Anda di halaman 1dari 10

MATERI : Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja

SUBMATERI : Occupational health and medicine , BOHS


PERTEMUAN KE : 2
DOSEN : Ambar Roestam, SKM, MOH dan dr. Dewi Friska, MKK, Sp.KKLP
TANGGAL / JAM : 8 September 2023 / 08.00 – selesai
Model Pembelajaran: Presentasi kasus dilanjutan dengan feedback dari narasumber
Dirangkum oleh : dr Pranata Priyo P (NPM: 2306174753)
dr Vicky Yulianto (NPM:2306174740)

Sumber Penilaian:
- Presentasi dari materi ajar
- Nilai per orangan (ujian tulis)
- Tugas (diberikan di bulan depan)

Presentasi Kelompok 1,2, dan 3


Occupational Health and Medicine
Penerapan kesehatan kerja di Indonesia dimulai dari adopsi peraturan Belanda yang pada saat itu memiliki
industri yang berkaitan dengan tenaga uap. Peraturan tersebut diwujudkan di Indonesia di tahun 1970
sebagai UU no 1 tahun 1970. Peraturan internasional lainnya berasal dari Deklarasi ALMA ATA dari WHO
dengan tujuan perlindungan pada para pekerja.
Kesehatan kerja menurut ILO / WHO
Suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan (fisik, mental, dan sosial) yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja yang adaptasi antara pekerjaan dengan manusia dan sebaliknya.
Tujuan Yang dirumuskan oleh WHO dan ILO
1. Promosi dan pemeliharaan tingkat tertinggi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial pekerja dalam
semua pekerjaan
2. Pencegahan di antara pekerja dari kondisi kesehatan yang buruk yang disebabkan oleh kondisi kerja
mereka
3. Perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari risiko yang diakibatkan oleh faktor-faktor yang
merugikan Kesehatan
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan
fisiologis dan psikologisnya; dan, untuk merangkum, penyesuaian pekerjaan dengan manusia dan
setiap manusia dengan pekerjaannya.

Tahapan layanan kesehatan kerja:


1. Starting level  tidak ada K3, sasaran industry informal dan industry kecil
2. Basic services  ada K3 yang telah pelatihan min 10 minggu, sasaran sama seperti di starting
level
3. International Standard Services  tim multidisiplin, sasaran industri besar dan usaha kecil
menengah yang telah terorganisasi dengan baik. Kegiatan preventif dari primer - sekunder
4. Comprehensive occupational health services  tim multidisiplin, sasaran industry besar dan big
OHS center, Kegiatan preventif lengkap sampai dengan rehabilitatif

BOHS adalah bagian integral dari infrastruktur kesehatan dan keselamatan yang berkolaborasi
dengan fasilitas kesehatan setempat. Tenaga multidisiplin diperlukan pada BOHS.

Prinsip dasar langkah BOHS

Jenis hazard
1. Safety hazard
2.Health hazard (faktor fisik, kimia, biologi, ergonomic, dan psikososial)
Langkah penerapan program OHS harus linier dengan target pekerja dan faktor risiko. Keduanya harus
dilakukan intervensi agar memberikan hasil yang maksimal.

Apa saja program yang ada di BOHS?

Standar kesehatan kerja meliputi_


1. preventif dan promotive (misal edukasi tentang risiko kerja, phbs, medical checkup berkala,
management disaster, surveillance, dan kebersihan makanan)
2. kuratif (pengobatan, deteksi dini pak, tatalaksana kecelakaan kerja, dan upaya rujukan)
3. rehabilitative (evaluasi tingkat kecacatan dan program Kembali bekerja setelah kecelakaan / pak)

Unit Pemberi pelayanan kesehatan kerja dasar:


- Pos UKK
- Poliklinik perusahaan
- Puskesmas
Tenaga pemberi pelayanan kesehatan kerja meliputi

Occupational Medicine
Merupakan cabaang dari ilmu kedokteran dan bagian dari occupational health. OM berfokus pada
pencegahan primer dengan pendekatan public health sebab berurusan dengan system dan tatalaksana PAK
memiliki setidaknya 3 aspek yaitu aspek klinis, legal (berkaitan dengan kompensasi), dan komunitas
(berkaitan dengan pekerja lain).
Beberapa definisi dari occupational medicine adalah:
- occupational disease (memiliki hubungan kausal yang erat antara pajanan dan penyakit, insidensi lebih
tinggi pada para pekerja)
- work related disease (etiologic multifactor dan sulit ditentukan hubungannya)
- disease affecting working population (etiologic tidak ada di tempat kerja)
- not occupational disease

Work related disease bisa menjadi penayakit akibat kerja berdasarkan keterangan ini
Prinsip pencegahan penyakit dalam K3
Konsep Sehat

UU tentang kesehatan (No 36 tahun 2009)


Definisi sakit kondisi tidak menyenangkan, ketidakseimbangan dalam tubuh, dan mengakibatkan seseorang
tidak dapat menjalankan fungsinya.

Kuliah Bu Ambar tentang Perkembangan Ilmu Kesehatan Masayarakat


Awalnya di mulai dari IKM abad ke 2 baru kemudian didapatkan hasil-hasil seperti laporan epidemiologis di
abad ke 7. Kampus Cikini sudah berdiri sejak 2 abad lalu dan menjadi Sejarah dalam pengembangan vaksin
di Indonesia. Selanjutnya ,Pada tahun 1888 didirikannya laboratorium pusat di Bandung mempunyai
peranan penting menunjang memberantas penyakit malaria, lepra, cacar.
Percabangan ilmu kesehatan adalah sebagai berikut

Kedokteran komunitas (kedokteran


keluarga, okupasi (3 cabang yaitu pekerja,
penerbangan, kelautan), manajemen
kedokteran), kedokteran olahraga (baru
masuk sekitar 5 tahun lalu)

5 level pencegahan (Leavell & Clark )


Kedokteran komunitas mengutamakan specific protection dan helath promotion (bentuk dari pencegahan
primer)
Determinan / faktor yang bisa menyebabkan terjadinya suatu penyakit yang menjadi fokus
kedokteran komunitas

Pendekatan IKK adalah berbasis keluarga dan komunitas. Bila perilaku yang berisiko terhadap kesehatan
tetap ada bahkan diluar tempat kerja.

Kompetensi yang diharapkan pada lulusan MKK


1.Memberikan pelayanan kedokteran preventif, kuratif, dan rehabilitatif
2.Mampu mengelola organiasi dan program kesehatan termasuk mewujudkan program kesehatan
Populasi sasaran dan sumber pembiayaan

Pelajari system kesehatan nasional terbaru tahun 2023


Tugas dokter okupasi

Dari sumber dibawah ini, rumah sakit ada nomor 4 berdasarkan tingkat bahaya di tempat kerja dan dikaitkan
dengan jumlah tenaga. Intinya bergantung pada tingkat bahaya dan jumlah tenaga di tempat kerja.
Bagaimana bila jumlah tenaga kerja > 500? Belum ada jawaban.
Pelajari permenakertrans No 3 tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja (ada 7 tingkat bahaya
tempat kerja)
Pembahasan kasus
Pertanyaan dr Yosef
1. Mengapa RS tipe B yang termasuk jumlah karyawan > 500 tetapi K3 tidak jalan?
Bu Ambar: merujuk pada Permenakertrans no 3 tahun 1982 bahwa RS adalah nomor 4 berdasarkan tingkat
bahaya tempat kerja
Wellness program mencakup seluruh pemeriksaan fisik dan salah satunya biological measurement misalnya
BMI, kolestrol, dan jenis pekerjaanya (misal pekerja shift adalah sasaran utama wellness program)

Pertanyaan Bu Ambar
Apa Perbedaan Masyarakat dan komunitas?
Satu kelompok Masyarakat yang memiliki tujuan dan karakteristik yang khusus

Apa perbedaan community vs public health?


Community berfokus pada kelompok tertentu
Bila ditemukan ada hipertensi pada 10% pekerja, apakah itu adalah masalah ?
Prevalensi HT di Masyarakat umum sekitar 30%, bila masih 10% maka belum masalah di kedokteran kerja
kecuali ada pemicu di tempat kerja misalnya kebisingan. Bila HT nya karena perilaku individu maka ini
bukan merupakan masalah kedokteran kerja. Intinya Dokter Okupasi harus memiliki kompetensi untuk
mengukur besarnya masalah.

Pertanyaan dr Lidya
Bagaimana pada perusahaan dengan jumlah karyawan < 500 dan tingkat risiko rendah, perhatian terhadap
pencegahan kecelakaan kerja kurang, bagaimana masukkan dokter sekalian dan narasumber mengenai hal
tersebut ?
Diperlukan advokasi dan sosialisasi pada pihak manajemen. Tentunya dimulai dari hal2 kecil misal mendata
10 penyakit terbanyak yang ada di tempat kerja kemudian melakukan kajian. Atau mencari data pendukung
di literatur mengenai hazard di tempat kerja. Karena sudah ada aturan yang jelas mengenai OH di tempat
kerja tetapi penerapannya berbeda sehingga menyebabkan fenomena gunung es. Tidak mudah tetapi bisa
dimulai.
-Terimakasih-

Anda mungkin juga menyukai