Di Susun Oleh :
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Profesi Bidan (Bd.) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
Disusun oleh:
Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaiakan laporan praktik
kerja tentang “ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.H DENGAN KB SUNTIK 3
BULAN DI UPT.PUSKESMAS PUSKESMAS BATANG KUIS”.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan,
pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi,
oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang
terhormat kepada :
1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep selaku Rektor Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
4. Bd. Sri Wulan, SST, M.Tr.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan dan Pembimbing Praktik I Program Profesi Instittut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam
5. Bd. Diah Evawanna Anuhgera, SST,M.Tr.Keb selaku Pembimbing Akademik
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
6. Megawati S.Kep,Ners selaku Pembimbing Praktek II (Lahan Praktik)
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas
terselesainya laporan ini. Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Amin
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 2
C. Manfaat........................................................................................................ 2
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut PBB , penduduk dunia saat ini berjumlah 7,6 milliar.Angka ini
diperkirakan akan menanjak hingga 9,8 milliar pada tahun 2050.Demikian laporan
Departemen Populasi Divisi urusan sosial dan ekonomi Perserikatan
BangsaBangsa (PBB) pada Juni 2017.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri)
RI Tjahjo Kumolo, jumlah penduduk Indonesia per 31 desember 2015 yakni
182.588.494 jiwa. Sedangkan penduduk Indonesia per 30 juni 2016 sebanyak
257.912.349 jiwa. Maka dalam satu tahun penduduk Indonesia bertambah sekitar
4 juta jiwa , sebagaimana dikatakan Kepala BKKBN Pusat dr.Surya
Chandra.Artinya dibulan juli 2017 jumlah penduduk Indonesia lebih dari 262 juta
jiwa.
Pencapaian kesehatan ibu di Indonesia masih rendah karena AKI dan AKB
masih cukup tinggi.Berdasarkan Survey Penduduk Antar Sensus ( SUPAS)
menunjukkan AKI sebanyak 305 per 100.000 KH , dan jumlah AKB 22,23 per
1000KH. (Kemenkes, 2017). Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota
propinsi Sumatera Utara sebanyak 239 per 100.000KH.Sedangkan AKB di Sumut
4 per 1.000KH. (Profil Sumut,2016).
Menurut World Health Organization (WHO) (2016) penggunaan
kontrasepsi meningkat dari 54% pada tahun 2014 dan 60,3% pada tahun 2016.
Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan
penggunaan kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir.Di
Afrika dari 23,6% menjadi 27,6% ,di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi
61,6% sedangkan di Amerika Latin dan Karibia naik sedikit dari 66,0% menjadi
66,7%.Diperkirakan 225 juta perempuan dinegara-negara berkembang ingin
menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan metode
kontrasepsi.Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih terlalu
tinggi.
Keluarga Berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk
mengantisipasi kelahiran,mencapai jumlah anak yang mereka inginkan,dan
1
2
mengatur jarak waktu kelahiran mereka.Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan
metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas.
Data profil kesehatan Indonesia tahun 2016, cakupan KB aktif sebesar
74,87%.Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2016
dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 48.536.690.Peserta KB baru
sebesar 6.663.156 (13,73%) meliputi suntik sebanyak 3.433.666 (51,53%) , pil
KB sebanyak 1.544.079 (23,17%), kondom sebanyak 318.625 (4,78%), implant
sebanyak 757.928 (11,37%),IUD (intra Uterine Device) 481.564 (7,23%),Metode
Operasi Wanita (MOW) sebanyak 115.531 (1,73%),Metode Operasi Pria (MOP)
sebanyak 11.765 (0,18%).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) propinsi
sumatera utara (Sumut) menyebutkan pada tahun 2017 mencapai 282.478.Hingga
januari, pencapaiannya sudah mencapai 31.642 PB atau 11,20% dari PMM.Target
yang akan dicapai pada 2017 diantaranya Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) dengan total 74.686 aseptor baru, sedangkan non MKJP sebanyak
207.792 akseptor .Non MKJP diantaranya kondom 20.564 akseptor,suntik
103.619 akseptor dan pil 83.609 akseptor.Sedangkan untuk MKJP diantaranya
IUD sebanyak 13.578 akseptor,Implant 51.173 akseptor,Metode Operasi Wanita
(MOW) sebanyak 9.268 dan Metode Operasi Pria (MOP) 667 akseptor.
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan
dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.H dengan Keluarga Berencana Suntik
3 bulan di UPT.Puskesmas Batang Kuis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB suntik
3 bulan dengan pendekatan manajemen kebidanan di UPT.Puskesmas Batang
Kuis.
1.1.1. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data subjektif secara
lengkap pada NY. H akseptor KB suntik 3 bulan di UPT.Puskesmas Batang
Kuis
3
b. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data objektif secara lengkap
pada Ny. H akseptor KB suntik 3 bulan di UPT.Puskesmas Batang Kuis
c. Mampu menginterpretasikan data yang meliputi diagnose kebidanan dan
masalah pada Ny. H akseptor KB suntik 3 bulan di UPT.Puskesmas Batang
Kuis
d. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
Ny. H akseptor KB suntik 3 bulan di UPT.Puskesmas Batang Kuis
C. Manfaat
1. Teoritis
Menambah wawasan dan kajian mengenai asuhan kebidanan secara
langsung dan komprehensif pada akseptor KB suntik 3 bulan
2. Praktis
Menambah pengalaman serta dapat memberikan asuhan pada Ny. H
akseptor KB 3 bulan yang sesuai dengan standar asuhan kebidanan dengan
pendekatan asuhan kebidanan.
BAB II
TEMPAT PRAKTIK KERJA
4
5
6
7
Ibu mengatakan merasa cemas karena tidak haid 4 bulan berturut-turut. Dan
ibu belum mengetahui bahwa amenore yang dialaminya,merupakan efek
samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan
DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda vital
TD : 120/70 mmHg HR : 70 x/i
RR : 24x/i Temp : 36,5°C BB : 60 kg
4. Plano test : Negatif
ANALISA
Ny.H 26 tahun akseptor KB suntik 3 bulan
PENATALAKSANAAN
Tanggal: 29 Maret 2021 Pukul : 13.00 wib
1. Melakukan pemeriksaan kepada ibu dengan hasil
TD : 120/70 mmHg HR : 70 x/i
RR : 24x/i Temp : 36,5°C
BB : 60 kg Plano test : Negatif
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Menjelaskan konsep KB suntik 3 bulan
Kb suntik 3 bulan adalah jenis KB yang mengandung hormon progesteron,
diberikan injeksi secara IM sekali dalam 3 bulan. Adapun efek samping dari
KB suntik 3 bulan yaitu pusing, amenore, spooting/perdarahan dan
penambahan BB.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
3. Memberikan KB suntik 3 bulan pada ibu melalui injeksi IM
Ibu sudah diberikan suntikkan 3 bulan
4. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang tanggal 15 Juni 2020.
Ibu sudah mengetahui jadwal kunjungan ulang
8
B. KAJIAN TEORI
3.1. Keluarga Berencana
1. Konsep Dasar Keluarga Berencana
a. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
(Anggraini, dkk, 2012).Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk mencegah kehamilan, penundaan usia kehamilan
serta menjarangkan kehamilan (Pinem, dkk, 2009).
Menurut WHO Expert Commite keluarga berencana adalah tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk (Pinem, 2009) :
1) Mendapatkan objek-objek tertentu.
2) Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
3) Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
4) Mengatur interval di antara kelahiran.
5) Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri.
6) Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
b. Fisiologi Keluarga Berencana
Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum yaitu pemberian dukungan dan pemantapan
penerimaan gagasan KB. Tujuan khusus yaitu penurunan angka kelahiran
yang bermakna. Untuk mencapai tujuan tersebut, pelayanan KB
digolongkan ke dalam 3 fase yaitu fase menunda kehamilan, fase
menjarangkan kehamilan, fase menghentikan kehamilan (Pinem, 2009).
c. Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Sasaran
langsungnya adalah pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan yang
wanitanya berusia antara 15- 49 tahun, karena kelompok ini merupakan
pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan
seksual dapat mengakibatkan kehamilan. Sedangkan Sasaran tidak langsung
9
adalah kelompok usia remaja 15- 19 tahun, remaja ini memang bukan
merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung
tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan
seksual akibat telah berfungsinya alat- alat reproduksinya ( Suratun, dkk,.
2013).
d. KB suntik 3 Bulan
Menurut Maryunani (2016), kontrasepsi suntik 3 bulan, yaitu:
a) KB suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang berisi depomedroksi
progesterone asetat 150 gram disuntik secara intramuscular di daerah
bokong yang diberikan setiap 3 bulan sekali.
b) Cara kerja :
1) Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita.
2) Mengentalkan lender mulut rahim, sehingga sel mani tidak dapat
masuk dalam rahim.
3) Menipiskan endometrium.
c) Keuntungan :
1) Sangat efektif dengan kegegalan kurang dari 1%.
2) Tidak mempengaruhi produksi ASI.
3) Sedikit efek samping
4) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause
5) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
d) Kerugian :
1) Gangguan haid.
2) Pusing, mual kenaikan berat badan.
3) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Pemilihan Kontrasepsi pada klien menyusui
Menurut Saroha(2014) pemilihan kontrasepsi pada :
1. Klien yang menyusui bayinya tidak memerlukan kontrasepsi pada 6
minggu pascpersalinan, bahkan pada klien yang menggunakan Metode
Amenorea Laktasi (MAL) waktu tersebut dapat sampai 6 bulan.
2. Kontrasepsi kombinasi (merupakan pilihan terakhir pada klien karena):
10
d) TU: Bantu
Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai
apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya, doronglah klien
untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapi
secara terbuka, petugas membantu klien mempertimbangkan kriteria dan
keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah
pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut.
e) J : Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya
setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan
alat/obat kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat kontrasepsi tersebut
digunakan dna bagaimana cara penggunaannya.
f) U : Kunjungan Ulang
Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian,
kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan atau permintaan
kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk
kembali apabila terjadi suatu masalah.
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1. Kesimpulan 15
Asuhan Keluarga Berencana pada Ny. H adalah Ny. H memilih untuk
melakukan KB suntik 3 bulan setelah mendapat penjelasan tentang metode
kontrasepsi yanga cocok untuk ibu menyusui. Ibu ingin menggunakan
kontrasepsi yang tidak menganggu proses menyusui karena ia ingin
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sampai berusia 6 bulan.
5.2. Saran
a) Bagi Lahan Praktek
Asuhan yang diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya dapat
memberikan atau menggalakkan alat kontrasepsi yang dapat digunakan
jangka panjang, hal ini dikarenakan alat kontrasepsi jangka panjang dinilai
lebih efektif dan efisien. Selain itu masyarakat diharapkan juga dapat
meningkatkan rasa ingin tahunya tentang alat kontrasepsi yang sebaiknya
di pakainya, karena setiap wanita usia subur (WUS) atau pasangan usia
subur (PUS) memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
b) Bagi Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memfasilitasi perpustakaan dengan memperbanyak buku
terbitan tahun terbaru dalam bidang kesehatan khususnya seputar asuhan
kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, B. 2013. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.16
Handayani, Sri. 2014. Buku Ajara Pelayanan Berencana. Yogyakarta : Pustaka
Rihama
Kemenkes . 2016. Info DATIN Pusat Data dan Informasi.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodat
in-ibu.pdf (diakses 06 Juni 2018 ).
Manuaba. 2016. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC
Maryunani, Anik. 2016. Management Kebidanan Terlengkap. Jakarta : Buku
Kesehatan
Mulyani, S.ST, 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.Yogyakarta:
Nuha Medika _____________. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Pinem, S. 2014. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakrta: TIM
Rismawati, S. 201. Unmet Need : Tantangan Program Keluarga Berencana
Dalam Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun
2030.http://pustaka.unpad.ac/wp-content/uploads/2014/10/ARTIKELUN
MET-NEED.pdf. (diakses tanggal 03 Juni 2018)
Setyaningrum, Erna. 2015. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : CV Infomedia
Suratun, dkk. 2014 Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : Trans Info Medika
WHO. 2013. Maternal Mortality. http://www.who.int/mediacentre/. (diakses 16
Mei 2018).