RAPID SURVEY
Oleh:
Iswara Sardi
NIM : 2041412044
Pembimbing :
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
1. Rapid Survey
Survei cepat (Rapid survey) merupakan teknik survei yang cepat dan
digunakan untuk masalah di lapangan yang perlu jawaban segera namun tetap
pertama kali muncul pada tahun 1965. Metode ini digunakan untuk membantu
melakukan rapid survey adalah 3-4 minggu. Rapid survey dapat terlaksana
2. Respondennya kecil
mengenai cara pengumpulan data, alat yang dipergunakan dan data petugas
yang melakukannya .
dilakukan dengan uji coba maka disusunlah bagaimana organisasi dan cara
pelaksanaannya sepenuhnya.
Data yang terkumpul dalam waktu satu sampai dua hari sudah harus masuk
ke dalam komputer. Akurasi data harus diperhatikan pada saat proses pemasukan
data. Proses analisis data hanya dilakukan jika peneliti yakin bahwa data sudah
bebas dari kesalahan. Hasil survey cepat dapat dilaporkan menurut urutan
pertanyaan pada kuesioner. Tetapi cara pelaporan seperti ini kurang menarik bagi
melaporkan temuan utama terlebih dahulu. Hasil survei cepat dapat dilaporkan
publik yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan yang tentunya diharapkan dapat
kerjanya (Wowor dkk, 2016; Warni, 2009). Salah satu program pokok puskesmas
mudah menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin,
dengan demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk,
pilek, atau konjungtivitis (Kemenkes RI, 2017). Penyakit campak merupakan salah
satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan
merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak dengan memiliki tingkat
penularan yang sangat tinggi, sehingga sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB) karena sekitar 90% yang berkontak dengan orang yang mengalami campak
salah satu upaya untuk mencegah penyakit menular yaitu dengan imunisasi (Arianto
dkk, 2018; Halim, 2016; Rahmad, 2013). Imunisasi merupakan suatu cara untuk
dapat membentuk antibodi yang dapat mencegah penyakit (Hafid dkk., 2016).
Imunisasi merupakan salah satu investasi kesehatan yang paling cost-effective
(murah), karena terbukti dapat mencegah dan mengurangi sekitar 2 hingga 3 juta
kematian setiap tahunnya akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
setiap bayi (usia 0-11 bulan) mendapatkan imunisasi dasar lengkap salah satunya
yaitu imunisasi campak. Indonesia berkomitmen pada lingkup ASEAN dan SEARO
bahwa dalam rangka mencapai target eliminasi campak tahun 2020 diperlukan
(Riskesdas, 2007).
tahun 2015 mengenai Jumlah kasus campak menurut status imunisasinya, dari 8.185
kasus campak yang terjadi sebanyak 54% diantaranya tidak mendapatkan vaksinasi.
Berdasarkan data cakupan imunisasi campak, jumlah kasus, dan frekuensi KLB
dimana semakin tinggi cakupan imunisasi maka semakin rendah kasus campak yang
(Pusdatin Kemenkes, 2016). Akan tetapi, berdasarkan data Puskesmas Padang Lua
kerja puskesmas tersebut rendah yaitu 41,71% dari target 93%. Hal ini tentunya
menimbulkan masalah bagi Puskesmas Padang Lua dan diperlukan tindak lanjut
imunisasi dan faktor perilaku. Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh yang besar
terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat. Orang tua khususnya ibu
adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi bayi
mereka. Lengkap atau tidaknya imunisasi dasar polio bayi sangat tergantung pada
manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. (Notoatmodjo, 2012).
Menurut teori Lawrence Green, faktor perilaku ditentukan oleh tiga kelompok
individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur-unsur lain yang terdapat
pendorong (reinforcing factors) yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan. Green
mengubah dan menguatkan ketiga kelompok faktor itu agar sejalan dengan tujuan
(Sarwono, 2007).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan rapid
survey sebagai salah satu langkah yang perlu dilakukan untuk memecahkan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kondisi yang dialami oleh ibu yang memiliki anak balita, dapat memberikan
2. Bagi Masyarakat
imunisasi campak.
Penelitian ini dilakukan pada ibu yang memiliki balita yang belum imunisasi
1. Sasaran Survei
Sasaran survei cepat adalah ibu yang memiliki balita yang belum imunisasi
2. Instrumen Survei
Instrumen yang digunakan pada survei cepat ini adalah kuesioner tentang
3. Populasi
ini adalah semua Ibu yang memiliki balita belum imunisasi campak di wilayah
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2003). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Consecutive
yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu
kriteria sampel sangat membantu penelitian untuk mengurangi bias hasil penelitian,
mempunyai pengaruh variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat dibedakan
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus
2. Ibu yang memiliki balita diatas 9 bulan yang belum imunisasi campak di
menjadi responden.
2017):
n = ____56____
1+56.0.01
n= 36
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance) 10%
1.8 Metode
cara pendekatan, observasional atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(point time approach). Rapid survey hanya dilakukan pada satu waktu dan tidak
pengetahuan, sikap, dukungan petugas kesehatan dan dukungan keluarga ibu yang
memiliki balita yang belum imunisasi campak di wilayah puskesmas Padang Lua.
1. Pengetahuan
dialami. Menurut Bruner, proses pengetahuan terbagi menjadi tiga aspek, yaitu
mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami
baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang
Skala ordinal dinilai dari 8 buah pertanyaan. Setiap jawaban yang benar akan
diberi skor (1) dan jawaban yang salah diberi skor (0). Jumlah skor maksimal 8,
1 Tinggi 5-9
2 Rendah 0-4
2. Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek tertentu (Notoatmodjo, 2010). Setiap orang yang
mempunyai sikap yang unfavorable terhadao objek sikap tersebut. Jadi, sikap
positif ibu terhadap imunisasi untuk menjadikan anaknya yang sehat dan
Skala ordinal dinilai dari 5 buah pertanyaan. Setiap sikap yang bernilai positif
akan diberi skor (2-3) dan jawaban bernilai negatif diberi skor (0-1). Jumlah
yaitu :
1 Baik 11-15
2 Sedang 6-10
3 Buruk 0-5
3. Dukungan Keluarga
emosi, maupun penilaian yang diberikan oleh anggota keluarga yang terdiri dari
suami, orang tua, mertua, maupun saudara lainnya, Sehingga mempengaruhi ibu
ordinal dinilai dari 4 buah pertanyaan. Setiap tindakan yang bernilai positif akan
diberi skor (1) dan jawaban bernilai negatif diberi skor (0). Jumlah skor
1 Tinggi 3-4
2 Rendah 0-2
yang diketahui dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada ibu. Dukungan
sosial merupakan informasi dan umpan balik (feedback) dari orang lain bahwa
upaya kesehatan (Kepmenkes RI, 2005). Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa
imunisasi dalam melakukan upaya kesehatan (imunisasi campak) baik itu berupa
ordinal. Skala ordinal dinilai dari 5 buah pertanyaan. Setiap tindakan yang
bernilai positif akan diberi skor (1) dan jawaban bernilai negatif diberi skor (0).
kategori, yaitu :
1 Tinggi 3-5
2 Rendah 0-2
(Notoatmodjo, 2012) :
1. Editing yaitu kegiatan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan apakah
3. Entry yaitu memasukkan data yang telah diedit dan diberi pengkodean untuk
data.
berguna untuk meringkas kumpulan data hasil survei sehingga berubah menjadi data
simpangan baku, dan lainnya. Penyajian hasil analisis yang diperoleh dapat berupa
tabel atau daftar, grafik sederhana, atau diagram yang dapat memberikan informasi.
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2015. Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta : Depkes RI.
Sudarti. Khoirunnisa, Endang. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Nuha Medika: Yogyakarta.
Sumatera Barat DKP. Profil Kesehatan 2018: Dinkes Prov. Sumbar;. 2018
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN
IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADANG LUA, KABUPATEN AGAM, SUMATERA BARAT
TAHUN 2021
No. Urut :
Kecamatan :
Kelurahan :
1. Nama Responden : :
2. Umur Responden : ….. Tahun
3. Pendidikan :- Tidak sekolah
- Tamat SD
- Tamat SMP
- Tamat SMA
- Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan : - Petani
- Wiraswasta
- PNS
- Karyawan / buruh
5. Jumlah anak : …. orang
6. Nama anak balita :
7. Umur anak balita :
8. Tanggal lahir balita :
Tanggal Wawancara
A. Pertanyaan tentang Pengetahuan Mengenai Imunisasi Campak
No Pertanyaan
1 Apakah yang dimaksud imunisasi pada bayi, menurut ibu ?
a. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk mencegah suatu penyakit
b. Upaya untuk menyembuhkan penyakit
2
Menurut ibu, apa dampak yang diakibatkan apabila bayi tidak diberikan
imunisasi?
a. Tidak ada dampaknya
b. Bayi dapat terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
c. Bayi menjadi sering rewel
3 Menurut ibu, apa penyebab penyakit campak?
a. Virus
b. Bakteri
c. Tidak tahu
4 Menurut Ibu, apakah campak menular?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
5 Menurut ibu, bagaimana campak menular?
a. Pernapasan
b. Kontak kulit
c. Tidak tahu
6 Menurut Ibu, apakah campak bisa dicegah?
a. Bisa
b. Tidak bisa
c. Tidak tahu
7 Menurut Ibu, bagaimana mencegah campak?
a. Imunisasi
b. Membersihkan lingkungan
c. Tidak tahu
8 Menurut Ibu, pada usia berapa sebaiknya imunisasi campak diberikan?
a. 9-11 bulan
b. 1 tahun
c. Tidak tahu
9 Menurut Ibu, berapa kali imunisasi campak diberikan?
a. 1 kali
b. ≥ 2 kali
c. Tidak tahu
No Pernyataan SS S TS STS
No Pernyataan Ya Tidak