Anda di halaman 1dari 15

LOGBOOK

TUTORIAL KASUS 1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Dosen Pengampu : Ns Meinarisa, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh :

G1B121075 M. Fadlan Wahyu Erlangga

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2022
Skenario Kasus

Ners Melati (26 Tahun) merupakan Ners Baru yang bekerja di Puskesmas Kenali
Besar Kota Jambi, Mayoritas Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kenali Be-
sar Bekerja sebagai petani tembakau, Ners Melati di beri wewenang untuk
mengampu program OHN. Puskesmas telah memiliki data data demografi wilayah
seperti jumlah penduduk, luas wilayah, perbatasan wilayah, pekerjaan, pen-
didikan. Berdasarkan data prevalensi penyakit yang terdiagnosis antara lain, diare,
ISPA, hipertensi dll. Ners Melati mulai berpikir, apa yang harus di lakukan terkait
data OHN tersebut. Data tersebut di gunakan untuk mengembangkan program Ke-
sehatan Kerja untuk melakukan ke wenangan sebagai OHN. Ners Melati mulai
berpikir untuk mengembangkan OHN sesuai dengan batas dan kewenangan kom-
petensi seorang Ners generalis di Puskesmas Kenali besar tersebut.

Kembangkan terkait OHN


Tugas Perawat OHN
STEP 1 (IDENTIFIKASI ISTILAH SULIT)

1. Demografi
2. Ners Generalis
3. ISPA
4. Data Prevalensi
5. OHN
6. Diare

Jawaban

1. Demografi
Demografi menurut Hauser dan Duncan yaitu Demografi adalah ilmu yang
mempelajari jumlah, persebaran, teritorial, dan komposisi penduduk serta
perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul
karenanatalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas
sosial.

2. Ners Generalis
Ners generalis merupakan profesi yang difokuskan pada perawatan individu,
keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan,
atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai
mati.
Ners generalis adalah perawat yang telah lulus program studi terapan.

3. ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Akut)


Menurut WHO, ISPA adalah penyakit menular dari saluran pernapasan atas atau
bawah yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit berkisar dari infeksi
ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen
penyebabnya, faktor penjamu dan faktor lingkungan.
ISPA bisa juga disebut dengan inspeksi saluran pernapasan akut adalah inspeksi
yang menyerang satu komponen saluran pernapasan terutama bagian atas.
Kesimpulan ISPA adalah Infeksi virus umum yang memengaruhi hidung,
tenggorokan, dan saluran udara.

4. Data Prevalensi
Data Prevalensi adalah proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu
dalam jangka waktu tertentu.
Data Prevalensi adalah data yang dibuat untuk menentukan kemungkinan
seseorang menderita penyakit dalam waktu tertentu.
Data Prevalensi adalah tingkat penyebaran jumlah kasus hidup dalam satu periode
waktu tertentu. Prevalensi memungkinkan kita untuk menentukan kemungkinan
seseorang menderita penyakit.

5. OHN
OHN adalah opputional health nursing keselamatan kerja kesehatan perawat.
Keperawatan kesehatan kerja/Occupational health nursing (OHN) adalah cabang
khusus dari keperawatan komunitas yang merupakan aplikasi dari konsep dan
frame work dari berbagai disiplin ilmu (keperawatan, kedokteran, kesehatan
masyarakat, ilmu sosial dan perilaku, prinsip-prinsip manajemen) yang bertujuan
meningkatkan dan memelihara status kesehatan pekerja serta melindungi pekerja
dari kecelakaan kerja dan faktor risiko bahaya ditempat kerja (health hazards)
dalam konteks lingkungan kerja yang sehat dan aman (American Asscociation of
Occupational Health Nursing/ AAOHN dalam Nies and Swansons, 2002;
Stanhope and Lancaster, 2004).

6. Diare
Menurut World Helath Organization (WHO) diare adalah kejadian buang air besar
dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau lebih
dalam periode 24 jam. disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri,
virus, parasit, protozoa, dan penularannya secara fekal-oral.
STEP 2 (IDENTIFIKASI MASALAH)

1. Apakah data demografi dan data prevalensi cukup untuk mendukung program
OHN?
2. Apakah OHN yang akan dilakukan harus dilakukan?
3. Apakah yang harus dilakukan perawat agar OHN berjalan dengan baik?
4. Upaya apa yang akan dilakukan ners Melati dalam mengembangkan OHN dan
bagaimana jika upaya tersebut gagal?
5. Dalam kasus tersebut apakah ada hambatan pada program OHN?
6. Mengapa dalam mengembangkan program OHN harus sesuai dengan batas dan
kewenangan kompetensi seorang ners didaerah setempat?
7. Apakah ada UU jika terjadi pelanggaran kepada perusahaan yang tidak
meyediakan alat keselamatan kerja?
STEP 3 (ANALISIS MASALAH)

1. Data cukup mendukung untuk melakukan OHN

2. Menurut saya, OHN tersebut harus dilakukan karena sudah menjadi wewenang
yang diberikan kepada ners melati. selain itu, OHN juga penting karena dengan
program OHN dapat meningkatkan derajat kesehatan pekerja dan meningkatkan
produktivitas pekerja. OHN dapat dilakukan karena dalam jawaban pertanyaan
pertama bahwa data demografi dan data prevalensi sudah cukup untuk melakukan
kegiatan tersebut.

3. Langkah-langkah yang harus


dilakukan perawat untuk mengurangi terjadinya angka kecelakaan pasien dirumah
sakit, antara lain sebagai berikut :
1. Perawat memperhatikan system yang digunakan rumah sakit dalam penanganan
pasien
2. Perawat harus memahami dan mengerti mengenai teknologi yang digunakan
dirumah sakit.
3. Perawat mengetahui kondisi-kondisi yang terjadi pada pasien sehingga dalam
penanganan akan sesuai dengan asuhan keperawatan yang benar.
4. Perawat harus melakukan tindakan yang tepat dalam mengerjakan tugasnya.
5.Mengawasi pemberian obat kepada pasien. Kemudian perawat mampu
mengobservasi serta melakukan assessment terhadap kesehatan pekerja terkait
dengan pekerjaan yang mereka lakukan, bahaya serta risikonya di tempat kerja
(OSHA, 2009)

4. a. Adakan Pelatihan Keamanan


b. Tempatkanlah Rambu-Rambu Keselamatan Kerja
c. Terus Adakan Riset & Pengembangan Keselamatan Kerja

5. Menurut saya pasti ada hambatannya misalnya jika fasilitas tidak memadai. Jika
fasilitas tidak memadai maka kegiatan akan Tidak akan efektif berjalan.
Dari masyarakat kurang berkontribusi, dalam pendataan masyarakat kurang
berkontribusi dalam menjawab terkesan asal-asalan.

6. Sebagai perawat mempunyai batas kewenangan untuk menjalankan program


OHN karena jika sudab diluar batas itu sudah tanggung jawab tenaga medis
lainnya.
Karena dalam Undang-Undang Keperawatan batas dan kewenangan seorang ners
yaitu untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, dan
mendekatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan.
7. Ada, ini termasuk kedalam UU keselamatan kerja, dari UU ini memuat
ancaman pidana.
STEP 4 (MIND MAPPING)

Ners Melati (26 tahun)


Bekerja di Puskesmas Kenali Besar

Mengampu Program OHN

Data Demografi Data Prevalensi

Mayoritas masyarakat petani


Diare, ISPA, Hipertensi
tembakau
Pengembangan Program OHN

STEP 5 (LEARNING OBJEKKTIF)

1. Defenisi OHN
2. Tujuan OHN
3. Fungsi dan peran perawat dalam program OHN
4. Faktor faktor yg mempengaruhi kesehatan kerja
5. Penanggulangan penyakit akibat kerja

JAWABAN

1. Definisi OHN

Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan


masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan
dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini
Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti
halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau khronis
(sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu
waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak
langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain
dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat
kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja
khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan PSTKG.
Melalui usaha kesehatan pencegahan di lingkungan kerja masing-masing
dapat dicegah adanya penyakit akibat dampak pencemaran lingkungan
maupun akibat aktivitas dan produk PSTKG terhadap masyarakat konsumen
baik di lingkungan PSTKG maupun masyarakat luas.

Keperawatan Kesehatan Kerja (OHN) adalah perawat profesional (RN)


yang secara mandiri mengamati dan menilai status kesehatan pekerja
sehubungan dengan tugas tugas pekerjaan dan bahaya. Menggunakan
pengalaman khusus mereka dan pendidikan, hal ini perawat profesional
mengenali dan mencegah efek kesehatan dari terpaparnya partikel asing
berbahaya dan mengobati luka pekerja/penyakit.

Keperawatan kesehatan kerja/ occupational health nursing (OHN) adalah


cabang khusus dari keperawatan komunitas yang merupakan aplikasi dari
konsep dan frame work dari berbagai disiplin ilmu (keperawatan, kedokteran,
kesehatan masyarakat, ilmu sosial dan perilaku, prinsip-prinsip manajemen)
yang bertujuan meningkatkan dan memelihara status kesehatan pekerja serta
melindungi pekerja dari kecelakaan kerja dan faktor risiko bahaya di tempat
kerja (health hazards) dalam konteks lingkungan kerja yang sehat dan aman
(American Asscociation of Occupational Health Nursing/ AAOHN dalam
Nies & Swansons, 2002; Stanhope & Lancaster, 2004).

OHN merupakan sintesis dan aplikasi dari prinsip keperawatan, medis,


kesehatan lingkungan, toxikologi, epidemiologi, konsep keamanan (safety),
hygiene perusahan, ergonomik (hubungan pekerja dan lingkungannya)
(Hitcock, Scubert & Thomas, 1999).

Upaya kesehatan kerja merupakan salah satu usaha untuk menyelaraskan


antara kapasitas, beban, dan linkungan kerja agar pekerja dapat bekerja
dengan aman dan sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri ataupun
masyarakat. Upaya ini berfokus pada tindakan mengidentikasi permasalahan.
Sasaran dalam upaya kesehatan kerja ini adalah pekerja sebagai aspek
manusia dan aspek kesehatan pekerja itu sendiri (Chandra, 2006).
Kapasitas, beban kerja dan lingkungan kerja merupakan tia komponen
penting dalam dalam keselamatan kerja. Semua komponen tersebut tidak
dapat dipisahkan dan saling berinteraksi. Kapasitas kerja yang baik, seperti
status kesehatan perkerja, serta kemampuan fisik yang baik dapat menjamin
bahwa pekerja dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Hal ini juga
dapat meminimalkan adanya beban kerja yang belebihan pada pekerja
(Winarsunu, 2008).

2. Tujuan OHN

Tujuan dari Occupational Health Nursing (OHN) adalah meningkatkan


derajat kesehatan pekerja di lingkungan tempat kerja dan meningkatkan
produktivitas pekerja. Selain itu, peningkatan kesehatan lingkungan kerja juga
menjadi tujuan yang ingin dicapai (Effendi, 2009).

3. Fungsi dan peran perawat dalam program OHN

Nursing (OHN) Fungsi dan tugas perawat dalam Occupational Health


Nursing (OHN) mengacu pada tujuan dari Occupational Health Nursing
(OHN).

Fungsi perawat Occupational Health Nursing (OHN) tergantung pada


kebijakan yang diterapkan dalam hal ruang lingkup usaha kesehatan, susunan
dan jumlah yang dipekerjakan di tempat kerja. Upaya yang harus dilaksanakan
dalam perawat sesuai dengan fungsi perawat Occupational Health Nursing
(OHN) adalah membuat program layanan kesehatan untuk pekerja dengan
persetujuan pimpinan di tempat kerja. Program layanan kesehatan yang sesuai
dengan kebijakan tempat kerja akan dapat menguntungkan pekerja (George,
2009).

Tugas perawat Occupational Health Nursing (OHN) merupakan hal yang


harus dilakukan oleh perawat yang terkait dengan perawatan, pengobatan,
administrasi, dan tugas pendidikan. Tugas perawat Occupational Health
Nursing (OHN) lebih bersifat kolaboratif dengan tenaga kesehatan lainnya.
Tugas perawat Occupational Health Nursing (OHN), meliputi mengawasi
lingkungan pekerja, memelihara fasilitas kerja yang berada di tempat kerja,
membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja, membantu
melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja, merencanakan
kunjungan rumah dan perawatan di rumah kepada pekerja dan keluarga
pekerja yang memiliki masalah kesehatan dan ikut berperan dalam memberika
pendidikan keselamatan kesehatan kerja kepada pekerja (Bastable, 2002).

4. Faktor faktor yg mempengaruhi kesehatan kerja

a. Pekerja (Host), Pekerja merupakan host pada populasi pekerja. Host


memiliki karakteristik yang berhubungan dengan meningkatnya risiko
untuk terpapar health hazards di tempat kerja. Karakteristik tersebut
meliputi:

(1) usia;

(2) Jenis kelamin;

(3) Memiliki atau tidak memiliki penyakit kronis;

(4) Aktifitas di tempat kerja;

(5) Status imunologi;

(6) Etnik;

(7) Gaya hidup

b. Faktor Risiko Bahaya di Tempat Kerja (Health Hazards), Health


hazards berupa faktor kimia, fisika, biologi, enviromechanical dan
psikologi, terdapat pada hampir semua bentuk institusi kerja

c. Faktor lingkungan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi


antara host dan agent dan dapat menjadi mediasi antara host dan agent.
Lingkungan digolongkan menjadi fisik dan psikologis. Lingkungan fisik
berupa panas, bau, ventilasi yang mempengaruhi interaksi host dan
agent.Lingkungan fisik yang kurang nyaman menimbulkan ketegangan
bagi pekerja serta memperberat risiko interaksi negatif antara host dan
agent. Misalnya pekerja yang terpapar health hazards kimia berada di
lingkungan kerja panas dan kurang ventilasi maka akan memperberat
risiko timbulnya masalah kesehatan pekerja tersebut.

Risiko Tinggi : mencakup pekerjaan yg pelaksanaannya berisiko sangat


membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan
lingkungan serta terganggunya kegiatan dalam melakukan pekerjaan

Risiko Sedang : Mencakup pekerjaan yg pelaksanaannya dpt berisiko


membahayakan keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia serta
terganggunya kegiatan dalam melakukan pekerjaan

Risiko Kecil : mencakup pekerjaan yg pelaksanaannya tidak


membahayakan keselamatan umum dan harta benda serta terganggunya
kegiatan dalam melakukan pekerjaan

HAMBATAN

Hambatan dalam melakukan program Occupational Health Nursing


ada 2 hambatan yaitu bersifat makro (di tingkat nasional) dan ada pula
yang bersifat mikro (dalam perusahaan).

a. Hambatan makro (tingkat nasional)

Di tingkat nasional (makro) ditemui banyak faktor yang merupakan


kendala yang menyebabkan kurang berhasilnya program keselamatan kerja
antara lain:

 Pemerintah
Masih dirasakan adanya kekurangan dalam masalah pembinaan
(formal & non formal), bimbingan (pelayanan informasi, standar, code of
pratice), pengawasan (peraturan, pemantauan / monitoring serta sangsi
terhadap pelanggaran), serta bidang-bidang pengendalian bahaya.

 Teknologi

Perkembangan teknologi perlu diantisipasi agar bahaya yang


ditimbulkannya dapat diminimalisasi atau dihilangkan sama sekali dengan
pemanfaatan ketrampilan di bidang pengendalian bahaya.

 Sosial budaya

Adanya kesenjangan sosial budaya dalam bentuk rendahnya disiplin


dan kesadaran masyarakat terhadap masalah keselamatan kerja, kebijakan
asuransi yang tidak berorientasi pada pengendalian bahaya, perilaku
masyarakat yang belum sepenuhnya mengerti terhadap bahaya-bahaya yang
terdapat pada industri dengan teknologi canggih serta adanya budaya “santai”
dan “tidak peduli” dari masyarakat atau dengan kata lain belum ada “budaya”
mengutamakan keselamatan di dalam masyarakat / pekerja.

5. Penanggulangan penyakit akibat kerja

Penanggulangan penyakit kerja


1. Pemeriksaan secara khusus
2. Pemeriksaan secara berkala
3. Pelayanan kesehatan
4. Penyediaan sarana dan prasarana serta perbaikan tempat kerja yang lebih aman,
sehat, dan ergonomis

Anda mungkin juga menyukai