OLEH :
NIM : 210704130
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing 1
NIDN: 0027047509
LAMPIRAN
JL. Raya Anyer Mancak depan Kantor Baledesa Winong Kelurahan Winong
Kecamatan Mancak Kabupaten Serang
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan Berkat dan Rahmat-Nya maka Penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kasus ini. Penulisan Laporan Kasus ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Profesi
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh
karena itu Penulis minta maaf atas segala kekurangan yang ada pada tulisan ini.
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan, motivasi, dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik dari awal masa perkuliahan hingga sampai saat ini, akan
sangat berat bagi Penulis dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini. Untuk itu,
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Khairil Walid, M.Pd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Mariyani, S.Si.T, M.Keb, Ketua Program Studi Profesi Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
4. dr.Siti Noviyanti S.Ked Selaku Penanggung Jawab klinik Hanifah Medistra
Clinic yang telah memperbolehkan penulis mengambil data dan melakukan
tindakan medik
5. Ibu Maryani, SST, Bd, MKeb, selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan.
6. Suami dan anak tercinta Najla Afaf Nur Alinka, serta keluarga besar yang
selalu mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan ikhlas.
7. Orang tua penulis Ayahanda Zaenudin S.Pd dan Ibunda Dasmiyati S.Pd yang
tidak henti-hentinya mendukung dan mendoakan penulis untuk bisa menjadi
orang yang sukses dan berhasil. Semoga kelulusan ini menjadi hadiah yang
berarti bagi kedua orang tua penulis.
8. Teman-teman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara yang tidak
dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.
9. Serta semua pihak yang namanya tidak dapat dituliskan satu persatu.
Terimakasih atas segala bantuan, bimbingan, dan doanya.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LAMPIRAN ..……….…………………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................2
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................-
BAB V PENUTUP..................................................................................................-
A. Kesimpulan.............................................................................................-
B. Saran.......................................................................................................-
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga, menyebutkan bahwa pembangunan keluarga
dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas yang hidup
dalam lingkungan yang sehat. Selain lingkungan yang sehat, kondisi kesehatan
dari setiap anggota keluarga sendiri juga merupakan salah satu syarat dari
keluarga yang berkualitas. Di dalam komponen keluarga, Ibu dan anak merupakan
kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan, persalinan, dan nifas
pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak, sehingga ini menjadi alasan
pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas
pembangunan kesehatan di Indonesia. (Kemenkes, 2015).
Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu sebesar 305 per 100.000
kelahiraan hidup dan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi yaitu sebesar 58 per
1000 kelahiran hidup. (Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
Berdasarkan data Kemenkes jumlah kasus kematian bayi di tahun 2015 dari
33.278 turun pada tahun 2016 menjadi 32.007 dan ditahun 2017 di semester I
sebanyak 10.294 kasus. Demikian pula dengan angka kematian ibu tahun 2015
dari 4.999 turun di tahun 2016 menjadi 4.912 dan pada tahun 2017 (semester I)
sebanyak 1.712 kasus (Kemenkes RI, 2017).
Didapatkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Jumlah Kematian Ibu
mencapai 227 kasus, sedangkan Jumlah kematian Bayi mencapai 1246 kasus.
Sedangkan di Kota Serang sendiri jumlah Angka Kematiam Ibu (AKI) mencapai
14 kasus dengan kasus perdarahan 2 dan 12 lain-lain. Jumlah Angka Kematian
Bayi (AKB) di Kota Serang mencapai 27 Kasus dan kematian neonatal 7-28 hari
sebanyak 2 dengan kasus BBLR 2, Asfiksia 12, Sepsi 1, kelainan bawaan 4 dan
lain-lain 8 kasus. (Dinkes Provinsi Banten, 2017).
Untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi, salah
satu upaya yang bisa dilakukan oleh bidan adalah melakukakan asuhan
kebidanan komprehensif.
Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk mengambil studi kasus yang
berjudul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “A”
SEJAK USIA 33 MINGGU SAMPAI 6 MINGGU POST PARTUM DI
HANIFAH MEDISTRA CLINIC WINONG MANCAK KABUPATEN
SERANG” Dengan harapan hasil studi kasus ini menjadi tahapan untuk
memberikan asuhan kebidanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi
baru lahir dengan tepat sehingga ibu dan bayi dilahirkan dalam keadaan sehat
dan selamat..
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny“A‟ di
Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak Kabupaten Serang?
1.3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan
pendekatan SOAP.
b. Tujuan Khusus
1 Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny“A‟ dari masa hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
2 Melakukan pengkajian data objektif pada Ny“A‟ dari masa hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
3 Menegakkan diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada Ny“A‟
dari masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
4 Melaksanakan rencana dan mengevaluasi asuhan kebidanan secara
berkesinambungan (continuity of care) pada Ny“A‟ dari masa hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
1.4. Manfaat
a Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta penerapan
Asuhan Kebidanan dalam batasan continuity of care terhadap ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
b Manfaat Aplikatif/Terapan
1 Manfaat bagi Pasien, Keluarga dan Masyarakat
a) Untuk memberikan informasi tentang kehamilan, bersalin, bayi
baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
b) Ibu mendapat pelayanan kebidanan secara continuity of care mulai
dari kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat di aplikasikan apa yang telah dipelajari dari perkuliahan ke
lahan praktik tentang asuhan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB dalam batasan continuity of
care.
3 Bagi Mahasiswa Kebidanan
Sebagai penerapan mata kuliah dan bisa mempraktikkan teori secara
langsung di lapangan guna memberikan asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny. “A” Hanifah Medistra Clinic Winong, mulai
dari ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
4 Bagi Bidan dan BPM
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam pemberian Asuhan
Kebidanan secara continuity of care terhadap ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
1.5. Metode Penulisan
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini menggunakan metode deskriptif dan
didokumentasikan menggunakan catatan perkembangan SOAP, dalam
menghimpun data atau informasi penulis melakukan :
a. Wawancara
Suatu teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara
lisan kepada pasien terutama untuk pasien yang tidak dapat membaca,
menulis atau sejenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan untuk
mengetahui keluhan atau masalah pasien.
b. Observasi
Dilakukan untuk mengamati dan memperoleh gambaran secara langsung
suatu keadaan umum pasien dan perubahan-perubahan yang terjadi pada
pasien.
c. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Kebidanan
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan yang digunakan untuk
mengumpulkan keadaan fisik klien baik yang normal maupun yang
menunjukkan kelainan. Teknik pengkajian fisik meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa
seperti pemeriksaan hemoglobin, protein urine, urine reduksi, rapid test
s/d Swab Antigen.
e. Studi Dokumentasi
Penulis melengkapi data melalui catatan status pasien, status
perkembangan pasien dan hasil pemeriksaan kebidanan.
f. Studi Kepustakaan
Dapat diperoleh dengan membaca dan mempelajari teori-teori dari
berbagai buku bacaan serta dengan cara browsing.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) atau 10 bulan dihitung
dari hari pertama haid terakhir. (Mochtar, 2011).
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280
hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung
antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila lebih
dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. (Wiknjosastro, 2019).
Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan atau biasa disebut trimester,
yaitu kehamilan triwulan pertama (0–12 minggu), kehamilan triwulan kedua
(12–28 minggu), kehamilan triwulan ketiga (28–40 minggu). (Wiknjosastro,
2019).
2.1.2 Fisiologi Kehamilan
Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat
berubah drastis. Kehamilan di bagi atas 3 trimester yaitu trimester I, trimester
II, dan trimester III.
Gejala pada trimester I umumnya adalah sering mual dan muntah,
payudara membesar, sering buang air kecil, sering cepat lelah. Emosi tidak
stabil, lebih sering cepat marah, penurunan libido seksual.
Pada trimester II, terjadi penambahan berat badan yang sangat
signifikan karena nafsu makan yang meningkat tajam, payudara yang
semakin besar diikuti dengan perut bagian bawah yang terlihat semakin
membesar. Bayi kadang – kadang terasa bergerak, denyut jantung meningkat,
kaki, tumit, betis kadang membengkak. Gatal pada permukaan kulit di bagian
perut. Kadang disertai dengan sakit pinggang dan gangguan pada
pembuangan air besar/sembelit. Emosi menjadi lebih stabil dan seluruh
perhatian tertuju pada sang bayi yang akan lahir.
Pada trimester III, bayi mulai menendang – nendang, payudara
semakin besar dan kencang, puting susu semakin hitam dan membesar,
kadang–kadang terjadi kontraksi ringan dan suhu tubuh dapat meningkat.
Cairan vagina meningkat dan kental. Emosi mulai tidak stabil, perasaan
gembira disertai cemas menunggu kelahiran sang bayi. (Sani,2010).
2.1.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita
mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
a. Rahim (Uterus)
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1.000
gram saat akhir kehamilan. Pada bulan- bulan pertama kehamilan bentuk
uterus seperti buah advokat, agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus
berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula
lonjong seperti telur. Otot rahim mengalami hipertrofi dan hyperplasia
menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin (Wiknjosastro, 2019).
b. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak (Wiknjosastro,
2019).
c. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiruan (tanda
Chadwick). Warna porsio pun tampak kebiruan (livide). Pembuluh-
pembuluh darah alat genitalia interna akan membesar(Wiknjosastro,
2019).
d. Ovarium (Indung telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsi sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu. Korpus luteum
graviditatis berdiameter 3 cm , kemudian mengecil setelah plasenta
terbentuk (Wiknjosastro, 2019).
e. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen,
progesteron, dan somatomammotropin. Penampakan payudara pada ibu
hamil adalah sebagai berikut : payudara menjadi lebih besar, areola
payudara makin hiperpigmentasi, glandula Montgomery makin tampak
lebih jelas menonjol dipermukaan areola mamma, putting susu makin
menonjol, pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum
berfungsi, karena hambatan dari PIH (Prolaktine Inhibiting Hormone)
untuk mengeluarkan ASI, dan setelah persalinan, hambatanprolaktintidak
ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung. (Wiknjosastro, 2019).
f. Sirkulasi darah Ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus
yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula,
payudara dan alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam
kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara
fisiologik dengan adanya pencairan darah (Wiknjosastro, 2019).
g. System Respirasi
Seorang wanita hamil tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan
pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh
karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. (Wiknjosastro, 2019)
h. Traktus Digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea).
Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen meningkat. Salivasi adalah
pengeluaran air liur berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak, ini
pun menjadi patologik. (Wiknjosastro, 2019).
i. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh
uterus yng mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini
hilang dengan makin tuanya kehamilan. Pada akhir kehamilan, bila kepala
janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing
akan timbul lagi karena kandung kencing akan tertekan lagi.
(Wiknjosastro, 2019).
j. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi. Pigmentasi ini
disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH)
yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang juga
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit
pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.
(Wiknjosastro, 2019).
k. Metabolism Dalam Kehamilan
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, sistem endokrin
juga meninggi. Kadar alkalin-fosfatase meningkat empat kali lipat
dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Kenaikan berat badan dalam
kehamilan disebabkan oleh seperti hasil konsepsi (fetus, plasenta, dan
likuor amnii), dari ibu sendiri (uterus dan payudara yang membesar,
volume darahyang meningkat, lemak dan protein lebih banyak, dan
adanyaretensi air). (Wiknjosastro, 2019).
meskipun organ-organ
barangkali membutuhkan
dalam tergencet oleh rahim
makanan
yang tumbuh dan
yang lebih kecil/halus
perubahan posisi lambung
dan aliran balik asam
lambung ke esofagus
bagian bawah
Sistem Urinaria Peningkatan aliran darah ke Glikosuria (gula dalam urin) dapat
ginjal menyebabkan terjadi
peningkatan 50% dalam filtrasi
glomerulus
progesteron menyebabkan Dapat terjadi infeksi saluran kemih,
kekusutan ureter. Progesteron frekuensi berkemih bertambah karena
memiliki efek melemaskan otot tekanan pada kandung kemih dari
ureter yang memperlambat rahim yang tumbuh dan kepala janin.
aliran urine
7. Evidance Based
2.2 Persalinan
2.2.1. Definisi
Proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup
bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong
janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala
tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada
ibu dan janin (Puspita, 2014).
2.2.2. Macam Macam Persalinan
1. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
melalui jalan lahir ibu tersebut
2. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin.
(Kemenkes, 2016)
2.2.3. Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan
1. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu
atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr.
2. Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu
atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
3. Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu
atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
4. Partus maturus atau aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu
atau bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
5. Partus postmaturus atau serotinus
6. Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.
(Kemenkes, 2016)
b. Tanda-tanda Persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :
1. Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his
pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut :
a. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut
bagian depan.
b. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
c. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
d. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau
pembukaan cervix.
e. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan
kontraksii
f. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada
servix (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran,
penipisan dan pembukaan serviks.
2. Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
3. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis
cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan
yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin
pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa
capillair darah terputus.
4. Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong
dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau
selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau
pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini
keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi
kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil,
malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum
persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan
mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.
2.4.5. Adaptasi Psikologi pada Masa Nifas (Asih, Yusari,. Risneni. 2016)
Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilann
menjelang proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada periode
tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman
yangunik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan
masa yangrentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Perubahan peranseorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab
ibu mulai bertambah.
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
a. Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang
berlangsungdari hari pertama sampai hari ke dua setelah
melahirkan. Lbu terfokuspada dirinya sendiri, sehingga cenderung
pasif terhadaplingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami
antara lain rasamules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur,
kelelahan. Hal yang perludiperhatikan pada fase ini adalah
istirahat cukup, komunikasi yangbaik dan asupan
nutrisi.Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada
fase iniadalah:
1) Kekecewaan pada bayinya.
2) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang
dialami.
3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
4) Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.
b. Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.
Ibumerasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung
jawabdalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif
sehingga mudahtersinggung. Hal yang periu diperhatikan adalah
komunikasi yangbaik, dukungan dan pemberian
penyuluhan/pendidikan kesehatantentang perawatan diri dan
bayinya.
Tugas bidan antara lain: Mengajarkan cara perawatan
bayi,cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan,
senam nifas,pendidikan kesehatan gizi, istirahat. Kebersihan diri
dan lain-lain.
c. Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan
peranbarunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Ibu sudahmulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan
bayinya.Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu
merasapercaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam
memenuhikebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan
keluarga dapatmembantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat
masih diperlukanibu untuk menjaga kondisi fisiknya. Hal-hal
yang harus dipenuhiselama nifas adalah sebagai berikut:
1) Fisik.
2) Psikologi.
3) Sosial.
2.4.6 Pengambilan Keputusan Kontrasepsi
Hak reproduksi juga menjadi bagian dari hak asasi manusia.
Hakreproduksi yang dihasilkan dari ICPD (International Conference
onPopulation and Development) pada tahun 1994 menjamin setiap
individumemiliki hak-hak yang berkaian dengan kesehatan reproduksi
dan kehidupan seksualnya. Hak seksual dituangkan dalam 12 poin :
1) Hak untuk hidup
2) Hak atas kemerdekaan dan keamanan
3) Hak kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi
4) Hak atas kerahasiaan pribadi
5) Hak atas kebebasan berfikir
6) Hak mendapatkan informasi dan pendidikan
7) Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk
danmerencanakan keluarga
8) Hak untuk memutuskan mempunyai atau tidak dan kapan
waktumemiliki anak
9) Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan
10) Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan
11) Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik
12) Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
Merujuk pada poin ke 8 perempuan memiliki hak untuk
memutuskan mempunyai atau tidak dan kapan waktu memiliki
anak.Dalam hal ini perempuan dapat menggunakan alat
kontrasepsi sebagai media mengatur atau menjarakan anak atau
menghentikan kehamilan.
Dalam Alat Bantu Pemilihan Kontrasepsi (ABPK) terdapat
bagian khusus untuk ibu yang berusia 40 tahun yaitu klien
kebutuhan khusus. Kontrasepsi masih penting bagi ibu-ibu yang
masih aktif secara seksual hingga masa menopause. Kehamilan
pada ibu usia 40-an memiliki risiko yang lebih besar bagi ibu dan
bayinya. Kontap wanita maupun Kontap pria bisa menjadi pilihan
tepat untuk pasangan usia 40-an yang tidak ingin menambah anak.
(Kemenkes, 2014)
Dalam penelitian Analisis Faktor yang Berhubungan
Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
pada Akseptor KB Wanita di KecamatanMancak Kabupaten
Serang, ada hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan,
dukungan suami, budaya, tingkat kesejahteraan, Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE ) KB dengan pemilihan MKJP.
2.5 Kontrasepsi Pascasalin
Terdapat beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan setelah
persalian karena tidak mengganggu proses menyusui. Berikut penjelasan
mengenai pilihan metode tersebut (Kemenkes RI, 2017).
a Metode Amenorea Laktasi (MAL)
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
Ibu menyusui secara penuh (full breast feeding) dan sering; lebih
efektif bila pemberian ≥ 8 kali sehari
Ibu belum haid
Umur bayi kurang dari 6 bulan
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar efektivitas MAL
optimal:
Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (bayi hanya
sesekali diberi 1-2 teguk air/minuman pada upacara adat/agama)
Perdarahan sebelum 56 hari pascasalin dapat diabaikan (belum
dianggap haid)
Bayi menghisap payudara secara langsung
Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir
Kolostrum diberikan kepada bayi
Pola menyusui on demand (menyusui setiap saat bayi membutuhkan)
dan dari kedua payudara
Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari
Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam
Untuk mendukung keberhasilan menyusui dan MAL maka ibu perlu
mengerti cara menyusui yang benar meliputi posisi, perlekatan dan
menyusui secara efektif.
b Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap (sterilisasi) digunakan untuk yang tidak ingin
mempunyai anak lagi.
c Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKDR merupakan pilihan kontrasepsi pascasalin yang aman dan
efektif untuk ibu yang ingin menjarangkan atau membatasi kehamilan.
AKDR dapat dipasang segera setelah bersalin ataupun dalam jangka
waktu tertentu.
Meskipun angka ekspulsi pada pemasangan AKDR segera
pascasalin lebih tinggi dibandingkan teknik pemasangan masa interval
(lebih dari 4 minggu setelah persalinan), angka ekspulsi dapat
diminimalisasi bila:
Pemasangan dilakukan dalam waktu 10 menit setelah melahirkan
plasenta
AKDR ditempatkan cukup tinggi pada fundus uteri
Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih khusus
Keuntungan pemasangan AKDR segera setelah lahir (pascaplasenta)
antara lain:
Biaya lebih efektif dan terjangkau.
Lebih sedikit keluhan perdarahan dibandingkan dengan pemasangan
setelah beberapa hari/minggu.
Tidak perlu mengkhawatirkan kemungkinan untuk hamil selama
menyusui dan AKDR pun tidak mengganggu produksi air susu dan
ibu yang menyusui.
Mengurangi angka ketidakpatuhan pasien.
Namun demikian, terdapat beberapa risiko dan hal-hal yang harus
diwaspadai saat pemasangannya:
Dapat terjadi robekan dinding Rahim
Ada kemungkinan kegagalan pemasangan.
Kemungkinan mengalami nyeri setelah melahirkan hingga beberapa
hari kemudian.
Kemungkinan terjadi infeksi setelah pemasangan AKDR (pasien harus
kembali jika ada demam, bau amis/anyir dari cairan vagina dan sakit
perut terus menerus).
AKDR juga dapat dipasang setelah persalinan dengan seksio sesarea.
Angka ekspulsi pada pemasangan setelah seksio sesarea kurang lebih
sama dengan pada pemasangan interval.
d Implan
Implan berisi progestin, dan tidak mengganggu produksi ASI.
Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascasalin,
pemasangan implan dapat dilakukan setiap saat tanpa kontrasepsi lain
bila menyusui penuh (full breastfeeding).
Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid, pemasangan
dapat dilakukan kapan saja tetapi menggunakan kontrasepsi lain atau
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari.
Masa pakai dapat mencapai 3 tahun (3-keto-desogestrel) hingga 5
tahun (levonogestrel).
e Suntikan Progestin
Suntikan progestin tidak mengganggu produksi ASI.
Jika ibu tidak menyusui, suntikan dapat segera dimulai.
Jika ibu menyusui, suntikan dapat dimulai setelah 6 minggu
pascasalin.
Jika ibu menggunakan MAL, suntikan dapat ditunda sampai 6 bulan.
Jika ibu tidak menyusui, dan sudah lebih dari 6 minggu pascasalin,
atau sudah dapat haid, suntikan dapat dimulai setelah yakin tidak ada
kehamilan.
Injeksi diberikan setiap 2 bulan (depo noretisteron enantat) atau 3
bulan (medroxiprogesteron asetat).
f Mini Pil
Minipil berisi progestin dan tidak mengganggu produksi ASI
Pemakaian setiap hari, satu strip untuk 1 bulan.
g Kondom
Pilihan kontrasepsi untuk pria
Sebagai kontrasepsi sementara.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kala I
11 Desember 2022 Pukul 11.00 WIB, ibu datang ke Hanifah
Medistra Clinic Winong Mancak di antar oleh suami dan keluarganya Ibu
mengeluh mulas-mulas sejak pukul 23.00 WIB dan keluar lendir-lendir,
namun belum keluar air-air.
Hasil pemeriksaan keadaan umum baik, Kesadaran
Composmentis, Tanda-tanda vital dalam batas normal, tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 80 kali /menit respirasi 20 kali/menit, suhu 36,5˚C,
Mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, Abdomen luka bekas
operasi negtive, linea nigrapositif, striae negativ, pembesaran perut sesuai
umur kehamilan.
Palpasi abdomen, Leopold I teraba bulat, lunak, tidak melenting Leopold
II teraba tahanan memanjang seperti papan sebelah kiri (punggung), teraba
bagian-bagian,
kecil janin disebelah kanan (ekstremitas) Leopold III teraba bulat, keras,
melentingLeopold IV : Divergen 2/5 TFU 30 cm, TBJ : (30-11)x155=
2.945 gram HIS 4x/10’/40” Auskultasi DJJ (+), 145 x/menit, teratur,
punctum maksimum satu tempat di bawah pusat sebelah kiri. Genitalia v/v
tidak ada kelainan, portio teraba tipis, pembukaan 7 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, UUK Kanan depan, Hodge II, tidak ada moulase
Ekstremitas : tidak odema, varises negative, refleks patella positif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat di analisis G1P0A0 hamil 38
minggu kala 1 fase aktif janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala.
Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu memberitahukan
hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik dan pembukaan ibu
sudah 7 cm dan akan dilakukan observasi kemajuan persalinan,
menganjurkan ibu Melakukan informed consent Menjelaskan hasil
pemeriksaan bahwa ibu sudah memasuki masa persalinan,Menghadirkan
keluarga pendamping persalinan dan memberikan dukungan mental pada
ibu, dukungan dari suami dan keluarga, Mengajarkan pada keluarga untuk
memberikan pijatan pada daaerah pinggang belakang ibu, Menganjurkan
ibu makan dan minum ,Menganjurkan ibu untuk tidak meneran terlebih
dahulu dan mengajarkan ibu teknik relaksasi pada saat His dengan cara
menarik nafas panjang melalui hidung dan membuang nafas melalui
mulut. Mengobservasi KU, TTV, His, DJJ, dan kemajuan persalinan
dengan partograf serta mendeteksi komplikasi persalinan. Menganjurkan
ibu untuk eliminasi dan ibu tidak boleh menahan BAK. Menyiapkan alat
partus set, hecting set, obat - obatan serta perlengkapan ibu dan
bayi.Persiapan alat alat dan obat obatan kegawat daruratan.
Keadaan ibu dan janin baik, ibu mengerti dan mau melaksanakan apa yang
di ajurkan oleh bidan, ibu sudah mengosongkan kandung kemihnya,
memilih posisi yang nyaman, mau makan dan minum, observasi terlampir
pada partograf, dan Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan.
Kala II
Tanggal 11 Desember 2022 Pukul 14.00 WIB, Ibu mengatakan
mulas semakin sering dan ada keinginan meneran seperti BAB,
Keadaan umum ibu baik, Kesadaran Composmentis, tanda-tanda
vital dalam batasan normal yakni tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82
kali /menit Respirasi 21 kali/menit suhu 36,5˚C, Abdomen His 5x10
menit 45 detik. DJJ (+), 145 x/menit, teratur, punctum, maksimum satu
tempat di bawah pusat sebelah kiri, Genitalia vulva dan anus membuka,
perineum menonjol, vt : v/v tidak ada kelainan, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, ketuban jernih, presentasi kepala, UUK kanan depan,
Hodge III +, tidak ada moulase.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dianalisa diagnose ibu
G1P0A0 hamil 38 minggu inpartu kala II, janin tunggal hidupintra uterin
presentasi kepala
Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu, Memberitahu hasil
pemeriksaan bahwa ibu sudah pembukaan lengkap, Memberitahukan
kepada suami dan keluarga untuk memberikan dukungan mental pada ibu.
Melakukan persiapan penolong dengan menggunakan APD lengkap
Mengatur posisi pasien untuk bersalin sesuai keinginan, Mendekatkan
partus set Memimpin ibu meneran efektif yaitu meneran pada saat ada his
dengan meneran tidak bersuara seperti meneran BAB keras, gigi ketemu
gigi, mata dibuka melihat ke perut. Mengajarkan relaksasi yang benar
ketika tidak his yaitu dengan menarik napas pendek-pendek atau panjang
sekaligus.Menolong persalinan dengan teknik APN
Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan
Bayi lahir spontan bugar pukul 14.10 WIB. JK : Perempuan berat
badan :2.900 gram panjang badan : 48 cm ,Mengeringkan kepala dan
badannya kecuali tanggan dan kaki kemudian dihangatkan menggunakan
kain kering ,Mempasilitasi kepada ibu dan bayi umtuk melakuakan inisiasi
menyusui dini (IMD) segera setelah persalinan dan memberitahukan
kepada ibu tujuan dari IMD.IMD berhasil dilakukan pada 30 menit.
Kala III
Pada Tanggal 11 Desember 2022 Pukul 14.25 WIB, Ibu merasa
lelah, dan masih terasa mulas.
Keadaan umum baik, Kesadaran Composmentis, tanda-tanda vital
dalam batasan normal, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 kali/menit
respirasi 21 kali/menit, suhu 36,5˚C pada pemeriksaan Abdomen Uterus
globuler, TFU sepusat, kontraksi uterus baik teraba keras, kandung kemih
kosong, Genitalia inspeksi, vulva vagina terdapat tanda tanda pelepasan
plasenta yaitu adanya semburan darah, tali pusat memanjang, perdarahan
± 100 cc.
Dari hasil penelitian dapat dianalisis P1A0 partus kala III
Penatalaksanan asuhan yang diberikan yaitu Memberitahu hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik dan memberitahukan
bahwa plasenta akan segera lahir. Melakukan manajemen aktif kala III
yaitu : Memastikan janin tunggal, Memberitahu ibu bahwa ibu akan
disuntik, Menyuntikan oksitosin 10 IU IM pada 1/3 atas paha kanan
bagian luar segera setelah bayi lahir. Melakukan PTT Melahirkan plasenta
dengan teknik Brand Andrew, Melakukan masase fundus selama 15 detik
dan mengajarkan cara masase pada ibu, Memastikan kelengkapan
plasenta.
Plasenta lahir lengkap pukul 14.25 WIB, selaput ketuban utuh, kotiledon
lengkap, diameter ± 20 cm, ketebalan plasenta ± 3 cm, insersi tali pusat
centralis, panjang tali pusat ± 80 cm, tidak ada plasenta bilobata, berat
plaseta±500 gram
Kala IV
Pada tanggal 11 Desember 2022 Pukul 14.35 WIB Ibu merasa
senang atas kelahiran anak pertamanya dan masih terasa lemas. Pada hasil
pemeriksaan di dapatkan keadaan umum baik ,Kesadaran Composmentis
Tanda-tanda vital dalam batas normal tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
82 kali/menit, respirasi 21 x/menit, suhu 36,5˚C, pada pemeriksaan
Abdomen Kontraksi baik, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, Genetalia tidak terdapat laserasi, perdarahan ±
100 cc.
Dari hasil pemeriksaan dapat dianalisa : P1A0 partus kala IV.
Penatalaksanaan asuhan yang diberikan Memberitahu hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, Membersihkan dan merapikan ibu,
alat dan lingkungan, Melakukan pemantauan KU, TTV, Kontraksi Uterus,
TFU, Kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit 1 jam pertama, dan
setiap 30
menit pada 1 jam kedua, mengajarkan pada ibu dan keluarga cara
menilai kontraksi uterus yang baik,dan mengajarkan teknik masssase
uterus setiap 15 menit pada satu jam pertama dan 30 menit pada satu jam
kedua, Mengajurkan ibu untuk makan dan minum, Menganjurkan ibu
untuk mobilisasi dini, Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB, BAK,
Memberikan tablet Fe 1X60 mg dan Vitamin A 200.000 IU, amoxicillin
500 mg 3x1, paracetamol 500 mg 3x1, dan memberitahukan agar
mengkonsumsi obat dengan air mineral, Menganjurkan ibu untuk
istirahat, Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran yang diberikan
bidan.Membrutahu ibu tentang tanda tanda bahaya masa nifas pada ibu
dan bayinya.
ASSASMENT
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 1
jam
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi saat ini dalam keadaan
sehat. Ibu mengerti.
2. Membersihkan dan mengganti kain yang sudah kotor dengan kain yang
kering dan bersih. Kain telah diganti.
3. Melakukan pemeriksan keadaan umum dan tanda- tanda vital. Sudah
dilakukan
4. Melakukan pemeriksaan Fisik bayi baru lahir. Sudah dilakukan
5. Melakukan informed consent injeksi vitamin k dan pemberian salep mata
kepada ibu. Ibu setuju
6. Memberi injeksi Vit-K 1 mg secara IM paha kiri untuk mencegah
terjadinya perdarahan intrakranial pada bayi baru lahir. Vitamin K telah
diberikan.
7. Memberikan salep mata tetrasiklin 1 % untuk mencegah infeksi pada mata.
Salep mata telah diberikan.
8. Melakukan perawatan tali pusat, menjaga kebersihannya, dan menjaga
agar tali pusat tetap dalam kondisi kering. Perawatan tali pusat telah
diberikan.
9. Mencegah hipotermi pada bayi dengan memakaikan pakaian kering,
baju ,popok,bedong, topi, sarung tangan dan sarung kaki,jaga selalu suhu
ruangan. Bayi telah dipakaikan baju dan topi serta telah dibedong.
10. Menjelaskan kepada ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin atau
maksimal setiap 2 jam sekali. Ibu mengerti dan akan menyusui bayinya
sesering mungkin.
11. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi. Ibu dan bayi telah dirawat
gabung.
12. Mengajarkan kepada ibu mengenai teknik menyusui yang benar dan
bagaimana perlekatan mulut bayi dengan puting susu yang benar. Ibu
dapat menyusui dengan baik dan nyaman.
13. Memberitahu ibu tanda tanda bayi sudah puas menyusui.seperti:bayi
melepas putting susu sendiri dan tampak tertidur pulas.
14. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, dan
menganjurkan ibu memanggil petugas kesehatan bila menemukan
tandatanda sebagai berikut:
a. Bayi tampak lemah, tidak mau menyusu.
b. Pernapasan cepat, bayi tampak gelisah.
c. Berat badan bayi cepat menurun.
d. Demam pada bayi hingga kejang.
e. Mata atau ekstremitas bayi berubah menjadi sedikit kekuningan.
f. Tali pusat membengkak, berdarah, bernanah atau berbau. Muntah terus
menerus, BAB berlendir atau berdarah atau tidak BAB 3 hari. Ibu
mengerti dan mengatakan akan memanggil petugas jika menemui tanda
tanda bahaya pada bayinya.
15. Melakukan informed consent pemberian imunisasi pertama HB0 untuk
mencegah hepatitis satu jam setelah pemberian vitamin k. Ibu setuju dan
dilakukan penyuntikan HB0 pada pukul15,10 WIB
Bayi lahir 6 jam
Minggu 11 Desember 2022 pukul 21.10WIB,
Subjektif
Objektif
Kulit kemerahan, Tidak ada retraksi dinding dada, Talipusat tidak ada
tanda infeksi
Assessment
PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik dan asuhan
yang diberikan kepada bayi (ibu mengerti)
2. Dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan TTV serta melakukan
asuhan kebidanan essensial seperti injeksi vit K dan Hb0 serta salep mata
(sudah dilakukan)
3. Melakukan perawatan tali pusat menjaga kebersihannya, dan menjaga agar
tali pusat tetap dalam kondisi kering. (sudah dilakukan)
4. Memberitahu ibu pentingnya ASI eksklusif (ibu mengerti)
5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar dan perlekatan mulut bayi
dengan puting susu dengan benar (ibu dapat melakukannya)
6. Menjaga kehangatan bayi (sudah dilakukan)
7. Memberitahu tanda bahaya bayi baru lahir (ibu mengerti)
8. Observasi KU, TTV bayi (sudah dilakukan)
9. Mengajarkan keluarga cara memandikan bayi menggunakan air hangat dan
jangan terlalu lama; menjaga kebersihan anogenital dengan
membersihkannya dengan air bersih selesai BAB/BAK dan di keringkan
dengan kain kering tidak di taburi bedak , hindari penggunaan popok
diapers sepanjang hari.
Nifas 6 Jam
Pada tanggal 11 Desember 2022 pukul 22.35 WIB, Ibu merasa
senang atas kelahiran bayinya, Ibu mengatakan sudah bisa duduk dan
berjalan, Ibu sudah BAK ke kamar mandi dan Ibu mengatakan ASI nya
sudah keluar tetapi sedikit.
Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa keadaan umum baik
Kesadaran : Composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal yakni
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 kali/menit, respirasi 21 kali/menit,
suhu 36,8 ͦC, Pada pemeriksaan wajah tidak oedema, Mata konjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterik, Leher tidak ada pembengkakan kelenjar
getah bening dan tyroid,
Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan dan ibu
bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 17 Desember
2022 pukul 10.00 WIB.
Nifas 6 Hari
Pada tanggal 17 Desember 2022 pukul 10.00 WIB, ibu
mengatakan sudah tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapat hasil keadaan umum baik,
Kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 81
kali/menit, respirasi 21 kali/menit, suhu 36,5 ͦC, Muka Tidak pucat dan
tidak ada oedem, Mata Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik, Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tyroid, Payudara
Simetris, tidak ada benjolan, areola hyperpigmentasi, putting susu
menonjol, ASI sudah keluar, Abdomen Tidak ada luka bekas operasi, TFU
pertengahan simpisis pusat, kandung kemih kosong, Genitalia vulva
bersih, lochea sanguilenta konsistensi cair, tidak ada perdarahan, tidak ada
infeksi, Ekstremitas Tidak ada kelainan, tidak ada oedema atau varises,
tidak ada tanda homan.
Dari hasil pemeriksaan dapat di analisa Ny” A” umur 26 tahun
P1A0 nifas 6 hari.
Penatalaksanaan asuhan yang di berikan Melakukan informed
concent, ibu mengerti, Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam keadaan baik, Memberitahu ibu untuk tetap menyusui bayinya agar
tidak terjadi pembengkakan pada payudara dan bayi tetap mendapatkan
nutrisi, ibu mengerti, Menjelaskan kembali gizi seimbang untuk ibu nifas
seperti yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum
8 gelas perhari untuk memperbanyak produksi ASI dan menganjurkan ibu
untuk tidak memantang makanan apapun, Mengingatkan kembali
mengenai tanda bahaya nifas, Memberikan informasi mengenai alat
kontrasepsi, Menganjurkan pada pertemuan 6 minggu kemudian datang
dengan suami untuk diberikan konseling KB. Menganjurkan ibu
melakukan kunjungan ulang 6 minggu kemudian pada tanggal 28 Januari
2023 atau bila ada keluhan.
Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan.
Nifas 6 Minggu
Pada tanggal 28 Januari 2023 Pukul 10.00 WIB, ibu mengaku
belum melakukan hubungan seksual dengan suaminya, Inginmelakukan
KB suntik 3 bulan, Ibumerasa sehat, istirahat cukup, tidak ada kesulitan
dalam menyusui, BAB dan BAK lancar dan tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapat hasil keadaan umum baik, stabil,
kesadaran : composmentis TD : 120/80 mmHg, R : 20 x/menit, N : 85x/
menit, S : 36,4 ͦC,Mata Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik.Leher Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan
tyroid,Payudara Simetris, putting susu menonjol, tidak ada benjolan,
aerola hiperpigmentasi, ASI banyak. Abdomen TFU tidak teraba, kandung
kemih kosong. Genitalia Tidak ada infeksi,lochea alba sanguilenta,
Ekstremitas Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada tanda homan.
Antenatal Care
Antenatal Care
Pada kasus Ny. “A” didapatkan bahwa ibu memeriksakan
kehamilannya 2 kali pada trimester I, 2 kali pada trimester II, 3 kali pada
trimester III, hal ini sesuai dengan pernyataan Saifuddin bahwa kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan minimal 9 kali selama kehamilan yaitu 1
kali pada trimester pertama, 4 kali pada trimester kedua, dan 4 kali pada
trimester ketiga. (Saifuddin, 2009:90).terdapat kesesuaian antara
rekomendasi WHO dengan ANC dengan yang di lakukan ibu .
Pada kunjungan pertama pada trimester III, Ny.A pada tanggal 01
November 2022. Ibu mengatakan ini merupakan hamil anak ke 1, belum
pernah keguguran. Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Pada periksaan fisik
secara menyeluruh kedaan umum baik,kesadaran composmentis,TB 155
cm, BB 65 kg, Lila 29cm, TD 110/70 mmHg, Respirasi 22x/mnt, Nadi
82x/mnt,Suhu 36,5 C . Pelayanan ANC berstandar 10 T dalam buku saku
playanana kesehatan ibu di fasilitas Kesehatan Dasar Rujukan
(kemenkes.2013)
Pada pemeriksaan abdomen tidak ada luka bekas oprasi, pembesaran
uterus sesui masa kehamilan, tidak ada kontraksi, Leopold I teraba
bokong, Leopold II Kanan teraba bagian-bagian kecil janin, Kiri teraba
puki (punggung kiri)
Leopold III teraba kepala, Leopold IV konvergen 5/5. Denyut jantung
janin (DJJ) positif teratur, frekuensi 140 kali/menit, punctum maksimum
sebelah kanan bawah pusat TFU 28 cm, TBJ (28-13)x155= 2.325 gram.
Genitalia vulva/vagina tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini dan skene, keputihan negatif, Anus
tidak ada hemoroid ,Ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises,
reflek patella kanan dan kiri positif, Pemeriksaan, Penunjang, Protein urin
negative,Reduksi negative,Hb 11,3gr/dl,
Dari hasil pemeriksaan didapatkan analisa Ny. “A” umur 26 tahun
G1P0A0 hamil 33 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala, ibu hamil
dalam keadaan normal adalah ibu dan janin yang di kandungnya dalam
keadaan sehat serta tidak ada kemplikasi apapun
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed
consent, persetujuan tindakan medis atau informed consend adalah adanya
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medic yang akan dilakukan
terhadap dirinya ( Saifuddun,2010)
Memberikan informasi tanda bahaya kehamilan, bertujuan untuk
mendeteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan hal ini
merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan serius
terhadap kehamilan ataupun kesehatan ibu hamil, menasehati ibu untuk
mencari pertolongan segera jika ia mendapatkan tanda-tanda bahaya
seperti sakit kepalal lebih dari biasa ,gangguan pengliatan pembengkakan
pada wajah dan tangan, janin tidak bergerak seperti biasanya. (Saefuddin,
2010)
Memberikan ibu tablet Fe bertujuan untuk mencegah anemia,
pembertian tablet Fe selama kehamilan bahwa suplemen zat besi sebnyak
60 mg/hari kiranya cukup mencegah anemia,karena kebutuhan zat besi
meningkat ketika hamil (Saefuddin, 2010).Ny A diberikan berikan tablet
zat besi walauapaun ibu tidak anemia.ini merupakan sebagai persalinan
Ny.A nanti dimana pada saat persalinan biasanya ibu hamil mengalami
kehilangan darah yang cukup banyak,maka dapat disimpulkan tidak ada
kesenjanagan antara teori dan praktek.
Memberikan ibu tablet kalsium, bertujuan untuk pertumbuhan
janin, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Tujuan
diberikannya kalsium untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka. (prawiharjo,2010).
Keluhan yang lazim dalam kehamilan trimester 3 yaitu sering Bak
pada malam hari karena frekwensi berkemih bertambah karena tekanan
pada kandung kemih dan rahim yang tumbuh dan kepala janin.kebiasaan
minum menjelang tidur menyebabakan peluang berkemih di malam hari
(WHO,2021) maka penulis memberitahuakn ibu untuk mengurangi minum
pada malam hari. Berkemih malam hari diakui mengganggu kualitas tidur
ibu,dan menggurangi mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein
seperti teh dan kopi (Ardiansyah R.2015)
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang ke 2 pada tanggal 14
November 2022 atau datang ke bidan jika ada keluhan.
Antenetal Care II
Pada kunjungan kedua Pada tanggal 14 November 2022 pukul
10.00 WIB dilakukan pemeriksaan kehamilan kedua, pada kunjungn kedua
ibu mengatakan tidak ada keluhan dan gerakan janin yang dirasakan sudah
semakin sering dan lebih dari 10 kali dalam 24 jam, usia kehamilan ibu 34
minggu, 5 hari, pada pemeriksaan fisik tidak ada kelaian.
Intranatal
Kala I
Kala II
Pada pukul 14.00 WIB, ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan
ingin seperti meneran , hasil pemeliksaan dalam batas normal,mengatakan
keluar lendir darah dan air-air,ketuban pecah pukul 14.00wib Ny A
menjukan tanda gejala kala II .hal ini sesuai dengan buku asuhan kebidannan
persalinan normal yang mengatakan tanda-tanda kala II adalah his semakin
kuat,denganm interval 2 samapai 3 menit,ibu merasa ingin meneran
bersamaan dengan terjadinya kontraksi,ibu merasakan makin meningkatnya
tekanan pada rektum dan atau vagina,verinium terlihat menonjol,vulva vagina
dan spingterani terlihatb membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan
darah. Di lakukakan pemeriksaan DJJ dan kontraksi, didapati DJJ 146 x
permenit dan kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Kemudian
melakukan pemeriksaan dalam didapati portio tidak teraba,pembukaan 10 cm,
ketuban negatif pecah spontan berwarna jernih persentasi kepala, posisi UUK
kiri depan, penurunan HIII + molase 0. Berdasarkan hasil yang didapat
penulis mendapatkan diagnosa G1P0A0 hamil 38 minggu partus kala 2 dan
diagnosa janin tunggal hidup intra uterin persentasi kepala. Persalinan kala
dua di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm ) dan berakhir
dengan lahirnya bayi/kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi
(Devkes, 2008).
Dilakukan penatalaksanaan yang diberikan adalah memberitahu
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah pembukaan lengkap,
Memberitahukan kepada suami dan keluarga untuk memberikan dukungan
mental pada ibu. Melakukan persiapan penolong dengan menggunakan APD
lengkap Mengatur posisi pasien untuk bersalin sesuai keinginan,
Mendekatkan partus set Memimpin ibu meneran efektif yaitu meneran pada
saat ada his dengan meneran tidak bersuara seperti meneran BAB keras, gigi
ketemu gigi, mata dibuka melihat ke perut. Mengajarkan relaksasi yang benar
ketika tidak his yaitu dengan menarik napas pendek-pendek atau panjang
sekaligus.Menolong persalinan dengan teknik APN, bahwa asuhan saying ibu
adalah memberikan dukungan terus-menerus , mengatur posisi ibu senyaman
mungkin, mengerjakan cara pernafasan selam persalinan, memimpin meneran
dan melahirkan bayi. ( Depkes,2008). Kala II berlangsung selama 20 menit
hal ini sesuai dengan buku asuhan kebidanan persalinan normal yakni kala II
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pukul
14.10 WIB bayi lahir spontan langsung menangis kuat warna kulit
kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin perempuan. Melakukan
menejemen asuhan bayi lahir normal yaitu mengeringkan mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lainnya, kecuali bagian tangan dan tanpa
membersihkan verniks (Permenkes, 2013).
Kala III
Pukul 14.25 WIB ibu mengatakan perutnya terasa mules. Plasenta
belum lahir, maka Ny.”A” masuk dalam partus kala III, bahwa kala III di
mulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan slaput
ketuban. ( Depkes, 2008)
Penatalaksanan asuhan yang diberikan yaitu Melakukan informed
consent Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik.
Melakukan manajemen aktif kala III yaitu : Memastikan janin tunggal,
Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik, Menyuntikan oksitosin 10 IU IM
pada 1/3 atas paha kanan bagian luar segera setelah bayi lahir. Melakukan
PTT Melahirkan plasenta dengan teknik Brand Andrew, Melakukan masase
fundus selama 15 detik dan mengajarkan cara masase pada ibu, Memastikan
kelengkapan plasenta, manajemen aktif kala III adalah pemberian oksitosin
10 unut IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar dengan segera, penanganan
tali pusat terkendali dengan tanknik brand Andrew, pemijatan uterus segera
setelah plasenta lahir selama 15 detik. ( Depkes, 2008)
Pukul 14.25 WIB plasenta lahir spontan, kala III berlangsung selama
15 menit. Hal ini normal karena sesuai dengan teori kala III berlangsung
kurang dari 30 menit, di mulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta. ( Depkes, 2008)
Kala IV
Pukul 14.35 WIB ibu mengatakan senang atas kelahiran, serta
plasenta sudah lahir lengkap, sehingga ibu dalam pengawasan kala IV.
Persalinan kala IV di mulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu. ( Depkes, 2018). Asuhan ini dilakukan berdasarkan teori dan buku
Saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan.
Pada hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik ,Kesadaran
Composmentis Tanda-tanda vital dalam batas normal tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 82 kali/menit, respirasi 21 x/menit, suhu 36,5˚C, pada
pemeriksaan Abdomen Kontraksi baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung
kemih kosong, Genetalia tidak terdapat laserasi, perdarahan ± 100 cc.
Melakukan observasi kala IV yaitu KU, TTV, Kontraksi Uterus ,TFU,
kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit sekali pada jam pertama dan
setiap 30 menit pada 1 jam kedua,tujuan untuk menghindari kejadian
kesakitan dan kematian ibu yang di seababkan oleh perdarahan
pacapersalinan. Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit
pada jam pertama setelah kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam
kedua setelah persalinan.( saefudin, 2010)
Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB, tujuannya
untuk menghindari bendungan air seni, anjuran untuk mengosongkan
kandung kemih setiap diperlukan.( Depkes,2008)
Postnatal
Nifas 6 Jam
Pada kunjungan nifas pada Ny.”A” dilakukan sebanyak 3 kali yaitu 6
jam postpartum, 6 hari postpartum dan nifas 6 minggu tujuannya adalah
melaksanakan skrining yang komprehensif, mendekteksi masalah, mengobati,
serta merujuk jika ada komplikasi pada ibu maupun bayi, kunjungan nifas
dilakuka paling sedikit 3 kali yaitu kunjungan nifas 6 jam, kunjungnan nifas 6
hari dan kumjungan nifas 6 minggu, kunjungan nifas dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah , mendekteksi serta
menangani masalah-masalah yang terjadi. ( saefudain,2009)
Dilakaukan pemeriksaan fisik keadaan umum dalam batas normal,
hasil memeriksa TFU 2 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong, Genitalia
tidak ada luka bekas jahitan , pendarahan ±20 cc, Ekstremitas tidak ada
oedema, tidak ada varises, tidak ada tanda human.sehingga di diagnosa Ny.
“A” umur 26 tahun P1A0 post partum 6 jam.
Penatalaksanaan yang di berikan adalah menganjurakan ibu untuk
menyusui bayinya secara on demand, masa neonatal harus mendapatkan
jaminan ASI secara on demand. (Depkes,2008)
Menganjurkan ibu memberikan Vit A 200.000 IU dan meberitahu
untuk meminum vitamin A 24 jam setelah minum vitamin A pertama, bahwa
pemberian dosis vitamin A 200.000 IU dalam selang 24 jam pada ibu
pascabersalin kadar vitamin A pada ASI dan mencegah terjadinya lecet pada
putting susu. Selain suplementasi vitamin A akan meningkatkan daya tahan
ibu terhadap infeksi perlukaan atau lasersasi akibat proses persalian.
(Depkes,2008)
Memberikan tablet Fe 1x60 mg tujunnya untuk mencegah
anemia , pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi sedikitnya 40
hari pasca bersalin. (Saleh, 20019)
Nifas 6 hari
Tanggal 22 Juni 2021 dilakukan kunjungan nifas 6 hari , ibu
menghatakan satelah melahirkan 6 hari yang lalu, dan sudah tidak ada
keluhan. Sehingga ditegakan diagnose Ny”A” umur 26 tahun P1A0 post
partum ke hari 6.
Dilakukan hasil pemeriksaan fisik hasil keadaan umum baik, TFU
pertengahan simpisis pusat, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. (saefudin,2009)
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah Penatalaksanaan asuhan yang
di berikan Melakukan informed concent, ibu mengerti, Memberitahukan hasil
pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, Mengingatkan kembali
mengenai tanda bahaya nifas (Verney,2007)
Mengajurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi dan
tidak pantang makanan, tujuannya agar kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan
baik. (Saleha,2009)
Nifas 6 Minggu
Pada kunjungan 6 minggu dilakukan pemeriksaan fisik TTV dalam
batas normal TFU tidak teraba, pengeluaran lochea adalah lochea alba, tidak
ada luka perineum, sehingga ditegakan diagnose Ny. “A” umur 26 tahun
P1A0 post partum 6 minggu.
Penatalaksanaan yaitu malakukan konseling mengenai KB,
tujuannya agar ibu mengetahui jenis KB apa saja dapat dapat digunakan oleh
ibu menyusui, asuhan masa nifas adalah memberikan pelayanan keluarga
berencana. ( saeifuddin, 2010)
Memberikan KB suntik 3 bulan, bahwa KB yang boleh digunakan
oleh ibu menyusui adalah KB suntik 3 bulan yang mengandung
medroxiprogesteron asetat.( Saeifuddin, 2010)
Neonatal
Bayi Baru Lahir
Pada tanggal 11 Desember 2022 pukul 15.10 WIB Bayi lahir spontan,
menangis kuat, warna kulit kemerahan dan bergerak aktif, bahwa penilaian
bayi baru lahir normal yaitu bayi cukup bulan, air ketuban jernih tidak
bercampur meconium, bayi menangis atau bernafas, tobus otot bayi baik.
( saifuddin, 2010).
Penalaksanaan yang diberikan adalah melakukan perawatan bayi baru
lahir yaitu menjaga kehangatan pada bayi, malakukan perawatan tali pusat,
tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah mencegah terjadinya hipotermi
pada bayi, memotong dan merawat tali puat, merawat tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh bayi. (saifuddin, 2010).
Perlekatan bayi di atas perut ibu berhasil pada menit ke 40 tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek,permulaan kegiatan menyusu dalam satu
jam pertama setelah bayi lahir (Astuty M,2010) Melakukan IMD tujuannya
adalah bayi akan mendapatkan kolostrum atau ASI pertama yang dihasilkan
oleh ibu.susu ini kaya akan sel imun dan antibody sehingga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh, IMD dimana memberikan kesempatan
kepada bayi untuk menyusu sendiri dengan mengadakan kontak kulit denagan
ibu setidaknya satu jam akan menurunkan kematian bayi baru lahir sebanyak
22%. (Astuti M, 2010)
Menyuntikan Vit K 1 mg 0,5 ml, bayi baru lahir harus diberikan
vitamin K injeksi 1 mg untuk mencegah pendarahn BBl akibat defisiensi
vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL. ( Depkes, 2008).
Melakukan penilaian tanda-tanda vital pada bayi didapatkan suhu 37oc
denyut jantung bayi 135x/ menit. Pernafasan 44x/ menit, Menurut buku
asuhan kebidanan bayi baru lahir, neonatal dan prasekolah, pernafasan normal
40-60 x/ menit, suhu tubuh normal 36,5-37,5 oc, lalu detak jantung bayi
normal adalah 120-160 x/ menit . melakukan pemeriksaan fisik bayi baru
lahir yang didapati hasil normal, pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan
buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial dengan hasil (Kementrian
Kesehatan RI, 2010).
Pada tanggal 28 Januari 2023 Pukul 10.00 WIB. Dari hasil analisa ibu
mengatkan bayinya sudah mulai sering menyusui dan sudah putus tali pusat.
Bayi Ny. “A” mengalami kenaikan berat badan 1200 gram hal ini dalam
batas normal, badan bayi akan mengalami kenaikan pada usia bayi 10 hari
keatas, pada usia 1-3 bulan, kenaiakan berat badan normal sekitar 200 gram
per minggu, lalu pada usia 4-6 bulan, berat badan bayi akan naik 500-600
gram. (Muslihatun, (2010)
Adapun penatalaksanaan yang diberikan adalah imunisasi BCG, imunisasi
BCG berguna untuk mencegah penyakit TBC yang ditularkan oleh percikan
udara yang mengandung kuman TBC, imunisasi ini cukup 1 kali saja pada
bayi baru lahir sapai usia 1 bulan, tapi lebih baik diberikan pada lebih 1
bulan. (Depkes,2008)
Mengajurkan ibu untuk membawa bayinya keposyandu atau puskesmas
untuk mendapatkan imunisasi lengkap dan memantau perkembangan bayinya,
penatalaksanaan pada kunjungan 6 minggu setelah kelahiran adalah
menganjurkan ibu untuk membawa bayi nya ke unit kesehatan (posyandu)
untuk ditimbang dan imunisasi. (Saifuddin, 2010)
BAB V
PENUTUP
1.2. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa
begitu pentingnya asuhan yang di berikan oleh bidan secara professional baik
pada masa kehamilan, persalinan, nifas maupun bayi baru lahir, sehingga
deteksi dini resiko yang mungkin terjadi dapat dihindari.
Pada studi kasus komprehensif yang telah dilakukan kepada Ny. A yang
meliputi asuhan kebidanan yang menyeluruh dari masa kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir yang bertujuan agar penulis mampu
menerapkan pelaksanaanya. Selama proses pelaksanaan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penulis mampu melakukan asuhan kehamilan kepada Ny. A dari mulai
pertama kali kunjungan pemeriksaan kehamilan pada tanggal 15 Mei
2022 sampai dengan kunjungan masa nifas tanggal 28 Januari 2023.
Pemeriksaan antenatal care sebanyak 8 kali dengan standar 10T, yaitu dari
hasil pengkajian dan pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan kelainan
atau komplikasi pada ibu dan bayi saat kehamilan.
2. Asuhan kebidanan persalinan pada ibu bersalin Ny. A adalah ibu inpartu
tanggal 11 Desember 2022. saat usia kehamilan ibu 38 minggu. Kala I
berlangsung selama 4 jam, kala II berlangsung selama 10 menit, kala III
berlangsung selama 15 menit dan kala IV berlangsung selama 2 jam. Dari
hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin Ny. A
didapatkan bahwa Ny.A selama bersalin berjalan dengan lancar,tidak
terdapat robekan perineum.
3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Bayi lahir tanggal 11 Desember
2022 pukul 14.10 WIB, jenis kelamin perempuan dan memiliki berat
badan 2900 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar
dada 32 cm. Tidak ada kecacatan. Penulis melakukan kunjungan neonatus
sebanyak 1 kali yaitu 6 hari,dan pelaksanaan 28 harinya kunjungan di
posyandu.
4. Penulis mampu melakukan asuhan nifas pada Ny.A dari tanggal 11
Desember 2022 sampai dengan 28 Januari 2023 dari 6 jam post partum
sampai dengan 42 hari postpartum, selama pemantauan masa nifas,
berlangsung dengan baik dan tidak ditemukan komplikasi, dan ibu
melakukan perawatan payudara dengan baik.
5. Dari seluruh rangkaian asuhan yang diberikan penulis pada klien dapat
dievaluasi bahwa ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
sehingga pengetahuan ibu dan keluarga semakin bertambah.
5.1.2. Saran
1. Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam
mempelajari Asuhan Kebidanan Komprehensif dan kasus-kasus pada
saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan
sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan sesuai
dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan.
Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap
klien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa
dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan
bidan yang berkualitas. Mampu melakukan pendokumentasian secara
baik dan benar.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat
memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan
kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan teori dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.
4. Bagi Masyarakat
a. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas.
b. Diharapkan dapat memberikan dukungan terutama dukungan dari
segi psikologi pada ibu dalam proses kehamilan, persalinan, bayi
baru lahir dan nifas.
DAFTAR PUSTAKA.
American Pregnancy Asociation. 2018. Hyperemesis Gravidarum: Signs,
Symptoms, and Treatment. diakses pada tanggal 21 Februari 2020
(19:00wib) melalui website https://americanpregnancy.org/pregnancy
complications/hyperemesis gravidarum/.
Creasy, Robert K, Robert Resnik, Jay D Iams, Charles J Lockwood, dan Michael
Manuaba, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB. EGC:
Jakarta
Yasa, dll. 2012. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum di RSUD Ujung Berung pada Periode 2010-
2011. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Skripsi.
LAMPIRAN
Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan
Hari dan Tanggal : Selasa, 01 November 2022 Pukul:09.00
Tempat Praktik : Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak
Nama : Nurhanifah Azhar Hana
Program Studi : Profesi Kebidanan
Fisiologi kala II
Patofisiologi (Sesuai Tanda /
Gejala / keluhan yang dialami Tanda / Gejala / keluhan
Persaalinann kala iI di tegakkan dengan
pasien) yang dialami pasien
meelakukan Pemeriksaaan Dalam
unnttuk memaastikaan pembukaan Perutnya semangkin mules,
Adanya His yg terkodinir, kuat, cepat
sudah lengkap ataau kepala janain Ibu ingin meneran dan ingin
dan lama ±2-3’sekali.kepala janin BAB, TD.100/70mmhg
sudaah tampak di vulva dengan turun msk ruang panggul shg terjadi N.82 x / mt RR 21
diameter 5- 6 cm( kemkes. 2018) tekanan pd otot2 dasar panggul yg x/mnt ,S.36.5°c.
secara reflek timbul rasa mengedan.
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan L.IV : 2/5 His. 5x10’ 45”
dgn terjd nya kontraks Ibu merasakan Krna tekanan pd rectum, ibu sep ingin teratur, kuat,
meningkatnya tekanan pd BAB dgn tanda anus membuka. Pd VT.Pemb.lengkap. portio
rectum/vaginanya,Perineum terlihat waktu his kepala janin mulai terlihat, tak teraba, Ket(+), preskep,
menonjol,Vulva vagina dan sfingter ani vulva membuka & perineum H.III +
terlihat membuka, Peningkatan pengeluaran
meregang. Dgn his mengedan
lender darah ,anus terlihat membuka,
Kepala telah turun di dasar panggul lahirlahkepala dgn di ikuti seluruh bdn
(Prawirohardjo,2012 janin Mochtar,2012)
Nama : Ny.A/Tn A
P1A0 kala IV
bahagia
Nama : BY.Ny. A
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Ciri-ciri Bayi Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala /
normal (Tando 2017) keluhan yang dialami ) Tanda / Gejala /
keluhan yang dialami
1. Berat Badan 2500 gram Alveoli paru janin dalam uterus berisi
pasien
2. Panjang Badan 48-52 cm cairan paru pd saat lhr & bayi
3. Lingkar Dada 30-38 cm mengambil nafas pertama, udara Bayi lahir jam 14.10 wib
4. Lingkar Kepala 33-35 cm memasuki alveoli paru dan cairan paru JK Perempuan K/U :
5. Frekwensi jantung 120-160 x/mt diabsorbsi oleh jaringan paru. Pd nafas Baik, Nadi 148 x/mnt, R :
6. pernafasan ±40-60 x/mt ke dua dan berikutnya, udara yg msk ke 48 x/mt, S.36,50c BB.
7. Kulit kemerah2an dan licin krn jaringan 2.900 gr, PB. 48 CM,
subkutan cukup alveoli bertambah byk dan cairan paru
diabsorbsi shg seluruh alveoli berisi LK.33 cm, LD 32, Lila :
8. Rambut lanugo tdk terlihat, rambut kepala 10 cm, BAK (+), BAB
biasanya telah sempurna udara yg mengandung oksigen. (Sholeh,
(+)
9. Kuku agak panjang dan lemas 2008)
10. Genitalia : pd perempuan labia mayora sudah
menutupi labia minora, pd laki2, testis sudah
turun dan skrotum sudah ada
11. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dgn
baik
12. Reflek moro atau gerak memeluk jika dikagetkan
sudah baik
13. Reflek grap (menggenggam) sdh baik
14. Eliminasi baik, meconium klr dlm 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
Nama : BY.Ny.A
Asuhan Nifas
Nama : Ny. A
Usia : 27 th
PA : P1A0 Post Partum 6 minggu
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / Tanda / Gejala / keluhan
keluhan yang dialami ) yang dialami pasien
Pada minggu pertama sesudah bayi lahir ibu akan
mengalami kram/mulas pada abdomen yang berlangsung
Masa segera setelah plasenta lahir Ibu mengatakan masih
sebentar, mirip dengan kram pada periode menstruasi,
periode ini disebut dengan afterpains, yang ditimbulkan sampai dengan 24 jam. Pada masa ini lemas,dan perut masih mules..
oleh karena kontraksi uterus pada waktu mendorong merupakan fase kritis, sering terjadi
gumpalan darah dan jaringan yang terkumpul didalam insiden perdarahan postpartum karena K/U Baik
uterus. Kram demikian tidak berlangsung lama dan atonia uteri. Oleh karena itu, perlu TD. 120/80 mmHg
dianggap tidak masalah, kram/mulas akan lebih terasa melakukan pemantauan secara kontinu, Palpasi kontraksi baik, TFU 2
lagi pada saat menyusui bayi oleh karena yang meliputi; kontraksi uterus, jari dibawah pusat, kandung
stimulasi/rangsangan puting susu menimbulkan aksi pengeluaran lokia, kandung kemih, kemih kosong, perdarahan 20
reflex pada uterus. Teori ini didukung oleh (Cunningham
tekanan darah dan suhu. cc.
dkk, 2013) yang mengatakan bahwa pada multipara
uterus sering berkontraksi dengan kuat pada interval (Kemenkes RI, 2017)
tertentu dan menimbulkan nyeri setelah melahirkan,
yang mirip dengan nyeri persalinan namun lebih ringan.
Nyeri ini semakin terasa sesuai dengan meningkatnya
paritas dan menjadi lebih buruk ketika bayi menyusu,
kemungkinan besar karena pelepasan oksitosin.
Biasannya nyeri setelah melahirkan berkurang
intensitasnya dan menjadi lebih ringan pada hari yang
ketiga. (Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1
Tahun 2020)
Usia : 27 Th