Disusun oleh:
Nama: FATMAWATI
Nim:221004615901047
Menyetujui
Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Pranikah Normal Telah Disahkan Untuk
Didokumentasikan Dalam Bentuk Laporan Kasus
Pasaman Mei 2023
Menyetujui :
Mengetahui Diketahui
Ka.Prodi Pendidikan Profesi Bidan Koordinator Praktek Klinik Profesi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wanita yang berbeda ke dalam sebuah ikatan tali perjanjian yang sakral dengan
menjunjung tinggi nilai adat dan agama. Dalam pernikahan terdapat tanggung
keuangan yang mencukupi, tetapi batin atau mental, serta riwayat kesehatan
pengantin(1).
1
2
pemeriksaan pranikah tidak hanya melalui Imunisasi atau vaksinasi dan tidak
pemeriksaan gizi, kesehatan mental calon pengantin atau aspek psikologis dan
fisiologi(1).
menurut responden wanita median umur ideal kawin untuk pria adalah 25,9 tahun,
dan menurut responden pria median umur ideal untuk wanita adalah 25,6 tahun (2).
orang calon pengantin dengan rentang usia 18-35 tahun, sebanyak 69 orang
(87,4%) berada pada usia reproduksi sehat yaitu usia 22-35 tahun(3).
Wanita Usia Subur (WUS) termasuk menjadi sasaran program. Kesehatan WUS
merupakan hal yang perlu diperhatikan karena WUS berada dalam usia
reproduksi. Maka salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat
saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan
3
Desember 2015 sebanyak 9.754 unit, yang terdiri dari 3.396 unit rawat inap dan
6.358 unit Puskesmas rawat jalan. Total Sumber Daya Manusia Kesehatan
meliputi 219.860 orang tenaga kesehatan (85,03%), 38.708 atau 14,97% orang
Wanita Usia Subur (WUS) di provinsi DIY pada tahun 2016 sebanyak 708.585
orang dengan cakupan imunisasi TT3 sebanyak 21.845 orang (3,08%)(7). Ini
yang diberikan.
Puskesmas Lansat kadap dengan hasil penelitian yaitu jumlah tenaga kesehatan di
kesehatan, dan 16 diantaranya adalah bidan, selain itu mayoritas calon pengantin
dengan jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Lansat kadap dan
Puskesmas Lansat kadap dan dilihat dari pengetahuan calon pengantin tersebut
yang diberikan meliputi imunisasi TT dengan cakupan 100% dan test kehamilan,
Kabupaten Pasaman.
B. Perumusan Masalah
Kadap.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pranikah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
pranikah.
b. Bagi Puskesmas
pranikah.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Institusi
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan sumber
pembaca.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bacaan dan masukan serta
c. Bagi Penulis
pelayanan pranikah.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian
1 Sumarni S, Pengembangan Berbagai informasi Tempat Metode
Nunik, Sistem Layanan yang dikumpulkan penelitian, penelitian
Tanto, Anna Pranikah memperlihatkan informan kualitatif
(2013)
Teradu bahwa pelayanan dengan
(LADUNI) Di kesehatan untuk wawancara
Kabupaten calon pengantin di mendalam
Probolinggo kabupaten (indepth
probolinggo sudah interview)
berjalan, namun
belum memberikan
hasil
yang memuaskan.
Safitri Gambaran Informan Tempat Metode
(2011) Persepsi pendukung tidak penelitian, penelitian
Petugas tahu tentang informan kualitatif
Kesehatan dan adanya pendataan yang dengan
Petugas kantor WUS terkait digunakan wawancara
KUA Pada imunisasiTT di yaitu 1 mendalam
Pelaksanaan wilayah tempat orang (indepth
Program tinggal mereka. petugas interview)
Imunisasi TT Sedangkan KUA, 3
Pada Calon informan kunci orang catin
Pengantin mengatakan wanita
Wanita Di Kota pencatatan
Tangerang imunisasi TT
Selatan digabung menjadi
satu (TT catin dan
7
TT pada bumil)
karena pihak
puskesmas menilai
kelengkapan status
imunisasi TT
sampai dengan
TT-5 bukan dari
status saat pasien
diimunisasi
3 Ariyanti, Analisis Sebagian besar Tempat Metode
Farida D Kualitas informan utama penelitian, penelitian
(2010) Pelayanan atau bidan sudah kualitatif
Antenatal Oleh pernah mengikuti dengan metode
Bidan di pelatihan wawancara
Puskesmas di pelayanan mendalam.
Kabupaten antenatal, Informan utama
Purbalingga walaupaun Bidan atau kunci
mengetahui tujuan adalah bidan.
dan manfaat
standar pelayanan
antenatal, tetapi
dalam
melaksanakan
pelayanan belum
sesuai standar
yang seharusnya.
Namun menurut
informan
pendukung bidan
telah melakukan
pelayanan
antenatal sesuai
walaupun standar
tidak tersurat ada
beberapa bagian
yang sulit
dilaksanakan
terutama asuhan
kebidanan karena
terlalu panjang dan
rumit.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Calon Pengantin (Capeng)
a. Pengertian Calon Pengantin
Menurut Kemenkes RI (2018) calon pengantin adalah pasangan
yang akan melangsungkan pernikahan. Calon pengantin dapat dikatakan
sebagai pasangan yang belum mempunyai ikatan, baik secara hukum
Agama ataupun Negara dan pasangan tersebut berproses menuju
pernikahan serta proses memenuhi persyaratan dalam melengkapi data-
data yang diperlukan untuk pernikahan (Depag surabaya, 2010).
CATIN atau Calon Pengantin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
merupakan istilah yang digunakan pada wanita usia subur yang
mempunyai kondisi sehat sebelum hamil agar dapat melahirkan bayi
yang normal dan sehat serta Calon Pengantin laki-laki yang akan
diperkenalkan dengan permasalahan kesehatan reproduksi dirinya serta
pasangan yang akan dinikahinya (KBBI, 2019).
Calon Pengantin adalah terdiri dari dua kata yaitu calon dan
pengantin, yang memiliki arti sebagai berikut, “Calon adalah orang
yang akan menjadi pengantin”. Sedangkan “Pengantin adalah orang
yang sedang melangsungkan pernikahannya”. Jadi calon pengantin
adalah seorang laki-laki dan seorang perempuan yang ingin atau
berkehendak untuk melaksanakan pernikahan. Dengan kata lain calon
pengantin ini adalah peserta yang akan mengikuti bimbingan pranikah
yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama sebelum calon pengantin ini
akan melangsungkan akad nikah (Mia fatmawati, 2016).
b. Penyakit yang perlu diwaspadai oleh capeng
Menurut Kemenkes RI (2018), Fisik dan mental yang sehat
merupakan pondasi awal keluarga dalam mewujudkan generasi yang
air mata, cairan seminal, serebrospinal, asites dan air susu ibu
(Thedja, 2012).
4) Malaria
Menurut Saputra (2011) malaria adalah penyakit yang
disebabkan oleh Plasmodium yang sering ditemukan di kawasan
Tropika yang apabila penyakit ini diabaikan dapat menjadi serius
yaitu berdampak kematian. Malaria adalah penyakit yang dapat
bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh Protozoa Genus
Plasmodium dengan gejala demam, Anemia dan Splenomegali
(Kemenkes RI, 2013). Malaria merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang dampak dari penyakit tersebut adalah
kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak
balita, ibu hamil dan pada umur dewasa dan secara tidak langsung
malaria dapat menyebabkan Anemia dan menurunkan
produktivitas kerja (Harijanto, 2010).
Rahayu (2010) mengemukakan bahwa Agent penyebab
penyakit malaria adalah Plasmodium bergenus Plasmodia, Family
Plasmodiidae dari Ordo Coccidiidae. Cara penularannya yaitu dari
gigitan nyamuk Anopheles yang sedang menyedot darah dan
mengeluarkan cairan berupa Plasmodium kedalam darah manusia
dan terinfeksi lalu menjadi sakit. Secara tidak alamiah penularan
penyakit malaria ada 3 yaitu malaria bawaan terjadi pada bayi yang
baru lahir akibat dari ibu yang menderita malaria hal tersebut
terjadi melalui tali pusat atau Plasenta. Secara mekanik terjadi
melalui transfusi darah menggunakan jarum suntik.
5) Penyakit Genetik (Penyakit Keturunan)
Calon Pengantin perlu mengetahui tentang penyakit genetik
karena
a) Penyakit genetik disebabkan oleh kelainan gen yang
diturunkan saat terjadinya pembuahan sperma terhadap
1
2
risiko cacat lahir bisa terjadi pada kesehatan janin (Emma Kasyi,
2018).
7) Skrining dan Imunisasi Tetanus
Sejak tahun 1986 sudah ditetapkan oleh pemerintah tentang
aturan resmi untuk Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT) (Ekastyapoo,
2010). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia No. 2
tahun 1989 tentang Imunisasi Tetanus Toxsoid calon pengantin
ditekankan untuk di seluruh Indonesia melaksanakan, memantau
serta melaporkan secara berkala hasil dari pelaksanaan bimbingan
dan pelayanan Imunisasi Tetanus Toxsoid calon pengantin sesuai
dengan pedoman pelaksanaan. Peraturan tersebut masih berjalan
sampai sekarang yaitu merupakan kewajiban untuk calon
pengantin melaksanakan Imunisasi Tetanus Toxsoid dan
menunjukkan surat/kartu bukti imunisasi TT1 sebagai
administrasi pernikahan yang bisa dilakukan di pelayanan
kesehatan terdekat Puskesmas atau Rumah sakit (Lestari, 2017).
Calon pengantin wanita harus melakukan imunisasi
Tenanus Toxoid untuk mencegah dan melindungi diri terhadap
penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur
hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus.
Setiap perempuan usia subur (15-49 tahun) diharapkan sudah
mendapatkan 5 kali Imunisasi Tetanus Toxsoid lengkap, jika
status Imunisasi Tetanus Toxsoid belum lengkap, maka calon
pengantin perempuan harus melengkapi status Imunisasi Tetanus
Toxsoid di Puskesmas (Kemenkes RI, 2018).
1
8
Tabel 2.1
4. Pengertian Konsepsi
Kontrasepsi adalah pencegaha terbuahinya sel telur oleh sel
sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang
telah dibuahi ke dinding rahim (Taufan Nugroho dkk, 2014)
Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas
(BKKBN, 2015).
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun
dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang
dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi
dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang
berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur
harus dapat menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu
menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana
sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan
untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi
yang akan datang (Manuaba.2015).
a. Macam-macam kontrasepsi Menurut (Atikah proverawati, 2010)
Kontrasepsi Sederhana :
1) Kondom Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis
yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan
sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga
tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu
mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah
spermatozoa mencapai saluran genital wanita. Sekarang
sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan
dari penggunaan kondom ini 5-21%.
2) Coitus Interuptus Coitus interuptus atau senggama terputus
adalah menghentikan senggama dengan mencabut penis
dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan
dari
7
Agarwal, S., Lefevre, A. E., Lee, J., L’engle, K., Mehl, G., Sinha, C., Labrique,
A., Vasudevan, L., Tamrat, T., Kallander, K., Mitchell, M., Aziz, M. A.,
Froen, F., Ormel, H., Muniz, M., & Asangansi, I. (2016). Guidelines for
reporting of health interventions using mobile phones: Mobile health
(mHealth) Evidence reporting and assessment (mERA) checklist. BMJ
(Online), 352, 1–10. https://doi.org/10.1136/bmj.i1174
Badan Pusat Statistik. (2015). Angka Kematian Ibu (AKI). Retrieved Agustus
07, 2020,
fromhttps://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1
349/sdgs_3/1
BKKBN, BPS, & Kemenkes RI. (2018). Indonesian Health Demographic Survey.
Usaid, 1–606. https://e-koren.bkkbn.go.id/wp-
content/uploads/2018/10/Laporan-SDKI-2017-WUS.pdf
Brayboy, L. M., McCoy, K., Thamotharan, S., Zhu, E., Gil, G., & Houck, C. (2018).
The use of technology in the sexual health education especially
9
81
Dinengsih, S., & Hakim, N. (2020). Pengaruh Metode Ceramah Dan Metode
Aplikasi Berbasis Android. 6(4), 515–522.
Farianita, R., Nugraheni, S. A., & Kartini, A. (2020). Kolaborasi pada program
kursus calon pengantin di Kabupaten Grobogan. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, 09(01), 9–19.
Ferdira, B. G., Gulo, A. P. N., Nugroho, Y. I. D., & Andry, J. F. (2018). Analisis
Perilaku Pengguna Aplikasi Mobile Mataharimall.Com Menggunakan
Technology Acceptance Model (Tam). Jurnal SITECH :
1
82
0
Gonsalves, L., L’Engle, K. L., Tamrat, T., Plourde, K. F., Mangone, E. R.,
Agarwal, S., Say, L., & Hindin, M. J. (2015). Adolescent/Youth
Reproductive Mobile Access and Delivery Initiative for Love and Life
Outcomes (ARMADILLO) Study: formative protocol for mHealth platform
development and piloting. Reproductive Health, 12(1), 1–10.
https://doi.org/10.1186/s12978-015-0059-y
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buku Saku Kespro (pp. 21–22). Lestyoningsih, I.
Lim, M. S., Vella, A., Sacks-Davis, R., & Hellard, M. E. (2014). Young people’s
comfort receiving sexual health information via social media and other
sources. International Journal of STD and AIDS, 25(14), 1003–1008.
https://doi.org/10.1177/0956462414527264
Miller, A. M., Kismödi, E., Cottingham, J., & Gruskin, S. (2015). Sexual rights as
human rights: A guide to authoritative sources and principles for applying
human rights to sexuality and sexual health. Reproductive Health
Matters, 23(46), 16–30.
https://doi.org/10.1016/j.rhm.2015.11.007
Moghadam, S. H., & Ganji, J. (2019). Evaluation of the nursing process utilization
in a teaching hospital, Ogun State, Nigeria. Journal of Nursing and
Midwifery Sciences, 6(3), 149–155. https://doi.org/10.4103/JNMS.JNMS
Moodi, M., Miri, M.-R., & Sharifirad, G. (2013). The effect of instruction on
knowledge and attitude of couples attending pre-marriage counseling classes.
Journal of Education and Health Promotion, 2(1), 52.
https://doi.org/10.4103/2277-9531.119038
1
84
2
Nugraheni, S. A., Martini, M., Kartasurya, M. I., Johan, I., Ambari, R. P.,
Sulistiawati, E., & Nurchumaida, N. (2018). The Change of Knowledge and
Attitude of Bride and Groom Candidate After Reproductive Health Pre-
Marital Course by KUA Officer. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 14(1),
126–132. https://doi.org/10.15294/kemas.v14i1.13495
Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Yani, N. E., Laily, N., & Anhar, V. Y. (2018).
Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.
Perdana, F., Madanijah, S., & Ekayanti, I. (2017). Pengembangan media edukasi
gizi berbasis android dan website serta pengaruhnya terhadap perilaku
tentang gizi seimbang siswa sekolah dasar. Jurnal Gizi Dan Pangan,
12(3), 169–178. https://doi.org/10.25182/jgp.2017.12.3.169-
178
Rokicki, S., Cohen, J., Salomon, J. A., & Fink, G. (2017). Impact of a text-
messaging programon adolescent reproductive health: A cluster- randomized
trial in Ghana. American Journal of Public Health, 107(2), 298–305.
https://doi.org/10.2105/AJPH.2016.303562
1
85
3
Salekha, D. F., Nugraheni, S. A., & Mawarni, A. (2019). Pengetahuan Dan Sikap
Tentang Kesehatan Reproduksi Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti
Suscatin (Studi Pada Calon Pengantin Yang Terdaftar Di Kua Kabupaten
Grobogan). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 7(4), 675–682.
Sari, P., Rusmil, K., Kartasasmita, A. S., Farid, Rajab, T. L. E., Sunjaya, D. K., &
Judistiani, T. D. (2017). the Effectiveness of Health Education Through
Smartphone and Booklet on Knowledge and Attitude of Adolesence
Reproductive Health. THE 4th INTERNATIONAL CONFERENCE ON
HEALTH SCIENCE 2017 “The Optimalization of Adolescent Health in
The Era of SDGs,” 3.
Setiawati, E., Yuli, V., Amran, A., & Sari, N. (2019). Pengetahuan Calon
Pengantin tentang Pemeriksaan Kesehatan Pranikah di Kota Padang,
Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Cehadum, 1(4), 1–8.
Stang. (2018). Cara Praktis Penentuan Uji Statistik Dalam Penelitian Kesehatan
dan Kedokteran Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sudiarto, S., Niswah, F. Z., Pranoto, R. E. P., Hanifah, I., Enggardini, A. A.,
Masruroh, Z., & Muhammad, H. N. A. (2019). Optimalisasi Pendidikan
Kesehatan Kepada Remaja Melalui Aplikasi Android Profoteen. Jurnal
Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan, 2(2), 74.
https://doi.org/10.32584/jkmk.v2i2.380
86
Terzioglu, F., Kok, G., Guvenc, G., Ozdemir, F., Gonenc, I. M., Hicyilmaz,
B. D., & Sezer, N. Y. (2018). Sexual and Reproductive Health Education
Needs, Gender Roles Attitudes and Acceptance of Couple Violence
According to Engaged Men and Women. Community Mental Health
Journal, 54(3), 354–360. https://doi.org/10.1007/s10597-017- 0227-3
Torkian, S., Mostafav, F., & Pirzadeh, A. (2020). Effect of a mobile application
intervention on knowledge, attitude and practice related to healthy
marriage among youth in Iran. 1–6. https://doi.org/10.4103/jehp.jehp
Yustin, E., Wijanarka, A., & Ashari, A. (2020). Efektivitas aplikasi android
kesehatan reproduksi remaja terhadap perbaikan perilaku seksual pranikah di
SMK X Yogyakarta. JHeS (Journal of Health Studies), 4(1), 96–103.
https://doi.org/10.31101/jhes.1357