PADA AGREGAT ’’
KEPERAWATAN KOMUNITAS II
Oleh :
194201426002
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2020, jumlah angkatan kerja tercatat 137,91 juta orang. Angka
tersebut menunjukkan peningkatan sebanyak 1,49 persen atau sebesar 2,92 orang
dibandingkan dengan tahun 2019 (BPS, 2020). Peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi
sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk di dunia dan kebutuhan pekerjaan yang
layak bagi masyarakat. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang
juga mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja yang signifikan. Pekerja merupakan
salah satu kelompok dalam masyarakat yang berisiko mengalami berbagai masalah
kesehatan. Menurut ILO (2020), terdapat lebih dari 2 juta kasus kematian tiap tahunnya
karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) yang fatal. Pekerja merupakan salah
kesehatan. Tingginya tingkat pertisipasi pekerja harus diimbangi dengan adanya pelayan
kesehatan yang memadai pada pekerja sehingga pekerja terhindar dari gangguan
penyakit akibat kerja, penyakit tidak menular, kecelakaan kerja yang berpotensi
RI, 2016). Masalah kesehatan kerja dapat berupa penyakit tidak menular dan penyakit
menular. Data penyakit tidak menular yang dialami oleh pekerja pada tahun 2013
adalah Hipertensi (25.8%), Diabetes Millitus (2.1%), Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(3.8%), Kanker (1.4%), Obesitas Sentral (26.6%), Penyakit Jantung Koroner (1.5%) dan
Stroke (1.21%) (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015). Pada
penyakit tidak menular ini, kesehatan dan kinerja seorang pekerja dipengaruhi oleh
beban kerja, kapasitas kerja dan beban kerja atau lingkungan kerja (Soedirman &
Suma’ur, 2014). Ketidakseimbangan antara beban kerja, kapasitas kerja dan beban kerja
akan menimbulkan masalah kesehatan yaitu berupa kelelahan kerja. Kelelahan kerja
adalah kondisi penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi dan
keselamatan kerja. Perawat kesehatan kerja memiliki tugas antara lain mampu menilai
secara sistematis status kesehatan kerja, mampu melakukan analisa data yang
promosi kesehatan untuk pencegahan penyakit kecelakaan akibat kerja serta pemulihan
berkesinambungan terhadap respon pekerja dan kemajuan yang dicapai (Soedirman &
Suma’ur, 2014).
BAB II
TINJAUAN TEORI
cabang khusus dari keperawatan komunitas yang merupakan aplikasi dari konsep
dan frame work dari berbagai disiplin ilmu (keperawatan, kedokteran, kesehatan
dari kecelakaan kerja dan faktor risiko bahaya di tempat kerja (health hazards)
dalam konteks lingkungan kerja yang sehat dan aman (Nies, 2014).
diimbangi dengan adanya pelayan kesehatan yang memadai pada pekerja sehingga
pekerja terhindar dari gangguan penyakit akibat kerja, penyakit tidak menular,
keselamatan kerja
3.3 permenaker No. 4 tahun 1987 tentang panitia keselematan dan kesehatan kerja
4. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Kerja
4.1 Peran Perawat Kesehatan Kerja adalah (Nies, 2014: Soedirman & Suma’ur,
4.1.8 Peneliti.
4.2 Berdasarkan peran tersebut, maka fungsi Perawat Kesehatan Kerja adalah:
kerja;
kerja;
4.2.8 Melakukan konseling untuk pekerja;
5.1 Kelebihan praktik keperawatan kerja yakni untuk menunjang tingkat pencapaian
5.2 Hambatan praktik keperawatan kerja yakni belum siapnya beberapa perusahan
status kesehatan dilihat berdasarkan tiga faktor yang saling mempengaruhi, yaitu
Ketiga faktor yang saling berpengaruh tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
6.1 Pekerja (Host)
Pekerja merupakan host pada populasi pekerja. Host memiliki karakteristik yang
tempat kerja. Sebagai contoh pekerja yang memiliki risiko tinggi mengalami
kecelakaan di tempat kerja adalah laki-laki yang berusia antara 18-30 tahun,
memiliki pengalaman kerja kurang dari 6 bulan. Karakteristik host seperti usia,
risiko health hazards serta ketrampilan kerja yang masih rendah. Agregat
pekerja ini juga berisiko mengalami penyakit kronis akibat gaya hidup yang
gangguan sistem syaraf pusat, ataksia, luka bakar, gangguan sistem reproduksi
hazards biologi berupa bakteri patogen, jamur, dan virus masuk ke tubuh
penyakit infeksi virus, bakteri, jamur, seperti penyakit hepatitis B, kulit, infeksi
yang menyerang sistem organ manusia. Sedangkan health hazards
atau kecelakaan di tempat kerja. Faktor risiko bahaya ini berhubungan dengan
proses kerja atau kondisi lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan
tulang dan persendian, cidera punggung, serta gangguan tidur. Selain itu faktor
psikologi di tempat kerja seperti stress kerja dan hubungan yang kurang
harmonis dengan atasan dan sesama pekerja dapat menimbulkan health hazards
6.3 Lingkungan
dan agent dan dapat menjadi mediasi antara host dan agent. Lingkungan
digolongkan menjadi fisik dan psikologis. Lingkungan fisik berupa panas, bau,
ventilasi yang mempengaruhi interaksi host dan agent. Lingkungan fisik yang
interaksi negatif antara host danm agent. Misalnya pekerja yang terpapar health
hazards kimia berada di lingkungan kerja panas dan kurang ventilasi maka akan
kerja serta upaya mengurangi dampak health hazards terhadap status kesehatan
pendidikan kesehatan berupa leaflet, brosur berisi pesan kesehatan saat makan
siang di ruang makan. Metode lain yang efektif dan efisien untuk memberikan
organisasi yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan khusus tertentu
satu institusi kerja adalah kelompok yang dapat diberdayakan untuk mengatasi
dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk mencapai dan atau
adalah tujuan yang harus dicapai oleh perawat kesehatan kerja. Saat
2013).
berkala, dengan cara yang relatif mudah dan biaya yang minimal.
penempatan ulang atau evaluasi dan rotasi kerja terhadap pekerja dari
satu unit kerja ke unit lain, sehingga pekerja memperoleh situasi yang
baru, tidak merasa kejenuhan dengan situasi kerja yang lama (Nies,
2014).
TELAAH ARTIKEL
2017. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Pelaksanaan diawali
Teori adaptasi.
4. Hasil dan Pembahasan: Masalah kesehatan pada pekerja dapat muncul akibat
beberapa faktor. Faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja antara lain beban
kerja, stress kerja, ergonomi kerja, dan lingkungan fisik yang kurang baik Oleh
UKK yang terdapat di wilayah home industry Sekar Wangi dengan kegiatan utama
kesehatan meliputi pembuatan catatan kegiatan harian pekerja, senam ergonomi dan
memahami dan melaksanakan ergonomi kerja dengan baik, dan mengikuti program
Posyandu Gardu Kesja sehingga diharapkan keluhan masalah akibat kerja dapat
berkurang.
BAB IV
PENUTUP
Jumlah angkatan kerja tercatat 137,91 juta orang. Angka tersebut menunjukkan
peningkatan sebanyak 1,49 persen atau sebesar 2,92 orang dibandingkan dengan tahun
2019 (BPS, 2020). Peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi sebagai akibat meningkatnya
jumlah penduduk di dunia dan kebutuhan pekerjaan yang layak bagi masyarakat.
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang juga mengalami
peningkatan jumlah tenaga kerja yang signifikan. Upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan keselamatan, pekerja mendapatkan perhatian dari seluruh dunia dengan
kesehatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Kesehatan Kerja Dan Olahraga RI. (2016). Rencana Aksi Kesehatan Kerja
dan Olahraga
Nies, M.A., et. all (2014). Community health nursing: Promoting the health of
Stanhope, et. all. (2013). Community and public health nursing. St Louis: The Mosby
Year Book.
Soedirman, & Suma’ur. (2014). Kesehatan Kerja: Dalam Perspektif Hiperkes &