•
OLEH :
YANTI SUYAS FITRI
NIM : 211015201187
YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT UNIVERSITAS SUMATERA BARAT FAKULTAS IlMU KESEHATAN PRODI ILMU
KEBIDANAN
TAHUN 2023
Latar Belakang
World Health Organization (WHO) dalam Regional
Framework (2018) menyebutkan prevalensi kasus infeksi
HIV, sifilis dan hepatitis B di Asia Pasifik yang cukup tinggi
yaitu 71.000 ibu hamil terinfeksi HIV, 15.000 kasus anak
baru terinfeksi HIV (21% penularan ibu ke anak), 167.000
ibu hamil terinfeksi sifilis dan 15% menderita hepatitis B
kronis. Data Kemenkes RI (2017) mencatat 48.300 orang
terinfeksi HIV, 21,8% terinfeksi hepatitis B dan 28.900 kasus
infeksi sifilis dengan prevalensi kasus infeksi pada ibu hamil
berturut – turut sebesar 0,3%, 1,7% dan 2,5% ( Widyasih,
dkk, 2020).
Data profi kesehatan Indonesia (2021)
menunjukkan bahwa di Provinsi Sumatera Barat
sebanyak o,o7% ibu hamil positif HIV. Ibu hamil yang
melaksanakan pemeriksaan HBSAg ke fasilitas
kesehatan sebesar 62,2% dan sebesar 1,0 %
didapatkan hasil pmeriksaan HBSAg reaktif.
Kabupaten Pasaman Barat tahun 2022 dar 11.249 ibu
hamil, yang melakukan pemeriksaan triple eliminasi
hanya sebanyak 6.330 (56,27%) dengan hasil bumil
reaktif HBSAg sebanyak 63 (1,0%), HIV positif 2 orang
(0,03%) dan sifilis reaktif sebanya 33 orang (0,53%).
Data PPIA Puskesmas Ophir menunjukkan bahwa dari 1.034
ibu hamil di tahun 2022 yang di periksa, bumil yang melakukan
pemeriksaan triple eliminasi baru sebesar 567 (54,84%)
dengan hasil kasus positif HIV, 1 0rang sifilis 5 orang dan
Hepatitis B sebanyak 6 orang. Ibu hamil yang tidak melakukan
tes sebanyak 467 (45,16 %) , kondisi ini menunjukkan tingginya
jumlah kehamilan dengan resiko tinggi yang sangat berpotensi
terjadi penularan dari ibu ke bayi serta belum tercapainya
target cakupan indikator minimal program triple eliminasi
sehingga kemungkinan terdapat kasus infeksi yang tidak
terdeteksi di wilayah Puskesmas Ophir maka dari itu sangat
penting dilakukan pemeriksaan triple eliminasi sejak awak
kehamilan.
Berdasarkan Survey awal yang penulis lakukan pada 10 orang
ibu hamil trimester pertama, 8 diantaranya belum melakukan
pemeriksaan triple eliminasi. Hal ini dikarenakan Ibu hamil
belum paham tentang manfaat pelaksanaan triple eliminasi, ibu
khawatir jika hasilnya reaktif dan akan menimbulkan
permasalahan untuk kesehatannya. Selain itu beberapa
responden juga menyatakan bahwa responden tidak punya
kesempatan untuk datang ke puskesmas karena kesibukan
dirumah.
Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya pelaksanaan triple eliminasi masih perlu diberikan,
agar ibu bisa menjadikan pemeriksaan triple eliminasi sebagai
prioritas yang penting dan perlu dilaksanakan dalam kehamilan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka adapun
rumusan masalah yang peneliti angkat dalam
skripsi ini adalah “ Bagaimanakah Pengaruh
Edukasi Kesehatan dengan Menggunakan Media
Leaflet dan Audio Visual Terhadap Pengetahuan
dan Pelaksanaan Triple Eliminasi di Wilayah
Kerja Puskesmas Ophir Tahun 2023??”
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
3. Puskesmas
4. Masyarakat
5. Peneliti Selanjutnya
Kerangak Teori
Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya
adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian-penelitian yang akan dilakukan.
Kerangka Konsep Penelitian
Definisi Operasional
Jenis Penelitian
Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan
karakteristik responden (umur, Edukasi terakhir dan pekerjaan)
serta pengetahuan dan pelaksanaan triple eliminasi pada ibu
hamil.
Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan dengan uji beda rata-rata (uji t test).
Uji t test yang dilakukan adalah uji wilcoxon karena distribusi
pengetahuan dan pelaksanaan tidak normal setelah dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan uji shapiro wilk. Jika data
berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji T- Dependen.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
1. Rerata Pengetahuan Ibu Sebelum Diberikan Edukasi Kesehatan dengan
Media Leaflet
Rata-rata skor pengetahuan Ibu sebelum diberikan edukasi tentang triple eliminasi
dengan media audio visual adalah 7,10 dengan standar deviasi 1,19 Skor
pengetahuan terendah adalah 5 dan tertinggi 9, hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan responden sebelum diberikan Edukasi Kesehatan masih tergolong
rendah.
4. Rerata Pengetahuan Ibu Sesudah Diberikan Edukasi
Kesehatan dengan Media Audio Visual
Rata-rata skor pengetahuan Ibu sesudah diberikan edukasi tentang triple eliminasi
dengan media audio visual adalah 10,80 dengan standar deviasi 1,47 Skor
pengetahuan terendah adalah 9 dan tertinggi 14, hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan responden sesudah diberikan Edukasi Kesehatan sudah mengalami
peningkatan.
Analisis Bivariat
1. Beda Rata-rata Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Edukasi
Kesehatan Tentang Triple Eliminasi dengan Media Leaflet
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,004 ( p < 0,05), dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh edukasi kesehatan tentang triple eliminasi menggunakan
media leaflet terhadap peningkatan pengetahuan responden dalam pelaksanaan triple
eliminasi di wilaya kerja puskesmas ophir kabupaten pasaman barat tahun 2023.
2. Beda Rata-rata Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah
Edukasi Kesehatan Tentang Triple Eliminasi dengan Audio Vi sual
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,004 ( p < 0,05), dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh edukasi kesehatan tentang triple eliminasi menggunakan
media audio visual terhadap peningkatan pengetahuan responden dalam pelaksanaan
triple eliminasi di wilaya kerja puskesmas ophir kabupaten pasaman barat tahun 2023.
TERIMA KASIH