Anda di halaman 1dari 121

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.A DI HANIFAH


MEDISTRA CLINIC MANCAK KABUPATEN SERANG PROVINSI
BANTEN
TAHUN 2022

OLEH :

NURHANIFAH AZHAR HANA

NIM : 210704130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A DI HANIFAH


MEDISTRA CLINIC WINONG MANCAK KABUPATEN SERANG
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2022

Telah disetujui, diperiksa, Dan siap diujikan dihadapan Tim penguji

Pembimbing 1

(Maryani, SST,Bd, M.Keb)

NIDN: 0027047509
LAMPIRAN

Hanifah Medistra Clinic

JL. Raya Anyer Mancak depan Kantor Baledesa Winong Kelurahan Winong
Kecamatan Mancak Kabupaten Serang

Kabupaten Serang, Banten 42165,

No Hp. +62 8777 4650 714

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini


Nama ; Ny. A
Tempat tanggal lahir ; Serang, 04 Januari 1995
Alamat ; Kp Teragtag Kelurahan Winong Kec. Mancak
Bersama ini menyatakan kesediaannya untuk dilakukan tindakan dan prosedur
pengobatan pada diri saya dan bayi saya, persetujuan ini saya berikan setelah
mendapat penjelasan dari operarator/petugas kesehatan yang berwenang di
Puskesmas tersebut diatas
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan
agar dapat di dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mancak, 01 November 2022
Mengetahui

Pemeriksa Pembuat Pernyataan


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan Berkat dan Rahmat-Nya maka Penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kasus ini. Penulisan Laporan Kasus ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Profesi
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh
karena itu Penulis minta maaf atas segala kekurangan yang ada pada tulisan ini.
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan, motivasi, dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik dari awal masa perkuliahan hingga sampai saat ini, akan
sangat berat bagi Penulis dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini. Untuk itu,
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Khairil Walid, M.Pd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Mariyani, S.Si.T, M.Keb, Ketua Program Studi Profesi Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
4. dr.Siti Noviyanti S.Ked Selaku Penanggung Jawab klinik Hanifah Medistra
Clinic yang telah memperbolehkan penulis mengambil data dan melakukan
tindakan medik
5. Ibu Maryani, SST, Bd, MKeb, selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan.
6. Suami dan anak tercinta Najla Afaf Nur Alinka, serta keluarga besar yang
selalu mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan ikhlas.
7. Orang tua penulis Ayahanda Zaenudin S.Pd dan Ibunda Dasmiyati S.Pd yang
tidak henti-hentinya mendukung dan mendoakan penulis untuk bisa menjadi
orang yang sukses dan berhasil. Semoga kelulusan ini menjadi hadiah yang
berarti bagi kedua orang tua penulis.
8. Teman-teman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara yang tidak
dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.
9. Serta semua pihak yang namanya tidak dapat dituliskan satu persatu.
Terimakasih atas segala bantuan, bimbingan, dan doanya.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas


segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Kasus
ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.

Mancak, Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i

LAMPIRAN ..……….…………………………………………………………... ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................2

1.4 Manfaat..................................................................................................2

1.5 Metode Penelitian..................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................5

2.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan...............................................................5

2.2 Asuhan Kebidanan Persalinan................................................................39

2.3 Asuhan Kebidanan Neonatus...............................................................58

2.4Asuhan Kebidanan Nifas........................................................................68

BAB III TINJAUAN KASUS/SITUASI.....................................................82

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................-

BAB V PENUTUP..................................................................................................-

A. Kesimpulan.............................................................................................-

B. Saran.......................................................................................................-

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................-

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga, menyebutkan bahwa pembangunan keluarga
dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas yang hidup
dalam lingkungan yang sehat. Selain lingkungan yang sehat, kondisi kesehatan
dari setiap anggota keluarga sendiri juga merupakan salah satu syarat dari
keluarga yang berkualitas. Di dalam komponen keluarga, Ibu dan anak merupakan
kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan, persalinan, dan nifas
pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak, sehingga ini menjadi alasan
pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas
pembangunan kesehatan di Indonesia. (Kemenkes, 2015).

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indikator


Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan, dan juga nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan,
dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab lain seperti kecelakaan,
terjatuh dan lain-lain disetiap 100.000 kelahiran hidup. (Kemenkes, 2015).

Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu sebesar 305 per 100.000
kelahiraan hidup dan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi yaitu sebesar 58 per
1000 kelahiran hidup. (Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
Berdasarkan data Kemenkes jumlah kasus kematian bayi di tahun 2015 dari
33.278 turun pada tahun 2016 menjadi 32.007 dan ditahun 2017 di semester I
sebanyak 10.294 kasus. Demikian pula dengan angka kematian ibu tahun 2015
dari 4.999 turun di tahun 2016 menjadi 4.912 dan pada tahun 2017 (semester I)
sebanyak 1.712 kasus (Kemenkes RI, 2017).

Didapatkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Jumlah Kematian Ibu
mencapai 227 kasus, sedangkan Jumlah kematian Bayi mencapai 1246 kasus.
Sedangkan di Kota Serang sendiri jumlah Angka Kematiam Ibu (AKI) mencapai
14 kasus dengan kasus perdarahan 2 dan 12 lain-lain. Jumlah Angka Kematian
Bayi (AKB) di Kota Serang mencapai 27 Kasus dan kematian neonatal 7-28 hari
sebanyak 2 dengan kasus BBLR 2, Asfiksia 12, Sepsi 1, kelainan bawaan 4 dan
lain-lain 8 kasus. (Dinkes Provinsi Banten, 2017).

Untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi, salah
satu upaya yang bisa dilakukan oleh bidan adalah melakukakan asuhan
kebidanan komprehensif.
Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk mengambil studi kasus yang
berjudul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “A”
SEJAK USIA 33 MINGGU SAMPAI 6 MINGGU POST PARTUM DI
HANIFAH MEDISTRA CLINIC WINONG MANCAK KABUPATEN
SERANG” Dengan harapan hasil studi kasus ini menjadi tahapan untuk
memberikan asuhan kebidanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi
baru lahir dengan tepat sehingga ibu dan bayi dilahirkan dalam keadaan sehat
dan selamat..
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny“A‟ di
Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak Kabupaten Serang?
1.3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan
pendekatan SOAP.
b. Tujuan Khusus
1 Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny“A‟ dari masa hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
2 Melakukan pengkajian data objektif pada Ny“A‟ dari masa hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
3 Menegakkan diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada Ny“A‟
dari masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
4 Melaksanakan rencana dan mengevaluasi asuhan kebidanan secara
berkesinambungan (continuity of care) pada Ny“A‟ dari masa hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
1.4. Manfaat
a Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta penerapan
Asuhan Kebidanan dalam batasan continuity of care terhadap ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
b Manfaat Aplikatif/Terapan
1 Manfaat bagi Pasien, Keluarga dan Masyarakat
a) Untuk memberikan informasi tentang kehamilan, bersalin, bayi
baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
b) Ibu mendapat pelayanan kebidanan secara continuity of care mulai
dari kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat di aplikasikan apa yang telah dipelajari dari perkuliahan ke
lahan praktik tentang asuhan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB dalam batasan continuity of
care.
3 Bagi Mahasiswa Kebidanan
Sebagai penerapan mata kuliah dan bisa mempraktikkan teori secara
langsung di lapangan guna memberikan asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny. “A” Hanifah Medistra Clinic Winong, mulai
dari ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
4 Bagi Bidan dan BPM
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam pemberian Asuhan
Kebidanan secara continuity of care terhadap ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir, nifas, neonatus dan KB.
1.5. Metode Penulisan
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini menggunakan metode deskriptif dan
didokumentasikan menggunakan catatan perkembangan SOAP, dalam
menghimpun data atau informasi penulis melakukan :
a. Wawancara
Suatu teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara
lisan kepada pasien terutama untuk pasien yang tidak dapat membaca,
menulis atau sejenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan untuk
mengetahui keluhan atau masalah pasien.
b. Observasi
Dilakukan untuk mengamati dan memperoleh gambaran secara langsung
suatu keadaan umum pasien dan perubahan-perubahan yang terjadi pada
pasien.
c. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Kebidanan
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan yang digunakan untuk
mengumpulkan keadaan fisik klien baik yang normal maupun yang
menunjukkan kelainan. Teknik pengkajian fisik meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa
seperti pemeriksaan hemoglobin, protein urine, urine reduksi, rapid test
s/d Swab Antigen.
e. Studi Dokumentasi
Penulis melengkapi data melalui catatan status pasien, status
perkembangan pasien dan hasil pemeriksaan kebidanan.

f. Studi Kepustakaan
Dapat diperoleh dengan membaca dan mempelajari teori-teori dari
berbagai buku bacaan serta dengan cara browsing.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) atau 10 bulan dihitung
dari hari pertama haid terakhir. (Mochtar, 2011).
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280
hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung
antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila lebih
dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. (Wiknjosastro, 2019).
Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan atau biasa disebut trimester,
yaitu kehamilan triwulan pertama (0–12 minggu), kehamilan triwulan kedua
(12–28 minggu), kehamilan triwulan ketiga (28–40 minggu). (Wiknjosastro,
2019).
2.1.2 Fisiologi Kehamilan
Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat
berubah drastis. Kehamilan di bagi atas 3 trimester yaitu trimester I, trimester
II, dan trimester III.
Gejala pada trimester I umumnya adalah sering mual dan muntah,
payudara membesar, sering buang air kecil, sering cepat lelah. Emosi tidak
stabil, lebih sering cepat marah, penurunan libido seksual.
Pada trimester II, terjadi penambahan berat badan yang sangat
signifikan karena nafsu makan yang meningkat tajam, payudara yang
semakin besar diikuti dengan perut bagian bawah yang terlihat semakin
membesar. Bayi kadang – kadang terasa bergerak, denyut jantung meningkat,
kaki, tumit, betis kadang membengkak. Gatal pada permukaan kulit di bagian
perut. Kadang disertai dengan sakit pinggang dan gangguan pada
pembuangan air besar/sembelit. Emosi menjadi lebih stabil dan seluruh
perhatian tertuju pada sang bayi yang akan lahir.
Pada trimester III, bayi mulai menendang – nendang, payudara
semakin besar dan kencang, puting susu semakin hitam dan membesar,
kadang–kadang terjadi kontraksi ringan dan suhu tubuh dapat meningkat.
Cairan vagina meningkat dan kental. Emosi mulai tidak stabil, perasaan
gembira disertai cemas menunggu kelahiran sang bayi. (Sani,2010).
2.1.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita
mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
a. Rahim (Uterus)
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1.000
gram saat akhir kehamilan. Pada bulan- bulan pertama kehamilan bentuk
uterus seperti buah advokat, agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus
berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula
lonjong seperti telur. Otot rahim mengalami hipertrofi dan hyperplasia
menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin (Wiknjosastro, 2019).
b. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak (Wiknjosastro,
2019).
c. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiruan (tanda
Chadwick). Warna porsio pun tampak kebiruan (livide). Pembuluh-
pembuluh darah alat genitalia interna akan membesar(Wiknjosastro,
2019).
d. Ovarium (Indung telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsi sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu. Korpus luteum
graviditatis berdiameter 3 cm , kemudian mengecil setelah plasenta
terbentuk (Wiknjosastro, 2019).
e. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen,
progesteron, dan somatomammotropin. Penampakan payudara pada ibu
hamil adalah sebagai berikut : payudara menjadi lebih besar, areola
payudara makin hiperpigmentasi, glandula Montgomery makin tampak
lebih jelas menonjol dipermukaan areola mamma, putting susu makin
menonjol, pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum
berfungsi, karena hambatan dari PIH (Prolaktine Inhibiting Hormone)
untuk mengeluarkan ASI, dan setelah persalinan, hambatanprolaktintidak
ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung. (Wiknjosastro, 2019).
f. Sirkulasi darah Ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus
yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula,
payudara dan alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam
kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara
fisiologik dengan adanya pencairan darah (Wiknjosastro, 2019).
g. System Respirasi
Seorang wanita hamil tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan
pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh
karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. (Wiknjosastro, 2019)
h. Traktus Digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea).
Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen meningkat. Salivasi adalah
pengeluaran air liur berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak, ini
pun menjadi patologik. (Wiknjosastro, 2019).
i. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh
uterus yng mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini
hilang dengan makin tuanya kehamilan. Pada akhir kehamilan, bila kepala
janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing
akan timbul lagi karena kandung kencing akan tertekan lagi.
(Wiknjosastro, 2019).
j. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi. Pigmentasi ini
disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH)
yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang juga
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit
pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.
(Wiknjosastro, 2019).
k. Metabolism Dalam Kehamilan
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, sistem endokrin
juga meninggi. Kadar alkalin-fosfatase meningkat empat kali lipat
dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Kenaikan berat badan dalam
kehamilan disebabkan oleh seperti hasil konsepsi (fetus, plasenta, dan
likuor amnii), dari ibu sendiri (uterus dan payudara yang membesar,
volume darahyang meningkat, lemak dan protein lebih banyak, dan
adanyaretensi air). (Wiknjosastro, 2019).

2.1.4 Tanda dan Gejala Kehamilan


1. Tanda Dugaan Hamil
a. Amenore (tidak mendapat haid). Konsepsi dan nidasi
menimbulkan pengeluaran hormone, tidak terjadi
pertumbuhan dan perkembangan folikel sehingga terjadi
keadaan tidak datang bulan. Oleh karena itu wanita harus
mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT)
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
persalinan.
b. Mual dan muntah. Biasanya pada bulan-bulan pertama
kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering
terjadi pada pagi hari disebut morning sickness (sakit pagi).
Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena
kehamilan, disebut hiperememsis gravidarum.
c. Mengidam (ingin makanan khusus). Ibu hamil sering
meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu
bau-bauan.
d. Pingsan. Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak
dan padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.
e. Tidak ada selera makan (anoreksia). Hanya berlangsung pada
triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makna timbul
kembali.
f. Lelah(fatigue).
g. Payudara membesar, tegang , dan sedikit nyeri, yang
disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang
merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar
Montgomery terlihat lebih membesar.
h. Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh Rahim
yang membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul
kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
i. Konstipasi / obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun
oleh pengaruh hormone steroid.
j. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid
plasenta, dijumpai di muka (cloasma gravidarum), areola
payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra =grisae).
k. Epulis : hipertrofi papilla gingivalis.
l. Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis
dan vulva, biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
(Mochtar, 2011)
2. Tanda-tanda Kemungkinan Hamil
a. Perut membesar
b. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan
konsistensi rahim.
c. Tanda Hegar : ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak
pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu.
d. Tanda Chadwick : perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di
porsio, vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena
karena peningkatan kadar estrogen.
e. Tanda Piskacek : pembesaran dan pelunakan Rahim ke salah satu sisi
rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya tanda ini
ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.
f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika di rangsang “Braxton- Hicks”.
g. Teraba ballottement.
h. Reaksi kehamilan positif.
(Mochtar,2011).
3. Tanda Pasti Kehamilan
a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-
bagian janin
b. Denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop- mnoaural
Laennec, dicatat dan didengar dengan alat Doppler, dicatat dengan
feto-elektro kardiogram, dan dapat dilihat pada ultrasonografi (USG).
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen. ( Mochtar, 2011).

4. Tanda Bahaya Hamil dan Penanganannya


a. Perdarahan
Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran.
Penanganan : lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum
pasien, termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernafasan,
suhu). Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan,
tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg, nadi lebih dari 112 kali/menit).
Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai penanganan syok, jika tidak
terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat
penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena
kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika pasien dalam keadaan
syok, pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu. Pasang
infuse dengan jarum besar (16 G atau lebih besar) berikan larutan NS
atau RL dengan tetesan cepat (500ml dalam 2 jam pertama).
(Saifuddin,2016).
Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu
dan bayi. Penanganan : mintalah bantuan, siapkan fasilitas tindakan
gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu,
termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur).
Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda-
tanda syok belum terlihat. Pasang infuse dan berikan cairan intravena.
Lakukan restorasi cairan dan darah sesuai dengan keperluan.
(Saifuddin, 2016).
b. Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala kadangkala
disertai kejang.
Penanganan : jika kehamilan < 37 minggu, dan tidak ada tanda-
tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :
pantau tekanan darah, proteinuria, refleks dan kondisi janin, lebih
banyak istirahat, diet biasa, tidak perlu diberi obat-obatan, jika rawat
jalan tidak mungkin, rawat di Rumah Sakit. Jika kehamilan > 37
minggu, pertimbangkan terminasi : jika serviks matang, lakukan
induksi dengan oksitosin 5 IU 10 tetes/menit atau dengan
prostaglandin, jika serviks belum matang, berikan prostaglandin,
misoprostol atau kateter foley, atau terminasi dengan sectio caesarea.
c. Demam Tinggi
Istirahat baring, minum banyak, dan kompres untuk menurunkan
suhu (Saifuddin, 2016)
d. Keluar Air Ketuban Sebelum waktunya
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawat darurat obstetri, dampingi ibu ke tempat
rujukan dan berikan dukungan serta semangat, bayi dalam kandungan
gerakannya berkurang atau tidak bergerak, berikan dukungan
emosional pada ibu, nilai DJJ, bila ibu mendapat sedative, tunggu
hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang. Bila DJJ tidak
terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan
stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2016).
e. Ibu Muntah terus dan Tidak Mau Makan
Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang
kehamilan pada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis
rasa takut juga tentang diet ibu hamil. Terapi Obat menggunakan
sedative (luminal, stesolid) vitamin (B1 dan B6), anti-muntah
(mediamer, B6, Drammamin, Avopreg, Avomin, Torecan) antasida
dan anti mulas. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus
dirawat inap di Rumah Sakit (Saifuddin,2016)

2.1.5 Hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Bumil


Makan 1-2 piring lebih banyak makanan bergizi dalam 1 hari, periksa
kehamilan secara teratur ke bidan atau petugas kesehatan lainnya,
minum suplemen zat besi dari bidan tiap hari untuk mencegah
pendarahan pada saat melahirkan, menerima suntikan TT 2 kali
semasa kehamilan, menggunakan garam beryodium di makanan setiap
hari untuk kesehatan janin, dan tetap melakukan aktivitas sehari- hari
dan berolahraga secara teratur, tapi jaga jangan terlalu capek.
2.1.6 Hal Yang Harus Dihindari Oleh Bumil
Bekerja terlalu keras dan tidak cukup istirahat, minum obat
sembarangan kecuali dengan resep dokter, pijat perut, berada di
sekitar anak- anak penderita cacar atau cacar Jerman, merokok,
minum minuman beralkohol, makan terlalu sedikit tidak ada makanan
yang harus dihindari selama kehamilan.
2.1.7 Pembagian Dalam Kehamilan
1. Trimester pertama (1-12 minggu)
2. Trimester kedua (antara 13-28minggu)
3. Trimester ketiga (antara 28-40 minggu)
(Saiffuddin, 2010)
2.1.8 Keluhan-keluhan Pada Wanita Hamil
1. Trimester I
a. Mual dan Muntah
Gejala timbul mulai 4 atau 6 minggu dan berakhir 12 minggu.
Penyebabnya adalah penaikan estrogen, emosional, cemas. Cara
mengatasinya antara lain makan roti kering/cruckers sebelum
bangun dari tempat tidur ± ½ jam, hindari makanan yang
berbumbu banyak, makan sedikit-sedikit tapi sering, cegah bau
yang merangsang, minum sedikit-sedikit air soda, bangun tidur
pelan-pelan, hindari gerakan tiba-tiba, lambungtidak kosong
(makanan ringan), hindari makanan yang digoreng, makanan tinggi
protein, buah- buahan.
b. Sering buang air kecil
Efek tekanan dari pembesaran uterus pada 2 sampai 3 bulan
kehamilan pada vesika urinaria. Cara mengatasinya adalah kurangi
minum pada malam hari, perbanyak minum pada siang hari,
kurangi minum teh dan kopi, jangan menahan buang air kecil.
c. Mammae terasa tegang
Efek dari penaikan estrogen dan progesterone. Cara
mengatasinya adalah memakai BH yang dapat menyangga
mammae, elastis.

d. Penaikan pengeluaran cairan vagina


Efek dari hyperplasia mukosa vagina sehingga menaikan
produksi sekret dari kelenjar endoservikal. Cara mengatasinya
adalah vulva hygiene, gunakan pakaian dalam dari katun, supaya
tetap kering beri talk.
e. Ptyalismus
Seringnya meludah dan efek spesifik dari ptyalimus belum
jelas, tapi diperkirakan akibat dari hypersalivasi. Cara
mengatasinya adalah cuci mulut dengan bahan pengering,
mengisap permen.
f. Hidung tersumbat
Akibat dari penaikan estrogen dan udara dingin. Cara
mengatasinya adalah menghirup uap panas, personal hygiene
terutama bagian hidung, tetesi hidung dengan air garam
(pengenceran ¼ sdt + 1 gelas air).
(Linda, 2019).
2. Trimester II dan III
a. Perih daerah epigastrium
Bisa terjadi selama kehamilan akibat dari menaiknya motilias
gaster dari keadaan normal (penaikan progestron). Penaikan
relaksasi mempengaruhi cardiac spingter
mengakibatkankemunduran gelombang peristaltik menyebabkan isi
lambung masuk ke esophagus dan akhirnya mukosa esophagus
lecet dan terasa perih, lokasi dirasakan dibelakang bawah sternum.
Posisi lambung berpindah akibat bersendawa dan mual. Cara
mengatasinya adalah hindari makanan yang berminyak dan pedas,
makan makanan ringan, hindari kopi dan rokok, pakaian longgar,
jangan tiduran stelah makan.
b. Konstipasi
Untuk menghindari konstipasi pada ibu hamil dianjurkan untuk
minum air putih 8-10 gelas setiap hari dan mengkonsumsi
makanan-makanan yang kaya dengan zat besi seperti sumber
hewani (hati dan daging), sumber nabati (sayuran hijau,kacang-
kacangan) ,buah-buahan dan makanan yang banyak mengandung
tinggi serat. Makanan tinggi serat bertujuan untuk memperlancar
BAB, hal ini sesuai dengan teori bahwa makanan tersebut
merupakan makan yang mudah dicerna,dengan kerja peristaltic
usus yang baik tekstur feases menjadi lebih lembut dan mudah
untuk dikeluarkan (Eman, 2016).
c. Haemorhoid (wasir)
Menurut teori Eman (2016) saat hamil kadar progesteron yang
tinggi cenderung membuat pembuluh darah menjadi bengkak,
peningkatan jumlah sirkulasi darah dalam tubuh ibu sehingga vena-
vena ibu membesar,vena disekitar bokong ibu lebih lamban dan
bengkak,terutama ketika rahim ibu yang terus membesar menekan
vena-vena tersebut,wasir juga sering menjdi gejala lanjutan bagi
ibu yang mengalami konstipasi saat hamil,penyebab lain adalah
kebiasaan menahan BAB.
Pada ibu hamil dengan keluhan wasir sebaiknya ibu
mengenakan pakaian yang longgar,lembut dan elastic,yang
bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan melancarkan
peredaran darah(dr Diana Putri Veronika),latihan fisik dengan cara
jalan-jalan dipagi hari merupakan komponen penting pada ibu
hamil yang mengalami wasir untuk meningkatkan sirkulasi darah
(Detik Health,2021) mengindari duduk dan berdiri dalam waktu
yang cukup lama karena akan memberikan tekanan pada pembuluh
darah disekitar anus dan memperburuk wasir.
d. Kram Kaki
Rasa sakit dan adanya kontraksi dari otot kaki biasa terdapat
pada hamil tua karena uterus sehingga menekan persyarafan
ekstremitas bawah. Efek lainnya seperti lelah, tegang dan
penurunan kalsium. Cara mengatasinya adalah diet cukup kalsium
(susu, sayuran, ikan), duduk pijat otot yang kram, rendam kaki
yang kram dengan air hangat, berjalan bila memungkinkan
Mengkonsumsi tablet kalsium 2 x500 mg/ hari. Hal ini sesuai
dengan teori (Kemenkes Directorat Promkes dan pemberdayaan
Masyarakat 2020) bahwa kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
1000-1.500 mg per hari,kebutuhan kalsium ini berperan untuk
pertumbuhan tulang dan gigi janin,sekaligus untuk membantu
jantung,syaraf serta otot janin berkembang dengan baik,dengan
mencukupi kalsium saat hamil mengurangi resiko hipertensi dan
preeklamsia.
e. Dyspnea
Susah bernapas dan napas pendek akibat dari tekanan dari
diafragma dan uterus yang membesar, tidur pada posisi tertentu dan
perasaan tersebut akan hilang bila janin masuk PAP dan kepala
janin turun. Cara mengatasinya adalah tidur dengan bantal yang
tinggi, postur yang baik yaitu duduk.
f. Edema
Bengkak pada ekstremitas bawah, kadang- kadang sangat tidak
enak. Bisa dikurangi atau dihilangkandengan cara mensupport pada
abdominal dengan cara istirahat dan posisi kaki ditinggikan. Cara
mengatasinya adalah kurangi makan makanan yang mengandung
garam , makan makanan tinggi protein, jangan berdiri terlalu lama,
bila duduk lebih baik kaki di tinggikan.
g. Varises
Cara mengatasinya adalah senam/latihan teratur, jangan
berdiri/duduk terlalu lama, pakai sepatu/hak rendah, tiduran dengan
kaki diangkat beberapa kali/hari, cegah duduk dengan kaki
ditopang/disilangkan
h. Nyeri Pinggang
Efek dari penaikan lekukan vertebral lumbo sakaralis akibat
dari pembesaran uterus dan dipengaruhi oleh sikap tubuh yang
buruk. Cara mengatasinya adalah istirahat cukup, pijatan,memakai
panas pada lokasi belakang bagian bawah, dan senam hamil.
i. Sulit Tidur
Pada ibu hamil sebaiknya tetap istirahat yang cukup, istirahat
siang ± 1-2 jam sangat penting untuk membantu mengembalikan
energy dan tenaga setelahs beraktivitas disiang hari,
menghilangkan stress dan kepenatan pada ibu hamil dan istirahat
malam ±8 jam merupakan tidur wajib agar ibu mendapatkan
kualitas istirahat yang baik. Apabila ibu hamil sulit tidur cara
mengatasinya adalah mandi air hangat sebelum tidur, minum susu
hangat sebelum tidur, relaksasi, hindari kopi, jagaa kenyamanan
(kurangi keributan dan cahaya terang, suhu kamar yang sejuk dan
letakan bantal dibawah lutut).
(Anonim, 2010)
2.1.9 Asuhan Kehamilan (Trimester III)
1. Kehamilan
Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi International
(Sarwono, 2016) adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau
9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, di mana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke40).
2. Kehamilan Beresiko
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan
ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan atau meninggal sebelum
persalinan berlangsung. Banyak faktor risiko ibu hamil dan salah
satu faktor yang penting adalah usia. Ibu hamil pada usia lebih dari
35 tahun lebih berisiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil
pada usia normal (21-30 tahun). Menurut Artikel Kemenkes tentang
memelihara kesehatan kehamilan Kehamilan berisiko tinggi
biasanya terjadi karena faktor 4 terlalu dan 3 terlambat (Kemkes,
2016) :
a. 4 (empat) Terlalu yaitu
1) Terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun)
2) Terlalu tua untuk hamil (kurang dari 35 tahun)
3) Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3)
4) Terlalu dekat atau rapat jarak kehamilannya (kurang dari 2
tahun)
b. Terlambat yaitu:
1) Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya
medis kedaruratan
2) Terlambat tiba di fasilitas kesehatan
3) Terlambat mendapat pertolongan medis
Pada kehamilan diatas 35 tahun kondisi kesehatan yang
menurun, maka kualitas sel telur pun akan menurun sehingga dapat
meningkatkan risiko keguguran, serta kelainan/ cacat bawaan pada
janin akibat kelainan kromosom. Bayi meninggal atau cacat,
bahkan ibu meninggal saat persalinan sering terjadi pada kehamilan
usia 35 tahun ke atas. Menurut dr. Damar Prasmusinto, SpOG (K),
melahirkan di usia 35 tahun ke atas, bayi yang dilahirkan rentan
mengalami kelainan genetik. Pada usia reproduktif (25-35 tahun),
risiko bayi alami kelainan genetik 1:1000, sedangkan pada ibu yang
berusia di atas 35 tahun, risiko itu meningkat menjadi 1:4. Selain
itu, mulai muncul berbagai keluhan kesehatan saat hamil, seperti;
tekanan darah tinggi dan diabetes yang sering memengaruhi proses
persalinan Faktor faktor inilah yang menyebabkan persalinan di
usia 30-an cenderung lebih sering dilakukan melalui operasi Caesar
(Sibuea, Tendean and Wagey, 2013)
Usia risiko tinggi adalah di bawah 20 tahun dan di atas 35
tahun. Penyebab terbanyak karena pendarahan dan eklamsia atau
kejang akibat tekanan darah tinggi. Menurut beberapa penelitian,
usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat adalah antara
20-35 tahun. Risiko akan meningkat pada usia di bawah 20 tahun
maupun di atas 35 tahun. Komplikasi seperti preeklampsia
(hipertensi saat kehamilan), hamil di luar rahim, keguguran, bayi
terkena down syndrome, keracunan kehamilan, pendarahan hebat,
anemia, diabetes sampai kesulitan melahirkan sangat menghantui
ibu-ibu yang akan melahirkan di usia 40-an (Seri wahyuni, 2018).
Gangguan persalinan yang paling umum adalah plasenta previa
yakni plasenta menutupi jalan lahir (Sarwono, 2016) .
3. Adaptasi Fisiologis Kehamilan (WHO, 2015)
Kehamilan menyebabkan perubahan baik anatomi maupu
fisiologis. Tubuh wanita beradaptasi dan menyesuaikan dengan
kebutuhan dan tuntutan janin.
Tabel 2.1 Tabel Adaptasi Fisiologi Kehamilan
Areas of the body Physiological changes Women’s experience
Human chorionic Kenaikan awal hormon ini merupakan
gonadotrophin dasar bagi banyak tes kehamilan, dan
dianggap sebagai penyebab mual
kehamilan dini
Estrogen: diproduksi oleh Payudara nyeri
plasenta setelah kehamilan 12 Amenorea (tidak ada periode
minggu; menekan ovulasi, menstruasi)
menghambat laktasi, mendorong Rahim membesar
pertumbuhan payudara, uterus,
dan vagina
Progesteron: diproduksi oleh Payudara nyeri
plasenta setelah kehamilan 12 Mencegah kontraksi uterus
minggu; bertanggung jawab
Sistem endokrin. untuk pengembangan jaringan Dapat menyebabkan varises, sembelit
payudara, melemaskan otot atau infeksi saluran kemih
polos di seluruh tubuh
Hormon perangsang tiroid: Feeling of warmth
merangsang metabolisme
melalui kerja tiroksin
Hormon perangsang melanosit: Pigmen kulit menjadi gelap
saat kehamilan berlanjut dan
kelenjar hipofisis membesar Linea nigra, chloasma, dan areola
lebih banyak diproduksi puting sekunder berkembang
Metabolisme Meningkat untuk Kenaikan berat badan sekitar 10-
memenuhi tuntutan ibu 12 kg
dan janin
Sistem 15-20% peningkatan Dyspnoea (kesadaran bernafas)
Pernapasan permintaan oksigen; di akhir kehamilan
pertukaran gas lebih
mudah; iga lebih rendah
menyala
Sistem keseluruhan sistem Mulas
Gastrointestinal mengendur terutama
karena progesteron, Sembelit

meskipun organ-organ
barangkali membutuhkan
dalam tergencet oleh rahim
makanan
yang tumbuh dan
yang lebih kecil/halus
perubahan posisi lambung
dan aliran balik asam
lambung ke esofagus
bagian bawah
Sistem Urinaria Peningkatan aliran darah ke Glikosuria (gula dalam urin) dapat
ginjal menyebabkan terjadi
peningkatan 50% dalam filtrasi
glomerulus
progesteron menyebabkan Dapat terjadi infeksi saluran kemih,
kekusutan ureter. Progesteron frekuensi berkemih bertambah karena
memiliki efek melemaskan otot tekanan pada kandung kemih dari
ureter yang memperlambat rahim yang tumbuh dan kepala janin.
aliran urine

Mengubah citra tubuh pada 12 minggu,


fundus uterus terasa di atas tulang
Rahim: menebal dan tumbuh kemaluan pada 24 minggu, fundus
dari organ panggul dengan berat uterus teraba di atas umbilikus pada 38
70 g menjadi organ perut minggu, uterus menekan xiphisternum
dengan berat 1 kg (tepi bawah strenum di tengah tulang
rusuk
Sistem Reproduksi
selama hamil kanalis servikalis
diisi oleh lendir serviks atau
sumbat lendir serviks
(operculum). Menjelang
persalinan serviks akan menipis
menyebabkan lendir darah Peningkatan keputihan
Vagina: telah meningkatkan
suplai darah dan estrogen
bekerja pada sel-sel yang
memproduksi lender
Payudara Baik estrogen maupun Perubahan vaskular terlihat, kolostrum
progesteron mendorong mungkin dikeluarkan dari 16 minggu
pertumbuhan dan suplai darah
meningkat
Tuberkel Montgomery menjadi
lebih aktif dan menonjol
Sistem Skeletal Progesteron melembutkan )Dapat menyebabkan sakit punggung,
ligamen, yang membantu dalam atau lordosis (tulang belakang
persalinan melengkung)

4. Adaptasi Psikologis Kehamilan (Jannah, 2016)


Perubahan Psikologis Trimester III
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
f. Semakin ingin menyudahi kehamilannya.
g. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya
h. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.
5. Ketidaknyamanan dalam kehamilan trimester III
a. Nocturia (Ardiansyah, 2017)
Nocturia adalah urinasi berlebihan pada malam hari. Pada akhirkehamilan
kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhansering kencing
akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali.
Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkanmetabolisme air menjadi
lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
berdilatasi daripada pelvis kiri akibatpergeseran uterus yang berat ke
kanan akibat terdapat kolonrektosigmoid di sebelah kiri. Rahim yang
tumbuh membesar akanmenekan kandung kemih.
Upaya dalam mengatasi nocturia adalah sebagai berikut
banyakminum pada siang hari. Jangan mengurangi porsi air minum di
malamhari, kecuali apabila nocturia menganggu tidur sehingga
menyebabkankeletihan. Membatasi minuman yang mengandung bahan
cafein (teh,kopi, cola). Bila tidur (khususnya malam hari) posisi miring
dengankedua kaki ditinggikan untuk meningkatkan diuresis.
b. Nyeri punggung (Mafikasari and Kartikasari, 2015)
Nyeri punggung merupakan salah satu rasa tidak nyaman
yangpaling umum selama masa kehamilan menjelang bulan ke
tujuh,banyak wanita hamil mengalami nyeri punggung.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
backpain (nyeri punggung) pada ibu hamil diantaranya :
1) Berubahnya titik berat tubuh seiring dengan membesarnya
rahim.Dengan adanya pertembuhan janin tubuh lebih condon ke
depanakibatnya tubuh akan berusaha menarik bagian punggung
agarlebih ke belakang, baguab bawah pun lebih melengkung serta otot
tulang belakang memendek
2) Postur tubuh
Postur tubuh yang berubah seiring perkembanganjanin yang ada di
dalam perut yang dapat merubah susunan tulangtulang panggul seiring
membesarnya rahim dan pertumbuhan janinyang bertahap secara
fisiologis.
3) Posisi tidur merupakan suatu kebiasaan di mana posisi tidursebelum
hamil dan sesudah hamil itu harus berbeda ibu hamilharus mampu
melepaskan posisi tidur favorit dan terbiasa denganposisi tidur yang
baru dimana perut yang semakin membesar danlebih mempersulit ibu
hamil untuk tidur dengan nyaman.
4) Meningkatnya hormone, hormone yang di lepaskan selamakehamilan
akan membuat persendian tulang panggul meregang halini dapat
mempertinggi resiko terjadinya back pain.
Beberapa upaya yang dapat di lakukan untuk mensiasati
agartidak terjadi nyeri punggung pada ibu hamil adalah
menjagapertambahan berat badan di dalam parameter yang di
anjurkan, janganmengenakan sepatu tumit tinggi, mempelajari cara
yang benar untukmengangkat benda berat, usahakan untuk tidak
berdiri lama, dudukdengan baik, tidur dengan kasur yang keras, posisi
tidur yang yangnyaman dibantu dengan guling, menggunakan
kompres hangat,kenakan bra yang dapat menyangga dengan baik
hindari posisimembungkuk yang berlebihan, mengikuti berbagai kelas
olahraga danmelakukan gerakan yang sederhana. (Mafikasari and
Kartikasari,2015).
Senam hamil dan Yoga Antenatal bertujuan melatih
ototpanggul dan sekitarnya, agar menjadi lebih kuat dan elastis.
Sirkulasidarah disekitar daerah panggul menjadi lebih lancar
sehinggamemudahkan ibu melakukan persalinan secara normal.
Dengan latihanpernafasan yang dilakukan selama yoga, ibu akan
terbiasa melakukannafas pendek dan cepat dengan ritme yang teratur
serta panjang dandalam baik saat menghirup maupun melepaskan
udara. Pelatihan nafasbisa menenangkan calon ibu untuk melalui rasa
sakit dalam prosespersalinan, serta memicu sistem saraf yang
memperlancar pembukaandan peregangan dinding vagina. (Neni Yuli
Susanti, 2019).
Menambahkan efek musik dalam kegiatan latihan
relaksasimerupakan strategi untuk memfokuskan latihan relaksasi
disampingmusik juga dapat menciptakan kondisi relaksasi (Ni Nengah
AriniMurni, 2014)
6. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
Asuhan Kehamilan atau asuhan antenatal adalah upayapreventif
program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasiluaran marernal dan
neonatal melalui serangkaian kegiatanpemantauan rutin selama kehamilan.
(Sarwono, 2016)
Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan danpersalinan,
meganjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjunganantenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasukminimal 1 kali
kunjungan diantar suami/pasangan atau anggotakeluarga. (Depkes RI, 2013).
Pada tahun 2016 WHO membuat rekomendasi dalam ANCguidelines.
Rekomendasi ini bertujuan meningkatkan kualitas ANCdan meningkatkan
kualitas ibu, janin dan bayi baru lahir yang terkaitdengan hasil ANC. Berikut
adalah tabel perbedaan jadwal four-visitFocused Antenatal Care (FANC)
Model dengan 2016 WHO ANCmodel
Tabel 2.2 Comparing ANC Schedules (WHO, 2016

WHO FANC Model 2016 WHO ANC Model


Trimester satu
kunjungan 1 : 8 -12 minggu Kontak 1 : up to 12 minggu
Trimester dua
kunjungan 2 : 24 - 26 minggu Kontak 2 : 20 minggu
Kontak 3 : 26 minggu
Trimester tiga
kunjungan 3 : 32 minggu Kontak 4 : 30 minggu
Kontak 5 : 34 minggu
kunjungan 4 : 36 - 38 minggu Kontak 6 : 36 minggu
Kontak 7 : 38 minggu
Kontak 8 : 40 minggu
Kembali melakukan ANC apabila diusia kehamilan 41 minggu
belum bersalin
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang dilakukan oleh tenagakesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan. (Kemenkes, 2017).
Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibuyang
dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimesterpertama, trimester
kedua, dan trimester ketiga. Pelayanankesehatan ibu hamil yang diberikan
harus memenuhi elemen pelayanan sebagai berikut :
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
Memeriksa BB penting untuk menggambarkan status gizi pada awal pra
kehamilan. Untuk dijadikan dasar guna mengetahui pola pertambahan
BB ibu selama kehamilan. (Kemkes, 2016)
Tabel 2. 3
Rekomendasi kenaikan berat badan berdasarkanIMT (IOM, 2019)
Berat badan sebelum Laju peningkatan berat
Kehamilan Peningkatan badan trimester 2 - 3
berat badan (kg/minggu)
Kategori IMT total (kg) Rata-rata Kisaran
(Kg/m2)
Underweight <18,5 12,5 - 18,0 0,51 0,44-0,58
Normal 18,5 - 24,9 11,5 - 16,0 0,42 0,35-0,50
Overweight 25 - 29,9 7,0 - 11,5 0,28 0,23-0,33
Obesitas >30 5,0 - 9,0 0,22 0,17-0,27

2) Pengukuran tekanan darah;


Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan
tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala
preeklamsi. Tekanan darah yang normal 110/70 - 120/80 mmHg.
(Sarwono, 2016).
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);
Dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester
I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK (Kurang Energi Kronis) atau
kekurangan gizi. Ibu hamil dikatakan Kurang Energi Kronis (KEK)
apabila didapati LiLA <23,5 cm hal ini berisiko melahirkan bayi berat
lahir rendah (Elly Dwi Wahyuni, 2017).
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
Tinggi fundus uteri dipantau setiap pemeriksaan kehamilan, hal ini
dilakukan untuk melihat kesesuaian antara tinggi fundus uteri dengan usia
kehamilan. Pengukuran tinggi fundus uteri ini pun menjadi salah satu
indikator pengukuran taksiran berat janin. Tinggi fundus uteri yang normal
untuk usia kehamilan 20-36 minggu dapat diperkirakan dengan rumus:
(usia kehamilan dalam minggu + 2) cm. (Depkes RI, 2013).
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
toksoid sesuai status imunisasi;
Pemberian imunisasi pada wanita usia subur atau ibu hamil harus
didahului dengan skrining untuk mengetahui jumlah dosis (dan status)
imunisasi tetanus toksoid (TT) yang telah diperoleh selama hidupnya.
Imunisasi TT dilakukuan 5 kali selama hidupnya. Pemberian imunisasi TT
tidak mempunyai interval (selang waktu) maksimal, hanya terdapat
interval minimal antar dosis TT. (Depkes, 2013).
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;
Kebutuhan zat besi wanita hamil lebih tinggi 200 – 300% dari wanita tidak
hamil untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Selama hamil terjadi
kehilangan basal 250 mg kebutuhna janin dan plasenta 315 gr dan
kebutuhan meningkatkan massa hemoglobin 500 mg dibutuhkan total 1,1
gram. Pada trimester 1 belum ada kebutuhan yang drastis sehingga
kebutuhan zat besi trimester 1 sama dengan wanita dewasa yang masih
menstruasi 26 mg/hari. Pada saat melahirkan ada kehilangan zat besi 250
mg sehingga masih tersimpan 250 mg. bila ditambah untuk kebutuhan
plasenta 315 mg maka diperlukan 550 mg. jumlah ini yang harus dipenuhi
selama trimester 2 dan 3 maka diperlukan tambahan rata-rata 2,9 mg/hari
selama trimester 2 dan 3. Maka diberikan tablet tambah darah 90 butir
sediaan di Indonesia mengandung 60 mg Fe dan 0,25 asam folat. Setiap
tablet setara 200 ferosulfat, maka selama hamil 14 minimal diberikan 90
tablet sampai 42 minggu. (Voni Silvia, 2012)
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut
jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu/4 bulan.
Gambaran DJJ Takikardi berat : detak jantung di atas 180x/menit,
Takikardi ringan : antara 160-180x/menit, Normal : antara
120-160x/menit, Bradikardi ringan : antara 100-119x/menit, Bradikardi
sedang : antara 80-100x/menit, dan Bradikardi berat : kurang dari
80x/menit. (Sarwono, 2016).
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana);
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah
(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila
belum pernah dilakukan sebelumnya); dan
10) Tatalaksana kasus
b. Pemeriksan Penunjang Kehamilan (Depkes, 2013)

Nama Judul Penelitian/


Penulis Penerbit / no Metode Penelitian Hasil Penelitian
Jurnal
Rafika Efektivitas Jenis penelitian Quasi Experiment Hasil didapatkan nilai
Prenatal Yoga dengan menggunakan pendekatan Non mean perbedaan antara
terhadap Equivalent Control Group. Penelitian ini pengukuran pre-test dan
Pengurangan dilaksanakan bulan April 2017 di post-test kelompok
Keluhan Fisik wilayah kerja Puskesmas Kamonji Kota kontrol sebesar -0,25;
pada Ibu Hamil Palu. Sampel penelitian 32 ibu hamil (p=0,417>α=0,05). Hasil
Trimester III trimester III terdiri dari 16 orang sebagai perbedaan nilai mean
Jurnal Kesehatan kelompok intervensi dan 16 orang antara pengukuran pre-
Volume 9, sebagai kontrol yang diambil test dan post-test
Nomor 1, April menggunakan teknikconsecutive kelompok intervensi
2018 ISSN sampling. Alat ukur berupa lembar sebesar 3.5;
2086-7751 kuisioner dengan wawancara sebelum (p=0,000<α=0,05). Dan
(Print), ISSN (pre-test) mengenai keluhan fisik yang hasil perbedaan selisih
2548-5695 dialami ibu hamil trimester III baik nilai rata-rata keluhan
(Online) kelompok intervensi maupun kelompok fisik kelompok kontrol
kontrol. Prenatal yoga pada kehamilan dan kelompok intervensi
trimester III pada kelompok Intervensi, sebesar 3.75;
yang dilakukan mulai gerakan (p=0.000<α=0,05, hasil
pemanasan (pemanasan leher, ini terdapat perbedaan
peregangan dan pemuntiran samping signifikan nilai rata-rata
tubuh, peregangan bahu dan pundak) keluhan fisik responden
dilanjutkan gerakan Yoga: postur antara kelompok kontrol
restorative (mudhasana/postur anak), dan kelompok intervensi.
postur berdiri (utkatasana/postur kursi, Simpulan penelitian
seri memutar panggul (pelvic rocking), bahwa prenatal yoga
postur melentur dan menguatkan panggul efektif terhadap
(seri postur berjongkok, baddha pengurangan keluhan fisik
konasana/seri postur kupu kupu), ibu hamil trimester III
putaran sufi, meditasi sambil relaksasi .
pernafasan diafragma (Sindhu, 2014).
Prenatal yogadilakukan waktu latihan
diberikan selama 30-60 menit ke
seluruhan gerakan. Setelah pelaksanaan
yoga, kemudian sesudah (post-test)
diukur keluhan ibu hamil. Pada
kelompok control dilakukan pengkajian
keluhan fisik ibu hamil trimester III pre-
test dan post-test tanpa intervensi.
Analisis univariat dilakukan distribusi
frekuensi dan uji Wilcoxon dan uji Mann
Whitney dengan α=0,05 dan CI95%
Ni Wayan Pengaruh Senam Jenis penelitian ini adalah penelitian Ibu hamil yang
Kurnia Yoga terhadap analitik. Populasi pada penelitian ini melakukan senam yoga
Widya Kesiapan Fisik adalah seluruh ibu-ibu hamil yang secara teratur sebanyak 25
Wati dan Psikologis mengikuti senam yoga ibu hamil di responden (62.5%). 2.
Salasiah dalam Bidan Praktik Mandiri Lasmitasari, Sebagian besar kesiapan
Supiyati Menghadapi S.ST. Penentuan populasi didasarkan fisik dan psikologis ibu
Khairiatul Persalinan di atas semua jumlah ibu hamil trimester II hamil siap menghadapi
Jannah BPM dan trimester III yang melakukan senam persalinan yaitu 26
Lasmitasari, yoga di Bidan Praktik Mandiri responden (65%). 3. Ada
S.ST Jurnal Lasmitasari, S.ST. Jumlah populasi dari Pengaruh antara senam
Kedokteran dan penelitian ini sebanyak 40 orang. ibu hamil terhadap
Kesehatan, Vol. Variabel dalam penelitian ini adalah kesiapan fisik dan
14, No. 1 Januari pengaruh senam yoga ibu hamil dan psikologis dalam
2018 ISSN : kesiapan fisik dan psikologis dalam menghadapi persalinan p
0216 – 3942 e- menghadapi persalinan. Teknik = 0.00 < α = 0.05
ISSN : 2549 – pengumpulan data dalam penelitian ini
6883 berupa data primer dan data sekunder.

Dian Pengaruh Quasi-experimentalpre-testandpost-tes Asuhan kebidanan dengan


Puspitasari Hypnopregnanc controlgroupdesign terhadap 16 ibu hypnopregnancy dapat
Ratih y Terhadap hamil pada kelompok kelas memberikan pengaruh
Kumorojat Kecemasan Ibu hypnopregnancy dan 16 pada kelompok terhadap kecemasan ibu
i Hamil Dalam control. Penelitian dilakukan di Klinik hamil dalam menghadapi
Menghadapi Asih Waluyo Jati pada bulan Oktober persalinan dengan
Persalinan di sampai dengan November 2017. Analisa menurunkan kecemasan
Klinik Pratama data menggunakan uji chisquare. Hasil sebesar 4,6 kali
Asih Waluyo analisis menunjukkan bahwa kelas dibandingkan dengan
Jati Bantul hypnopregnancy berpengaruh terhadap metode konvensioanal
Yogyakarta penurunan kecemasan ibu hamil dalam
mempersiapkan persalinan, (p<0,05).
Maya Efektifitas Metode yang digunakan dalam penelitian Terdapat perbedaan yang
Shella Hipnoterapi dan ini adalah quasi experiment signifikan antara sebelum
Asmara Terapi Musik dengan menggunakan dua kelompok dan setelah diberikan
Klasik terhadap pretest dan posttest, kelompok kontrol hipnoterapi dan
Heni Kecemasan Ibu non-equivalent. Hipnoterapi dan terapi terapi musik klasik
Esti Hamil Resiko musik klasik diberikan sebanyak 8 kali dalam mengatasi
Rahayu Tinggi di selama 2 minggu dengan durasi 15 kecemasan pada ibu
Kartika Puskesmas menit. Sampel yang digunakan adalah hamil resiko tinggi.
Wijayant Magelang sebagai sebanyak 40 responden dalam Pada penelitian ini
I Selatan Tahun sampel menggunakan proportional didapatkan
2017 random sampling teknik. Kecemasan perbedaan
ibu hamil berisiko tinggi diukur kecemasan pada
dengan menggunakan daftar kelompok
pertanyaan. Uji statistik yang hipnoterapi dan
digunakan adalah uji wilcoxon untuk terapi musik klasik
diukur sebelum dan sesudah
kecemasan dan uji statistik
Kolmogorov Smirnov dengan tingkat
signifikan p = 0,013 (p = <0,05).
Hasil: Perbedaan Kecemasan setelah
hipnoterapi dan terapi musik klasik
dengan nilai p = 0,013 (p = <0,05).
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium
(rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi. Lakukan
pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan
pertama :
1) Kadar haemoglobin
2) Golongan darah ABO dan rhesus
3) Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan
terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan
pada ibu hamil dengan IMS dan TB
4) Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria maupun covid
19: untuk ibu yang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah
endemic malaria dan pandemic covid 19 dalam 2 minggu terakhir
Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:
1. Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga) jika
terdapat hipertensi
2. Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai
anemia
3. Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan
riwayat defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm
4. Tes sifilis
5. Gula darah puasa
Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG
direkomendasikan:
1. Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu)
untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah
janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat.
2. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin
3. Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan
(Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga
kesehatan tidak tersedia)

7. Evidance Based
2.2 Persalinan
2.2.1. Definisi
Proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup
bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong
janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala
tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada
ibu dan janin (Puspita, 2014).
2.2.2. Macam Macam Persalinan
1. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
melalui jalan lahir ibu tersebut
2. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin.
(Kemenkes, 2016)
2.2.3. Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan
1. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu
atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr.
2. Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu
atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
3. Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu
atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
4. Partus maturus atau aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu
atau bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
5. Partus postmaturus atau serotinus
6. Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.
(Kemenkes, 2016)

2.2.4. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan


Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya
banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga
terjadi persalinan. Beberapa teori yangdikemukakan adalah:
penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-
otot,pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang
menyebabkan mulainyapersalinan adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron
menurunsehingga timbul his. Proses penuaan plasenta terjadi
mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadipenimbunan
jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga
otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot
rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesterone tertentu.
2. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga oxytocin bertambah dan meningkatkan
aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi
sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.
3. Keregangan Otot-otot.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelahmelewati batas tertentu terjadi kontraksi
sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnyadengan
Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang
bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan
makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah
keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering
lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus.
Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin,
dan induksi (mulainya ) persalinan.
5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang
dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra
dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada
setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil
dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu
terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya
kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun
daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama
persalinan.
(Kemenkes RI, 2016)
2.2.5. Tujuan Asuhan Persalinan
Adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajad
kesehatan yangtinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya
yang terintegrasi dan lengkap sertaintervensi minimal dengan asuhan
kebidanan persalinan yang adekuat sesuai dengantahapan persalinan
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
padatingkat yang optimal.
2.2.6. Tanda dan Gejala Persalinan
Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan,
akan dibahas materisebagai berikut :
a. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
1. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa
bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang
sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit
lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada
anggota bawah.
2. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada
kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam
pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung
kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering
kencing yang disebut Pollakisuria.
3. False labor
3-4 minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan
dari kontraksi Braxton Hicks.
His pendahuluan ini bersifat:
a Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
b Tidak teratur
c Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan
majunya waktu dan bila dibawa jalan malah sering
berkurang
d Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan
cervix
4. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke 9 hasil pemeriksaan cervix menunjukkan
bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang
lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa
menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan.
Perubahan ini berbeda untuk masingmasing ibu, misalnya
pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada
primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.
5. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira
24-28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari
sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan
maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan
energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari
aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan rumah,
mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah
lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang
kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan
sulit.
6. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti
diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan
hormon terhadap sistem pencernaan.
(Kemenkes, 2016)Nnbvxzzcbm

b. Tanda-tanda Persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :
1. Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his
pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut :
a. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut
bagian depan.
b. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
c. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
d. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau
pembukaan cervix.
e. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan
kontraksii
f. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada
servix (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran,
penipisan dan pembukaan serviks.
2. Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
3. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis
cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan
yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin
pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa
capillair darah terputus.
4. Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong
dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau
selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau
pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini
keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi
kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil,
malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum
persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan
mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

2.2.7. Asuhan Persalinan Normal


Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:
a. Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
b. Persalinan terjadi spontan
c. Presentasi belakang kepala
d. Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
e. Tdak ada komplikasi pada ibu maupun janin
 Pada persalian normal, terdapat beberapa fase: Kala I dibagi
menjadi 2:
- Fase laten: pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar 8 jam.
- Fase aktif: pembukaan serviks 4 hingga lengkap (10 cm),
sekitar 6 jam.
 Kala II: pembukaan lengkap sampai bayi lahir, 1 jam pada
primigravida, 2 jam pada multigravida.
 Kala III: segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir
lengkap, sekitar 30 menit.
 Kala IV: segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-
partum
2.2.8. Asuhan Kebidanan pada Persalinan
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih
dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya
pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, fokus
utamanya adalah mencegah teriadinya komplikasi. Hal ini
merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan
menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi. Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi
lahir akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru
lahir. Penyesuaian ini sangat penting dalam upaya menurunkan
angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Tujuan asuhan persalinan
normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
pada tingkat yang optimal. (Sarwono 2016)
1. Tahapan Persalinan (Depkes, 2013)
a) Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal
dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis
servikalis karena pergeseran-pergeseran, ketika serviks
mendatar dan membuka. Kala I persalinan dimulai sejak
terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
1. Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten
dan fase aktif.
a) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung
lambat dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan secara
bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam
7-8 jam.
b) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung
selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase.
1) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam,
pembukaan menjadi 4 cm.
2) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2
jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
3) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2
jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.
Tabel 2.4 Penilian dan intervensi selama kala 1(Depkes, 2013)
Parameter Fase Laten Fase Aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu Badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Denyut Jantung Bayi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan Serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

b) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan servikssudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara
berlangsung selama 2 jam dan pada multipara1 jam. Tanda dan gejala
kala II:
 His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.
 Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinyakontraksi.
 Ibumerasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan/atau
vagina.
 Perineum terlihat menonjol.
 Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
 Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaandalam yang
menunjukkan :
1. Pembukaan serviks telah lengkap.
2. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
c) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi danberakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruhproses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.Lepasnyaplasenta sudah dapat
diperkirakan dengan memperhatikan tanda – tanda pelepasan plasenta.
1) Perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uterus
2) Tali pusat bertambah panjang
3) Terjadi semburan darah
Asuhan pada Kala III
Asuhan yang di berikan oleh tenaga kesehatan pada ibu bersalin saat
kala III yaitu, antara lain:
1. Beritahukan kepada ibu bahwa penolong akanmenyuntikkan
oksitosin untuk membantu uterusberkontraksi baik.
2. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikanoksitosin
10 unit IM di sepertiga paha atas bagian distallateral (lakukan
aspirasi sebelummenyuntikkan oksitosin).
Jika tidak ada oksitosin:
 Rangsang puting payudara ibu atau minta ibu menyusui
untuk menghasilkan oksitosin alamiah.
 Beri ergometrin 0,2 mg IM. Namun TIDAK BOLEH
diberikan pada pasien preeklampsia, eklampsia, dan
hipertensi karena dapat memicu terjadi penyakit
serebrovaskular.
3. Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali
pusat pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi (kecuali pada
asfiksia neonatus, lakukan sesegeramungkin). Dari sisi luar klem
penjepit, dorong isi tali pusatke arah distal (ibu) dan lakukan
penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
 Potong dan ikat tali pusat.
- Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telahdijepit
kemudian gunting tali pusat di antara 2 klemtersebut
(sambil lindungi perut bayi).
- Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisiberlawanan
dan lakukan ikatan kedua menggunakansimpul kunci.
- Lepaskan klem dan masukkan dalam larutan
klorin0,5%.Jangan membungkus puntung tali pusat
ataumengoleskan cairan/bahan apapun ke puntung tali
pusat.
4. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulitbayi.
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.Luruskan
bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baikdi dinding dada-
perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.
5. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering danpasang
topi pada kepala bayi.(Jangan segera menimbang atau
memandikan bayi barulahir).
6. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cmdari
vulva.
7. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,tepat di
tepi atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan klemdengan tangan
yang lain.
8. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arahbawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arahdorso-kranial
secara hati-hati, seperti gambar berikut, untukmencegah
terjadinya inversio uteri.Jika uterus tidak segera berkontraksi,
minta ibu, suami atauanggota keluarga untuk menstimulasi puting
susu.Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikanpenegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksiberikutnya dan ulangi prosedur di atas.
9. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hinggaplasenta
terlepas, lalu minta ibu meneran sambil menariktali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arahatas, mengikuti poros
jalan lahir dengan tetap melakukantekanan dorso-kranial, seperti
gambar berikut;
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klemhingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkanplasenta.
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkantali
pusat:
- Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
- Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung
kemihpenuhMinta keluarga untuk menyiapkan rujukan
- Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
- Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30menit
setelah bayi lahir
- Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.
10. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkankelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan.Jika selaput ketuban
robek, pakai sarung tangan DTT atausteril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudiangunakan jari-jari tangan atau
klem DTT atau steril untukmengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
11. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukanmasase
uterus dengan meletakkan telapak tangan difundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkarsecara lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus terabakeras).
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus
tidakberkontraksi setelah 15 detik melakukan
rangsangantaktil/ masase.
 Menilai perdarahan
12. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibumaupun
janin dan pastikan bahwa selaputnya lengkap danutuh.
13. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum danlakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahanaktif.
d) Kala IV (Pemantauan)
Kala empat persalinan disebut juga dengan kalapemantauan. Kala
empat dimulai dari setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu. Pada kala empat yang paling sering terjadi perdarahan
postpartum, yaitu pada 2 jam pertamapostpartum. Masalah/ komplikasi
yang dapat muncul pada kalaempat adalah perdarahan yang mungkin
disebabkan oleh atoniauteri, laserasi jalan lahir dan sisa plasenta. Oleh
karena ituharus dilakukan pemantauan, yaitu pemantauan kontraksi
danmencegah perdarahan pervaginam. Pemantauan pada kala IV
dilakukan:
(1) Setiap 15 menit pada satu jam pertama pasca persalinan
(2) Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
(3) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukanpenatalaksanaan
atonia uteri yang sesuai.
Kontraksi uterus selama kala empat umumnya tetapkuat
dengan amplitudo sekitar 60 sampai 80 mmHg, kekuatankontraksi
ini tidak diikuti oleh interval pembuluh darah tertutuprapat dan
terjadi kesempatan membentuk thrombus. Melaluikontraksi yang
kuat dan pembentukan thrombus terjadipenghentian pengeluaran
darah postpartum. Kekuatan ikutansaat menyusui sering dirasakan
oleh ibu postpartum, karenapengeluaran oksitosin oleh kelenjar
hipofisis posterior.Pengeluaran. oksitosin sangat penting yang
berfungsi :
 Merangsang otot polos yang terdapat di sekitar alveoluskelenjar
mamae, sehingga ASI dapat dikeluarkan.
 Oksitosin merangsang kontraksi uterus dan
mempercepatinvolusi uteri.
Kontraksi otot uterus yang disebabkan oksitosinmengurangi
perdarahan postpartum.

2.2.9. Perubahan Fisiologis dalam Persalinan (Varney, 2015)


Tekanan Darah Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan
kenaikan sistolik rata -rata 10 – 20 mmHg dan kenaikan
diastolic rata – rata 5-10 mmHg. Diantara kontraksi uterus,
tekanan darah kembali normal pada level sebelum
persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan
meningkatkan tekanan darah.
Metabolisme Selama persalinan metabolism karbohidrat aerobic maupun
metabolism anaerobic akan naik secara berangsur
disebabkan karena kecemasan serta aktifitas otot skeletal.
Peningkatan inni ditandai dengan kenaikan suhu badan,
denyut nadi, pernafasan, kardiak output, dan kehilangan
cairan.
Suhu Badan Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan dan
segera setelah kelahiran. Suhu tubuh dianggap normal jika
tidak melebih 0,5 – 1o C
Denyut Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak
Janyung jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara
kontraksi, detak jantung sedikit meningkat di bandingkan
sebelum persalinan
Pernafasan Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi
peningkatan laju pernafasan yang di anggap normal.
Hiperventilasi yang lama di anggap tidak normal dan bisa
menyebabkan alkalosis.
Gunjal Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin di
sebabkan oleh peningkatan filtrasi glomerulus dan
peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit di
anggap biasa dalam persalinan
Gastrointestinal Motilitas lambung dan absorpsi makan padat secara
substansial berkurang banyak sekali selama persalinan.
Selai itu, pengeluaran getah lambung berkurang,
menyebabkan aktivitas pencernaan hamper berhenti, dan
pengosongan lambung menjadi sangat lamban. Cairan tidak
berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang
biasa. Mual atau muntah biasa terjadi samapai mencapai
akhir kala I.
Hematologi Hematologi meningkat sampai 1,2 garam/100 ml selama
persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum
persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali ada
perdarahan post partum.
2.2.10. Perubahan Psikologis Dalam Persalinan (Vareney, 2015)
a. Pengalaman Sebelumnya
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dapat
menimbulkanambivalensi mengenai kehamilan seiring usahanya
mengadapi pengalaman yang buruk yang pernah ia alami
sebelumnya. Efek kehamilan terhadap kehidupan kelak,
tanggung jawab yang baru atau tambahan yang akan
ditanggungnya. Kecemasan yang berhubungan dengan
kemampuan untuk menjadi seorang ibu.
b. Kesiapan Emosi
Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang dapat
terkendaliyang di akibatkan oleh perubahan – perubahan yang
terjadi pada dirinya sendiri serta pengaruh dari orang – orang
terdekatnya, ibu bersalin biasanya lebih sensitive terhadap semua
hal. Untuk dapat lebih tenang dan terkendali biasanya lebih
sering bersosialisasi dengan sesama ibu – ibu hamil lainnya
untuk saling tukar pengalaman dan pendapat.
c. Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental,materi dsb)
Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami
kekhawatiranmenghadapi persalinan, antara lain dari segi materi
apakah sudah siap untuk menghadapi kebutuhan dan
penambahan tanggung jawab yang baru dengan adanya calon
bayi yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental yang
berhubungan dengan risiko keselamatan ibu itu sendiri maupun
bayi yang di kandungnya.
d. Support system
Peran serta orang – orang terdekat dan di cintai sangat
besarpengaruhnya terhadap psikologi ibu bersalin biasanya
sangat akan membutuhkan dorongan dan kasih sayang yang lebih
dari seseorang yang dicintai untuk membantu kelancaran dan
jiwa ibu itu sendiri.
e. Evidance Based
Menurut Jurnal Licia Shinta tentang Massage reduced severity
ofpain during labour: a randomised trial. Pijat selama fase aktif
persalinan nyeri yang berkurang secara signifikan. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, pijat oleh para profesional kesehatan
akan membantu wanita dalam persalinan, karena intervensi ini
mudah diterapkan dan berkontribusi pada manajemen nyeri,
memfasilitasi ketergantungan yang berkurang pada obat
analgesik. Selain itu, pijat dapat ditawarkan oleh orang yang
menyertainya setelah pelatihan selama kursus prenatal,
menggaris bawahi kebutuhan untuk perawatan kemanusiaan dan
interdisipliner, dengan dukungan yang efektif untuk wanita
selama fase aktif. (Silva Gallo et al., 2013)
2.3 Asuhan Kebidanan Neonatus
2.3.1. Definisi (Depkes RI, 2015)
Menurut WHO, bayi baru lahir, atau neonatus, adalah anak
dibawah usia 28 hari. Selama 28 hari pertama kehidupan ini, anak
beradapada risiko kematian tertinggi. Oleh karena itu sangat penting
bahwapemberian makan dan perawatan yang tepat diberikan selama
periode ini,baik untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup
anak dan untukmeletakkan fondasi untuk kehidupan yang sehat.Bayi
Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasibelakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilangenap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan
lahir 2500 – 4000gram, dengan nilai apgar > 7 dan tanpa cacat
bawaan.
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran danharus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke
kehidupan ekstrauterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan
fungsi dan peoses vitalneonatus yaitu maturasi, adaptasi dan
toleransi. Empat aspek transisi padabayi baru lahir yang paling
dramatik dan cepat berlangsung adalah padasisem pernafasan,
sirkulasi, kemampuan menghasilkan glukosa.
2.3.2. Penampilan Bayi Baru Lahir ( Depkes RI, 2015)
a. Kesadaran dan Reaksi terhadap sekeliling, perlu di kurangi
rangsanganterhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit,
atau suara kerasyang mengejutkan atau suara mainan;
b. Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan yang
simetris padawaktu bangun. adanya temor pada bibir, kaki dan
tangan pada waktumenangis adalah normal, tetapi bila hal ini
terjadi pada waktu tidur,kemungkinan gejala suatu kelainan
yang perlu dilakukan pemeriksaanlebih lanjut;
c. Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang; kepala:
apakahterlihat simetris, benjolan seperti tumor yang lunak
dibelakang atasyang menyebabkan kepala tampak lebih panjang
ini disebabkan akibatproses kelahiran, benjolan pada kepala
tersebut hanya terdapatdibelahan kiri atau kanan saja, atau di sisi
kiri dan kanan tetapi tidakmelampaui garis tengah bujur kepala,
pengukuran lingkar kepala dapatditunda sampai kondisi benjol
(Capput sucsedenaum) dikepala hilangdan jika terjadi moulase,
tunggu hingga kepala bayi kembali padabentuknya semula.
d. Muka wajah: bayi tampak ekspresi; mata: perhatikan
antarakesimetrisan antara mata kanan dan mata kiri, perhatikan
adanyatanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan
menghilangdalam waktu 6 minggu;
e. Mulut: penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu
sepertimulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi,
saliva tidakterdapat pada bayi normal, bila terdapat sekret yang
berlebihan,kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna;
f. Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat
persalinan;perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernapasan
bayi, karena bayibiasanya bayi masih ada pernapasan perut;
g. Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung
denganlekukan yang kurang sempurna; Bahu, tangan, sendi,
tungkai: perludiperhatikan bentuk, gerakannya, faktur (bila
ekstremitaslunglai/kurang gerak), farices;
h. Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna
kemerahan,kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas
ringan,pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan
kemungkinan adanyakelainan, waspada timbulnya kulit dengan
warna yang tak rata (“cutiMarmorata”) ini dapat disebabkan
karena temperature dingin, telapaktangan, telapak kaki atau
kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucatdan kuning,
bercakbercak besar biru yang sering terdapat disekitarbokong
(Mongolian Spot) akan menghilang pada umur 1 (satu) sampai5
(lima) tahun;
i. Kelancaran menghisap dan pencernaan: harus diperhatikan: tinja
dankemih: diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada
bila terjadiperut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya tinja,
disertai muntah,dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap
segera konsultasi untukpemeriksaan lebih lanjut, untuk
kemungkinsn Hirschprung/CongenitalMegacolon;
j. Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan
spontantanpa disadari pada bayi normal, refleks pada bayi antara
lain :
1) Tonik neek refleks , yaitu gerakan spontan otot kuduk pada
bayinormal, bila ditengkurapkan akan secara spontan
memiringkankepalanya
2) Rooting refleks yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar
mulutbayi maka ia akan membuka mulutnya dan
memiringkan kepalanyake arah datangnya jari
3) Grasping refleks yaitu bila jari kita menyentuh telapak
tangan bayimaka jarijarinya akan langsung menggenggam
sangat kuat
4) Moro refleks yaitu reflek yang timbul diluar kesadaran
bayimisalnya bila bayi diangkat/direnggut secara kasar dari
gendongankemudian seolah-olah bayi melakukan gerakan
yang mengangkattubuhnya pada orang yang mendekapnya,
5) Suckling refleks (menghisap) yaitu areola putting susu
tertekangusi bayi, lidah, dan langis-langit sehingga sinus
laktiferus tertekandan memancarkan ASI,
6) Swallowing refleks (menelan) dimana ASI dimulut bayi
mendesakotot didaerah mulut dan faring sehingga
mengaktifkan reflexmenelan dan mendorong ASI ke dalam
lambung.
7) Berat badan: sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat
badan lebihdari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan
kekurangan cairan

2.3.3. Asuhan Kebidanan Bayi Bayi Usia 24 jam - 6 minggu (Anggita


Sari, 2016)
a. Pemberian minum.
Pada usia beberapa hari, berat badan bayi mengalami
penurunanyang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat
badan waktu lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya
mekonium dan air seni yang belum diimbangi dengan asupan
yang mencukupi, misalnya produksiASI yang belum lancer dan
berat badan akan kembali pada hari kesepuluh.
Bayi kemungkinan akan merasa lapar setiap 2-4 jam.
Berikan ASI sesering mungkin (on demand) atau selang 3-4 jam.
Bayi hanya memerlukan ASI saja sampai 6 bulan pertama.
Setelah memberikanASI pada bayi,sendawakan bayi agar
terhindar dari gumoh ataumuntah. Tanda – tanda bayi cukup
ASI. Diantaranya berat badan bayibertambah, bayi BAK 6 – 8
x/hari, ketika menghisap dagu bayi akanbergerak naik turun, bayi
tidak rewel dan tertidur pulas.
b. Kebutuhan BAB.
Bayi memiliki feses yang lengket hitam kehijauan pada dua
haripertama yang disebut mekonium. Feses bayi dengan ASI
akanberwarna hijau keemasan, lunak, dan tampak seperti biji.
Feses bayiyang menyusu lewat botol akan berwarna coklat gelap,
lengket atauberbentuk. BAB yang terjadi pada bayi baru lahir
dapat terjadi 1-4dalam sehari.
c. Kebutuhan BAK.
Bayi akan BAK sedikitnya 4 – 5 X/ hari. Urine tidak
berwarnaatau kuning pucat.
d. Kebutuhan Tidur.
Bayi memerlukan waktu yang banyak untuk tidur. Rata –
ratatidur 20 jam sehari. Status sadar antara 2 – 3 jam beberapa
haripertama. Bayi tampak semi koma saat tidur dalam meringis
atautersenyum.
e. Menjaga kebersihan Kulit.
1) Memandikan bayi dengan menggunakan sabun yang
lembut,jangan membenamkan bayi sampai tali pusatnya lepas
dan kering.Apabila tali pusat belum kering bersihkan di
daerah tali pusatdengan menggunakan alcohol dan kassa
steril.
2) Apabila bayi BAK/ BAB segera bersihkan pantat bayi
dengan sabun dan air dan segera keringkan. Segera ganti
popok denganyang bersih. Hal ini untuk mencegah terjadinya
ruam popok.
3) Hindari pemakaian bedak dan pewangi untuk mencegah
iritasi
4) Menjaga keamanan bayi.
a) Hindari ruangan yang bersuhu dingin yang bias
menyebabkanhipotermi.
b) Membersihkan dan merapikan box bayi setiap hari.
c) Mengenakan bayi dengan baju dengan bahan kain
yangbersih, kering dan hangat
f. Perawatan tali pusat.
Perawatan tali pusat merupakan upaya untuk mencegah
infeksitali pusat yang sesungguhnya merupakan tindakan
sederhana, yangterpenting adalah tali pusat dan daerah sekitar
tali pusat selalu bersihdan kering, dan selalu mencuci tangan
dengan air bersih danmenggunakan sabun sebelum merawat tali
pusat. Agar tidakmenimbulkan infeksi, tali pusat harus dirawat
dengan benar dengancara:
1) Membiarkan tali pusat kering sendiri
Membiarkan tali pusat mengering dengan sendirinya dan
hanyamembersihkan setiap hari tidak menyebabkan infeksi,
hal yangpenting adalah tidak membubuhkan apapun pada
sekitar daerah talipusat karena dapat mengakibatkan infeksi.
2) Metode kasa kering
Salah satu yang disarankan oleh WHO dalam merawat tali
pusatadalah dengan menggunakan pembalut kassa bersih
yang seringdiganti.Lama lepas tali pusat dikatakan cepat jika
kurang dari 5 hari,normal jika antara 5 sampai dengan 7 hari,
dan lambat jika lebihdari 7 hari. Lepasnya tali pusat selain
dipengaruhi oleh perawatantali pusat dengan menjaga agar
tali pusat tetap kering dan bersihjuga dipengaruhi oleh
kepatuhan ibu untuk membersihkan talipusat setiap hari.
g. Mendeteksi tanda – tanda bahaya bayi.
1) Bayi tampak lemah, sulit menghisap.
2) Kesulitan bernafas. Nafas cepat atau lambat
3) Letargi.
4) Warna abnormal pada kulit dan bibir tampak biru dan sclera
tampakkuning atau pucat.
5) Suhu tubuh mengalami hipotermi (suhu :<36OC) atau
mengalamifebris (suhu > 37,5OC)
6) Tali pusat tampak merah, bengkak, keluar cairan berbau
busuk danberdarah.
7) Mata bengkak dan mengeluarkan cairan
8) Bayi tidak berkemih dalam waktu 24 jam pertama.
9) Bayi tidak defekasi dalam waktu 48 jam pertama
h. Penyuluhan Sebelum Bayi Pulang.
1) Mengajarkan cara memandikan bayi, perawatan tali pusat,
carameneteki yang benar, perawatan payudara dan imunisasi.
2) Dalam 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan,
berikanimunisasi BCG, Polio dan Hepatitis B.
3) Jelaskan tanda – tanda bahaya bayi baru lahir pada orang tua
dananjurkan untuk ke tenaga kesehatan bila menemui tanda
bahayapada bayi baru lahir.
4) Menganjurkan pada orang tua untuk memberikan ASI
Eksklusif
5) Kontrol ulang untuk mengetahui tumbuh kembang bayi.
2.3.4 Kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatus adalah pelayanan kesehatan kepada
neonatussedikitnya 3 kali yaitu kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam
sampaidengan 48 jam setelah lahir, kunjungan neonatal II (KN2) pada hari
ke 3s/d 7 hari, kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28
hari.Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat,
dapatdilaksanakan di puskesmas atau melalui kunjungan rumah
(KementrianKesehatan Republik Indonesia, 2016).
Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman
ManajemenTerpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda
(ManajemenTerpadu Bayi Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif,
pencegahan infeksiberupa perawatan mata, perawatan talipusat,
penyuntikan vitamin K1 danimunisasi HB-0 diberikan pada saat
kunjungan rumah sampai bayiberumur 7 hari (bila tidak diberikan pada
saat lahir). (Kemenkes RI, 2015)
2.3.5 Ikterus (Depkes RI, 2010)
Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain
akibatpenimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam
darahlebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya
gangguanfungsional dari hepar, sistem biliary atau system haematologi.
Ikterusdapat terjadi baik karena peningkatan bilirubin indirek
(unconjugated) dandirek (conjugated).
a. Ikterus fisiologis. Dalam keadaan normal kadar bilirubin indirekdalam
serum tali pusat adalah 1-3 mg/dl dan akan meningkat
dengankecepatan kurang 5 mg/dl/24 jam, dengan demikian ikterus
baruterlihat pada hari ke 2-3, biasanya mencapai puncak antara hari ke
2-4,dengan kadar 5-6 mg/dl untuk selanjutnya menurun sampai kadar
5-6mg/dl untuk selanjutnya menurun sampai kadarnya lebih rendah
dari 2mg/dl antara hari ke 5-7 kehidupan.
b. Hiperbilirubin patologis. Makna hiperbilirubinemia terletak
padainsiden kernikterus yang tinggi, berhubungan dengan kadar
bilirubinbebas yang lebih dari 18-20 mg/dl pada bayi aterm. Pada bayi
denganberat badan lahir rendah akan memperlihatkan kernikterus pada
kadaryang lebih rendah (10-15mg/dl).

Tabel 2.5 Hubungan kadar bilirubin (mg/dL) dengan daerahikterus


menurut Kramer (Arif Mansjoer, 2017)
Daerah Penjelasan Kadar Bilirubin (Mg/dl)
Ikterus Prematur Aterm
1 Kepala dan Leher 4-8 4-8
2 Dada sampai pusat 5-12 5-12
3 Pusat bagian bawah sampai lutut 7-15 8-16
4 Lutut sampai pergelangan kaki dan bahu 9-18 11-18
sampai pergelangan tangan
5 Kaki dan tangan termasuk telapak kaki >10 >15
dan telapak tangan

2.4 Asuhan Kebidanan Nifas


2.4.1. Definisi
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 Hari) setelah itu.
Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya Pencegahan,
deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin
terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. (Sarwono,
2016).
Nifas atau Puerperium dari kata Puer yang artinya bayi dan
parous melahirkan. Jadi, Puerperium berarti masa setelah melahirkan
bayi. Masa Nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil.
(Asih, Yusari,. Risneni. 2016).
Pelayanan keseatan ibu nifas oelh bidan dan dokter
dilakukanminimal 3 kali yaitu 6 jam – 3 hari setelah melahirkan; hari
ke 4 – 28 harisetelah melahirkan; hari ke 29–42 hari setelah
melahirkan. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016)
2.4.2. Tahapan Masa Nifas (Asih, Yusari, Risneni, 2016)
Masa nifas terbagi menjadi tiga periode
a. Periode pasca salin segera / immediate postpartum (0 – 24
jam)Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Sering
terdapatbanyak masalah, misal perdarahan karena atonia uteri.
Oleh sebab itutenaga kesehatan harus teratur melakukan
pengecekan lochea, tekanandarah dan suhu.
b. Periode pasca salin awal / early postpartum (24 jam – 1 minggu)
Pada periode ini tenaga kesehatan memastikan involusi uteri
dalamkeadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau
busuk, tidak ada demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan, serta ibu dapat menyusui bayinya dengan baik
c. Periode pasca salin lanjut / late postpartum (1 minggu – 6
minggu)
Pada periode ini tenaga kesehatan tetap melakukan perawatan
danpemeriksaan sehari – hari serta konseling KB
2.4.3. Rekomendasi WHO tentang perawatan postnatal (WHO, 2013)
1) Rekomendasi 3 : Home visits for postnatal
Kunjungan rumah pada minggu pertama setelah kelahiran
direkomendasikan untuk perawatan ibu dan bayi baru lahir
2) Rekomendasi 9 : Assessment of the mother

a. 24 jam pertama setelah lahir


Semua wanita postpartum harus melakukan penilaian
perdarahanvagina, kontraksi uterus secara teratur, tinggi
fundus, suhu dandenyut jantung (nadi) secara rutin selama 24
jam pertama mulai darijam pertama setelah kelahiran.
Tekanan darah harus diukur segerasetelah lahir. Jika normal,
pengukuran tekanan darah kedua harusdilakukan dalam waktu
enam jam. Kekosongan urin harusdidokumentasikan dalam
waktu enam jam.
b. Melampaui 24 jam setelah lahir
 Pada setiap kontak pascakelahiran berikutnya, pertanyaan
harusterus dilakukan tentang kesejahteraan umum dan
penilaian yangdibuat mengenai hal berikut: berkemih dan
inkontinensia urin,fungsi usus, penyembuhan luka
perineum, sakit kepala,kelelahan, sakit punggung, sakit
perineum, dan kebersihanperineum , nyeri payudara, nyeri
tekan uterus dan lokia.
 Kemajuan menyusui harus dinilai pada setiap kontak
pascanatal.
 Pada setiap kontak pascakelahiran, wanita harus ditanyai
tentangkesejahteraan emosional mereka, keluarga apa dan
dukungansosial yang mereka miliki dan strategi koping
yang biasa merekalakukan untuk menangani masalah
sehari-hari. Semua wanitadan keluarga / pasangan mereka
harus didorong untuk memberitahu profesional kesehatan
mereka tentang perubahan suasanahati, keadaan emosi dan
perilaku yang berada di luar polanormal wanita.
 Pada 10-14 hari setelah kelahiran, semua wanita harus
ditanyaitentang resolusi depresi postpartum ringan
(“maternal blues”)yang ringan. Jika gejala belum sembuh,
kesejahteraan psikologiswanita tersebut harus terus dinilai
untuk depresi pascanatal, danjika gejalanya menetap,
dievaluasi.
 Perempuan harus diperhatikan untuk segala risiko, tanda
dangejala kekerasan dalam rumah tangga.
 Wanita harus diberi tahu siapa yang harus dihubungi
untuknasihat dan manajemen.
 Semua wanita harus ditanyai tentang dimulainya
kembalihubungan seksual dan kemungkinan dispareunia
sebagai bagian dari penilaian kesejahteraan keseluruhan
dua hingga enamminggu setelah kelahiran.
 Jika ada masalah yang memprihatinkan pada kontak
pascanatal,wanita tersebut harus dikelola dan / atau
dirujuk sesuai denganpedoman WHO spesifik lainnya.
3) Rekomendasi 10 : Iron and folic acid supplementation
Suplemen zat besi dan asam folat harus diberikan setidaknya tiga
bulansetelah melahirkan.Perkiraan besaran zat besi yang perlu
ditimbun selama hamil ialah1.040 mg. dari jumlah ini 200 mg Fe
tertahan oleh tubuh ketikamelahirkan dan 840 mg sisanya hilang.
Suplementasi zat besi dibutuhkanbahkan kepada ibu dengan
status gizi baik (Voni Silvia., 2012)
2.4.4. Adaptasi Fisik pada Masa Nifas
System Involusi Uteri Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang
Reproduksi berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih di
pertengahan antara umbilicus dan simfisis pada 1 minggu
post partum. Kemudian, 14 hari postpartum TFU mengkerut,
telah turun masuk ke dalam rongga panggul dan tidak dapat
lagi diraba dari luar. Pada 6 minggu post partum uterus
kembali normal
Pengeluaran - Lochea Rubra (1-3 hari pasca salin)
Lochea Warnanya merah mengandung darah dari luka pada
plasenta dan serabut decisua dan chorion
- Lochea Sangulenta (4 – 7 hari pascasalin)
Warnanya merah kekuningan berisi lender
- Lochea Serosa (7 – 14 hari pascasalin)
Warnanya kecoklatan mengandung banyak serus, lebih
sedikit darah dan laserasi plasenta
- Lochea Alba (2-6 minggu pascasalin)
Warnanya putih kekuningan mengandung leukosit, selaput
lendir serviks dan seabut jaringan mati
Vagina dan Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami
Perineum penekanan serta perengangan, setelah beberapa hari
persalinan kedua organ kembali dalam keadaan sebelum
hamil.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat
perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat
terjadi secara spontan atau pun dilakukan episiotomy dengan
indikasi tertentu
System Tonus otot Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 2– 3
Pencernaan Menurun hari setelah melahirkan
Sistem Pelvis, ginjal Pelvis, ginjal dan ureter yang meregang dan berdilatasi
Perkemihan dan ureter selama kehamilan kembali normal pada akhir minggu
keempat setelah melahirkan.
Sistem Dinding Selama hamil dinding abdomen meregang setalh bersalin
Muskuloskeletal Abdomen dinding abdomen akan lembek (pemisahan muskulus rektus
abdominus)
Striae Tidak menghilang, tetapi berubah menjadi samar
Sistem Oksitosin Oksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitary posterior dan
Endokrin berkerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara.
Oksitosin di dalam sirkulasi dara menyebabkan uterus
berkontraksi
Prolactin Penurunan estrogen meningkatkan prosuksi prolactin dari
glandula pituitary anterior yang bereaksi terhadap alveoli
payudara dan menstimulasi produksi ASI dan menekan
stimulasi folikel dalam ovarium
HCG,HPL, Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan lahir kadar
estrogen, HCG,HPL, estrogen, progesterone di dalam darah ibu
progesterone menurun. Dan kembali normal setelah 7 hari postpartum
Pemulihan Pada ibu yang menyusui bayinya, ovulasi jarang terjadi
ovulasi dan sebelum 20 minggu dan tidak terjadi diatas 28 minggu untuk
menstruasi ibu yang melanjutkan menyusui samoai 6 bulan. Pada ibu
yang tidak menyusui ovulasi dan menstruasi biasanya akan
terjadi antara 7 – 10 minggu
Tanda-tanda Tekanan Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan
Vital darah rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan
darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklampsi postpartum
Respirasi Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan
suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal,
pernapasan juga akan mengikuti, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran napas
Temperature Selama 24 jam pertama dapat meningkat sampai 38oc
sebagai akibat efek dehidrasi persalinan. Setealh 24 jam
seharusnya wanita tidak demam
Denyut Nadi Denyut nadi dan volume sekuncup serta curah jantung tetap
tinggi selama jam pertama bayi lahir. Kemudian mulai
menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada
minggu 8–10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali
seperti sebelum hamil
Sistem Cardiac Meningkat selama persalinan, penurunan akan terjadi 1 hari
Kardiovaskuler output puerperium dan kembali normal setalah minggu ke 3
postpartum
Aliran Darah Penurunan aliran darah ke organ akan menurun pada hari
poertama postpartum, tetapi aliran darah akan meningkat ke
payudara dan membantu proses laktasi
System Leukosit, Selama persalinan leukosit akan meningkat (15.000 gr/dl)
Hematologi eritrosit,dll dan akan tetap meningkat pada beberapa hari post partum.
Hb, ht dan eritrosit jumlahnya akan berubah dalam awal
pueperineum

2.4.5. Adaptasi Psikologi pada Masa Nifas (Asih, Yusari,. Risneni. 2016)
Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilann
menjelang proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada periode
tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman
yangunik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan
masa yangrentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Perubahan peranseorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab
ibu mulai bertambah.
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
a. Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang
berlangsungdari hari pertama sampai hari ke dua setelah
melahirkan. Lbu terfokuspada dirinya sendiri, sehingga cenderung
pasif terhadaplingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami
antara lain rasamules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur,
kelelahan. Hal yang perludiperhatikan pada fase ini adalah
istirahat cukup, komunikasi yangbaik dan asupan
nutrisi.Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada
fase iniadalah:
1) Kekecewaan pada bayinya.
2) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang
dialami.
3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
4) Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.
b. Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.
Ibumerasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung
jawabdalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif
sehingga mudahtersinggung. Hal yang periu diperhatikan adalah
komunikasi yangbaik, dukungan dan pemberian
penyuluhan/pendidikan kesehatantentang perawatan diri dan
bayinya.
Tugas bidan antara lain: Mengajarkan cara perawatan
bayi,cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan,
senam nifas,pendidikan kesehatan gizi, istirahat. Kebersihan diri
dan lain-lain.
c. Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan
peranbarunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Ibu sudahmulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan
bayinya.Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu
merasapercaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam
memenuhikebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan
keluarga dapatmembantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat
masih diperlukanibu untuk menjaga kondisi fisiknya. Hal-hal
yang harus dipenuhiselama nifas adalah sebagai berikut:
1) Fisik.
2) Psikologi.
3) Sosial.
2.4.6 Pengambilan Keputusan Kontrasepsi
Hak reproduksi juga menjadi bagian dari hak asasi manusia.
Hakreproduksi yang dihasilkan dari ICPD (International Conference
onPopulation and Development) pada tahun 1994 menjamin setiap
individumemiliki hak-hak yang berkaian dengan kesehatan reproduksi
dan kehidupan seksualnya. Hak seksual dituangkan dalam 12 poin :
1) Hak untuk hidup
2) Hak atas kemerdekaan dan keamanan
3) Hak kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi
4) Hak atas kerahasiaan pribadi
5) Hak atas kebebasan berfikir
6) Hak mendapatkan informasi dan pendidikan
7) Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk
danmerencanakan keluarga
8) Hak untuk memutuskan mempunyai atau tidak dan kapan
waktumemiliki anak
9) Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan
10) Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan
11) Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik
12) Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
Merujuk pada poin ke 8 perempuan memiliki hak untuk
memutuskan mempunyai atau tidak dan kapan waktu memiliki
anak.Dalam hal ini perempuan dapat menggunakan alat
kontrasepsi sebagai media mengatur atau menjarakan anak atau
menghentikan kehamilan.
Dalam Alat Bantu Pemilihan Kontrasepsi (ABPK) terdapat
bagian khusus untuk ibu yang berusia 40 tahun yaitu klien
kebutuhan khusus. Kontrasepsi masih penting bagi ibu-ibu yang
masih aktif secara seksual hingga masa menopause. Kehamilan
pada ibu usia 40-an memiliki risiko yang lebih besar bagi ibu dan
bayinya. Kontap wanita maupun Kontap pria bisa menjadi pilihan
tepat untuk pasangan usia 40-an yang tidak ingin menambah anak.
(Kemenkes, 2014)
Dalam penelitian Analisis Faktor yang Berhubungan
Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
pada Akseptor KB Wanita di KecamatanMancak Kabupaten
Serang, ada hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan,
dukungan suami, budaya, tingkat kesejahteraan, Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE ) KB dengan pemilihan MKJP.
2.5 Kontrasepsi Pascasalin
Terdapat beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan setelah
persalian karena tidak mengganggu proses menyusui. Berikut penjelasan
mengenai pilihan metode tersebut (Kemenkes RI, 2017).
a Metode Amenorea Laktasi (MAL)
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
 Ibu menyusui secara penuh (full breast feeding) dan sering; lebih
efektif bila pemberian ≥ 8 kali sehari
 Ibu belum haid
 Umur bayi kurang dari 6 bulan
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar efektivitas MAL
optimal:
 Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (bayi hanya
sesekali diberi 1-2 teguk air/minuman pada upacara adat/agama)
 Perdarahan sebelum 56 hari pascasalin dapat diabaikan (belum
dianggap haid)
 Bayi menghisap payudara secara langsung
 Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir
 Kolostrum diberikan kepada bayi
 Pola menyusui on demand (menyusui setiap saat bayi membutuhkan)
dan dari kedua payudara
 Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari
 Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam
Untuk mendukung keberhasilan menyusui dan MAL maka ibu perlu
mengerti cara menyusui yang benar meliputi posisi, perlekatan dan
menyusui secara efektif.
b Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap (sterilisasi) digunakan untuk yang tidak ingin
mempunyai anak lagi.
c Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKDR merupakan pilihan kontrasepsi pascasalin yang aman dan
efektif untuk ibu yang ingin menjarangkan atau membatasi kehamilan.
AKDR dapat dipasang segera setelah bersalin ataupun dalam jangka
waktu tertentu.
Meskipun angka ekspulsi pada pemasangan AKDR segera
pascasalin lebih tinggi dibandingkan teknik pemasangan masa interval
(lebih dari 4 minggu setelah persalinan), angka ekspulsi dapat
diminimalisasi bila:
 Pemasangan dilakukan dalam waktu 10 menit setelah melahirkan
plasenta
 AKDR ditempatkan cukup tinggi pada fundus uteri
 Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih khusus
Keuntungan pemasangan AKDR segera setelah lahir (pascaplasenta)
antara lain:
 Biaya lebih efektif dan terjangkau.
 Lebih sedikit keluhan perdarahan dibandingkan dengan pemasangan
setelah beberapa hari/minggu.
 Tidak perlu mengkhawatirkan kemungkinan untuk hamil selama
menyusui dan AKDR pun tidak mengganggu produksi air susu dan
ibu yang menyusui.
 Mengurangi angka ketidakpatuhan pasien.
Namun demikian, terdapat beberapa risiko dan hal-hal yang harus
diwaspadai saat pemasangannya:
 Dapat terjadi robekan dinding Rahim
 Ada kemungkinan kegagalan pemasangan.
 Kemungkinan mengalami nyeri setelah melahirkan hingga beberapa
hari kemudian.
 Kemungkinan terjadi infeksi setelah pemasangan AKDR (pasien harus
kembali jika ada demam, bau amis/anyir dari cairan vagina dan sakit
perut terus menerus).
AKDR juga dapat dipasang setelah persalinan dengan seksio sesarea.
Angka ekspulsi pada pemasangan setelah seksio sesarea kurang lebih
sama dengan pada pemasangan interval.
d Implan
 Implan berisi progestin, dan tidak mengganggu produksi ASI.
 Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascasalin,
pemasangan implan dapat dilakukan setiap saat tanpa kontrasepsi lain
bila menyusui penuh (full breastfeeding).
 Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid, pemasangan
dapat dilakukan kapan saja tetapi menggunakan kontrasepsi lain atau
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari.
 Masa pakai dapat mencapai 3 tahun (3-keto-desogestrel) hingga 5
tahun (levonogestrel).
e Suntikan Progestin
 Suntikan progestin tidak mengganggu produksi ASI.
 Jika ibu tidak menyusui, suntikan dapat segera dimulai.
 Jika ibu menyusui, suntikan dapat dimulai setelah 6 minggu
pascasalin.
 Jika ibu menggunakan MAL, suntikan dapat ditunda sampai 6 bulan.
 Jika ibu tidak menyusui, dan sudah lebih dari 6 minggu pascasalin,
atau sudah dapat haid, suntikan dapat dimulai setelah yakin tidak ada
kehamilan.
 Injeksi diberikan setiap 2 bulan (depo noretisteron enantat) atau 3
bulan (medroxiprogesteron asetat).
f Mini Pil
 Minipil berisi progestin dan tidak mengganggu produksi ASI
 Pemakaian setiap hari, satu strip untuk 1 bulan.
g Kondom
 Pilihan kontrasepsi untuk pria
 Sebagai kontrasepsi sementara.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


Tanggal 01 November 2022 di Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Berdasarkan kriteria Ny.”A” dengan umur kehamilan 33 minggu
pada tanggal usia 27 tahun, agama Islam, suku Sunda, kebangsaan
Indonesia, pendidikan terakhir S1, bekerja sebagai ibu rumah tangga,
telah menikah selama 6 bulan . Dengan Tn “A” umur 28 tahun, agama
Islam, suku Sunda, kebangsaan Indonesia, pendidikan terakhir S1, bekerja
sebagai wiraswasta dan bertempat tinggal di kampung Teragtag
Kelurahan Winong Kecamatan Mancak
2. Anamnesa
Trimester I (0-14 minggu)
Pada trimester I, ibu memeriksakan kehamilannya yang pertama di
Hanifah Medistra Clinic Winong pada tanggal 15 Mei 2022, hasil
dokumenter didapatkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) 11 Maret
2022, Taksiran Persalinan (TP) tanggal 18 Desember 2022. Pada
kehamilan trimester pertama ini ibu memeriksakan kehamilannya
sebanyak 2 kali, ibu sering merasa mual dan pusing. Pola makan ibu 2-3
kali dalam sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk dan buah.

Trimester Kedua (14 – 28 minggu)


Trimester II ini ibu memeriksakan kehamilannya di Hanifah
Medistra Clinic Winong Mancak sebanyak 2 kali yaitu 19 Agustus 2023
pada usia kehamilan pada usia 22 minggu Ibu mengatakan tidak ada
keluhan, hasil pemeriksaan dalam batas normal dan tidak ada masalah.

Trimester III (28-40 minggu)


a) Kunjungan Pertama (ANC I)
Pada tanggal 1 November 2022, penulis melakukan
pemeriksaan kehamilan pada Ny. “A” sebagai objek studi kasus
yang di lakukan di Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak, dengan
usia kehamilan 33 minggu. Pada hasil pemeriksaan ibu mengatakan
tidak ada keluhan.
Kehamilan saat ini merupakan kehamilan yang Pertama tidak pernah
keguguran, pada kehamilan yang sekarang diperoleh data Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT) 11 Maret 2022 Taksiran Persalinan
(TP) 18 Desember 2022. Pada kehamilan trimester I dan trimester II
ibu mengatakan tidak ada keluhan. Pada trimester III ibu
mengatakan sering BAK, pergerakan janin aktif, ibu mengaku rajin
minum tablet penambah darah dan kalsium.
Pada kehamilan ini status imunisasi TT ibu yaitu dua kali
penyuntikan pada umur kehamilan 16 mg dan 20mg, Pola nutrisi ibu
mengatakan pola makan ibu 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk
pauk dan buah. Pola minum ibu > 8 gelas sehari, tidak minum kopi,
jamu dan alkohol.
Pola istirahat ibu 8 jam pada malam hari mulai pukul 21.00 – 05.00
WIB dan 1 jam pada siang hari mulai pukul 13.00 – 14.00 WIB.
Pola eliminasi BAK ±8 kali sehari warna kuning jernih, BAB lancer
1 kali sehari dengan konsistensi lembek dan tidak ada masalah.
Dalam melakukan hubungan seksual ibu tidak ada maslah,
frekuensinya 1 kali dalam seminggu. Ibu, suami serta keluarga tidak
pernah dan tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, asma,
TBC, hipertensi,hepatitis, diabetes dan epilepsy serta tidak ada
riwayat keturunan kembar dalam keluarga, Riwayat psikososisl yaitu
ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan direncanakan bagi
ibu dan suami karena mereka menginginkannya, ibu tinggal satu
rumah dengan ibu dan bapaknya, ibu merencanakan lahiran di
Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak di damping oleh suami dan
orang tua. Pasien mengatakan bahwa pernah melakukan pemeriksaan
laboratorium hasil Pemeriksaan: Protein urin negatif, Reduksi
negative, HB 11,3 gr/dl,golongan darah:B.
Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan
hasil pemeriksaan sebagai berikut : keadaan umum baik, kesadaran
composmentis,tinggi badan 155 cm, dan berat badan 65 kg, Lila 29
cm, maka tekanan darah 110/70 mmHg, Respirasi 22 kali/menit,
nadi 82 kali/menit, suhu 36,5ºC.
Hasil pemeriksaan muka tidak terdapat oedema, pada mata
konjungtive tidak pucat, sclera tidak kuning, Leher tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening dan tyroid Payudara simetris,
tidak ada benjolan, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi,
ASI kanan (+) kiri (+)
Pada pemeriksaan Abdomen tidak ada luka bekas operasi,
pembesaran uterus sesuai masa kehamilan, tidak ada kontraksi,
Leopold I teraba bokong, Leopold II Kanan teraba bagian-bagian
kecil janin Kiri teraba puki (punggung kiri)
Leopold III teraba kepala, Leopold IV konvergen 5/5. Denyut
jantung janin (DJJ) positif teratur, frekuensi 140 kali/menit,
punctum maksimum sebelah kanan bawah pusat TFU 28 cm, TBJ
(28-13)x155= 2.325 gram. Genitalia vulva/vagina tidak ada oedema,
tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan
skene, keputihan negatif, Anus tidak ada hemoroid ,Ekstremitas
tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella kanan dan kiri
positif.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan analisa Ny. “A” umur
26 tahun G1P0A0 hamil 33 minggu janin tunggal hidup intra uterin
presentasi kepala.
Penatalaksanaan yang di lakukan adalah Melakukan
informed concent kepada ibu, Memberitahukan hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin baik, Menjelaskan pada ibu fisiologis
kehamilan pada TM III dan meminta ibu segera datang ke fasilitas
kesehatan jika merasakan tanda tanda bahaya seperti keluar darah
segar dari jalan lahir, bengkak pada wajah, tangan dan kaki,
penglihatan kabur, berkurangnya gerakan janin, dan keluar air air
yang tidak tertahankan, Menjelaskan tentang ketidaknyamanan yang
dialami ibu merupakan kondisi yang normal, Menganjurkan kepada
ibu untuk tidak menahan keinginan untuk buang air kecil, meskipun
mengalami sering buang air kecil, Mengurangi minum pada malam
hari, Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang cukup.
Menganjurkan ibu untuk datang kembali 2 minggu kemudian atau
segera bila ada keluhan, Menganjurkan ibu untuk minum tablet fe
(ferrous fumarate folic acid) 1x60 mg sebanyak 10 tablet, kalsium
(calcimef calcium lactate) 3x500 mg sebanyak 10 tablet, diminum
sehari sekali sebelum tidur, Menganjurkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 2 minggu kemudian, Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup dan tidak boleh kecapean, Ibu mengerti atas
anjuran dan saran dari bidan.
Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh bidan, mau
melaksanakan anjuran yang telah diberikan dan bersedia melakukan
kunjungan ulang ke-2 pada tanggal 14 November 2022 atau datang
kebidan bila ada keluhan sebelum tanggal yang ditetapkan.
b) Kunjungan Kedua (ANC II)
Pada tanggal 14 November 2022 pukul 10.00 WIB
dilakukan pemeriksaan kehamilan kedua, pada kunjungan kedua ibu
mengatakan sudah tidak ada keluhan dan gerakan janin yang
dirasakan sudah semakin sering dan lebih dari 10 kali dalam 24 jam.

Dari hasil pemeriksaan fisik keadaan umum baik, kesadaran


composmentis, tinggi badan 155 cm, dan berat badan 66 kg, tekanan
darah 110/80 mmHg, Respirasi 22 kali/menit, nadi 82 kali/menit,
suhu 36,5ºC,
Pemeriksaan kebidanan di lakukan pada Muka Tidak oedema
Mata Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik Payudara Simetris,
tidak ada benjolan, putting susu menonjol, Areola
hiperpigmentasi,ASI kanan dan kiri negative,Abdomen Pembesaran
uterus sesuai masa kehamilan, tidak ada kontraksi. Leopold I
Teraba bokong Leopold II Kanan : teraba bagian-bagian kecil janin
Kiri teraba puki (punggung kiri) Leopold III Teraba kepala Leopold
IV Divergen 4/5, DJJ positif teratur, frekuensi 147x/menit, punctum
maksimum sebelah kiri bawah pusat, TFU 29 cm TBJJ (29-
12)x155= 2.635 gram Genitalia Vulva/vagina tidak ada oedema,
tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan
skene, keputihan negatif Anus Tidak ada hemoroid Ekstremitas
Tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella kanan dan kiri
positif.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan analisa : G1P0A0 hamil
34 minggu 5 hari janin tunggal hidup intra uterine presentasi kepala.
Penatalaksanaan asuhan yang di berikan adalah
Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik, Memberitahukan tanda bahaya kehamilan yaitu sakit
kepala yang hebat dan menetap, mual muntah berlebihan dan tidak
mau makan, bengkak pada muka dan tangan, berkurangnya gerakan
janin, demam tinggi, ketuban pecah sebelum waktunya dan
perdarahan per vaginam, menganjurkan ibu untuk pemeriksaan USG
trimester III untuk mempersiapkan persalinan (sudah dilakukan),
mengingatkan kembali pada ibu kelengkapan persalinan (sudah
disiapkan dalam satu tas), mengevaluasi informasi tanda tanda
persalinan, (ibu mengerti). Menganjurkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang pada tanggal 21 November 2022 atau apabila ada
keluhan segera datang ke bidan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

Kala I
11 Desember 2022 Pukul 11.00 WIB, ibu datang ke Hanifah
Medistra Clinic Winong Mancak di antar oleh suami dan keluarganya Ibu
mengeluh mulas-mulas sejak pukul 23.00 WIB dan keluar lendir-lendir,
namun belum keluar air-air.
Hasil pemeriksaan keadaan umum baik, Kesadaran
Composmentis, Tanda-tanda vital dalam batas normal, tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 80 kali /menit respirasi 20 kali/menit, suhu 36,5˚C,
Mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, Abdomen luka bekas
operasi negtive, linea nigrapositif, striae negativ, pembesaran perut sesuai
umur kehamilan.
Palpasi abdomen, Leopold I teraba bulat, lunak, tidak melenting Leopold
II teraba tahanan memanjang seperti papan sebelah kiri (punggung), teraba
bagian-bagian,

kecil janin disebelah kanan (ekstremitas) Leopold III teraba bulat, keras,
melentingLeopold IV : Divergen 2/5 TFU 30 cm, TBJ : (30-11)x155=
2.945 gram HIS 4x/10’/40” Auskultasi DJJ (+), 145 x/menit, teratur,
punctum maksimum satu tempat di bawah pusat sebelah kiri. Genitalia v/v
tidak ada kelainan, portio teraba tipis, pembukaan 7 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, UUK Kanan depan, Hodge II, tidak ada moulase
Ekstremitas : tidak odema, varises negative, refleks patella positif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat di analisis G1P0A0 hamil 38
minggu kala 1 fase aktif janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala.
Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu memberitahukan
hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik dan pembukaan ibu
sudah 7 cm dan akan dilakukan observasi kemajuan persalinan,
menganjurkan ibu Melakukan informed consent Menjelaskan hasil
pemeriksaan bahwa ibu sudah memasuki masa persalinan,Menghadirkan
keluarga pendamping persalinan dan memberikan dukungan mental pada
ibu, dukungan dari suami dan keluarga, Mengajarkan pada keluarga untuk
memberikan pijatan pada daaerah pinggang belakang ibu, Menganjurkan
ibu makan dan minum ,Menganjurkan ibu untuk tidak meneran terlebih
dahulu dan mengajarkan ibu teknik relaksasi pada saat His dengan cara
menarik nafas panjang melalui hidung dan membuang nafas melalui
mulut. Mengobservasi KU, TTV, His, DJJ, dan kemajuan persalinan
dengan partograf serta mendeteksi komplikasi persalinan. Menganjurkan
ibu untuk eliminasi dan ibu tidak boleh menahan BAK. Menyiapkan alat
partus set, hecting set, obat - obatan serta perlengkapan ibu dan
bayi.Persiapan alat alat dan obat obatan kegawat daruratan.
Keadaan ibu dan janin baik, ibu mengerti dan mau melaksanakan apa yang
di ajurkan oleh bidan, ibu sudah mengosongkan kandung kemihnya,
memilih posisi yang nyaman, mau makan dan minum, observasi terlampir
pada partograf, dan Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan.

Kala II
Tanggal 11 Desember 2022 Pukul 14.00 WIB, Ibu mengatakan
mulas semakin sering dan ada keinginan meneran seperti BAB,
Keadaan umum ibu baik, Kesadaran Composmentis, tanda-tanda
vital dalam batasan normal yakni tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82
kali /menit Respirasi 21 kali/menit suhu 36,5˚C, Abdomen His 5x10
menit 45 detik. DJJ (+), 145 x/menit, teratur, punctum, maksimum satu
tempat di bawah pusat sebelah kiri, Genitalia vulva dan anus membuka,
perineum menonjol, vt : v/v tidak ada kelainan, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, ketuban jernih, presentasi kepala, UUK kanan depan,
Hodge III +, tidak ada moulase.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dianalisa diagnose ibu
G1P0A0 hamil 38 minggu inpartu kala II, janin tunggal hidupintra uterin
presentasi kepala
Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu, Memberitahu hasil
pemeriksaan bahwa ibu sudah pembukaan lengkap, Memberitahukan
kepada suami dan keluarga untuk memberikan dukungan mental pada ibu.
Melakukan persiapan penolong dengan menggunakan APD lengkap
Mengatur posisi pasien untuk bersalin sesuai keinginan, Mendekatkan
partus set Memimpin ibu meneran efektif yaitu meneran pada saat ada his
dengan meneran tidak bersuara seperti meneran BAB keras, gigi ketemu
gigi, mata dibuka melihat ke perut. Mengajarkan relaksasi yang benar
ketika tidak his yaitu dengan menarik napas pendek-pendek atau panjang
sekaligus.Menolong persalinan dengan teknik APN
Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan
Bayi lahir spontan bugar pukul 14.10 WIB. JK : Perempuan berat
badan :2.900 gram panjang badan : 48 cm ,Mengeringkan kepala dan
badannya kecuali tanggan dan kaki kemudian dihangatkan menggunakan
kain kering ,Mempasilitasi kepada ibu dan bayi umtuk melakuakan inisiasi
menyusui dini (IMD) segera setelah persalinan dan memberitahukan
kepada ibu tujuan dari IMD.IMD berhasil dilakukan pada 30 menit.

Kala III
Pada Tanggal 11 Desember 2022 Pukul 14.25 WIB, Ibu merasa
lelah, dan masih terasa mulas.
Keadaan umum baik, Kesadaran Composmentis, tanda-tanda vital
dalam batasan normal, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 kali/menit
respirasi 21 kali/menit, suhu 36,5˚C pada pemeriksaan Abdomen Uterus
globuler, TFU sepusat, kontraksi uterus baik teraba keras, kandung kemih
kosong, Genitalia inspeksi, vulva vagina terdapat tanda tanda pelepasan
plasenta yaitu adanya semburan darah, tali pusat memanjang, perdarahan
± 100 cc.
Dari hasil penelitian dapat dianalisis P1A0 partus kala III
Penatalaksanan asuhan yang diberikan yaitu Memberitahu hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik dan memberitahukan
bahwa plasenta akan segera lahir. Melakukan manajemen aktif kala III
yaitu : Memastikan janin tunggal, Memberitahu ibu bahwa ibu akan
disuntik, Menyuntikan oksitosin 10 IU IM pada 1/3 atas paha kanan
bagian luar segera setelah bayi lahir. Melakukan PTT Melahirkan plasenta
dengan teknik Brand Andrew, Melakukan masase fundus selama 15 detik
dan mengajarkan cara masase pada ibu, Memastikan kelengkapan
plasenta.
Plasenta lahir lengkap pukul 14.25 WIB, selaput ketuban utuh, kotiledon
lengkap, diameter ± 20 cm, ketebalan plasenta ± 3 cm, insersi tali pusat
centralis, panjang tali pusat ± 80 cm, tidak ada plasenta bilobata, berat
plaseta±500 gram

Kala IV
Pada tanggal 11 Desember 2022 Pukul 14.35 WIB Ibu merasa
senang atas kelahiran anak pertamanya dan masih terasa lemas. Pada hasil
pemeriksaan di dapatkan keadaan umum baik ,Kesadaran Composmentis
Tanda-tanda vital dalam batas normal tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
82 kali/menit, respirasi 21 x/menit, suhu 36,5˚C, pada pemeriksaan
Abdomen Kontraksi baik, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, Genetalia tidak terdapat laserasi, perdarahan ±
100 cc.
Dari hasil pemeriksaan dapat dianalisa : P1A0 partus kala IV.
Penatalaksanaan asuhan yang diberikan Memberitahu hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, Membersihkan dan merapikan ibu,
alat dan lingkungan, Melakukan pemantauan KU, TTV, Kontraksi Uterus,
TFU, Kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit 1 jam pertama, dan
setiap 30
menit pada 1 jam kedua, mengajarkan pada ibu dan keluarga cara
menilai kontraksi uterus yang baik,dan mengajarkan teknik masssase
uterus setiap 15 menit pada satu jam pertama dan 30 menit pada satu jam
kedua, Mengajurkan ibu untuk makan dan minum, Menganjurkan ibu
untuk mobilisasi dini, Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB, BAK,
Memberikan tablet Fe 1X60 mg dan Vitamin A 200.000 IU, amoxicillin
500 mg 3x1, paracetamol 500 mg 3x1, dan memberitahukan agar
mengkonsumsi obat dengan air mineral, Menganjurkan ibu untuk
istirahat, Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran yang diberikan
bidan.Membrutahu ibu tentang tanda tanda bahaya masa nifas pada ibu
dan bayinya.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


Bayi Baru Lahir 1 jam
Rabu 11 Desember 2022 pukul 15.10 WIB, bayi lahir.
Data Subjektif
Bayi lahir spontan pervaginam, menangis kuat,pergerakan aktif, warna
kulit kemerahan,.
Data Objektif
Keadaan umum baik, Jenis kelamin perempuan, cacat (-) dan anus (+),
denyut jantung bayi: 135x/m, R : 44x/m, S: 37oC Antropometri : BB :
2.900 gram PB : 48 cm LK: 33 cm LD : 32 cm , pemeriksaan fisik, kulit
berwarna kemerahan, terdapat vernix caseosa, kepala tidak ada kaput
succedaneum, dan tidak ada cepal Hematoma, mata simetris, tidak ada
kelainan, hidung tidak ada pernafasan cuping hidung, telinga simetris
terdapat lubang dan tidak ada serumen, mulut tidak tedapat labioskiziz dan
labiopalatoskizis, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dada tidak
ada retraksi dinding dada, abdomen tidak ada pembesaran, tidak ada
gastroskisis, umbilical tidak ada pendarahan atau tanda infeksi, genetalia
Labia mayor menutupi labia minor,terdapat lubanguretra, anus terdapat
lubang anus, ekstremitas lengkap simetris tidak ada fraktur, tidak ada
polidaktili, atau sindaktili, punggung tidak ada spinabifida.Reflek Morro
Positif, Rooting Positif, Sucking Positif, Swalowing Positif, Glabela
Positif, Tonic Neck Positif, Grasping Positif, Babinski Positif, Eliminasi
BAB Sudah, BAK Sudah.

ASSASMENT
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 1
jam
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi saat ini dalam keadaan
sehat. Ibu mengerti.
2. Membersihkan dan mengganti kain yang sudah kotor dengan kain yang
kering dan bersih. Kain telah diganti.
3. Melakukan pemeriksan keadaan umum dan tanda- tanda vital. Sudah
dilakukan
4. Melakukan pemeriksaan Fisik bayi baru lahir. Sudah dilakukan
5. Melakukan informed consent injeksi vitamin k dan pemberian salep mata
kepada ibu. Ibu setuju
6. Memberi injeksi Vit-K 1 mg secara IM paha kiri untuk mencegah
terjadinya perdarahan intrakranial pada bayi baru lahir. Vitamin K telah
diberikan.
7. Memberikan salep mata tetrasiklin 1 % untuk mencegah infeksi pada mata.
Salep mata telah diberikan.
8. Melakukan perawatan tali pusat, menjaga kebersihannya, dan menjaga
agar tali pusat tetap dalam kondisi kering. Perawatan tali pusat telah
diberikan.
9. Mencegah hipotermi pada bayi dengan memakaikan pakaian kering,
baju ,popok,bedong, topi, sarung tangan dan sarung kaki,jaga selalu suhu
ruangan. Bayi telah dipakaikan baju dan topi serta telah dibedong.
10. Menjelaskan kepada ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin atau
maksimal setiap 2 jam sekali. Ibu mengerti dan akan menyusui bayinya
sesering mungkin.
11. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi. Ibu dan bayi telah dirawat
gabung.
12. Mengajarkan kepada ibu mengenai teknik menyusui yang benar dan
bagaimana perlekatan mulut bayi dengan puting susu yang benar. Ibu
dapat menyusui dengan baik dan nyaman.
13. Memberitahu ibu tanda tanda bayi sudah puas menyusui.seperti:bayi
melepas putting susu sendiri dan tampak tertidur pulas.
14. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, dan
menganjurkan ibu memanggil petugas kesehatan bila menemukan
tandatanda sebagai berikut:
a. Bayi tampak lemah, tidak mau menyusu.
b. Pernapasan cepat, bayi tampak gelisah.
c. Berat badan bayi cepat menurun.
d. Demam pada bayi hingga kejang.
e. Mata atau ekstremitas bayi berubah menjadi sedikit kekuningan.
f. Tali pusat membengkak, berdarah, bernanah atau berbau. Muntah terus
menerus, BAB berlendir atau berdarah atau tidak BAB 3 hari. Ibu
mengerti dan mengatakan akan memanggil petugas jika menemui tanda
tanda bahaya pada bayinya.
15. Melakukan informed consent pemberian imunisasi pertama HB0 untuk
mencegah hepatitis satu jam setelah pemberian vitamin k. Ibu setuju dan
dilakukan penyuntikan HB0 pada pukul15,10 WIB
Bayi lahir 6 jam
Minggu 11 Desember 2022 pukul 21.10WIB,
Subjektif

Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan sudah BAK.

Objektif

Keadaan umum baik, DJB : 140x/mnt, RR : 48x/mnt, Sh: 37oC, BB : 2900


gr, PB : 48 cm, Pemeriksaan Fisik

Kulit kemerahan, Tidak ada retraksi dinding dada, Talipusat tidak ada
tanda infeksi

Assessment

- Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai masa kehamilan usia 6 jam

- Masalah : Tidak ada

- Kebutuhan : Tidak ada

PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik dan asuhan
yang diberikan kepada bayi (ibu mengerti)
2. Dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan TTV serta melakukan
asuhan kebidanan essensial seperti injeksi vit K dan Hb0 serta salep mata
(sudah dilakukan)
3. Melakukan perawatan tali pusat menjaga kebersihannya, dan menjaga agar
tali pusat tetap dalam kondisi kering. (sudah dilakukan)
4. Memberitahu ibu pentingnya ASI eksklusif (ibu mengerti)
5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar dan perlekatan mulut bayi
dengan puting susu dengan benar (ibu dapat melakukannya)
6. Menjaga kehangatan bayi (sudah dilakukan)
7. Memberitahu tanda bahaya bayi baru lahir (ibu mengerti)
8. Observasi KU, TTV bayi (sudah dilakukan)
9. Mengajarkan keluarga cara memandikan bayi menggunakan air hangat dan
jangan terlalu lama; menjaga kebersihan anogenital dengan
membersihkannya dengan air bersih selesai BAB/BAK dan di keringkan
dengan kain kering tidak di taburi bedak , hindari penggunaan popok
diapers sepanjang hari.

Bayi baru lahir 6 hari


Pada tangal 17 Desember 2022 Pukul 10.00 WIB, ibu mengatakan
bayinya sudah mulai sering menyusu dan sudah puput tali pusat.

Dari pemeriksaan fisik pada bayi keadaan umum baik, HR :


135kali/menit R : 44 kali /menit S: 37o C, Antropometri : BB : 3000
gram PB : 48 cm LK: 33 cm LD : 32 cm Abdomen : tidak ada benjolan,
tidak cekung,tali pusat sudah putus.

Dari hasil pemeriksaan dapat dianalisa : Neonatus cukup bulan


sesuai masa kehamilan umur 6 Hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu Melakukan informed


consent, Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi dalam
keadaan baik, Memberitahu ibu tetap menjaga kehangatan bayi,
Memberitahu ibu untuk diberikan ASI dan menyusui bayinya sesering
mungkin, Menganjurkan ibu untuk lebih sering menyusui dan menyusui
sampai payudara terasa kosong (ibu mengerti). Meminta ibu untuk
menjemur bayinya setiap pagi selama 30 mnt dengan menutupi mata bayi
dan tetap menutupi daerah kemaluannya pada antara pukul 07.00 – 08.30
WIB (Ibu mengerti) Mengingatkan ibu tanda bahaya bayi (ibu mengerti),
Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi di fasilitas kesehatan yaitu
imunisasi BCG,Polio 1.
Keadaan umum bayi baik ibu mengerti atas informasi yang
sampaikan oleh bidan dan akan mengikuti anjuran yang telah di berikan
serta bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 6 minggu kemudian pada
hari Sabtu 28 Januari 2023.

Bayi Umur 6 Minggu

Pada tanggal 28 Januari jam 10.00 WIB dilakukan pemeriksaan


bayi 6 minggu. Dari hasil anamnesa ibu mengatakan bayi dalam keadaan
sehat, bayinya tidak ada keluhan mengenai BAB dan BAK, ibu
mengatakan bayinya sudah di imunisasi BCG dan Polio 1, dan bayi ASI
Eksklusif, tali pusat sudah lepas pada usia bayi 5 hari.

Dilakukan pemeriksaan fisik keadaan bayi baik, tanda-tanda vital


HR : 140x/menit, R: 40x/menit, S: 36,5ºC, BB: 4100 gram, PB : 59 cm,
LK : 38 cm, LD : 39 cm, kepala bersih berwarna hitam, muka tidak ada
oederma, mata simetris, sklea tidak ikterik, mulut bersih tidak ada orel
trush, Genitalia bersih tidak ada infeksi tidak ada diaper rush, reflek
rooting (+) sucking, (+), grasping (+), swallowing (+), moro (+) dan
babynsky.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan analisa Bayi Ny. “A” umur 6


minggu.

Asuhan yang diberikan adalah Memberikan hasil pemeriksaan


kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan sehat. Berat badan bayi mengalami
peningkatan saat lahir 2900 gram ,mencapai 4100 gram sehingga terdapat
peningkatan 1200 gram. Menjelaskan bahwa peningkatan berat badan bayi
normal, menganjurkan ibu untuk ASI Esklusif selama 6 bulan tanpa
diberi makanan tambahan dan menyusui baiya tanpa dijadwal dan
mengajurkan ibunya untuk membawa baiya ke posyandu atau puskesmas
untuk mendapatkan imunisasi lengkap dan memantau
pertumbuhan,perkembangan bayinya.Keadaan umum bayi baik, ibu
mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Nifas 6 Jam
Pada tanggal 11 Desember 2022 pukul 22.35 WIB, Ibu merasa
senang atas kelahiran bayinya, Ibu mengatakan sudah bisa duduk dan
berjalan, Ibu sudah BAK ke kamar mandi dan Ibu mengatakan ASI nya
sudah keluar tetapi sedikit.
Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa keadaan umum baik
Kesadaran : Composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal yakni
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 kali/menit, respirasi 21 kali/menit,
suhu 36,8 ͦC, Pada pemeriksaan wajah tidak oedema, Mata konjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterik, Leher tidak ada pembengkakan kelenjar
getah bening dan tyroid,

Hasil pemeriksaan kebidanan Payudara simetris, tidak ada


benjolan, putting susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, ASI +/+,
Abdomen tidak ada luka bekas operasi,kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
dibawah pusat, kandung kemih kosong, Genitalia tidak ada luka bekas
jahitan, perdarahan ±20cc, Ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada
varises, tidak ada tanda human.

Dari hasil pemeriksaan dapat dianalisa Ny. “A” umur 26 tahun


P1A0 post partum 6 jam.

Penatalaksanaan asuhan yang di berikan yaitu Melakukan


informed concent, Memberitahukan hasil pemeriksaan, Memberitahukan
tanda bahaya pada ibu nifas, Menganjurkan ibu mengkonsumsi gizi
seimbang, Menganjurkan ibu menyusui bayinya secara on demand,
Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, Memberikan tablet
Paracetamol 3x500 mg, tablet Fe 1x60 mg, dan Vitamin A 1x200.000 IU
dan memberitahu ibu untuk meminum Vitamin A 24 jam setelah
meminum Vitamin A pertama. Menganjurkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 6 hari kemudian atau ketika ada keluhan,

Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan dan ibu
bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 17 Desember
2022 pukul 10.00 WIB.

Nifas 6 Hari
Pada tanggal 17 Desember 2022 pukul 10.00 WIB, ibu
mengatakan sudah tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapat hasil keadaan umum baik,
Kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 81
kali/menit, respirasi 21 kali/menit, suhu 36,5 ͦC, Muka Tidak pucat dan
tidak ada oedem, Mata Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik, Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tyroid, Payudara
Simetris, tidak ada benjolan, areola hyperpigmentasi, putting susu
menonjol, ASI sudah keluar, Abdomen Tidak ada luka bekas operasi, TFU
pertengahan simpisis pusat, kandung kemih kosong, Genitalia vulva
bersih, lochea sanguilenta konsistensi cair, tidak ada perdarahan, tidak ada
infeksi, Ekstremitas Tidak ada kelainan, tidak ada oedema atau varises,
tidak ada tanda homan.
Dari hasil pemeriksaan dapat di analisa Ny” A” umur 26 tahun
P1A0 nifas 6 hari.
Penatalaksanaan asuhan yang di berikan Melakukan informed
concent, ibu mengerti, Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam keadaan baik, Memberitahu ibu untuk tetap menyusui bayinya agar
tidak terjadi pembengkakan pada payudara dan bayi tetap mendapatkan
nutrisi, ibu mengerti, Menjelaskan kembali gizi seimbang untuk ibu nifas
seperti yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum
8 gelas perhari untuk memperbanyak produksi ASI dan menganjurkan ibu
untuk tidak memantang makanan apapun, Mengingatkan kembali
mengenai tanda bahaya nifas, Memberikan informasi mengenai alat
kontrasepsi, Menganjurkan pada pertemuan 6 minggu kemudian datang
dengan suami untuk diberikan konseling KB. Menganjurkan ibu
melakukan kunjungan ulang 6 minggu kemudian pada tanggal 28 Januari
2023 atau bila ada keluhan.
Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan.

Nifas 6 Minggu
Pada tanggal 28 Januari 2023 Pukul 10.00 WIB, ibu mengaku
belum melakukan hubungan seksual dengan suaminya, Inginmelakukan
KB suntik 3 bulan, Ibumerasa sehat, istirahat cukup, tidak ada kesulitan
dalam menyusui, BAB dan BAK lancar dan tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapat hasil keadaan umum baik, stabil,
kesadaran : composmentis TD : 120/80 mmHg, R : 20 x/menit, N : 85x/
menit, S : 36,4 ͦC,Mata Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik.Leher Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan
tyroid,Payudara Simetris, putting susu menonjol, tidak ada benjolan,
aerola hiperpigmentasi, ASI banyak. Abdomen TFU tidak teraba, kandung
kemih kosong. Genitalia Tidak ada infeksi,lochea alba sanguilenta,
Ekstremitas Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada tanda homan.

Dari hasil pemeriksaan dapat di analisa Ny. “A” umur 26 tahun


P1A0 post partum 6 minggu.

Penatalaksanaan asuhan yang di berikan adalah Melakukan


informed cosent, Memberitahukan hasil pemeriksaan,Mengingatkan
kembali kepada ibu agar tetap memberikan ASI eksklusif sampai bayi
berusia 6 bulan, Menjelaskan kembali gizi seimbang untuk ibu nifas dan
menganjurkan ibu untuk tidak memantang makanan apapun, Melakukan
konseling KB yang dapat ibu pilih dan ibu mengambil keputusan
menggunakan KB suntik 3 bulan, Memberikan KB suntik 3 bulan yang
mengandung medroxiprogesteron asetat, Menganjurkan ibu untuk
kunjungan ulang 3 bulan kemudian pada tanggal 28 Maret 2023 atau
datang ketika ada keluhan.

Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang telah diberikan


oleh bidan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil studi kasus yang telah dilakukan penulis dengan


memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “A” sejak usia
kehamilan 33 minggu sampai 6 minggu post partum yang dilakukan di
Hanifah Medistra Clinic Winong, Mancak pada tanggal pada 01
Niovember 2022 sampai dengan 28 Januari 2023. penulis membuat
pembahasan yang menggabungkan teori dengan kasus yang dialami oleh
Ny. “A”.

Antenatal Care

Antenatal Care
Pada kasus Ny. “A” didapatkan bahwa ibu memeriksakan
kehamilannya 2 kali pada trimester I, 2 kali pada trimester II, 3 kali pada
trimester III, hal ini sesuai dengan pernyataan Saifuddin bahwa kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan minimal 9 kali selama kehamilan yaitu 1
kali pada trimester pertama, 4 kali pada trimester kedua, dan 4 kali pada
trimester ketiga. (Saifuddin, 2009:90).terdapat kesesuaian antara
rekomendasi WHO dengan ANC dengan yang di lakukan ibu .
Pada kunjungan pertama pada trimester III, Ny.A pada tanggal 01
November 2022. Ibu mengatakan ini merupakan hamil anak ke 1, belum
pernah keguguran. Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Pada periksaan fisik
secara menyeluruh kedaan umum baik,kesadaran composmentis,TB 155
cm, BB 65 kg, Lila 29cm, TD 110/70 mmHg, Respirasi 22x/mnt, Nadi
82x/mnt,Suhu 36,5 C . Pelayanan ANC berstandar 10 T dalam buku saku
playanana kesehatan ibu di fasilitas Kesehatan Dasar Rujukan
(kemenkes.2013)
Pada pemeriksaan abdomen tidak ada luka bekas oprasi, pembesaran
uterus sesui masa kehamilan, tidak ada kontraksi, Leopold I teraba
bokong, Leopold II Kanan teraba bagian-bagian kecil janin, Kiri teraba
puki (punggung kiri)
Leopold III teraba kepala, Leopold IV konvergen 5/5. Denyut jantung
janin (DJJ) positif teratur, frekuensi 140 kali/menit, punctum maksimum
sebelah kanan bawah pusat TFU 28 cm, TBJ (28-13)x155= 2.325 gram.
Genitalia vulva/vagina tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini dan skene, keputihan negatif, Anus
tidak ada hemoroid ,Ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises,
reflek patella kanan dan kiri positif, Pemeriksaan, Penunjang, Protein urin
negative,Reduksi negative,Hb 11,3gr/dl,
Dari hasil pemeriksaan didapatkan analisa Ny. “A” umur 26 tahun
G1P0A0 hamil 33 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala, ibu hamil
dalam keadaan normal adalah ibu dan janin yang di kandungnya dalam
keadaan sehat serta tidak ada kemplikasi apapun
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed
consent, persetujuan tindakan medis atau informed consend adalah adanya
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medic yang akan dilakukan
terhadap dirinya ( Saifuddun,2010)
Memberikan informasi tanda bahaya kehamilan, bertujuan untuk
mendeteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan hal ini
merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan serius
terhadap kehamilan ataupun kesehatan ibu hamil, menasehati ibu untuk
mencari pertolongan segera jika ia mendapatkan tanda-tanda bahaya
seperti sakit kepalal lebih dari biasa ,gangguan pengliatan pembengkakan
pada wajah dan tangan, janin tidak bergerak seperti biasanya. (Saefuddin,
2010)
Memberikan ibu tablet Fe bertujuan untuk mencegah anemia,
pembertian tablet Fe selama kehamilan bahwa suplemen zat besi sebnyak
60 mg/hari kiranya cukup mencegah anemia,karena kebutuhan zat besi
meningkat ketika hamil (Saefuddin, 2010).Ny A diberikan berikan tablet
zat besi walauapaun ibu tidak anemia.ini merupakan sebagai persalinan
Ny.A nanti dimana pada saat persalinan biasanya ibu hamil mengalami
kehilangan darah yang cukup banyak,maka dapat disimpulkan tidak ada
kesenjanagan antara teori dan praktek.
Memberikan ibu tablet kalsium, bertujuan untuk pertumbuhan
janin, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Tujuan
diberikannya kalsium untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka. (prawiharjo,2010).
Keluhan yang lazim dalam kehamilan trimester 3 yaitu sering Bak
pada malam hari karena frekwensi berkemih bertambah karena tekanan
pada kandung kemih dan rahim yang tumbuh dan kepala janin.kebiasaan
minum menjelang tidur menyebabakan peluang berkemih di malam hari
(WHO,2021) maka penulis memberitahuakn ibu untuk mengurangi minum
pada malam hari. Berkemih malam hari diakui mengganggu kualitas tidur
ibu,dan menggurangi mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein
seperti teh dan kopi (Ardiansyah R.2015)
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang ke 2 pada tanggal 14
November 2022 atau datang ke bidan jika ada keluhan.
Antenetal Care II
Pada kunjungan kedua Pada tanggal 14 November 2022 pukul
10.00 WIB dilakukan pemeriksaan kehamilan kedua, pada kunjungn kedua
ibu mengatakan tidak ada keluhan dan gerakan janin yang dirasakan sudah
semakin sering dan lebih dari 10 kali dalam 24 jam, usia kehamilan ibu 34
minggu, 5 hari, pada pemeriksaan fisik tidak ada kelaian.

Pada Ny”A” hasil pemeriksaan kebidaan TFU 29 cm, sehingga


TBBJ 2.635 gram. Menentukan taksiran berat janin di tentukan
berdasarkan rumus Jonshon Tausak. Taksiran berat janin (TBBJ) = (TFU-
N) x 155. N = 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul atau 5/5.
N = 12 bila kepala masih berada diatas spina ischiadika atau 4/5 sampai
3/5, n= 11 bila kepala masih dibawah spina ischiadika atau 2/5 sampai 1/5.
( Saefuddin,2010)

Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobulin


darah (Hb) Dilakukan pemeriksaan hemoglobin, bahwa ibu hamil
diperiksa air kencingnya dan darahnya, sekurang-kurangnya 2 kali selama
kehamilan, sekali pada permulaan trimester pertama dengan hasil 11,3
gr/dl kadar Hb normal pada trimester pertaman,dan trimester ketiga yaitu
11,5 gr/dl, (Manuaba, 2010) makan dapat di simpulkan terdapat kesesuan
anatar teori dan praktik.

Menjelaskan tentang persalinan , bertujuan memberikan


penjelasan tentang persiapan persalianan membantu ibu dan keluarganya
untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan terjadinya keadaan
darurat, 5 kompenen penting dalam persiapan persalinan yaitu ‘membuat
rencana persalinan, membuat rencanan untuk pengambilan keputusan jika
terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan tidak ada,
mempersiapkan system trasportasi jika terjadi kegawatdaruratan,
memembuat rencana atau pola menabung , mempersiapkan pendonoran
dan persiapkan langkah yang diperlukan dalam persalinan ( Maunaba,
2010 ) makan dapat di simpulkan terdapat kesamaan antara teori dan
praktik.

Menjekaskan tentang tanda-tanda persalinan, tujuannya untuk


memberikan penjelasan tanda-tanda persalinan agar ibu siap menghadapi
proses persalinan, terasa nyeri di selangkangan, sakit pada panggul dan
tulang belakang , keluarnya lendir campuran campur darah, nyeri perut
yang semakin lama semakin sering, pecahnya air ketuban
(Manuaba,2010).

Asuhan yang lainya sama dengan ANC I ya itu memberikan


tablet Fe 60 mg 1x1 sehari dan tablet kalsium 3x1 sehari 500 mg.

Intranatal

Kala I

Menurut Buku saku playanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan


dasar dan rujukan,persalinan dan kelahiran di katakan normal jika usia
kehamilan cukup bulan yakni 37 samapai 42 minggu,perjalinan terjadi
spontan,presentasi belakang kepala,berlangsung tidak lebih 18 jam dan tidak
ada komplikasi pada ibumaupun janin.

Pada tanggal 11 Desember 2022 pukul 11.00 WIB. Ibu datang ke


Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak. Mengatakan ibu mengeluh mules-
museles sejak pukul 23.00 WIB dan keluar lendir-lendir, itu merupakan salah
satu tanda-tanda persalinan, tanda-tanda persalinan adalah terjadinya his
persalinan, pengeluaran lendir dan darah (pembawaan tanda), pengeluaran
cairan. ( Manuaba, 2010)
Dilakukan pemeliksaan fisik, TTV dalam batas normal dilakukan
dalam pemeriksaan,DJJ positif (+) 145x/mnt,pada pemeriksaan kontraksi
didapatkan His 4x/10᾽/40” Genitalia v/v tidak ada kelainan, portio teraba
tipis, pembukaan 7 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, UUK Kanan depan,
Hodge II, tidak ada moulase Ekstremitas : tidak odema, varises negative,
refleks patella positif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat di analisis Ny. “A” umur 26
tahun G1P0A0 hamil 38 minggu janin tunggal hidup intra uterine presentasi
kepala inpartu kala 1 fase aktif. Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus yang teratur dan meningkat ( frekuensi dan kekuatannya )
hingga serviks membuka lengkap (10 cm ).(Depkes, 2008).
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu mengobservasi kemajuan
persalinan KU, TTV, His, DDJ dan kemajuan persalinan dengan partograp
serta mendektesi komplikasi persalian. Pemantauan menggunakan partograp
adalah mencatat hasil observasi dan kemajuan persalianan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan, dalam, mendeteksi apakah proses
persalianan berjalan secara normal, dengan demikian juga dapat mendektesi
secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. (Depkes, 2008)

Kala II
Pada pukul 14.00 WIB, ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan
ingin seperti meneran , hasil pemeliksaan dalam batas normal,mengatakan
keluar lendir darah dan air-air,ketuban pecah pukul 14.00wib Ny A
menjukan tanda gejala kala II .hal ini sesuai dengan buku asuhan kebidannan
persalinan normal yang mengatakan tanda-tanda kala II adalah his semakin
kuat,denganm interval 2 samapai 3 menit,ibu merasa ingin meneran
bersamaan dengan terjadinya kontraksi,ibu merasakan makin meningkatnya
tekanan pada rektum dan atau vagina,verinium terlihat menonjol,vulva vagina
dan spingterani terlihatb membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan
darah. Di lakukakan pemeriksaan DJJ dan kontraksi, didapati DJJ 146 x
permenit dan kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Kemudian
melakukan pemeriksaan dalam didapati portio tidak teraba,pembukaan 10 cm,
ketuban negatif pecah spontan berwarna jernih persentasi kepala, posisi UUK
kiri depan, penurunan HIII + molase 0. Berdasarkan hasil yang didapat
penulis mendapatkan diagnosa G1P0A0 hamil 38 minggu partus kala 2 dan
diagnosa janin tunggal hidup intra uterin persentasi kepala. Persalinan kala
dua di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm ) dan berakhir
dengan lahirnya bayi/kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi
(Devkes, 2008).
Dilakukan penatalaksanaan yang diberikan adalah memberitahu
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah pembukaan lengkap,
Memberitahukan kepada suami dan keluarga untuk memberikan dukungan
mental pada ibu. Melakukan persiapan penolong dengan menggunakan APD
lengkap Mengatur posisi pasien untuk bersalin sesuai keinginan,
Mendekatkan partus set Memimpin ibu meneran efektif yaitu meneran pada
saat ada his dengan meneran tidak bersuara seperti meneran BAB keras, gigi
ketemu gigi, mata dibuka melihat ke perut. Mengajarkan relaksasi yang benar
ketika tidak his yaitu dengan menarik napas pendek-pendek atau panjang
sekaligus.Menolong persalinan dengan teknik APN, bahwa asuhan saying ibu
adalah memberikan dukungan terus-menerus , mengatur posisi ibu senyaman
mungkin, mengerjakan cara pernafasan selam persalinan, memimpin meneran
dan melahirkan bayi. ( Depkes,2008). Kala II berlangsung selama 20 menit
hal ini sesuai dengan buku asuhan kebidanan persalinan normal yakni kala II
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pukul
14.10 WIB bayi lahir spontan langsung menangis kuat warna kulit
kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin perempuan. Melakukan
menejemen asuhan bayi lahir normal yaitu mengeringkan mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lainnya, kecuali bagian tangan dan tanpa
membersihkan verniks (Permenkes, 2013).

Kala III
Pukul 14.25 WIB ibu mengatakan perutnya terasa mules. Plasenta
belum lahir, maka Ny.”A” masuk dalam partus kala III, bahwa kala III di
mulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan slaput
ketuban. ( Depkes, 2008)
Penatalaksanan asuhan yang diberikan yaitu Melakukan informed
consent Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik.
Melakukan manajemen aktif kala III yaitu : Memastikan janin tunggal,
Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik, Menyuntikan oksitosin 10 IU IM
pada 1/3 atas paha kanan bagian luar segera setelah bayi lahir. Melakukan
PTT Melahirkan plasenta dengan teknik Brand Andrew, Melakukan masase
fundus selama 15 detik dan mengajarkan cara masase pada ibu, Memastikan
kelengkapan plasenta, manajemen aktif kala III adalah pemberian oksitosin
10 unut IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar dengan segera, penanganan
tali pusat terkendali dengan tanknik brand Andrew, pemijatan uterus segera
setelah plasenta lahir selama 15 detik. ( Depkes, 2008)
Pukul 14.25 WIB plasenta lahir spontan, kala III berlangsung selama
15 menit. Hal ini normal karena sesuai dengan teori kala III berlangsung
kurang dari 30 menit, di mulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta. ( Depkes, 2008)

Kala IV
Pukul 14.35 WIB ibu mengatakan senang atas kelahiran, serta
plasenta sudah lahir lengkap, sehingga ibu dalam pengawasan kala IV.
Persalinan kala IV di mulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu. ( Depkes, 2018). Asuhan ini dilakukan berdasarkan teori dan buku
Saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan.
Pada hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik ,Kesadaran
Composmentis Tanda-tanda vital dalam batas normal tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 82 kali/menit, respirasi 21 x/menit, suhu 36,5˚C, pada
pemeriksaan Abdomen Kontraksi baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung
kemih kosong, Genetalia tidak terdapat laserasi, perdarahan ± 100 cc.
Melakukan observasi kala IV yaitu KU, TTV, Kontraksi Uterus ,TFU,
kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit sekali pada jam pertama dan
setiap 30 menit pada 1 jam kedua,tujuan untuk menghindari kejadian
kesakitan dan kematian ibu yang di seababkan oleh perdarahan
pacapersalinan. Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit
pada jam pertama setelah kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam
kedua setelah persalinan.( saefudin, 2010)
Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB, tujuannya
untuk menghindari bendungan air seni, anjuran untuk mengosongkan
kandung kemih setiap diperlukan.( Depkes,2008)

Postnatal
Nifas 6 Jam
Pada kunjungan nifas pada Ny.”A” dilakukan sebanyak 3 kali yaitu 6
jam postpartum, 6 hari postpartum dan nifas 6 minggu tujuannya adalah
melaksanakan skrining yang komprehensif, mendekteksi masalah, mengobati,
serta merujuk jika ada komplikasi pada ibu maupun bayi, kunjungan nifas
dilakuka paling sedikit 3 kali yaitu kunjungan nifas 6 jam, kunjungnan nifas 6
hari dan kumjungan nifas 6 minggu, kunjungan nifas dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah , mendekteksi serta
menangani masalah-masalah yang terjadi. ( saefudain,2009)
Dilakaukan pemeriksaan fisik keadaan umum dalam batas normal,
hasil memeriksa TFU 2 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong, Genitalia
tidak ada luka bekas jahitan , pendarahan ±20 cc, Ekstremitas tidak ada
oedema, tidak ada varises, tidak ada tanda human.sehingga di diagnosa Ny.
“A” umur 26 tahun P1A0 post partum 6 jam.
Penatalaksanaan yang di berikan adalah menganjurakan ibu untuk
menyusui bayinya secara on demand, masa neonatal harus mendapatkan
jaminan ASI secara on demand. (Depkes,2008)
Menganjurkan ibu memberikan Vit A 200.000 IU dan meberitahu
untuk meminum vitamin A 24 jam setelah minum vitamin A pertama, bahwa
pemberian dosis vitamin A 200.000 IU dalam selang 24 jam pada ibu
pascabersalin kadar vitamin A pada ASI dan mencegah terjadinya lecet pada
putting susu. Selain suplementasi vitamin A akan meningkatkan daya tahan
ibu terhadap infeksi perlukaan atau lasersasi akibat proses persalian.
(Depkes,2008)
Memberikan tablet Fe 1x60 mg tujunnya untuk mencegah
anemia , pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi sedikitnya 40
hari pasca bersalin. (Saleh, 20019)

Nifas 6 hari
Tanggal 22 Juni 2021 dilakukan kunjungan nifas 6 hari , ibu
menghatakan satelah melahirkan 6 hari yang lalu, dan sudah tidak ada
keluhan. Sehingga ditegakan diagnose Ny”A” umur 26 tahun P1A0 post
partum ke hari 6.
Dilakukan hasil pemeriksaan fisik hasil keadaan umum baik, TFU
pertengahan simpisis pusat, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. (saefudin,2009)
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah Penatalaksanaan asuhan yang
di berikan Melakukan informed concent, ibu mengerti, Memberitahukan hasil
pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, Mengingatkan kembali
mengenai tanda bahaya nifas (Verney,2007)
Mengajurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi dan
tidak pantang makanan, tujuannya agar kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan
baik. (Saleha,2009)

Nifas 6 Minggu
Pada kunjungan 6 minggu dilakukan pemeriksaan fisik TTV dalam
batas normal TFU tidak teraba, pengeluaran lochea adalah lochea alba, tidak
ada luka perineum, sehingga ditegakan diagnose Ny. “A” umur 26 tahun
P1A0 post partum 6 minggu.
Penatalaksanaan yaitu malakukan konseling mengenai KB,
tujuannya agar ibu mengetahui jenis KB apa saja dapat dapat digunakan oleh
ibu menyusui, asuhan masa nifas adalah memberikan pelayanan keluarga
berencana. ( saeifuddin, 2010)
Memberikan KB suntik 3 bulan, bahwa KB yang boleh digunakan
oleh ibu menyusui adalah KB suntik 3 bulan yang mengandung
medroxiprogesteron asetat.( Saeifuddin, 2010)

Neonatal
Bayi Baru Lahir
Pada tanggal 11 Desember 2022 pukul 15.10 WIB Bayi lahir spontan,
menangis kuat, warna kulit kemerahan dan bergerak aktif, bahwa penilaian
bayi baru lahir normal yaitu bayi cukup bulan, air ketuban jernih tidak
bercampur meconium, bayi menangis atau bernafas, tobus otot bayi baik.
( saifuddin, 2010).
Penalaksanaan yang diberikan adalah melakukan perawatan bayi baru
lahir yaitu menjaga kehangatan pada bayi, malakukan perawatan tali pusat,
tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah mencegah terjadinya hipotermi
pada bayi, memotong dan merawat tali puat, merawat tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh bayi. (saifuddin, 2010).
Perlekatan bayi di atas perut ibu berhasil pada menit ke 40 tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek,permulaan kegiatan menyusu dalam satu
jam pertama setelah bayi lahir (Astuty M,2010) Melakukan IMD tujuannya
adalah bayi akan mendapatkan kolostrum atau ASI pertama yang dihasilkan
oleh ibu.susu ini kaya akan sel imun dan antibody sehingga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh, IMD dimana memberikan kesempatan
kepada bayi untuk menyusu sendiri dengan mengadakan kontak kulit denagan
ibu setidaknya satu jam akan menurunkan kematian bayi baru lahir sebanyak
22%. (Astuti M, 2010)
Menyuntikan Vit K 1 mg 0,5 ml, bayi baru lahir harus diberikan
vitamin K injeksi 1 mg untuk mencegah pendarahn BBl akibat defisiensi
vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL. ( Depkes, 2008).
Melakukan penilaian tanda-tanda vital pada bayi didapatkan suhu 37oc
denyut jantung bayi 135x/ menit. Pernafasan 44x/ menit, Menurut buku
asuhan kebidanan bayi baru lahir, neonatal dan prasekolah, pernafasan normal
40-60 x/ menit, suhu tubuh normal 36,5-37,5 oc, lalu detak jantung bayi
normal adalah 120-160 x/ menit . melakukan pemeriksaan fisik bayi baru
lahir yang didapati hasil normal, pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan
buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial dengan hasil (Kementrian
Kesehatan RI, 2010).

Bayi Baru Lahir 6 Jam


Pada kunjungan 6 jam dilakukan pemeriksaan TTV bayi dalam batas
normal, bayi baru lahir baik,sehat,bayi langsung disimpan diatas perut segera
setelah lahir dan langsung dilakukan IMD,keadaan umum baik, BB 2900
gram, BP 48 cm, LK 33 cm, LD 32 cm.
Penatalaksanaaan yang dilakukan adalah melakukan imunisasi HB 0,
tujuannya untuk mencegah infeksi hepatitis B pada bayi, imunisasi hepatitis B
beermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi terutama jarur
penularan pada ibu-bayi. ( Depkes, 2008)
Menjelaskan tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu yaituyaitu jika
pernafasan bayi > 60 kali/menit,suhu tubuh bayi< 36°C atau>38°C, warna
kulit bayi kebiruan, memar atau kuning, bayi tidak maumenyusu, tali pusat
memerah atau keluar cairan yang berbau busuk, berdarah, menggigil, lunglai,
kejang, tidak tenang, mata bengkak dan keluar cairan.(Muslihatun, 2010)

Bayi Baru Lahir 6 Hari


Pada kunjungan 6 hari dilakukan pemeriksaan pada Fisik bayi dalam
keadaan umum baik, dilakukan pemeriksaan berat badan bayi BB 3.000 gram,
badan bayi akan mengalami kenaikan pada usia bayi 10 hari keatas, pada
usia 1-3 bulan, kenaiakan berat badan normal sekitar 200 gram per minggu,
lalu pada usia 4-6 bulan, berat badan bayi akan naik 500-600 gram.
(Muslihatun, (2010)
Penatalaksanaan yang diberikan adalah memberitahu ibu untuk
menganjurkan ibu melakukan imunisasi, salah satu asuhan pada bayi usia 6
hari adalah pemberian ASI Eksklusif dan pemberian ASI kapan saja yang
bayi ingin ( on demand) perawatan bayi sehari-hari dan pemberian imunisasi.
( Verney H, 20007)
Bayi Baru Lahir 6 minggu

Pada tanggal 28 Januari 2023 Pukul 10.00 WIB. Dari hasil analisa ibu
mengatkan bayinya sudah mulai sering menyusui dan sudah putus tali pusat.
Bayi Ny. “A” mengalami kenaikan berat badan 1200 gram hal ini dalam
batas normal, badan bayi akan mengalami kenaikan pada usia bayi 10 hari
keatas, pada usia 1-3 bulan, kenaiakan berat badan normal sekitar 200 gram
per minggu, lalu pada usia 4-6 bulan, berat badan bayi akan naik 500-600
gram. (Muslihatun, (2010)
Adapun penatalaksanaan yang diberikan adalah imunisasi BCG, imunisasi
BCG berguna untuk mencegah penyakit TBC yang ditularkan oleh percikan
udara yang mengandung kuman TBC, imunisasi ini cukup 1 kali saja pada
bayi baru lahir sapai usia 1 bulan, tapi lebih baik diberikan pada lebih 1
bulan. (Depkes,2008)
Mengajurkan ibu untuk membawa bayinya keposyandu atau puskesmas
untuk mendapatkan imunisasi lengkap dan memantau perkembangan bayinya,
penatalaksanaan pada kunjungan 6 minggu setelah kelahiran adalah
menganjurkan ibu untuk membawa bayi nya ke unit kesehatan (posyandu)
untuk ditimbang dan imunisasi. (Saifuddin, 2010)
BAB V
PENUTUP

1.2. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa
begitu pentingnya asuhan yang di berikan oleh bidan secara professional baik
pada masa kehamilan, persalinan, nifas maupun bayi baru lahir, sehingga
deteksi dini resiko yang mungkin terjadi dapat dihindari.
Pada studi kasus komprehensif yang telah dilakukan kepada Ny. A yang
meliputi asuhan kebidanan yang menyeluruh dari masa kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir yang bertujuan agar penulis mampu
menerapkan pelaksanaanya. Selama proses pelaksanaan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penulis mampu melakukan asuhan kehamilan kepada Ny. A dari mulai
pertama kali kunjungan pemeriksaan kehamilan pada tanggal 15 Mei
2022 sampai dengan kunjungan masa nifas tanggal 28 Januari 2023.
Pemeriksaan antenatal care sebanyak 8 kali dengan standar 10T, yaitu dari
hasil pengkajian dan pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan kelainan
atau komplikasi pada ibu dan bayi saat kehamilan.
2. Asuhan kebidanan persalinan pada ibu bersalin Ny. A adalah ibu inpartu
tanggal 11 Desember 2022. saat usia kehamilan ibu 38 minggu. Kala I
berlangsung selama 4 jam, kala II berlangsung selama 10 menit, kala III
berlangsung selama 15 menit dan kala IV berlangsung selama 2 jam. Dari
hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin Ny. A
didapatkan bahwa Ny.A selama bersalin berjalan dengan lancar,tidak
terdapat robekan perineum.
3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Bayi lahir tanggal 11 Desember
2022 pukul 14.10 WIB, jenis kelamin perempuan dan memiliki berat
badan 2900 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar
dada 32 cm. Tidak ada kecacatan. Penulis melakukan kunjungan neonatus
sebanyak 1 kali yaitu 6 hari,dan pelaksanaan 28 harinya kunjungan di
posyandu.
4. Penulis mampu melakukan asuhan nifas pada Ny.A dari tanggal 11
Desember 2022 sampai dengan 28 Januari 2023 dari 6 jam post partum
sampai dengan 42 hari postpartum, selama pemantauan masa nifas,
berlangsung dengan baik dan tidak ditemukan komplikasi, dan ibu
melakukan perawatan payudara dengan baik.
5. Dari seluruh rangkaian asuhan yang diberikan penulis pada klien dapat
dievaluasi bahwa ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
sehingga pengetahuan ibu dan keluarga semakin bertambah.
5.1.2. Saran
1. Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam
mempelajari Asuhan Kebidanan Komprehensif dan kasus-kasus pada
saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan
sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan sesuai
dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan.
Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap
klien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa
dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan
bidan yang berkualitas. Mampu melakukan pendokumentasian secara
baik dan benar.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat
memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan
kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan teori dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.
4. Bagi Masyarakat
a. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas.
b. Diharapkan dapat memberikan dukungan terutama dukungan dari
segi psikologi pada ibu dalam proses kehamilan, persalinan, bayi
baru lahir dan nifas.

DAFTAR PUSTAKA.
American Pregnancy Asociation. 2018. Hyperemesis Gravidarum: Signs,
Symptoms, and Treatment. diakses pada tanggal 21 Februari 2020
(19:00wib) melalui website https://americanpregnancy.org/pregnancy
complications/hyperemesis gravidarum/.

Anonim,2019.diakses tanggal 26 Februari 2020. Melalui


http://wikimedya.blogspot.com/2019/04/pengertian.kehamilan.html

Cathy, Cassata. 2015. What is Hyperemesis Gravidarum. Rosalyn Carson-DeWitt,


MD diakses tanggal 21 Februari 2020 (17:05) melalui
https://www.everydayhealth.com/

Creasy, Robert K, Robert Resnik, Jay D Iams, Charles J Lockwood, dan Michael

Eman, Ibnu, 2016. Kemenkes directorat promkes&pemberdayaan Masyarakat

Greene. 2014. Creasy and Resnik’s Maternal-Fetal Medicine Principle and


Practice. Philadelphia : Elsevier.

Cunningham, dkk. 2016. Obstetri Williams.Edisi 23. Jakarta: EGC.

Kemenkes RI, 2018. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta :


Kementrian Kesehatan RI.

Manuaba, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB. EGC:
Jakarta

Prawirohardjo, 2017. Ilmu Kebidanan, EGC : Jakarta

Wiknjosastro Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta : Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Willy, 2019. Hiperemesis Gravidarum. Diakses tanggal 22 Februari 2021


(15.25wib) melalui https://www.alodokter.com/hiperemsis-gravidarum.

Yasa, dll. 2012. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum di RSUD Ujung Berung pada Periode 2010-
2011. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Skripsi.
LAMPIRAN
Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan
Hari dan Tanggal : Selasa, 01 November 2022 Pukul:09.00
Tempat Praktik : Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak
Nama : Nurhanifah Azhar Hana
Program Studi : Profesi Kebidanan

Pathway Kasus Kebidanan


Kehamilan Trimester III
Nama : Ny“ A” / Tn A
Usia : 27 tahun
GPA : G1P0 A0 ,Hamil 33 mg dengan sering BAK

Tanda/ Gejala / keluhan secara Tanda / Gejala / keluhan yang


Patofisiologi (SesuaiTanda /
teori : dialami pasien
Gejala / keluhan yang dialami
1.
Ketidaknyamanan ibu hamil TM III : pasien): Ibu datang ke PMB untuk
2. memeriksa kehamilannya dengan
Ketidaknyamanan yang umum Pada akhir kehamilan keluhan
keluhan Sering BAK
3. terkait perubahan sisitem
kehamilan sering berkemih disebabkan
urinaria yaitu peningkatan berkemih karena kepala janin mulai
(peningkatan frekuensi terutama turun kepintu atas panggul.
pada malam hari(nokturia): tidak
(Prawiroharjo,2018)
tertahan terutama saat bersin,
batuk, atau tertawa

Asuhan yang diberikan : Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :


1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa 1. Sering BAK pada kehamilan trimester III

Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan


Hari dan Tanggal : Minggu, 11 Desember 2022, Pukul 14.00 WIB
Tempat Praktik : Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak
Nama : Nurhanifah Azhar Hana
Program Studi : Profesi Kebidanan
Pathway Kasus Kebidanan
Kala I Persalinan
Nama : Ny A
Usia : 27 tahun
GPA : G1P0A0 38 mg inpartu kala 1 fase
aktif Janin Tunggal hidup intrauterine
preskep
Patofisiologi (Sesuai Tanda / Tanda / Gejala / keluhan yang
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Gejala / keluhan yang dialami dialami pasien
Fisiologi kala I pasien)
Tanda Inpartu :His lebih kuat, Kontraksi teratur yang progresif 1. Ibu mengeluarkan lendirr
sering ,teratur darah jam 23.00 Wib
dengan peningkatan frekuensi dan 2. ibu mengatakan mulesnya
Keluar lendir bercampur darah
durasi membantu kecepaatan semakin sering dan bertambah
Kadang ketuban pecah dengan sendirinya
Pada VT ,servik mendatar dan ada pembukaaan dan servix tampak di lama, HIS4x/10’/40”
penuhi oleh bagian bawah janin 3. Hasil pemeriksaan:
pembukaan
TTV TD 110/70 N;80 S: 36,5
Tanda kala 1 fase aktif : (Kemkes,2018)
C RR 20x/mnt TFU 30cm
- Kontraksi 3 -4 dalam 10 mt
LIV divergen 2/5TBJ :
- Pembukaan dimulai dari3-4 cm hingga 10
Penurunan bagian presentasi janin secara (3011)x155= 2.945 gram
progresif terjadi selama ahir fase aktif DJJ(+),145 x/mt, teratur, VT.
(Sarwono ,2016 Pemb.7 cm, portio tipis, ket
(+), preskep, H.III

Hari dan Tanggal : Minggu,11 Desember 2022 Pukul 14.00 WIB


Tempat Praktik : Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak
Nama : Nurhanifah Azhar Hana
Program Studi : Profesi Kebidanan
Pathway Kasus Kebidanan
Kala II Persalinan
Nama : Ny A
Usia : 27 tahun
GPA : G1P0A0 kala II
Tanda / Gejala / keluhan secara teori :

Fisiologi kala II
Patofisiologi (Sesuai Tanda /
Gejala / keluhan yang dialami Tanda / Gejala / keluhan
Persaalinann kala iI di tegakkan dengan
pasien) yang dialami pasien
meelakukan Pemeriksaaan Dalam
unnttuk memaastikaan pembukaan Perutnya semangkin mules,
Adanya His yg terkodinir, kuat, cepat
sudah lengkap ataau kepala janain Ibu ingin meneran dan ingin
dan lama ±2-3’sekali.kepala janin BAB, TD.100/70mmhg
sudaah tampak di vulva dengan turun msk ruang panggul shg terjadi N.82 x / mt RR 21
diameter 5- 6 cm( kemkes. 2018) tekanan pd otot2 dasar panggul yg x/mnt ,S.36.5°c.
secara reflek timbul rasa mengedan.
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan L.IV : 2/5 His. 5x10’ 45”
dgn terjd nya kontraks Ibu merasakan Krna tekanan pd rectum, ibu sep ingin teratur, kuat,
meningkatnya tekanan pd BAB dgn tanda anus membuka. Pd VT.Pemb.lengkap. portio
rectum/vaginanya,Perineum terlihat waktu his kepala janin mulai terlihat, tak teraba, Ket(+), preskep,
menonjol,Vulva vagina dan sfingter ani vulva membuka & perineum H.III +
terlihat membuka, Peningkatan pengeluaran
meregang. Dgn his mengedan
lender darah ,anus terlihat membuka,
Kepala telah turun di dasar panggul lahirlahkepala dgn di ikuti seluruh bdn
(Prawirohardjo,2012 janin Mochtar,2012)

Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :


Asuhan yang diberikan : 1. Memberikan dukungan dengana di
damping ,menawaarkan minum,mengipasi dan
1. Melakukan inform consent memijat ibu
2. Menilai kemajuan persalinaan Kala II 2. Agar terhindarai darai infeksi..jika adaa daraah
(Doranteknusperjolvulka) aataau lender segerra untuk di bersigkan
3. Memberi dukungan terus menerus kepada ibu 3. Agar ibu merasa nyaman , memberikan
4. Menjaga kebersihaan dukungana mental agar ibu tidak merasa
5. Mengipasi daan massage Memberikan takut,jaga privacy, menjelaskan proses
dukungan mental persalinan,jelas prosedur yanag akana ddi
6. Mengatur posisi ibu saat meneran lakukan daan memerlukaan keterlibatan ibu
7. Menjaga kandung kemih agar tetap kosong 4. Mengatur Posisi meneran ibu membimbing
memberikaan cukup minum mengedan yang efektif,
8. Pantau DJJ 5. Memberikan tenaga dan mencegah
9. Membantu Kelahiran kepala dehidrasi
- Minta ibu mengedan 6. Untuk memastikan janin tidak mengalami
- Letakkaan satu tangan ke kepala bayi agar bradikardi ( < dari 120)
defleksi tidak terlalu cepat, menahan 7. Menilai kemajuanan Kala II penurunan
perineum dengan satu tangan lainnya , janin teratur dari jalan lahir dimulainya fase
mengusapkan muka bayi untuk pengeluaraan
meembersihkan dari kotoran dan lendir/ 8. Hindari robekan perineum dan periksa
darah , periksa apakah ada lilitan tali pusat lilitan tali pusat senantiasa di lakukan agar
10. Membantu kelahiran bahu dan anggota badan tidak menghambat pengeluaaran kepala
- Tempatkan ke2 tangan pada sisi keepala bayi dan meenghindari asfisiia pada bayi.
daan leher, lakukan tarikan lembut kebawah dengan cara jika tali pusat mengelilingi
untuk melahirkan bahu depan lakukan leher bayi daan terelihat longgar selipkan
tarikan lembut atas utk melahirkan bahu tali pusat melalui kepala bayi jika terlalu
belakang lakukan sangga susur, letak bayi di ketat taali pusat di klem pada dua tempat
perut ibu, secara menyeluruh keringkan
Hari dan Tanggal : Minggu, 11 Desember 2022, Pukul 14.25 WIB
Tempat Praktik : Hanifah Medistra Clinic Winong mancak
Nama : Nurhanifah Azhar Hana
Program Studi : Profesi Kebidanan
Pathway Kasus Kebidanan

Kala III Persalinan


Nama : Ny A/ Tn A
Usia : 27 tahun
GPA : P1A0 kala III

Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / Tanda / Gejala / keluhan yang


Tanda / Gejala / keluhan secara teori : keluhan yang dialami pasien) dialami pasien
Fisiologi kala III tempat impleentasi placenta mengalami Kes: Cm, K/U : Baik, Keadaan
pengerutan placenta dilepaskaan dari emosional : Srabil,
1. Tali pusat bertambah panjang
perlekatannya terjadi pengumpulaan TTV : Td : 100/70 mmHg, N : 78
2. Semburan darah tiba2
3. Bentuk uterus menjadi lebih bulat darah pada ruang uteroplacenter akan x/mt RR : 21 x/mt, S : 36,5 0c
(Saifuddin, 2006) mendorong placenta keluar maka Palpasi :TFU setiggi pusat,
volume uterus mengecil dan placenta kontraksi baik, kandung kemih
mulaai lepas setelahh itu terjadi kosong, perdarahan ±100
perdarahan untuk menghindari
perdarahan ini dengan melakukan MAK
III : persalinaan kala III lebih singkat.
Mengurangi jumlah perdarahan yang
hilang, mengurangi kejadian retensio
placenta ( kemkes. 2018)

Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :


1. Utk memastikan kehamilan tunggal atau
ganda
2. Oxytocin dpt membantu terlepasnya
Asuhan yang diberikan : plasenta dan dinding rahim
3. Suntikan oxytocin dpt membantu kontraksi
1. Periksa Fundus uteri uterus & PTT akan memudahkan klrnya
2. Beritahu ibu akan disuntik Oxytocin plasenta
4. Memedahkan melakukan PTT
3. Suntik Oxytocin 0,5 unit IM dan 5. Dgn PTT akan memudahkan plasenta
lakukan PTT terlepas & tgn pd sympisis/utk mencegah
4. Pindahkan klem pd tl pst 5-10 cm dan terjadinya Rest Plasenta
vulva 6. Utk membantu pengeluaran plasenta
7. Mencegah robekan plasenta & selaput
5. Letakan 1 tgn di atas sympisis (dorso ketuban serta menghindari tertinggalnya
cranial) tegangkan tali pusat saat sisa2 plasenta
berkontraksi 8. Merangsang kontraksi uterus dan
6. Keluarkan plasentaa dengan menarik mencegah terjadinya perdarahan
ke bawah dan ke atas 9. Dengan adanya sisa plasenta dan selaput
ketuban yg tinggal akan menyebabkan
7. Jemput plasenta kedua tangan dengan perdarahan
memutar searah jarum jam 10. Mencegah infeksi silang
8. Lakukan massage uterus sambil
memeriksa kelengkapan plasenta
9. Periksa plasenta dan selaput ketuban
lahir, jumlah ketiledon, incersi tali
Evaluasi asuhan yang diberikan :
pusat
10. Masukan plasenta kedalam plastik Evaluasi perdarahan, robeekan jalan lahir dan
kelengkapaan placenta
1. Kala III berlangsung 15 menit
2. Plasenta lahr lengkap pukul 14.25 WIB
Hari dan Tanggal : Minggu,11 Desember 2022 Pukul 14.35 WIB
Tempat Praktik : Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak
Nama : Nurhanifah Azhar Hana
Program Studi : Profesi Kebidanan

Pathway Kasus Kebidanan

Kala IV (kala Pengawasan)

Nama : Ny.A/Tn A

Usia :27 Tahun

P1A0 kala IV

Tanda / Gejala / keluhan secara Tanda / Gejala / keluhan yang


teori : Fisiologis Kala IV : Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / dialami pasien
keluhan yang dialami )Setelah placenta
2 jam pertama setelah persalinan - Ibu mengatakan senang atas
lahir tinggi fundus uterus kurang lebih 2
kelahiran bayinya dan merasa
merupakan waktu yang kritis bagi jari di bawah pusat ,otot-otot uterus
lelah setelah melahirkan
ibu dan bayi keduanya baru saja berkontrksi,pembuluh darah yg berada
mengalamai perubahan fisik yang di antara anyaman-anyaman otot uterus - Kes: Cm, K/U : Baik, Keadaan
akan terjepit, proses ini akan emosional : Srabil, TTV : TD :
luar biasa , masa ini di sebut jugaa
menghentikan perdarahan setelah 100/70 mmHg, N : 82 x/mt RR : 21
masa pengawasan dan plasenta di lahirkan. ( kemkes RI ,2016) x/mt, S : 36,5 0c
memastikan keduanya dalam - Palpasi :TFU 2 jari bawah pusat,
kondisi stabil kontraksi baik, kandungkemih
kosong, perdarahan ±100
(Kemkes RI,2016)

Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :


Asuhan yang diberikan :
1. Penjelasan yg dilakukan bidan agar ibu
1. Memberikan penjelasan kondisi ibu lebih waspada jika terjadi perdarahan
2. Pemantauan 15 menit pada jam 2. Kontraksi Rahim dapat diketahui dengan
pertama setelah kelahiran plasenta palpasi, setelah placenta lahir dilakukan
dan 30 menit pada jam kedua setelah massage uterus supaya Rahim berkontraksi
persalinan 3. Antisipasi terjadinya perdarahan pada masa
3. Mengobservasi intensif karena ini sangat penting.
4. Mengobservasi keadaan umum ibu yaitu
perdarahan yg terjadi pada masa ini
dengan mengukur TTV ibu untuk
sangat berbahaya mengetahui keadaan ibu baik-baik saja.
4. Mengobservasi yg dilakukan sbb: Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri bisa
- Tingkat kesadaran ibu di raba dengan palpasi ,dan harus kuat
- Pemeriksaan tanda Vital serta berada di bawah umbilicus Periksa
- Kontraksi uterus dan tinggi fundus fundus :
uteri  2-3 kali dlm 10 menit setiap 15
- Jumlah perdarahan, jika kurang menit pada jam pertama setelah
dari 500 cc masih di anggap persalinan
normal  Setiap 30 menit pada jam kedua
- Bayi harus dalam keadaan baik setelah persalinan
5. Membantu ibu untuk makan dan  massage fundus untuk
minum menimbulkan kontraksi.
6. Memberi ucapan selamat kepada ibu 5. Memberi makan minum untuk memenuhi
atas kelahiran bayinya. asupan gizi ibu

6. Ucapan selamat dapat membuat ibu

bahagia

Evaluasi asuhan yang diberikan :

1. Ibu senang dengan kelahiran bayinya


2. Ibu dapat beristirahat
Hari dan Tanggal : Minggu, 11 Desember 2022 pukul 15.10wib
Tempat Praktik : hanifah Medistra Clinic Winong Mancak
Nama : Nurhanifah Azhar Hana
Program Studi : Bidan Profesi
Pathway Kasus Kebidanan

Bayi Baru Lahir

Nama : BY.Ny. A

Usia : NCB SMK 1 jam

Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Ciri-ciri Bayi Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala /
normal (Tando 2017) keluhan yang dialami ) Tanda / Gejala /
keluhan yang dialami
1. Berat Badan 2500 gram Alveoli paru janin dalam uterus berisi
pasien
2. Panjang Badan 48-52 cm cairan paru pd saat lhr & bayi
3. Lingkar Dada 30-38 cm mengambil nafas pertama, udara Bayi lahir jam 14.10 wib
4. Lingkar Kepala 33-35 cm memasuki alveoli paru dan cairan paru JK Perempuan K/U :
5. Frekwensi jantung 120-160 x/mt diabsorbsi oleh jaringan paru. Pd nafas Baik, Nadi 148 x/mnt, R :
6. pernafasan ±40-60 x/mt ke dua dan berikutnya, udara yg msk ke 48 x/mt, S.36,50c BB.
7. Kulit kemerah2an dan licin krn jaringan 2.900 gr, PB. 48 CM,
subkutan cukup alveoli bertambah byk dan cairan paru
diabsorbsi shg seluruh alveoli berisi LK.33 cm, LD 32, Lila :
8. Rambut lanugo tdk terlihat, rambut kepala 10 cm, BAK (+), BAB
biasanya telah sempurna udara yg mengandung oksigen. (Sholeh,
(+)
9. Kuku agak panjang dan lemas 2008)
10. Genitalia : pd perempuan labia mayora sudah
menutupi labia minora, pd laki2, testis sudah
turun dan skrotum sudah ada
11. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dgn
baik
12. Reflek moro atau gerak memeluk jika dikagetkan
sudah baik
13. Reflek grap (menggenggam) sdh baik
14. Eliminasi baik, meconium klr dlm 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan

Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :

Asuhan yang diberikan : 1. Untuk mengetahui keadaan bayi


2. Agar bayi nyaman dan mencegah terjadi nya
1. Memberitahu hasil pemeriksaan infeksi pd tali pusat
2. Memandikan bayi dan melakukan perawatan tali 3. Vit KMencegah terjadinya perdarahan
pusat dengan membungkus tali pusat dengan kasa 4. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
5. Mengurangi kehawatiran ibu terhadap kondisi
steril
bayinya
3. Memberikan Injeksi vit t K 0,5 ml secara IM 6. Agar ibu mengetahui tanda bahaya bayi dan
4. Memberikan ASI pada bayi dan bayi mau apabila menemukannya ibudapat segera
menghisap, bayi di bungkus dengan kain bedong, mengatasinya
memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan
5. Rawat gabung ibu dan bayi
6. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya seperti demam,
tidak mau menyusu, sesak nafas, merintih,
hipotermi, tali pusat berdarah dan berbau dan
kejang serta menganjurkan ibu untuk kembali jika
LOGBOOK
Evaluasi asuhan yang diberikan :
melihat keluhan tersebut pada bayinya STASE KEHAMILAN PROGRAMPE
Bayi dalam keadaan hangat dan ibu
paham apa yang di sampaikan bidan
BIDAN
Hari dan Tanggal : Minggu, 11 Desember 2022, Pukul 21.10 WIB
Tempat Praktik : Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak
Nama : Nurhanifah Azhar Hana
Program Studi : Bidan Profesi
Pathway Kasus Kebidanan

Bayi Baru Lahir

Nama : BY.Ny.A

Usia :NCB SMK 6 jam

Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Ciri-ciri


Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala /
Bayi normal (Tando 2017)
keluhan yang dialami )
1. Berat Badan 2500 gram
2. Panjang Badan 48-52 cm Alveoli paru janin dalam uterus berisi
3. Lingkar Dada 30-38 cm cairan paru pd saat lhr & bayi
4. Lingkar Kepala 33-35 cm mengambil nafas pertama, udara
5. Frekwensi jantung 120-160 x/mt memasuki alveoli paru dan cairan paru
6. pernafasan ±40-60 x/mt diabsorbsi oleh jaringan paru. Pd nafas Tanda / Gejala / keluhan
7. Kulit kemerah2an dan licin krn jaringan ke dua dan berikutnya, udara yg msk ke yang dialami pasien
subkutan cukup alveoli bertambah byk dan cairan paru Bayi lahir spontan
8. Rambut lanugo tdk terlihat, rambut kepala diabsorbsi shg seluruh alveoli berisi pukul :14.10 wib,menangis
biasanya telah sempurna
udara yg mengandung oksigen. (Sholeh, kuat,gerakan aktif,warna kulit
9. Kuku agak panjang dan lemas
2008) kemerahan, JK Perempuan
10. Genitalia : pd perempuan labia mayora sudah
K/U : Baik, Nadi 148 x/mnt,
menutupi labia minora, pd laki2, testis sudah
R : 48 x/mt, S.36,50c BB.
turun dan skrotum sudah ada
2900 ggr, PB.48 CM, LK.33
11. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dgn
cm, LD 32, Lila : 10 cm,
baik
BAK (+), BAB (+),Anus:+
12. Reflek moro atau gerak memeluk jika
dikagetkan sudah baik
13. Reflek grap (menggenggam) sdh baik
14. Eliminasi baik, meconium klr dlm 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
1. Untuk mengetahui keadaan bayi
2. Agar bayi nyaman dan mencegah terjadi
nya infeksi pd tali pusat
Asuhan yang diberikan : 3. Mencegah terjadinya infeksi yg di sebabkan
oleh virus Hepatitis B
1. Memberitahu hasil pemeriksaan 4. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
2. Memandikan bayi dan melakukan perawatan tali 5. Mengurangi kehawatiran ibu terhadap
pusat dengan membungkus tali pusat dengan kasa kondisi bayinya dan ibu dapat menyusui
steril bayinya sedini mungkin kapan saja
3. Memberikan Injeksi HB 0 sebanyak 0,5 ml secara dibutuhkan (Arminal,2017)
IM paha kiri
6. Agar ibu mengetahui tanda bahaya bayi
4. Memberikan ASI pada bayi dan bayi mau
menghisap, bayi di bungkus dengan kain bedong,
dan apabila menemukannya ibudapat
memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan segera mengatasinya
5. Rawat gabung ibu dan bayi (Astuti, dkk, 2015)
6. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya seperti demam,
tidak mau menyusu, sesak nafas, merintih,
hipotermi, tali pusat berdarah dan berbau dan
kejang kuning pada bayi serta menganjurkan ibu
untuk kembali jika melihat keluhan tersebut pada LOGBOOK
bayinya Evaluasi asuhan yang diberikan :
7. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang. STASE KEHAMILAN PROGRAMP
Bayi dalam keadaan hangat dan ibu
(APN, 2018) BIDAN
paham apa yang di sampaikan bidan

Ibu melakukan kunjungan ulang pada


tanggal 17 Desember 2022
Hari dan Tanggal : 28 Januari 2023
Tempat Praktik : Hanifah Medistra Clinic Winong Mancak
Nama : Nurhanifah Azhar Hana
Program Studi : Bidan Profesi
Pathway Kasus Kebidanan

Asuhan Nifas
Nama : Ny. A
Usia : 27 th
PA : P1A0 Post Partum 6 minggu

Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / Tanda / Gejala / keluhan
keluhan yang dialami ) yang dialami pasien
Pada minggu pertama sesudah bayi lahir ibu akan
mengalami kram/mulas pada abdomen yang berlangsung
Masa segera setelah plasenta lahir Ibu mengatakan masih
sebentar, mirip dengan kram pada periode menstruasi,
periode ini disebut dengan afterpains, yang ditimbulkan sampai dengan 24 jam. Pada masa ini lemas,dan perut masih mules..
oleh karena kontraksi uterus pada waktu mendorong merupakan fase kritis, sering terjadi
gumpalan darah dan jaringan yang terkumpul didalam insiden perdarahan postpartum karena K/U Baik
uterus. Kram demikian tidak berlangsung lama dan atonia uteri. Oleh karena itu, perlu TD. 120/80 mmHg
dianggap tidak masalah, kram/mulas akan lebih terasa melakukan pemantauan secara kontinu, Palpasi kontraksi baik, TFU 2
lagi pada saat menyusui bayi oleh karena yang meliputi; kontraksi uterus, jari dibawah pusat, kandung
stimulasi/rangsangan puting susu menimbulkan aksi pengeluaran lokia, kandung kemih, kemih kosong, perdarahan 20
reflex pada uterus. Teori ini didukung oleh (Cunningham
tekanan darah dan suhu. cc.
dkk, 2013) yang mengatakan bahwa pada multipara
uterus sering berkontraksi dengan kuat pada interval (Kemenkes RI, 2017)
tertentu dan menimbulkan nyeri setelah melahirkan,
yang mirip dengan nyeri persalinan namun lebih ringan.
Nyeri ini semakin terasa sesuai dengan meningkatnya
paritas dan menjadi lebih buruk ketika bayi menyusu,
kemungkinan besar karena pelepasan oksitosin.
Biasannya nyeri setelah melahirkan berkurang
intensitasnya dan menjadi lebih ringan pada hari yang
ketiga. (Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1
Tahun 2020)

Asuhan yang diberikan :


Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ibu 1. Penyampaian dan penjelasan tentang hasil
alami merupakan hal yang normal pemeriksaan kepada ibu sangat penting agar ibu dapat
3. Beritahu ibu tentang gizi yang seimbang seperti makan mengetahui keadaaanya saat ini
sayuran, buah-buahan, lauk pauk dan minum susu. 2. Karena rahim yang keras dan mules berarti rahim
4. Memberitahu ibu cara menyusui yang benar yaitu dagu bayi sedang berkontraksi yang dapat mencegah terjadinya
menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan perdarahan pada masa nifas.
menutupi areola mammae. Seluruh badan bayi tersanggah 3. Agar kebutuhan bayi pada masa laktasi bisa terpenuhi
dengan baik tidak hanya kepala dan leher. dan zat gizi yang banyak untuk membantu
5. Memberitahu kepada ibu jadwal pemberian ASI yaitu ASI melancarkan produksi ASI
diberikan setiap 2 jam atau setiap bayi menangis. 4. Dapat menjalin hubungan batin ibu dan bayi,
6. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan selalu memberikan kenyamanan bayi menghisap ASI,
memakaikan selimut dan topi pada bayi. memperlancar produksi ASI, menghindari kesulitan
7. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti miring kekanan dalam menyusui dan mencegah puting susu lecet.
dan kiri sertake kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan 5. Untuk memenuhi kebutuhan nutrinya tetap terjaga dan
daerah kelamin ibu. berta badan bayi bertambah.
8. menganjurkan ibu agar mengganti pembalut setelah mandi, 6. Untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi.
setelah buang air kecil maupun buang air besar. 7. Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
9. Memberitahukan kepada ibu tentang personal hygiene yaitu mempertahankan kesehatannya.
membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah 8. Pembalut yang sudah terbuka kemungkinan
buang air kecil atau besar dengan sabun dan air, mengganti terkontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung.
9. Agar ibu dapat mengenali sedini mungkin tanda
pembalut dua kali sehari, mencuci tangan dengan sabun dan air
bahaya pada masa nifas.
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin.
(Kemenkes RI, 2017)
10. Memberitahu kepada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas
seperti pengeluaran lochea berbau, demam, nyeri perut berat,
kelelahan atau sesak, bengkak pada tangan, wajah dan tungkai,
sakit kepala hebat, pandangan kabur, nyeri pada payudara.
Apabila ditemukan tanda bahaya segera ke petugas kesehatan.
(Kemenkes RI, 2017) Evaluasi asuhan yang diberikan :

Ibu sudah merasa lebih baik, bisa duduk, berdiri dan


mobilisasi.
Dokumentasi Partograf
Nama Pasien : Ny.A

Usia : 27 Th

Anda mungkin juga menyukai