Anda di halaman 1dari 178

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

S DARI MASA HAMIL SAMPAI


DENGAN KELUARGA BERENCANA DI KLINIK BERSALIN
Hj. NANI S, AM.Keb JL. NENAS KELURAHAN PADANG
BULAN KECAMATAN RANTAU UTARA
KABUPATEN LABUHANBATU

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

MUSDALIPA HASIBUAN
NIM. 17.943

AKADEMI KEBIDANAN IKA BINA LABUHANBATU


TAHUN 2020
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S DARI MASA HAMIL SAMPAI
DENGAN KELUARGA BERENCANA DI KLINIK BERSALIN
Hj. NANI S, AM.Keb JL. NENAS KELURAHAN PADANG
BULAN KECAMATAN RANTAU UTARA
KABUPATEN LABUHANBATU

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya


Kebidanan Di Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu

Oleh:

MUSDALIPA HASIBUAN
NIM. 17.943

AKADEMI KEBIDANAN IKA BINA LABUHANBATU

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan nikmat
dan karunianya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Masa Hamil Sampai Dengan
Keluarga Berencana Di Klinik Bersalin Hj. Nani S, AM.Keb Jl. Nenas
Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhanbatu”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan ahli madya
kebidanan di Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu.
Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak H. Faisal Hasibuan, S.Psi selaku Ketua Yayasan Akademi
Kebidanan Ika bina Labuhanbatu.
2. Ibu Rani Darma Sakti Tanjung, SST, M.Kes selaku Direktur Akademi
Kebidanan Ika bina Labuhanbatu dan selaku Pembimbing Pendamping
yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
3. Ibu Rika Handayani, SST, M.kes selaku Penguji yang telah memberikan
kritik dan saran sehingga Laporan Tugas Akhir ini menjadi lebih baik lagi
4. Ibu Novica Jolyarni Dornik, SST, MKM selaku Pembimbing Utama yang
telah banyak membantu dan memberikan bimbingan sehingga Laporan
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
5. Para staf dosen Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu yang telah
banyak memberikan ilmu kepada penulis.
6. Bidan Hj. Nani S, AM.Keb, yang telah memberi izin saya untuk
melakukan praktik dan penyusunan Laporan Tugas Akhir di Klinik.
7. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan materi, moril
tanpa pernah lelah.
8. Teman seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu
dalam hal ini sehingga Laporan Tugas Akhir dapat terselesaikan.

i
Semoga allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang
telah di berikan dan semoga Tugas Akhir ini berguna bagi semua pihak yang
memanfaatkannya.

Rantauprapat, Agustus 2020

(Musdalipa Hasibuan)

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. IDENTITAS DIRI
Nama : Musdalipa Hasibuan
Tempat Tanggal Lahir : Pembangunan, 08 September 1998
Alamat : Bangun Jaya
Suku/Bangsa : Batak/ Indonesia
Agama : Islam
Anak Ke : 1 dari 4 bersaudara
No. Hp : 082260312252 / 085270490159

2. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ayah : Lokot Hasibuan
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Nama Ibu : Mas Ure Dalimunthe
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Bangun Jaya

3. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2004-2010 : SDN 118432 Bagan Toreh
Tahun 2010-2013 : Pondok Al-qur’an Almajidiyah Bagan Batu
Tahun 2013-2016 : Pondok Al-qur’an Almajidiyah Bagan Batu
Tahun 2017-2020 :Mengikuti pendidikan Diploma III
Kebidanan di Akademi Kebidanan Ika Bina
Labuhanbatu

iii
AKADEMI KEBIDANAN IKA BINA LABUHANBATU
Laporan Tugas Akhir, Agustus 2020

Musdalipa Hasibuan

Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Masa Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di
Klinik Bersalin Hj. Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu

xii + 137 Halaman + 12 Tabel + 13 Lampiran

Ringkasan Asuhan Kebidanan

Jumlah kematian ibu di Provinsi Sumatera Utara tahun 2018 adalah 185
orang. Jumlah angka kematian (0-28 hari) berjumlah 738 kasus dan jumlah kematian
balita (12-59 bulan) berjumlah 96 kasus. Karena angka kematian ibu dan bayi masih
tinggi maka dilakukan asuhan berkesinambungan atau Continuitiy of Care. Tujuan dari
Continuity of Care adalah untuk mengetahui komplikasi yang terjadi sedini mungkin
pada Ny. S dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
Metode yang digunakan adalah metode pendekatan manajemen kebidanan pada
Ny. S dari Hamil, Bersalin, Nifas selama 42 hari, Bayi Baru Lahir selama 28 hari dan
Keluarga Berencana di Klinik Bersalin Hj. Nani S, AM.Keb Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu..
Hasil asuhan ini menunjukkan bahwa kehamilan pada Ny. S berlangsung dengan
baik, tidak ada komplikasi, usia kehamilan 38 minggu 4 hari saat menjelang persalinan.
Persalinan ibu berlangsung dengan baik, keadaan ibu baik, bayi baru lahir dalam keadaan
baik. Masa nifas berlangsung selama 42 hari dengan normal. Asuhan Keluarga Berencana
yang diberikan pada Ny. S adalah KB Suntik 1 bulan.
Kesimpulan masa hamil sampai dengan keluarga berencana pada Ny. S
berlangsung dengan normal dan tidak ditemukannya komplikasi. Disarankan kepada
petugas kesehatan khususnya bidan untuk menerapkan asuhan Continuity of Care yang
sudah di aplikasikan di lapangan dan masyarakat dalam menurunkan angka kematian di
Indonesia.

Kata kunci :Ny. S 36 tahun, G6P5A0, Asuhan Kebidanan Continuity of Care


Daftar pustaka :18 (2011 - 2019)

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................iii
RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN.........................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR TABEL .............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan.....................................................7
1.3. Tujuan Penyusunan LTA......................................................................7
1.3.1. Tujuan Umum...............................................................................7
1.3.2.Tujuan Khusus................................................................................8
1.4. Sasaran,Tempat dan Waktu...................................................................8
1.5. Manfaat.................................................................................................9
1.5.1. Bagi Penulis...................................................................................9
1.5.2. Bagi klinik.....................................................................................9
1.5.3. Bagi Pasien....................................................................................9
1.5.4. Bagi Penulisnya Selanjutnya.........................................................9
1.5.5. Bagi Institusi Pendidikan..............................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................10
2.1. Kehamilan....................................................................................................10
2.1.1. Konsep Dasar Kehamilan.....................................................................10
a. Pengertian Kehamilan.......................................................................10
b.Fisiologi Kehamilan...........................................................................10
2.1.2. Asuhan Kehamilan...............................................................................21
2.2 Persalinan......................................................................................................29

v
2.2.1. Konsep Dasar Persalinan......................................................................29
a. Pengertian Persalinan........................................................................29
b. Fisiologi Persalinan...........................................................................29
2.2.2. Asuhan Persalinan................................................................................35
2.3. Nifas.............................................................................................................43
2.3.1.Konsep Dasar Nifas...............................................................................43
a.Pengertian Nifas.................................................................................43
b.Fisiologi Nifas....................................................................................44
2.3.2. Asuhan Nifas........................................................................................51
2.4. Bayi Baru Lahir............................................................................................52
2.4.1.Konsep Dasar Bayi Baru Lahir.............................................................52
a. Pengertian Bayi Baru Lahir...............................................................52
b. Fisiologi Bayi Baru Lahir.................................................................53
2.4.2. Asuhan Bayi Baru Lahir.......................................................................56
2.5. Keluarga Berencana.....................................................................................60
2.5.1.Konsep Dasar Keluarga Berencana.......................................................60
a. Pengertian Keluarga Berencana........................................................60
b. Fisiologi Keluarga Berencana...........................................................61
2.5.2. Asuhan Keluarga Berencana................................................................71
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN......................75
3.1. Asuhan Kebidanan Kehamilan.....................................................................75
3.2. Asuhan Kebidanan Persalinan......................................................................91
3.3. Asuhan Kebidanan Nifas..............................................................................107
3.4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir............................................................114
3.5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana......................................................119
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................122
4.1. Masa Kehamilan...........................................................................................122
4.2. Asuhan Persalinan........................................................................................124
4.3. Asuhan Masa Nifas......................................................................................128
4.5. Asuhan Bayi Baru Lahir...............................................................................132
4.6. Asuhan Keluarga Berencana........................................................................135

vi
BAB V PENUTUP.............................................................................................136
5.1. Saran.............................................................................................................136
5.2. Kesimpulan..................................................................................................136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 TFU menurut Penambahan Pertiga Jari .............................................11
Tabel 2.2 Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan......................................11
Tabel 2.3 Klasifikasi BMI (Body Mass Index)....................................................25
Tabel 2.4 Tinggin Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan....................................26
Tabel 2.5 Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid...............................27
Tabel 2.6 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi..............44
Tabel 2.7 Perbedaan Masing-masing Lochea.....................................................45
Tabel 2.8 Skor apgar ..........................................................................................59
Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu.........................76
Tabel 3.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu.........................92
Tabel 3.3 Pemantauan Kemajuan Persalinan......................................................96
Tabel 3.4 Pemantauan Kala IV...........................................................................106

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kartu Bimbingan LTA
Lampiran 2 Permohonan Izin Melakukan Praktek
Lampiran 3 Surat Balasan Izin Praktek
Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Pasien
Lampiran 6 Informed consent KB
Lampiran 7 Lembar Partograf
Lampiran 8 Dokumentasi Ante Natal Care
Lampiran 9 Dokumentasi Intra Natal Care
Lampiran 10 Dokumentasi Kujungan Nifas
Lampiran 11 Dokumentasi Kujungan Bayi Baru Lahir
Lampiran 12 Dokumentasi Keluarga Berencana
Lampiran 13 Kartu Peserta KB

ix
DAFTAR SINGKATAN

1. A : Abortus
2. AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome
3. AKB : Angka Kematian Bayi
4. AKI : Angka Kematian Ibu
5. AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
6. AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
7. AKN : Angka Kesakitan Neonatal
8. AM.Keb : Ahli Madya Kebidanan
9. ANC : Ante Natal Care
10. Apgar : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration
11. APN : Asuhan Persalinan Normal
12. ASI : Air Susu Ibu
13. BAB : Buang Air Besar
14. BAK : Buang Air Kecil
15. BB : Berat Badan
16. BCG : Bacillus Calmette Guerin
17. BIP : Basic Infertile Pattern
18. BBL : Bayi Baru Lahir
19. BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
20. BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
21. BMI :Body Mass Index
22. CM : Centi Meter
23. COC : Continuity Of Care
24. CVAT : Costovertebral Angel Tengerness
25. DJJ : Denyut Jantung Janin
26. DM : Diabetes Melitus
27. DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
28. EKG : Elektrokardiogram
29. Fe : Ferum

x
30. FSH : Folikel Stimulating Hormone
31. G : Gravida
32. HB : Haemoglobin
33. HCG : Human Chorionic Gonadrotropin
34. HIV : Human Immunoficiency Virus
35. HPL : Human Placental Lactogen
36. HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
37. IM : Intra Muscular
38. IMD : Inisiasi Menyusu Dini
39. IRT : Ibu Rumah Tangga
40. IUD : Intra Uterine Device
41. IMS : Infeksi Menular Seksual
42. K1 : Kunjungan Baru Ibu Hamil
43. KB : Keluarga Berencana
44. KBA : Keluarga Berencana Alamiah
45. KF : Kunjungan Nifas
46. Kg : Kilogram
47. KH : Kelahiran Hidup
48. KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
49. KN : Kunjungan Neonatus
50. KIE : Konseling Informasi Edukasi
51. LH : Luizining Hormone
52. LILA : Lingkar Lengan Atas
53. MAL : Metode menorea Laktasi
54. Mg : Miligram
55. Ml : Mililiter
56. MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
57. MMHG : Mili Meter Higro Gium
58. MMR : Mumps Measles Rubella
59. MOP : Metode Operasi Pria
60. MOW : Metode Operasi Wanita

xi
61. OUE : Ostium Uteri Eksterna
62. OUI : Ostium Uteri Interna
63. P : Partus
64. PAP : Pintu Atas Panggul
65. PMS : Penyakit Menular Seksual
66. PTT : Peregangan Tali pusat Terkendali
67. PUS : Pasangan Usia Subur
68. PWS-KIA : Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
69. PX : Processus Xipoideus
70. RR : Respiration Rate
71. SAR : Segmen Atas Rahim
72. SBR : Segmen Bawah Rahim
73. SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
74. SDGS : Sustainable Development Gols
75. SMA :Sekolah Menengah Atas
76. SOAP : Subjektif Objektif Assessment Planing
77. SPOG : Spesialis Obgyn & Ginekologi
78. SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus
79. TB : Tinggi Badan
80. TBC : Tuberculosis
81. TD : Tekanan Darah
82. TBBJ : Taksiran Berat Badan Janin
83. TFU : Tinggi Fundus Uteri
84. TM : Trimester
85. TPB : Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
86. TT : Tetanus Toxoid
87. VDRL : Venereal Disease Research Laboratory
88. WHO : Word Health Organization

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Continuity Of Care merupakan hal yang mendasar dalam model praktik
kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik, membangun kemitraan yang
berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan membina hubungan saling
percaya antara bidan dengan klien (Astuti, dkk, 2017).
Kehamilan adalah suatu proses pembentukan janin yang di mulai dari
masa konsepsi sampai lahirnya janin. Masa kehamilan yang aterm adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) yang di hitung mulai dari hari pertama haid
terakhir ibu (Juliana Munthe, dkk, 2019).
Menurut Data World Health Organization (WHO) tahun 2017.Sekitar
295.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan pada
tahun 2017. Di Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan menyumbang sekitar 254.000
jiwa (86% ) dari perkiraan kematian ibu global pada tahun 2017. Sub-Sahara
Afrika sendiri menyumbang sekitar dua pertiga 196.000 jiwa (66,4%) dari
kematian ibu, sementara Asia Selatan menyumbang hampir seperlima 58.000 jiwa
(20%). Risiko kematian ibu adalah yang tertinggi untuk gadis remaja di bawah 15
tahun dan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan lebih tinggi di antara gadis
remaja usia 10-19 (dibandingkan dengan wanita berusia 20-24). Ibu meninggal
karena komplikasi selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Komplikasi
utama yang menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu adalah
perdarahan hebat (kebanyakan perdarahan setelah melahirkan), infeksi (biasanya
setelah melahirkan), tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan
eklampsia), komplikasi dari persalinanaborsi yang tidak aman. Sisanya
disebabkan oleh atau terkait dengan infeksi seperti malaria atau terkait dengan
kondisi kronis seperti penyakit jantung atau diabetes (https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/maternal-mortality)
Berdasarkan pada permasalahan tersebut pemerintah membentuk
program Sustainable Development Goals (SDG’s) atau Tujuan Pembangunan

1
2

Berkelanjutan (TPB) yang salah satu tujuannya adalah menurunkan angka


kematian ibu ( AKI ) secara global kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup di
tahun 2030. (https://e-koren.bkkbn.go.id/wp-content/uploads/2018/10/LaporanSD
KI -2017-WUS.pdf).
Berdasarkan Kemenkes RI tahun 2018, jumlah ibu hamil di Indonesia
pada tahun 2018 sebanyak 5.283.165 orang dengan jumlah ibu hamil terbanyak
di provinsi Jawa Barat yaitu 966.319, ibu hamil dengan jumlah k4 sebanyak
4.650.937(88.03%). (http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil
-kesehatan-Indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun -2018pdf)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 angka kematian ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup
dengan jumlah kasus sebesar 14.623 kasus. Penyebab terbanyak kematian ibu
disebabkan oleh preeklamsia dan perdarahan. Angka Kematian Bayi (AKB)
tercatat 24 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus sebesar 151.200 kasus.
Penyebab terbanyak kematian bayi disebabkan oleh bayi berat lahir rendah
(BBLR) dan asfiksia. (Kemenkes RI,2017) (http://eprintsUmg.Ac.Id/3042/BAB%2
01%20pendahuluan.pdf)
Berdasarkan Data Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun
2018 Jumlah kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Sumatera Utara tahun
2018 adalah 185 orang dengan distribusi kematian ibu hamil 38 orang, kematian
ibu bersalin 79 orang dan kematian ibu masa nifas 55 orang. Kematian ibu
terbanyak diketahui disebabkan oleh akibat lain-lain yang tidak dirinci dan
diketahui sebab pastinya (74 orang), kemudian akibat perdarahan (60 orang),
akibat hipertensi (29 orang), akibat infeksi (9 orang), akibat gangguan sistem
peredaran darah (8 orang), serta akibat gangguan metabolik (5 orang). (http://
dinkes.sumutprov.go.id/v2/download.html)
Berdasarkan Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu tahun
2018 jumlah ibu hamil di Labuhanbatu sebanyak 12.143 ibu hamil, dengan jumlah
ibu hamil terbanyak di Sigambal yaitu 1.952 ibu hamil. Jumlah kematian ibu
hamil di Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2018 adalah 1 orang, penyebab
3

kematian ibu hamil dikarenakan lain-lain. (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten


Labuhanbatu Tahun 2018)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun
janin (Asri Hidayat, dkk 2018).
Berdasarkan Kemenkes RI tahun 2018, cakupan pelayanan kesehatan
pada ibu bersalin sebanyak 5.043.078 orang. Dan jumlah ibu bersalin yang
ditolong Nakes di Faskes ada sebanyak 4.351.389 orang. (http://www.Depkes.go.I
d/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-Indonesia/Profil-Kesehatan-Ind
onesia-tahun -2018pdf)
Berdasarkan Data Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun
2018, cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Provinsi
Sumatera Utara mencapai 85,90%, sudah mencapai target yang sudah ditetapkan
di Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 85%.
(http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/download.html)
Berdasarkan Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun
2018 jumlah ibu bersalin di Labuhanbatu sebanyak 11.591 ibu bersalin. Jumlah
kematian ibu bersalin ada 3 orang, penyebab kematian ibu bersalin dikarenakan
perdarahan (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2018).
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Marmi, 2019).
Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Indonesia menunjukkan kecenderung-
an peningkatan dari 17,9% pada tahun 2008 menjadi 85,92% pada tahun 2018.
Provinsi DKI Jakarta memiliki capaian kunjungan nifas lengkap (KF3) tertinggi
yang diikuti oleh Jawa Barat dan Bali. Sedangkan provinsi dengan cakupan
kunjungan nifas terendah yaitu Papua, Papua Barat, dan Maluku. Dari 34 provinsi
yang melaporkan data kunjungan nifas, hampir 60% provinsi di Indonesia telah
4

mencapai KF3 80%. Kondisi pada tahun 2018 tersebut sama dengan tahun 2017
(http://www.Depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-Indone
sia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun -2018 pdf)
Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas lengkap (KF3) di Provinsi
Sumatera Utara tahun 2018 sebesar 82,23%. Bila dibandingkan dengan target
yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk
tahun 2018 sebesar 83%, maka cakupan ini sudah mendekati target yang sudah
ditetapkan. Cakupan pelayanan ibu nifas (KF3) tertinggi ada di Kabupaten
Langkat (93,69%), Kabupaten Tapanuli Selatan (93,05%), dan Kabupaten
Batubara (92,61%). Sedangkan cakupan pelayanan ibu nifas (KF3) terendah ada
di Kabupaten Nias Selatan (32,14%), Kota Gunungsitoli (50,94%), dan Kabupa-
ten Nias Barat. (http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/ download.html)
Berdasarkan Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun
2018 cakupan pelayanan Ibu Nifas sebanyak 11,591 orang. KF1 sebanyak 10,446
orang (90,12%), KF2 sebanyak 10,446 orang (90,12%), KF3 sebanyak 10,446
orang (90,12%) dan ibu nifas yang mendapat vitamin A sebanyak 10,846 orang
(93,57%). (Profil Dinas Kesehatan Labuhanbatu Tahun 2018).
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu
dengan berat lahir antara 2500-4000 gram ( Jenny, 2013).
Pada tahun 2018, 4,0 juta (75% dari semua kematian balita) terjadi pada
tahun pertama kehidupan. Risiko seorang anak meninggal sebelum menye-
lesaikan tahun pertama usia tertinggi di Wilayah Afrika WHO (52 per 1.000
kelahiran hidup), lebih dari tujuh kali lebih tinggi daripada di Wilayah Eropa
WHO (7 per 1.000 kelahiran hidup).Secara global, angka kematian bayi telah
menurun dari tingkat yang diperkirakan 65 kematian per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun 1990 menjadi 29 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2018.
Kematian bayi tahunan telah menurun dari 8,7 juta pada 1990 menjadi 4,0 juta
pada 2018 (https://www.who.int/gho/child_health/mortality/neonatal_infant/en/)
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2018, Capaian KN1 Indonesia pada
tahun 2018 sebesar 97,36% lebih tinggi dari tahun 2017 yaitu sebesar 92,62%.
Capaian ini sudah memenuhi target Renstra tahun 2018 yang sebesar 85%
5

(http://www.Depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-Indone
sia/Profil-Ke sehatan-Indonesia-tahun -2018 pdf)
Data profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2018
menunjukkan bahwa AKN sebesar 2,6 per 1000 kelahiran hidup, AKB sebesar
3,1 per 1000 kelahiran dan AKABA sebesar 0.3 per 1000 kelahiran hidup, namun
angka ini belum menggambarkan yang sebenarnya karena sumber data baru dari
fasilitas kesehatan milik pemerintah, sedangkan yang swasta belum semua
menyampaikan laporannya. Penyebab kematian neonatal (0-28 hari) di Sumatera
Utara adalah asfiksia (263 kasus), kasus lainnya (202 kasus), BBLR (sebanyak
193 kasus), kelainan bawaan (56 kasus), sepsis (20 kasus) dan tetanus neonatorum
(4 kasus). Penyebab kematian balita (12-59 bln) adalah demam (21 kasus), lain-
lain (56 kasus), diare (15 kasus), pneumonia (4 kasus). (http://dinkes.sumut
prov.go.id/v2/ download.html)
Berdasarkan Data Profil Dinas Kesehatan Labuhanbatu Tahun 2018
jumlah Neonatal yang lahir hidup sebanyak 11,039 jiwa. KN1 sebanyak 10,510
jiwa dan KN3 sebanyak 10,353 jiwa (Profil Dinas Kesehatan Labuhanbatu Tahun
2018).
Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood) merupakan
suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi (Ari Sulistyawati, 2011).
Menurut WHO tahun 2018 menemukan 4.794 wanita yang mengalami
kehamilan yang tidak diinginkan setelah mereka berhenti menggunakan
kontrasepsi. Wanita yang hamil tidak menggunakan metode kontrasepsi dalam 5
tahun sebelum hamil sebanyak 2.684 jiwa (56%). Wanita dengan kehamilan yang
tidak diinginkan menunjukkan bahwa metode terakhir yang mereka gunakan
adalah metode tradisional (misalnya metode penarikan atau berbasis kalender)
sebanyak 475 jiwa (9,9%), dan yang menggunakan metode jangka pendek
(misalnya pil dan kondom) sebanyak 1.496 jiwa (31,2%) dan metode jangka
panjang misalnya alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) dan implan sebanyak 125
jiwa(2,6%)(https://www.who.int/news-room/detail/25-10-2019-high-rates-ofunint
ended-pregnancies-linked-to-gaps-in-family-planning-services-new-who-study).
6

Kementerian Kesehatan RI Tahun 2018, jumlah pasangan usia subur di


Indonesia sebesar 38.343.931, Cakupan peserta KB aktif di Indonesia pada tahun
2018 sebesar 24.258.532 dengan persentase 63,27%. Cakupan peserta yang
pernah ber KB berjumlah 6.868.882, dengan persentase 17,91%. Cakupan yang
tidak pernah ber KB berjumlah 7.215.224, dengan persentase 18,82%. (http://
www.Depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-Indonesia/Pro
fil-Kesehatan-Indonesia-tahun -2018 pdf)
Berdasarkan data dari BKKBN Provinsi Sumatera Utara, dari 2.389.897
pasangan usia subur (PUS) tahun 2018, sebanyak 1.685.506 (70,53%) diantaranya
merupakan peserta KB aktif. Jarum suntik menjadi jenis kontrasepsi terbanyak
digunakan yaitu sebesar 31,69%, diikuti Pil sebesar 28,14%, Implan sebesar
14,77%, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebesar 9,84%, Kondom
sebesar 7,43%. Jenis kontrasepsi yang paling sedikit digunakan adalah Metode
Operasi Pria (MOP), yaitu sebesar 0,88%. (http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/do
wnload.html)
Masih bersumber BKKBN Provinsi Sumatera Utara, diperoleh data
bahwa terdapat 20.448 ibu yang ber-KB pasca melahirkan dari 320.899 ibu yang
bersalin di tahun 2018 (6,34%). Dilihat dari jenis kontrasepsi yang digunakan,
suntik (35,87%) merupakan jenis kotrasepsi yang terbanyak digunakan, diikuti Pil
(28,33%), MOW ( 14,56%), Kondom (8,99%), Implan (7,36%), AKDR (4,87%)
dan MOP (0,02%). (http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/ download.html)
Berdasarkan Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun
2018 cakupan peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi sebanyak 69,290 jiwa
(77,7%). Pengguna Kondom sebanyak 4,160 jiwa (6,0%), Suntik sebanyak 20,707
jiwa (29,9%), Pil sebanyak 24,158 jiwa (34,9%), ADKR sebanyak 4,161 jiwa
(6,0%), MOP sebanyak 422 jiwa (0,6%), MOW sebanyak 2,437 jiwa (3,5%),
Implan sebanyak 13,245 jiwa (19,1%). Cakupan peserta KB Pasca Persalinan
sebanyak 723 jiwa (6,2%). Pengguna Kondom sebanyak 21 jiwa (2,9%), Suntik
sebanyak 234 jiwa (32,4%), Pil sebanyak 256 jiwa (35,4%), AKDR sebanyak 52
jiwa (7,2%), MOW sebanyak 26 jiwa (3,6%), Implan sebanyak 134 jiwa (16,5%).
(Profil Dinas Kesehatan Labuhan batu Tahun 2018).
7

Berdasarkan hasil dari data Klinik Bersalin Hj. Nani S, AM.Keb Pada
bulan November 2019 sampai Januari 2020 didapati tidak ada jumlah Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan tidak ada komplikasi
yang terjadi pada ibu baik ibu hamil, bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir di
Klinik Bidan Hj. Nani S, AM.Keb. Berdasarkan data di Klinik Bidan Hj. Nani S,
AM.Keb jumlah ibu hamil berjumlah 95, ibu hamil resiko tinggi dengan usia > 35
tahun berjumlah 11 jiwa , ibu bersalin sebanyak 137 jiwa, ibu nifas 137 jiwa dan
bayi baru lahir sebanyak 137 jiwa, serta jumlah peserta yang menggunakan KB
suntik 1 bulan sebanyak 84 orang dan dan KB suntik 3 bulan sebanyak 14 orang
di Klinik Bersalin Hj. Nani S, AM. Keb.
Berdasarkan uraian data diatas, maka penulis tertarik melakukan Asuhan
Kebidanan secara berkesinambungan (Continuity Of Care) pada pasien dimulai
dari masa kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir, dan keluarga
berencana serta melakukan pendokumentasian kebidanan di Klinik Bersalin Hj.
Nani S, AM.Keb Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhanbatu sebagai Laporan Tugas Akhir di Akademi Kebidanan Ika Bina
Labuhanbatu.
1.2.Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan
Ruang lingkup asuhan di berikan kepada Ny. S mulai masa Hamil,
Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana di Klinik Bersalin Hj.
Nani S, AM.Keb Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhanbatu secara Continuity Of Care.
1.3.Tujuan Penyusun LTA
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada Ny. S Klinik Bersalin Hj. Nani S,
AM.Keb Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhanbatu secara Continuity Of Care pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
1.3.2. Tujuan Khusus
8

1. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. S Klinik Bersalin


Hj. Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu
2. Melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. S di Klinik Bersalin
Hj. Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu
3. Melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny. S di Klinik Bersalin Hj.
Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu
4. Melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny. S di Klinik
Bersalin Hj. Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu
5. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny. S di Klinik Bersalin Hj.
Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu
6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan
metode SOAP

1.4. Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan


1.4.1 Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan adalah Ny. S dengan memperhatikan
Contuinity Of Care mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB.
1.4.2. Tempat
Adapun tempat memberikan asuhan berkesinambungan yaitu di Klinik
Bidan Hj. Nani S, AM.Keb Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu.
1.4.3 Waktu
Waktu yang digunakan untuk melakukan asuhan kebidanan kepada Ny. S
dilaksanakan dari bulan Januari 2020 sampai dengan Agustus 2020.
1.5. Manfaat
9

1.5.1 Bagi Penulis


Meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan dalam memberikan
asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Continuity Of Care) pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan.
1.5.2 Bagi Klinik
Sebagai bahan masukan/informasi mengenai pengetahuan tentang asuhan
kebidanan secara berkesinambungan (Continuity Of Care) pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
1.5.3 Bagi pasien
Mendapatkan pelayanan yang optimal mulai dari kehamilan, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
1.5.4 Bagi Penulis selanjutnya
Dapat meningkatkan pengalaman dan wawasan serta dapat memahami
tentang asuhan kebidanan yang berkesinambungan (Continuity Of Care) pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
1.5.5 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan, masukan, dan memberi kemudahan mahasiswi
dalam proses belajar dan untuk referensi di kampus Akbid Ika Bina Labuhanbatu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehamilan
2.1.1. Konsep Dasar Kehamilan
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses pembentukan janin yang di mulai dari
masa konsepsi sampai lahirnya janin. Masa kehamilan yang aterm adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) yang di hitung mulai dari hari pertama
haid terakhir ibu (Juliana Munthe, dkk, 2019).
Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Berbagai perubahan yang
terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan
patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi dan asuhan yang berdasarkan evidence based.
(Maternity, P, dkk. 2017).
B. Fisiologi Kehamilan
Menurut Ari Sulistyawati (2013) dalam bukunya yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Masa Kehamilan”perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil
adalah:
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
 Ukuran.
Pada kehamilan cukup bulan ,ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm denga
kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi
dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higroskopik, dan endometrium menjadi desidua.

10
11

Tabel 2.1
TFU menurut Penambahan per Tiga Jari
Usia
Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(Minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat – simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat- processus xifoideus (px)
36 3 jari di bawah processus xifoideus (px)
40 Pertengahan pusat-processus xifoideus (px)

 Berat
Berat uterus naik secara luar biasa ,dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada
akhir bulan.
Tabel 2.2
Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia
Kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus
Bulan pertama Seperti buah alpukat.
Isthmus rahim menjadi hipertropi dan bertambah
panjang,sehingga bila diraba terasa lebih lunak,keadaan
ini yang disebut dengan tanda Hegar.
2 Bulan Sebesar telur bebek
3 Bulan Sebesar telur angsa
4 Bulan Berbentuk bulat
5 Bulan Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, rahim terasa
tipis, itulah sebabnya mengapa bagian-bagian janin ini
dapat dirasakan melalui perabaan dinding perut.

 Posisi rahim dalam kehamilan


a) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antrfleksi atau retrofleksi.
b) Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
12

c) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya


dapat mencapai batas hati.
d) Pada ibu hamil, rahim biasnya mobile, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri.
 Vaskularisasi.
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan anak-
anak cabangnya, pembuluh darah vena mengembang dan bertambah.
 Serviks uteri.
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut
dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan
banyak cairan mukus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warnanya menjadi livid, dan ini disebut dengan tanda Chadwick.
b. Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progesteron.
c. Vagina dan vulva
Oleh karena pengaruh esterogen, terjadi hipervaskularisasi pada vagina
dan vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat merah atau kebiruan, kondisi
ini disebut dengan tanda Chadwick.
2. Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan, jumlah darah yang diperoleh yang dipompa oleh
jantung setiap menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac
output) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28
minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung pada
saat istirahat juga meningkat ( dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi
80-90 kali/menit). Pada ibu hamil dengan penyakit jantung, ia dapat jatuh
dalam keadaan decompensate cordis.
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun
karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke
13

jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, setelah


persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% di atas batas kehamilan, lalu
secara perlahan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena
adaya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Janin yang terus tumbuh,
menyebabkan darah lebih banyak di kirim ke rahim ibu. Pada akhir usia
kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.
Saat ibu melakukan aktivitas/olahraga, curah jantung, denyut jantung, dan
laju pernapaan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak
sedang hamil.Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam
jantung, dan terkadang terdengar murmur jantung tertentu serta
ketidakteraturan irama jantung.Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi
pada masa kehamilan, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan
memerlukan pengobatan khusus.
Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan
kembali normal pada trimester ketiga. Selama kehamilan, volume darah dalam
peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang
mengangkut oksegen hanya meningkat sebesar 25-30%.
Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi
melindugi tubuh terhadap infeksi ) agak meningkat selama kehamilan, saat
persalinan, dan beberapa hari setelah persalinan Protein darah (gambaran
protein dalam serum) berubah. Jumlah protein, albumin, dan glamaglobulin
menurun pada trimester I dan meningkat bertahap sampai akhir kehamilan.
Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat.
Pada hitung jenis dan Hb ditemukan adanya hematokrit yang cenderung
menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit
cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport O2 yang sangat
diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi Hb terlihat menurun, walaupun
sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan Hb pada orang yang tidak hamil,
kondisi ini disebut anemia fisiologis. Anemia fisiologis ini disebabkan oleh
meningkatya volume plasma darah.
14

Pada ibu hamil, nadi dan tekanan darah arteri cenderung menurun terutama
selama trimester II, kemudian akan naik lagi seperti masa pra-kehamilan.
Tekanan darah vena pada ekstremitas atas dan bawah dalam batas-batas
normal, namun cenderung naik setelah trimester pertama. Nadi biasanya naik
menjadi 84 kali/menit.
3. Sistem Urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan
menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan,
karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba
untuk berbaring/tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi
saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari
rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan
aliran darah yang selanjutnya akan meningkat aktivitas ginjal dan curah
jantung.
4. Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian
bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat
karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progeteron.
Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada (heartburn) dan
sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di
dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di krongkongan bagian bawah
yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke krongkongan.
Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya
menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang
dihasilkan lebih sedikit.
15

5. Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya
dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan
kalsium sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan. Peningkatan
kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet biasanya. Penting bagi ibu hamil
untuk selalu sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat berperan dalam
perkembangan janin, dan berpuasa saat kehamilan akan memproduksi lebih
banyak ketosis yang di kenal dengan “ cepat merasakan lapar “ yang mungkin
berbahaya pada janin.
Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500 mg
dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg untuk
transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg
sisanya untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil
membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.
Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolestrol sampai 350
mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatotropin mempunyai peranan dalam
pembentukan lemak pada payudara. Deposit lamak lainnya tersimpan di badan,
perut, paha dan lengan.
Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut.
a. Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk
pembentukan tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram.
b. Fosfor Dibutuhkan rata-rata 2gr/hari
c. Air. Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

6. Sistem Muskulosketal
Esterogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan
ligamen pelvis pada pelvis akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh
pelvis untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir
kehamilan pada saat kelahiran. Ligamen pada simfisis pubis dan sakroiliaka
akan menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari estrogen. Simfisis pubis
16

melebar sampai 4 mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrokoksigeus


tidak teraba, diikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
Adanya sakit punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh
meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus. Bentuk tubuh
selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus kedepan karena tidak
adanya otot abdomen.
Bagi wanita yang kurus lekukan lumbalnya lebih dari normal dan
menyebabkan lordosis dan gaya beratnya berpusat pada kaki bagian belakang.
Hal ini menyebabkan rasa sakit yang berulang terutama diagian punggung.
Oleh karena rasa sakit ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
relaksasi, biasanya wanita hamil menganggap apa yag ia rasakan, suatu
penderitaan yang kadang mempengaruhi suasana psikologisnya.selain sikap
tubuh yang lordosis gaya berjalan juga menjadi juga berbeda dibandingkan
ketika tidak hamil, yang kelihatan seperti akan jatuh dan tertatih-tatih.
7. Kulit
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen
kecoklatan yang tampak dikulit,kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga
terjadi disekeliling puting susu, sedangkan diperut bagian tengah biasanya
tampak garis gelap, spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberikan
gambaran seperti laba-laba) bisa muncul dikulit, dan biasanya diatas pinggang.
Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis sering kali tampak
ditungkai bawah.
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya
serabut elastis dibawah kulit, sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae
livid. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan
gameli, dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba
bertambah pigmentasinya dan disebut sebagai linea nigra.Adanya vasodilatasi
kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat
8. Payudara
17

Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak


perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberap perubahan yang dapat
diamati oleh ibu adalah sebagai berikut.
1. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat.
2. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli.
3. Bayangan vena-vena lebih membiru.
4. Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu.
5. Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning.
9. Sistem endokrin
Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH dan
FSH.follicle stimulating hormone (FSH) merangsang folikel de graaf untuk
menjadi matang dan berpindah kepermukaan ovarium dimana ia
dilepaskan.Folikel yang kosong di kenal sebagai korpus luteum di rangsang
oleh LH untuk memproduksi progeseron. Progesteron dan estrogen
merangsang proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya
mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi. Plasenta, yang berbentuk
secara sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan
mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan
progesteron.
10. Sistem Pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim
dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi
sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih
dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya.
Lingkar dada wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran pernapasan
menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan
darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan
parsial akibat kongesti ini. Tekanan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
 Kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester pertama 1)
1) Minggu 1 sampai Minggu ke-4
18

Selama trimester 1 (hingga Minggu ke-12), ibu harus mengkonsumsi


berbagai jenis makanan berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori
yang bertambah 170 kalori (setara satu porsi nasi putih). Tujuannya,agar tubuh
menghasilkan cukup energi yang diperlukan janin yang tengah terbentuk pesat.
Konsumsi minimal 2000 kilo kalori per hari . Penuhi melalui aneka sumber
karbohidrat (nasi, roti, sereal dan pasta), dilengkapi sayuran, buah, daging-
dagingan atau ikan-ikanan, susu dan produk olahannya.
2) Minggu ke-5
Agar asupan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan muntah, makan
dalam porsi kecil tapi sering.contoh porsi yang dapat dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi per hari pada trimester 1 antara lain roti, sereal
nasi 6 porsi, buah 3 -4 porsi, sayuran 4 porsi, daging sumber protein lainnya 2 -
3 porsi, susu atau produk olahannya 3 - 4 porsi, camilan 2 - 3 porsi.
3) Minggu ke 7
Konsumsi aneka jenis makanan sumber kalsium untuk menunjang
pembentukan tulang kerangka tubuh janin yang berlangsung saat ini.
Kebutuhan kalsium Anda 1000 Mg per hari. Didapat dari keju 3/4 cangkir, keju
parmesan atau Romano 1 ons, keju cheddar 1,5 ons, curstad atau puding susu 1
cangkir, susu (full cream, skim) 8 ons, yoghurt 1 cangkir.
4) Minggu ke 9
Jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat 0,6 mg per hari,diperoleh dari
hati, kacang kering, telur brokoli, aneka produk wallgren, jeruk dan jus jeruk.
Konsumsi juga vitamin C untuk pembentukan jaringan tubuh janin, penyerapan
zat besi, dan mencegah preeklampsia. Sumbernya: 1 cangkir strawberry
(94ml), satu cangkir jus jeruk (82ml), 1 kiwi sedang (74 ml), setengah cangkir
brokoli (58 ml).

5) Minggu ke 10
Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi
pembentukan otak janin, ditambah Collins dan DHA untuk membentuk sel
otak baru. Sumber Collins: susu, telur, kacang-kacangan, daging sapi dan roti
19

gandum. Sumber DHA : ikan kuning telur, produk unggas, daging dan minyak
kanola.
6) Minggu ke 12
Sejumlah vitamin yang harus anda penuhi kebutuhan nya adalah vitamin
A, B1, B2 ,B3 dan B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh kembang.
Vitamin B12 untuk membantu sel darah biru, vitamin C untuk penyerapan zat
besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan gigi, vitamin E untuk
metabolisme. Jangan lupa konsumsi zat besi, karena volume darah anda akan
meningkat 50%. Zat besi berguna untuk memperoleh sel darah merah, apalagi
jantung janin siap berdenyut.
 Kebutuhan Nutrisi Pada Ibu Hamil Trimester II
Di trimester 2, ibu dan janin mengalami lebih banyak lagi kemajuan dan
perkembangan. kebutuhan gizi juga semakin meningkat seiring dengan
semakin besarnya kehamilan.
1) Minggu ke 13
Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab cafeinnya berisik lo
mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin yang mulai berkembang.
2) Minggu ke 14
Ibu perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi
yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin. Penuhi antara lain dari dua
cangkir nasi atau penggantinya juga perlu lebih banyak ngemil tiga sampai
empat kali sehari versi sedang.
3) Minggu ke 17
Makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi
kebutuhan cairan tubuh yang meningkat. Pastikan minum 6-18 air tiap hari.
Selain itu konsumsi sumber zat besi (ayam, daging, kuning telur, buah kering,
bayam). Dan vitamin C untuk mengoptimalkan pembentukan sel darah merah
baru, karena jantung dan sistem peredaran darah janin sedang berkembang.
4) Minggu ke 24
Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki
bengkak karena menahan cairan tubuh. bila ingin jajan atau makan di luar ,
20

pilih yang bersih, tidak hanya kaya karbohidrat tapi bergizi lengkap tidak
berkadar garam dan lemak tinggi ( misalnya gorengan dan junk food). Bila
mungkin pilih yang kaya serat.
5) Minggu ke 28
Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak
omega 3 bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai
antioksidan harus dipenuhi pula. Pilihannya bayam dan buah kering.
 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Pada Trimester III
Di trimester III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain untuk
mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan energi untuk
persalinan kelak. itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tidak boleh
dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak
janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan.
Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi.
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada
kehamilan trimester III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:
1) Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 sampai 80 kilo
kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan
kalori ini diperlukan terutama pada 20.
2) Tiamin ( vitamin B1). Riboflavin (B2) dan Nissin (B3)
Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisme
sistem pernapasan dan energi. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi tiamin
sekitar 1,2 mg per hari, riboflavin sekitar 1,2 mg per hari dan niasin 11 mg per
hari. ketiga vitamin B ini bisa anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan,
hati dan telur.
3) Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester 3 ini bukan hanya dari makanan tapi
juga dari cairan. Air sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel baru, mengatur
suhu tubuh, melarutkan dan mengatur proses metabolisme zat gizi, serta
mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.
21

Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga
terhindar dari sembelit serta resiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya
minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih bisa pula dibantu dengan jus
buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh
tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirup dan soft drink.
2.1.2.Asuhan Kehamilan
A. Pengertian ANC
Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu hamil normal atau
bermasalah (Ai Yeyeh, 2013).
B. Tujuan ANC adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan
bayi
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selam hamil
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kemabng secara normal (Elisabeth siwi walyani,2017).

C. Kunjungan ANC
Kunjungan ANC adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama, kunjungan antenatal minimal 4 x selama
kehamilan yaitu :
1. Satu kali pada trimester I ( Sebelum usua kehamilan 0-13 minggu )
2. Satu kali pada trimester II ( sebelum kehamilan antara 14-27 minggu )
3. Dua kali pada trimester III ( Usia kehamilan antara 28-40 minggu)
D.Hak-hak Wanita Hamil
22

1. Wanita hamil berhak mendapat penjelasan oelh tenaga kesehatan yang


memberikan asuhan tentang efek-efek potensial langsung/tidak langsung
dari penggunaan obat atau tindakan selama masa kehamilan, persalinan,
kelahiran atau menyusui
2. Wanita hamil berhak mendapat informasi terapi altenatif sehingga dapat
mengurangi atau meniadakan kebutuhan akan obat dan intervensi obstetri
3. Pasien kebidanan berhak untuk merawat bayinya sendiri bila bayinya
normal
4. Pasien kebidanan berhak memperoleh informasi tentang siapa yang akan
menjadi pendampingnya selama persalinan dan kualifikasi orang tersebut
5. Pasien kebidanan berhak memperoleh/memiliki catatan medis dirinya serta
bayinya dengan lengkap,akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
6. Wanita hamil berhak mendapat informasi efek tindakan yang akan
dilakukan baik pada ibu dan janin
7. Wanita hamil berhak untuk ditemani selama masa-masa yang
menegangkan pada saat kehamilan dan persalinan
8. Pasien kebidanan berhak memperoleh catatan perincian biaya RS/tindakan
atas dirinya
9. Wabita hamil berhak mendapat informasi sebelum/bila diantisipasi akan
dilakukan SC
10. Wanita hamil berhak mendapat informasi tentang merk obat dan reaksi
yang akan ditimbulkan atau reaksi obat yang pernah dialaminya
11. Wanita hamil berhak mengetahui nama-nama yang memberikan obat-obat
atau melakukan prosedur tindakan
12. Wanita hamil berhak mendapat informasi yang akan dilakukan atasnya
13. Wanita hamil berhak memilih kosultasi medik untuk memilih posisi yang
persalinan yang dapat menurunkan stress. (Elisabeth siwi walyani, 2017)

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan


1. Faktor Fisiologis
a. Status kesehatan
23

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau
penyakit yang dialami oleh ibu hamil :
1. Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan, yaitu
hyperemesis gravidarum, preeklamsia/eklampsia, kelaian lamanya
kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin,
perdarahan antepartum, gameli.
2. Penyakit atau kelainan tidak langsung. Terdapat hubungan timbal balik
dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan
atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan.Contoh :
penyakit jantung, hipertensi, asma, DM dan penyakit menular seksual.
b. Status gizi
Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita
memerlukan berbagai unsur gisi yang jauh lebih banyak dari pada yang
diperlukan dalam keadaan tidak hamil. karena faktor gizi sangat
berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil
secara garis besar adalah asam folat, energi, protein,zat besi (Fe), dan
kalsium.
c. Gaya hidup
Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak
dijalani oleh banyak wanita pada masa kini, dapat memperbesar
kemungkinan bahkan kadang langsung menyebabkan salah satu gejala
kehamilan yang tidak enak, yaitu rasa mual pada pagi hari, keletihan, sakit
punggung dan mengganggu pencernaan (Dainty Maternity, dkk, 2017).
2. Faktor Psikologis
a. Stresor Internal
Stessor internal meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit,
cacat atu tidak percaya diri, perubahan penampilan, peran sebagai orang
tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap persalinan, kehilangan
pekerjaan.
b. Stresor Eksternal
24

Gangguan emosi baik berupa stres atau depresi yang dialami pada
trimester pertama kehamilan akan berpengaruh pada janin karena pada saat
itu janin sedang dalam masa pembentukan. Gangguan emosi akan
mengakibatkan bayi terhambat atau BBLR.
c. Support Keluarga
Dukungan keluarga juga memberikan andil yang besar dalam
menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan
kehamilan, mendukung, bahkan memperlihatkan dukungannya dalam
berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih
bahagia, dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
d. Partner Abuse
Partner abuse merupakan kekerasan selama kehamilan oleh pasangan.
Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis ataupun seksual sehingga
mengakibatkan rasa nyeri dan trauma. Kekerasan terjadi pada sekitar 7-
11% wanita hamil. Efek kekerasan pada ibu hamil dapat berupa langsung
maupun tidak langsung. Bentuk langsung antara lain trauma dan kerusakan
fisik pada ibu serta bayinya misalnya solusio plasenta, fraktur tulang,
ruptur uteri dan perdarahan, sedangkan efek yang tidak langsung adalah
reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi dan rentan terhadap
penyakit.

G. Pelayanan Asuhan Standar 14 T, yaitu :


1) Timbang berat badan dan tinggi badan.
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya rsiko apabila hasil pengukuran < 145
cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui
kenaikan BB dan penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara
6,5 kg sampai 16 kg.
Cara menghitung BMI (Body Mass Index)
Berat badan
(Tinggi Badan x Tinggi Badan)
Tabel 2.3
25

Klasifikasi BMI (Body Mass Index)


Klasifikasi Berat Badan Penambahan
BMI
( BB) Berat Badan
Berat Badan Kurang ≤ 18,50 ± 12 – 15 kg
Berat Badan Normal 18,50 – 24,99 9 – 12 kg
Berat Badan Lebih ≥ 25,00 6 – 9 kg
Preobes (Sedikit Gemuk) 25,00 – 29,99 ± 6 kg
Obesitas ≥ 30,00 ± 6 kg
( Andina, dkk,)
2) Tekanan Darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung, Deteksi tekanan darah yang
cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Tekanan
darah normal berkisar systole/diastole: 110/80 sampai 120/80 mmHg.
3) Pengukuran tinggi fundus uteri
Menggunakan pita sentimeter, etakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan
rentangkan fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).
Tabel 2.4
Tinggi Fundus Uteri Sesuai Dengan Usia Kehamilan
Tinggi fundus uteri(cm) Umur kehamilan dalam
minggu
12 cm 12
16 cm 16
20 cm 20
24 cm 24
28 cm 28
32 cm 32
36 cm 36
40 cm 40

4)Pemberian Tablet tambah darah (Tablet Fe)


Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena
masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.
Untuk memenuhi kebutuhan darah pada ibu hamil dan nifas, karena masa
kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Menurut
penelitian (Susiloningtyas) program pemerintah yang diterbitkan dari buku
26

pedoman pemberian zat besi bagi petugas tahun 1995 pemberian tablet besi pada
ibu hamil secara rutin sebanyak 90 tablet dengan dosis 1 x 1 tablet sehari untuk
meningkatkan kadar hemoglobin secara tepat. Tablet besi untuk ibu hamil sudah
tersedia dan telah didistribusikan ke seluruh provinsi dan pemberiannya dapat
melalui Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu dan di Bidan Desa dan
secara tekhnis diberikan setiap bulan sebanyak 30 tablet dan sisesuaikan dengan
usia kehamilan yaitu Trimester I kebuthan zat besi ± 1 mg/hari, Trimester II
Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, dan Trimester III kebutuhan zat besi besi ± 5
mg/hari.(https://media.neliti.com/media/publications/219937-pemberian-zat-besi-
fe-dalam-kehamilan.pdf).

5) Pemberian Imunisasi TT
Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping TT yaitu nyeri,
kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan.
Tabel 2.5
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi Interval % Perlindungan Masa Perlindungan
TT
TT1 Pada 0% Langkah awal
kunjungan pembentukan kekebalan
ANC tubuh terhadap penyakit
pertama Tetanus
TT2 1 bulan 80 % 3 Tahun
setelah TT1
TT3 6 bulan 95 % 6 Tahun
setelah TT2
TT4 12 Bulan 99 % 10 Tahun
setelah TT3
TT5 12 Bulan 99 % 25 tahun/seumur hidup
setelah TT4

6)    Pemeriksaan Hb ( T6 ).
27

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu
diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.
7) Pemeriksaan protein urine (T7)
Untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil. Protein urine ini
untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.
8)    Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL (T8)
Pemeriksaan veneral Desease Research Laboratory (VDRL) untuk
mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit menular seksual, antara lain
syphilish.
9)    Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 ) 
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan ibu indikasi
penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami.
10)  Perawatan Payudara ( T10 )
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang
ditunjukkan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara adalah:
 Menjaga kebersihan payudara, teruatam putting susu
 Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu(pada puting susu
terbenam)
 Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar
 Mempersiapkan ibu dalam laktasi
11)  Senam Hamil ( T11 )
Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat pemulihan
setelah melahirkan serta mencegah sembelit.
12)  Pemberian Obat Malaria ( T12 )
Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil didaerah
endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas tinggi
disertai menggigil.
13)   Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )
28

Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana tanah


dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat kekurangan yodium dapat
mengakibatkan gondok dan kretin yng ditandai dengan:
 Gangguan fungsi mental
 Gangguan fungsi pendengaran
 Gangguan pertumbuhan
 Gangguan kadar hormon yang rendah
14)   Temu wicara / Konseling ( T14 ).
 Definisi konseling
Adalah suatu bentuk wawancara(tatap muka) untuk menolong orang lain
memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam ushanya untuk
memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya.
 Prinsip-prinsip konseling
Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan,yaitu:
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Dukungan
d. Sikap dan respon positif
e. Setingkat atau sama derajat
 Tujuan konseling pada antenatal care
a. Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya
preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan,
penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang
mungkin diperlukan (Elisabeth Siwi Walyani, 2017).

2.2. Persalinan
2.2.1. Konsep Dasar Persalinan
A. Pengertian Persalinan
29

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
(Asri Hidayat, dkk 2018).
Persalinan adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi pada usia cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit atau tanpa bantuan atau
kekuatan sendiri (Johariyah, dkk. 2018).
B. Fisilogi Persalinan
Fisiologi persalinan (Ina Kuswanti, 2019).
1. Fisiologi Persalinan Kala I
a. Perubahan tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan
sistolik rata-ratasebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-
10 mmHg. Di antara kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti
sebelum masuk persalinan, sehingga untuk memastikan tekanan darah
yang sesungguhnya diperlukan pengukuran di antara kontraksi/diluar
kontraksi.
b. Perubahan suhu badan
Selama persalinan suhu badan akan sedikit meningkat, suhu mencapai
tertinggi selama persalinan dan segera turun setelah kelahiran. Kenaikan
dianggap normal jika tidak melebihi 0,5-1ºC.
c. Pernapasan
Pernapasan terjadi sedikit kenaikan dibanding dengan sebelum
persalinan, kenaikan pernapasan ini dapat disebabkan karena adanya rasa
nyeri, kekhawatiran serta penggunaan tehnik pernapasan yang tidak
benar.
d. Perubahan metabolisme
30

Selama persalinan metabolisme persalinan karbohidrat akan naik secara


perlahan. Kenaikan ini disebabkan oleh kecemasan serta kegiatan otot
kerangka tubuh.
e. Perubahan denyut jantung
Denyut jantung di antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama
periode persalinan. Denyut jantung yang sedikit naik merupakan keadaan
yang normal, meskipun normal perlu dikontrol secara periode untuk
mengidentifikasi adanya infeksi.
f. Kontraksi uterus
Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus
dan penurunan hormon progesteron yang menyebabkan keluarnya
hormon oksitosin. Kontraksi uterus dimulai dari fundus uterus menjalar
kebawah, sedangkan uterus bagian bawah pasif hanya mengikuti tarikan
dari segmen atas rahim, akhirnya menyebabkan serviks menjadi lembek
dan membuka.
2. Fisiologi Persalinan Kala II
1. Kontraksi, dorongan otot-otot dinding
Pada awal persalinan, kontraksi uterus terjadi selama 15-20 detik, saat
memasuki fase aktif kontraksi terjadi selama 45-90 detik (rata-rata 60 detik).
Dalam satu kali kontraksi terjadi 3 fase yaitu fase naik, puncak dan turun.
2. Uterus
Perubahan bentuk :
Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan tubuh janin
yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus bertambah
panjang 5-10 cm.
Terjadi perbedaan pada bagian uterus, yaitu :
 Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi akan
teraba keras saat kontraksi
 Segmen bawah : terdiri atas uterus dan serviks, merupakan daerah
yang teregang, bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan pemendekan
segmen bawah uterus.
31

 Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk


lingkaran cincin retraksi fisiologis.
3. Fisiologi Persalinan Kala III
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta atau uri.
Dalam kelahiran plasenta, didapat 2 tingkat atau fase yaitu :
1. Pelepasan plasenta
Macam-macam pelepasan plasenta:
 Pelepasan dimulai dari tengah (Schultze)
Plasenta lepas mulai dari bagian tengah (sentral) yang ditandai
dengan makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina, tanpa
adanya perdarahan pervaginam.
 Pelepasan dimulai dari pinggir (Duncan)
Plasenta lepas mulai dari pinggir (marginal) yang ditandai dengan
adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai terlepas.

Tanda-tanda pelepasan plasenta :


 Perubahan bentuk uterus
Bentuk uterus yang semula discoid menjadi globuler (bundar)
akibat dari kontraksi uterus.
 Semburan darah tiba-tiba
Semburan darah ini disebabkan karena penyumbat retroplasenter
pecah saat plasenta lepas.
 Tali pusat memanjang
Hal ini disebabkan karena plasenta turun ke segmen uterus yang
lebih bawah atau rongga vagina.
 Perubahan posisi uterus, setelah plasenta lepas dan menempati
segmen bawah rahim, maka uterus muncul pada rongga abdomen
(uterus naik didalam abdomen).
2. Pengeluaran plasenta
Plasenta yang sudah lepas akan menempati segmen bawah rahim,
kemudian melalui servik, vagina dan di keluarkan ke introitus vagina.
32

4. Fisiologi Persalinan Kala IV


Persalinan kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan 2 jam
sesudahnya.
a. Evaluasi uterus
Perlu diperhatikan bahwa kontraksi uterus mutlak diperlukan untuk
mencegah terjadinya perdarahan dan pengembalian uterus ke bentuk
normal. Untuk membantu uterus berkontraksi dapat dilakukan dengan
masase agar tidak menjadi lembek dan mampu berkontraksi dengan kuat.
b. Pemeriksaan serviks, vagina dan perineum
Hal ini berguna unruk mengetahui terjadinya laserasi (adanya
robekan) yang dapat di ketahui dari adanya perdarahan pascapersalinan,
plasenta yang lahir lengkap serta adanya kontraksi uterus. Servik, vagina
dan perineum dapat di periksa lebih mudah sebelum pelepasan plasenta
karena tidak ada perdarahan rahim.

c. Pemantauan dan evaluasi lanjut


 Tanda vital
1) Kontraksi uterus baik
2) Tidak ada perdarahan dari vagina
3) Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
4) Kandung kencing harus kosong
5) Luka-luka pada perineum harus terawat dengan baik
6) Bayi dalam keadaan baik
7) Ibu dalam keadaan baik
8) Pemantauan tekanan darah
 Kontraksi uterus
Pemantauan adanya kontraksi uterus sangat penting dalam asuhan
kala IV persalinan dan perlu evaluasi lanjut setelah plasenta lahir
yang berguna untuk memantau terjadinya perdarahan. Pasca
melahirkan perlu dilakukan pengamatan secara saksama mengenai
ada tidaknya kontraksi uterus yang diketahui dengan meraba bagian
33

perut ibu serta perlu diamati apakah tinggi fundus uterus telah turun
dari pusat, karena saat kelahiran tinggi fundus uterus telah berada 1-
2 jari dibawah pusat dan terletak agak sebelah kanan sampai
akhirnya hilang di hari ke-10 kelahiran.
 Lochea
Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran sekret rahim
(lochea) tampak merah (lochea rubra) karena adanya eritrosit.
Setelah 3-4 hari lochea menjadi lebih pucat (lochea serosa) dan di
hari ke-10 lochea tampak putih atau putih kekuningan (lochea alba).
 Kandung kemih
Setelah plasenta keluar kandung kencing harus diusahakan kosong
agar uterus dapat berkontraksi dengan kuat yang berguna untuk
menghambat terjadinya perdarahan lanjut yang berakibat fatal bagi
ibu.
 Perineum
Terjadinya laserasi atau robekan perineum dan vagina dapat
diklasifikasikan berdasarkan luas robekan. Robekan perineum
hampir terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
jarang juga pada persalinan berikutnaya. Hal ini dapat dihindarkan
atau dikurangi dengan cara menjaga jangan sampai dasar panggul
dilalui oleh kepala janin dengan cepat.

 Perkiraan darah yang hilang


Cara yang baik untuk memperkirakan kehilangan darah adalah
dengan menyiapkan botol 500 ml yang digunakan untuk
menampung darah dan dinilai berapa botol darah yang telah
digunakan untuk menampung darah, kalau setengah berarti 250 ml
dan kalau 2 botol sama dengan 1 liter.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu:
34

Menurut Jenny J.S. Sondakh (2013) dalam bukunya yang berjudul Asuhan
kebidanan persalinan dan Bayi baru lahir, Faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan yaitu:
1. Penumpang (Passenger)
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan palsenta. Hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi, letak,
sikap, dan posisi janin. Sedangkan yang perlu di perhatikan pada plasenta
adalah letak, besar, dan luasnya.
2. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terbagi atas dua yaitu jalan lahir keras adan jalan lahir lunak. Hal-
hal yang perlu di perhatikan dari jalan lahir keras adalah ukuran dan bentuk
tulang panggu. Sedangkan yang perlu di perhatikan pada jalan lahir lunak
adalah segmen bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot besar panggul,
vagina, dan introitus vagina.
3. Kekuatan (Power)
Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua yaitu :
a. Kekuatan primer (kontraksi involunter)
Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke
uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kontraksi involunter ini antara lain frekuensi, durasi, dan
intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini mengakibatkan serviks menipis
(efacement) dan berdilatasi sehingga janin turun
b.Kekuatan skunder (kontraksi volunter)
Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan
mendorong keluar isi kejalan lahir sehingga menimbulakn tekanan intra
abdomen, tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan
dalam mendorong keluar. Kekuatan skunder tidak mempengaruhi dilatasi
serviks, tetapi setelah dialatasi serviks lengkap, kekuaran ini cukup penting
dalam usaha untuk mendorong kelyar dari uterus dan vagina.
c.Posisi ibu (positioning)
35

Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.


Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan rasa
letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak (contoh :
posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok) memberi sejumlah keuntungan,
salah satunya dalah memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin.
Selain itu, posisi ini dianggap dapat mengurangi kejadian penekanan tali pusat.
d.Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:
 Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan
 Dukungan kakek nenek/saudara dekat selama persalinan
 Saudara kandung bayi selama persalinan

2.2.2 Asuhan Persalinan


A. Tujuan asuhan Persalinan
Tujuan asuhan pada persalinan normal secara umum adalah mengupayakan
kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan
bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi
minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
tingkat yang optimal.
Dengan pendekatan seperti ini, berarti bahwa upaya asuhan persalinan
normal harus didukung oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai bukti ilmiah
yang dapat menunjukkan adanya manfaat apabila diaplikasikan pada setiap proses
persalinan (Asri Hidayat, dkk 2018).
B. Tahapan Persalinan yaitu :
Menurut Elisabeth Siwi Walyani (2019 ) dalam bukunya yang berjudul
Asuhan kebidanan persalinan dan Bayi baru lahir, Tahap persalinan yaitu :
- Kala I (Kala Pembukaan)
Waktu untuk pembukaan serviks mulai dari nol sampai menjadi pembukaan
lengkap (10 cm).dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
.a Fase Laten :
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
36

 Pembukaan kurang dari 4 cm


 Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam
b . Fase aktif :
Berlangsung salam 6 jam serviks membuka mulai dari 4 cm sampai 10 cm
biasanya dengan kecepatan 1 cm/jam hingga pembukaan lengkap (10) , prekuensi
dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi adekuat/3 kali atau
lebih dalam 10 menit dan berlangssung selama 40 detik) fase aktif terbagi menjadi
3 bagian yaitu :
- Fase Akselerasi : berlangsung selama 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4
cm.
- Fase Dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm .
- Fase Deselarasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm
menjadi 10 cm atau pembukaan lengkap.
Proses diatas terjadi pada primigravida ataupun multigravida, tetapi pada
multigravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada primigravida, kala I
berlangsung kurang lebih 12 jam, sedangkan pada multigravida kurang lebih 8
jam.
- Kala II ( kala pengeluaran janin)
Waktu uterus dengan kekuatan his di tambah kekuatan mengejan
mendorong janin hingga keluar .
Pada kala II ini memiliki cirri khas :
 His terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 jam menit
sekali
 Kepala janin telah terun masuk ruang panggul dan secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan .
 Tekanan pada rectum, ibu merasa ingin BAB
 Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulia kelihatan , vulva membuka dan perineum
meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala akan lahir dan
dikuti seluruh badan janin .
37

Lama kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :


 Primi para kala II berlangsung 1,5-2 jam
 Multipara kala II berlangsung 0,5-1 jam
- Kala III (Pengeluaran Plasenta)
Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran plasenta (uri). Segera setelah bayi
lahir berlangsung selama 5-30 menit setelah bayi lahir tanda-tanda pelepasan
uri sebagai berikut:
 Rahim menonjol di atas sympisis
 Tali pusat bertambah panjang
 Perubahan bentuk uterus bundar dank eras
 Keluar darah secara tiba-tiba.
Pengeluaran selaput ketuban, selaput janin biasanya lahir dengan mudah
namun kadang-kadang masih ada bagian plasenta yang tertinggal. Cara
pengeluaran uri yaitu :
 Tegangkan tali pusat terkendali
 Meletakkan tangan dengan tekanan pada di atas simfisis tali pusat
diregangkan tarik perlahan .
Plasenta dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti setelah
dilahirkan. Apakah setiap bagian plasenta lengkap atau tidak lengkap. Bagian
plasenta yang diperiksa yaitu permukaan maternal yang pada normalnya memiliki
6-20 kotiledon, permukaan fetal, dan apakah ada tanda-tanda plasenta suksenturia.
Jika plasenta tidak lengkap, maka disebut ada sisa plasenta. Keadaan ini dapat
menyebabkan perdarahan yang banyak dan infeksi.
- kala IV (Tahap pengawasan)
Tahapan ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya
perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selama kurang lebih dari dua jam .
C. Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan
1. Keputusan klinik
2. Asuhan saying ibu dan saying bayi
3. Pencegahan infeksi
38

4. Pencatatan (Rekan Medik) asuhan persalinan


5. Rujukan
D. 60 Langkah APN
1. Melihat dan mendengar tanda gejala kala II:
a) Ibu merasa adanya dorongan untuk meneran
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan
vagina
c) Perineum tampak menonjol
d) Vulva dan sfingter ani membuka
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, obat-obatan essensial untuk
menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi segera pada ibu dan
bayi baru lahir
 Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi
a) Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
b) 3 handuk/kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi)
c) Alat penghisap lender
d) Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
 Untuk ibu
a) Menggelar kain diatas perut ibu
b) Menyiapkan oksitosin 10 UI
c) Alat suntik steril pakai dalam partus set
3. Memakai celemek
4. Mencuci tangan
5. Pakai sarung DTT
6. Memasukkan oksitosin kedalam spuit
7. Membersihkan vulva dan perineum ( vulva higiene)
8. Memastikan pembukaan lengkap : Pemeriksaan Dalam
 Periksa: perdarahan, cairan amnion, mekonium, lender, perlukaan
 Keadaan vulva vagina
 Keadaan porsio
 Pembukaan serviks
39

 Keadaan ketuban
 Presentase
 Penurunan bagian terbawah janin
 Penumbungan tali pusat
 Kesan panggul
9. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masing
menggunakan handscoon kedalam larutan klorin, lepaskan dengan keadaan
terbalik) cuci kedua tangan setelah handscoon terlepas
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) selama satu menit penuh
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap, dan keadaan janin baik,
bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman
12. Menjelaskan pada anggota keluarga tentang peran saat pertolongan
persalinan
13. - Bimbing ibu untuk meneran jika ada his
- Anjurkan ibu istirahat diantara kontraksi
- Anjurkan keluarga memberi dukungan dan asupan cairan peroral
- Periksa DJJ setelah kontraksi berakhir
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang
waktu 60 menit
Kepala bayi membuka vulva 5-6 cm (Crowning)
15. Memasang handuk diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
16. Letakkan kain steril yang dilipat 1/3 dibawah bokong ibu
17. Membuka partus set, dan memastikan lagi kelengkapan alat
18. Menggunakan sarung tangan
19. Melahirkan kepala
 Setelah tampak kepala bayi membuka vulva maka lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala
40

 Anjurkan ibu untuk meneran secara perlahan atau bernafas cepat dan
dangkal
20. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
21. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, memgang biparietal dan
menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
 Melahirkan bahu depan
Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan sidtal hingga bahu
depan muncul dibawah arkus pubis
 Melahirkan bahu belakang
Menggerakkan kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
23. Sangga
Memindahkan tangan kanan untuk menyangga kepala, leher dan bahu
belakang
24. Susur
 Memindahkan tangan kiri untuk menyusul pada lengan bayi, dada dan
punggung serta bokong, sampai kedua kaki
 Memegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
25. Memposisikan bayi untuk menilai bayi
 Memposisikan kepala bayi 15⁰ untuk menilai (apakah bayi
menangis,bayi bergerak aktif, warna kulit), denagan cara memegang
bayi, tangan kiri diantara kedua kaki bayi dan tangan kanan memegang
kepala bayi
26. Mengeringkan bayi
 Meletakkan bayi diatas perut ibu, mengeringkan mulai muka, kepala,
dan bagian tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan kehamilan tunggal
28. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
dengan baik
41

29. Segera Setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin 10 IU, IM, 1/3 distal
lateral paha (aspirasi terlebih dahulu)
30. Setelah 2 menit Setelah bayi lahir, jepit tali pusat antara bayoi dan ibu (5
cm dari bayi, 3 cm dari klem pertama)
31. Potong tali pusat, dan ikat tali pusat bayi dengan klem umbilikal
32. Mengganti handuk
 Mengganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering,
memasangkan topi
33. IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
 Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk melakukan kontak kulit
bayi dengan ibu, dengan kepala bayi berada diantara payudara
ibu.Biarkan bayi dalam posisi ini selama 1 jam
34. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm didepan vulva
35. Letakkan tangan kiri diatas kain yang menutupi simfisis ibu untuk
mendeteksi adanya kontraksi, tangan kanan menegangkan tali pusat
36. PTT (Peregangan Tali pusat Terkendali), Jika plasenta terlepas dari uterus,
tangan kanan melahirkan plasenta, tangan kiri melakukan dorongan kearah
dorso kranial
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan.Pegang dan putar searah jarum jam.Lakukan eksplorasi
menggunakan kasa steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal
38. Melakukan masase uterus dengan cara tangan kanan di fundus dan lakukan
gerakan melingkar dengan lembut sampai uterus berkontraksi (keras)
39. Periksa kelengkapan plasenta (bagian maternal dan fetal) dan temptkan
plasenta pada tempat yang telah disediakan
40. Evaluasi kemungkinan terjadi laserasi pada perineum dan vagina, jika ada
laserasi lakukakan heacting
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan.
42. Pastikan kandung kemih kosong
43. Anjurkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
42

44. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah


45. Memastikan keadaan umum ibu, TD, nadi
46. Memastikan keadaan bayi
47. Membersihkan alat-alat dan memasukkan kedalam larutan klorin 0,5%
48. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang
sesuai
49. Membersihkan dan memposisikan ibu dengan meluruskan kaki, menutup
bagian genital dengan kain bersih dan kering, serta bersihkan tempat tidur
ibu
50. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin
51. Membersihkan celemek dengan menyemprotkan larutan klorin dan
mengelap dengan washlap
52. Mencelupkan tangan bersarung tangan dalam klorin 0,5% dan lepas
handscoon dalam keadaan terbalik
53. Mencuci tangan dibawah air mengalir dan melepas celemek
54. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu untuk memberikan ASI, anjurkan
keluarga untuk memberikan minum dan makan kepada ibu
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik pada
bayi
56. Dalam 1 jam pertama, beri salep mata/tetes mata, profilaksis infeksi, Vit.K
1 mg IM di paha kiri lateral, pemeriksaan fisik bayi, napas, suhu
57. Setelah 1 jam pemberian Vit. K, berikan suntikan hepatitis B IM dip aha
kanan lateral
58. Lepaskan sarung tangan dengan keadaan terbalik kedalam larutan klorin
59. Cuci tangan
60. Dokumentasi (lengkapi partograf), dengan tetap melakukan pemantauan
kala IV

2.3. Nifas
2.3.1. Konsep Dasar Nifas
43

A. Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Marmi, 2019).
Nifas (Puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandungan kembali seperti semula sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu atau ±40 hari (Sutanto, AV. 2019).
Tahapan masa nifas dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedialyaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang
lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat,
terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi.
B. Perubahan Fisiologi Pada Masa Nifas
Menurut Marmi (2019) dalam bukunya Asuhan Kebidanan pada masa nifas
adalah :
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a) Involusi Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana
uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram.
Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada
keadaan semula atau keadaan sebelum hamil.
Tabel 2.6
Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi
Diameter
Involusi uterus Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
uterus
Pasenta lahir 2 jari dibawah pusat 1000 gram 12,5 cm
Pertengahan pusat dan
7 hari (1 minggu) 500 gram 7,5 cm
simfisis
14 hari (2 Tidak teraba 350 gram 5 cm
44

minggu)
6 Minggu Normal 60 gram 2,5 cm

b) Involusi tempat plasenta


Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat
luka ini mengecil, pada akhir minggu kedua hanya sebesar 3-4 cm dan pada
akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besa
yang tersumbat oleh thrombus.
c) Perubahan ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut
kembali seperti sedia kala.
d) Perubahan pada serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-perubahan
yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan
menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-
olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin.
e) Lochea
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa atau alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih
cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lhocea
mempunyai bau amis meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya
berbeda pada setiap wanita.
Perbedaan masing-masing lochea dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2.7
Perbedaan masing-masing lochea
Lochea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel desidua, verniks
kehitaman caseosa, rambut lanugo, sisa
45

mekoneum dan sisa darah


Sanguilenta 3-7 hari Putih Sisa darah bercampur lender
bercampur
merah
Serosa 7-14 hari Kekuninga Lebih sedikit darah dan lebih
n atau banyak serum, juga terdiri dari
kecolatan leukosit dan robekan leserasi
plasenta
Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit,selaput
lendir serviks dan selaput jaringan
yang mati

Umumnya jumlah lochea lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi
berbaring dari pada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina
bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir
keluar manakala dia berdiri. Total jumlah rata-rata pembuangan 8-9 oz atau
sekitar 240 hingga 270 ml.
f) Perubahan pada vulva, vagina dan perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol.
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Perubahan pada
perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan.
Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan atau dilakukan episiotomi
dengan indikasi tertentu. Pada post natal hari kelima, perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
daripada keadaan sebelum melahirkan.
46

Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum
persalinan pertama. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat
mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga
tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan
harian.
2. Perubahan Sistem Pencernaan
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan,
antara lain :
a. Nafsu Makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh
mengonsumsi makanan ringan. Ibu sering kali cepat lapar setelah melahirkan
dan siap makan pada 1-2 jam post primordial, dan dapat ditoleransi dengan diet
yang ringan. Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anastesia, dan
keletihan, kebanyakan ibu merasa lapar. Permintaan untuk memperoleh
makanan dua kali dari jumlah yang biasa dikonsumsi disertai konsumsi
camilan yang sering ditemukan.
b. Pengosongan Usus
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari
setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus
menurun selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare
sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan atau dehidrasi.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain :
 Pemberian diet atau makanan yang mengandung serat
 Pemberian cairan yang cukup
 Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan
 Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang
berperan meningkat fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan
kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
47

melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-
36 jam sesudah melahirkan.
Diuresis postpartum terjadi dalam 12 jam pasca melahirkan, Ibu mulai
membuang kelebihan cairan yang tertimbun di jaringan selama ia hamil.
Salah satumekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa
hamil ialah daiforesis luas, terutama pada malam hari, selama dua sampai tiga
hari pertama setelah melahirkan.

4. Perubahan Sistem Musculoskletal/Diasteasis Rectie Abdominis


Adaptasi sistem muskuloskletal ibu yang terjadi selama masa hamil
berlangsung secara terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi ini mencakup
hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan
pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi sendi lengkap pada
minggu ke-6 sampai minggu ke-8 setelah wanita melahirkan.
5. Perubahan Tanda-tanda Vital
Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain :
a. Suhu badan
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 Derajat Celcius. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 Derajat Celcius dari
keadaan normal.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi
yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau
perdarahan post partum.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan
diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal tekanan darah
biasanya tidak berubah.
d. Pernafasan
48

Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 x/menit.


Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi.
6. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah
uterin, meningkat selama kehamilan. Diuresis terjadi akibat adanya
penurunan hormon esterogen, yang dengan cepat mengurangi volume plasma
menjadi normal kembali. Meskipun kadar esterogen menurun selama nifas,
namun kadarnya masih tetap tinggi dari pada normal. Plasma darah tidak
banyak mengandung cairan sehingga daya koagulasi meningkat.
Kehilangan darah pada persalinan pervaginam sekitar 300-400cc,
sedangkan kehilangan darah dengan persalinan seksio sesaria menjadi dua
kali lipat. Perubahan yang terjadi dari volume darah dan hemokonsentrasi.
Pada persalinan pervaginam, hemokonsentrasi akan naik dan pada persalinan
seksio sesaria, hemokonsentrasi cendrung stabil dan kembali normal setelah
4-6 minngu.
7. Perubahan Sistem Hematologi
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hemaktorit, dan eritrosit
sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan
tingkat volume darah berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status
gizi dan hidarasi dari wanita tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau
kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi dari pada saat
memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan darah
yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih sama dengan kehilangan
darah 500 ml darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan
diasosiasikan dengan peningkatan hemakorit dan hemoglobinpada hari ke 3-7
post partum dan akan normal dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah
kehilangan darah selama masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu
49

pertama post partum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar
500 ml.
8. Perubahan Sistem endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem
endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain :
a. Hormon Plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi
oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan.
Penurunan hormon plasenta (Human Placental Lactogen) menyebabkan kadar
gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-
7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post
partum.
b. Hormon Pituitary
Hormon pituitary antara lain : hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon
prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam
pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH
meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap
rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin di sekresikan dari kelenjar otak bagian belakang,
bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga
persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat
merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu
involusi uteri.
d. Hormon Estrogen dan Progesteron
Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon
esterogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat
meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron mempengaruhi
50

otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah.


Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar
panggul, perineum dan vulva serta vagina.
e. Hipotalamik Pituitary Ovarium
Hipotalamuk pituatary ovarium akan mempengaruhi lamanya
mendapatkan menstruasi pada wanita menyusui maupun yang tidak menyusui.
Pada wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca
melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan.
Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi
berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.

2.3.2 Asuhan Nifas


A. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati dan
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, kb, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberikan palayan keluarga berencana.
5. Mendapatkan kesehatan emosi (Marmi, 2019).
B. Kunjungan Masa Nifas
Menurut Marmi (2019) dalam bukunya yang berjudul Asuhan Kebidanan
pada Masa Nifas, yaitu aturan waktu dan bentuk asuhan yang wajib diberikan
sewaktu melakukan kunjungan masa nifas, yaitu :
1. Kunjungan pertama dilakukan 6-8 jam setelah persalinan tujuannya :
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan, serta melakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga bila terjadi perdarahan yang
disebabkan atonia uteri.
51

d. Pemberian ASI awal.


e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi agar tetap sehat melalui pencegahan hipotermia.Setelah
bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu
dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu
dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
2. Kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan tujuannya :
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi dengan
baik, fundus uteri dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan.
c. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi, dan cukup cairan.
d. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan dan benar tidak ada
tanda-tanda kesulitan menyusui.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi baru lahir.
3. Kunjungan ke tiga 2minggu setelah persalinan
a. Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang di berikan
pada kunjungan 6 hari post partum.
4. Kunjungan ke empat6 minggu setelah persalinan
a. Menanyakan penyuli-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
b. Memberikan konseling KB secara dini

2.4. Bayi Baru Lahir


2.4.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
A. Pengertian Bayi Baru Lahir
Menurut Jenny J.S. Sondakh (2013) dalam bukunya yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir”. Bayi baru lahir adalah bayi yang
lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000
gram.
52

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau
masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu (Mitayani,
2017)
Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagi berikut :
1. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.
2. Panjang badan bayi 48-50 cm.
3. Lingkar dada bayi 32-34 cm.
4. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.
5. Bunyi jantung dalam menit pertama ±180 kali/menit, kemudian turun
sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.
6. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit disertai
pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan intercostals, serta
rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk
dan lapisi verniks kaseosa.
8. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik
9. Kuku telah agak panjang dan lemas
10. Genitalia; testis telah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah
menutupi labia minora (pada bayi perempuan)
11. Refleks isap, menelan dan moro telah terbentuk.
12. Eliminasi urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.
Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.
B. Fisiologis Bayi Baru Lahir
Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, antara lain (Jenny, 2013) :
Setiap bayi baru lahir akan mengalami periode transisi, yaitu :
1. Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam pertama kehidupan,
yang akan dilalui oleh seluruh bayi dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat
persalinan atau melahirkan.
2. Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir), akan terjadi pernapasan
cepat (dapat mencapai 80 kali/menit) dan pernapasan cuping hidung yang
berlangsung sementara, retraksi serta suara seperti mendengkur dapat terjadi.
53

Denyut jantung dapat mencapai 180 kali/menit selama beberapa menit


kehidupan.
3. Setelah respon awal ini, bayi baru lahir ini akan menjadi tenang, relaks, dan
jatuh tertidur. Tidur pertama ini (dikenal sebagai fase tidur) terjadi dalam 2 jam
setelah kelahiran dan berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam.
4. Periode kedua reaktivitas, dimulai ketika bayi bangun, ditandai dengan respons
berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda menjadi
agak sianosis dan denyut jantung cepat.
5. Lendir mulut dapat menyebabkan masalah yang bermakna, misalnya
tersedak/aspirasi, tercekik dan batuk.
Konsep mengenai adaptasi bayi baru lahir sebagai berikut :
a. Memulai segera pernapasan dan perubahan dalam pola sirkulasi. Konsep ini
merupakan hal yang esensial pada kehidupan ektrauterin.
b. Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal, hematologi,
metabolik, dan sistem neurologis bayi baru lahir harus berfungsi secara
memadai untuk mempertahankan kehidupan ekstrauterin.
1. Adaptasi Pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah
kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normalsistem saraf pusat
dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Semua ini
menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan
rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma, serta otot-otot pernafasan
lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam
mengakibatkan paru-paru kehilangan 1/3 dari cairan yang terdapatdi dalamnya,
sehingga tersisa 80-100 ml. setelah bayi lahir, cairan yang hilang tersebut akan
diganti dengan udara.
2. Adaptasi Kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan
tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbondioksida akan mengalami penurunan.
Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri
54

pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus tertutup. Setelah tali pusat
di potong, aliran darah dari plasenta terhenti dan foramen ovale tertutup.
3. Adaptasi Neurologis
a. Sistem neurologis bayi secara anatomic atau fisiologis belum berkembang
sempurna.
b. Bayi baru lahir menggunakan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi,
pengaturan suhu yang labil, control otot yang buruk, mudah terkejut, dan
tremor pada ekstremitas.
c. Perkembangan neonates terjadi cepat. Saat bayi tumbuh, perilaku yang
lebih kompleks (misalnya : control kepala, tersenyum dan meraih dengan
tujuan) akan berkembang.
d. Refleks bayi baru lahir merupakan indicator penting perkembangan normal.
4. Adaptasi Gastrointestinal
Oleh karena kadar gula darah tali pusat 65 mg/100 ml akan menurun menjadi
50mg/100 ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir di ambil dari hasil metabolism
asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai 120 mg/100 mL. Bila perubahan
glukosa menjadi glikogen meningkat atau adanya gangguan metabolisme asam
lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonates, maka kemungkinan besar
bayi mengalami hipoglikemia.
5. Adaptasi Ginjal
a. Laju filtrasi glumerulus relative rendah pada saat lahir disebabkan oleh
tidak adekuatnya area permukaan kapiler glomerulus.
b. Meskipun keterbatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang normal,
tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespons terhadap stressor.
c. Penurunan kemampuan untuk mengekskresikan obat-obatan dan
kehilangan cairan yang mengakibatkan asidosis dan ketidak seimbangan
cairan.
d. Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah
lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama; setelah itu mereka
berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.
55

e. Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam urat; noda kemerahan
(debu batu bata) dapat diamati pada popok karena Kristal asam urat.
6. Adaptasi Hati
a. Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati terus
membantu pembentukan darah.
b. Selama periode neonates, hati memproduksi zat yang esensial untuk
pembekuan darah.
c. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5 bulan
kehidupan ekstrauterin; pada saat ini bayi baru lahir menjadi rentan
terhadap defesiensi zat besi.
d. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi,
pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan
pemecahan sel-sel darah merah.
e. Bilirubin tak terkonjugasi dapat meninggalkan system vascular dan
menembus jaringan ekstravaskuler lainnya (misalnya; kulit, sclera, dan
membrane mukosa oral) mengakibatkan warna kuning yang disebut
jaundice atau ikterus.
f. Pada stress dingin yang lama, glikolisis anaerobic terjadi, yang
mengakibatkan peningkatan produksi asam.
7. Adaptasi Imun
a. Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organism penyerang di
pintu masuk.
b. Imaturitas jumlah system perlindung secara signifikan
meningkatkan risiko infeksi pada periode bayi baru lahir.
c. Infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortilitas
selama periode neonatus (Jenny J.S. Sondakh,2013).

2.4.2. Asuhan Bayi Baru Lahir


Pertolongan pada saat bayi lahir
a. Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk di
atas perut ibu.
56

b. Dengan kain yang bersih dan kering atau kasa, bersihkan darah atau lender
dari wajah bayi agar jalan udara tidak terhalang. Periksa ulang pernafasan
bayi, sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam
waktu 30 detik setelah lahir.

1. Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata akibat klamidia (penyakit menular seksual). Obat
perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan. Pengobatan yang
umumnya dipakai adalah larutan perak nitrat atau Neosporin yang langsung
diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
2. Pemeriksaan Fisik Bayi
 Kepala : Pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura
menutup/melebar, adanya caput succedaneum, cepal hematoma,
kraniotabes, dan sebgainya.
 Mata : Pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, tanda-
tanda infeksi (pus)
 Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap labio skisis,
labiopalatoskisis, dan reflex isap (dinilai dengan mengamati bayi saat
menyusui)
 Telinga : pemeriksaan terhadap preaurical tog,kelainan
daun/bentuk telinga.
 Leher : pemeriksaan terhadap hematom sternocleidomastoideus,
ductus thyroglossalis, hygroma colli.
 Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada,
pernafasan, retraksi intercostals, subcostal sifoid, merintih, pernafasan
cuping hidung, serta bunyi paru-paru (sonor, vesicular, bronchial, dan
lain-lain).
 Jantung : pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati,
limpa, tumor aster), scaphoid (kemungkinan bayi menderita
diafragmatika/atresia esofagus tanpa fistula).
57

 Abdomen : Pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati,


limpa, tumor aster), scaphoid (kemungkinan bayi menderita
diafragmatika/atresia esofagus tanpa fistula).
 Tali pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan, jumlah darah pada tali
pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau di
selangkangan.
 Alat kelamin : pemeriksaan terhadap testis apakah berada dalam
skrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi laki-laki), vagina
berlubang, apakah labia mayora menutupi labia minora (pada bayi
perempuan).
 Lain-lain : mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila
tidak, harus waspada terhadapmatresia ani atau abstruksi usus. Selain
itu urin harus keluar dalam 24 jam. Kadang pengeluaran urin tidak
diketahui karena pada saat bayi lahir, urin keluar bercampur dengan air
ketuban. Bila urin tidak keluar dalam 24 jam, maka harus diperhatikan
kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih.
 Perawatan Lain-lain
a. Lakukan perawatan tali pusat.
b. Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke
rumah, diberikan imunisasi BCG, Polio, dan hepatitis B.
c. Orang tua di ajarkan tanda-tanda bahaya mati dan mereka diberitahu
agar merujuk bayi dengan segera untuk perawatan lebih lanjut jika
ditemui hal-hal berikut :
1.Pernafasan : sulit atau lebih dari 60 kali/menit
2.Warna : kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat.
3.Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah.
4.Infek si : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah),
bau busuk pernafasan sulit.
5.Feses /kemih : tidak berkemih dalam 24 jam, feses lembek, sering
kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
58

c. Orang tua di ajarkan cara merawat bayi dan melakukan perawatan harian
untuk bayi baru lahir, meliputi :
1.Pemberian ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam, mulai dari hari
pertama.
2.Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, serta mengganti
popok.
3.Menjaga tali pusatdalam keadaan bersih dan kering (Jenny J.S. Sondakh,
2013).
d. Adapun Kunjungan Neonatal sebagai berikut:
 Kunjungan pertama (KN 1) dilakukan kurun waktu 6-48 jam, (1-2 hari)
setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan pernafasan, warna kulit,
gerakan aktif atau tidak di timbang, ukur panjang badan, lingkar lengan,
lingkar dada, pemberian salap mata, vit k, dan HB 0.
 Kunjungan kedua (KN 2) dilakukan kurun waktu Hari ke 3 sampai hari
ke 7 setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan fisik, penampilan dan
prilaku bayi, nutrisi, eliminasi, personal hygiene, tanda-tanda bahaya
terjadi.
 Kunjungan ketiga (KN 3) dilakukan kurun waktu 8 sampai 28 hari
setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan, pertumbuhan dengan berat
badan dan nutrisinya.(httprepository.poltekkesdenpasar.ac.id9723 BAB
%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf)

C. Penilaian Apgar
Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir dengan
menggunakan nilai APGAR. Penilaian berikutnya dilakukan pada menit kelima
dan kesepuluh. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita
asfiksia atau tidak (Jenny J.S. Sondakh, 2013).
Tabel 2.8
Skor Apgar
Tanda 0 1 2
Appearance(warna Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
59

kulit) ekstremitas biru kemerah-


merahan
Pulse (frekuensi nadi) Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
rangsangan) mimic (grimace)
Activity(tonus otot) Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
dalam sedikit
fleksi

Respiratory Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangis


(Pernafasan) teratur

2.5.Keluarga Berencana
2.5.1. Konsep Dasar Keluarga Berencana
A. Pengertian Keluarga Berencana
Menurut Ari Sulistyawati (2011) dalam bukunya yang berjudul Pelayanan
Keluarga Berencana, Keluarga Berencana (family planning/planned
parenthood) merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah
dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.
Keluarga berencana merupakan program pemerintah yang bertujuan
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Keluarga sebagai
unit terkecil kehidupan berbangsa diharapkan menerima Norma Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang simbang
(Jitowiyono, 2019)
Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga,dengan cara pengaturan kelahiran
60

anak agar di peroleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Fisiologi Keluarga Berencana


1. Metode Hormonal
a. Mini pil
Pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah.
Mini pil atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang
digunakan 0,03-0,05 mg per tablet (Mulyani N, 2013).
Jenis mini pil terdiri dalam 2 jenis yaitu mini pil dengan isi 28 pil:
mengandung 75 mikro gram desogestrel dan mini Pil dalam kemasan dengan
isi 35 pil mengandung 300 mikro gram noretidcron (Mulyani N, 2013).
 Cara kerja mini pil
1. Menghambat ovulasi
2. Mencegah inplantasi
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
 Keuntungan mini pil yaitu :
1. Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk ibu yang menyusui
2. Sangat efektif untuk masa laktasi
3. Dosis gestagen rendah
4. Tidak menurunkan produksi ASI
5. Tidak mengganggu hubungan seksual
6. Kesuburan cepat kembali
7. Tidak memberikan efek samping estrogen
8. Cocok untuk perempuan yang menderita diabetes Mellitus
9. Dapat mengurangi disminorhea
 Kerugian Mini Pil yaitu :
1. Memerlukan biaya
2. Harus selalu tersedia
3. Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang
4. Mini pil harus di minum setiap hari dan pada waktu yang sama
61

5. Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten


6. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS
7. Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi
wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik
 Efek samping yaitu :
1. Gangguan haid, seperti perdarahan bercak, spotting, amenorhea
2. Nyeri tekan payudara
3. Mual dan pusing
4. Perubahan mood
5. Kembung
6. Depresi
 Kontra indikasi mini pil yaitu :
1. Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya
2. Wanita yang diduga hamil
3. Riwayat kehamilan ektopik
4. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
5. Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara
b. Pil Kombinasi
Pil yang mengandug hormon progesteron dan estrogen, sangat efektif. Pil
harus diminum setiap hari pada jam yang sama, pil kombinasi terdiri dari
monifasik, bifasik, dan trifasik.
 Manfaat Pil Kombinasi yaitu :
1. Memiliki efektifitas yang tinggi bila digunakan setiap hari
2. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
3. Tidak mengganggu hubungan seksual
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid yang berkurang
5. Dapat digunakan jangka panjang
6. Mudah dihentikan setiap saat
7. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
 Kelemahan Pil Kombinasi yaitu :
1. Mahal dan membosankan
62

2. Mual dan pusing


3. Tidak boleh diberikan pada ibu yang menyusui
4. Nyeri pada payudara
5. Tidak mencegah IMS
6. Dapat meningkatkan tekanan darah (Mulyani, 2013).
c. Implan
Kontrasepsi imlant adalah alat kontasepsi yang di pasang di bawah kulit.
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandug levonorgetrel yang
dibungkus dalam kapsul silastis silicon (polydimethylsiloxane) dan di
pasang di bawah kulit. Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100
perempuan).
 Cara Kerja
1. Lendir serviks menjadi kental
2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
inplantasi
3. Mengurangi transfortasi sperma
4. Menekan ovulasi
 Keuntungan Kontrasepsi Implant
1. Daya guna tinggi
2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5. Bebas dari pengaruh estrogen
6. Tidak mengganggu kegiatan senggama
7. Tidak mengganggu ASI
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
 Kekurangan Kontrasepsi Implant
1. Implant harus dipasang dan di angkat oleh petugas kesehatan yang
terlatih.
2. Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
63

3. Harga implant yang mahal.


4. Implant sering mengubah pola haid.
5. Implant dapat terlihat diibawah kulit.
 Efek samping Kontrasepsi Implant
1. Nyeri kepala atau pusing.
2. Peningkatan atau penurunan berat badan.
3. Nyeri payudara serta perasaan mual.
4. Perubahan perasaan atau kegelisahan.
5. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan implant.
d. Suntik
1. Suntikan 1 bulan
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang
pemberiannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan secara intramuscular
sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon progesteron dan
estrogen pada wanita usia subur. Penggunaan kontrsepsi suntik
mempengaruhi hipotalamus dan hifpofisis yaitu menurunkan kadar FSH dan
LH. Jenis suntikan 1 bulan adalah 25 mg Depo medroksi progesterone
Asetat dan 5 mg Estradiol. Sipionat yang diberikan injeksi IM
(intramuscular) sebulan sekali (cyclofem) dan 50 mg Noretidrone Enantat
dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi sebulan sekali (Mulyani,
2013).
 Cara kerja KB suntik 1 bulan
1. Menghambat ovulasi
2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga sulit ditembus
spermatozoa
3. Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi
4. Menghambat transport ovum dalam tuba follopi
 Keuntungan KB suntik 1 bulan
1. Risiko terhadap kesehatan kecil
2. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
64

3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam


4. Jangka panjang
5. Efek samping sangat kecil
6. Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik
7. Pemberian aman, efektif, dan relatif mudah
 Kerugian KB suntik 1 bulan
1. Terjadi perubahan pola haid
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara
3. Efektifitas suntik 1 bulan akan berkurang apabila digunakan bersamaan
dengan obat-obatan epilepsi
4. Tidak menjamin perlindungan terhadap pnularan infeksi menular seksual
5. Terjadi perubahan berat badan
2. Suntik 3 bulan
Suntik 3 bulan merupakan metode kontrasepsi yang diberikan secara
IM pada pada setiap 3 bulan. Jenis suntikan 3 bulan yaitu DMPA(depot
medroxy progesteron acetate) atau depo Provera diberikan setiap 3 bulan
sekali dengan dosis 150 mg yang disuntik secara IM dan Depo Noristerat
diberikan setiap 2 bulan dengan dosis 200 mg Nore-tidron enantat.
(Mulyani, 2013)
 Cara kerja
1. Menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
releasing factor dan hipotalamus
2. Leher serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma
melalui serviks uteri
3. Menghambat inplantasi ovum dalam endometrium
 Keuntungan KB suntik 3 bulan
1. Efektifitas tinggi
2. Sederhana pemakaiannya
3. Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam setahun)
4. Cocok untuk ibu yang menyusui
5. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
65

6. Dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik dan beberapa


penyebab penyakit akibat radang panggul
 Kekurangan Suntik 3 Bulan
1. Terdapat gangguan haid seperti amenore
2. Timbulnya jerawat dibadan atau diwajah
3. Berat badan yang bertambah
4. Pusing dan sakit kepala
5. Bisa menyebabkan warna biru dan nrasa nyeri pada daerah suntikan
perdarahan bawah kulit
e. Intra Uterin Device (IUD)
IUD Singkatan dari Intra Uterin Device yang merupakan alat
kontrasepsi paling banyak digunakan, karena dianggap sangat efektif dalam
mencegah kehamilan dan memiliki manfaat yang relatif banyak dibanding
alat kontrasepsi lainnya. Diantaranya, tidak mengganggu saat coitus
(hubungan badan), dapat digunakan sampai menopause dan setelah IUD
dikeluarkan dari rahim, bisa dengan mudah subur.
Jenis-jenis dari IUD tersebut ialah:
 Lippes-loop
 Saf-T-Coil
 Dana super
 Copper-T (Gyne-T)
 Copper-7 (Gravigard)
 Multiload
 Progesterone IUD
1. Cara kerja IUD
a. Cara kerja utama mencegah sperma bertemu sel telur
b. Mencegah implantasi atau tertanamnya sel telur dalam rahim
c. Mengentalkan lendir serviks
2. Keuntungan Kontrasepsi AKDR
a. Merupakan metode kontrasepsi jangka panjang
66

b. Dapat efektif segera setelah pemasangan


c. Tidak tergantung pada daya ingat
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
e. Tidak ada intraksi dengan obat-obatan
f. Membantu mencegah kehamilan diluar kandungan (kehamilan ektopik)
3. Kerugian Kontrasepsi AKDR
a. Perdarahan diantara haid
b. Setelah pemasangan, kram dapat terjadi dalam beberapa hari
c. Dapat meningkatkan risiko penyakit radang panggul
d. Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan
mencabutnya
e. Perdarahan (Mulyani, 2013).
1. Jenis kontrasepsi alamiah
Kontrasepsi alamiah tanpa alat (Ari Sulistyawati,2011):
a. Metode Kalender
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Metode kalender atau pantang
berkala adalah metode kontrasepsi sederhana yang yang dilakukan oleh
pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan
seksual pada masa subur atau ovulasi.
 Keuntungan
a. Metode kalender atau Pantang berkala lebih sederhana
b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat
c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya
d. Tidak menggangu pada saat berhubungan seksual.
 Penerapan
Perhitungan masa subur ini akan lebih efektif bila siklus menstruasinya
normal yaitu 21-35 hari.Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus
mentruasi dilakukan minimal 6 kali siklus berturut-turut.Kemudian hitung
periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.
a. Bila haid teratur (28 hari)
67

Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa
subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid
b. Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini
menentukan hari pertama masa subur.Jumlah hari terpanjang selama 6
siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa
subur.
b. Metode Suhu basal
Metode suhu basal adalah suhu terndah yang capai oleh tubuh selama
istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal
dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktifitas lainnya. Ibu dapat mengenali masa subur ibu dengan
mengukur subu basal secara teliti menggunakan termometer khusus yang
bisa mencatat perubahan suhu 0,1⁰C untuk mendeteksi, bahkan suatu
perubahan kecil suhu tubuh
1) Keuntungan
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri
tentang masa subur atau ovulasi
 Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi
masa subur atau ovulasi
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan
untuk hamil
2) Keterbatasan
 Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri
 Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis
 Tidak mendeteksi awal masa subur
c. Metode Lendir Serviks
Metode lendir serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus
menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada
vulva menjelang hari ovulasi.
68

1. Keuntungan
 Mudah digunakan
 Tidak memerlukan biaya
2. Kekurangan
 Tidak efektif bila digunakannya sendiri, sebaiknya dikombinasikan
dengan metode kontrasepsi lain
 Wanita yang memiliki infeksi saluran repsoduksi dapat mengaburkan
tanda-tanda kesuburan
d. Metode Simpotermal
Anda harus mendapat instruksi untuk metode lendir serviks dan suhu basal.
Masa subur dapat ditentukan dengan mengamati suhu tubuh dan lendir
serviks.
 Setelah darah haid berhenti, hubungan seksual dapat dilakukan pada
malam hari pada hari kering dengan berselang sehari selama masa tak
subur. Ini adalah aturan selang hari kering (aturan awal), atau sama
dengan metode lendir serviks.
 Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculmya lendir, ini
adalah aturan awal. Aturan yang sama dengan metode lendir serviks,
yaitu berpantang melakukan hubungan seksual sampai masa subur
berakhir.
 Pantang melakukan hubungan seksual sampai hari puncak dan aturan
perubahan suhu telah terjadi
 Apabila aturan ini tidak mengidentifikasi hari yang sama sebagai hari
akhir masa subur, selalu di ikuti aturan yang paling konservatif, yaitu
aturan yang mengidentifikasi masa subur yang paling panjang (Ari
Sulistyawati, 2011).
e. Coitus Interuptus
Coitus Interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarag
berencana tradisional atau alamiah, dimana pria mengeluarkan alat
kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
1. Manfaat
69

Coitus interuptus memberikan manfaat baik secra kontrasepsi maupun


non kontrasepsi
 Alamiah
 Efektif bila dilakukan dengan benar
 Tidak menggangu produksi ASI
 Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi
 Menanamkan sifat saling pengertian
 Tanggung jawab bersama dalam ber-KB
2. Keterbatasan
 Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan
tumpahan sperma selama senggama
 Memutuskan kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme)
 Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah
coitus interuptus.
C. Metode Sederhana Dengan Alat
Metode Barier (Mulyani N, 2013).
1. Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai
bahan diantaranya karet (lateks), plastik (vinil), atau bahan alami (produk
hewani) yang dipasang pada penis untuk menampung sperma ketika seorang
pria mencapai ejakulasi saat berhubungan seksual.
2. Diafragma
Diafragma adlah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari karet (lateks)
yang di insersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks
3. Spermisida
Spermisida merupakan sediaan kimia yang dapat membunuh sperma.
Tersedia dalam bentuk busa vagina, krim, gel, dan suppositoria. Spermisida
ditempatkan di vagina sebelum berhubungan seksual. Kontrasepsi ini juga
70

menyediakan barier fisik ke sperma. Tidak ada sediaan yang lebih efektif
dibanding yang lain. Spermisida paling baik digunakan dengan kontrasepsi
barier seperti kondom dan diafragma.

b.5.2 Asuhan Keluarga Berencana


1. Langkah-langkah dalam Konseling
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon peserta KB yang
baru,hendaknya menerapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata
kunci “SATU TUJU”.Penjelasan mengenai kata kunci “SATU TUJU”
adalah sebagai berikut.
SA : Salam
T : Tanyakan
U : Uraikan
TU : BanTU
J : Jelaskan lebih rinci
U : Ulangan
Uraian mengenai “SATU TUJU” dapat dilihat pada penjelasan berikut.
1. SA : Beri salam,sambut kedatangan dan berikan perhatian.
a. Beri salam dan sambutlah kedatangan klien.
b. Tunjukkan bahwa anda memperhatikan dan mau menyediakan waktu.
c. Bersikaplah ramah dan sopan.
d. Perkenalkan diri anda.
e. Berikan jaminan bahwa anda akan menjaga kerahasiaan percakapan
anda dengan dia sehingga klien bebas bertanya dan mengemukakan
pendapat.
f. Cari tempat,sedapat mungkin agar tidak ada orang lain yang bisa ikut
mendengarkan percakapan anda dengan klien.
g. Tawarkan pada klien,apa yang bisa anda bantu untuknya.
2. T : Tanyakan apa masalah dan apa yang ingin dikatan.
a. Jika klien merupakan calon perserta yang baru anda kenal tanyakan
keterangan dirinya.
71

b. Informasikan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk dapat


menolongnya memilih cara atau alat KB yang cocok dengan keadaan
dan kebutuhannya.
c. Apabila klien bukan orang baru yang anda layani,tanyakan apakah ada
perubahan atau hal penting yang ingin dibicarakannya dengan anda
sejak kunjungannya yang lalu.
d. Apabila anda harus menyebutkan nama-nama atau istilah
medis,usahakan agar klien mengerti yang anda maksud.
3. U : Uraikan mengenai alat-alat KB yang ingin diketahui.
Biasanya orang yang diberi konseling KB memerlukan penjelasan
mengenai cara-cara atau alat KB yang bisa di pertimbangkan, dipilih, dan
dipakai nantinya. Berapa banyak penjelasan yang diperlukannya,
tergantung dari pengetahuan yang sudah dimilikinya dan cara-cara KB
mana yang menarik minatnya.
a. Tanyakan kepada klien apa yang sudah diketahuinya tentang alat-alat
atau cara KB.
b. Jelaskan cara atau alat KB mana yang tersedia dan dimana ia bisa
mendapatkannya.
c. Secara singkat,uraikan mengenai tiap-tiap cara atau alat KB yang
ingin diketahuinya.
4. TU : Bantu mencocokan alat KB dengan keadaan dan kebutuhan.
Pada langkah ini bantu klien untuk mennyocokkan dirinya (keadaan dan
kebutuhannya) dengan alat atau cara KB yang ingin digunakan.Pada
tahap ini kemampuan mendengar secara baik dan aktif serta keterampilan
mengajukan pertanyaan sangat penting untuk menjaga proses konseling,
agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan dari konseling KB.
a. Tanyakan apakah klien sudah punya pilihan cara KB yang akan
dipakainya
b. Untuk dapat menolong memilih cara KB yang tepat,tanyakan tentang
rencana dan keadaan keluarganya.
72

c. Jika belum punya rencana untuk masa depan,mulailah pembicaraan


dengan keadaannya sekarang.
d. Usahakan agar klien mau mengatakan terus terang mengenai
kecemasan dan keraguan atau ketakutan yang mungkin ada,baik
mengenai KB secara umum maupun tentang pemakaian alat KB.
e. Beri kesempatan klien untuk bertanya.
f. Tanyakan jika ada sesuatu yang masih kurang jelas atau ingin
diketahui lebih lanjut.
g. Beberapa cara KB mungkin tidak cukup aman dan nyaman untuk
beberapa orang.
5. J : Jelaskan alat KB apa yang akan digunakan.
Setelah memiliki pilihan cara KB tertentu,jelaskan hal sebagai berikut:
a. Contoh dari KB yang diinginkan,gunakan alat peraga.
b. Tempat pelayanan dan biayanya.
c. Beberapa cara KB tertentu,seperti kontap,implant,IUD diperlukan
tanda tangan suami pada lembar “inform consent”.
d. Jelaskan cara-cara pemakaian alat atau obat KB yang dipilih.
e. Minta klien mengulangi petunjuk yang harus diingatnya.
f. Jelaskan mengenai kemungkinan efek samping dari kontrasepsi yang
digunakan dan tanda atau gejala yang perlu diperhatikan,serta apa
yang harus dilakukan jika gejala-gejala itu muncul.
g. Minta klien mengulanginya.
h. Jika mungkin,berikan bahan-bahan KIE cetak seperti leaflet, booklet,
atau selembaran yang berisi informasi mengenai alat kontrasepsi yang
ide inginkannya untuk dibawa pulang.
i. Beritahukan kapan klien harus kembali untuk kunjungan ulang.
j. Beritahukan untuk segera kembali untuk menemui anda jika
menginginkannya atau jika mengalami gangguan efek samping atau
gejala yang mengkhwatirkan.
6. U : Ulangan, sambutlah dengan baik apabila klien perlu konseling
ulang. Pada kunjungan ulang, lakukan hal-hal berikut:
73

a. Tanyakan apakah klien masih menggunakan cara KB ketika bertemu


anda yang terakhir kali.
b. Kalau “ya” tanyakan apakah klien menyukainya.
c. Tanyakan apakah klien mengalami efek samping.
d. Jika klien memang mengalami keluhan efek samping, jelaskan
beberapa kemungkinan penyebabnya dan sarankan hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalahnya.
e. Tanyakan,apakah klien masih ingin bertanya.
f. Jika ternyata klien datang dan mengatakan bahwa ia sudah tidak
menggunakan cara KB yang dulu atau tidak menyukainya, berikan
infomasi mengenai cara KB yang lain dan bantu memilih cara KB
yang mungkin lebih cocok untuknya (Ari Sulistyawati, 2011).
BAB III
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

3.1.Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi pada Ny. S di Klinik Bersalin Hj.


Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Ny. S Nama : Tn. K
Umur : 36 Tahun Umur : 37 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Aek Matio Kelurahan Siringo-ringo Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu

B. ANAMNESE (DATA SUBJEKTIF)


Pada tanggal : 11 Januari 2020 Pukul : 08:30 Wib Oleh :Musdalipa
Tempat : Akbid Ika Bina
Alasan kunjungan saat ini : √ Pertama □ Ulangan □Ada Keluhan

1. Keluhan-keluhan : Tidak ada


2. Riwayat Menstruasi :
- Haid pertama : 14 tahun - Teratur : Ya
- Siklus : 28 hari - Lamanya : ± 3 hari
- Banyaknya : ± 3 kali ganti duk - Sifatdarah : Cair + Stosel
- Dismenorrhoe : Tidak ada

74
75

Tabel 3.1
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
No Umur Usia Jenis Tem Komplikasi BBL Nifas
Anak Kehamil Persalinan pat Penolo
an Persali Ibu Bayi ng BB Keada Laktasi Kelainan

nan Lahir An

13 Tidak Tidak 3000 Tidak


1 Aterm Normal BPS Bidan Baik
Tahun Ada Ada gram Ya Ada
10 Tidak Tidak 2800 Tidak
2 Aterm Normal BPS Bidan Baik Ya
Tahun Ada Ada gram ada
8 Tidak Tidak 3100 Tidak
3 Aterm Normal BPS Bidan Baik Ya
Tahun Ada Ada gram ada
5 Tidak Tidak 3000 Tidak
4 Aterm Normal BPS Bidan Baik Ya
Tahun Ada Ada gram Ada
3 Tidak Tidak 2900 Tidak
5 Aterm Normal BPS Bidan Baik Ya
Tahun Ada Ada gram Ada
6 H A M I L I N I

3. Riwayat kehamilan ini :


 Hari 1 haid terakhir : 20-07-2019
 Taksiran Persalinan : 27-04-2020
 Keluhan – keluhan pada : Trimester I : Tidak Ada
Trimester II : Tidak Ada
 Pergerakan anak pertama sekali : ±16 Minggu
 Pergerakananak 24 jam terakhir : ±18-20 kali
 Keluhan yang dirasakan : Tidak ada
-Rasa lelah : Tidak ada
-Mual dan muntah : Tidak ada
-Nyeri perut : Tidak ada
-Panas, menggigil : Tidak ada
-Sakit kepala berat/terus menerus : Tidak ada
76

-Penglihatan kabur : Tidak ada


- Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak ada
- Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : Tidak ada
- Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
- Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
 Obat-obatan yang dikonsumsi : Tablet Fe
 Kekhawatiran khusus : Tidak ada
 Pola eliminasi
BAK : Frekuensi : ± 5-6 kali/hari
Warna : Jernih
Keluhan waktu BAK : Tidak ada
BAB : Frekuensi : 1 kali/hari
Konsistensi : Lembek
 Pola aktifitas sehari-hari
Istirahat dan tidur : Siang ± 2 jam, malam ± 7 jam
Seksualitas : ± 1 kali seminggu
 Imunisasi TT I dan TT II tidak dilakukan karena tidak diizinkan oleh
suami.
 Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB Suntik 3 Bulan

4. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita :


 Penyakit jantung : Tidak ada
 Penyakit ginjal : Tidak ada
 Penyakit asma/TBC paru : Tidak ada
 Penyakit hepatitis : Tidak ada
 Penyakit DM : Tidak ada
 Penyakit hipertensi : Tidak ada
 Penyakit epilepsi : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada
77

5. Riwayat penyakit keluarga


 Penyakit jantung : Tidak ada
 Penyakit hipertensi : Tidak ada
 Penyakit DM : Tidak ada
 Gameli : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada
6. Riwayat sosial ekonomi
 Status perkawinan : Sah
 Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Baik
 Dukungan suami / keluarga terhadap kehamilan : Ada dukungan
 Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
 Pola makan / minum
Makan sehari-hari, frekuensi : 3 kali/hari Banyaknya : 1 porsi
Jenis makanan yang dimakan : Nasi, sayur dan ikan
Perubahan makan yang dialami : Tidak ada
Minum : ± 6-7 gelas/hari
 Kebiasaan merokok : Tidak ada
Minuman keras : Tidak ada
Mengkonsumsi obat terlarang : Tidak ada
 Kegiatan sehari-hari : Ibu Rumah Tangga (IRT)
 Tempat dan petugas kesehatan yang di inginkan membantu
persalinan : Di Klinik Bersalian Hj. Nani oleh Bidan

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF) :


78

1. Status emosional : Composmentis


2. Pemeriksaan fisik umum : BB : 56 kg TB : 153 cm LILA :25 cm
BB sebelum hamil : 50 kg

3. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg


Pols : 72 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36,70C
4. Kepala :Kulit kepala : Bersih
Distribusi rambut : Merata
5. Wajah :Oedema : Tidak ada
Cloasmagravidarum : Tidak ada
Pucat : Tidak Pucat
6. Mata :Conjungtiva : Tidak pucat
Sklera mata : Tidak ikterus
Oedema palpebra : Tidak ada
7. Hidung :Polip : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
8. Mulut :Lidah : Bersih
Stomatitis : Tidak ada
Gigi caries : Tidak ada
Berlubang : Tidak ada
Epulis pada gusi : Tidak ada
Tonsil : Tidak meradang
Pharynx : Tidak meradang
9. Telinga :Serumen : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
10. Leher :Luka bekas operasi : Tidak ada
Kelenjar thyroid : Tidak meradang
Pembuluh limfe : Tidak meradang
11. Dada
79

 Mammae : Simetris
 Areola mammae : Hyperpigmentasi
 Putting susu : Menonjol
 Benjolan : Tidak ada
 Pengeluaran dari puting : Tidak ada
12. Aksila : Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
13. Abdomen :
- Pembesaran : Simetris
- Linea : Nigra
- Striae : Albican
- Bekas luka operasi : Tidak Ada
- Pergerakan janin : Ada (±18-20 kali/hari)
- Leopold I :
Teraba di bagian fundus bagian bulat, keras dan melenting yaitu
kepala,TFU 23 cm.
- Leopold II :
Teraba bagian keras, panjang, memapan di sisi kanan perut ibu yaitu
punggung dan bagian terkecil janin di sisi kiri perut ibu seperti tangan,
jari-jari.
- Leopold III :
Teraba di bagian bawah perut ibu lembek dan melebar yaitu bokong
- Leopold IV :
Teraba bagian bawah janin belum masuk PAP (convergen)
- Taksiran berat badan janin: (TFU – 12) x 155
(23 – 12) x 155 = 1.705 gram
Pemeriksaan khusus kebidanan :
- Kontraksi : Tidak ada
- Tinggi fundus uteri : 23 cm
- Bagian janin yang terdapat difundus uteri : Kepala
- Bagian tegang memapan : Kanan ibu
- Bagian kecil : Kiri ibu
80

- Presentase : Bokong
- Penurunan bagian terbawah : Convergen
- Auskultasi : Djj : Teratur
Frekuensi : 135 ×/i
Pemeriksaan panggul luar
- Distansia spinarum : 25 cm
- Distansia kristarum : 28 cm
- Conjungata eksterna : 18 cm
- Lingkar panggul luar : 86 cm
1. Genitalia
 Vulva : Pengeluaran : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
 Perineum : Tidak ada luka parut
2. Pinggang (Costovertebral Angel Tengerness (CVAT)
Nyeri : Tidak ada
3. Ektremitas
Oedema pada jari tangan : Tidak ada
Oedema pada kaki bawah : Tidak ada
Varices : Tidak Ada
Refleks patella : (+) kanan, (+) kiri

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. HB : 11 gr/dl
2. Protein Urin : Negatif (-)
3. Glukosa Urin : Negatif (-)

II. INTERPRETASI DATA


81

A. Diagnosa : Ny. S G6P5 A0 (Grandemultipara) usia kehamilan 24


minggu 4 hari, janin hidup, tunggal, intra uteri, punggung kanan,
presentase bokong, belum masuk PAP, keadaan janin baik

Dasar : G6P5 A0 (Grandemultipara)


Data dasar :
- Ibu mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan yang ke enam.
Usia Kehamilan :
11 - 01 – 2020
20 - 07 – 2019
23 5× 4 = 20 minggu
5× 2 = 10 hari + 23 hari = (4 minggu 4 hari)
= 20 minggu + 4 minggu 4 hari
= 24 minggu 4 hari
Jadi,usia kehamilan Ny. S adalah 24 minggu 4 hari

Dasar : Janin hidup


Data dasar :
- Adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu
- Teraba gerak janin pada saat palpasi pada kuadran kanan atas perut ibu
- Djj positif (+) frekuensi : 135 x/i

Dasar : Janin tunggal


Data dasar :
- Hanya teraba bagian dua terbesar yaitu bokong dibagian bawah dan
kepala dibagian fundus ibu
- Terdengar DJJ hanya satu tempat yaitu pada kuadran kanan

Dasar : Intra uteri


82

Data dasar :
- Uterus membesar sesuai usia kehamilan dan pada palpasi bagian janin
teraba dan mempunyai batas dengan dinding perut rahim

Dasar : Punggung kanan


Data dasar :
- Pada leopold II sisi perut kanan ibu teraba keras, panjang dan memapan
(Punggung)

Dasar : Presentasi bokong


Data dasar :
- Pada leopold III teraba satu bagian yang lembek dan melebar didasar
rahim ibu (bokong)

Dasar : Belum memasuki PAP


Data dasar :
- Pada pemeriksaan leopold IV belum memasuki PAP, kedua tangan
masih bertemu membentuk sudut convergen

Dasar : Keadaan janin baik


Data dasar :
- Gerakan janin ± 18-20 kali dalam 24 jam
- TBBJ : (TFU – 12) x 155
(23 – 12) x 155 = 1.705 gram
- DJJ :135 x/i
B. Masalah : Tidak Ada

III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. KOLABORASI / RUJUKAN


83

Tidak ada

V. PERENCANAAN
1. Beri informasi kepada ibu tentang kondisi ibu dan janinnya.
2. Beritahu ibu tentang kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil.
3. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan pada TM II.
4. Beri pendidikan kesehatan tentang personal hygiene.
5. Anjurkan ibu untuk tetap melanjutkan mengkonsumsi Tablet Fe
6. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada 25 Februari 2020, dan apabila
ada keluhan.

VI. PELAKSANAAN
1.Menginformasikan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan janinnnya dalam
keadaan baik, ditandai dengan:
TD : 120/80 mmHg RR : 20x/i
Pols : 72 x/i Temp : 36,7 °c
LILA : 25 cm DJJ : 135 x/i
2. Memberitahu tentang kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil, yaitu :
a. Protein yang di dapat dari daging, ikan, telur, kacang-kacangan
b. Vitamin A yang di dapat dari sayur-sayuran berwarna kuning seperti
wortel, labu, dan ubi manis. Dan sayuran berwarna hijau seperti kacang
panjang. Dan sumber hewani seperti hati dan ikan.
c. Kalsium yang di dapat dari sarden, salmon, dan sayuran berwarna hijau
d. Zat besi yang di dapat dari bayam, hati, buncis, dan telur.
e. Zinc yang di dapati dari daging sapi, daging kambing, kacang-kacangan
dan biji labu.
3. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan Trimester II,
yaitu :
a. Muntah yang terus menerus
b. Perdarahan pervaginam
c. Pandangan kabur
84

d. Ketuban Pecah Dini


e. Nyeri ulu hati
f. Tidak ada pergerakan janin
g. Odem pada tungkai, lengan dan wajah.
h. Abortus
4. Memberitahu pendidikan kesehatan tentang personal hygiene :
- Mandi minimal 2x sehari
- Menjaga kebersihan mulut dan gigi
- Mengganti pakaian 2x sehari dan pakaian dalam setiap kali basah
- Memotong kuku jika panjang
5. Menganjurkan ibu agar tetap melanjutkan mengkonsumsi Tablet Fe
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada 25 Februari 2020, atau
apabila ada keluhan.
VII. EVALUASI
Tanggal : 11 Januari 2020 Jam : 09.30
1. Ibu telah mengetahui tentang kondisinya dan kondisi janinnya.
2. Ibu telah mengetahui tentang kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil.
3. Ibu telah mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamilan TM II.
4. Ibu telah mengetahui tentang personal hygiene.
5. Ibu sudah dianjurkan untuk tetap melanjutkan mengkonsumsi Tablet Fe
6. Ibu sudah dianjurkan untuk kunjungan ulang dan ibu mau untuk
kunjungan ulang pada 25 Februari 2020, atau apabila ada keluhan.

Data Perkembangan
85

Tanggal : 25-02-2020 Jam : 10:00 Wib


Tempat : Klinik Bersalin Hj. Nani
S : - Ibu mengatakan sering BAK dan merasa tidak nyaman
- Ibu mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan yang keenam .
Usia Kehamilan :
25 - 02 – 2020
20 - 07 – 2019
05 7 × 4 = 28 minggu
7 × 2 = 14 hari + 5 hari = 19 hari (2 minggu 5 hari)
= 28 minggu + 4 minggu
= 30 minggu 5 hari
Jadi, usia kehamilan Ny. S adalah 30 minggu 5 hari

O : - TTV : TD : 120/70 mmHg Pols : 75 x/i


RR : 21 x/i Temp : 37°C
LILA : 25,2 cm DJJ : 143 x/i
BB : 57 kg
- Palpasi : Leopold I : Teraba di bagian fundus ibu lembek dan
melebar yaitu bokong di bagian fundus, TFU
27 cm.
Leopold II : Teraba bagian keras, panjang dan memapan di
sisi kanan perut ibu yaitu punggung dan
bagian terkecil janin di sisi kiri perut ibu
seperti jari-jari dan tangan.
Leopold III : Teraba di bagian bawah perut ibu bulat dan
keras yaitu kepala di bagian terbawah.
Leopold IV : Teraba bagian bawah janin belum masuk PAP
(convergen).
- DJJ : 143 x/i
- TBBJ : (TFU-12) x 155
: (27-12) x 155 = 2.425 gram
86

A : Ny. S G6 P5 A0 dengan usia kehamilan 30 minggu 5 hari, intrauteri, janin


hidup, tunggal, punggung kanan, presentase kepala, belum masuk PAP,
keadaan janin baik

P : 1. Memberitahu informasi kepada ibu tentang keadaannya dan janinnya.


Menginformasikan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan janinnnya
dalam keadaan baik, ditandai dengan:
TTV : TD : 120/70 mmHg Pols : 75 x/i
RR : 21 x/i Temp : 37°C
LILA : 25,2 cm DJJ : 143 x/i
Pengeluaran dari puting : Ada
2. Memberitahu ibu pendidikan kesehatan tentang :
a. Cara mengatasi ketidaknyamanan ibu pada trimester III yang
disebabkan seringnya BAK (6 x/hari). Menjelaskan pada ibu bahwa
hal itu normal sebab usia kehamilan sudah masuk trimester III, hal
ini disebabkan oleh volume kandung kemih mengecil akibat
terdorongnya rahim serta presentase janin. Menganjurkan ibu
banyak minum disiang hari dan pada malam hari dikurangi.
b. Gizi dan nutrisi ibu hamil
- Menganjurkan ibu untuk makan makanan dengan menu
seimbang
- Mengurangi karbohidrat yang terkandung dalam beras, jagung,
kentang dan lain-lain.
- Protein terkandung pada telur, ikan, daging sebanyak 2 porsi
sehari. Serta glukosa dan lemak sebagai komponen penting
dalam pembentukan darah dan untuk membantu pembentukan
sel sel baru dalam tubuh ibu.
- Vitamin dan mineral terdapat pada buah dan sayur diperbanyak
yaitu 5-6 porsi sehari, juga penting dalam pembentukan darah
- Kalsium yang bisa didapat dari susu, sayuran hijau (brokoli dan
bayam) ikan teri, kacang kedelai dan telur.
87

- Serat yang bisa didapat dari jenis buah-buahan seperti pisang,


apel, jeruk, alpukat, mangga, nenas, semangka, pepaya, anggur
dan kurma.
c. Perawatan payudara
- Sebelum melakukan pemijatan payudara cuci tangan terlebih
dahulu. Setelat itu ambil baby oil lalu usapkan pada telapak
tangan. Kemudian bersihkan puting terlabih dahulu
menggunakan baby oil hingga puting bersih.
- Lalu lakukan pemijatan payudara. Tangan kiri menyanggah
payudara dan tangan kanan melakukan gerakan -gerakan kecil
dengan 2 atau 3 jari mulai dari pangkal payudara sampai pada
daerah putting susu hingga seluruh area payudara, lakukan
secara bergantian.
- Kemudian tangan kiri masih menyanggah payudara lalu lakukan
gerakan memutar seperti anti nyamuk hingga puting susu sambil
menekan payudara, lakukan secara bergantian.
- Selanjutanya letakkan kedua telapak tangan diantara dua
payudara, urutlah dari tengah keatas sambil mengangkat kedua
payudara dan lepaskan keduanya perlahan.
- Apabila pemijatan telah selesai, maka kompres payudara dengan
air hangat dan dingin secara bergantian dan diakhiri dengan
pengompresan air hangat
- Mengeringkan payudara dengan handuk bersih dan kering
3. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan pagi hari dan senam ibu hamil
seperti gerakan Half pigeon pose yang merupakan gerakan yang dapat
mengurangi rasa nyeri pada pinggang ibu hamil sekaligus membantu
menyiapkan panggul sehingga proses kelahiran jadi lebih mudah.
4. Menganjurkan ibu untuk memakai alat kontrasepsi jangka panjang
yaitu implant atau IUD.
 Implant
88

Kontrasepsi implant adalah alat kontasepsi yang di pasang di bawah


kulit. Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandug
levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastis silicon
(polydimethylsiloxane) dan di pasang di bawah kulit.
- Keuntungan kontrasepsi implant
1. Daya guna tinggi
2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5. Bebas dari pengaruh estrogen
6. Tidak mengganggu kegiatan senggama
7. Tidak mengganggu ASI
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
- Kekurangan Kontrasepsi Implant
1. Implant harus dipasang dan di angkat oleh petugas kesehatan
yang terlatih.
2. Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
3. Harga implant yang mahal.
4. Implant sering mengubah pola haid.
 IUD
Singkatan dari Intra Uterin Device yang merupakan alat kontrasepsi
paling banyak digunakan, karena dianggap sangat efektif dalam
mencegah kehamilan dan memiliki manfaat yang relatif banyak
dibanding alat kontrasepsi lainnya. Diantaranya, tidak mengganggu
saat coitus (hubungan badan), dapat digunakan sampai menopause dan
setelah IUD dikeluarkan dari rahim, bisa dengan mudah subur.

- Keuntungan Kontrasepsi IUD


1. Merupakan metode kontrasepsi jangka panjang
2. Dapat efektif segera setelah pemasangan
89

3. Tidak tergantung pada daya ingat


4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
5. Tidak ada intraksi dengan obat-obatan
6. Membantu mencegah kehamilan diluar kandungan (kehamilan
ektopik)
- Kerugian Kontrasepsi IUD
1. Perdarahan diantara haid
2. Setelah pemasangan, kram dapat terjadi dalam beberapa hari
3. Dapat meningkatkan risiko penyakit radang panggul
4. Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang
dan mencabutnya
5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang ke klinik bila ibu sudah
merasakan tanda-tanda mau bersalin atau segera datang ke petugas
kesehatan jika ditemukan masalah atau tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan.

3.2.Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologi pada Ny. S di Klinik Bersalin Hj.


Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu
90

II. PENGUMPULAN DATA


A. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Ny. S Nama : Tn. K
Umur : 36 Tahun Umur : 37 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Aek Matio Kelurahan Siringo-ringo Kecamtan Rantau
Utara Kabuapten Labuhanbatu

B. DATA SUBJEKTIF
Tanggal Masuk : 20-04-2020 Pukul : 02.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 20-04-2020 Pukul : 02.00 WIB

1. Alasan Kunjungan : Ingin Bersalin


Keluhan utama :Mules seperti ingin BAB dan keluar lendir
bercampur darah. Pukul : 01:00 WIB
2. Riwayat Mensturasi :
Umur Menarche : 14 Tahun
HPHT : 20-07-2019
TTP : 27-04-2020
Disminorhea : Tidak ada
Banyaknya : ± 3 kali ganti duk
3. Riwayat Perkawinan : Sah
Umur ibu saat menikah : 22 Tahun
Umur suami saat menikah : 23 Tahun
Tabel 3.2
Riwayat kehamilan, persalian dan nifas yang lalu :
N Umur Usia Jenis Temp Komplikasi Penol BBL Nifas
91

at
keha Persalin BB Kea Lakt Kelai
o anak persal Ibu Bayi ong
milan an Lahir daan asi nan
inan
13 Tidak Tidak 3000 Tidak
1 Aterm Normal BPS Bidan Baik Ada
tahun ada ada gram ada
10 Tidak Tidak 2800 Tidak
2 Aterm Normal BPS Bidan Baik Ada
tahun ada ada gram ada
8 Tidak Tidak 3100 Tidak
3 Aterm Normal BPS Bidan Baik Ada
tahun ada ada gram ada
5 Tidak Tidak 3000 Tidak
4 Aterm Normal BPS Bidan Baik Ada
tahun ada ada gram ada
3 Tidak Tidak Tidak
5 Aterm Normal BPS Bidan 2900 Baik Ada
tahun ada ada ada
6 H A M I L I N I

4. Riwayat keluhan Hamil ini :


Trimester I : Tidak Ada
Trimester II : Tidak Ada
Trimester III : Sering BAK dan merasa tidak nyaman
6. Riwayat penyakit yang lalu/operasi : Tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
8. Riwayat Keluarga berencana : Ada
9. Pola makan/minum/eliminasi/istirahat/psikososial
̶ Pola makan : Nasi, lauk, sayur, buah
̶ Pola Minum : ± 7 gelas/hari
̶ Pola eliminasi : BAK : + 5-6 kali/hari Warna: Jernih
BAB : + 1 kali/hari Konsistensi : Lembek

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital :
̶ Keadaan umum : Baik
̶ Kesadaran : Composmentis
̶ Tekanan darah : 120/70 mmHg
92

̶ Nadi : 74 x/i
̶ Pernafasan : 21 x/i
̶ Suhu : 36,5 0c
̶ LILA : 25,2 cm
̶ BB sesudah hamil : 58 kg
̶ BB sebelum hamil : 50 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata
a) Konjungtiva : Tidak pucat
b) Sklera : Tidak ikterus
c) Oedema palpebra : Tidak ada pembengkakan
b. Dada
a) Mammae : Asimetris (Lebih besar kanan)
b) Areola mammae : Hyperpigmentasi
c) Puting susu : Menonjol
d) Benjolan : Tidak ada
e) Pengeluaran colostrum : Ada
3. Pemeriksaan khusus kebidanan
1. Inspeksi
Pembesaran : Asimetris (Lebih besar kanan)
Bekas luka operasi : Tidak ada
Linea : Nigra
Striae : Albican
2. Palpasi
Leopold I : Teraba lembek dan melebar yaitu bokong di bagian fundus, TFU 31
cm.
Leopold II : Teraba bagian keras, panjang dan memapan di sisi kanan perut ibu
yaitu punggung dan bagian terkecil janin di sisi kiri perut ibu seperti
jari-jari dan tangan.
Leopold III : Teraba bulat dan keras yaitu kepala di bagian terbawah.
Leopold IV : Teraba bagian bawah janin sudah masuk PAP (divergen).
93

- Taksiran berat badan janin : (TFU – 11 ) x 155


(31– 11) x 155 = 3100 gram.
3. Auskultasi
- Denyut jantung janin (DJJ) :130 x/i
4. Pemeriksaan anogenital
- Perineum : Tidak ada luka parut
- Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah
- Anus : Tidak ada haemoroid
- Pembukaaan serviks : 1 cm (di periksa pada pukul 02.00 WIB)
- Posisi porsio : Antefleksi
- Selaput ketuban : Utuh
- Penurunan bagian terbawah :HI

A. Analisa
Ny. S G6P5A0 usia kehamilan 38 minggu 4 hari, inpartu kala I fase laten, janin
hidup tunggal, intra uterin, punggung kanan, presentasi kepala
B. Penatalaksanaan
1. Memberitahu tentang keadaan ibu dan bayinya yaitu
- Tekanan darah : 120/70 mmHg - Nadi : 74 x/i
- Pernafasan : 21 x/i - Suhu : 36,5 0c
- DJJ : 130 x/i
2. Menganjurkan ibu untuk kembali ke rumah karena telah dilakukan
peleriksaan masih pembukaan 1 cm dan kembali ke klinik apabila mules
makin sering.

Data Perkembangan
Tanggal : 20 April 2020 Pukul : 05.00 WIB
A. Data Subjektif : Ibu mengatakan semakin sering merasakan mules.
B. Data Objektif :
Keadaan umum : Baik
94

Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 74 x/i
Suhu : 36,5 0c
Pernafasan : 21 x/i
DJJ : 130 x/i
Pembukaan serviks : 5 cm (pada pukul 05.00 wib)
Selaput ketuban : Utuh
Penurunan kepala : H II

C. Analisa
Ny. S usia kehamilan 38 minggu 4 hari, inpartu kala 1 fase aktif dilatasi
maksimal, janin hidup tunggal, intra uterin, pumggung kanan,
presentase kepala.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu tentang keadaan ibu:
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 74 x/i
Pernafsan : 21 x/I Suhu : 36,50 c
DJJ : 130 x/i
2. Menganjurkan ibu untuk tetap berpikir positif bahwa persalinan akan
berjalan lancar.
- Ibu menerima anjuran dan mengatakan optimis bahwa bayi akan
lahir normal.
3. Mengajarkan kepada keluarga cara mengelus (masase) pinggang ibu
dan menganjurkan keluarga agar tetap mengelus pinggang ibu untuk
mengurangi rasa sakit pada pinggang ibu.
- Suami sudah memasase pinggang ibu dan ibu mengatakan merasa
nyaman dengan tindakan tersebut.
4. Menganjurkan keluarga untuk memberikan minum kepada ibu saat
perut dan pinggang tidak mulas atau saat ibu menginginkan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi.
95

- Ibu sudah minum teh manis hangat.


5. Menganjurkan keluarga untuk membantu ibu memilih posisi yang
nyaman selama proses persalinan seperti : setengah duduk, jongkok,
berdiri
- Ibu sudah memilih posisi yang nyaman untuk proses persalinan yaitu
posisi setengah duduk
6. Mengajarkan kepada ibu cara mengedan, yaitu mengambil napas dari
hidung kemudian batukkan seperti BAB dan tanpa mengeluarkan
suara yang lain agar proses kelahiran bayi dapat berjalan dengan baik.
- Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
7. Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf.
- Kemajuan persalinan sudah dipantau dalam partograf.
Tabel 3.3
Pemantauan kemajuan persalinan
Pemantauan 02.00 05.00 05.30 06.00 06.30 07.00 07.30 08.00
Djj 130 x/i 130 x/i 132 x/i 132 x/i 135 x/i 137 x/i 140 x/i 140 x/i
His 3x10x35 3x10x35 3x10x35 4x10x35 4x10x45 4x10x45 5x10x45 5x10x45
TD 120/70 120/80
Pols 74 x/i 74 x/i 72 x/i 70 x/i 75 x/i 74 x/i 75 x/i 80 x/i
Temp 36,5oc 36,5oc
P.urine 10 cc 20 cc
Pembukaan 1 cm 5 cm 10 cm
Penurunan
2/5 3/5 1/5
kepala

Data Perkembangan
Tanggal : 20 April 2020 Pukul : 08:00 Wib

A. Data Subjektif : Ibu mengatakan perutnya terasa mules semakin sering,


adanya keinginan untuk meneran dan keluar lendir
bercampur darah

B. Data Objektif : His kuat , frekuensi 5 × 10 menit lamanya 45 detik,


96

Denyut Jantung Janin (DJJ): 140 x/i, anus/vulva membuka,


perineum menonjol, keluar lendir bercampur darah yang
semakin banyak, pemeriksaan dalam pembukaan lengkap
10 cm, porsio meniis, selaput ketuban sudah pecah,
penurunan kepala di Hodge IV

C. Analisa : Ny. S G6P5A0 Inpartu kala II

D. Penatalaksanaan
1. Melihat tanda dan gejala persalinan kala dua seperti adanya dorongan
ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan mengkilat dan
vulva membuka lebar.
- Sudah dilihat semua tanda dan gejala kala dua
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.
Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik
steril sekali pakai didalam partus set.
- Sudah dipastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan
3. Memakai barier protektif : Topi, kaca mata, clemek, sepatu but, masker.
- Hanya memakai clemek dan masker.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai, gulung lengan baju sampai
batas siku kemudian mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih
yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali
pakai/pribadi yang bersih.
- Perhiasan yang dipakai sudah dilepaskan
5. Memakai sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan
dalam.
- Sudah memakai sarung tangan
6. Memasukkan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan meletakkan kembali
97

di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa


mengkontaminasi tabung suntik).
- Oksitosin sudah dimasukkan ke dalam tabung suntik
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah
dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi.
- Vulva dan perineum tidak dibersihkan
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap dan
memastikan selaput ketuban sudah pecah atau belum. Ternyata selaput
ketuban sudah pecah secara spontan, maka tidak dilakukan amniotomi.
- Sudah dilakukan pemeriksaan dalam dan hasilnya pembukaan sudah
lengkap yaitu 10 cm
9. Memasukkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit dan mencuci kedua tangan.
- Sarung tangan sudah dilepas dan tidak direndam di dalam larutan klorin
0,5% tetapi di air biasa
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin ( DJJ ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 120-160 kali / menit ).
- Pemeriksaan Denyut Jantung Janin telah dilakukan dan hasilnya yaitu
140 x/i
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
- Ibu telah diberitahu hasil pemeriksaanya dan masih dalam batas normal
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu meneran (pada
saat ada His, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman).
- Posisi ibu yang diinginkan yaitu posisi setengah duduk
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran
98

a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk


meneran.
b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak
meminta ibu berbaring terlentang).
d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada
ibu.
f. Menganjurkan asupan cairan per oral (minum)
g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
h. Anjurkan ibu berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang aman,
Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit. Menganjurkan ibu untuk
mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan
beristirahat di antara kontraksi.
- Sudah diberitahukan keadaan ibu dan janinnya serta sudah dipimpin
meneran yang baik disaat adanya dorongan yang kuat dari ibu.
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
- Handuk bersih tidak di letakkan di atas perut ibu
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
- Sudah diletakkan kain yang bersih di bawah bokong ibu
16. Membuka partus set.
- Partus set sudah dibuka
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
- Sudah di pakai sarung tangan DTT atau steril
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain 1/3 tadi, letakkan 3 jari
tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan
tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-
lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas
cepat saat kepala lahir
99

- 3 jari di sub occiput dan tangan lainnya menjumput perineum


19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau
kasa yang bersih.
- Muka di seka dengan kain yang bersih
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua
tempat dan memotongnya.
- Tidak adanya lilitan tali pusat
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan.
- Kepala bayi sudah lahir dan putar paksi luar
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar, tempatkan kedua tangan secara
biparietal. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.
Tarik dengan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu kemudian dengan
lembut menarik ke arah atas untuk melahirkan bahu posterior
- Bahu bayi sudah lahir
23. Setelah bahu lahir, letakkan tangan kebawah perineum ibu untuk
menyangga kepala,dan bagian lengan. Tangan atas menelusuri tubuh bayi.
- Sudah dilakukan sanggah susur
24. Setelah lengan dan tubuh bayi lahir maka letakkan jari diantara
pergelangan kaki bayi.
- Seluruh tubuh bayi sudah lahir
25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik) dengan hasil bayi lahir Pukul
08.25 Wib dan berjenis kelamin : Perempuan. Nilai sepintas keadaan bayi
yaitu: menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot bergerak aktif dan
bernafas dengan baik.
- Sudah dilakukan penilaian keadaan umum bayi
26. Kemudian letakkan di atas perut ibu. Keringkan dengan handuk yang
pertama dan ganti dengan handuk yang kedua.
100

- Bayi sudah dikeringkan dengan kain dan bukan dengan handuk


27. Cek fundus untuk memastikan ada tidak bayi gameli.
- Bayi tunggal, TFU setinggi pusat dan darah yang keluar ± 50 cc
28. Memberitahu ibu akan suntikan oksitosin.
- Ibu sudah disuntikan oksitosin
29. Menyuntikkan oksitosin 10 unit di 1/3 paha bagian luar secara IM.
- Sudah dilakukan suntikan oksitosin di 1/3 paha bagian luar secara IM
30. Menjepit tali pusat 3 cm dari umbilikus. Jepit kembali 2 cm dari arteri
klem yang pertama.
- Sudah dilakukan penjepitan tali pusat
31. Kemudian potong dengan gunting tali pusat. Lalu ikat dengan umbilikal
dan lepaskan klem masukkan ke wadah yang telah disediakan.
- Tali pusat bayi sudah di potong dan diikat dengan benang
32. Dan melakukan IMD dengan cara : bayi ditelungkupkan dengan kontak
kulit ibu ke kontak kulit bayi.
- Tidak dilakukan IMD
- Menyelimuti bayi dengan kain dan pakaikan topi

Data Perkembangan
Tanggal : 20 April 2020 Pukul : 08:30 Wib

A. Data Subjektif : Ibu merasa lelah dan perutnya terasa mules

B. Data Objektif : TD 110/70 mmHg, kontraksi uterus keras, TFU


setinggi pusat, kandung kemih kosong, dan ada tanda-
tanda pelepasan plasenta seperti : semburan darah secara
tiba-tiba, tali pusat semakin memanjang, bentuk fundus
yang berubah dari diskoit menjadi globural

C. Analisa : Ny. S inpartu kala III


101

D. Penatalaksanaan
33. Memindahkan klem pada tali pusat 5-10 cm ke depan vulva dengan cara
diurut terlebih dahulu ke arah ibu
- Klem sudah dipindahkan
34. Meletakkan satu tangan di atas simpisis untuk mendeteksi kontraksi.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
- Uterus masih berkontraksi
35. Setelah uterus berkontraksi, kemudian melakukan peregangan ke arah
bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan
arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas
dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah
terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi
berikut
- Peregangan tali pusat sudah dilakukan
36. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan
lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus. Jika tali
pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
- Tali pusat sudah bertambah panjang
37. Plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan
dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan
lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut dan tempatkan
diwadah yang disediakan.
- Plasenta sudah lahir
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase
dangan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras).
102

- Masase sudah dilakukan


39. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan selaput plasenta untuk memastikan bahwa selaput plasenta lengkap
dan utuh. Kemudian menilai plasenta. plasenta lahir lengkap pada pukul :
08:40 WIB, berat : 500 gram, kotiledon lengkap, insersi sentralis, panjang
tali pusat 49 cm. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau
tempat khusus.
- Plasenta dan selaput plasenta lengkap
40. Mengevaluasi ada/tidaknya laserasi pada vagina dan perineum dan
memantau jumlah darah yang keluar ternyata jumlah darah yang keluar ±
80 cc.
- Tidak adanya laserasi

Data Perkembangan
Tanggal : 20 April 2020 Pukul : 08:45 Wib

A. Subjektif : Ibu merasa senang karena proses persalinannya berjalan


dengan lancar tetapi ibu merasa lelah.

B. Objektif : Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 82x/i, pernafasan


22x/i, suhu 36,50C, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari
dibawah pusat, kandung kemih kosong, perineum
terdapat laserasi, pengeluaran darah dalam batas normal.

C. Analisa : Ny.S post partum kala IV.

D. Penatalaksanaan
41. Menilai ulang dan memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan
- Uterus ibu berkontraksi dengan baik ditandai dengan tidak adanya
perdarahan
103

42. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5 % tanpa membuka sarung tangan tersebut dengan air DTT dan
keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
- Kedua tangan telah dibersikan
43. Memastikan kandung kemih kosong
- Kandung kemih sudah kosong
44. Mengajarkan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
- Keluarga sudah diajarkan masase fundus
45. Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
- Tidak terjadi perdarahan dengan jumlah darah yang keluar 65 cc.
46. Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibu baik
- Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan. Memeriksa temperatur tubuh ibu
sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan.
47. Memantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
Memakai sarung tangan untuk memeriksa fisik bayi.
- Keadaan bayi dalam batas normal dengan TTV: RR : 42x/i.
48. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi.
- Alat sudah di cuci dan disimpan
49. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah
yang sesuai.
- Bahan-bahan sudah dibuang ke tempat sampah yang sesuai
50. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfektan tingkat tinggi.
Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering.
- Ibu sudah dibersihkan dan pakaian telah diganti
104

51. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.


Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan
yang diinginkan.
- Ibu sudah diberi makan dan minum dan ibu telah menyusui bayinya.
52. Dekontaminasi daerah/tempat yang digunakan untuk proses melahirkan
dengan larutan klorin 0,5%
- Sudah didekontaminasi tempat yang digunakan tetapi tidak
menggunakan larutan klorin 0,5% karena hanya menggunakan air biasa.
53. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %,
membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5 % selama 10 menit.
- Tidak mencelupkan tangan ke larutan klorin 0,5% tetapi ke air biasa
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
- Kedua tangan sudah dicuci dan dikeringkan dengan handuk bersih
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi
- Sudah memakai handscoon saat memeriksa fisik bayi
- PB : 48 cm, BB : 2800 gram, LK : 33, LD : 30, RR : 42 x/i, Temp :
36,50C.
- Tidak ada kelainan bawaan pada bayi
- Sudah dilakukan pemeriksaan fisik bayi
56. Satu jam pertama, beri salep mata dan suntikan vitamin k1 1mg IM di paha
kiri bawah lateral.
- Sudah disuntikan vitamin k1 1mg IM di paha kiri bayi
57. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam
larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
- Sarung tangan telah dilepaskan
58. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
- Kedua tangan sudah dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk bersih
105

59. Setelah satu jam pemberian vitamin k1 berikan suntikan imunisasi


Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan
- HB0 telah disuntikkan di paha kanan bawah bayi
60. Melengkapi partograf ( halaman depan dan belakang )
- Partograf sudah diisi

Tabel 3.4
Pemantauan kala IV 2 jam post partum
Jumlah
Jam Tekanan Kontraksi Kandung darah
Waktu Nadi Suhu Tinggi Fundus Uteri
Ke Darah Uterus Kemih yang
keluar
08:45 120/70 82 x/i 36,5oc 2 jari dibawah pusat Baik
09:00 120/80 82 x/i 2 jari dibawah pusat Baik
1.
09:15 120/80 80 x/i 2 jari dibawah pusat Baik
09:30 120/70 80x/i 2 jari dibawah pusat Baik
o
10:00 120/70 82x/i 36,7 c 2 jari dibawah pusat Baik Kosong 65 cc
2.
10:30 120/80 80 x/i 2 jari dibawah pusat Baik

3.4.Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologi pada Ny. S di Klinik Bersalin Hj. Nani
S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu

Nama : Ny. S Nama : Tn. K


Umur : 36 Tahun Umur : 37 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
106

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA


Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Aek Matio Kelurahan Siringo-ringo Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu

A. Data Subjektif
Tanggal : 20 April 2020 Pukul : 16:30 WIB
1. Alasan masuk : Ibu post partum 6 jam
Keluhan Utama : Ibu merasakan mules pada perutnya.
2. Riwayat persalinan :
- Jenis persalinan : Spontan
- Ketuban pecah : Spontan
- Kala I : 7 jam - Kala II : 25 menit
- Kala III : 15 menit - Kala IV : 2 jam
- Perineum : Tidak ada laserasi
- Jumlah perdarahan :
Kala I : - Kala II : 50 cc
Kala III : 80 cc Kala IV : 65 cc
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Berat badan bayi : 2800 gram
- Panjang badan bayi : 48 cm
- Keadaan bayi : Baik
- Penerimaan ibu terhadap bayi : Baik
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/i
Pernafasan : 23 x/i
Suhu : 36,50c
107

2. Pemeriksaan khusus Obstetri


a. Payudara
Pengeluaran : Ada
Bentuk : Asimetris kanan
Putting susu : Menonjol
b. Uterus
Konsistensi uterus : Keras
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
c. Pengeluaran lochea
Warna : Merah (rubra)
Bau : Amis
Konsistensi : Encer
d. Perineum : Tidak ada laserasi
e. Kandung kemih : Kosong
f. Ekstermitas
Odema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Reflex patella : (+) Kanan, (+) Kiri

C. Analisa
Ny. S 6 jam post partum

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan pemantauan keadaan ibu yaitu tanda-tanda vital, kontraksi,
kandung kemih, jumlah darah yang keluar, tinggi fundus uteri pada 2 jam
postpartum yaitu 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua
- Keadaan ibu sudah dipantau dan ibu sudah mengerti
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ia alami
merupakan hal yang normal
- Sudah dijelaskan dan ibu mengerti
108

3. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk masase uterus ibu dengan cara
meletakkan tangan diatas perut ibu dan lakukan searah dengan jarum jam
untuk mencegah perdarahan karena atonia uteri.
- Sudah diajarkan masase kepada ibu dan keluarga
4. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya masa nifas, seperti : demam
tinggi (pebris puerpuralis), perdarahan banyak sampai syok, tekanan darah
tinggi >140/100 mmHg dan bendungan air susu ibu (ASI).
- Sudah dijelaskan kepada ibu dan ibu mengerti
5. Menganjarkan ibu cara melakukan vulva hygiene yang benar dengan cara
memberikan antiseptik pada luka dan mengeringkan kemaluan ibu dengan
kain bersih dan kering setelah buang air kecil maupun buang air besar.
- Sudah dijelaskan dan ibu mengerti
6. Menganjurkan ibu menjaga kehangatan tubuh bayi agar tidak terjadi
hipotermi dan memberitahu ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya
dan menjelaskan manfaat ASI yang pertama kali keluar
- Telah dianjurkan kepada ibu
7. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecil (BAK) dan buang
air besar (BAB) serta harus cukup beristirahat dengan cara ibu harus tidur
atau istirahat apabila bayi sedang tidur.
- Telah dianjurkan kepada ibu supaya tidak menahan BAK dan istirahat
yang cukup

Data Perkembangan : 6 hari post partum


Tanggal : 26 April 2020 Pukul : 10:30 Wib

A. Data Subjektif : - Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik


B. Data Objektif : - Keadaan umum ibu baik
Pemeriksaan vital sign ibu baik
TD : 120/70 mmHg Nadi : 82 x/i
Suhu : 37oc Pernafasan : 24 x/i
109

TFU : Pertegahan pusat dan simfisis, lochea berwarna


merah kuning berisi darah dan lendir (sanguinlenta).

C. Analisa : Ny. S 6 hari post partum

D. Penatalaksaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
TD : 120/70 mmHg Nadi : 82 x/i
Suhu : 37oc Pernafasan : 24 x/i
- Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan terlihat senang.
2. Memastikan involusi uteri ibu berjalan normal, TFU pertengahan pusat
dengan simfisis, kontraksi uterus teraba keras, tidak ada lochea yang
abnormal dan tidak berbau.
- Semua hasil pemeriksaan ibu normal.
3. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit
pada masa nifas seperti : infeksi masa nifas, bendungan ASI, baby blues,
depresi post partum
- Ibu sudah menyusui bayinya dengan baik tanpa ada penyulit apapun
4. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi yang dapat
menunjang produksi ASI seperti sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan,
dan buah-buahan.
- Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang telah dianjurkan
5. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya masa nifas, seperti : demam
tinggi (pebris puerpuralis), tekanan darah tinggi > 140/100 mmHg dan
bendungan air susu ibu (ASI).
- Ibu telah mengetahui tanda bahaya masa nifas.
6. Memberikan konseling kepada ibu tentang asuhan pada tali pusat dan
menjaga bayi agar tetap hangat dan cara merawat bayi sehari-hari.
- Sudah diberi konseling kepada ibu

Data perkembangan : 2 minggu post partum


110

Tanggal : 04 Mei 2020 Pukul : 10:00 Wib

A. Data Subjektif :- Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik

B. Data Objektif : KU baik, TD : 120/80 mmHg, suhu : 36,50c, nadi: 82x/i,


pernafasan : 22 x/i
TFU : Sudah tidak teraba diatas simfisis, lochea berwarna
kekuningan (Lochea Serosa)

C. Analisa : Ny. S 2 minggu post partum

D. Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
TD : 120/80 mmHg Suhu : 36,50c
Nadi : 82x/i Pernafasan : 22 x/i
- Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Memastikan involusi uteri dan tinggi fundus uteri (TFU) sudah tidak
teraba di atas simfisis, tidak ada lochea yang abnormal serta tidak berbau.
- Sudah dipastikan
3. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit
pada masa nifas seperti : infeksi masa nifas, bendungan ASI, baby blues,
depresi post partum
- Ibu sudah menyusui bayinya dengan baik tanpa ada penyulit apapun
4. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi yang dapat
menunjang produksi ASI seperti sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan,
dan buah-buahan.
- Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang telah dianjurkan
5. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya masa nifas, seperti : demam
tinggi (pebris puerpuralis), tekanan darah tinggi > 140/100 mmHg dan
bendungan air susu ibu (ASI).
- Ibu telah mengetahui tanda bahaya masa nifas.
111

6. Memberikan konseling kepada ibu tentang asuhan menjaga bayi agar tetap
hangat dan cara merawat bayi sehari-hari.
- Sudah diberi konseling kepada ibu

Data Perkembangan : 6 minggu post partum


Tanggal : 01 Juni 2020 Pukul : 10:00 Wib

A. Data Subjektif : - Ibu mengatakan tidak ada keluhan.


- Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan baik
-Ibu mengatakan ingin ber-KB.
B. Data Objektif : KU baik, TD : 120/70 mmHg, suhu : 36,50C, nadi : 80 x/i
pernafasan: 23x/I TFU : Sudah tidak teraba diatas simfisis,
lochea alba

C. Analisa : Ny. S 6 minggu post partum

D. Penatalaksanaan :
- Memberikan informasi tentang keadaan Ibu : Keadaan umum ibu
baik,dengan vital sign
TD : 120/70 mmHg Nadi : 82x/i
Pernafasan : 23x/i Suhu :36,5 0 C.
- Ibu sudah mengetahui keadaannya
- Menanyakan pada ibu tentang keluhan atau masalah kesehatan yang di
alami bayinya
- Sudah ditanyakan pada ibu dan tidak ada penyulit yang ibu rasakan
- Menjelaskan pada ibu jenis KB apa yang paling baik dipilih ibu saat ini
karena kondisi ibu sudah memiliki anak sebanyak 6 orang, seperti implan,
IUD atau kontrasepsi mantap.
- Ibu sudah memilih jenis KB sementara yaitu KB Suntik 1 bulan
112

- Memberikan ibu konseling untuk hanya memberikan ASI saja kepada bayi
selama minimal 6 bulan dan bahaya pemberian makanan tambahan selain
ASI sebelum usia 6 bulan
- Ibu mengerti dan berjanji akan memberikan ASI saja selama 6 bulan
pada bayinya.

3.5.Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologi pada Ny. S di Klinik


Bersalin Hj. Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu
Data Perkembangan : Bayi Baru Lahir 6 Jam
Tanggal : 20 April 2020 Pukul : 14.25 WIB
Nama : By. Ny. S
Tanggal/lahir : 20-04-2020
Pukul : 08.25 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan

A. Data subjektif
113

Ibu mengatakan bayi masih rewel dan sudah mulai menyusu.

B. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,50c Pernafasan : 42 x/i
Nadi : 120 x/ i Berat Badan : 2800 gr
Panjang Badan : 48 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada cepal hematoma
tidak ada caput suksedeneum.
b. Muka : Simetris, tidak ada oedema.
c. Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera putih, reflek
pupil ada, tidak ada kelainan.
d. Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran lendir, dan tidak ada
nafas cuping hidung, fungsi pernafasan baik.
e. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran cairan, telinga sudah
matur.
f. Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung
regular, suara paru-paru bersih.
g. Abdomen : Simetris, tidak ada bising usus, tali pusat bersih, tidak ada
benjolan, perdarahan tali pusat (-), tali pusat belum pupil.
h. Punggung : Tidak ada spina bifida, tidak ada bercak mongol.
i. Anus : Ada, bersih, tidak ada kelainan.
j. Ekstermitas : Atas : Gerakan ada, jari-jari lengkap.
Bawah : Gerakan ada, jari-jari lengkap.
l. Genitalia : Bersih, tidak ada kelainan.
m. Anus : Berlubang, tidak ada kelainan
BAK : Belum BAK
` BAB : Belum BAB
114

C. Analisa
Bayi Ny. S cukup bulan neonatus 6 jam dengan keadaan baik

D. Penatalaksanaan
1. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi dan tangisan bayi
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,50c Pernafasan : 42 x/i
Nadi : 115 x/i Berat Badan : 2800 gr
Panjang Badan: 48 cm
2. Melakukan pemeriksaan fisik bayi dan mengidentifikasi bayi dengan
hasil : jenis kelamin perempuan, berat badan (BB): 2800 gram, panjang
badan (PB) 48 cm, anus ada (normal).
- Bayi sudah di identifikasi
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
- Ibu bersedia dan akan menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
4. Menyuntikkan vitamin K setelah bayi lahir
- Telah diberikan Vit-K setelah bayi lahir di paha sebelah kiri.
5. Menyuntikkan Hb0 1 jam setelah pemberian vitamin K.
- Telah dilakukan peyuntikan Hb0 1 jam setelah pemberian vitamin K di
paha sebelah kanan bayi
6. Memandikan bayi 6 jam setelah bayi lahir.
- Memandikan bayi pada pukul : 14.30 WIB
7. Melakukan perawatan tali pusat setelah bayi mandi.
- Telah dilakukan perawatan tali pusat setelah bayi dimandikan.
8. Melakukan perawatan tali pusat setelah bayi mandi dan meletakkan bayi di
tempat yang hangat dan bersih
- Telah dilakukan perawatan setelah bayi dimandikan.
9. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan pada bayi
- Sudah melakukan cuci tangan

Data Perkembangan : Kunjungan Neonatus 6 hari


115

Tanggal : 26 April 2020 Pukul : 10:00 WIB


A. Subjektif
Ibu mengatakan tali pusat bayi belum terlepas dan tidak rewel lagi.
B. Objektif
Keadaan umum bayi Ny. S baik, suhu: 36,7 oC, nadi : 120 x/i, pernafsan : 40
x/i, abdomen tidak kembung, tali pusat belum putus, tanda-tanda infeksi tidak
ada, buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) lancar.

C. Analisa
Bayi Ny. S cukup bulan neonatus 6 hari dengan keadaan baik

D. Penatalaksanaan :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi:
Keadaan umum bayi Ny. S baik, suhu : 36,7oc : 120 x/i, pernafasan : 40
x/i,
- Telah di observasi tanda-tanda vital bayi
2. Melakukan pemeriksaan tanda bahaya pada bayi seperti kemungkinan
infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan masalah pemberian
ASI
- Tidak ada ditemukan tanda-tanda bahaya pada bayi
3. Mengingatkan ibu agar selalu menjaga kebersihan bayi dan menjaga pusat
tetap dalam keadaan kering dan bersih.
- Ibu sudah diingatkan dan mengerti
4. Mengingatkan ibu untuk terus menyusui bayinya sesering mungkin,
setelah selesai menyusui bayi disendawakan dengan cara menepuk-nepuk
punggung bayi dengan lembut agar bayi tidak muntah.
- Ibu bersedia melakukannya
5. Mengingat ibu untuk tidak memberikan bayi makanan pendamping (MP-
ASI) sebelum bayinya berumur 6 bulan.
- Ibu sudah diingatkan dan akan melakukannya
116

6. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi seperti : tidak buang air
kecil kurang dari 6x dalam sehari, bayi kuning, muntah dan diare, demam
suhu lebih dari 37℃
- Ibu telah mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi

Data perkembangan : Kunjungan Neonatus 28 hari


Tanggal : 18 Mei 2020 Pukul : 10:00 Wib

A. Subjektif
Ibu mengatakan bayi sudah menyusu dengan baik.

B. Objektif
Keadaan umum bayi Ny. S baik, suhu: 36,6 oc, nadi : 125x/i, BB : 3100 gram,
tanda-tanda infeksi tidak ada, buang air kecil (BAK) dan buang air besar
(BAB) lancar.

C. Analisa
Bayi Ny. S cukup bulan neonatus 28 hari dengan keadaan baik

D. Penatalaksanaan
1. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi
- Sudah di observasi tanda-tanda vital bayi
2. Mengingatkan ibu untuk terus menyusui bayinya sesering mungkin,
setelah selesai menyusui bayi disendawakan dengan cara menepuk-nepuk
punggung bayi dengan lembut agar bayi tidak muntah.
- Ibu bersedia melakukannya
3. Memberitahu ibu agar tetap menjaga kehangatan tubuh bayinya.
- Ibu sudah mengerti dan ibu mau melakukannya
4. Mengingat ibu untuk tidak memberikan bayi makanan pendamping
(MP-ASI) sebelum bayinya berumur 6 bulan.
117

- Ibu sudah diingatkan dan akan melakukannya


5. Menganjurkan ibu untuk membawa anaknya posyandu untuk di beri
imunisasi.
- Ibu akan membawa anaknya posyandu untuk di imunisasi
6. Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG
- Bayi belum di imunisasi BCG

3.6.Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Fisiologi pada Ny. S di Klinik


Bersalin Hj. Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu

A. Data Subjektif
Nama : Ny. S
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 04-06-2020
Pukul : 15.00 Wib
118

Pengkajian Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana (KB)


B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/i
Pernafasan : 22 x/i
Suhu : 37oC
2. Pemeriksaan fisik
Muka
Oedema : Tidak ada
Gusi : Tidak Meradang
Lidah : Bersih
Caries : Ada
Oedema : Tidak ada
Gigi berlubang : Tidak ada
Tonsil : Tidak meradang
Stomatis : Tidak ada
Leher
Kelenjar thyroid : Tidak meradang
Kelenjar Limfe : Tidak meradang
Payudara
Mammae : Simetris (Sama besar kanan dan kiri)
Areola : Hyperpigmentasi
Putting susu : Menonjol
Kolostrum : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Abdomen
TFU : Tidak teraba seperti biasa
119

Kontraksi : Tidak ada


Kandung Kemih : Kosong
Genetalia
laserasi : Ada
Anus
Hemoroid : Tidak ada
Ekstremitas
Tungkai : Simetris (sama besar kanan dan kiri)
Oedema : Tidak oedema
Refleks : (+) kanan dan (+) kiri

C. Analisa
Ny. S akseptor keluarga berencana (KB) Suntik 1 bulan.

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik
- Ibu sudah mengetahui keadaanya
2. Memberitahu informed consent yang telah diberikan
- Ibu menyetujui informed consent yang telah diberikan
3. Memberitahu ibu tentang jenis-jenis KB, keuntungan KB, dan efek
samping dari KB suntik 1 bulan
- Ibu sudah mengetahui jenis-jenis KB, keuntungan KB, efek samping
dari KB suntik 1 bulan
4. Menyiapkan alat
- Alat sudah disiapkan
5. Memberitahu bahwa ibu akan disuntik
- Ibu sudah mengetahui bahwa ia akan disuntik
6. Melakukan penyuntikan secara IM
- Penyuntikan sudah selesai dilakukan
7. Memberitahu pasien kunjungan ulang atau bila ada keluhan
- Ibu akan melakukan kunjungan ulang
120

8. Mencatat di kartu keluarga berencana (KB).


- Bidan catat di kartu keluarga berencana (KB) untuk suntik KB
selanjutnya pada tanggal 01 Juli 2020.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan bidan kepada Ny. S sejak bulan
Januari 2020 sampai Juni 2020, dari usia kehamilan 24 minggu 4 hari hingga usia
kehamilan 38 minggu 4 hari, masa persalinan sampai 6 minggu post partum,
neonatus dan Keluarga Berencana (KB) di Klinik Bersalin Hj. Nani S, AM.Keb Jl.
Nenas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhanbatu. Maka di dapatkan pembahasan sebagai berikut :

4.1 Masa Kehamilan


Ny. S G6 P5 A0 usia 36 tahun datang ke Klinik Bersalin Hj. Nani S,
AM.Keb ingin memeriksakan kehamilannya. Mulai dari tanggal 11 Januari 2020
s/d 25 Februari 2020 ibu sudah 1 kali melakukan kunjungan ulang atau ANC di
Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu dan 6 kali melakukan kunjungan ke
Klinik Bersalin Hj. Nani S, AM.Keb. Hari pertama haid terakhir ibu tanggal 20
Juli 2019 dan tafsiran tanggal persalinan 27 April 2020. Pada kunjungan pertama
tanggal 11 Januari 2020 ibu mengatakan belum pernah mendapat suntikan TT
selama hamil dan tidak mengingat riwayat imunisasi yang sudah ibu ikuti sewaktu
kecil, pada kunjungan kedua tanggal 25 Februari 2020 ibu mengatakan tidak ingin
mendapatkan imunisasi TT dan mengeluh sering kencing dan merasa tidak
nyaman.
Asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny. S pada masa kehamilan 24
minggu 4 hari sampai 38 minggu 4 hari adalah pengkajian data dari mulai
anamnesa tentang biodata, status pernikahan, keluhan utama, riwayat kesehatan
ibu dan keluarga, pola kegiatan sehari-hari. Selanjutnya bidan melakukan
pemeriksaan, yaitu mengukur tinggi badan, menimbang berat badan, mengukur
tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet zat besi,
perawatan payudara, pemeriksaan Hb, pemeriksaan protein urine, pemeriksaan
glukosa urine, melakukan tatalaksana kasus dan temu wicara dalam rangka
persiapan rujukan. Asuhan yang dilakukan pada Ny. S belum sesuai dengan

121
122

asuhan ANC (Ante Natal Care) 14 T dimana belum diberikannya imunisasi TT


(Tetanus Toxoid), test PMS (Penyakit Menular Seksual), terapi yodium kapsul dan
terapi obat malaria.
Menurut Ai Yeyeh, 2013 dalam bukunya Antenatal care merupakan
pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan
ibu dan mendeteksi ibu hamil normal atau bermasalah. Tujuannya ialah, untuk
memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi,
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi,
mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selam hamil, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal
dan pemberian ASI Eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam
menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kemabng secara normal.
Frekuensi kunjungan ANC tersebut yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada
trimester II dan 2 kali pada trimester III. Bila dihitung dari awal kehamilan, Ny. S
sudah 7 kali melakukan kunjungan kehamilan ke fasilitas kesehatan, yaitu 2 kali
pada trimester I, 2 kali pada trimester II dan 3 kali pada trimester III serta
melakukan pemeriksaan 14 T seperti; ukur berat badan dan tinggi badan, ukur
tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet Fe, pemberian imunisasi
TT, pemeriksaan Hb, pemeriksaan protein urin, pemeriksaan Glukosa urin,
perawatan payudara, pemberian obat malaria, pemberian kapsul minyak yodium,
dan temu wicara dan konseling.
Asuhan Antenatal Care yang diberikan pada Ny. S belum sesuai dengan teori
dan masih terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan seperti
pada asuhan 14 T yang tidak semua dilakukan seperti; Pemberian imunisasi
Tetanus Toxoid tidak diberikan pada saat memberikan asuhan karena Ny. S tidak
mengingat dengan pasti riwayat imunisasi yang sudah ibu ikuti sewaktu kecil dan
pada kunjungan kedua Ny. S mengatakan tidak ingin mendapatkan imunisasi TT.
Tetanus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di sebagian besar
Negara berkembang dimana cakupan pelayanan kesehatan antenatal dan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada ibu hamil dapat melindungi janin dari
123

tetanus neonatorium. Test terhadap Penyakit Menular Seksual pada Ny. S tidak
dilakukan karena keterbatasan alat. Pemeriksaan PMS sangat penting pada ibu
hamil karena mengingat bahwa menjalani test ini tidak hanya mendeteksi penyakit
tetapi juga mencegah untuk tidak menyebar. Sehingga kesakitan dan kematian
bayi dapat di hindari, terapi kapsul beryodium dan terapi obat malaria tidak
diberikan pada Ny. S karena terapi ini hanya diberikan khusus pada daerah
endemik gondok dan malaria. Sehingga dapat di ambil kesimpulan walaupun
asuhan yang diberikan pada Ny. S tidak semua diberikan pada masa kehamilan
dan belum sesuai dengan teori yang ada, tetapi Ny. S tidak mengalami komplikasi
maupun mengalami masalah kesehatan selama kehamilannya.

4.2 Asuhan Masa Persalinan


Asuhan masa persalinan yang diberikan pada Ny. S di Klinik Bersalin Hj.
Nani S, AM.Keb Jl. Nenas Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu tanggal 20 April 2020 berjalan dengan baik walaupun
belum sesuai dengan 60 langkah APN.
4.2.1 Kala I
Asuhan pada kala I berlangsung selama 7 jam mulai dari pembukaan 1 cm
pukul 01:00 WIB sampai dengan pembukaan lengkap pukul 08.00 WIB.
Observasi yang digunakan saat memantau kemajuan persalinan tepatnya pada
pukul 05.00 WIB adalah dengan menggunakan partograf dimulai pada pembukaan
5 cm dengan penurunan kepala 3/5.
Menurut Elisabeth Siwi Walyani (2019 ) dalam bukunya yang berjudul
Asuhan kebidanan persalinan dan Bayi baru lahir, Tahap persalinan yaitu :
- Kala I (Kala Pembukaan)
Waktu untuk pembukaan serviks mulai dari nol sampai menjadi pembukaan
lengkap (10 cm).dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu :Fase Laten,
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap. Pembukaan kurang dari 4 cm, Biasanya berlangsung
kurang dari 8 jam. Fase aktif : Berlangsung salam 6 jam serviks membuka mulai
dari 4 cm sampai 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm/jam hingga pembukaan
124

lengkap (10) , prekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat


(kontraksi adekuat/3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangssung selama 40
detik) fase aktif terbagi menjadi 3 bagian yaitu : Fase Akselerasi : berlangsung
selama 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, Fase Dilatasi maksimal :
berlangsung selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm,
Fase Deselarasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm
menjadi 10 cm atau pembukaan lengkap.
Proses diatas terjadi pada primigravida ataupun multigravida, tetapi pada
multigravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada primigravida, kala I
berlangsung kurang lebih 12 jam, sedangkan pada multigravida kurang lebih 8
jam.
Terdapat kesenjangan antara hasil pemeriksaan dengan teori dimana kala I
berlangsung selama 7 jam dari pembukaan 1-10 cm sedangkan secara teori kala I
berlangsung selama 8 jam dari pembukaan 1-10 cm pada multipara, hal ini bisa
terjadi karena Ny.S grandemultipara dan his yang adekuat.
4.2.2 Kala II
Kala II pada Ny. S berlangsung selama 25 menit dari pembukaan lengkap
sampai dengan bayi lahir. Dimana dilakukannya pertolongan persalinan tidak
sesuai dengan 60 langkah APN dan bayi lahir pukul 08.25 WIB. Selama kala II
ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu untuk minum di sela-
sela his, 10 menit kemudian ibu mengatakan bahwa ia ingin meneran dan sudah
ada tanda-tanda persalinan yaitu : adanya dorongan meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol dan vulva membuka. Kala II berlangsung selama 25 menit
tidak terdapat robekan pada jalan lahir dengan jumlah darah ± 50 cc.
Pada saat memberikan asuhan bersalin terhadap Ny. S, penolong harus
selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit. Asuhan
persalinan yang diberikan pada Ny. S belum sesuai dengan APN seperti; penolong
belum menggunakan barrier protektif dengan lengkap. Barrier protektif
merupakan alat pelindung diri yang digunakan penolong untuk pencegahan
infeksi yang apabila tidak digunakan dapat menyebabkan terjadinya penularan
penyakit dari petugas kesehatan atau sebaliknya, penolong tidak melakukan vulva
125

hygien karena ibu sudah membersihkan alat kemaluaannya pada saat ibu buang air
kecil dan penolong tidak merendam sarung tangan ke dalam larutan klorin tetapi
di dalam air biasa dan tidak memberikan salap mata.
Menilai bayi diletakkan di kain dekat bokong ibu dan secara ekstensi tidak
dilakukan karena bayi langsung di keringkan dengan kain bersih dan kering, cek
fundus tidak dilakukan karena sudah dipastikan bayi tunggal dengan ibu
melakukan pemeriksaan USG pada saat hamil dan IMD tidak dilakukan. Inisiasi
menyusui dini (IMD) sangat perlu dilakukan pada bayi baru lahir karena
merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan ASI Eksklusif.
Tindakan selanjutnya yang tidak dilakukan adalah tidak memakai
handscoon saat pemeriksaan bayi padahal ini penting karena bayi masih rentan
terhadap dunia luar, salep mata tidak diberikan pada bayi yang manfaatnya
sebenarnya berguna untuk menjaga agar mata bayi tidak infeksi dan mencegah
penularan penyakit PMS. Tidak ada mengajarkan kepada ibu/keluarga cara
memasase uterus ibu karena uterus ibu sudah tanpak berkontraksi dengan baik dan
keluarga tidak sempat melakukan dikarenakan ada kegiatan lain.
Menurut Elisabeth Siwi Walyani (2019 ), Kala II ( kala pengeluaran janin)
Waktu uterus dengan kekuatan his di tambah kekuatan mengejan mendorong janin
hingga keluar. Pada kala II ini memiliki cirri khas, His terkordinir, kuat, cepat dan
lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali Kepala janin telah turun masuk ruang
panggul dan secara reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan, Tekanan pada
rectum, ibu merasa ingin BAB, Anus membuka Pada waktu his kepala janin
mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang, dengan his dan
mengejan yang terpimpin kepala akan lahir dan dikuti seluruh badan janin. Lama
kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu: Primi para kala II berlangsung
1,5-2 jam , Multipara kala II berlangsung 0,5-1 jam Pada saat membantu
menolong persalinan terdapat 60 langkah APN yang seharusnya dilakukan dengan
baik dan benar.
Dalam hal ini terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik yang
dilakukan karena tidak semua sesuai dengan 60 langkah APN. Walaupun asuhan
bersalin yang diberikan pada Ny. S belum sesuai dengan standart 60 langkah APN
126

tetapi tidak ada komplikasi maupun masalah kesehatan yang terjadi selama kala II
berlangsung tetapi penolong harus tetap waspada terhadap kemungkinan
timbulnya masalah maupun komplikasi lain.
4.2.3 Kala III
Penatalaksanaan kala III  yang dilakukan pada Ny.S berlangsung 15 menit
dimana segera setelah bayi lahir dan telah dipastikan tidak ada janin kedua
sehingga dilakukan penyuntikan oksitosin 10 IU secara IM, memindahkan kelem
pada tali pusat saat tali pusat tampak telah memanjang, melakukan PTT, menilai
pelepasan plasenta secara lengkap dan melakukan masase uterus kepada Ny. S,
Setelah ada tanda pelepasan plasenta berupa uterus globular, tali pusat bertambah
panjang dan ada semburan darah tiba-tiba lahirkan plasenta, plasenta lahir lengkap
pukul 08:40 WIB kemudian melakukan masase selama 15 detik.
Menurut Elisabeth Siwi Walyani (2019 ), Kala III (Pengeluaran Plasenta)
Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran plasenta (uri). Segera setelah bayi lahir
berlangsung selama 5-30 menit setelah bayi lahir tanda-tanda pelepasan uri
sebagai berikut: rahim menonjol di atas sympisis, tali pusat bertambah panjang,
perubahan bentuk uterus bundar dank eras, keluar darah secara tiba-tiba.
Kala III yang terjadi sudah sesuai dengan teori karena proses kala III
berlangsung selama 15 menit dan plasenta lahir lengkap. Hal ini disebabkan oleh
penyuntikan oksitosin segera setelah bayi lahir dan dipastikan tidak ada janin
kedua, sehingga kontraksi uterus baik.
4.2.4 Kala IV
Pengawasan kala IV berlangsung selama 2 jam (pukul 08:45 wib – 10:30
wib) setelah ibu dan tempat dibersihkan dengan memantau tanda vital ibu,
kontraksi, kandung kemih dan pengeluaran pervaginam selama kala IV
berlangsung sebanyak 65 cc. Pengawasan dilakukan setiap 15 menit sekali pada 1
jam pertama dan setiap 30 menit sekali pada 1 jam kedua.
Menurut Elisabeth Siwi Walyani (2019), pengawasan kala IV, tahapan ini
digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan.
Pengawasan ini dilakukan selama kurang lebih dari dua jam
127

Dengan demikian pemantauan kala IV yang dilakukan sudah sesuai dengan


teori dan pemantauan juga dilakukan dengan menggunakan partograf.

4.3 Asuhan Masa Nifas


Kunjungan masa nifas pada Ny. S sudah sesuai dengan teori Marmi (2019)
karena kunjungan masa nifas dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu kunjungan nifas
pada tanggal 20 April 2020, 26 April 2020, 04 Mei 2020 dan 01 Juni 2020.
Kunjungan masa nifas yang dilakukan pada Ny.S sesuai dengan teori dimana
kunjungan dilakukan 4 kali pada 6-8 jam pertama, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu.
Dalam hal ini penulis melakukan kunjungan nifas sesuai dengan program
yang ada dan hasilnya masa nifas Ny. S berlangsung secara normal tanpa ada
komplikasi serta adanya perdarahan, involusi berjalan lancar, infeksi dan
pengeluaran ASI tidak ada masalah. Selama melakukan asuhan penulis
melakukannnya sesuai dengan kunjungan masa nifas.
Menurut Marmi (2019) Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam
sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu
Tujuan asuhan masa nifas Menurut Marmi. (2019) diantaranya : Menjaga
kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis. Melaksanakan skrining
secara komprehensif, deteksi dini, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayi. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, kb, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari. Memberikan palayan keluarga berencana.
Mendapatkan kesehatan emosi. Kunjungan pada masa nifas dilakukan sebanyak 4
kali kunjungan, yaitu :
4.3.1 Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan)
Kunjungan I, 6-8 jam post partum pada Ny. S dilakukan pada tanggal 20
April 2020. Masa Nifas Ny. S prosesnya berlangsung dengan normal. Masa
involusi dan penurunan fundus 2 jari dibawah pusat dan lochea yang keluar
berwarna merah segar (rubra) dan darah yang keluar ± 200 cc. Pada hari pertama
128

post partum, kurang dari 1 jam pertama ibu sudah memberikan ASI pada bayi, hal
ini bisa terjadi sebab Ny. S mau mencoba memberikan kolostrum setelah ibu
mendengar informasi yang diberikan bidan bahwa kolostrum adalah susu pertama
yang dapat memberikan kekebalan tubuh pada bayi sehingga bayi tidak mudah
terserang penyakit dan mengandung banyak gizi, Ny. S juga tidak berani untuk
buang air kecil karena merasa takut akan terasa sakit dibagian vagina. Semakin
lama urin ditahan, maka dapat mengakibatkan infeksi. Maka dari itu bidan harus
dapat meyakinkan ibu supaya dapat segera buang air kecil karena biasanya ibu
malas buang air kecil karena takut akan merasa sakit. Pemeriksaan tanda-tanda
vital yang dilakukan Ny. S hasilnya semua dalam batas normal dan ibu juga
diberikan konseling tentang pemberian ASI dan menjaga tubuh bayi agar tetap
hangat.
Menurut Marmi (2019) tinggi fundus uteri pada 6 jam post partum adalah 2
jari dibawah pusat dan terjadi pengeluaran lochea rubra selama 2 hari pasca
persalinan. Kunjungan pertama dilakukan 6-8 jam setelah persalinan tujuannya :
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi dan perawatan
penyebab lain perdarahan, serta melakukan rujukan bila terjadi perdarahan
berlanjut. Memberikan konseling pada ibu atau keluarga bila terjadi perdarahan
yang disebabkan atonia uteri. Pemberian ASI awal. Mengajarkan cara mempererat
hubungan antara ibu dan bayi. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi. Setelah bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan
bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.
Dari asuhan yang diberikan pada Ny. S tidak ada kesenjangan antara teori
dengan pemeriksaan dan asuhan yang di berikan.
4.3.2 Kunjungan kedua (6 hari setelah persalinan)
Kunjungan II, 6 hari post partum pada Ny. S dilakukan pada tanggal 26
April 2020. Pada masa nifas Ny. S dilakukan pemeriksaan vital sign dan hasilnya
normal, prosesnya berlangsung normal, tinggi fundus uteri (TFU) pada kunjungan
6 hari post partum pertengahan sympisis dan pusat dan lochea yang keluar
berwarna kuning berisi lendir (sanguinlenta). Pada Ny. S bidan telah memastikan
129

involusi uteri ibu berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus uteri dibawah
umbilicus. Melakukan pemeriksaan pada Ny. S memastikan bahwa tidak ada
penyebab perdarahan yang abnormal dan memastikan tidak ada tanda-tanda
penyulit pada masa nifas seperti; postpartum blues dan depresi postpartum.
Memberikan konseling kepada Ny. S tentang perawatan tali pusat seperti tidak
memberikan obat-obatan dan rempah- rempahan pada tali pusat (tali pusat belum
pipil pada hari ke 6) dan memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi supaya menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Menurut Marmi (2019) tinggi fundus uteri pada 6 hari post partum adalah
pertengahan symfisis dengan pusat dan terjadi pengeluaran lochea sanguilenta
selama 4-7 hari pasca persalinan. Kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan
tujuannya: Memastikan involusi uterus berjalan normal, ditandai uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, minuman dan istirahat.
Memastikan ibu menyusui dan memperhatikan tanda-tanda penyakit. Memberikan
konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat, dan merawat bayi sehari-hari.
Tidak ada kesenjangan antara teori dengan pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan pada Ny. S karena sudah sesuai.
4.3.3 Kunjungan ketiga (2 minggu setelah persalinan)
Kunjungan III, 2 minggu post partum pada Ny. S dilakukan pada tanggal 04
Mei 2020. Pada masa nifas Ny. S 2 minggu prosesnya berlangsung dengan
normal. Pada Ny. S dilakukan pemeriksaan vital sign dan hasilnya normal. Masa
involusi dan penurunan fundus pada kunjungan 2 minggu post partum tinggi
fundus uteri (TFU) sudah tidak teraba diatas simfisis dan sudah tidak ada lagi
darah yang keluar atau berwarna kuning kecoklatan. Pemeriksaan juga dilakukan
untuk memastikan bahwa tidak ada penyebab perdarahan yang abnormal dan
memastikan tidak ada tanda-tanda penyulit pada masa nifas seperti; postpartum
blues dan depresi postpartum. Menganjurkan ibu untuk tetap makan-makanan
yang bergizi seimbang serta memberitahu ibu tanda- tanda bahaya masa nifas.
130

Menurut Marmi, (2019) tinggi fundus uteri pada 2 minggu post partum
sudah tidak teraba lagi dan terjadi pengeluaran lochea serosa selama 7-14 hari
pasca persalinan. Kunjungan ketiga 2 minggu setelah persalinan tujuannya:
Memastikan involusi uterus berjalan normal, ditandai uterus berkontraksi, fundus
di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. Memastikan ibu
mendapatkan cukup makanan, minuman dan istirahat. Memastikan ibu menyusui
dan memperhatikan tanda-tanda penyakit. Memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat
bayi sehari-hari.
Dari pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. S tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan pemeriksaan yang dilakukan dimana pengeluaran lochea 2
minggu pada Ny. S adalah lochea serosa (berwarna kuning kacoklatan).
4.3.4 Kunjungan ke empat (6 minggu setelah persalinan)
Kunjungan IV, 6 minggu post partum pada Ny. S dilakukan pada tanggal 01
Juni 2020. Pada masa nifas Ny. S 6 minggu prosesnya berlangsung dengan
normal. Masa involusi dan penurunan fundus pada kunjungan 6 minggu post
partum tinggi fundus uteri (TFU) sudah tidak teraba lagi. Pengeluran lochea pada
Ny. S lochea alba (berwarna putih), dilakukan juga pemeriksaan vital sign dan
hasilnya normal. Memastikan Ny. S tidak ada penyulit yang dialami selama masa
nifas. Memberikan konseling kepada Ny. S tentang penggunaan alat kontrasepsi
secara dini kepada ibu dan jenis-jenis alat kontrasepsi yang mendukung produksi
ASI serta mengingatkan ibu untuk hanya memberikan ASI saja selama minimal 6
bulan.
Menurut Marmi,(2019) tinggi fundus uteri pada 6 minggu post partum
sudah tidak teraba lagi atau bertambah kecil dan terjadi pengeluaran lochea alba
pasca persalinan. Kunjungan keempat 6 minggu setelah persalinan tujuannya:
Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayinya alami.
Memberikan konseling KB secara dini. Tali pusat harus tetap kering, ibu perlu
diberitahu bahaya membubuhkan sesuatu pada tali pusat bayi, misal minyak atau
bahan lain. Jika ada kemerahan pada pusat, perdarahan tercium bau busuk, bayi
131

segera dirujuk. Perhatikan kondisi umum bayi, apakah ada ikterus atau tidak,
ikterus pada hari ketiga post partum adalah fisiologis yang tidak perlu pengobatan.
Namun bila ikterus terjadi pada hari ketiga atau kapan saja dan bayi malas untuk
menetek serta tampak mengantuk maka segera rujuk bayi ke Rumah Sakit.
Bicaran pemberian ASI dengan ibu dan perhatikan apakah bayi menyusu dengan
baik. Nasehati ibu untuk hanya memberikan ASI kepada bayi selama minimal 6
bulan dan baya pemberian makanan tambahan selain ASI sebelum 6 bulan
Dari pemeriksaan yang dilakukan tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan asuhan maupun pemeriksaan yang di lakukan pada Ny. S.

4.4 Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir Ny. S lahir spontan pada tanggal 20 April 2020 Pukul 08.25
WIB, menangis kuat dan warna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan, tidak
ada cacat kongenital, berat badan 2800 gram, panjang badan 48 cm. Asuhan
segera yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah bebaskan jalan nafas,
mengeringkan bayi, pemberian ASI, pencegahan infeksi dan pemberian imunisasi.
Menurut Jenny J.S. Sondakh (2013) dalam bukunya yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir”. Bayi baru lahir adalah bayi yang
lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000
gram.
Bayi baru lahir dikatakan normal, antara lain: Berat badan lahir bayi antara
2500-4000 gram. Panjang badan bayi 48-50 cm. Lingkar dada bayi 32-34 cm.
Lingkar kepala bayi 33-35 cm. Bunyi jantung dalam menit pertama ±180
kali/menit, kemudian turun sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30
menit. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit disertai
pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan intercostals, serta rintihan
hanya berlangsung 10-15 menit. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan
subkutan cukup terbentuk dan lapisi verniks kaseosa. Rambut lanugo telah hilang,
rambut kepala tumbuh baik. Kuku telah agak panjang dan lemas. Genitalia; testis
telah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah menutupi labia minora
(pada bayi perempuan). Refleks isap, menelan dan moro telah terbentuk.
132

Eliminasi urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Mekonium
memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.
Kunjungan pada bayi baru lahir dilakukan sebanyak tiga kali kunjungan, yaitu
:
4.4.1 Kunjungan 6 Jam Bayi Baru Lahir
Kunjungan pertama 6 jam pada bayi Ny. S dilakukan pada tanggal 20 April
2020. Pada kasus Ny. S bayi lahir spontan, menangis kuat, tidak ada cacat
bawaan, warna kulit kemerahan. Jenis kelamin perempuan, berat badan 2800
gram, panjang badan 48 cm, pergerakan aktif, anus (+), ditandai dengan keluarnya
mekonium dan bayi sudah buang air kecil serta buang air besar dengan normal.
Pada saat bayi lahir, dilakukan observasi tanda-tanda vital dengan hasil normal,
dilakukan perawatan tali pusat setelah bayi mandi dengan memastikan tali pusat
dan area sekeliling selalu bersih dan kering, tali pusat tidak ditutup dengan rapat
dengan apapun begitu juga pada bagian pangkal tali pusat karena dapat
membuatnya menjadi lembab, memperlambat pipilnya tali pusat juga dapat
menimbulkan resiko infeksi. Menyuntikkan Vit K di paha sebelah kiri bayi Ny. S,
menyuntikkan Hb 0 di paha sebelah kanan bayi Ny. S setelah satu jam dilakukan
penyuntikkan Vit K, memandikan bayi 6 jam setelah bayi lahir, menjaga
kehangatan tubuh bayi serta melakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi untuk menjaga bayi dari segala masalah kesehatan.
Menurut teori Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun
waktu 6-48 jam setelah bayi lahir. Asuhan yang diberikan adalah menjaga
kehangatan tubuh bayi, memberikan ASI Ekskusif, pencegahan infeksi, perawatan
mata, perawatan tali pusat, injeksi vitamin K, dan imunisasi HB0.
Pada asuhan bayi baru lahir yang di lakukan tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktek yang dilakukan.
4.4.2 Kunjungan 6 Hari Bayi Baru lahir
Kunjungan kedua 6 hari pada bayi Ny. S dilakukan pada tanggal 26 Mei
2020. Pada bayi Ny. S pemberian ASI Eksklusif masih berjalan dengan baik ibu
berjanji mau memberikan bayinya ASI Eksklusif selama 6 bulan, setelah 6 bulan
barulah diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) serta mengingatkan ibu untuk
133

terus menyusui bayinya. Keadaan umum bayi Ny. S baik dan tidak ada
penambahan pada berat badan bayi, tali pusat belum putus dan tanda bahaya pada
bayi seperti infeksi tidak ada, buang air kecil (BAK) dan buang air basar (BAB)
lancar.
Menurut teori Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun
waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir. Asuhan yang
diberikan adalah menjaga kehangatan tubuh bayi, memberikan Asi Eksklusif,
memandikan bayi, perawatan tali pusat, dan imunisasi.
Dari pemeriksaan yang dilakukan pada bayi Ny. S tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan pemeriksaan yang dilakukan.
4.4.3 Kunjungan 28 Hari Bayi Baru Lahir
Kunjungan ketiga 28 hari pada bayi Ny. S dilakukan pada tanggal 18 Mei
2020 Pada bayi Ny. S pemberian ASI Eksklusif masih berjalan dengan baik.
Keadaan umum bayi Ny. S baik, berat badan bertambah yaitu 3100 gram di lihat
dari buku KMS, infeksi tidak ada, buang air kecil (BAK) dan buang air besar
(BAB) lancar. Asuhan yang dilakukan penulis dalam setiap kunjungan
memberitahu ibu untuk terus menyusui bayinya sesering mungkin, setelah selesai
menyusui bayi disendawakan dengan cara menepuk-nepuk punggung bayi dengan
lembut agar bayi tidak muntah. Dan ibu sudah mengerti, memberitahu ibu agar
tetap menjaga kehangatan tubuh bayinya, memberitahu ibu untuk tidak
memberikan bayi makanan pendamping (MP-ASI) sebelum bayinya berumur 6
bulan, memastikan bayi telah mendapatkan imunisasi Polio I dengan cara melihat
buku Kartu Menuju Sehat bayi dan tetap menganjurkan ibu agar membawa
bayinya untuk imunisasi setiap bulannya.
Menurut teori Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun
waktu hari ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir. Asuhan yang diberikan
kepada bayi adalah memeriksa tanda bahay dan gejala sakit, menjaga kehangantan
tubuh bayi, memberikan ASI Eksklusif, dan imunisasi.
Dari pemeriksaan yang dilakukan pada bayi Ny. S tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan pemeriksaan yang dilakukan.
134

4.5 Keluarga Berencana


Asuhan keluarga berencana yang dilakukan pada Tn. K dan Ny. S dilakukan
pada tanggal 04 Juni 2020, dimana ibu sudah selesai dari masa nifas berlangsung
dan memutuskan kontrasepsi jenis apa yang akan ibu gunakan setelah mendapat
penjelasan dari penulis mengenai jenis-jenis metode dan alat kontrasepsi serta
kegunaannya. Terdapat beberapa penyebab mengapa kontrasepsi tertentu tidak
dapat digunakan oleh seseorang sehingga benar-benar membutuhkan konseling
mengenai alat kontrasepsi dan segera menggantinya apabila didapati masalah
kesehatan setelah pamakaian alat kontasepsi jenis tertentu.
Menurut Jitowiyono Sugeng, (2019) dalam bukunya yang berjudul Keluarga
Berencana (KB) Dalam Perspektif Bidan, Keluarga Berencana adalah Usaha
untuk mengatur banyaknya jumlah kelahiran sehingga ibu maupun bayinya dan
ayah serta keluarga yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai
akibat langsung dari kelahiran tersebut dan mampu mewujudkan keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
Hasilnya tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang diberikan
kepada Ny. S sehingga Ny. S merasa yakin dan mantap dengan pilihan
kontrasepsi KB 1 Bulan untuk mencegah kehamilan karena dan Ny. S memilih
untuk menggunakan suntik KB 1 bulan terlebih dahulu karena sebelumnya Ny. S
memakai kontrasepsi KB 1 bulan dan belum memiliki biaya untuk memakai alat
kontrasepsi panjang. Ny. S menggunakan KB suntik 1 bulan untuk sementara
sebelum menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang karena mengingat keadaan
Ny.S yang sudah memiliki anak sebanyak 6 orang.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
A. Asuhan antenatal care yang diberikan kepada Ny. S pada usia 24 minggu 4
hingga usia kehamilan 38 minggu 4 hari belum sesuai dengan
pelayanan/asuhan standart 14 T, karena tidak dilakukan pemberian
imunisasi TT (tetanus toxoid),tes PMS, terapi yodium kapsul, dan terapi
obat malaria.
B. Asuhan intranatal care pada Ny. S dari kala I sampai kala IV belum sesuai
dengan asuhan persalinan normal 60 langkah, karena tidak memakai barier
protektif dengan lengkap, tidak melakukan vulva hygiene, tidak merendam
sarung tangan, tidak meletakkan handuk dan standuk, tidak dilakukunnya
IMD, tidak memberikan salep mata.
C. Asuhan kebidananibu nifas pada Ny. S dilakukan sebanyak 4 kali dengan
tujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan
mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi. Selama
memberikan asuhan kebidanan nifas pada Ny. S tidak ditemukan adanya
masalah atau komplikasi.
D. Asuhan bayi baru lahir Ny. S yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 6
jam, 6 hari dan 28 hari post natal tidak ditemukan masalah atau komplikasi.
E. Asuhan keluarga berencana yang di berikan pada Ny. S adalah pendidikan
kesehatan tentang macam-macam alat kontrasepsi, hanya saja Ny. S saat ini
memilih untuk suntik 1 bulan dan selanjutnya Ny. S bersedia untuk
mengganti metode tersebut dengan metode jangka panjang.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Penulis
Diharapkan penulis lebih aktif di lahan praktek sehingga dapat lebih
terampil dalam melakukan asuhan Continuity Of Care yang sudah
diaplikasikan.

135
136

5.2.2 Bagi Klien


Agar klien memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya
secara teratur sehingga komplikasi pada kehamilan bisa terdeteksi secara
dini.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa
dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga menghasilkan bidan yang
berkualitas
5.2.4 Bagi Mahasiswa Bidan
Diharapkan dapat menjadi pedoman dan menambah pengetahuan
dalam melakukan praktik serta dapat memahami tentang asuhan kebidanan
secara berkesinambungan ( Continuity of Care ).
5.2.5 Bagi Klinik
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
dan dapat menerapkan asuhan Continuity Of Care pada setiap ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Asri, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Yogyakarta: Nuha


Medika
Jitowiyono, S. 2019. Keluarga Berencana (KB) dalam Perspektif Bidan.
Yokyakarta: PT. Pustaka Baru
Jenny S. 2013. Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta:
PENERBIT ERLANGGA
Juliana, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Berkesinambungan (Continuity Of Care).
Jakarta: Pustaka Belajar
Johariyah, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: CV. Trans Info Media
Kuswanti Ina. 2019. ASKEB II PERSALINAN. Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR
Marmi. 2019. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR
Maternity, dkk. 2017. Asuhan kebidanan kehamilan. Tangerang Selatan:
BINARUPA AKSARA Publisher
Mitayani. 2017. Mengenal Bayi Baru Lahir dan Penatalaksanaannya. Padang:
Baduso Media
Muliani, dkk. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta:
Nuha Medika
Profil Kesehatan Labuhanbatu Tahun 2018
Putu Widiastini Luh. 2018..Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru
Lahir, Cetakan I, Bogor: IN MEDIA
Rukiyah A dan Lia Yulianti,2011, Asuhan Kebidanan I, Cetakan II, Jakarta: CV.
Trans Info Media
Siwi Walyani Elisabeth. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan, Yogyakarta:
PUSTAKA BARU PRESS
__________________. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir, Yokyakarta: Pustaka Baru
Sulistiyawati A. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta:
Salemba Media
_____________. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba
Medika
Susanto, AV.2019. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui Teori Dalam Praktik
Kebidanan Profesinal. Yokyakarta: Pustaka Baru Press
(http://dinkes.sumutprov.go.id/ v2 /download.html)
(https://e-koren.bkkbn.go.id/wp-content/uploads/2018/10/Laporan-SDKI-2017-
WUS.pdf).
(http://eprints.Umg. Ac. Id /3042 /BAB %201 % 20 pendahuluan. pdf)
(http://www.Depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
Indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun -2018 pdf)
(https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality)
(https://www. who. Int / gho /child_health/mortality/neonatal_infant/en/)
(https://www.who.int/news-room/detail/25-10-2019-high-rates-ofunintended-
pregnancies-linked-to-gaps-in-family-planning-services-new-who-study).
(httprepository.poltekkesdenpasar.ac.id9723BAB%20II%20TINJAUAN
%20PUSTAKA.pdf)
DOKUMENTASI

Dokumentasi saat ANC pertama pada tanggal 11 Januari 2020 yang dilakukan di
Akbid Ika Bina Labuhanbatu.

 Leopold 1 : Untuk mengetahui apa yang terletak dibagian fundus dan


tinggi fundus uteri
Dokumentasi saat ANC kedua pada tanggal 25 Februari 2020 yang dilakukan di
Klinik Bersalin Hj. Nani S, AM.Keb.

 Leopold 1 : Untuk mengetahui apa yang terdapat dibagian fundus dan


tinggi fundus uteri
 Pemberian penkes kepada ibu setelah melakukan pemeriksaan
DOKUMENATSI INTRANATAL CARE Ny. S

Tanggal 20 April 2020


DOKUMENTASI BAYI BARU LAHIR 6 JAM BAYI Ny. S

Tanggal 20 April 2020


DOKUMENTASI BAYI BARU LAHIR KE II (6 HARI) BAYI Ny. S

Tanggal 26 April 2020


DOKUMENTASI BAYI BARU LAHIR KE III (28 HARI)

Tanggal 18 Mei 2020


DOKUMENTASI KUNJUNGAN NIFAS KE II (6 HARI) Ny. S

Tanggal 26 April 2020


DOKUMENTASI KUNJUNGAN NIFAS KE III (2 MINGGU) Ny. S

Tanggal 04 Mei 2020


DOKUMENTASI KUNJUNGAN NIFAS KE IV (6 MINGGU)

Tanggal 01 Juni 2020


DOKUMENTASI KELUARGA BERENCANA (KB) Ny. S

Tanggal 04 Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai