Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL MINI

Disusun oleh:
ASVIATUR RAHMAH

2007201003

1. Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Perilaku Personal Hygiene Selama


Masa Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe Tahun
2023
2. Hubungan Dukungan Suami Terhadap Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Di
Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe Tahun 2023
3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Terhadap Preeklamsia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe Tahun 2023

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes)
MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
2023
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TERHADAP PERILAKU
PERSONAL HYGIENE SELAMA MASA NIFAS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MON GEUDONG
LHOKSEUMAWE TAHUN 2023

1.1 Latar Belakang

Menjaga personal hygiene atau kebersihan tubuh pada masa nifas

dalam suatu tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh kita tetap

bersih pada saat nifas. Masa nifas merupakan masa yang sangat rentan

terhadap infeksi bagi ibu post partum bila dalam perawatannya tidak tepat.

Banyak ibu nifas yang tidak tahu cara menjaga kebersihan dirinya terutama

pada daerah genetalia. Ibu hanya menjaga kebersihannya sesuai dengan

kemampuan dan pengetahuannya dengan cara menghindari rasa sakit dan

takut jahitan antara anus dan vagina robek, sehingga ibu hanya sekedar

membersihkannya tanpa memperdulikan cara vulva hygiene yang baik dan

benar, sehingga penyembuhan luka menjadi lambat (> 6 hari). Kejadian

kematian ibu dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi

gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat

digunakan sebagai indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan

(Jurnal Kebidanan, 2018).

Menurut WHO (World Health Organization) di seluruh dunia setiap

menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi terkait dengan

kehamilan dan nifas. Dari laporan WHO, di Indonesia angka kematian ibu

tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup bila dibandingkan

dengan negara-negara ASEAN lainnya. AKI di Singapura 14, Malaysia 62,


Thailand 110, Vietnam 150, Filipina 230 dan Myanmar 380 (Wahyuni,

2018).

AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan

dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti

kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Penurunan AKI

di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390

menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2017 menunjukkan

peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi

305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan data yang

diperoleh dari hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2017

(Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2018)

Salah satu penyebab morbiditas pada ibu adalah infeksi pada masa

nifas yaitu ketika terjadi infeksi yang berasal dari adanya ruptur perineum.

Beberapa faktor terjadinya rupture perineum adalah faktor janin dan faktor

persalinan. Penyebab mortalitas yang terjadi bisa disebabkan infeksi yang

berasal dari tingkat kebersihan diri ibu nifas. Bila dikombinasikan dengan

resiko tinggi perilaku, masalah ini dapat menyebabkan prevalensi penyakit

yang lebih tinggi dan tingkat kematian pada komunitas ibu nifas (Pratiwi &

R, 2018).

Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa ini

terjadi perubahan-perubahan fisiologis maupun psikologis, yaitu perubahan


fisik, involusi uteri dan pengeluaran lochea, perubahan sistem tubuh lainnya

dan perubahan psikis pada ibu tersebut. Asuhan masa post partum perlu

dilaksanakan secara menyeluruh, walaupun pada umumnya ibu yang

melahirkan dalam keadaan sehat, tetapi kadang-kadang juga ditemukan

adanya masalah, sebagaimana diketahui ibu mengalami masa post partum

atau masa pemulihan dan dalam masa ini banyak hal yang bisa terjadi

seperti keluarnya darah nifas atau lochea, pada mulanya darah berwarna

merah dan ada gumpalan-gumpalan kecil, yang kemudian akan memudar

dari hari ke hari dan bila darah berbau itu perlu dicurigai karena ada

kemungkinan terjadinya infeksi (Ambarwati, 2019).

personal hygiene atau kebersihan diri adalah suatu usaha kesehatan

perorangan untuk dapat memelihara kesehatan diri sendiri, memperbaiki dan

mempertinggi nilai-nilai kesehatan serta mencegah timbulnya penyakit.

Personal hygiene meliputi kebersihan badan, tangan, kulit/kuku, gigi dan

rambut. Jika tidak melaksanakan perilaku personal hygiene yang benar, hal

ini beresiko menyebabkan infeksi post partum karena adanya luka di

perineum, laserasi pada saluran genital termasuk pada perineum, dinding

vagina dan serviks (Sari, 2022)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Astuti, 2021), hasil uji

statistic chi square dengan P Value = 0,047 yang artinya P Value < 0,05 atau

sama dengan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

pengetahuan ibu nifas terhadap perilaku personal hygiene selama masa

nifas. Hasil analisis diperoleh nilai OR = 9,000 yang artinya ibu nifas yang
memiliki pengetahuan cukup mempunyai peluang untuk berperilaku kurang

baik sebanyak 9 kali lebih besar dibandingkan ibu nifas yang memiliki

pengetahuan baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2018),

yang menyatakan pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan atau

perilaku seseorang (overt behaviour).

Berdarkan latar belakang diatas penulis tertarik meneliti hubungan

pengetahuan ibu nifas terhadap perilaku personal hygiene selama masa nifas

di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe, karena penulis

ingin melihat gambaran pengetahuan ibu tentang tehnik menyusui yang

benar

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

“bagaimanakah hubungan pengetahuan ibu nifas terhadap perilaku personal

hygiene selama masa nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong

Lhokseumawe tahun 2023”?


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu nifas terhadap perilaku

personal hygiene selama masa nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Mon

Geudong Lhokseumawe tahun 2023

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas selama masa nifas di Wilayah

Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe tahun 2023

2. Mengidentifikasi perilaku personal hygiene selama masa nifas di

Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe tahun 2023

3. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu nifas terhadap perilaku

personal hygiene selama masa nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Mon

Geudong Lhokseumawe tahun 2023

1.4 Desain

Jenis penelitian ini adalah analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan

pengetahuan ibu nifas terhadap perilaku personal hygiene selama masa nifas,

rancangan yang digunakan adalah cross-sectional study, yaitu suatu penelitian

dimana variabel-variabel yang termasuk efek diobservasional sekaligus pada

waktu yang sama.

1.5 Populasi

Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang menjadi objek

penelitian. Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan analisis dalam

penelitian. Populasi merupakan himpunan semua hal yang ingin diketahui


(Masturo & Anggita, 2018), Populasi dalam penelitian adalah ibu nifas di

Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe

1.6 Sample

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Masturo &

Anggita, 2018), sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas di Wilayah

Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe

1.7 Instrumen

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar kuesioner dan disusun oleh peneliti atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah (Notoatmodjo, 2018).

Pada penelitian ini menggunakan angket (kuisioner), untuk mengukur

hubungan pengetahuan ibu nifas terhadap perilaku personal hygiene selama

masa nifas di Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe

1. Bagian I Data Demografi

Merupakan data demografi responden terdiri dari karakteristk individu,

meliputi: inisial, jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan

2. Bagian II Kuesioner pengetahun

Merupakan lembaran kuesioner yang berisi mengenai pengetahuan ibu

nifas dengan jumlah pertanyaan sebanyak 25 pertanyaan dengan pihan


jawaban benar nilainya 1 dan salah nilainya 2, dengan skala ukur kurang

jika nilai 1-8, cukup jika nilai 9 -17, baik jika nilai 18-25.

3. Bagian III Kuesioner Perilaku Personal Hygiene

Meupakan lembaran kuesioner yang berisi mengenai perilaku personal

hygiene dengan jumlah pernyataan sebanyak 20 pernyataan dengan pilihan

jawabab selalu nilainya 4, sering nilainya 3, jarang nilainya 2 dan tidak

pernah nilainya 1, dengan hasil ukur positif jika nilai 41-80 dan negatif

dengan nilai 1-40

1.8 Pengolahan Data

Menurut Rinnaldi dan Mujianto (2017), data yang telah terkumpul

kemudian diolah dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak yang sesuai

adapun cara pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data yang telah didapat

dari hasil kuisioner.

b. Coding

Coding hasil kuisioner yang diperoleh diklasifikasikan menurut jenisnya

kedalam bentuk yang lebih ringkas setelah diberi skor atau pemberian

kode-kode tertentu sebelum diolah komputer melalui aplikasi perangkat

lunak.
c. Entry

Entry proses memasukan data-data yang telah mengalami proses editing

dan coding kedalam alat pengolah data (computer) menggunakan aplikasi

perangkat lunak.

d. Cleaning

Cleaning membersihkan atau mengkoreksi data-data yang sudah

diklasifikasikan untuk memastikan bahwa data tersebut sudah baik dan

benar serta siap untuk dilakukan dianalisa data.

1.9 Analisa Data

a. Analisa Data Univariat

Analisa univariat betujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisa

univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, pada

umum nya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dari setiap

variabel (Notoatmojo, 2018). Penyajian dalam penelitian ini dalam

bentuk distribusi seperti : Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan

Pekerjaan.

b. Analisa Data Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi, yaitu dengan hubungan antara variabel

hubungan pengetahuan ibu nifas terhadap perilaku personal hygiene

selama masa nifas


dengan menggunakan uji statistic chi square yang dilakukan

secara komputerisasi. Menurut Riyanto (2017) batas atau tingkat

kemaknaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai α 0,05.

Apabila nilai (p value) ≤ 0,05 maka perhitungan tersebut dinyatakan

bermakna atau ada hubungan antara dua variabel yang dianalisis, tetapi

jika nilai (p value) > 0,05 maka perhitungan tersebut dinyatakan tidak

bermakna atau tidak ada hubungab antar dua variabel yang dianalisis.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti. (2021). Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Perilaku Personal


Hygiene Selama Masa Nifas Di Rb Mulia Sungai Raya Dalam. Journal of
Health Research, Vol 4 No 2.

Sari. (2022). Pendidikan Kesehatan Tentang Pentingnya Personal Hygiene Pada


Masa Nifas di Puskesmas Bowong Cindea Kab. Pangkep. Jurnal Altifani
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Ambarwati. (2016). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Pratiwi, D. E., & R, F. B. (2018). Efektivitas Metode Word Square dalam


Pendidikan Kesehatan tentang Kebersihan Diri Masa Nifas pada Ibu Hamil
Trimester III di Puskesmas Sumberagung Magetan. Prosiding Seminar
Nasional, 41–52.

Wahyuni. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Pencegahan


Infeksi Dalam Persalianan Di Puskesmas Bungursari Tasikmalaya.

Kebidanan. 2018. Teori Dan Asuhan Nifas Normal. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Masturoh, Anggita. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KECEMASAN
IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MON GEUDONG
LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan penyatuan spermatozoa dan ovum yang

dilanjutkan dengan tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium, Masa

kehamilan dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin (Atiqoh, 2020).

Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dan menyebabkan

perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi di seluruh sistem organ, sebagian

besar perubahan pada tubuh ibu disebabkan oleh kerja hormonal (Veri, 2020).

Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidak seimbangan hormon progesteron

dan estrogen yang ada di dalam tubuh ibu sejak kehamilan dimulai (Tyastuti

dan Wahyuningsih, 2016).

Data yang ditunjukkan menurut World Health Organization (WHO)

pada tahun 2020 menyatakan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sangat tinggi,

setiap harinya terdapat 810 wanita meninggal dunia karena komplikasi

kehamilan dan persalinan dan sekitar 295 000 wanita meninggal dunia setelah

persalinan atau dalam masa nifas. Data yang disampaikan WHO di negara

maju mengalami AKI sebesar 11/100.000 kelahiran hidup dan Angka

kematian ibu (AKI) di negara berkembang sebesar 462/100.000 kelahiran

hidup (WHO, 2020)

Dinas Kesehatan Aceh tahun (2019). Menyatakan bahwa jumlah

kematian ibu di Aceh lima tahun terakhir berfluktuasi, pada tahun 2019
mengalami kenaikan menjadi 172 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah

kematian ibu sebanyak 157 kasus, tertinggi di Kabupaten Aceh Utara

sebanyak 25 kasus di ikuti Bireuen 16 kasus, terendah di Pidie Jaya sebanyak

1 kasus (Profil Kesehatan Aceh, 2019).

Kecemasan adalah pengalaman manusia yang bersifat universal, suatu

respon emosional yang tidak menyenangkan, penuh kekhawatiran, suatu rasa

takut yang tidak terekspresikan dan tidak terarah karena suatu sumber

ancaman atau pikiran sesuatu yang akan datang tidak jelas dan tidak

teridentifikasi, Kecemasan merupakan suatu ketakutan terhadap ketidak

berdayaan dirinya dan respon terhadap kehidupan yang hampa dan tidak

berarti (Tarigan, 2018)

Wanita yang mengalami kecemasan akan mengalami dampak

kecemasan mulai dari konsepsi hingga persalinan. Secara psikologis, seorang

ibu yang tegang secara psikologis dapat menularkan sifat ini kepada anaknya,

membuat anak mudah gelisah, yang pada akhirnya berdampak pada

kesehatannya seiring bertambahnya usia. Selain itu, kecemasan menghasilkan

detak jantung yang lebih cepat dan lebih banyak adrenalin yang dilepaskan,

yang mengurangi aliran darah, melemahkan kontraksi rahim, dan

memperpanjang persalinan. Efek negatif kecemasan pada ibu hamil yang

mengalami kecemasan berat cenderung melahirkan bayi prematur atau berat

badan lahir rendah, lebih mudah terkena asma, mengalami gangguan proses

tumbuh kembang, lebih cenderung berperilaku negatif, dan lebih mungkin


untuk memiliki anak dengan gangguan perkembangan saraf (Astiasih,

Nurainih & Prima, 2022)

Upaya yang dapat dilakukan agar tingkat kecemasan ibu menurun

yaitu dengan dukungan dari suami. Bentuk dukungan suami yaitu

pendampingan pelaksanaan ANC. Frekuensi atau jumlah pendampingan

suami dalam pemeriksan antenatalcare mempengaruhi tingkat kecemasan ibu

hamil (Rosiana, Kurniasih & Prawoto, 2022)

Dukungan orang terdekat, khususnya suami, sangat dibutuhkan agar

suasana batin ibu hamil lebih tenang dan tidak banyak terganggu oleh

kecemasan. Peranan suami ini sangatlah penting karena suami merupakan

main supporter (pendukung utama) pada masa kehamilan (Mukhadiono dkk,

2015)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Astiasih, Nurainih dan Prima,

2022). hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p

= 0,001 (p<0,05), yang menunjukkan ada hubungan antara dukungan suami

terhadap kecemasan menghadapi persalinan, yang artinya Ha di terima dan

Ho di tolak. Adanya pengaruh antara dukungan suami terhadap kecemasan

dalam menghadapi persalinan, dikarenakan dukungan suami yang kurang

pada responden dapat mempengaruhi kecemasan menghadapi persalinan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang pernah

diteliti oleh (Sinambela, 2020) menunjukkan bahwa dari 30 orang responden

berdasarkan dukungan keluarga baik sebanyak 9 orang dengan tingkat

kecemasan sedang sebanyak 7 orang, dan cemas berat sebanyak 2 orang.


Sedangkan dukungan keluarga kurang baik sebanyak 21 orang dengan tingkat

kecemasan yaitu kecemasan sedang sebanyak 6 orang dan cemas berat

sebanyak 25 orang. Hasil analisa data menunjukkan niali P Value = 0.02

dengan α = 0,05 (p- Value < α) maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga

ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil.

Bedasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti

hubungan dukungan suami terhadap kecemasan ibu hamil trimester III di

Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe tahun 2023

1.1 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

“bagaimanakah hubungan dukungan suami terhadap kecemasan ibu hamil

trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe

tahun 2023

1.2 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap kecemasan ibu

hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong

Lhokseumawe tahun 2023

1.3.2 Tujuan Umum

1. Untuk mengidentifikasi dukungan suami pada ibu hamil trimester III di

Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe tahun 2023


2. Untuk mengidentifikasi kecemasan ibu hamil trimester III di Wilayah

Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe tahun 2023

3. ntuk mengidentifikasi hubungan dukungan suami terhadap kecemasan

ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong

Lhokseumawe tahun 2023

1.4 Desain

Jenis penelitian ini adalah analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan

dukungan suami terhadap kecemasan ibu hamil trimester III, rancangan yang

digunakan adalah cross-sectional study, yaitu suatu penelitian dimana

variabel-variabel yang termasuk efek diobservasional sekaligus pada waktu

yang sama.

1.5 Populasi

Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang menjadi objek

penelitian. Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan analisis dalam

penelitian. Populasi merupakan himpunan semua hal yang ingin diketahui

(Masturo & Anggita, 2018), Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu

hamil trimester III Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe

1.6 Sample

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Masturo &

Anggita, 2018), sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III

Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe


1.7 Instrumen

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar kuesioner dan disusun oleh peneliti atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah (Notoatmodjo, 2018).

Pada penelitian ini menggunakan angket (kuisioner), untuk mengukur

hubungan dukungan suami terhadap kecemasan ibu hamil trimester III di

Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe.

1. Bagian I Data Demografi

Merupakan data demografi responden terdiri dari karakteristk individu,

meliputi: inisial, jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan

2. Bagian II Kuesioner Dukungan Keluarga

Meupakan lembar kuesioner yang berisi mengenai dukungan keluarga

dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan dengan pilihan

jawaban sangat sering nilanya 4, sering nilanya 3, kadang-kadang nilanya

2 dan tidak perna nilanya 1 dengan hasil ukur mendukung 41-80 dan tidak

mendukung 1-40.

3. Bagian III Kuesioner Kecemasan

Meupakan lembar kuesioner yang berisi kecemasan dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 14 pertanyaan dengan hasil ukur < 14 tidak ada

cemas, 14-20 kecemasan ringan, 21-27 kecemasan sedang dan >27

kecemasan berat.
1.8 Pengolahan Data

Menurut Rinnaldi dan Mujianto (2017), data yang telah terkumpul

kemudian diolah dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak yang sesuai

adapun cara pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data yang telah didapat

dari hasil kuisioner.

b. Coding

Coding hasil kuisioner yang diperoleh diklasifikasikan menurut jenisnya

kedalam bentuk yang lebih ringkas setelah diberi skor atau pemberian

kode-kode tertentu sebelum diolah komputer melalui aplikasi perangkat

lunak.

c. Entry

Entry proses memasukan data-data yang telah mengalami proses editing

dan coding kedalam alat pengolah data (computer) menggunakan aplikasi

perangkat lunak.

d. Cleaning

Cleaning membersihkan atau mengkoreksi data-data yang sudah

diklasifikasikan untuk memastikan bahwa data tersebut sudah baik dan

benar serta siap untuk dilakukan dianalisa data.


1.9 Analisa Data

a. Analisa Data Univariat

Analisa univariat betujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisa

univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, pada

umum nya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dari setiap

variabel (Notoatmojo, 2018). Penyajian dalam penelitian ini dalam

bentuk distribusi seperti : Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan

Pekerjaan.

b. Analisa Data Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi, yaitu dengan hubungan antara variabel

hubungan dukungan suami terhadap kecemasan ibu hamil trimester III

dengan menggunakan uji statistic chi square yang dilakukan secara

komputerisasi. Menurut Riyanto (2017) batas atau tingkat kemaknaan

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai α 0,05. Apabila nilai (p

value) ≤ 0,05 maka perhitungan tersebut dinyatakan bermakna atau ada

hubungan antara dua variabel yang dianalisis, tetapi jika nilai (p value)

> 0,05 maka perhitungan tersebut dinyatakan tidak bermakna atau tidak

ada hubungab antar dua variabel yang dianalisis.


DAFTAR PUSTAKA

Atiqoh. (2020). Kupas tuntas hiperemisis gravidarum (mual muntah berlebihan


dalam kehamilan). Jakarta barat : One peach media.

Masruroh, & Retnosari, I. (2016). Hubungan Antara Umur Ibu Dan Gravida
Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Rsud Ambarawa Kabupaten
Semarang. MUSWIL IPEMI Jateng. Universitas Ngudi Waluyo

Tyastuti & Wahyuningsi. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta Selatan.

Veri. (2020). Efektivitas Peppermint Dan Pomelo Dalam Menurunkan Intensitas


Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan. Vol 6. No 4.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Aceh

Masturoh, Anggita. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia

Astiasih, Nurainih & Prima. (2022). Hubungan Pengetahuan,Dukungan


Suami,Sikap Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Kecemasan Menghadapi
Persalinan. Sentri: Jurnal Riset Ilmiah . Vol.1, No.3

Tarigan. (2018). Hubungan Dukungan Suami Dan Paritas Dengan Kecemasan Ibu
Hamil Trimester Iii Dalam Menghadapi Persalinan. Jurnal Persepsi
Psikologi, Vol. 1, No.

Rosiana, Kurniasih & Prawoto. (2022). Hubungan Dukungan Suami Terhadap


Kecemasan Ibu Hamil Trimester Iii Di Klinik Mediva Kecamatan Ngawi.
Cakra Medika Media Publikasi Penelitian. Volume 9; No

Mukhadiono, Subagyo & Wahyuningsih. (2015). Hubungan Antara Dukungan


Suami Dengan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Primigravida Trimester Iii
Dalam Menghadapi Persalinan. Jurnal Keperawatan Soedirman. Volume 10,
No.1.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III
TERHADAP PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MON GEUDONG TAHUN 2023

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dengan preeklampsia merupakan suatu gangguan

kehamilan pada kenaikan tekanan darah dan bengkak (odema) pada jari

tangan maupun kaki yang dialami ibu primigravida maupun multigravida.

(Pratiwi, 2020). Preeklamsia dan eklamsia menempati urutan kedua didunia

sebagai penyumbang angka morbiditas dan mortalitas bagi ibu hamil setelah

pendarahan, dan dapat meningkatkan resiko kematian janin sebesr empat

kali dibandingkan dengan kehamilan normal. Prevalensi prekelamsia dan

eklamsia beragam diseluruh dunia.Secara global preeklamsia berat dan

eklamsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu di dunia (Yunus,

Nurlinda, Alwi, 2021).

Data yang ditunjukkan menurut World Health Organization

(WHO) pada tahun 2020 menyatakan bahwa Angka kematian ibu (AKI)

sangat tinggi, setiap harinya terdapat 810 wanita meninggal dunia karena

komplikasi kehamilan dan persalinan dan sekitar 295 000 wanita meninggal

dunia setelah persalinan atau dalam masa nifas. Data yang disampaikan

WHO di negara maju mengalami AKI sebesar 11/100.000 kelahiran hidup

dan Angka kematian ibu (AKI) di negara berkembang sebesar 462/100.000

kelahiran hidup (WHO, 2020)

Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019, hipertensi dalam

kehamilan merupakan penyebab terbanyak kematian ibu setelah perdarahan


dengan jumlah 1.066 kasus (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Salah satu

tanda gejala preeklampsia dalam kehamilan adalah sakit kepala hebat yang

menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Preeklampsia merupakan

masalah komplikasi kehamilan yang menyumbang kematian ibu tertinggi.

Preeklampsia dengan Indeks Massa Tubuh ibu obesitas akan meningkatkan

perburukan luaran maternal dan perinatal (Rahmawati et al., 2021).

Preeklamsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali,

kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada Wanita di atas 40 tahun.

Preeklampsia adalah penyebab utama kematian ibu dan janin. Hal ini

merupakan urgensi dalam kesehatan ibu, khususnya di negara berkembang

seperti Indonesia. Pasien dengan preeklampsia berat yang memiliki kondisi

kritis cenderung dirawat di ruang resusitasi untuk bantuan dari personel

yang lebih terampil dan teknologi yang lebih canggih (Firmanto et al.,

2022).

Pengetahuan ibu hamil dapat berpengaruh terhadap perilaku

pencegahan, pengendalian, dan pengelolaannya dari preeklamsia (Fondjo et

al., 2019). Usnaini, Nurmayanti dan Ningrum (2016) mengemukakan bahwa

pengetahuan ibu hamil terkait pencegahan preeklamsia masih kurang.

Penelitian lainnya menyatakan tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang preeklamsia di RSUH Makasar menunjukkan hasil baik (Zain,

2019). Howell et al. (2017) menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil

tentang preeklamsia memiliki manfaat yang signifikan terhadap kepatuhan


pengobatan dan membantu mengurangi komplikasi yang terkait dengan

penyakitnya.

Bharat, Randhawa, dan Chaudhary (2022) menyatakan bahwa ibu

primigravida memiliki pengetahuan yang kurang tentang preeklamsia

karena faktor pendidikan kesehatan dan wawasan lebih lanjut tentang situasi

yang dialami untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

Penelitian selanjutnya dari Say et al. (2014) menunjukkan sebagian besar

ibu hamil dari Afrika sub-Sahara menemukan bahwa mereka memiliki

pengetahuan yangkurang tentang preeklamsia karena tingkat pendidikan

yang kurang.

Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti ingin meneliti lebih

jauh tentang hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap

preeklamsia di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe

tahun 2023.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

“bagaimanakah hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap

preeklamsia di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe

tahun 2023”?
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III

terhadap preeklamsia di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong

Lhokseumawe tahun 2023

2.3.1 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester III di Wilayah

Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe

2. Untuk mengetahui kejadian preeklamsia di Wilayah Kerja

Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe

3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III

terhadap preeklamsia di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong

Lhokseumawe

1.4 Desain

Jenis penelitian ini adalah analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan

pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap preeklamsia, rancangan yang

digunakan adalah cross-sectional study, yaitu suatu penelitian dimana

variabel-variabel yang termasuk efek diobservasional sekaligus pada waktu

yang sama

1.5 Populasi

Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang menjadi objek

penelitian. Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan analisis dalam


penelitian. Populasi merupakan himpunan semua hal yang ingin diketahui

(Masturo & Anggita, 2018), Populasi dalam penelitian adalah semua ibu

hamil trimester III di Wilayah Kerja Mon Geudong

1.6 Sample

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Masturo &

Anggita, 2018), sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di

Wilayah Kerja Mon Geudong

1.7 Instrumen

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar kuesioner dan disusun oleh peneliti atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah (Notoatmodjo, 2018).

Pada penelitian ini menggunakan angket (kuisioner), untuk mengukur

hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap preeklamsia di

Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Lhokseumawe

1. Bagian I Data Demografi

Merupakan data demografi responden terdiri dari karakteristk individu,

meliputi: inisial, jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan

2. Bagian II Kuesioner Pengetahuan

Merupakan lembaran kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang


preeklamsia dengan jumlah pernyataan sebanyak 15 pernyataan dengan

pilihan jawaban benar nilainya 1 dan salah nilainya 0.

3. Bagian III Kuesioner Asupan Gizi Ibu nifas

Meupakan lembaran kuesioner yang berisi kejadian preeklamsia, ringan

tekanan darah sistol 140-149 mmHg dan tekanan darah diastole 90-99

mmHg, sedang tekanan darah sistol 150-159 mmHg dan tekanan darah

diastole 100-109 mmHg dan berat tekanan darah sistol <160 mmHg dan

tekanan darah diastole 90-<110 mmHg

1.8 Pengolahan Data

Menurut Rinnaldi dan Mujianto (2017), data yang telah terkumpul

kemudian diolah dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak yang sesuai

adapun cara pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data yang telah didapat

dari hasil kuisioner.

b. Coding

Coding hasil kuisioner yang diperoleh diklasifikasikan menurut jenisnya

kedalam bentuk yang lebih ringkas setelah diberi skor atau pemberian

kode-kode tertentu sebelum diolah komputer melalui aplikasi perangkat

lunak.
c. Entry

Entry proses memasukan data-data yang telah mengalami proses editing

dan coding kedalam alat pengolah data (computer) menggunakan aplikasi

perangkat lunak.

d. Cleaning

Cleaning membersihkan atau mengkoreksi data-data yang sudah

diklasifikasikan untuk memastikan bahwa data tersebut sudah baik dan

benar serta siap untuk dilakukan dianalisa data.

1.9 Analisa Data

a. Analisa Data Univariat

Analisa univariat betujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisa

univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, pada

umum nya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dari setiap

variabel (Notoatmojo, 2018). Penyajian dalam penelitian ini dalam

bentuk distribusi seperti : Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan

Pekerjaan.

b. Analisa Data Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi, yaitu dengan hubungan antara variabel

hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap preeklamsia

dengan menggunakan uji statistic chi square yang dilakukan secara


komputerisasi. Menurut Riyanto (2017) batas atau tingkat kemaknaan

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai α 0,05. Apabila nilai (p

value) ≤ 0,05 maka perhitungan tersebut dinyatakan bermakna atau ada

hubungan antara dua variabel yang dianalisis, tetapi jika nilai (p value)

> 0,05 maka perhitungan tersebut dinyatakan tidak bermakna atau tidak

ada hubungab antar dua variabel yang dianalisis.


DAFTAR PUSTAKA

Yunus, Nurlinda, Alwi. (2021). Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap


Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Tangeban
Kecamatan Masama Kabupaten Banggai. Journal of Muslim Community
Health (JMCH). VOL. 2, NO. 2,

WHO. ( 2020). Maternal Mortality The Sustainable Development Goals and the
Global Strategy for Women’s, Children’s and Adolescent’s Health.

Pratiwi, Dian. (2020). Faktor Maternal yang mempengaruhi kejadian preeklamsia


pada kehamilan. Jurnal Medika Utama Vol .02, No. 01,

Rahmawati, F., Aldika Akbar, M. I., & Atika, A. (2021). Pengaruh IMT Ibu
Hamil Preeklampsia Dengan Luaran Perinatal. Indonesian Midwifery and
Health Sciences Journal, 3(2), 148– 159.
https://doi.org/10.20473/imhsj.v3i2.2019.148-159

Firmanto, N. N., Maulydia, Mulawardhana, P., & Fitriati, M. (2022). Severe


Preeclamptic Patients in The Resuscitation Room of Dr. Soetomo General
Academic Hospital Surabaya: A Retrospective Study. Indonesian Journal of
Anesthesiology and Reanimation, 4(2), 62– 71.
https://doi.org/10.20473/ijar.V4I22022.62-71

Notoadmodjo, S. (2017). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan 1. Jakarta

Masturoh, Anggita. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai