Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI

PADA Nn. A DAN Tn. A

DI PUSKESMAS SIWALANKERTO SURABAYA

Disusun Oleh :

Windi Oktaviana Anggraini

(1220023002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan ini dibuat sebagi bukti bahwa penulis telah membuat
Laporan Komprehensif Asuhan Kebidanan Pranikah dan Prakonsepsi Pada Nn. A dan
Tn. A di Puskesmas Siwalankerto Surabaya untuk memenuhi tugas Praktik Klinik
Pendidikan Profesi Bidan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, yang telah disahkan
pada :

Tanggal : 10 Oktober 2023

Tempat : Puskesmas Siwalankerto Surabaya

Mahasiswa

Windi Oktaviana Anggraini

1220023002

Mengetahui

Pembimbing Klinik Dosen Penguji

Erma Tri Wahyuni Amd.Keb Lailatul Khusnul Rizki SST.,M.Kes


NIP. 198503102009032011 NIP. 1302843

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur tak lupa saya panjatkan pada Allah SWT, yang memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya berkesempatan untuk menyelesaikan laporan
komprehensif Asuhan Kebidanan Pranikah dan Prakonsepsi Pada Nn. A dan Tn. A di
Puskesmas Siwalankerto Surabaya.
Adapun tujuan saya menulis laporan ini adalah untuk memenuhi Laporan Ujian
Stase Pranikah dan Prakonsepsi praktik dasar kebidanan semester 1 Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya. Dalam penyusunan laporan komprehensif ini, tentu tak lepas dari
pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka saya mengucapkan dengan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak yang
terkait itu diantaranya sebagai berikut:
1. dr. Sri Hawati selaku kepala puskesmas Siwalankerto Surabaya
2. Ibu Erma Tri Wahyuni, Amd.Keb selaku pembimbing klinik
3. Ibu Lailatul Khusnul Rizki SST.,M.Kes
4. Seluruh Bidan di puskesmas Siwalankerto Surabaya, dan
5. Nn. A dan Tn. A selaku pasangan calon pengantin yang telah
berpartisipasi terhadap penyusunan laporan ini
Saya berharap laporan ini dapat menjadi dasar untuk penulisan laporan
berikutnya. Saya menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan laporan yang saya buat untuk kedepannya.

Surabaya, 10 Oktober 2023

Windi Oktaviana Anggraini

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
A. Konsep Dasar Pranikah dan Prakonsepsi ............................................................. 3
B. Tahapan Pemeriksaan Pranikah dan Prakonsepsi ................................................. 4
C. Upaya – Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah ............................. 8
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................................... 16
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kajian asuhan kebidanan, kesehatan pranikah merupakan bagian dari
asuhan prakonsepsi. Asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi,
diantaranya memungkinkan identifikasi penyakit medis, pengkajian kesiapan
psikologis, keuangan dan pencapaian tujuan hidup (Varney dalam Kriebs&Gegor,
2012). Penelitian Dean et al. (2013), mengemukakan bahwa topik-topik penting yang
disarankan dalam perawatan prakonsepsi meliputi pendidikan kesehatan paada wanita
dan pasangannya (health promotion), identifikasi faktor risiko (risk assessment) dan
asuhan sesuai dengan faktor risiko (interventions) pada wanita dan pasangannya untuk
mengurangi faktor risiko yang dapat mempengaruhi kehamilannya pada masa yang
akan datang.
Calon pengantin yang akan menikah adalah cikal bakal terbentuknya sebuah
keluarga, sehingga sebelum menikah calon pengantin perlu mempersiapkan kondisi
kesehatannya. Hal ini bertujuan supaya Wanita dapat menjalani kehamilan dan
persalinan dengan baik. Sehingga, dapat melahirkan generasi penerus yang sehat,
menciptakan keluarga yang sejahtera dan berkualitas. Oleh karena itu, kehamilan
pertama merupakan fase dalam siklus reproduksi perempuan yang harus dipersiapkan
sebaik mungkin oleh calon pengantin (Eka dkk, 2021).
Mempersiapkan kehamilan yang sehat dapat dilakukan sejak sebelum menikah,
salah satunya dengan melakukan skrining pranikah. Skrining pranikah adalah
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan seperti Bidan pada calon
pengantin sebelum menikah menuju persiapan kehamilan yang sehat dan terencana
(Kemenkes RI, 2015). Menurut World Health Organization (WHO) tujuan dari skrining
adalah untuk mengidentifikasi orang-orang dalam populasi yang tampaknya sehat,
yang memiliki resiko lebih tinggi terhadap masalah atau kondisi kesehatan, sehingga
pengobatan atau intervensi dini bisa dilakukan serta mendapatkan hasil kesehatan yang
lebih baik bagi individu yang melakukan skrining.

1
Bidan sebagai salah satu pemberi asuhan dalam kesehatan reproduksi, harus
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai standar agar dapat memberikan
asuhan yang bermutu. Dalam memberikan asuhan tersebut bidan berkolaborasi dengan
tim untuk melakukan tes atau pemeriksaan pra nikah. Tes pranikah merupakan
serangkaian tes yang harus dilakukan pasangan pasangan sebelum sebelum menikah.
menikah. Di negara-negara negara-negara lain, Tes pranikah pranikah sudah menjadi
persyaratan wajib bagi pasangan yang akan menikah. Hal tersebut dikarenakan tidak
semua orang mempunyai riwayat kesehatan yang baik. Seseorang yang tampak sehat
dapat dimungkinkan memiliki sifat pembawa (carrier ) penyakit. (Kemenkes, 2018).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan dalam
konteks pranikah dan prakonsepsi.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar pranikah dan prakonsepsi
b. Menjelaskan tahapan pemeriksaan pada pasangan pranikah dan prakonsepsi
c. Menjelaskan upaya upaya promosi kesehatan pada pasangan pranikah
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan dan Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan
pranikah dan prakonsepsi.
2. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan, ilmu, dan informasi serta
keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan dalam konteks pranikah dan
prakonsepsi.
3. Bagi Klien
Diharapkan dapat menambah informasi yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Pranikah dan Prakonsepsi
Undang – undang dasar Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2019 tentang
perkawinan menyebutkan bahwa definisi pernikahan adalah ikatan lahir batin antara
laki – laki dan perempuan sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga
atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
(Thamrin, 2020).
Pranikah memiliki pengertian masa sebelum adanya perjanjian antara laki-laki
dan perempuan yang bertujuan ingin membangun rumah tangga berdasarkan aturan
agama maupun pemerintah. Menurut UU No.1 Tahun 1974 pasal 1 tentang perkawinan,
pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Calon pengantin atau catin adalah laki-laki muslim dan perempuan muslimah
yang akan menjalani kehidupan rumah tangga dalam suatu ikatan pernikahan
(Kemenag RI, 2009). Wanita yang belum menikah sering tidak diperhatikan gizinya.
Wanita dengan usia 15-19 tahun membutuhkan gizi yag cukup untuk mendukung
pertumbuhan fisik, mental, dan emosional. Ketidaksadaran perempuan tentang
kesehatan mereka sendiri menjadi alasan mereka mengalami kekurangan gizi (Bitew
& Telake, 2010). Sehingga gizi yang baik merupakan salah satu faktor pranikah yang
harus disiapkan untuk calon ibu (Nedra., 2006).
Pranikah memiliki pengertian masa sebelum adanya perjanjian antara laki-laki
dan perempuan yang bertujuan untuk membangun rumah tangga berdasarkan aturan
agama maupun pemerintah. Pre Marital Screening Check-Up atau tes kesehatan
pranikah adalah tes yang dilakukan oleh pasangan calon pengantin sebelum menikah.
Tes kesehatan ini termasuk salah satu kegiatan dalam program asuhan pranikah yang
umumnya dapat diterima dari sudut pandang agama dan etnis budaya, ilmu pendidikan
khususnya kesehatan sebagai pemeriksaan yang baik dan harus dilakukan. Sesuai

3
maksud dari Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji tahun
2004, menganjurkan para calon pengantin diberikan bimbingan untuk merencanakan
perkawinan agar melakukan persiapan pendahuluan, diantaranya dalam rangka
meningkatkan kualitas keturunan yang akan dilahirkan, calon mempelai supaya
memeriksakan kesehatannya dan kepada calon mempelai wanita diberikan suntikan
imunisasi tetanus toxoid.
Masa prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau waktusebelum sel
telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita
dewasa yang siap menjadi seorang ibu. Wanita usia subur sebagai ibu hamil merupakan
kelompok rentan yang status kesehatannya harus diperhatikan. Kualitas generasi
penerus ditentukan oleh kondisi ibu sebelum dan selama hamil (Dieny,dkk, 2019).
Periode prakonsepsi berlangsung tiga bulan hingga satu tahun sebelum
pembuahan dan idealnya mencakup waktu ketika sel telur dan sperma matang, sekitar
100 hari sebelum pembuahan (Susilowati & Kuspriyanto, 2016). Status Kesehatan
pada periode prakonsepsi adalah bagian dari kesehatan secara keseluruhan selama
masa reproduksi yang membantu mengurangi risiko dan menerapkan gaya hidup sehat
untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan meningkatkan peluang untuk
memiliki bayi yang sehat (Yulizawati, dkk, 2016).
B. Tahapan Pemeriksaan Pranikah dan Prakonsepsi
1. Pemeriksaan umum
a. Pemeriksaan fisik/klinis lengkap
Di antara manfaat pemeriksaan fisik lengkap adalah untuk mengetahui
status tekanan darah seseorang. Tekanan darah yang normal adalah salah
satu kunci kesehatan. Tekanan darah tinggi atau hipertensi berbahaya saat
perempuan hamil, karena dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat. Pemeriksaan fisik juga bisa mendeteksi gejala obesitas, karena
obesitas dapat memengaruhi tingkat kesuburan.
b. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan darah rutin ini meliputi kadar hemoglobin (hb), hematokrit,
sel darah putih (leukosit) dan faktor pembekuan darah (trombosit). Para

4
calon ibu perlu mengetahui kadar hb-nya untuk mendeteksi gejala anemia,
juga perlu mengetahui adanya gangguan faktor pembekuan darah. Dari
hasil pemeriksaan darah dapat diketahui kondisi kadar kolesterol tinggi
yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.
c. Golongan darah dan rhesus
Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya substansi
antigen-D pada darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam
darah dan rhesus negatif berarti tidak ada antigen-D. Kebanyakan warga
bangsa Asia memiliki rhesus positif (+), sedangkan kebanyakan warga
bangsa Eropa memiliki negatif (-).
d. Urinalisasi lengkap
Pemeriksaan urine penting dilakukan agar bisa diketahui adanya infeksi
saluran kemih (ISK) dan adanya kondisi darah, protein, dan lain-lain yang
menunjukkan adanya penyakit tertentu. Penyakit ISK saat kehamilan
berisiko baik bagi ibu maupun bayi, seperti kelahiran prematur, berat janin
yang rendah, bahkan risiko kematian saat persalinan.
2. Pemeriksaan penyakit hereditas
a. Thalasemia
Thalasemia adalah salah satu penyakit kelainan darah. Penderita penyakit
ini tidak mampu memproduksi hemoglobin yang normal. Thalasemia telah
menjadi salah satu isu kesehatan di Indonesia karena 3 – 10 % populasi di
Indonesia adalah carrier atau pembawa gen thalasemia beta, dan 2,6 - 11 %
adalah pembawa gen thalasemia alfa. Jika diasumsikan terdapat 5% saja
carrier dan angka kelahiran 23 per mil dari total populasi 240 juta jiwa di
Indonesia, maka diperkirakan terdapat 3.000 bayi penderita thalassemia
setiap tahunnya. Saat ini paling tidak tercatat 5.000 pasien thalasemia di
Indonesia dan diperkirakan angka ini jauh lebih rendah dibandingkan
dengan jumlah penderita thalasemia di Indonesia yang tidak terdata.

5
b. Hemofilia
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan
sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita
hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Penderita
hemofilia lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan
darahnya.
c. Sickle Cell Disease
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan
penyakit kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga
menyebabkan anemia. Secara statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan
pada ras Afrika, Timur Tengah dan beberapa kasus di Asia, terutama India.
3. Pemeriksaan penyakit menular
a. Menurut data WHO, saat ini terdapat 4,1 juta jiwa di dunia yang terinfeksi
HIV, di mana 95% di antaranya berada di negara berkembang seperti sub-
sahara Afrika dan Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Kementerian
Kesehatan RI, pada tahun 2012 ditemukan 21.511 penderita HIV, dan
jumlah ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Untuk penderita
Hepatitis B saat ini diperkirakan sebanyak 1,8 milyar manusia di dunia,
dengan 350 juta jiwa sudah mengalami infeksi kronis; dan diperkirakan 170
juta jiwa di dunia terinfeksi virus Hepatitis C. Penyakit HIV, Hepatitis B
dan C adalah penyakit yang mengancam jiwa manusia. Infeksi virus ini
dapat ditularkan melalui darah, hubungan seksual dan cairan tubuh.
Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah dan transplantasi organ
tubuh. Sedangkan penularan virus Hepatitis B dan C rentan terjadi pada
pemakai obat-obatan terlarang melalui jarum suntik. Pemeriksaan tiga jenis
penyakit infeksi ini sangat penting karena virus-virus ini dapat ‘diam’ atau
‘tidur’ dalam jangka waktu yang lama tanpa menunjukkan gejala apapun.
b. TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus)
Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa
menyebabkan gangguan pada kesuburan laki-laki maupun perempuan.

6
Tubuh yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan
janin dalam kandungan. Infeksi TORCH saat kehamilan dapat
menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan
pada bayi.
c. Venereal disease screen (pemeriksaan untuk penyakit syphilis) dan IMS
Pemeriksaan untuk penyakit syphilis dan penyakit-penyakit lain yang
ditularkan melalui hubungan seksual —Sexually Transmitted Infections
(STI), infeksi saluran reproduksi (ISR) atau infeksi menular seksual (IMS)
selain dapat mendeteksi adanya penyakit tersebut, juga sekaligus bisa
melakukan pengobatan sekaligus mengubah gaya hidup menjadi lebih
sehat. Penyakit seperti chlamydia, gonorrhea, dan HPV atau Human
papillomavirus, herpes, penyakit ini semua dapat menimbulkan masalah
kesuburan dan masalah saat kehamilan. Jika salah satu calon pengantin atau
keduanya menderita ISR/IMS/STI, sebelum menikah ia harus berobat dulu
sampai sembuh.
4. Pemeriksaan berhubungan dengan organ reproduksi dan kesuburan
Untuk perempuan :
Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar diketahui kondisi rahim,
saluran telur dan indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG
(Hysterosalpingogram) untuk mengetahui kondisi tuba falopii dan apakah
sumbatan akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dan lain-lain.
Pemeriksaan selanjutnya diperlukan untuk perempuan yang siklus haidnya
tidak teratur atau sebaliknya berlebihan. Hormon yang diperiksa misalnya
hormon FSH (follicle stimulating hormone), LH (lutenizing hormone) dan
Estradiol (hormone estrogen).
Untuk laki – laki :
Selain dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan penis, skrotum, prostat
juga dilakukan pemeriksaan hormon FSH yang berperan dalam proses
pembentukan sperma serta kadar hormon testosteron. Dapat dilakukan juga
analisis semen dan sperma.

7
5. Pemeriksaan tambahan
a. Pemeriksaan alergi
Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi. Alergi adalah sistem
kekebalan tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap beberapa substansi
(alergen) yang tidak berbahaya bagi sebagian besar manusia.
Kecenderungan seseorang memiliki alergi adalah karena faktor keturunan,
walaupun tidak selalu orang tua yang memiliki bakat alergi akan
menurunkannya kepada anak-anaknya. Penting untuk membuat daftar hal-
hal yang memicu alergi dari kedua pasangan terutama bila pasangan ada
yang pernah mengalami reaksi anafilaksis yang dapat menyebabkan
kematian.
b. Vaksinasi dewasa
Vaksin yang berkaitan langsung dengan kehamilan adalah vaksin hepatitis
B, tetanus, MMR (Measles, Mumps, Rubella), varisela (cacar air),
influenza, serta vaksin dewasa lainnya sesuai jadwal imunisasi yang
dikeluarkan oleh petugas Satgas Imunisasi Dewasa.
C. Upaya – Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah
1. Upaya promotif
a. Penyuluhan tentang gizi pada pasangan pranikah
Pasangan pranikah banyak mengesampingkan nutrisinya dengan alasan
sibuk mempersiapkan pernikahannya yang sebenarnya tidak perlu terlalu
dipusingkan. Hal ini sering terjadi pada wanita yang sibuk dengan program
dietnya yang nanti akan berdampak pada psikologisnya untuk itu
penyuluhan tentang gizi seimbang sangat diperlukan agar tidak terjadi
kekurangan nutrisi.
b. Sex education
Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan pranikah
agar hubungannya tetap harmonis. Karena fakta membuktikan banyak
pasangan yang bercerai karena kurangnya pendidikan seks sebelum nikah.
Pendidikan seks ini dapat kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti

8
pendidikan tentang kesehatan reproduksi, PMS (Penyakit Menular
Seksual), cara dan waktu berhubungan yang sehat, dan lain-lain.(Nurasiah,
2016).
c. Personal hygiene
Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan
pranikah. Di mana biasanya pasangan pranikah terutama wanita lebih sering
melakukan perawatan yang terdiri dari perawatan payudara, kulit, rambut,
kuku, genitalia dll. Tetapi hal ini terkadang tergantung pada budaya masing-
masing daerah.
d. Imunisasi TT
Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada wanita agar
tidak terserang oleh virus clostridium tetani, apabila nanti wanita tersebut
hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah
mengalami infeksi dan perdarahan postpartum.(Adlina Atifa, 2020).
2. Upaya preventif
a. Pemeriksaan pap smear
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang itu
terjangkit kanker serviks. Dapat disarankan pada pasangan melakukan
pemeriksaan di laboratorium atau ke rumah sakit.
b. Pemeriksaan hematologi
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang
menderita kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus rubella,virus
toxoplasma dan sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan 6 bulan
sebelum pernikahan karna dalam jarak waktu yang cukup akan keluar hasil
pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat dilakukan penanggulangan
permasalahannya.
3. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker serviks pada wanita yang akan menikah
dengan memberikan pengobatan secara intensif. Meyakinkan pada pasangan
kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan

9
menjalani hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah
untuk memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya
infertilitas.
4. Upaya rehabilitatif
Di dalam upaya rehabilitatif promosi kesehatan pra nikah, dapat mengenai
perawatan kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatan pada wanita
yang akan menikah dan telah menjalani pengobatan lanjutan.

10
BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pemeriksaan : 10 Oktober 2023


Waktu Pemeriksaan : 10.00 WIB
Tempat Pemeriksaan : Puskesmas Siwalankerto

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Catin Wanita : Catin Pria :
Nama : Nn. A Nama : Tn. A
Usia : 27 th. Usia : 26 th.
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Kayawan Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Alamat : Perum TNI Candi Alamat : Purworejo
2. Keluhan Utama
Tidak Ada
3. Alasan Kunjungan
Ingin membuat surat keterangan sehat
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 th.
Siklus : 30 hari
Lama : 7 - 8 hari
Banyaknya : 3 – 4x ganti pembalut
Disminorhea : Hari ke 1- 3
Flour Albus : Ada, normal tidak gatal dan tidak berbau
HPHT : 09-10-2023

11
5. Riwayat Kesehatan
Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
jantung, hipertensi, DM, paru, asma, ginjal, TBC
: Status TT5
Catin Pria : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
jantung, hipertensi, DM, paru, asma, ginjal, TBC
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Catin Wanita : Dalam keluarga terdapat kakek yang menderita
penyakit DM
Catin Pria : Tidak ada keluarga yang sedang ataupun pernah
menderita penyakit hipertensi, DM, jantung, paru, asma, ginjal, TBC
7. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Catin Wanita : Tidak ada
Catin Pria : Merokok 8 batang per hari
8. Riwayat Pernikahan
Catin Wanita : Belum pernah menikah
Catin Pria : Belum pernah menikah
Pasangan akan menikah tanggal 22-12-2023
9. Pola Kebiasaan Sehari – hari
Catin Wanita
Nutrisi : Makan 2-3x sehari (nasi, lauk, sayur, buah) minum air
putih 6-7 gelas per hari, minum susu setiap hari
Hygiene : Setelah BAK/BAB kemaluan dikeringkan dulu
menggunakan tisu, mandi 2x sehari
Aktivitas : Bekerja pagi – sore, olahraga seminggu 1x
10. Riwayat Psikososial
Kedua pasangan calon pengantin tidak akan menunda kehamilan setelah
menikah.

12
B. DATA OBYEKTIF
1. Catin Wanita
KU : Baik BB/TB : 65 kg/160 cm
Kesadaran : Composmentis LILA : 31 cm
IMT : 20,3 kg/m2
TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,3˚C
RR : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada benjolan, rambut hitam
Muka : Simetris, tidak pucat
Mata : Simetris, palpebra normal, conjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, tidak ada cuping hidung
Mulut : Normal, mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak
sianosis
Gigi : Normal, tidak ada caries gigi
Telinga : Pendengaran baik, sedikit ada serumen dan furulen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : Simetris, nafas normal
Payudara : Normal, tidak kemerahan dan tidak ada benjolan
Abdomen : Normal, tidak ada massa dan nyeri tekan
Ekstremitas : Normal, tidak oedem, terdapat refleks
Pemeriksaan Penunjang
Golongan Darah : A
Rhesus :+
HB : 12,2
HIV : NR
HBsAg : NR

13
IMS : NR
2. Catin Pria
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB/TB : 76 kg/175 cm
TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 85x/menit
S : 36,5˚C
RR : 18x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada benjolan, rambut hitam
Muka : Simetris, tidak pucat
Mata : Simetris, palpebra normal, conjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, tidak ada cuping hidung
Mulut : Normal, mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak
sianosis
Gigi : Normal, tidak ada caries gigi
Telinga : Pendengaran baik, sedikit ada serumen dan furulen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : Simetris, nafas normal
Ekstremitas : Normal, tidak oedem, terdapat refleks
Pemeriksaan Penunjang
HB : 15,5
HIV : NR
HBsAg : NR
IMS : NR

C. ANALISA DATA
Nn. A dan Tn. A pasangan usia subur dengan pranikah dan prakonsepsi.

14
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasangan calon pengantin bahwa hasil
pemeriksaan baik, pasangan calon pengantin mengerti.
2. Menganjurkan calon pengantin wanita untuk membasuh kemaluan dari arah
depan ke belakang setelah BAB/BAB, calon pengantin wanita mengerti
3. Menganjurkan calon pengantin wanita untuk membiasakan pola hidup sehat
mulai dari memperhatikan pola nutrisinya untuk mempersiapkan kehamilan
sehat setelah menikah, calon pengantin wanita mengerti.
4. Menjelaskan pada calon pengantin wanita bahwa status imunisasi TT saat
ini sudah TT5 yang perlindungannya sampai 25 tahun, sehingga jika setelah
menikah dia hamil maka tidak perlu suntik TT kembali, calon pengantin
wanita mengerti.
5. Menganjurkan pada calon pengantin pria untuk menerapkan pola hidup
sehat dan mengurangi kebiasaan merokok untuk mempersiapkan konsepsi
yang sehat, calon pengantin pria mengerti.
6. Mendiskusikan perencanaan kehamilan dengan kedua pasangan calon
pengantin, kedua pasangan calon pengantin mengatakan tidak ingin
emnunda kehamilan setelah menikah.
7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, hasil telah didokumentasikan.

15
BAB IV

PEMBAHASAN
Pemeriksaan kesehatan pada klien catin dilakukan pada tanggal 10 Oktober
2023 tepatnya pada pukul 10.00 WIB. Pemeriksaan diawali dari anamnesis yang
didapatkan hasil bahwa klien mengatakan datang ke puskesmas ingin membuat surat
keterangan sehat untuk melangsungkan pernikahan, klien mengatakan tidak ada
keluhan. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan diantaranya yaitu pengukuran berat
badan, tinggi badan, LILA, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
Klien Nn. A dan Tn. A merupakan pasangan usia subur yang akan
melangsungkan pernikahan pada 22-12-2023 telah siap secara fisik maupun mental.
Secara teori pemeriksaan kesehatan pra nikah idealnya dilakukan 6 bulan sebelum
menikah. Namun pada kasus ini pemeriksaan dilakukan 3 bulan sebelum menikah.
Hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan di Puskesmas Siwalankerto tidak
ada riwayat penyakit, atau gangguan dalam reproduksi, dan status TT Nn. A sudah TT5
sehingga setelah menikah Nn. A dan Tn. A diharapkan dapat merencanakan kehamilan
yang sehat dan hasil konsepsi yang baik.
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasangan calon pengantin antara lain :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasangan calon pengantin bahwa hasil
pemeriksaan baik, pasangan calon pengantin mengerti.
2. Menganjurkan calon pengantin wanita untuk membasuh kemaluan dari arah
depan ke belakang setelah BAB/BAB, calon pengantin wanita mengerti
3. Menganjurkan calon pengantin wanita untuk membiasakan pola hidup sehat
mulai dari memperhatikan pola nutrisinya untuk mempersiapkan kehamilan
sehat setelah menikah, calon pengantin wanita mengerti.
4. Menjelaskan pada calon pengantin wanita bahwa status imunisasi TT saat
ini sudah TT5 yang perlindungannya sampai 25 tahun, sehingga jika setelah
menikah dia hamil maka tidak perlu suntik TT kembali, calon pengantin
wanita mengerti.

16
5. Menganjurkan pada calon pengantin pria untuk menerapkan pola hidup
sehat dan mengurangi kebiasaan merokok untuk mempersiapkan konsepsi
yang sehat, calon pengantin pria mengerti.
6. Mendiskusikan perencanaan kehamilan dengan kedua pasangan calon
pengantin, kedua pasangan calon pengantin mengatakan tidak ingin
emnunda kehamilan setelah menikah.
7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, hasil telah didokumentasikan.

17
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil asuhan kebidanan didapatkan kesimpulan :
1. Berdasarkan analisis kasus, pasangan usia subur yang akan melangsungkan
pernikahan diwajibkan untuk melakukan tahap pemeriksaan pranikah dan
prakonsepsi, antara lain pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang laboratorium.
2. Penatalaksanaan yang dilakukan kepada klien sudah sesuai dengan teori dan
SOP yang ada. Penatalaksanaan dilaksanakan sesuai kebutuhan dan kondisi
yang ada meliputi informed consent, pengkajian data subjektif dan objektif,
serta KIE.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi pembelajaran tentang asuhan kebidanan pada
pranikah dan prakonsepsi dan mengembangkan ilmu kebidanan yang
komprehensif di masa mendatang.
2. Bagi Klien
Diharapkan dapat kooperatif dalam menerima asuhan kebidanan yang
diberikan dan dapat melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan oleh tenaga
kesehatan.
3. Bagi Bidan dan Institusi Kesehatan
Diharapkan dapat menjadikan laporan ini sebagai masukan sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pranikah dan prakonsepsi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Pitri, Z. et al (2016) Asuhan Kebidanan Pranikah Dan Pra Konsepsi.

Kostania, G., Ahmad, A. L. and Yunita, S. (2020) ‘Pengembangan Booklet Pranikah


Sebagai Media Informasi Dalam Pelayanan Kesehatan Untuk Calon
Pengantin’, Jurnal Kebidanan Indonesia, 11(2), p. 01. doi:
10.36419/jkebin.v11i2.367.
Permatasari, D. et al. (2022) Asuhan Kebidanan Pranikah dan Pra Konsepsi.
BKKBN (2010) ‘Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi
remaja’, Bkkbn, p. 51. Available at: http://ceria.bkkbn.go.id.
Cahyono, B.E. (2022). Pengaruh Faktor Karakteristik Wanita Usia Subur dan
Pasangannya terhadap Jarak Kelahiran antara Anak Pertama dengan Kedua di
Indonesia (Analisis Data SDKI 2017). Jurnal Keluarga Berencana, 7(1), pp. 32–
43.
Fahrurrajib (2018) ‘Wajib skrining tes HIV pra-nikah sebagai upaya pencegahan
penularan HIV dalam keluarga’, in Proceedings the 3rd UGM Public Health
Symposium. Yogyakarta: Berita Kedokteran Masyarakat;
Ida Ayu Saputri, S. N. (2017) ‘Konseling Kesehatan Pra Nikah Terhadap Minat
Penundaan Kehamilan Beresiko Calon Pasangan Usia Subur Dibawah 20
Tahun’, (Jombang: Stikes Insan Cendekia Medika).
Kemenkes RI (2018c) Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah. Available at:
https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kesehatanpra-nikah
(Accessed: 4 August 2022).
Kemenkes RI (2019) 7 Jenis Tes dalam Cek Pra-Nikah yang akan Dijalani Calon
Pengantin. Available at: https://promkes.kemkes.go.id/7-jenis-tesdalam-cek-
pra-nikah-yang-akan-dijalani-calon-pengantin (Accessed: 4 August 2022).
Kemenkes.2018. Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Pranikah. Direktorat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
http://promkes.kemkes.go.id/pentingnya- pemeriksaan kesehatan-pra-nikah.

iv

Anda mungkin juga menyukai