vitro menunjukkan bahwa
joint ketika meniskus telah robek akan mencapai 3 kali lebih besar
gaya yang bekerja pada dataran tibia. Morrison telah menghitung gaya
yang paling tinggi sekitar ½ berat badan, dimana terjadi pada saat heel
strike dan pada akhir stance phase (Margareta and Victor, 2009).
fungsional knee joint yang dapat diperiksa adalah berjalan, menaiki tangga
beberapa tes fungsional yang populer saat ini seperti WOMAC index dan
alat atau instrument yang berbentuk kuesioner yang berisi secara spesifik
untuk memeriksa pendapat seseorang mengenai adanya gangguan pada
lutut. KOOS dapat digunakan baik pada masa akut maupun kronik yang
berhubungan dengan cidera pada lutut dan cocok untuk usia produktif
yaitu antara 18-46 tahun yang memiliki tingkat aktifitas fisik yang tinggi.
saat olahraga dan rekreasi, dan aktifitas yang berhubungan dengan kualitas
a. Pain (9 item)
b. Symptom (7 item)
KOOS adalah intrumen yang diisi secara langsung oleh pasien dan
digunakan pada semua item yang memiliki 5 pilihan jawaban yaitu dari
skor 0 (tidak ada masalah), skor 1 (ringan), skor 2 (sedang), skor 3 (parah)
pada lutut seperti pada skala orthopedi dan pengukuran generic. Skor
antara 0 – 100 mewakili persentasi dari total yang mungkin dicapai. (Ewa
et al, 2003)
1. Pengertian
modalitas thermal lainnya seperti warm whirlpool, paraffin bath dan hot
pack adalah ultrasound dapat memberikan panas pada jaringan yang lebih
tersebar luas. Hal ini berarti bahwa energi suara bergerak lebih cepat
didengar oleh manusia berkisar antara 16 dan 20.000 Hz. Energi suara
ultrasound.
cahaya dari api yang menyala. Pada frekuensi yang tinggi, gelombang
terfokus.
dan intensitas.
gesekan molekular. Secara teoritis, hal ini berarti bahwa lebih banyak
atau msec) dan kemudian tidak ada energi yang ditransmisikan (dalam
msec).
Tetapi, dengan dosis 50% duty cycle, puncak energi ultrasound dapat
membran sel.
pengguna untuk memilih dosis duty cycle antara 5% dan 50%, namun
c. Intensitas : Watts/cm2
dimana relatif terjadi pada bagian tengah kristal. Selain itu, gelombang
permukaan kristal yang saling mempengaruhi satu sama lain. Hal ini
berarti bahwa beberapa area gelombang ultrasound akan lebih kuat pada
ultrasound yang keluar dari metal end plate dan dinyatakan dalam satu
cm2. ERA ditentukan oleh ukuran transduser dan sifat vibrational dari
kristal piezoelectric dan ERA selalu lebih kecil daripada area cross-
ini terjadi di 1/3 sentral dari ERA. Intensitas spatial rata-rata (ISA),
dinyatakan dalam watt per sentimeter persegi (W/cm 2). Ukuran ini
biasanya disebut secara klinis sebagai intensitas dan diberi label seperti
secara khas lebih mahal untuk diproduksi dan dibeli. Umumnya, rasio
BNR yang tertera pada unit ultrasound. Hal ini sering diberi label pada
lebih lanjut karena duty cycle mempengaruhi kuantitas total energi yang
cycle. Hal ini dihitung dengan mengalikan ISATP dengan duty cycle :
adalah sama, pada continuous ultrasound dengan ISA = 0,5 W/cm2 dapat
ultrasound pada 1.0 W / cm2 menggunakan duty cycle 50% (ISATA = 0,5
4. Transmisi ultrasound
paling besar terjadi pada besi atau udara sehingga harus dihindari untuk
maka perlu digunakan coupling medium yang cocok. Jika terdapat gap
yang kecil antara transduser dengan kulit (adanya udara) maka proporsi
minyak, cream, dan gel. Pada saat ini, gel menjadi media yang lebih baik
daripada minyak dan cream karena air dapat menjadi media alternatif yang
Tabel 2.2
Penetration Depth dari tiap-tiap media
Lemak 165 mm 55 mm
Air 38330 mm 12770 mm
**
Keterangan : * : tegak lurus, : sejajar
5. Absorbsi ultrasound
dengan jaringan deep. Agar energi memiliki efek maka energi ultrasound
exponential maka secara teoritis tidak ada titik yang mengabsorbsi seluruh
jaringan dimana ½ energi permukaan masih ada. Hal ini akan berbeda pada
(Wiliam, 2003).
yang diterapkan dan sifat fisik jaringan tersebut, suatu peningkatan suhu
lainnya pada jaringan. Beberapa ion di dalam dan di sekitar sel, serta
therapy. Gelembung gas-gas yang kecil dapat terjadi pada cairan tubuh
intensitas ultrasound yang tinggi, terjadi kolaps yang hebat atau ledakan
Hal ini disebut sebagai unstabil cavitation dan sangat tidak diinginkan
streaming.
b. Efek non – thermal
mengisi suatu space didalam jaringan dan cairan tubuh. Rongga (cavity)
streaming adalah pusaran air skala kecil didekat struktur yang bergetar
membran.
protein dan sekresi seluler. Adanya efek stable cavitation dan acoustic
level aktivitas dari seluruh sel, hal inilah yang dipicu oleh energi
therapy dengan berbagai intensitas di otot triceps surae yang sehat pada
ini. Suhu otot diukur pada kedalaman 0,8 dan 1,6 cm di bawah kulit
baseline dalam waktu 2,5 menit ketika diobati dengan intensitas 2,0
pada jaringan otot yang lebih dalam dibutuhkan waktu 10 menit untuk
mencapai suhu tersebut saat diberikan pada intensitas 2,0 W/cm 2 dan
panas otot yang tinggi ketika target jaringan terletak dalam (deep) dan
MHz.
tersebut. Salah satu alasan bahwa tendon dapat panas lebih cepat dan
kali lebih besar dari ERA transduser (2 x ERA), maka peningkatan suhu
terjadi pasca terapi yaitu sekitar 5°C (9°F), dan suhu kembali ke
ERA, suhu meningkat lebih besar dari 4°C (7,2°F) dapat dicapai
kekakuan dan nyeri sendi pada pasien arthritis. Salah satu penelitian
f. Efek hemodinamik
jaringan yang sehat, aliran darah lokal pada area pengobatan dapat
meningkatkan kehilangan panas dan memulihkan homeostasis suhu.
Studi awal yang meneliti efek ultrasound terhadap aliran darah sangat
dengan intensitas 1,5 W/cm2 selama 5 menit pada kutaneous dan aliran
surae dengan intensitas 1,0 atau 1,5 W/cm 2 terhadap 20 orang dewasa
perubahannya tetap sama, dan tidak ada peningkatan aliran darah yang
lebih besar saat waktu pengobatan lebih dari 5 menit. Ultrasound pada 3
antara perlakuan dalam studi Robinson dan Buono serta studi oleh
sangat luas oleh Robinson dan Buono, maka tidak mungkin terjadi
perubahan suhu pada otot. Sayangnya, tidak ada penelitian tunggal yang
tonus vaskular.
kolagen dan proliferasi seluler. Makrofag adalah jenis sel yang dominan
pada frekuensi 0,75 atau 3 MHz intensitas 0,5 W/cm2 memiliki efek
Tabel 2.3
Rasional Penggunaan US selama penyembuhan luka/cidera
a. Gerakan transduser
ultrasound terapi. Hal ini karena BNR dengan intensitas puncak spasial
area pengobatan di bawah transduser dapat terjadi nyeri hebat dan panas
yang tinggi (sering disebut sebagai "titik panas") dan potensial terjadi
perlahan dalam pola yang halus dan berirama di atas area pengobatan,
dari gel transmisi tinggi (mudah larut di air) disebar pada area
dengan kulit yang dilapisi gel. Tujuan dari coupling gel adalah untuk
dan dapat merusak transduser itu sendiri. Oleh karena itu, terapis harus
seperti jari tangan dan kaki memerlukan transduser yang kecil. Gel
yang tersedia secara komersial, sebagian besar adalah gel yang dapat
larut dalam air dan paling sering digunakan untuk aplikasi kontak
langsung ultrasound, namun lotion yang mudah larut dalam air juga
3) Luka terbuka
jaringan adalah durasi waktu 5 menit dengan area pengobatan 1,5 sampai 2
W/cm2.
kehamilan.
9. Ibuprofen Phonophoresis
hydrocortisone rendah.
gelombang ultrasound.
salah satu obat yang banyak digunakan dan lebih dari cukup untuk
ibuprofen yang sama. Level obat dapat ditentukan pada jaringan yang
Tabel 2.4
Ultrasound transmission oleh media phonoporesis
disertai dengan gerakan fisiologis aktif sampai akhir lingkup gerak yang
ada oleh pasien. Overpressure dari bantuan tangan pasien sendiri dapat
dan berperan mengoreksi jalur sendi dari posisi yang salah. Brian Mulligan
dari New Zealand adalah orang pertama yang menjelaskan teknik ini.
dari latihan peregangan mandiri aktif hingga gerakan fisiologis pasif yang
diaplikasikan terapis hingga teknik mobilization aksesoris bebas nyeri
d. Tidak ada nyeri yang terjadi selama atau segera setelah aplikasi teknik
cedera atau ketegangan yang terjadi. Perpindahan posisi sendi dan nyeri
pasif sebagai teknik korektif, diterapkan oleh terapis tegak lurus terhadap
aplikasi dan gerak fungsi yang bebas nyeri harus dipulihkan (Ramya V,
2017)
adalah tanda tes positif yang dapat diulangi setelah manuver terapeutik
sendi, rasa tegangan jaringan, dan penalaran teknis yang baik, terapis
meneliti bebagai kombinasi glide aksesori pararel atau tegak lurus guna
nyeri. Hal ini dapat berupa glide, putaran, distraksi, atau kombinasi
c. Glide asesori pada tanda yang dibandigkan secara aktif ; Saat terapis
asalnya.
d. Tidak nyeri ; Terapis harus terus-menerus mengawasi reaksi pasien
arah gerakan asesori yang benar, derajat gerakan, atau bahwa teknik
3. Bidang Pengobatan
sendi dan terletak pada sudut tegak lurus dengan garis yang berjalan dari
axis rotasi partner tulang konveks terhadap bagian yang terdalam dari
(Kaltenborn, 2003).
Bidang pengobatan Kaltenborn tetap mengacu pada permukaan sendi
melakukan tes joint play (JPM) atau memobilisasi suatu sendi dengan
a. b.
Gambar 2.8
Bidang pengobatan Kaltenborn terletak pada permukaan konkaf
a. Arah tarikan permukaan konkaf terhadap konveks
b. Arah tarikan permukaan konveks terhadap
konkaf Sumber : Kaltenborn (2003)
gangguan gerakan yang jelas bukan akibat trauma serius. Terdapat 2 teknik
mobilization with movement yaitu medial glide dan dorsal glide (Brian R,
2010).
a. Medial Glide
tengkurap, dengan bantuan belt mulligan atau tanpa belt mulligan. Pada
posisi tibia yang cenderung genu varus sehingga ruang sisi medial knee
maka dapat mengurangi beban kompresi pada ruang sisi medial knee
(Brian R, 2010).
b. Dorsal glide
menambah ROM fleksi knee dan memperbaiki gerak asesoris glide tibia
fleksi knee yang menyebabkan gerak asesoris glide tibia kearah dorsal
perbaikan gerak asesoris dorsal glide saat fleksi knee sehingga secara
5. Efek Terapeutik
Efek terapeutik yang dihasilkan adalah efek mekanikal dan efek
neurofisiologi.
intra-articular (meniskus).
receptor nyeri didalam sendi. Aktivasi impuls saraf afferent dari receptor
informasi tersebut ke sistem saraf pusat, dan oleh karena itu akan
nyeri tertutup oleh inhibisi transmisi stimulus nosiseptive pada spinal cord
A. Kerangka Konsep
sinovial. Kapsul sendi dan ligamen akan mengalami degenerasi fibrous dan
menyebabkan timbulnya nyeri dan keterbatasan gerak pada knee joint. Problem
pada knee.
64
65
Osteoarthritis (OA)
: yang di teliti
B. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dengan ulrasound dan mobilisasi with movement tibio femoral joint terhadap
eksperimen dengan randomized pre test – post test control group design.
P1
O1 O2
S R
P2
O3 O4
Gambar 4.1
Desain penelitian two group pre test – post test control design
Keterangan :
S = Sampel
R = Random alokasi
kontrol)
66
67
2. Waktu Penelitian
2. Sampel
a. Kriteria inklusi
pemeriksaan fisioterapi.
6 kali terapi.
b. Kriteria eksklusi
overweight
4. Besar sampel
perlakuan
(t-1) (r-1) ≥ 15
(2-1) (r-1) ≥ 15
1 (r-1) ≥ 15
(r-1) ≥ 15/1 = 15
r = 1/(1-0,2) x 15 = 1/(0,8) x 15 = 12
a. Variabel bebas :
1) Ibuprofen Phonoporesis dan Mobilization With Movement
b. Variabel terikat :
1) Fungsional knee
2) Osteoarthritis knee
2. Definisi Operasional
glide kearah medial dan dorsal pada tibia proksimal disertai dengan
gerak aktif fleksi knee dari pasien. Dosis yang digunakan adalah
1) Ultrasound
glide kearah medial dan dorsal pada tibia proksimal disertai dengan
gerak aktif fleksi knee dari pasien. Dosis yang digunakan adalah
d. Osteoarthritis knee adalah keluhan nyeri lutut dan rasa kaku sendi lutut
saat bangun pagi, saat ambulasi (duduk ke berdiri), saat berjalan, dan
E. Instrumen Penelitian
3. Belt Mulligan
F. Prosedur Penelitian
knee dengan skala KOOS sebagai data pre test. Kemudian diberikan
perlakuan yang sama pada setiap sampel dalam kelompok perlakuan dan
Data pre test dan post test pada kelompok akan dianalisis untuk
melihat apakah ada beda pengaruh. Hasil penelitian akan disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi, serta dikaji dalam pembahasan, kemudian dibuat
Sampel n = 12
Random Alokasi
Analisis Data
1. Pre test
dan sebelum diberikan intervensi pada kelompok kontrol. Pre test yang
berikut:
fungsional knee
pasien
a. Ibuprofen Phonophoresis
1) Persiapan Alat
2) Persiapan pasien
3) Teknik aplikasi
nyeri.
medial knee.
b. Ultrasound
1) Persiapan Alat
2) Persiapan pasien
3) Teknik aplikasi
nyeri
medial knee
c) Tranduser digerakkan secara perlahan dalam gerakan horizontal
1) Medial Glide
a) Persiapan pasien
fisioterapis.
c. Satu tangan fisioterapis sebagai stabilisasi pada sisi medial knee
c) Teknik Pelaksanaan
pasien.
2) Dorsal Glide
a) Persiapan pasien
pasien.
c) Teknik Pelaksanaan
(2) Pada saat tangan pasien menarik belt kearah fleksi maka tangan
3. Post test
dan setelah diberikan intervensi pada kelompok kontrol. Post test yang
berikut:
b. Prosedur pelaksanaan :
fungsional knee
pasien
2. Uji normalitas data, menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui data
parametrik yaitu uji paired t sample dan uji independent t sample. Jika
hasil uji normalitas data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji
Brian R Mulligan. 2010. Manual Therapy NAGS, SNAGS, MWMS etc. Sixth Edition. New
Zealand : FNZSP (Hon), Dip MT
Carol, A.O. 2009. Kinesiology : The Mechanics and Pathomechanics of Human Movement.
Second Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins
Carolyn Kisner, Lynn Allen Colby. 2016. Terapi Latihan Dasar dan Teknik. Vol 1 Edisi 6.
EGC.Jakarta
David, Z. 2014. Osteoarthritis of the Knee (Degenerative Arthritis of the Knee). WebMD
Medical Reference.
Erkan Kozanoglu, Sibel Basaran, Rengin Guzel, Fusun Guler-Uysal.2003. Short term
Efficacy Of Ibuprofen Phonophoresis Versus Continous Ultrasound Therapy In Knee
Osteoarthritis. Departemet Of Physical Medicine and Rehabilitation Faculty Of
Medicine, Cukurova University, Adana, Turkey;133:333- 338
Fiona Dobson, Kim L. Bennell Rana S. Hinman, J Haxby Abbott, Ewa M. Roos. 2012.
Recommended Performance- Based Tests to Assess Physical Function in People
Diagnosed with Hip or Knee Osteoarthtritis. Center For Health Exercise and Sports
Medicine Departement of Physiotherapy University of Melbourne, Australia
Hall, S.J. 2003. Basic Biomechanic. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill Company
Hamilton, N., Hettgens, K. 2002. Kinesiology Scientific Basis of Human Motion. Tenth
Edition. New York: McGraw-Hill Company.
Levangie, P.K., Norkin, C.C. 2005. Joint Structure and Function : A Comprehensive
Analysis. Fourth Edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Margareta, N., Victor, H.F. 2009. Basic Biomechanic Of The Skeletal System. Philadelphia:
Lea and Febiger.
Muraki et al, 2013). Muraki, S., Tanaka, S., Yoshimura, N. 2013. Epidemiology of knee
osteoarthritis. Journal of Sports Medicine: Vol. 21; page 1 – 6.
Petersson I. F., Boegard T., Saxne T., Silman A. J., Scensson B., 2014. Radiographic
osteoarthritis of the knee classified by the Ahlback and Kellgren & Lawrence system
for the tibiofemoral joint in people aged 35 54 years with chronic knee pain. Annals
of the Rheumatic Diseases; 56:493–496. Dipublikkan oleh group.bmj.com
Ramya V. Rao, Ganesh Baltillaya, Anupamu Prabu, -- Asha Kamath . 2017. Immediate Effect
Of Maitland Mobilization Versus Mulligan Mobilization With Movement
In
79
Osteoarthritis Knee – A Randomized Crossover Trial. Journal Bodywork & Movement
Therapies(2017).
William, E.P. 2003. Therapeutic Modalaties For Sport Medicine and Athletic Training. Fifth
Edition. New York: Mc Graw Hill.
79