Anda di halaman 1dari 153

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

N DARI MASA HAMIL SAMPAI DENGAN


KELUARGA BERENCANA DI KLINIK BIDAN Hj. MAYAR SAPARITA
RITONGA AM. Keb Gg. CEMPAKA KELURAHAN SIRANDORUNG
KECAMATAN RANTAU UTARA KABUPATEN LABUHANBATU

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

HENI NAWANG WULAN


NIM. 17.935

AKADEMI KEBIDANAN IKA BINA LABUHANBATU


TAHUN 2020
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N DARI MASA HAMIL SAMPAI DENGAN
KELUARGA BERENCANA DI KLINIK BIDAN Hj. MAYAR SAPARITA
RITONGA AM. Keb Gg. CEMPAKA KELURAHAN SIRANDORUNG
KECAMATAN RANTAU UTARA KABUPATEN LABUHANBATU

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesakan pendidikan Ahli Madya


Kebidanan di Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu

Oleh:

HENI NAWANG WULAN


NIM. 17.935

AKADEMI KEBIDANAN IKA BINA LABUHANBATU


TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan nikmat
dankarunianya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny.N Mulai Masa Hamil Sampai
Keluarga Berencana Di Klinik Bidan Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb
Gg.Cempaka Kelurahan Siringo-Ringo Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu” Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Ahli Madya Kebidanan pada program studi D-III Kebidanan Akademi Kebidanan
Ika Bina Labuhanbatu.
Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena
itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak H.Faisal Hasibuan,S.Psi selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan
Ika Bina Labuhanbatu.
2. Ibu Rani Darma Sakti Tanjung, SST, M.Kes Direktur Akademi Kebidanan
Ika Bina Labuhanbatu dan selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat di
selesaikan.
3. Ibu Aida Nannur Silitonga, SST selaku Pembimbing II yang telah banyak
membantu dan memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini
dapat di selesaikan.
4. Ibu Rika Handayani, SST, M.Kes selaku Penguji yang telah memberikan
bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat di selesaikan.
5. Bidan Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb yang telah memberikan saya
kesempatan untuk melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir di Klinik
Bersalin Bidan Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb.
6. Terimakasih kepada pasien saya Ny.N dan suami yang telah memberi saya
izin untuk melakukan asuhan pada ibu hamil mulai dari kehamilan sampai
dengan KB sehingga Laporan Tugas Akhir saya dapat di selesaikan.
7. Sembah sujud saya kepada Ayahanda Restu Subagianto dan Ibunda Misni
serta kakak dan abang yang telah membesarkan, membimbing, dan
mengasuh saya dengan penuh cinta dan kasih sayang yang selalu menjadi
inspirasi dan motivasi dan juga telah memberikan dukungan moril dan
materil serta do’a sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai pada
waktunya.
8. Teman satu pembimbing saya yang selalu memberikan dukungan sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat di selesaikan.
9. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu
dalam hal ini sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat di selesaikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal baik
yang telah di berikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua
pihak.

Rantauprapat, Juli 2020


Penulis

Heni Nawang Wulan


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS DIRI
Nama : Heni Nawang Wulan
NIM : 17.935
Tempat/ Tanggal Lahir : Simpang Empat, 5 November 1999
Suku/ Kebangsaan : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Anak Ke : 1 dari 2 bersaudara
Alamat : Simpang Empat, Marbau

2. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ayah : Restu Subagianto
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Nama Ibu : Misni
Pekerjaan Ibu : IRT
Alamat : Simpang Empat, Marbau

3. RIWAYAT PENDIDIKAN
2005 – 2011 : SDN 117868 Pasar Lori
2011 – 2014 : MTS.s Alwashliyah Marbau
2014 – 2017 : SMAN 1 Marbau
2017 – 2020 : Mengikuti Pendidikan D-III Kebidanan
Di Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu
AKADEMI KEBIDANAN IKA BINA LABUHANBATU
Laporan Tugas Akhir, 28 juli 2020

Heni Nawang Wulan

Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny. N di Klinik Hj. Mayar Saparita


Ritonga AM.Keb Gg. Cempaka Kelurahan Sirandorung Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu.

XII + 112 Halaman + 7 Tabel + 13 Lampiran

Ringkasan Asuhan Kebidanan

Angka kematian ibu di provinsi Sumatera Utara tahun 2018 sebanyak 172
jiwa dan angka kematian neonatal 768 jiwa. Karena angka kematian ibu dan
neonatal masih tinggi maka dilakukan asuhan yang berkesinambungan atau
Continuitiy of Care. Tujuan dari Continuity of Care adalah untuk mengetahui
komplikasi yang terjadi sedini mungkin pada Ny.N dari hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan keluarga berencana.
Metode yang digunakan adalah metode pendekatan manajemen kebidanan
pada Ny. N dari Hamil, Bersalin, Nifas selama 40 hari, Bayi Baru Lahir selama 28
hari dan Keluarga Berencana di klinik bidan Hj. Mayar Saparita Ritonga, AM.Keb
Gg. Cempaka Kelurahan Sirandorung Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhanbatu.
Hasil asuhan ini menunjukkan bahwa kehamilan pada Ny.N berlangsung
dengan baik, tidak ada komplikasi, usia kehamilan ibu 34 minggu 2 hari saat
menjelang persalinan. Persalinan ibu berlangsung dengan baik, keadaan ibu baik,
bayi baru lahir dalam keadaan baik. Masa nifas berlangsung selama 40 hari
dengan normal.
Kesimpulan masa hamil sampai dengan penggunaan alat kontrasepsi
pasca melahirkan Ny. N berlangsung dengan normal dan tidak ditemukannya
komplikasi. Disarankan kepada klinik untuk melakukan inisiasi menyusui dini
(IMD) pada bayi baru lahir untuk membangun daya tahan tubuh bayi dan
meningkatkan tumbuh kembang bayi.

Kata kunci :Ny. N 20 tahun, GIP0A0, Asuhan Kebidanan Continuity of Care


Daftar pustaka :20 (2010 - 2019)
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................iii
RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN...........................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan........................................................8
1.3. Tujuan......................................................................................................8
1.3.1. Tujuan Umum..................................................................................8
1.3.2.Tujuan Khusus..................................................................................8
1.4. Sasaran,Tempat danWaktu......................................................................9
1.5. Manfaat....................................................................................................9
1.5.1. Bagi Penulis.....................................................................................9
1.5.2. Bagi Klien........................................................................................10
1.5.3. Bagi Klinik.......................................................................................10
1.5.4. Bagi Institusi Pendidikan.................................................................10
1.5.4. Bagi Penulis LTA Selanjutnya........................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................11
2.1 Kehamilan........................................................................................................11
2.1.1. Konsep Dasar Kehamilan.......................................................................11
a. Pengertian Kehamilan.........................................................................11
b.Pelayanan Asuhan Kehamilan..............................................................11
c. Fisiologi Kehamilan............................................................................16
2.2 Persalinan........................................................................................................29
2.2.1. Konsep Dasar Persalinan........................................................................29
a. Pengertian Persalinan..........................................................................29
2.2.2. Tanda Masuk Dalam Persalinan.............................................................31
2.2.3. Tahap Persalinan.....................................................................................32
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persalinan.......................................40
2.2.5 Pemotongan Tali Pusat............................................................................43
2.3. Nifas...............................................................................................................44
2.3.1.Konsep Dasar Nifas.................................................................................44
a.Pengertian Nifas...................................................................................44
b.Perubahan Sistem Reproduksi Masa Nifas..........................................46
2.4. Bayi Baru Lahir..............................................................................................49
2.4.1.Konsep Dasar Bayi Baru Lahir................................................................49
a. Pengertian Bayi Baru Lahir.................................................................49
2.4.2. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir........................................................49
2.4.3. Asuhan Bayi Baru Lahir.........................................................................50
2.5. Keluarga Berencana........................................................................................52
2.5.1.Konsep Dasar Keluarga Berencana.........................................................52
2.5.2. Asuhan Keluarga Berencana...................................................................58
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN........................59
3.1. Asuhan Kebidanan Kehamilan.......................................................................59
3.2. Asuhan Kebidanan Persalinan........................................................................74
3.3. Asuhan Kebidanan Nifas................................................................................88
3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir................................................................94
3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana.........................................................99
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................105
4.1. Masa Kehamilan...........................................................................................101
4.2 Asuhan Masa Persalinan................................................................................102
4.3 Asuhan Masa Nifas........................................................................................105
4.4 Bayi Baru Lahir..............................................................................................108
4.5 Keluarga Berencana.......................................................................................109
BAB V PENUTUP..............................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengukuran TFU dalam Kehamilan.............................................. 11


Tabel 2.2 Pemberian Imunisasi TT................................................................12
Tabel 2.3 Perubahan Fundus dan Berat Uterus Pada Masa Involusi............. 43
Tabel 2.4 Nilai Apgar.....................................................................................47
Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu.................... 55
Tabel 3.2 pemantaun kemajuan persalinan....................................................78
Tabel 3.3 Pemantauan 2 Jam Post Partum....................................................87
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Bimbingan LTA


Lampiran 2 Permohonan Izin Melakukan Praktik
Lampiran 3 Surat Balasan Izin Praktik
Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Pasien
Lampiran 6 Lembar Dokumentasi Antenatal Care
Lampiran 7 Lembar Dokumentasi Intranatal Care
Lampiran 8 Lembar Dokumantasi Kunjungan Nifas
Lampiran 9 Lembar Dokumentasi Kunjungan Bayi
Lampiran 10 Lembar Dokumentasi KB
Lampiran 11 Lembar Partograf
Lampiran 12 Lembar Persetujuan Pelayanan KB
Lampiran 13 Lembar Kartu KB Pasien
DAFTAR SINGKATAN

A : Abortus
ACTH : Adrenocorticotropin Hormone
AKI : Angka Kematian Ibu
AKB : Angka Kematian Bayi
AM.Keb : Ahli Madya Kebidanan
ANC : Antenatal Care
APN : Asuhan Persalinan Normal
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BBL : Bayi Baru Lahir
BB : Berat Badan
BMR : Basal Metaboliste Rate
C : Celcius
CO : Karbon Dioksida
COC : Continuity of Care
CM : Centi Meter
CVAT : Costovertebral Angel Tengerness
DJJ : Denyut Jantung Janin
DKK : Dan Kawan-kawan
DMG : Diabetes Mellitus Gestasional
DPT :Difteri Petusis Tetanus
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
FSH : Follicel Stimulating Hormone
Fe : Ferrum
G : Gravida
HB : Hemoglobin
HCG : Human Chorionik Gonadrotropin
HPL : Human Placenta Lactogen
IUD : Intra Uterin Device
IM : Intra Muskuler
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
KH : Kelahiran Hidup
KB : Keluarga Berencana
KF3 : Cakupan Kunjungan Nifas
KG : Kilogram
K4 : Kunjungan Ibu Hamil Lengkap
KN1 : Kunjungan Neonatal Pertama
KN3 : Kunjungan Neonatal Lengkap
LH : Luitining Hormone
LILA : Lingkar Lengan Atas
LTA : Laporan Tugas Akhir
MAL : Metode Amenore Laktasi
MG : Miligram
MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
MSH :Melanin Stimulating Hormone
MMHG : Mili Meter Hidrogium
MOW : Metode Operasi Wanita
MOP : Metode Operasi Pria
O : Oksigen
P : Partus
PUS : Pasangan Usia Subur
PAP : Pintu Atas Panggul
PBP : Pintu Bawah Panggul
PROVSU : Provinsi Sumatera Utara
PTT : Peregangan Tali Pusat Terkendali
RI : Republik Indonesia
RR : Respirasi Read
SAR : Segmen Rahim Atas
SBR :Segmen Bawah Rahim
SDG’S :Sustainable Development Goals
TD : Tekanan Darah
TB : Tinggi Badan
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TBC : Tuberkulosis
TFR :Total Fertility Rate
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TSH :Thyrotropin Stimulating Hormone
TT :Tetanus Toksoid
WHO : World Health Organization
VDRL : Veneral Desease Research Laboratory
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidan merupakan penyedia utama dalam asuhan pada wanita pada sebagian
besar negara di dunia. Sesuai filosofi bidan, asuhan berpusat pada wanita (women-
centered care) pada pelayanan kesehatan primer yang bergantung pada hubungan
antara bidan dan wanita selama daur ulang kehidupan. Model asuhan bidan
merupakan normalitas, asuhan berkesinambungan (Continuity Of Care), dan
dirawat oleh bidan yang telah dikenal dan dipercaya selama persalinan (Astuti
Dkk, 2017).
Continuity of Care (COC) dalam bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai
perawatan yang berkesinambungan. Jadi, perawatan berkesinambungan adalah
strategi kesehatan yang efektif primer memungkinkan perempuan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang kesehatan mereka dan
perawatan kesehatan mereka ( Diana S, 2017 ).
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin yang dikandung di dalam
tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan, kemudian
diakhiri dengan proses persalinan (yohana Dkk, 2011 ).
Menurut data yang di peroleh dari World Health Organization (WHO)
setiap hari ditahun 2017, sekitar 810 wanita meninggal karena sebab yang dapat
dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan. Kematian ibu sangat tinggi
sekitar 295.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan.
Di Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan menyumbang sekitar 254.000 jiwa (86% )
dari perkiraan kematian ibu global pada tahun 2017. Sub-Sahara Afrika sendiri
menyumbang sekitar dua pertiga 196.000 jiwa (66,4%) dari kematian ibu,
sementara Asia Selatan menyumbang hampir seperlima 58.000 jiwa (20%). Ibu
meninggal karena komplikasi selama dan setelah kehamilan dan persalinan.
Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu
adalah perdarahan hebat (kebanyakan perdarahan setelah melahirkan), infeksi
(biasanya setelah melahirkan), tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-
eklampsia dan eklampsia), komplikasi dari persalinan aborsi yang tidak aman.
Sisanya disebabkan oleh atau terkait dengan infeksi seperti malaria atau terkait
dengan kondisi kronis seperti penyakit jantung atau diabetes (https://www.who.i
nt/ news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality).
Berdasarkan data yang di peroleh dari Profil Kementerian Kesehatan RI
dengan jumlah ibu hamil di Indonesia sebanyak 5.283.165 jiwa dengan jumlah
ibu hamil K1 sebanyak 5.053.152 (95,65 %) jiwa dan jumlah ibu hamil K4
sebanyak 4.650.937 jiwa (88.03%) (http://www. kemenkes. go.id/ resources/
download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1 _
PDF).
Dilihat dari data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara dengan Jumlah ibu hamil yaitu sebanyak 336,337 jiwa dengan cakupan
jumlah K1 307,805 jiwa ( 91,52% ) dan K4 sebanyak 289,036 jiwa ( 85,94 % )
(http:// dinkes.sumutprov.go.id/v2/download.html).
Berdasarkan laporan dari profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
tahun 2018, jumlah kematian ibu tercatat sebanyak 168 kematian . Jumlah ibu
hamil di Sumatera Utara sebanyak 336,337 jiwa dan jumlah angka kematian ibu
hamil di Sumatera Utara sebanyak 38 jiwa yang dibedakan menurut umurnya
yaitu umur < 20 tahun ada 1 jiwa, umur 20-34 tahun ada 21 jiwa dan umur ≥ 35
tahun ada 16 jiwa (http: //dinkes.sumutprov.go.id/v2/download.html).
Dari data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu AKI (Angka
Kematian Ibu) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa
kehamilan, persalinan dan nifas. Jumlah kematian ibu pada tahun 2018 terjadi
sebanyak 1 kasus dari jumlah ibu yang bersalin 12.143 jiwa. Data jumlah ibu
hamil di Labuhanbatu sebanyak 12.143 jiwa dengan jumlah Angka Kematian Ibu
hamil menurut umur berjumlah 1 orang dengan perinciannya yaitu umur < 20
tahun tidak ada, umur 20-34 tahun tidak ada dan umur ≥ 35 tahun ada 1 jiwa
(Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu 2018).
Persalinan adalah keluarnya/lahirnya janin dan plasenta dari rahim. Di ruang
bersalin, ibu di baringkan pada posisi setengah duduk agar gaya gravitasi bisa
digunakan semaksimal mungkin. Tekanan janin membantu peregangan jalan lahir
dan penireum secara bertahap, sehingga resiko robekan semakin kecil. Jika lubang
vagina tidak cukup terenggang dan bayi tidak dapat melewatinya, besar
kemungkinan akan terjadi robekan. Karena itu di lakukan episiotomi
( pemotongan dinding vagina dan perineum ), untuk mempermudah proses
persalinan dan mencegah robekan yang tidak beraturan dan lebih sulit dipebaiki
( yohana Dkk, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 Kematian ibu
mengacu pada kematian karena komplikasi dari persalinan. Dari tahun 2000
hingga 2017, rasio kematian ibu global menurun sebesar 38 persen - dari 342
kematian menjadi 211 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Ini berarti tingkat
pengurangan tahunan rata-rata 2,9 persen. Walaupun substantif, ini kurang dari
setengah tingkat tahunan 6,4 persen yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
global Pembangunan Berkelanjutan dari 70 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup (https://data.unicef.org/topic/maternal-health/maternal-mortality/)
Dari perincian data yang diperoleh jumlah ibu bersalin di Indonesia sebanyak
5.043.078 jiwa dengan jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan
sebanyak 4.554.868 jiwa (90,3%) dan ibu bersalin yang di tolong tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan sebanyak 4.351.389 (86,28%) (http:/ /www.
kemenkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/PROFI
L_KESEHATAN_ 2018 _1_ PDF).
Berdasarkan Data yang ada di Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara tahun 2018 cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak
277.600 (88,61%) dan jumlah ibu bersalin yang di tolong oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan sebanyak 288.683 ( 83,70%) dengan jumlah Angka Kematian
Ibu Bersalin menurut umur berjumlah 79 jiwa dengan perinciannya yaitu umur <
20 tahun ada 1 jiwa, umur 20-34 tahun ada 68 jiwa dan umur ≥ 35 tahun ada 20
jiwa (http://dinkes.sumutprov.go.id/v2 /download .html)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu dengan
jumlah ibu bersalin sebanyak 11.591 jiwa dan ibu bersalin yang di tolong oleh
tenaga kesehatan sebanyak 10,561 jiwa (91,11%) dengan jumlah angka kematian
ibu bersalin menurut umur berjumlah 6 orang dengan perinciannya yaitu umur <
20 tahun ada tidak ada , umur 20-34 tahun ada 1 jiwa dan umur ≥ 35 tahun ada 2
jiwa. Jadi jumlah kematian ibu bersalin ada 3 jiwa (Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Labuhanbatu, 2018).
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (sulistyawati, 2015).
Berdasarkan data yang di peroleh dari World Health Organization (WHO)
tahun 2018 rasio Angka Kematian Ibu (AKI) didefinisikan sebagai jumlah
kematian ibu selama periode waktu tertentu per 100.000 kelahiran hidup selama
periode waktu yang sama. Ini menggambarkan risiko kematian ibu relatif terhadap
jumlah kelahiran hidup dan pada dasarnya menangkap risiko kematian dalam
kehamilan tunggal atau kelahiran hidup tunggal. Jumlah tahunan kematian
perempuan karena sebab apa pun yang terkait dengan atau diperburuk oleh
kehamilan atau penatalaksanaannya (tidak termasuk penyebab tidak disengaja
atau tidak disengaja) selama kehamilan dan persalinan atau dalam waktu 42 hari
setelah pemutusan kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan ,
dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, untuk periode waktu tertentu (https://
data.unicef .org topic / maternal-health/ maternal-mortality/).
Dilihat dari Data yang di peroleh Cakupan kunjungan masa nifas di Indonesia
pada tahun 2018 yaitu pada KF3 sebanyak 4.332.847 (85.92%)(http:/ /www.
kemenkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/PROFI
L_KESEHATAN_ 2018 _1_ PDF).
Berdasarkan Data yang dilihat dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara tahun 2018 cakupan pelayanan ibu nifas yaitu KF1 sebanyak
274,515 jiwa, dan kunjungan nifas lengkap KF3 sebanyak 263,889 jiwa dengan
data jumlah angka kematian ibu nifas di Sumatera Utara menurut umur yaitu 55
jiwa pada tahun 2018. Dengan perinciannya yaitu umur < 20 tahun ada tidak ada,
umur 20-34 tahun ada 33 jiwa dan umur ≥ 35 tahun ada 21 jiwa (http://dinkes.
sumutprov.go.id/v2/ download.html).
Data dari Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu jumlah ibu nifas
yang melakukan kunjungan masa lengkap (KF3) nifas sebanyak 10,446 jiwa
( Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu, 2018).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram (Sondakh, 2013).
Data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) pada tahun
2018, 4,0 juta (75% dari semua kematian balita) terjadi pada tahun pertama
kehidupan.Risiko seorang anak meninggal sebelum menyelesaikan tahun pertama
usia tertinggi di Wilayah Afrika World Health Organization (WHO) (52 per 1.000
kelahiran hidup), lebih dari tujuh kali lebih tinggi dari pada di wilayah Eropa
WHO (World Health Organization) 7 per 1.000 kelahiran hidup. Secara global,
angka kematian bayi telah menurun dari tingkat yang diperkirakan 65 kematian
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 29 kematian per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2018. Kematian bayi tahunan telah menurun dari 8,7
juta pada 1990 menjadi 4,0 juta tahun 2018 (WHO,int/gh /child-health/ mortality/
neonatal-infant/en).
Berdasarkan data yang di peroleh dari Kementerian Kesehatan RI jumlah
bayi lahir hidup sebanyak 4.810.130 dengan cakupan capaian KN1 sebesar
4.683.002 (97,36 %) dan capaian KN3 atau kunjungan neonatus lengkap sebanyak
4.369.097(91,39%)(http://www.kemenkes.go.id/resources/download/pusdatin/
profil-kesehatan-indonesia/PROFIL_KESEHATAN_ 2018 _1_ PDF).
Laporan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2018
cakupan KN1 dan KN3 masing-masing sebesar 91.4% dan 87,6 %. Dengan
jumlah bayi lahir hidup 301,517 jiwa dengan jumlah kematian neonatal sebesar
768 jiwa (http:// dinkes. sumut prov.go.id/v2/ download.html).
Menurut data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Labuhanbatu
jumlah bayi lahir hidup sebanyak 11,039 jiwa dengan angka kematian neonatal
sebanyak 64 jiwa dengan berbagai komplikasi seperti BBLR sebanyak 12 jiwa,
asfiksia sebanyak 30 jiwa, sepsis sebanyak 8 jiwa, kelainan bawaan sebanyak 6
jiwa dan lain-lain sebanyak 8 jiwa (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Labuhanbatu, 2018).
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara
kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara digunakan
kontrasepsi, sedangkan untuk menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa
dilakukan sterilisasi. Aborsi bisa di gunakan untuk mengakhiri kehamilan jika
terjadi kegagalan kontrasepsi (yohana Dkk, 2011).
Menurut data World Health Organization (WHO) 2019 Di antara 1,9 miliar
wanita usia reproduksi (15-49 tahun) yang hidup di dunia pada tahun 2019, 1,1
miliar memiliki kebutuhan akan keluarga berencana, yaitu, mereka adalah
pengguna kontrasepsi saat ini 842 juta menggunakan metode kontrasepsi modern
dan 80 juta menggunakan metode tradisional atau memiliki kebutuhan yang tidak
terpenuhi untuk keluarga berencana 190 juta wanita ingin menghindari kehamilan
dan tidak menggunakan metode kontrasepsi apa pun.1 Proporsi wanita yang
memiliki kebutuhan mereka akan keluarga berencana puas dengan metode modern
adalah 76 persen pada tahun 2019 (https://www. un.org/en/ development / desa/
population/publications/pdf/family/ContraceptiveUseByMethodDataBooklet
2019. pdf).
Jumlah pasangan usia subur (PUS) di Indonesia sebanyak 38.343.931 jiwa
dengan peserta KB yang sedang aktif sebanyak 24.258.532 (63,27 %) jiwa,
peserta KB aktif yang pernah ber KB sebanyak 6.868.882 (17,91%) jiwa, dan
PUS yang tidak pernah ber KB sebanyak (7.215.224 (18,82%) jiwa. Dengan
peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi modern yaitu jenis IUD sebanyak
1.759.862 (7,35%) jiwa , MOP 119.314 (0,50%) jiwa, MOW 660.259 (2,76%)
jiwa, Implant 1.724.796 (7,20%) jiwa, Kondom 289.218 (1,24%) jiwa, Suntik
15.261.014 (63,71%) jiwa dan Pil sebanyak 4.130.945 (17,24%) jiwa
(http://www. kemenkes.go.id/ resources/download/ pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/PROFI L_KESEHATAN_ 2018 _1_ PDF).
Berdasarkan data Profil dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
jumlah PUS sebanyak 2,389,897 jiwa dengan jumlah pasangan usia subur di
Sumatera Utara yang memakai KB aktif sebanyak 1.685.506 (70,53%) dengan
jenis kontrasepsinya yaitu IUD sebanyak 165,817 (9,84%) jiwa, MOP 14,835
( 0.88%) jiwa , MOW 122,242 ( 7,25%) jiwa , Implant 248,996 (14,77%) jiwa,
Kondom 125,124 (7,43%) jiwa, Suntik 543,147 (31,69%) jiwa dan Pil sebanyak
474,305 (28,14%) sedangkan peserta KB pasca persalinan menurut jenis
kontrasepsinya yaitu Kondom sebanyak 1,830 (8.99%) jiwa, Suntik sebanyak
7.299 (35.87%) jiwa, Pil 5,764 (28.33%) jiwa, AKDR 990 (4.87 %) jiwa, MOP 5
(0.02%), MOW 2,963 ( 14.56%) jiwa, Implant 1,497 (7.36%) jiwa (http://dinkes.
sumutprov. go.id/v2/ download.html).
Jumlah pasangan usia subur di Labuhanbatu sebanyak 89,200 dengan KB
IUD sebanyak 4,161 (6.0 %) jiwa, MOW 2,437 (3.5 %) jiwa, MOP 422 (0.6%)
jiwa, Implan 13,245 (19.1%) jiwa, Suntik 20,707 (29.9%) jiwa, Pil 24,158
(34.9%) jiwa dan Kondom 4,160 (6.0%) jiwa. Jumlah peserta KB pasca
persalinan sebanyak 723 (6.2%) jiwa dengan IUD sebanyak 52 (7.2%) jiwa MOW
26 (3.6%) jiwa Implan 134 (18.5%) jiwa, Suntik 234 (32.4%) jiwa, Pil 256
(35.4%) jiwa dan Kondom 21 (2.9%) jiwa (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Labuhanbatu 2018).
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Klinik Bersalin Hj. Mayar
Saparita Ritonga AM.Keb pada tiga bulan terakhir yaitu dari bulan November
2019 sampai Januari 2020 tidak di dapati komplikasi yang terjadi pada ibu baik
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir di Klinik Bersalin Hj. Mayar Saparita
Ritonga AM.Keb. Berdasarkan data klinik didapati ibu hamil berjumlah 25 orang,
ibu bersalin berjumlah 13 orang, ibu nifas berjumlah 13 orang, dan bayi baru lahir
berjumlah 13 orang, serta sejumlah peserta KB sebanyak 28 orang dengan
perincian yang menggunakan KB suntik sebanyak 22 orang dan KB pil sebanyak
6 orang diklinik bersalin Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik melakukan
asuhan kepada Ny.N secara berkesinambungan ( Continuity of Care ) mulai dari
masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval serta perawatan bayi
baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan
pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB di Klinik Bidan Hj. Mayar
Saparita Ritonga AM.Keb Gg. Cempaka Kelurahan Siringo-Ringo Kecamatan
Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.
1.2 Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah
yang berkaitan dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, dan asuhan
bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah
dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB yang dilakukan
di Klinik Bidan Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb Gg Cempaka Kelurahan
Siringo-Ringo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.

1.3. Tujuan Penyusunan LTA


1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada Ny. N secara Continuity of Care pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir serta keluarga berencana dengan
menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. N di Klinik Bidan
Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb Gg.Cempaka Kelurahan Siringo-
Ringo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.
2. Melaksanakan asuhan kebidanan persalinan pada Ny.N di Klinik Bidan Hj.
Mayar Saparita Ritonga AM.Keb Gg.Cempaka Kelurahan Siringo-Ringo
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.
3. Melaksanakan asuhan kebidanan nifas pada Ny.N di Klinik Bidan Hj.
Mayar Saparita Ritonga AM.Keb Gg.Cempaka Kelurahan Siringo-Ringo
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.
4. Melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny.N di Klinik
Bidan Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb Gg.Cempaka Kelurahan
Siringo-Ringo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.
5. Melaksanakan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny.N di Klinik
Bidan Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb Gg.Cempaka Kelurahan
Siringo-Ringo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.
6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan
metode SOAP.

1.4. Sasaran, Tempat, dan Waktu Asuhan Kebidanan


1. Sasaran Asuhan Kebidanan
Sasaran Asuhan Kebidanan di tujukan kepada Ny. N dengan melakukan
Asuhan Continuity of Care mulai kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru
lahir dan keluarga berencana.
2. Lokasi
Lokasi memberikan asuhan kebidanan berkesinambungan (Continuity Of
Care) yaitu di Klinik Bidan Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb Gg.
Cempaka Kelurahan Siringo-Ringo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten
Labuhanbatu.
3. Waktu Pembuatan LTA
Waktu yang diperlukan untuk pembuatan Proposal Laporan Tugas Akhir
mulai di rencanakan dari Bulan Januari 2020 sampai dengan Bulan Juli
2020.

1.5. Manfaat
1.5.1. Bagi Penulis
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan
Asuhan Kebidanan secara berkesinambungan (Continuity of Care) pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB serta mampu melakukan
pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan menejemen kebidanan.
1.5.2. Bagi Klien
Dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan ibu hamil
sehingga nantinya dapat diterapkan dan dilakukan selama kehamilan.
1.5.3. Bagi Klinik
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan dan
dapat menerapkan asuhan Continuity Of Care pada setiap ibu hamil dan
memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi baru lahir untuk
membangun daya tahan tubuh bayi dan meningkatkan tumbuh kembang
bayi.
1.5.4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan an
dapat menerapkan asuhan Continuity of Care pada setiap ibu hamil.
1.5.5. Bagi Penulis LTA Selanjutnya
Dapat meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan dalam
melakukan kebidanan secara berkesinanbungan Continuity of Care pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehamilan
2.1.1. Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Rukiah A,2013).
Kehamilan adalah suatu proses pembentukan janin yang dimulai dari masa
konsepsi sampai lahirnya janin. Masa kehamilan yang aterm adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) yang di hitung mulai dari haid pertama haid terakhir
ibu.(Juliana Munthe Dkk, 2019)
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin yang dikandung di dalam
tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan, kemudian
diakhiri dengan proses persalinan (yohana Dkk, 2011 ).
Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut:
1. Trimester I (minggu ke 1-12 minggu)
2. Trimester II (minggu ke 13-24 minggu)
3. Trimester III (minggu ke 25-persalinan).
b. Pelayanan asuhan kehamilan
Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7 T, dan sekarang menjadi
12 T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemic malaria menjadi 14T.
Dibawah ini yang merupakan langkah-langkah dalam pelayanan ANC (14 T),
yaitu :
5T :
1. Ukur tinggi badan /berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT
5. Pemberian tablet zat besi ( minimal 90 tablet ) selama kehamilan
7T :
6. Test terhadap penyakit menular seksual
7. Temu wicara
8. Tes/pemeriksaan HB
9. Tes/pemeriksaan urin protein
10. Tes reduksi urin
11. Perawatan payudara( tekan pijat payudara)
12. Pemeliharaan tingkat kebugaran(senam hamil)
13. Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemic gondok)
14. Terapi obat malaria

Langkah-langkah dalam perawatan kehamilan/ANC


1. Timbang berat badan dan tinggi badan
Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama
kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang
berguna untuk mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran
< 145 cm. Berat badan diukur setiap datang atau berkunjung untuk
mengetahui kenaikan BB atau penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil
normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
2. Tekanan darah
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang setiap kali ibu datang
atau berkunjung. Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk
mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Deteksi tekanan darah
yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan
preekslampsia. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan kearah
anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole : 110/80 –
120/80 mmhg.
3. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU)
Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita
sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas symfisis dan rentangkan
sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).
Tabel 2.1.
Tinggi Fundus Uteri
Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan Dalam
No
(cm) Minggu
1. 12 cm 12 minggu
2. 16 cm 16 minggu
3. 20 cm 20 minggu
4. 24 cm 24 minggu
5. 28cm 28 minggu
6. 32 cm 32 minggu
7. 36 cm 36 minggu
8. 40 cm 40 minggu

4. Pemberian imunisasi TT
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorium. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan
bengkak untuk1-2 hari pada tempat penyuntikan. Ini akan sembuh dan tidak
perlu pengobatan.
Tabel 2.2.
Imunisasi TT
Imunisasi Interval % Perlindungan Masa Perlindungan
Pada kunjungan ANC
TT1 0% Tidak ada
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 80% 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT 2 95% 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT 3 99% 10 tahun
25 tahun/seumur
TT5 1 tahun setelah TT 4 99%
hidup

5. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)


Tablet ini mengandung 200 mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat
yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk
memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa
kehamilan kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.
Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas,
karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan
janin menurut penelitian (Susiloningtyas) program pemerintah yang
diterbitkan dari buku pedoman pemberian zat besi bagi petugas tahun 1995
pemberian tablet besi pada ibu hamil secara rutin sebanyak 90 tablet dengan
dosisi 1 x 1 tablet sehari untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara
tepat. Tablet besi untuk ibu hamil sudah tersedia dan telah didistribusikan ke
seluruh provinsi dan pemberiannya dapat melalui Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Posyandu dan Bidan Desa. Dan secara teknis diberikan setiap
bulan sebanyak 30 tablet dan disesuaikan dengan usia kehamilan yaitu
trimester I kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, trimester II kebutuhan zat besi ±
5 mg/ hari, trimester III kebutuhan zat besi 5 mg/hari (http:// media. neliti.
com/ medipublications/219937-pemberian-zat-besi-fe-dalam-
kehamilan.pdf)
6. Pemeriksaan HB
Jenis pemeriksaan HB yang sederhana yakni dengan cara talquis dan
dengan cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil
yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan.Pemeriksaan Hb
adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.
7. Pemeriksaan Protein Urine
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin
ibu hamil.Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3 % ditunjukan
pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema.
Pemeriksaan urine protein ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah
preekslampsia

8. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL


Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah
untuk mengetahui adanya treponema pallidum /penyakit menular seksual,
antara lain sifilis.Pemeriksaan pada ibu hamil yang pertama kali datang
diambil specimen darah vena lebih kurang 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan
positif, ibu hamil dilakukan pengobatan / rujukan. Akibat fatal yang terjadi
adalah kematian < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan
kelahiran premature, cacat bawaan.
9. Pemeriksaan urin reduksi
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan
indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan
suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Mellitus
Gestasional (DMG). Diabetes mellitus gestasional pada ibu dapat
mengakibatkan adanya penyakit berupa preekslampsia, polihidramnion,
bayi besar.
10. Perawatan payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara
yang ditunjukan kepada ibu hamil. Manfaat perwatan payudara adalah :
1) Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu.
2) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu (pada putting
susu yang terbenam).
3) Merangsang kelenjar – kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar.
4) Mempersiapkan ibu dalam laktasi.
5) Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan dimulai
pada kehamilan 6 bulan.
Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan dimulai pada
kehamilan 6 bulan
11. Senam ibu hamil
Senam ibu hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam
mempersiapkan persalinan dan mempercepat pemulihan setelah melahirkan
serta mencegah sembelit. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat
dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot
dasar panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi
dan relaksasi. Menguasai tehnik pernafasan yang berperan pada saat
persalinan. Senam hamil dapat dimulai pada kehamilan 22 minggu,
dilakukan secara teratur, sesuai kemampuan fisik.
12. Pemberian obat malaria
Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil di daerah
endemicmalaria atau kepada ibu hamil pendatang baru berasal dari daerah
malaria, juga kepada ibu hamil dengan gejala khas malaria yakni panas tinggi
disertai menggigil dan hasil apusan darah yang positif.
13. Pemberian kapsul minyak beryodium
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium di daerah
endemis. Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin
yang ditandai dengan:
1) Gangguan fungsi mental.
2) Gangguan funsi perdarahan.
3) Gangguan pertumbuhan.
4) Gangguan kadar hormone yang rendah.
14. Temu wicara/konseling
Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk
menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai
dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang
sedang dihadapinya (pantiawati,saryono, 2015)

c. Fisiologi Kehamilan
Menurut yohana, yovita, yessica pada tahun 2011 dalam bukunya yang
berjudul Kehamilan dan Persalinan, adalah sebagai berikut :
a. Perubahan fisik selama kehamilan, antara lain :
Kehamilan banyak menyebabkan perubahan pada tubuh, yang akan hilang
dengan sendirinya yaitu :
1. Jantung dan pembuluh darah
Kehamilan banyak menyebabkan perubahan pada tubuh, yang akan hilang dengan
sendirinya setelah persalinan.
 Selama kehamilan, setiap menit jumlah darah yang dipompa oleh
jantung (cardiac output curah jantung ) meningkat sampai 30-50%.
Peningkatan ini mulai terjadi pada saat kehamilan 6 minggu, dan
akan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu.
 Karena curah jantung meningkat, denyut jantung pada saat istirahat
juga meningkat ( dari normal 70 kali/menit menjadi 90 kali/menit )
 Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak
menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang
membawa yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Selain
persalinan, curah jantung jantung meningkat 30%, setelah
persalinan menurun sampai 15-25% di atas batas kehamilan, lalu
perlahan kembali ke batas kehamilan.
 Peningkatan curah jantung selama kehamilan, memungkinkan
terjadinya perubahan aliran darah ke rahim. Karena janin terus
tumbuh, maka darah semakin banyak dikirim ke rahim ibu. Pada
akhir kehamilan, rahim menerima 20% dari seluruh darah ibu.
 Ketika wanita hamil melakukan aktivitas/olahraga, curah
jantung,denyut jantung dan laju pernafasan menjadi lebih tinggi
dibanding yang tidak sedang hamil.
 Selama trimester kedua, biasanya tekanan darah menurun darah
menurun dan akan kembali normal pada trimester ketiga. Selama
kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50% ,
tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen meningkat
hanya 25-30%. Jumlah sel darah putih yang berfungsi melindungi
tubuh terhadap infeksi sedikit meningkat, sama seperti pada saat
persalinan dan beberapa hari setelah persalinan.

2. Ginjal
 Selama kehamilan, ginjal yang menyaring darah volumenya
meningkat 30-50% atau lebih, dan puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu hingga sesaat sebelum persalinan ( aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar )
 Aktivitas ginjal meningkat ketika wanita hamil berbaring, menurun
atau berdiri, dan sering merasa seperti ingin berkemih. Begitu pula
pada akhir kehamilan, bila ia tidur dalam posisi miring, peningkatan
aktivitas ginjalnya meningkat karena terjadi perbaikan airan darah,
sehingga aktivitas ginjalnya dan curah jantung meningkat karena
( tekanan rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai
berkurang ).
3. Paru-paru
 Karena ruang yang diperlukan rahim membesar dan pembentukan
hormon progesteron meningkat, akibatnya paru-paru berfungsi
lebih dari bisanya. Wanita hamil tersebut akan bernafas lebih cepat
dan lebih dalam, karena ia memerlukan lebih banyak oksigen untuk
dirinya dan jainnya. Lingkar dadanya pun juga sedikit membesar.
 Karena lapisan saluran pernafasan menerima darah lebih banyak
dan agak tersumbat oleh penumpukan darah ( kongesti ), akibatnya
hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial (tekanan
dan kualitas suaranya agak berubah).
4. Sistem pencernaan
 Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus
bagian bawah, sehingga terjadi sembelit ( konstipasi ). Sembelit
akan semakin berat karena gerakan otot di dalam usus berjalan
lambat akibat tingginya kadar progestron.
 Wanita hamil sering dadanya terasa panas ( heartburn ) dan
sendawa, yang mungkin terjadi akibat makanan berada lebih lama
di dalam lambung, relaksasi sfingter di kerongkongan bagian
bawah dan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
5. Kulit
 Melasma (topeng kehamilan/bintik-bintik pigmen kecoklatan)
biasanya tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi
ini juga terjadi di sekeliling puting susu, sedang di perut bawah
bagian tengah biasanya hanya tampak garis gelap.
 Spider angioma ( pembuluh darah kecil seperti laba-laba ) muncul
di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pembuluh darah
kecil yang berdinding tipis sering tampak di tungkai bawah.
6. Hormon
 Kehamilan mempengaruhi semua hormon di dalam tubuh. Plasenta
meghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh
mempertahankan kehamilannya, diantaranya HCG yang berperan
mencegah ovulasi dan merangsang ovarium dalam pembentukan
estrogen serta progesteron, untuk mempertahankan kehamilan.
 Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormon yang
menyebabkan kulit berwarna lebih gelap, dan meningkatkan kadar
hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon ini bisa
menyebabkan tanda peregangan warna pink pada kulit perut.
 Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang diambil
dari pankreas. Karena itu, penerita diabetes yang sedang hamil bisa
mengalami gejala diabates yang lebih buruk ( yohana, yovita &
yessica 2011 ).
b. Kebutuhan gizi pada ibu hamil
a. Pada kehamilan trimester I (minggu 1-12) kebutuhan gizi masih seperti
biasa.
b. Pada kehamilan trimester II (minggu 13-28) dimana pertumbuhan janin
cepat, ibu memerlukan kalori ± 285 dan protein lebih tinggi dari biasanya
menjadi 1,5 g/kg BB.
c. Pada kehamilan trimester III (minggu 27- lahir) kalori sama dengan
trimester II tetapi protein naik menjadi 2 g/kg BB.
Ibu yang cukup makanannya mendapatkan kenaikan BB yang cukup baik.
Kenaikan BB selama hamil rata-rata : 9-13,5 kg.
1) Kenaikan BB selama TM I : min 0,7-1,4 kg
2) Kenaikan BB selama TM II : 4,1 kg
3) Kenaikan BB selama TM III : 9,5 kg (pantiawati dan sarwono,
2015) .

c. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil :


a. Trimester I
Perubahan pada kehamilan trimester I, antara lain :
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh
estrogen dan progesteron. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya:
(1) peningkatan vaskulariasi dan dilatasi pembuluh darah, (2) hyperplasia
( produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan hipertropi (pembesaran
serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada) dan (3) perkembangan
desidua. Hipertropi otot polos uterus dan serabut-serabut kolagen yang adapun
menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat
mengikuti pertumbuhan janin. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami
perubahan berat, bentuk dn posisi, Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis,
fundus pada serviks mudah fleksi yang disebut mc.Donald. Setelah minggu ke-8
korpus uterian serviks melunak dan membesar secara keseluruhan. Fundus
menekan kandung kemih, menyebabkan wanita sering mengalami winary
frequency( sering berkemih).
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada
kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada saat ini fundus uteri telah
dapat diraba dari luar di atas sympisis. Pada mnggu pertama itmus uteri
mengadakan hipertropi seperti korpus uteri. Hipertropi ithmus pada triwulan
pertama membuat itmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda
hegar. Perlukan ithmus uteri pada sambungan serviks dan korpus ini timbul pada
6 minggu pertama setelah haid terakhir.
2. Vagina dan vulva
Akibat pengaruh hormone estrogen, vagina dan vulva mengalami
perubahan pula. Sampai minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan
vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (lividae) tanda ini disebut
tanda chatwick. Warna portio tampak lividae.
Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama
persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar,
hipertropi otot polos dan pemanjang vagina. Deskuamasi (atau eksfoliasi) sel-sel
vagina yang kaya glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen. Sel-sel yang tanggal
ini membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan yang disebut
leukore. Selama masa hamil sekresi vagina menjadi lebih asam. Keasaman
berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan ph ini membuat wanita hamil lebih
rentan terhadap infeksi vagina, khusunya jamur. Diet yang mengandung gula
dalam jumlah besar dapat membuat lingkungan vagina lebih cocok untuk infeksi
jamur. Leukore adalah rabas mukoid berwarna agak keabuan dan berbau tidak
enak .
3. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum, korpus
luteum graviditatum berdiameter kira” 3 cm, kemudian dia mengecil setelah
plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesterone.
4. Payudara / Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin,
esterogene dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Esterogene
menimbulkan hipertropi system saluran, sedangkan progesterone menambah sel–
sel asinus pada mammae. Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel–
sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel–sel sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktalbulum dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae
dipersiapkan untuk laktasi .

5. Sistem Endokrin
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan
pascapartum (nifas).Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi 2
kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Berikut perubahan–
perubahan hormonal selama kehamilan dari trimester I sampai trimester II:
1) Esterogene
Produksi esterogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada
akhir kehamilan kadarnya kira–kira 100 kali sebelum hamil.
2) Progesterone
Produksi progesteron bahkan lebih banyak dibandingkan
esterogen.Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg
/hari.Progesteron menyebabkan tonus otot polos menurun dan juga
diuresis. Progesteron menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan
sub kutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak berfungsi
sebagai cadangan energy baik pada masa hamil maupun menyusui.
3) Human Chorionic Gonadrotropin (HCG)
Hormon ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan dan
merupakan dasar tes kehamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang
lebih 60 hari setelah konsepsi.Fungsi utamanya adalah
mempertahankan korpus luteum.
4) Human Placental Lactogen
Hormon ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai
2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormon pertumbuhan. (hari
perkiraan lahir) HPL juga bersifat diabetogenik, sehingga kebutuhan
insulin wanita hamil naik.
5) Pituitary Gonadrotropin
FSH (Follicel Stimulating Hormone) dan LH (Luitining Hormone)
berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan karena
ditekan oleh esterogen dan progesteron plasenta.

6) Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen di tingkat
target organ.
7) Growth Hormone
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan oleh Hormon
Human Placental Lactogen.
8) TSH, ACTH, dan MSH
Hormon – hormone ini tidak banyak dipengaruhi oleh kehamilan.
9) Aldosteron, Renin dan Angiotensin
Hormon ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intra vaskuler.
10) Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, Progesterondan
HPL (Pantiawati dan Saryono, 2015).

b. Trimester II
1. Uterus
Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amnion
yang terisi janin dan istimus menjadi bagian korpus uteri. Bentuk uterus menjadi
bulat dan berangsur–angsur berbentuk lonjong seperti telur, ukurannya kira–kira
sebesar kepala bayi. Pada saat ini uterus mulai memasuki ronggan peritoneum.
1) 16 minggu :fundus uteri kira-kira terletak diantara ½ jarak pusat kesimfisis.
2) 20 minggu :fundus uteri kira-kira terletak di pinggir bawah pusat.
3) 24 minggu :fundus uteri berada tepat di pinggir atas pusat .
2. Vulva dan vagina
Karena hormone estrogen dan progesterone terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia
membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenisasi dan nutrisi pada alat-alat
genetalia tersebut maningkat.
Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain menyebabkan
peningkatkan sensitivitas yang menyolot. Peningkatan sensitivitas dapat
meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khusunya selama trimester kedua
kehamilan .
3. Ovarium
Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan
fungsi korpus luteum graviditatum .
4. Serviks uteri
Konsistensi serviks menjai lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks akan
berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak .
5. Payudara / Mammae
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu dapat keluar cairan
berwarna putih jernih disebut colostrums. Colostrums ini berasal dari asinus yang
mulai bersekresi.
6. Sistem pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang
meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus
membesar dalam rongga perut mendesak organ-organ dalam perut khusunya
saluran pencernaan, usus besar,ke arah atas dan lateral. Wasir (Hemorrhoid)
cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya
tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemorrhoid. Panas perut ( heart
burn) terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastric ke dalam esophagus
bagian bawah .
7. Sistem respirasi
Karena adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita hamil sering
mengeluarkan sesak nafas sehingga meningkatkan usaha bernafas .
8. Sistem kardiovaskuler
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses
hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali
pada tekanan darah sebelum aterm.
9. Sistem endoktrin
Adanya peningkatan hormon esterogen dan progesteron serta terhambatnya
pembentukan FSH dan LH .
10. Kenaikan berat badan
Kenaikan berat badan 0,4-0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan
( Pantiawati dan Saryono, 2015).

c. Trimester III
Perubahan pada kehamilan trimester :
1. Uterus
Pada trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan
berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua karena
kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih lebar dan tipis, tampak
batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih
tipis. Batas itu dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologis dinding uterus, di atas
lingkaran ini jauh lebih tebal dari pada dinding SBR.
1) 28 minggu: fundus uteri terletak kira-kira tiga jari di atas pusat atau 1/3 jarak
antara pusat ke prosesus xifoideus (25 cm).
2) 32 minggu:fundus uteri terletak kira-kira antara ½ jarak pusat dan prosesus
xifoideus (27 cm).
3) 36 minggu: fundus uteri kira-kira 1 jari dibawah prosesus xyfoideus (30 cm).
4) 40 minggu: fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di bawah prosesus xyfoideus
(33 cm)
2. Sistem traktus urinarius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan
sering kencing akan imbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan
kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi
lancar.
3. Sistem respirasi
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar ke
arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan
kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan bernafas.
4. Kenaikan berat badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal
kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg .
5. Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia
kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level terendah pada
minggu 30-32 karena setelah 34 minggu masa terus meningkat tetapi volume
plasma tidak. Peningkatan menyebabkan penyaluran oksegen pada wanita dengan
hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada
kehamilan meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayi .
6. Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Perubahan tubuh
secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara
berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang
membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan
beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang
(sredignment) kurvatura spinalis (Pantiawati dan Saryono, 2015).

d. Tanda bahaya dalam kehamilan


a. Tanda bahaya dalam kehamilan dini :
1. Perdarahan pervaginam masa hamil muda
 Abortus
 Kehamilan ektopik
 Kehamilan molahidatidosa
2. Hipertensi gravidarum
 Nyeri perut bagian bawah
3. Hipertensi gravidarum
4. Superimposed peeklampsi
b. Tanda bahaya pada kehamilan lanjut
 Perdarahan pervaginam
 Sakit kepala yang hebat
 Penglihatan kabur
 Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
 Keluara cairan pervaginam
 Gerakan janin tidak terasa
 Nyeri perut yang hebat (Pantiawati dan Saryono, 2015).

e. Senam Hamil
a. Jenis-jenis pilates untuk ibu hamil pada trimester II
 Cossack satu lengan
Duduk dengan jari bersentuhan setinggi dada, kemudian tarik nafas.
Dan menghembuskan nafas, putar tubuh atas (memutir ringan) ke
kanan, kemudian berhenti dan tarik nafas, luruskan satu tangan ke
samping menjauh dari tubuh. Putar tubuh kembali dan letakkan
lengan ke tengah dada. Kemudian putar tubuh kembali da letakkan
lengan ke tengah dada. Kemudian ganti lengan yang satunya ulangi
gerakan ini.

 Side kick untuk menguatkan otot panggul dan paha


Berbaring miring dengan kepala diatas lengan. Leher, punggung dan
kaki berada dalam satu garis lurus, tangan atas tepat di depan pusar
untuk menjaga keseimbangan. Tarik nafas secara perlahan kemudian
angkat kedua kaki secara perlahan. Saat menghembuskan nafas,
angkat kaki yang atas hingga sejajar dengan tulang pangkal paha,
kemudian dorong kaki kiri ke arah depan sejauh mugkin sesuai
kemampuan. Tarik nafas kembali dan ulangi gerakan tersebut.

b. Jenis-jenis pilates untuk ibu hamil pada trimester III


 Gerakan Swimming untuk menguatkan otot bahu dan otot kaki.
Dengan bertumpu pada kedua lutut, luruskan punggung diikuti
dengan tangan kiri menjulur ke depan. Kemudian, angkat kaki yang
berlawanan sehingga tangan, punggung, dan kaki sejajar lurus.
Kemudian tarik nafas dalam empat hitungan. Kemudian, kembali
posisi tangan dan kaki, ganti pada sisi satunya.

 Gerakan Scissors untuk menguatkan otot panggul dan kaki


Berbaring telentang dengan punggung lurus dan kaki di tekuk 90
derajat terhadap lutut. Letakkan kedua tangan di atas perut.
Kemudian tarik nafas dan angkat kaki kanan sampai ke atas dan
turunkan kaki secara perlahan. Lalu kembalikan kaki seperti
semula dan lakukan hal yang sama ( Astuti Dkk, 2017)
2.2. Persalinan
2.2.1. Konsep Dasar Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah keluarnya/lahirnya janin dan plasenta dari rahim. Di
ruang bersalin, ibu di baringkan pada posisi setengah duduk agar gaya gravitasi
bisa digunakan semaksimal mungkin. Tekanan janin membantu peregangan jalan
lahir dan penireum secara bertahap, sehingga resiko robekan semakin kecil. Jika
lubang vagina tidak cukup terenggang dan bayi tidak dapat melewatinya, besar
kemungkinan akan terjadi robekan. Karena itu di lakukan episiotomi (pemotongan
dinding vagina dan perineum), untuk mempermudah proses persalinan dan
mencegah robekan yang tidak beraturan dan lebih sulit dipebaiki ( yohana, yovita,
& yessica, 2011).
Menurut Rukiyah A (2012) dalam bukunya yang berjudul Asuhan
Kebidanan II Persalinan, Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu maupun pada
janin.
Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup
berada dalam rahim ibunya, dengan di susul oleh keluarnya plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu (Yuni Fitriana dan Widy Nurwiandani, 2018).

b. proses persalinan
1. Setelah kepala bayi keluar, tubuh bayi akan berputar miring, sehingga
bahu bisa di lahirkan dengan mudah. Selanjutnya, bagian tubuh bayi yang
lain biasanya akan segera lahir. Lendir dan cairan keluar dari hidung,
mulut, dan tenggorokan bayi dihisap melalui selang kecil. Tali ari-ari di
jepit dan di potong, untuk mencegah perdarahan. Bayi lalu di bungkus dan
di beri kepada ibu.
2. Selain itu, perut ibu di tekn dengan lembut untuk merangsang kontraksi
rahim. Pada kontraksi pertama atau kedua setelah persalinan, biasanya
plasenta akan lepas dari rahim dan di kelurkan. Setelah seluruh plasenta
keluar, diberikan suntikan oksitisin dan perut ibu di pijat secara periodik
untuk meragsang kontraksi rahim. Kontraksi ini penting untuk mencegah
terjadinya perdarahan lebih lanjut.
3. Luka robekan karena episiotomi lalu di jahit, kemudian ibu di pindahkan
keruang pemulihan. Jika tidak memerlukan perawatan khusus, bayi bisa di
biarakan bersama ibu (rooming in), agar ibu menyususi bayinya sesuai
kebutuhan bayinya, dan ibu juga bisa belajar merawat bayinya sendiri.
4. Komplikasi (terutama) sering terjadi terutama pada 4 jam pertama setelah
persalinan. Karena itu di lakukan pemantauan ketat terhadap ibu yang baru
melahirkan anaknya ( yohana, yovita, & yessica, 2011).

c. Tahap Persalinan
 Kala 1 disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0 sampai dengan pembukaan 10cm .
a) Fase laten
Berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi begitu sangat lambat sampai
dengan pembukaan 3cm.
b) Fase aktif
1. Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
2. Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan terjadi sangat cepat dari 4 sampai
denga 9 cm
3. Fase dilatasi
Pembukaan sangat lambat sekal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berubah menjadi pembukaan lengkap (Mutmainnah Dkk, 2017).

Dalam fase aktif ini frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat
secara bertahap, biasanya bertahap tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih. Biasanya dari pembukaan 4 cm hingga
mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi kecepatan rata-rata yaitu 1
cm per jam untuk primigravida dan 2 cm untuk multigravida (Mutmainnah Dkk,
2017).
Fase tersebut djumpai pada primgravida begitu pula pada multigravida,
tetapi pada fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara primigravida atau multigravida
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan pada
multigravida kira-kira 7 jam (Mutmainnah Dkk, 2017).

2.2.2. TANDA MASUK DALAM PERSALINAN


a. Terjadinya his persalinan
Karakter dari his persalinan:
1. Pinggang terasa sakit menjalar sampai ke depan
2. Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan maki besar
3. Terjadi perubahan pada serviks
4. Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan, maka
kekuatannya bertambah.
b. Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan)
Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yag menimbulkan.
1. Pendataran dan pembukaan
2. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
terlepas
3. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran cairan
Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pechnya selput ketuban. Jika
ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24
jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri
dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum, atau sectio caesaria
(sulistyawati dan nugraheni, 2011).

2.2.3. TAHAP PERSALINAN


1. Kala I (Pembukaan)
Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika sudah terjadi
pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini menjadi 2 fase, yaitu fase
laten (8jam) dimana seviks membuka sampai 3cm dan fase aktif (7 jam) dimana
serviks membuka dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama
fase aktif.
2. Kala II (Pengeluaran Bayi)
Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap
sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan his nya ditambah kekuatan meneran
akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis kala II ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan
kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.
Gejala utama kala II sebagai berikut :
1. His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik
2. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang di tandai dengan pengeluaran
cairan secara mendadak
3. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan meneran
karena tertekannya fleksus frankenhouser
4. Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi sehingga
kepala membuka pintu; suboksiput bertindak sebagai hipomochlion, berturut-
turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, dan muka, serta kepala seluruhnya.
5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian
kepala pada punggung.
6. Setelah putaran vaksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan
jala berikut .
a. Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu, kemudian
ditarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan, dan tarik curam
keatas untuk melahirkan bahu belakang.
b. Setelah kedua bahu bayi lahir, ketiak diangkat untuk melahirkan sisa
badan bayi.
c. Bayi lahir diikuti sisa ketuban.
d. Lamanya kala III untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit
(sulistyawati dan nugraheni, 2011).
a. Tanda Gejala Kala II
Asuhan persalinan 60 langkah APN
Terdapat 60 langkah APN, sebagai berikut :
1. Melihat adanya tanda persalinan kala dua
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali
pakai 3 cc ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastic
4. Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun di air mengalir
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di gunakan untuk
periksa dalam
6. Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan
oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set. Bila ketuban
belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada partus set
7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah)
dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan
sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah tersebut
dari kotoran)
8. Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap
dan selaput ketuban sudah pecah
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5%
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan
DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
memintaibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin
meneran
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran,
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran
14. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang
handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu
15. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah
bokong ibu
16. Membuka tutup partus set
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18. Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara tangan
kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat
saat kepala lahir. (minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-
pendek) Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah
kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin
menggunakan penghisap lendir De Lee
19. Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari
lendir dan darah
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan
22. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu
anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu
posterior/belakang lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat
hingga menghambat putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu
berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri,pasang klem di dua
tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin
bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala)
dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan
lengan lahir
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah
(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan
sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong.nilai bayi,
kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih
rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat
yang memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus
bayi.Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem diantara
kedua 2 cm dari klem pertama.
28. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan
perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua
klem.Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan khusus bayi baru
lahir
29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus
bayi hingga kepala
30. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32. Memberi tahu ibu akan disuntik
33. Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar paha
kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau
kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva.
36. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso cranial.Bila
uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu
37. Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah
panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran
sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah
kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak
pada vulva.
38. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati.Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta
dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir,melakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari
tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa bagian
maternal dan bagian fetal placenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
memasukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia
41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium yang
menimbulkan perdarahan aktif.Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
42. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik
43. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin
0,5%, kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung tangan
dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya
44. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan sampul mati
45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi
larutan klorin 0,5%
47. Membungkus kembali bayi
48. Berikan bayi pada ibu untuk disusui
49. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu.
50. Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki
kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi uterus
tidak baik.
51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa nadi ibu
53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% dan
membuang barang-barangyang terkontaminasi ke tempat sampah yang di
sediakan
54. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering
55. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
56. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
57. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%
58. Bidan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
59. Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah
60. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan (Buku APN,
2012).
3. Kala III (Pelepasan Plasenta)
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Setelah
kala II yag berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uteerus berhenti
sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka
plasenta lepas dari lapisan Nitabusch. Lepasnyaplasenta sudah dapat di
perkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut.
1. Uterus menjadi berbentuk bundar
2. Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim
3. Tali pusat bertambah panjang
4. Terjadi perdarahan
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede pada
fundus uterus.
Sebab-sebab terlepasnya plasenta
1. Saat bayi dilahirkan, rahim sangat mengecil dan setelah bayi lahir uterus
merupakan organ dengan dinding yang tebal dan rongganya hampir tidak
ada. Posisi fundus uterus turun sedikit di bawah pusat, karena terjadi
pengecilan uterus, maka tempat perlekatan plasenta juga sangat mengecil.
Plasenta harus mengikuti proses pengecilan ini hingga tebalnya menjadi
dua kali lipat dari pada permulaan persalinan, dan karena pengecilan
tempat perlekatan maka plasenta menjadi berlipat-lipat pada bagian yang
terlepas dari dinding rahim karena tidak dapat mengikuti pengecilan dari
dasarnya. Jadi faktor yang paling penting dalam pelepasan plasenta ialah
retraksi dan kontraksi uterus setelah anak terakhir.
2. Di tempat pelepasan plasenta yaitu antara plasenta dan desidua basalis
terjadi perdarahan, karena hematoma ini membesar maka seolah-olah
plasenta terangkat dari dasarnya oleh hematoma tersebut sehingga daerah
pelepasan meluas (sulistyawati dan nugraheni, 2011).
4. Kala IV (Observasi)
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir.
Penanganan kala IV
 Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit
selama jam ke dua
 Periksa tekanan darah, nadi,kandung kemih dan perdarahan selama 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
 Anjurkan ibu untuk minum agar tidak dehidrasi
 Bersihkan perineum ibu dan kenakan ibu pakaian yang kering dan bersih
 Memberikan asi kepada bayi
 Ajarkan ibu atau anggota keluarga untuk masase perut ibu
 Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi ( Elisabeth Dkk, 2016).
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi proses persalinan
1. Passage (Jalan Lahir)
Jika dibuat suatu rincian, maka ciri khas dari jalan lahir in adalah sebagai
berikut.
a. Pintu atas panggul (PAP)
b. Bidang terluas panggul
c. Bidang tersempit panggul
d. Pintu bawah panggul (PBP)
Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan dengan sifat
sebagai berikut.
a. Jalan lahir depan panjangnya 4,5 cm
b. Jalan lahir belakang panjangnya 12,5 cm
c. Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul seolah-olah berputar
90 derajat
d. Bidang putar pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul terjadi
pada bidang tersempit
e. Pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang, tetapi merupakan
dua bidang segitiga (Sulistyawati Dan Nugraheni, 2011).
Bidang-bidang hodge ini di pelajari untuk menentukan sampai dimana
bagian terendah janin turun ke panggul pada pproses persalinan. Bidang hodge
tersebut antara lain :
1. Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
simpisis dan promontorium
2. Hodge II : bidang yang sejajar Hodge I setinggi bawah simpisis
3. Hodge III : bidang yang sejajar Hodge I setinggi spina isciadika
4. Hodge IV : bidang yang sejajar Hodge I setinggi tulang koksigis.

2. Power (Kekuatan Ibu)


a. His
Otot rahim terdiri dari 3 lapis, dengan susunan berupa anyaman yang
sempurna. Terdiri atas lapisan otot longitudinal dibagian luar, lapisan otot sirkular
di bagian dalam, dan lapisan otot menyilang diantara keduanya. Dengan susunan
demikian, ketika otot rahim berkontraksi maka pembuluh arah yang terbuka
setelah plasenta lahir akan terjepit oleh otot dan perdarahan dapat berhenti.
b. Sifat His
 His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan .
 His yang aktif.
a. Kontraksi otot rahim dimulai dari daerah tuba dan ligamentum
rotundum kemudian menjalar ke seluruh bagian uterus
b. Gelombang kontraksi simetris dan terkoordinasi
c. Didominasi oleh fundus kemudian menjalar ke seluruh otot rahim
d. Kekuatannya seperti mekanisme memeras isi rahim
e. Otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula
sehingga terjadi retraksi dan terjadi pembentukan segmen bawah
rahim.
 Amplitudo
a. Kekuatan his diukur dengan mmHg dan menimbulkan naiknya
tekanan intrauterus sampai 35mmHg.
b. Cepat mencapai puncak kekuatata dan diikuti relaksasi yang tidak
lengkap, sehingga kekuatannya tidak mencapai 0 mmHg.
 Setelah kontraksi otot rahim mengalami retraksi, artinya panjang otot
rahim yang telah berkontraksi tidak akan kembali lagi ke panjang
semula.
 Frekuensi, yaitu jumlah terjadinya his selama 10 menit
 Durasi his yaitu lamanya his yang terjadi setiap saat diukur dengan
detik
 Interval his, yaitu tenggang waktu antara kedua his. Pada permulaan
persalinan his timbul sekali dalam 10 menit, pada kala pengeluaran
(kala) muncul sekali dalam 2 menit.
c. Tenaga meneran
Tenaga meneran pasien akan kembali menambah kekuatan kontraksi
uterus. Pada pasien meneran, diafragma dan otot-otot dinding abdomen akan
berkotraksi. Kombinasi antara his dan tenaga meneran pasien akan meingkatan
tekanan intra uterus sehingga janin akan semakin terdorong keluar. Dorongan
akan semakin meningkat ke pasien dalam posisi yang nyaman, misalnya setengah
duduk, jongkok, berdiri, atau miring kiri.
d. Passenger ( isi kehamilan )
 Janin
 Moulase (molase) kepala janin
 Plasenta dan tali pusat
Struktur plasenta
1. Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan
tebalnya 2-2,5 cm.
2. Berat rata-rata 500 gram
3. Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus,
agak ke atas ke arah fundus.
4. Terdiri dari 2 bagian, antara lain:
a. Pars maternal :bagian plasenta yang menempel pada desidua,
terdapat kotiledon (rata-rata 20 kotiledon). Di bagian ini tempat
terjadinya pertukaran daerah ibu dan janinnya;
b. Pars fetal :terdapat tali pusat (insersio/penanaman tali pusat).
 Insersio sentralis :penanaman tali pusat di tengah plasenta
 Insersio marginalis : penanaman tali pusat di pinggir plasenta
 Insersio velamentosa : penanaman tali pusat di selaput
janin/selaput amnion.
5. Fungsi plasenta
 Memberi makanan kepada janin
 Ekskresi hormon
 Respirasi janin : tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin
dan ibu.
 Membentuk hormon estrogen
 Menyalurkan berbagai antibodi dari ibu
 Sebagian barier (penghalang) terhadap janin dari kemungkinan
masuknya mikroorganisme/kuman.
6. Fungsi tali pusat
 Nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin;
 Pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh ibu
 Zat antibodi dari ibu ke janin (sulistyawati dan nugraheni,
2011).

2.2.5 Pemotogan Tali Pusat


Setelah 3 menit bayi berada diatas perut pasien, lanjutkan prosedur
pemotongan tali pusat sebagai berikut :
a. Klem tali pusat dengan dua klem, pada titik kira-kira 2 atau 3cm
dari pangkal pusat bayi (tinggalkanlah kira-kira 1 cm diantara
kedua klem tersebut)
b. Potonglah tali pusat diantara kedua klem, sambil melindungi perut
bayi dengan tangan kiri penolong
c. Pertahankan kebersihan pada saat menolong tali pusat, ganti sarung
tangan jika ternyata sudah kotor. Potonglah Tali pusat dengan
menggunakan gunting steril atau DTT.
d. Ikatlah tali pusat dengan kuat atau gunakan penjepit khusus tali
pusat
e. Periksa tali pusat setiap 15 menit , apabila masih terjadi perdarahan
lakukan pengikatan sekali lagi dengan ikatan lebih kuat Jangan
mengoleskan salp atau zat apapun ke tampuk tali pusat
(sulistyawati dan nugraheni, 2011).
2.3. Nifas
2.3.1. Konsep Dasar Nifas
a. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
(24 hari) selain itu dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan
anak disebut puerperium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous
melahirkan. Jadi, puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Puerperium
adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra-hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24
jam pertama postpartum sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas
harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
(vivian dan sunarsih, 2011).
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang di mulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil), masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (sulistyawati, 2013).
Masa Nifas (puerperium) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari (Andina Vita Sutanto, 2019).
b.Tahapan masa nifas
1. Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta
menjalankan aktivitas layaknya wanita normal.
2. Puerperium intermediate
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya sekitar
6-8 minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu
selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi (vivian nanny dan sunarsih,
2011).
c. Kebijakan program masa nifas
Menurut vivian nanny dan sunarsih, 2011 Pada kebijakan program nasional masa
nifas paling sedikit 4 kali kunjungan yang di lakukan. Hal ini untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani
masalah-masalah yang terjadi antara lain sebagai berikut.
1. 6-8 jam setelah persalinan
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila
perdarahan berlanjut
c. Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karna atonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2. 6 hari setelah persalinan
a. Memastikan involusi berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali
pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3. 2 minggu setelah persalinan
Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan meraba
bagian rahim
4. 6 minggu setelah persalinan
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi
alami
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
1. Perubahan sistem reproduksi
Menurut buku vivian dan sunarsih dalam bukunya Asuhan Kebidanan Masa
Nifas, penerbit Salemba Medika,2011 sebagai berikut :
a. Uterus
Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi adalah proses kembalinya
uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai
segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada tahap
ketiga setelah persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2cm dibawah
umbilikus dngan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat
ini, besar uterus kira-kira sama sewaktu usia kehamilan 16 minggu (sebesar jeruk
asam) dan beratnya 100 gr.
Prosses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1. Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah
pengeluaran plasnta membuat uterus relatif anemi dan menyebabkan serat otot
atrofi.
2. Autolisis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterus.
3. Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan
menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke
uterus.
Tabel 2.3
Involusi Uterus

Diameter
Berat Uterus
Involusi TFU bekas melekat Keadaan serviks
(gr)
plasenta (cm)

Setinggi
Bayi lahir 1000 gram
pusat
2 jari di lembek
Uri lahir 750 gram 12,5
bawah pusat
Pertengahan
1 minggu pusat- 500 gram 7,5 Beberapa hari
symphisis setelah
Tidak
postpartum dapat
teraba di
2 minggu 350 gram 3-4 dilalui 2 jari
atas
Akhir
symphisis
minggu pertama
Bertambah
6 minggu 50 gram 1-2 dapat dimasuki 1
kecil
Sebesar jari
8 minggu 30 gram
normal
Sumber: vivian dan sunarsih, 2011

b. Involusi tempat plasenta


Setelah plasenta , tempat plasenta merupakan tempat degan permukaan kasar,
tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil,
pada akhirnya minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada pemulihan bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus.
c. Perubahan ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus,setelh jalan lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti
sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendur yang
mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi. Tidak jarang pula wanita
mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan oleh karena ligamen, fasia,
dan jaringan penunjang alat genitalia menjadi agak kendur.
d. Perubahan serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan yang terdapat
pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga seperti
corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warnanya
merah kehita-hitaman karena penuh pmbuluh darah.
Beberapa hari setelah persalinan, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari,
pinggir-pinggirnya tidak rata, tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan.
Pada akhir minggu pertama hanya dapat di lalui oleh 1 jari saja, dan dalam
lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari kanalis servikalis.
e. Lokia
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. Pengeluaran lochea dapat dibagi
berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya sebagai berikut:
1. Lokia Rubra/merah (kurenta)
Lokia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum.
Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya merah dan mengandung
darah dari perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan
chorion. Lokia ini terdiri atas sel desidua, verniks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekonium dan sisa darah.
2. Lokia sanguinolenta
Lokia ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh
plasma darah. Pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari postpartum.
3. Lokia serosa
Lokia ini muncul pada hari ke 5-9 postpartum. Warnanya biasanya
kekuningan atau kecoklatan. Lochea ini terdiri atas lebih sedikit darah
dan lebih banyak serum juga terdiri atas leukosit dan robekan laserasi
plasenta.
4. Lokia alba
Lokia ini muncul lebih dari hari ke 10 postpartum. Warnanya lebih pucat,
putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yang mati .
2.4 Bayi Baru Lahir
2.4.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
a. Pengertian BBL (Berat Badan Lahir)
Bayi baru lahir normal disebut juga dengan neonatus merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin (Vivian, 2011).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
(Rochman,2014).
Menurut Jenny J.S. Sondakh (2013) dalam bukunya Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir, Pengertian bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram.
Menurut buku Sulistyawati & Nugraheny, 2011 dalam buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin, Penerbit Salemba Medika di Surabaya, sebagai
berikut :

2.4.2 Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir


Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, antara lain :
d. Perubahan Pernafasan
Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami penekanan yang
tinggi pada toraksnya, dan tekanan ini akan hilang dengan tiba-tiba setelah bayi
lahir. Proses mekanisme ini menyebabkan cairan yang ada di dalam paru-paru
hilang karena terdorong ke bagian perifer paru untuk kemudian diabsorbsi.
Karena terstimulus oleh sensor kimia, suhu, serta mekanis akhirnya bayi
memulai aktivasi nafas untuk yang pertama kali.
e. Perubahan Sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem. Tindakan
ini menyebabkan suplai oksigen ke plasenta menjadi tidak ada dan
menyebabkan serangkaian reaksi selanjutnya.

f. Termoregulasi
Bayi baru lahir mempunyai kecendrungan untuk mengalami stres fisik
akibat perubahan suhu di luar uterus. Fluktusi (naik turunnya) suhu di dalam
uterus minimal, rentang maksimal hanya 0,6 C sangat berbeda dengan kondisi
dilluar uterus.
g. Kehilangan panas pada bayi
a. Konveksi :Hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling
bayi, misalnya BBL diletakkan dekat pintu atau jendela terbuka.
b. Konduksi :Pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung
kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok atau celana
basah tidak langsung diganti.
c. Radiasi :panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi
yang lebih dingin, misal BBL diletakkan di tempat yang dingin.
d. Evaporasi :cairan/air ketuban yang membasah kulit bayi dan
menguap, misalnya bayi baru tidak langsung dikeringkan dari air ketuban
(sulistyawati & nugraheni, 2011).

2.4.3 Asuhan Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir, sebagai berikut :
1. Bounding Attachment
Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih
sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah bayi lahir, sedangkan
attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang
waktu.
Tahap tahap bounding attachment adalah sebagai berikut :
a) Perkenalan (acquaintance) dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara dan mengeksplorasikan segera setelah mengenal ibunya.
b) Bounding (keterkaitan).
c) Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan
individu lain.

2. Pemberian ASI Eksklusif


a. Syarat pertama adalah pemberian ASI harus di lakukan dengan baik,
sehingga terjadi keberhasilan menyusui
b. Syarat kedua, pemberian ASI harus dilakukan secara eksklusif, paling
sedikit 4 bulan, dan akan lebih baik jika sampai 6 bulan.

2.4.4 Penilaian Apgar


Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir dengan
menggunakan nilai APGAR. Penilaian berikutnya dilakukan pada menit kelima
dan kesepuluh. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita
asfiksia atau tidak.
Tabel. 2.4
Skor Apgar
Tanda 0 1 2

Appearance (warna Pucat Badan merah, Seluruh tubuh


kulit) ekstremitas biru kemerah-
merahan

Pulse (frekuensi Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
nadi)

Grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin


rangsangan) mimic (grimace)

Activity (tonus otot) Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif


dalam sedikit
fleksi

Respiratory Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangis


(Pernafasan) teratur

2.5.Keluarga Berencana
2.5.1. Konsep Dasar Keluarga Berencana
a. Pengertian KB
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak
antara kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara
digunakan kontrasepsi, sedangkan untuk menghindari kehamilan yang sifatnya
menetap bisa dilakukan sterilisasi. Aborsi bisa di gunakan untuk mengakhiri
kehamilan jika terjadi kegagalan kontrasepsi ( yohana Dkk , 2011).
Program KB adalah usaha untuk mengatur banyaknya jumlah kelahiran
sehingga ibu maupun bayinya dan ayah serta keluarga yang bersangkutan tidak
akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
(Sugeng Jitowiyono dan Masniah Abdul Rouf, 2019).
Menurut Sulistyawati (2011) dalam bukunya yang berjudul Pelayanan
Keluarga Berencana, Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah
dan jarak anak yang diinginkan agar dapat mencapai hal tersebut, maka
dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda
kehamilan.
b. Keluarga Berencana
Jenis-jenis alat kontrasepsi, menurut (yohana Dkk , 2011) adalah sebagai
berikut :
1. Kontrasepsi Oral (Pil KB)
Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin
dengan estrogen atau progestin saja. Pil KB mencegah kehamilan dengan cara
menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh ovarium )dan menjaga kekentalan
lendir servikal, sehingga tidak dapat di lalui oleh sperma. Tablet hanya
mengandung progestin sering menyebabkan perdarahan tidak teratur. Tablet ini
hanya diberikan jika pemberian estrogen bisa membahayakan, misalnya pada
wanita yang sedang menyusui. Pil kombonasi ada yang mengandung estrogen
dosisi tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang
mengkonsumsi obat tertentu ( terutama obat epilepsi ).

Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi resiko :


 Resiko kanker jenis tertentu
 Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi
 Ketegangan premenstruasi
 Perdarahan tidak teratur
 Anemia
 Kista payudara
 Kista ovarium
 Kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan)
 Infeksi tuba falopi
Sebelum mulai menggunakan pil KB, dilakukan pemeriksaan fisik untuk
meyakinkan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang bisa menimbulkan resiko.
Jika wanita tersebut dan keluarga dekatnya ada yang menderita diabetes atau
penyakit jantung, biasanya di lakukan pemerksaan darah untuk mengukur kadar
kolestrol dan gula darah. Juka kadar kolestrol ata gula darahnya tinggi, maka di
berikan pil KB dosis rendah. 3 bulan setelah melakukan pemasangan pil KB,
dilakukan pemeriksaan ulang untuk mengetahun adanya perubahan tekanan darah.
Selanjutnya pemeriksaan dilakukan 1 kali/tahun.
Pil KB sebaiknya tidak digunakan oleh :
a. Wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun
b. Wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor
c. Wanita penderita tekanan darah tinggi yang tidak di obati
d. Wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri
e. Wanita tang memiliki bekuan darah
f. Wanita yang tungkai nya sedang digips
g. Wanita penderita penyakit jantung
h. Wanita yang pernah menderita stroke
i. Wanita yang pernah menderita penyakit kuning saat kehamilan
j. Wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim
Pengawasan harus dilakukan jika pil KB digunakan oleh :
a. Wanita yang mengalami depresi
b. Wanita yang sering mengalami sakit kepala migren
c. Wanita yang merokok tetapi dibawah 35 tahun
d. Wanita yang pernah menderita hepatitis atau penyakit hati lainnya, tetapi
telah sembuh total.
2. Kontrasepsi Penghalang
Kontrasepsi penghalang secara fisik menghalangi jalan sperma masuk
kedalam rahim wanita. Kontrasepsi penghalang rahim yaitu :
 Kondom
 Diafragma
 Penutup serviks (leher rahim)
 Spermisida
3. Coitus Interuptus
Dalam metode ini pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina
sebelum terjadi ejakulasi (pelepasan sperma saat orgasme). Metode ini kurang
dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum waktunya. Selain itu
dibutuhkan pengendalian diri yang serta penentuan waktu yang tepat
4. Metoda Ritmik
Pada metoda ritmik, pasangan suami istri tidak melakukan hubungan
seksual selama masa subur. Ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) terjadi
14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan
hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah
melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan bisa terjadi bila
hubungan seksual dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.
 Metode ritmik kalender
 Metode temperatur
 Metode lendir
 Metode simptotermal
5. Kontrasepsi Implant
Kontrasepsi implant adalah kapsul plastik yang mengandung progestin,
bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma
melalui lendir serviks yang kental. Dengan bantuan jarum, 2 kapsul implant di
masukkan dibawah kulit lengan atas dengan cara membuat sayatan ( setelah
pemakaian bius ). Tidak perlu dilakukan penjahitan. Kapsul ini melepaskan
progestin kedalam aliran darah secara perlahan dan biasanya di pasang selama
3 tahun. Interaksi dengan obat lain jarang terjadi, karena implant tidak
mengandung estrogen. Efek samping yang utama adalah perdarahan tidak
teratur atau sama sekali tidak menstruasi. Efek sampingnya adalah sakit kepala
dan penambahan berat badan. Kapsul ini tidaklarut dalam tubuh, ssehingga
setelah 3 tahun harus dilepas. Segera setelah implant dilepas, fungsi ovarium
akan kembali normal dan wanita pemakai implant akan kembali menjadi
subur.
6. Kontrasepsi Suntikan
Medroksiprogesteron (sejenis progestin) disuntikkan 1 kali/3 bulanke
dalam otot bokong atau lengan atas. Suntikan ini sangat efektif tetapi bisa
mengganggu siklus menstruasi. Sepertiga pemakaian KB suntik tidak
menstruasi pada 3 bulan pertama setelah suntikan pertama, dan sepertiga
lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan bercak darah selama lebih
dari 11 hari setiap bulannya. Semakin lama suntikan KB dipakai, maka lebih
banyak wanita yang mengalami menstruasi, lebih sedikit wanita yang
mengalami perdarahan tidak teratur.
Setelah 2 tahun pemakaian KB suntik, sekitar 70% wanita sama sekali
tidak mngalami perdarahan. Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus
menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan – 1 tahun.
Efeknya berlangsung lama, sehingga kesuburan baru kembali 1 tahun
setelah suntikan dihentikan. Tetapi medroksi progesteron tidak mnyebabkan
kemandulan permanen. Suntikan KB bisa menyebabkan kemandulan
permanen. Suntikan KB bisa menyebabkan penambahan berat badan yang
sifatnya ringan. Setelah pemakaian di hentikan, bisa juga terjadi osteoporosis
yang bersifat sementara.
Medroksiprogesteron tidak menyebabkan meningkatnya resiko terhadap
berbagai kanker (termasuk kanker payudara), tetapi justru mengurangi resiko
terjadinya kanker rahim.
Keuntungan memakai KB suntik
 Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan
dalam jangka panjang dan kesuburan dapat pulih kembali.
 Tidak terpengaruh “faktor lupa” dari pemakai (tidak seperti memakai
pil KB)
 Tidak mengganggu hubungan suami istri
 Dapat di pakai segala umur pada masa reproduktif
 Tidak mengganggu laktasi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas
 Dapat di pakai segera setelah masa nifas
 Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman
terhadap resiko kehamilan
 Dapat di pakai segera setelah keguguran
 Membantu mencegah terjadinya kehamilan diluar kandungan
 Mencegah terjadinya kanker endometrium (rahim)
 Membantu mencegah kejadian mioma uteri (tumor jinak rahim)
 Mungkin dapat mencegah kanker indung telur (ovarium)
 Mengurangi kejadian anem kekurangan zat besi
 Khusus untuk penderita epilepsi mengurangi kejadian kejang
Kekurangan KB suntik
 Efek samping terhadap siklus haid sering tidak menyenangkan, namun
tidak berbahaya, dan bukan tanda kelainan/penyakit
 Biasanya perubahan pola haid pada tahun pertama pemakaian :
 Perdarahan bercak (dapat berlangsung lama)
 Jarang terjadi perdarahan yang banyak
 Tidak dapat haid (sstelah pemakaian berulang)
 Sering menaikkan berat badan
 Dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri payudara, moodiness,
jerawat, kurangnya libido seksual, rambut rontok (tidak pada
semua akseptor)
 Perlu suntikan ulangan teratur
7. IUD (Intra Uterine Device, Spiral)
Keuntungan dari IUD adalah efek sampingnya terbatas hanya didalam
rahim. Terdapat 2 macam IUD :
 Melepaskan progesteron (harus di ganti setiap bulan)
 Melepaskan tembaga (efektif selama 10 tahun)
Biasanya IUD dipasang saat menstruasi pada saat menstruasi. Jika
kemungkinan terjadi infeksi serviks, masa pemasangan IUD ditunda sampai
infeksi mereda. Cara kerja IUD adalah dengan menyebabkan reaksi peradangan
didalam rahim, yang akan menarik datangnya sel-sel darah putih. Zat yang
dihasilkan oleh sel darah putih ini merupakan racun bagi sperma, sehingga tidak
terjadi pembuahan sel telur. Melepaskan IUD akan menyebabkan terhentinya
proses peradangan.
Efek samping dari IUD
 Perdarahan dan nyeri
 Kadang IUD terlepas dengan sendirinya sekitar 20% IUD yang lepas tidak
disadari oleh pemakainya.
 Perforasi rahim
 Ketika baru dipasang akan terjadi infeksi singkat pada rahim, tetapi infeksi
ini akan mereda 24 jam
 Resiko terjadi keguguran pada wanita hamil dengan IUD yang masih
terpasang adalah sekitar 55%.
8. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan cara berkeluarga berencana yang sifatnya permanen.
Sterilisasi pada pria dilakukan melalui vasektomi, sedangakan pada wanita
dilakukan prosedur ligasi tuba.
 Vasektomi adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa
spema ke testis). Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog yang
memerlukan waktu sekitar 20 menit. Pria yang menjalani vasektomi
sebaiknya tidak segera menghentikan kontrasepsinya, karena biasanya
kesuburan masih tetap ada sampai 15-20 kali ejakulasi. Setelah
pemeriksaan laboratorium terdapat 2 kali ejakulasi. Setelah
pemeriksaan laboratorium tehadap 2 kali ejakulasi menunjukkan tidak
ada sperma, maka dikatakan bahwa pria tersebut telah mandul.
Komplikasi dari vasektomi adalah:
 Perdarahan
 Respon peradangan terhadap sperma yang merembes
 Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba
falopi

2.5.2. Asuhan Keluarga Berencana


1. Langkah-langkah dalam konseling

Dalam pemberian konseling,khususnya bagi calon peserta KB yang


baru,hendaklah menerapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci”
SATU TUJU”. Uraian mengenai”SATU TUJU” dapat dilihat pada penjelasan
berikut.
1. SA: beri salam,sambut kedatangan.dan berikan perhatian.
2. T: tanyakan apa masalah dan apa yang ingin dikatakan.

3. U: Uraikan mengenai alat alat KB yang ingin diketahui.


4. TU: bantu mencocokan alat KB dengan keadaan dan kebutuhan .
5. J:jelaskan alat KB apa yang akan digunakan.
6. U: Ulangan,sambutlah dengan baik apabila klien perlu konseling ulang
( sulistiawati, 2011)
BAB III
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

3.1. Asuhan Kebidanan pada Ny. N di Klinik Hj. Mayar Saparita Ritonga
AM.Keb Gg. Cempaka Kelurahan Sirandorung Kecamatan Rantau Utara
Kabupaten Labuhanbatu.

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Tanggal : 12 Februari 2020 Pukul : 11.00 WIB
Nama : Ny. N Nama : Tn. R
Umur : 20 Tahun Umur : 20 Tahun
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gg Cempaka Kelurahan Sirandorung Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu

B. ANAMNESE (DATA SUBJEKTIF)


Pada tanggal: 12 Februari 2020 Pukul :11.00 Wib Oleh : Heni Nawang Wulan
1. Keluhan-keluhan : Tidak ada
2. Riwayat Menstruasi
- Haid pertama : 15 tahun
- Teratur : teratur
- Siklus : 28 hari
- Lamanya : 7 hari
- Banyaknya : 3 kali ganti duk
- Sifat darah : Cair+Stolsel
- Dismenore : Tidak ada
Tabel 3.1
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1P0A0

No Umur Jenis Tempat Komplikasi BBL Nifas


kehamila Penol
Ibu Bayi BB Kea Lakt Kelaina
Persal Persalin ong
n Lahir daan asi n
inan an

1. H A M I L I N I

3. Riwayat kehamilan ini :


 Hari 1 haid terakhir : 15-07-2019
 Taksiran Persalinan : 22-04-2020
 Keluhan-keluhan pada : Trimester I : Mual dan Muntah
Trimester II : Tidak Ada
Trimester III : Tidak ada
 Pergerakan anak pertama sekali : + 16 Minggu
 Pergerakan anak 24 jam terakhir : + 16 kali sehari
 Keluhan yang dirasakan saat ANC 1
- Rasa lelah : Tidak ada
- Mual dan muntah : Tidak Ada
- Nyeri perut : Tidak ada
- Panas, menggigil : Tidak ada
- Sakit kepala berat/terus menerus : Tidak ada
- Penglihatan kabur : Tidak ada
- Rasa nyeri/panaswaktu BAK : Tidak ada
- Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : Tidak ada
- Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
- Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
Obat-obatan yang dikonsumsi : Tablet Fe
 Kekhawatiran khusus : Tidak ada
 Pola eliminasi
BAK : Frekuensi : 3-4 kali/hari Warna : Jernih
Keluhan waktu BAK : Tidak ada
BAB : Frekuensi : 1 kali/hari
Konsistensi : lembek
 Pola aktifitas sehari-hari
Istirahat dan tidur : Siang + 2 jam, malam + 8 jam
Seksualitas : + 2 kali dalam seminggu
 Imunisasi TT I dan TT II :Tidak dilakukan karena tidak
diizinkan oleh Suami
 Kontrasepsi yang pernah di gunakan : Tidak Ada
4. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita
 Penyakit jantung : Tidak ada
 Penyakit ginjal : Tidak ada
 Penyakit asma/TBC paru : Tidak ada
 Penyakit hepatitis : Tidak ada
 Penyakit DM : Tidak ada
 Penyakit hypertensi : Tidak ada
 Penyakit epilepsi : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada
5. Riwayat penyakit keluarga
 Penyakit jantung : Tidak ada
 Penyakit hypertensi : Tidak ada
 Penyakit DM : Tidak ada
 Gemeli : Tidak ada
 Lain-lain : Tidak ada
6. Riwayat sosial ekonomi
 Status perkawinan : Sah
 Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Senang
 Dukungan suami/keluarga terhadap kehamilan : Baik
 Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
 Pola makan / minum
Makan sehari-hari, frekuensi : + 3 kali/hari
Banyaknya : 3 porsi
Jenis makanan yang dimakan : Nasi, dan ikan
Minum : + 7 gelas/hari
 Kebiasaan merokok : Tidak ada
Minuman keras : Tidak ada
Mengkonsumsi obat terlarang : Tidak ada
 Kegiatan sehari-hari : Ibu Rumah Tangga
 Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan membantu
persalinan : di Klinik Oleh Bidan
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
1. Status emosional : Composmentis
2. Pemeriksaan fisik umum : BB : 42 kg BB sekarang : 49 kg
TB : 150 cm LILA : 24 cm
3. Tanda vital : TD : 100/80 mmHg Pols : 80 x/i
RR : 20 x/i Temp : 36,5°C
4. Kepala : Kulit kepala : Bersih
Distribusi rambut : Merata
5. Wajah : Oedema : Tidak ada
Cloasma gravidarum :Tidak ada
Pucat : Tidak ada
6. Mata : Conjungtiva : Tidak pucat
Sklera mata : Tidak ikterus
Odem palpebra : Tidak ada
7. Hidung : Polip : Tidak meradang
Pengeluaran : Tidak ada
8. Mulut : Lidah : Bersih
Stomatitis : Tidak ada
Gigi caries : Tidak Ada
Berlubang : Ada
Epulis pada gusi : Tidak ada
Tonsil : Tidak meradang
Pharynx : Tidak meradang
9. Telinga : Serumen : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
10. Leher : Luka bekas operasi : Tidak ada
Kelenjar thyroid : Tidak membesar
Kelenjar getah bening : Tidak membesar
Pembuluh limfe :Tidak ada pembesaran

11. Dada
 Mammae : Asimetris kanan (lebih besar kanan)
 Areola mammae : Hyperpigmentasi
 Puting susu : Menonjol
 Benjolan : Tidak ada
 Pengeluaran dari puting : Tidak ada
12. Aksila
Kelenjar getah bening : Tidak membesar
13. Abdomen
- Pembesaran : Asimetris kiri (lebih besar kiri)
- Linea : Nigra
- Striae : alba
- Bekas luka operasi : Tidak ada
- Pergerakan janin : Ada
- Pemeriksaan khusus kebidanan : Tidak dilakukan
- Kontraksi : Tidak ada
- Tinggi fundus uteri : 28 cm
- Bagian janin yang terdapat difundus uteri : Bokong
- Bagian keras, tegang dan memapan di sisi kiri perut ibu dan bagian
terkecil di sisi kanan perut ibu seperti jari-jari tangan dan kaki.
- Presentasi : Kepala
- Penurunan bagian terbawah : Convergen
- Auskultasi
Djj : Teratur
Frekuensi : 130 ×/i
Pemeriksaan panggul luar
- Distansia spinarum : 25 cm
- Distansia kristarum : 28 cm
- Conjungata eksterna : 18 cm
- Lingkar panggul luar : 80 cm
1. Genitalia
 Vulva : Pengeluaran : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
 Perineum : Bekas luka parut : Tidak ada
2. Pinggang Costoverteoral Angel Tengerness (CVAT)
Nyeri : Tidak ada
3. Ektremitas
Oedema pada jari tangan : Tidak ada
Oedema pada kaki bawah : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks patella : (+) kanan, (+) kiri

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. HB : 11 gr/dl
2. Protein Urine : Negatif (-)
3. Glukosa Urine : Negatif (-)
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa : Ny.N, G1P0A0 dengan usia kehamilan 29 minggu 4
hari ,intrauteri, janin hidup, tunggal, Punggung kiri, presentase kepala,
belum masuk PAP, keadaan janin baik.
Dasar : G1P0A0 dengan usia kehamilan 29 minggu 4 hari
Data Dasar
- Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama, belum pernah melahirkan
dan belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
- Dasar : Usia kehamilan
12 - 02 - 2020
15 - 07 - 2019

28 – 6 × 4 = 24 minggu
6× 2 = 12 hari + 28 hari
= 40 hari
= 5 minggu 5 hari
= 24 minggu + 5 minggu + 5 hari
= 29 minggu 5 hari
Jadi, usia kehamilan Ny. N adalah 29 minggu 5 hari
Dasar : Intra uteri
Data Dasar
 Uterus membesar sesuai dengan usia kehamilannya
 Pada saat palpasi bagian janin teraba dan mempunyai batas dengan
dinding perut rahim
Dasar : Janin hidup
Data Dasar
 Adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu
 Teraba gerakan janin pada saat palpasi
 Terdengarnya suara Denyut Jantung Janin
 (DJJ), frekuensi : 130 x/i
Dasar : Janin tunggal
Data Dasar
- Pada saat palpasi hanya teraba bagian keras, panjang dan memapan
disisi kiri perut ibu yaitu (punggung)
- Teraba bagian terbawah janin yaitu kepala, dan belum memasuki PAP
ditandai dengan keras melenting.
- Leopold I
 Teraba di Fundus bagian lembek dan melebar yaitu (bokong),
 TFU : 28 Cm
 TBBJ : 2.480 gram
- Leopold II
 Teraba bagian keras, panjang dan memapan di sisi kiri perut
ibu (punggung)
 Teraba bagian terkecil janin seperti jari-jari tangan kaki di sisi
kanan perut ibu.
- Leopold III
 Teraba bagian terbawah janin keras, bulat, dan melenting yaitu
(kepala)
- Leopold IV
 Teraba bagian terbawah janin belum masuk PAP (convergen)
- Taksiran berat badan janin: (TFU – 12) x 155
(28 – 12) x 155 = 2.480 gram

III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. KOLABORASI / RUJUKAN


Tidak ada
V. PERENCANAAN

1. Beritahu ibu tentang keadaan umum ibu dan janin


2. Beritahu ibu tentang personal hygiene yang baik dan benar.
3. Beritahu ibu tentang pola nutrisi yang baik.
4. Beritahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan.
5. Beritahu ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe
6. Beritahu ibu untuk melakukan yoga prenatal pada Trimester II
7. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 16 Maret 2020.

VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu kepada ibu bahwa keadaan ibu dan kehamilannya dalam
keadaan baik, ditandai dengan :
TD : 100/80 mmHg Lila : 24 cm
Pols : 80 x/i Djj : 130 x/i
RR : 20 x/i BB sekarang : 49 kg
Temp : 36,5 °C
2. Memberi tahu ibu tentang personal hygiene :
- Mandi minimal 2x sehari
- Menjaga kebersihan mulut dan gigi
- Menggunting kuku
- Membersihkan telinga
- Mengganti pakaian dalam setiap kali basah dan membasuh dengan air
bersih.
3. Memberitahu ibu tentang pola nutrisi yang baik untuk menambah berat
yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, protein, zat besi, asam folat,
vitamin, lemak, kalsium seperti
- Karbohidrat seperti nasi, roti, gandum.
- Protein seperti daging, telur, tahu, susu, makanan laut seperti ikan,
kepiting dan kerang.
- Zat besi seperti sayur berwarna hijau, telur, daging.
- Asam folat seperti sayuran hijau, kacang-kacangan,alpukat, pepaya.
- Vitamin seperti telur,buah,sayur.
- Lemak nabati seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan alpukat.
- Kalsium seperti susu, jus jeruk, sarden, keju, yoghurt,
- Dan Ice Cream untuk mempercepat kenaikan berat badan
4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan yaitu
- Pandangan kabur
- Perdarahan
- Sakit perut yang menetap dan tidak hilang
- Odem pada wajah dan daerah ekstremitas (kaki,tangan )
- Sudah keluar ketuban sebelum waktunya
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 30 tablet
dengan dikonsumsi 1 x 1
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan yoga prenatal (senam ibu hamil) pada
usia kehamilan trimester II adalah sebagai berikut :
 Cossack satu lengan
Duduk dengan jari bersentuhan setinggi dada, kemudian tarik nafas.
Dan menghembuskan nafas, putar tubuh atas (memutir ringan) ke
kanan, kemudian berhenti dan tarik nafas, luruskan satu tangan ke
samping menjauh dari tubuh. Putar tubuh kembali dan letakkan lengan
ke tengah dada. Kemudian putar tubuh kembali da letakkan lengan ke
tengah dada. Kemudian ganti lengan yang satunya ulangi gerakan ini.

 Side kick
Berbaring miring dengan kepala diatas lengan. Leher, punggung dan
kaki berada dalam satu garis lurus, tangan atas tepat di depan pusar
untuk menjaga keseimbangan. Tarik nafas secara perlahan kemudian
angkat kedua kaki secara perlahan. Saat menghembuskan nafas, angkat
kaki yang atas hingga sejajar dengan tulang pangkal paha, kemudian
dorong kaki kiri ke arah depan sejauh mugkin sesuai kemampuan. Tarik
nafas kembali dan ulangi gerakan tersebut.

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 16


Maret 2020.

VII. EVALUASI

1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaan ibu dan janin serta ibu merasa
senang karena janinnya dalam keadaan baik-baik saja
2. Ibu sudah mengetahui tentang personal hygiene yang baik dan benar
3. Ibu sudah mengerti tentang pola nutrisi yang baik
4. Ibu sudah tau dan paham tanda bahaya kehamilan
5. Ibu sudah dianjurkan untuk mengkonsumsi tablete Fe 30 table
6. Ibu sudah mengerti tentang senam hamil
7. Ibu sudah tau kapan akan melakukan kunjungan ulang pada tanggal 16
Maret 2020.
Data Perkembangan
Tanggal : 16 Maret 2020 Jam : 10.00 Wib
Tempat : Di Klinik Bidan Hj. MAYAR AM.Keb

S : - Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

O : - TTV : TD : 110/80 mmHg Pols : 80 x/i


RR : 20 x/i Temp : 36,5°C
LILA : 25,5 cm Djj : 140 x/i
BB : 51 kg BB sebelum hamil : 42 kg
- Palpasi : Leopold I : Teraba lembek dan melebar yaitu bokong di
bagian fundus, TFU 30 cm.
Leopold II : Teraba bagian keras, panjang dan memapan di
sisi kiri perut ibu yaitu punggung dan bagian
terkecil janin di sisi kanan perut ibu yaitu jari-
jari dan tangan.
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting yaitu kepala
di bagian terbawah.
Leopold IV : Teraba bagian terbawah janin belum masuk
PAP (convergen).
- DJJ : 140 x/i
- TBBJ : (TFU-12) x 155
: (30 -12) x 155
: 2.790 gram

A : Ny. N G1 P0 A0 dengan usia kehamilan 34 minggu 2 hari , intrauteri, janin


hidup, tunggal, punggung kiri, presentase kepala, belum masuk PAP,
keadaan ibu dan janin baik

P : 1. Beri informasi kepada ibu tentang keadaannya dan janinnya.


Menginformasikan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan janinnnya
dalam keadaan baik, ditandai dengan:
TD : 110/80 mmHg RR : 20 x/i
Pols : 80 x/i Temp : 36,5°c
LILA : 25,5 cm DJJ : 140 x/i
BB : 51 kg BB sebelum hamil : 42 kg
Ev: Ibu sudah mengetahui keadaanya dan keadaan janinnya.

2. Beri pendidikan kesehatan tentang personal hygiene.


 Menjaga kebersihan mulut dan gigi
 Mengganti pakaian dalam setiap kali basah
 Mencuci rambut 2 hari sekali
 Menjaga kebersihan mata, hidung dan telinga
Ev: Ibu mengerti tentang personal hygien dan ibu akan melakukannya.

3. Beri pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara dengan cara:


 Mengompres payudara dengan menggunakan kapas yang diberi
baby oil sambil membersihkan putting susu dan areola mammae
 Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri dan melakukan
gerakan kecil dengan 2 atau 3 jari tangan kanan mulai dari pangkal
payudara sampai pada daerah puting susu
 Melakukan gerakan memutar sambil menekan payudara kanan dan
kiri
 Meletakkan kedua telapak tangan diantara payudara, urut dari
tengah keatas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan
keduanya perlahan
 Mengeringkan payudara dengan handuk bersih dan kering
Ev: Ibu sudah mengerti tentang perawatan payudara dan ibu sudah
melakukannya.

4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan yaitu :


 Pandangan kabur
 Perdarahan
 Sakit perut yang menetap dan tidak hilang
 Odem pada wajah dan daerah ekstremitas (kaki,tangan )
 Sudah keluar ketuban sebelum waktunya
Ev: ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya kehamilan

5. Memberitahu ibu untuk melakukan beberapa gerakan agar kepala


bayi segera memasuki pintu atas panggul (PAP)
 Dengan memperbanyak sujud yaitu bagian dada ibu mendekat ke
lantai, dan bagian bokong di angkat tinggi agar kepala bayi
memutar,
 Atau cara lain yaitu dengan mengepel lantai dengan kaki di buka
selebar mungkin dan badan sedikit tegak. Dan melakukan jalan
pagi sesering mungkin sering melakukan senam hamil.
Ev : ibu sudah mengetahui dan akan mulai melakukan nya

6. Memberitahu ibu untuk melakukan senam hamil pada usia kehamilan


Trimester III yaitu :
 Gerakan Swimming untuk menguatkan otot bahu dan otot kaki
Jongkok dengan bertumpu pada kedua lutut, luruskan punggung
diikuti dengan tangan kiri menjulur ke depan. Kemudian, angkat
kaki yang berlawanan sehingga tangan, punggung, dan kaki sejajar
lurus. Kemudian tarik nafas dalam empat hitungan. Kemudian,
kembali posisi tangan dan kaki, ganti pada sisi satunya.

 Gerakan Scissors untuk menguatkan otot panggul dan kaki


Berbaring telentang dengan punggung lurus dan kaki di tekuk 90
derajat terhadap lutut. Letakkan kedua tangan di atas perut.
Kemudian tarik nafas dan angkat kaki kanan sampai ke atas dan
turunkan kaki secara perlahan. Lalu kembalikan kaki seperti
semula dan lakukan hal yang sama.

Ev: ibu sudah mengetahuinya dan akan mulai melakukan nya

7. Memberitahu ibu tentang manfaat dan kegunaan Air Susu Ibu (ASI):
 Asi sehat, praktis dan tidak butuh biaya
 Asi dapat menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi
 Asi dapat memberikan kekebalan tubuh untuk bayi
Ev: Ibu sudah mengerti tentang manfaat ASI dan akan memberikan
kan nya ketika bayi lahir.

8. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan.


Ev: Ibu mau melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan-keluhan
3.2. Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny. N di Klinik Hj. Mayar Saparita
Ritonga AM.Keb Gg. Cempaka Kelurahan Sirandorung Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu.

II. PENGUMPULAN DATA


D. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Ny. N Nama : Tn. R
Umur : 20 Tahun Umur : 20 Tahun
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gg Cempaka Kelurahan Sirandorung Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu

A. Data Subjektif
Tanggal Masuk : 26-04-2020 Pukul : 16.00 Wib
Tempat pengkajian : di klinik bidan Hj. Mayar AM.Keb

1. Alasan Kunjungan :Ingin Bersalin


Keluhan utama :Mules seperti ingin BAB dan keluar lendir
bercampur darah Pukul : 16.00 Wib
Riwayat Mensturasi :
Umur Menarche : 15 Tahun
HPHT : 15-07-2020
TTP : 22-4-2020
Disminorhea : Tidak Ada
Banyaknya : 3 kali ganti duk
2. Riwayat Perkawinan : Sah
Umur ibu saat menikah : 19 Tahun
Umur suami saat menikah : 19 Tahun

3. Riwayat kehamilan , persalian dan nifas yang lalu : G1, P0, A0


No
Umur Usia Je Tempat Komplikasi BBL Nifas
Anak Keh nis Per PPenolong
am Persalinan sal Ibu Bayi BB K L Ke

ila ina L e a l

n n a a k a
h d t i
i a a n
r a s a
n i n
1. H A M I L I N I

4. Riwayat keluhan Hamil ini :


Hamil Muda :Mual dan Muntah
Hamil tua : Tidak ada
6. Riwayat penyakit yang lalu/operasi : Tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
8. Riwayat Keluarga berencana : Tidak Ada
9. Pola makan/minum/eliminasi/istirahat/psikososial
̶ Pola makan : Nasi, lauk, sayur, buah
̶ Pola Minum : 7 gelas/hari
̶ Pola eliminasi : BAK : + 3-4 kali/hari Warna: Jernih
BAB : + 1 kali/hari Konsistensi : Lembek

B.Data Objektif
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital :
̶ Pemeriksaan umum : Baik
̶ Kesadaran : Composmentis
̶ Tekanan darah : 110/80 mmHg
̶ Nadi : 80 x/i
̶ Respiratory Rate : 24 x/i
̶ Temperature : 36,5 0c
̶ LILA : 25,5 cm
̶ BB sesudah hamil :54 kg
̶ BB sebelum hamil :42 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata
a) Konjungtiva : Tidak pucat
b) Sklera : Tidak ikterus
c) Oedema palpebra : Tidak ada pembengkakan
b. Dada
a) Mammae : A Simetris kanan (Lebih besar kanan)
b) Areola mammae : Hyperpigmentasi
c) Puting susu : Menonjol
d) Benjolan : Tidak ada
e) Pengeluaran colostrum : Ada
3. Pemeriksaan khusus kebidanan
1. Inspeksi
Pembesaran : A Simetris kiri (Lebih besar kiri)
Bekas luka operasi : Tidak ada
Linea : Nigra
Striae : Albican
2. Palpasi
Leopold I : Teraba lembek dan melebar yaitu bokong di bagian fundus, TFU
32cm.
Leopold II : Teraba bagian keras, panjang dan memapan di sisi kiri perut ibu
yaitu punggung dan bagian terkecil janin di sisi kanan perut ibu
seperti jari-jari dan tangan.
Leopold III : Teraba bulat dan keras yaitu kepala di bagian terbawah.
Leopold IV: Teraba bagian bawah janin sudah masuk PAP (divergen).
- Taksiran berat badan janin :(TFU – 11 ) x 155
(32– 11) x 155 = 3255gram.
3. Auskultasi
- Denyut jantung janin (DJJ) :130 x/i
4. Pemeriksaan anogenital
- Perineum : Tidak ada luka parut
- Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah
- Anus : Tidak ada haemoroid
- Pembukaaan serviks :8
- Selaput ketuban : Utuh
- Persentasi fetus : Kepala, ubun-ubun kecil
- Penurunan bagian terbawah : H III

1. Analisa
Ny. N kala I fase aktif dilatasi maksimal

2. Penatalaksanaan
1. Memberitahu tentang keadaan ibu dan bayinya yaitu
- Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 80 x/i
- Penafasan : 24 x/i Temperature : 36,5 0c
- DJJ : 130 x/i
2. Mengajarkan kepada ibu cara meneran yang baik yaitu dengan cara
menarik nafas dari hidung dan mengeluarkan dari mulut serta
mengedankan diperut, menganjurkan mengedan bila ada his atau kontraksi
dan jika tidak ada kontraksi maka beri makan dan minum.
3. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman dengan menjelaskan
kepada ibu posisi yang baik dan nyaman saat persalinan
4. Memberikan dukungan fisik dan mental kepada ibu agar ibu semangat
untuk melahirkan bayinya
5. Menganjurkan suami atau keluarga yang lain untuk mendampingi ibu pada
saat proses persalinan

5. Memantau kemajuan persalinan


Pemantauan 16.00 16.30 17.00 17.30 18:00
Djj 130 x/i 140 x/i 145 x/i 140 x/i 142 x/i
His 3x10x 30 4x10x 35 4x 10x 35 5x 10x 42 5x 10x 42
TD 110/60 110/80
Pols 80 x/i 80 x/i 75 x/i 80 x/i 80 x/i
o
Temp 36,5 c 370c
urine 50 cc 50 cc
Pembukaan 8 cm 10 cm
Penurunan kepala 3/5 1/5

3.2.1 Data Perkembangan


Tanggal : 26 April 2020 Pukul : 18:00 Wib

A. Data Subjektif :Ibu mengatakan perutnya terasa mules semakin sering,


adanya keinginan untuk meneran dan keluar lendir
bercampur darah

B. Data Objektif :His kuat , frekuensi 5 × 10 menit lamanya 42 detik,


Denyut Jantung Janin (DJJ): 142 x/i, anus/vulva
membuka, perineum menonjol, keluar lendir bercampur
darah yang semakin banyak, pemeriksaan dalam
pembukaan lengkap 10 cm, menipis, selaput ketuban
belum pecah, penurunan kepala di Hodge IV

C. Analisa : Ny. N Inpartu kala II


D. Penatalaksanaan
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II yaitu dorongan ingin
meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva dan anus membuka lebar.
- Sudah dilihat tanda dan gejala kala dua
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung
suntik steril sekali pakai didalam partus set.
- Sudah dipastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan
3. Memakai barier protektif : Topi, Kaca Mata, Handscoon, clemek, sepatu
but, masker.
- Hanya memakai Handsccon dan masker.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai, gulung lengan baju sampai batas
siku kemudian mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi
yang bersih.
- Perhiasan yang dipakai sudah dilepaskan
5. Memakai sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan
dalam.
- Sudah memakai sarung tangan
6. Memasukkan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan disinfektan tingkat tinggi atau steril dan meletakkan kembali
di partus set/wadah disinfektan tingkat tinggi atau steril tanpa
mengkontaminasi tabung suntik).
- Oksitosin sudah dimasukkan ke dalam tabung suntik
7. Membersihkan vulva dan perineum dan membersihkan dengan hati-hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah dibasahi air
desinfeksi tingkat tinggi.
- Vulva dan perineum sudah dibersikan
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap dan memastikan
selaput ketuban sudah pecah atau belum. Ternyata selaput ketuban belum
pecah, maka dilakukan amniotomi.
- Sudah dilakukan pemeriksaan dalam dan sudah dilakukan amniotomi
9. Memasukkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit dan mencuci kedua tangan.
- Sarung tangan sudah dilepas tetapi tidak direndam di dalam larutan
klorin karena hanya satu kali pakai.
10. Memeriksa denyut jantung janin ( DJJ ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 120-160 kali / menit ) yaitu
141x/i.
- Sudah dilakukan pemeriksaan denyut jantung janin ( DJJ )
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
- Ibu telah diberitahu hasil pemeriksaanya dan masih dalam batas
normal
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu meneran (pada saat
ada His, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman).
- Posisi ibu yang diinginkan yaitu posisi setengah duduk
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran
a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan
untuk meneran.
b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(tidak meminta ibu berbaring terlentang).
d. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat
pada ibu.
e. Menganjurkan asupan cairan per oral (minum)
f. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
g. Rujuk jika bayi belum lahir setelah 2 jam meneran.
- Sudah diberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu
dan janinnya
14. Menganjurkan ibu berjalan, jongkok atau mengambil posisi yang aman,
Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit. Menganjurkan ibu untuk
mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat
di bila tidak ada kontraksi.
- Ibu sudah mengambil posisi yang nyaman
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
- Hanya meletakkan kain bersih di atas perut ibu
16. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
- Sudah diletakkan kain yang bersih di bawah bokong ibu
17. Membuka partus set.
- Partus set sudah dibuka
18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
- Sudah di pakai sarung tangan DTT atau steril
19. Saat kepala bayi didepan vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain 1/3 tadi, letakkan 3 jari
tangan yang lain di 0s oksiput untuk menahan kepala bayi agar tidak
terjadi defleksi yang terlalu cepat.
- 3 jari di atas os oksiput dan tangan lainnya menjumput perineum
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.
- Tidak adanya lilitan tali pusat
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan.
- Kepala bayi sudah sudah melakukan putar paksi luar
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar, tempatkan kedua tangan
secara biparietal. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Tarik dengan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas untuk melahirkan bahu
posterior
- Bahu bayi sudah lahir
23. Setelah bahu lahir, letakkan tangan kebawah perineum ibu untuk
menyangga kepala, lengan dan siku bagian bawah. Tangan atas menelusuri
tubuh bayi.
- Sudah dilakukan sanggah
24. Setelah lengan dan tubuh bayi lahir maka letakkan jari diantara
pergelangan kaki bayi.
- Seluruh tubuh bayi sudah lahir
25. Bayi lahir Pukul 18.30 Wib dan berjenis kelamin : Laki - laki. Nilai bugar
keadaan bayi yaitu: menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot bergerak
aktif dan bernafas dengan baik.
- Sudah dilakukan penilaian keadaan umum bayi
26. Kemudian letakkan di atas perut ibu. Keringkan dengan kain
- Bayi sudah dikeringkan
27. Cek fundus untuk memastikan ada tidak bayi gameli.
- Tidak adanya bayi gameli
28. Memberitahu ibu akan suntikan oksitosin.
- Ibu sudah disuntikan oksitosin
29. Menyuntikkan oksitosin 10 unit di 1/3 paha bagian luar secara IM.
- Sudah dilakukan suntikan oksitosin di 1/3 paha bagian luar secara
IM
30. Menjepit tali pusat 3 cm dari umbilikus. Jepit kembali 2 cm dari arteri klem
yang pertama.
- Sudah dilakukan penjepitan tali pusat
31. Kemudian potong dengan gunting tali pusat. Lalu jepit dengan umbilikal
- Tali pusat bayi sudah di potong dan dijepit dengan umbilikal
32. Dan melakukan IMD dengan cara : bayi ditelungkupkan dengan kontak
kulit ibu ke kontak kulit bayi.
- IMD tidak dilakukan
- Menyelimuti bayi dengan kain hangat dan pakaikan topi

Data Perkembangan
Tanggal : 26-04-2020 Pukul : 18.35 Wib

A. Data Subjektif : Ibu merasa lelah dan perutnya terasa mules

B. Data Objektif : TD 110/80 mmHg, kontraksi uterus keras, TFU


setinggi pusat, kandung kemih kosong, dan ada tanda-
tanda pelepasan plasenta yaitu semburan darah secara
tiba-tiba, tali pusat semakin memanjang, perubahan bentuk
uterus dari diskoid menjadi globular
C. Analisa : Ny. N inpartu kala III
D. Penatalaksanaan
33. Memindahkan klem pada tali pusat 5-10 cm ke depan vulva dengan cara
diurut terlebih dahulu ke arah ibu
- Klem sudah dipindahkan
34. Meletakkan satu tangan di atas simpisis untuk mendeteksi kontraksi.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
- Uterus sudah berkontraksi
35. Setelah uterus berkontraksi, kemudian melakukan peregangan ke arah bawah
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada
bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang
(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya
inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, menghentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut
- Peregangan tali pusat sudah dilakukan
36. Setelah plasenta terlepas, menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke
arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan
arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva.
- Tali pusat sudah bertambah panjang
37. Plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan
dengan hati-hati memutar plasenta hingga lahir. Dengan lembut perlahan
melahirkan plasenta tersebut di tempatkan diwadah yang disediakan.
- Plasenta sudah lahir
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, Plasenta lahir pada pukul :
18.40 WIB, lengkap, berat : 500 gram, kotiledon 18 buah, insersi sentralis,
panjang tali pusat 45 cm, diameter 20 cm, jumlah darah yang keluar ±150 cc,
melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dangan gerakan melingkar searah jarum jam dengan
lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
- Massase sudah dilakukan
39. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
plasenta untuk memastikan bahwa plasenta lengkap dan utuh dan Meletakkan
plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
- Plasenta dan selaput plasenta lengkap
40. Mengevaluasi ada/tidaknya laserasi pada vagina dan perineum dan memantau
jumlah darah yang keluar
- ada laserasi jalan lahir.
40. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
- Uterus ibu berkontraksi dengan baik ditandai dengan tidak adanya
perdarahan
41. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5 % tanpa membuka sarung tangan tersebut dengan air DTT dan
keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
- Kedua tangan telah dibersikan
42. Memastikan kandung kemih ibu kosong
- Kandung kemih sudah dalam keadaan kosong
43. Mengajarkan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
- Tidak dilakukan masase fundus oleh keluarga , tetapi asisten bidan
yang melakukan nya
44. Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
- Tidak terjadi perdarahan
45. Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibu baik
- Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pasca persalinan. Memeriksa temperatur
tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca
persalinan.
46. Memantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
Memakai sarung tangan untuk memeriksa fisik bayi seperti nadi bayi,
pernafasan dan suhu tubuh.
- Keadaan bayi masih dalam batas normal
47. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi.
- Alat sudah di cuci dan disimpan
48. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah
yang sesuai.
- Bahan-bahan sudah dibuang ke tempat sampah yang sesuai
49. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfektan tingkat tinggi.
Membersihkan cairan ketuban, membersihkan tempat tidur, lendir dan
darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
- Ibu sudah dibersihkan dan pakaian telah diganti
50. Memastikan bahwa ibu dalam nyaman Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan
yang diinginkan.
- Ibu sudah diberi makan dan minum
51. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
- Tempat bersalin telah dibersihkan
52. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5 % selama 10 menit.
- Sarung tangan telah dilepaskan
53. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
- Kedua tangan sudah dicuci dan dikeringkan dengan handuk bersih
54. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi
- Sudah memakai handscoon saat memeriksa fisik bayi
- PB : 45 cm, BB : 3255 gram,
- Sudah dilakukan pemeriksaan fisik bayi
55. Satu jam pertama, beri salep mata dan suntikan vitamin K secara IM di
paha kiri bawah lateral.
- Sudah disuntikan vitamin K secara IM di paha kiri bayi dan sudah
di berikan salep mata
56. Setelah satu jam pemberian vitamin K berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di samping ibu
agar sewaktu-waktu bayi dapat disusukan.
- HB0 telah disuntikkan di paha kanan bawah bayi
57. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam
larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
- Sarung tangan telah dilepaskan
58. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
- Kedua tangan sudah dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk
bersih
1. Melengkapi partograf ( halaman depan dan belakang )
- Partograf sudah diisi
Tabel 3.3
Pemantauan 2 jam pertama Post Partum

Kandung Darah yang


No Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi
Kemih keluar
2 jari dibawah
1 18.50 110/70 80 370C Baik kosong 40 cc
pusat
2 jari dibawah
19.05
pusat
2 jari dibawah
19.20
pusat
2 jari dibawah
19.35
pusat
3 jari dibawah
2 20.05 110/80 80 360C Baik kosong 10 cc
pusat
3 jari dibawah
20.35
pusat

3.3. Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologi pada Ny. N di Klinik Hj. Mayar
Saparita Ritonga AM.Keb Gg. Cempaka Kelurahan Sirandorung
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.

Nama : Ny. N Nama : Tn. R


Umur : 20 Tahun Umur : 20 Tahun
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gg Cempaka Kelurahan Sirandorung Kecamatan Rantau
Utara Kabupaten Labuhanbatu

A. Data Subjektif
Tanggal :27 April 2020 Pukul : 02.35 WIB
1. Alasan masuk : Ibu post partum 6 jam
Keluhan Utama : Ibu merasakan mules pada perutnya.
2. Riwayat persalinan :
- Jenis persalinan : Spontan
- Ketuban pecah : spontan
- Kala I : 12 jam - Kala II : 30 menit
- Kala III : 10 menit - Kala IV : 2 jam
- perineum : Ada Laserasi
- Jumlah perdarahan : ± 295 cc
- Kala I: 15 cc - Kala II : 20cc - Kala III: 150 cc -Kala IV : 120cc
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Berat badan bayi : 3255gram
- Panjang badan bayi : 45 cm
- Keadaan bayi : Baik
- Penerimaan ibu terhadap bayi : Baik

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Pols : 75 x/i
Pernafasan : 24 x/i
Suhu : 37,20c
2. Pemeriksaan khusus Obstetri
a. Payudara
Pengeluaran : Ada
Bentuk : Asimetris kanan
Putting susu : Menonjol
b. Uterus
Konsistensi uterus : Keras
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
c. Pengeluaran lochea
Warna : Merah
Bau : Amis
Konsistensi : rubra
d. Perineum : ada laserasi ( derajat 1)
e. Kandung kemih : Kosong
f. Ekstermitas
Odema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada

C. Analisa
Ny. N 6 jam post partum

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan pemantauan keadaan ibu yaitu tanda-tanda vital yaitu TD:
100/70mmHg, Pols : 75 x/i, RR: 24 x/i,Temp : 37,2 0c, kontraksi,
kandung kemih, jumlah darah yang keluar, tinggi fundus uteri pada 2
jam postpartum yaitu 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam
kedua
- Keadaan ibu sudah di pantau
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ia alami
merupakan hal yang normal
- Ibu sudah mengerti
3. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk masase uterus ibu dengan cara
meletakkan tangan diatas perut ibu dan lakukan searah dengan jarum jam
- Keluarga sudah mengerti dan akan melakukan nya
4. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya masa nifas, seperti : demam
tinggi (pebris puerpuralis), perdarahan banyak sampai syok, tekanan darah
tinggi >140/100 mmHg dan bendungan air susu ibu (ASI).
- Ibu sudah mengetahui tanda bahaya masa nifas
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya agar tidak
terjadi hipotermi seperti membedong bayi dan menutup kepala bayi
dengan topi
- Ibu sudah mengerti dan akan melakukan nya
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan
menjelaskan manfaat ASI seperti melindungi bayi dari penyakit,
menyediakan nutrisi lengkap, jaminan asupan yang aman, membuat bayi
tumbuh sehat dan cerdas, mencegah diare dan malnutrisi, memperkuat
ikatan antara ibu dan bayi, mengurangi risiko kanker.
- Ibu sudah mengetahui manfaat ASI Eksklusif dan akan memberikan
bayinya ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun
7. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecil (BAK) dan buang
air besar (BAB)
- Ibu sudah mengetahuinya dan tidak akan menahan untuk BAB dan BAK
lagi
9. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat seperti memberi kasa pada pusat
bayi setelah selesai memandikannya, mengganti kasa apabila basah.
- Ibu sudah mengerti dan akan melakukannya
10. Mengajarkan ibu cara merawat luka pada perineum seperti mengarahkan
lampu pijar agar luka segera kering, memberi kasa steril.
- Ibu sudah mengerti dan akan melakukannya

3.3.1 Data Perkembangan : 6 hari post partum


Tanggal :2 Mei 2020 Pukul : 10:00 Wib

A. Data Subjektif : - Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik

B. Data Objektif : - Keadaan umum ibu baik


Pemeriksaan vital sign ibu baik
TD : 110/80 mmHg Nadi : 70 x/i
Temp : 36,5oC Pernafasan : 20 x/i
TFU : Pertegahan pusat dan simfisis, lochea berwarna
merah kuning berisi darah dan lendir (sanguinolenta).

C. Analisa : Ny. N 6 hari post partum


D. Penatalaksaan
1 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan seperti TD:110/80mmHg, Nadi: 70 x/i,
Temp : 36,5oC, Pernafasan : 20 x/i
- Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan terlihat senang karena
keadaan nya dalam batas normal.
2 Memastikan involusi uteri ibu berjalan normal, TFU pertengahan pusat dengan
simfisis, kontraksi uterus teraba keras, lochea normal
- semua hasil pemeriksaan ibu normal.
3 Memeriksa adanya tanda-tanda bahaya masa nifas seperti demam dan infeksi
pada ibu.
- Hasil pemeriksaan dalam batas normal ibu dalam keadaan baik.
4 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan menjelaskan
manfaat ASI seperti melindungi bayi dari penyakit, menyediakan nutrisi
lengkap, jaminan asupan yang aman, membuat bayi tumbuh sehat dan cerdas,
mencegah diare dan malnutrisi, memperkuat ikatan antara ibu dan bayi,
mengurangi risiko kanker.
- Ibu sudah mengetahui manfaat ASI Eksklusif dan akan memberikan
bayinya ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun
5 Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat seperti memberi kasa pada pusat
bayi setelah selesai memandikannya, mengganti kasa apabila basah.
- Ibu sudah mengerti dan akan melakukannya
6 Memberitahu ibu tentang perawatan payudara seperti tidak menggunakan bra
yang terlalu ketat, selalu menyusui bayinya agar tidak terjadi peradangan pada
payudara, membersihkan payudara dengan air hangat sebelum menyusui
bayinya
- Ibu sudah mengerti dan akan melakukannya

3.3.2 Data perkembangan : 2 minggu post partum


Tanggal : 10 Mei 2020 Pukul : 10:00 Wib

A. Data Subjektif : Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan baik

B. Data Objektif : KU baik, Tekanan Darah : 110/80 mmHg, suhu : 36,8


0
C, pols: 75x/i, RR: 22x/i
TFU : Sudah tidak teraba diatas simfisis, lochea berwarna
kuning atau kecoklatan (serosa)

C. Analisa : Ny. N 2 minggu post partum

D. Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan seperti Tekanan Darah : 110/80
mmHg, suhu : 36,8 0C, pols: 75x/i, RR: 22x/i
- Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Memastikan involusi uteri, tinggi fundus uteri (TFU) sudah tidak teraba di
atas simfisis, tidak ada lochea yang abnormal serta tidak berbau.
- ibu dalam keadaan baik
3. Menilai adanya tanda-tanda bahaya nifas seperti demam, pembengkakan
payudara, sakit kepala yang berlebihan.
- ibu dalam keadaan baik Tidak ada tanda-tanda bahaya masa nifas
4. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi seimbang seperti
sayuran hijau, buah, daging, susu.
- Ibu bersedia dan akan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, memantau
tanda-tanda penyulit pada payudara seperti pembengkakan payudara serta
menjelaskan manfaat ASI seperti melindungi bayi dari penyakit,
menyediakan nutrisi lengkap, jaminan asupan yang aman, membuat bayi
tumbuh sehat dan cerdas, mencegah diare dan malnutrisi, memperkuat
ikatan antara ibu dan bayi, mengurangi risiko kanker.
- Ibu sudah mengetahui manfaat ASI Eksklusif dan akan memberikan
bayinya ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup sekitar ±8 jam malam hari
dan ±1 jam di siang hari
- Ibu akan beristirahat yang cukup sesuai dengan anjuran yang di berikan

3.3.3 Data Perkembangan : 6 minggu post partum


Tanggal : 7 juni 2020 Pukul : 10:00 Wib

A. Data Subjektif : - Ibu mengatakan tidak ada keluhan.


-Ibu mengatakan bayinya sudah di imunisasi dan ibu
mengatakan ingin ber KB.

B. Data Objektif : KU baik, TD : 120/80 mmHg, suhu : 370C, N: 80 x/i


TFU : Sudah tidak teraba diatas simfisis, lochea alba

C. Analisa : Ny. N 6 minggu post partum

D. Penatalaksanaan :
1. Memberikan informasi tentang keadaan Ibu seperti Tekanan darah 120/80
mmHg, pols 80 x/I, RR 20 x/I, suhu 37 0 C.
- Ibu sudah mengetahui keadaannya
2. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang di alaminya seperi
demam, peradangan payudara dan sakit kepala terus menerus.
- Tidak ada penyulit yang di temukan
3. Menjelaskan kepada ibu tentang macam-macam alat kontrasepsi seperti IUD,
Implant, Suntik Kb 3 Bulan, Suntik KB 1 Bulan, Tubektomi, Vasektomi, Dan
Pil KB serta menanyakan pada ibu alat kontrasepsi apa yang akan dipilih.
- Ibu memilih alat kontrasepsi suntik KB 3 bulan

3.4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologi pada Ny. N di Klinik
Bersalin Nur Cahaya AM. Keb JL. Amsrol Adam Kelurahan Sioldengan
Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu

Bayi Baru Lahir 6 Jam


Nama : By. Ny. N
Tanggal/lahir : 26-04-2020 Pukul : 00.30 Wib
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bayi lahir Pukul : 18.30 WIB

A. Data subjektif
Ibu mengatakan bayi masih rewel dan sudah menyusu dengan baik.

B. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,20C Pernafasan : 40 x/menit
Nadi : 100 x/ menit Berat Badan : 3255gram
Panjang Badan: 45 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada cepal hematoma
tidak ada caput suksedeneum.
b. Muka : Simetris, tidak ada oedema.
c. Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera putih, reflek
pupil ada, tidak ada kelainan.
d. Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran lendir, dan tidak ada
nafas cuping hidung, fungsi pernafasan baik.
e. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran cairan, telinga sudah
matur.

f. Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung


regular, suara paru-paru bersih.
g. Abdomen : Simetris, tidak ada bising usus, tali pusat bersih, tidak ada
benjolan, perdarahan tali pusat (-), tali pusat belum pupil.
h. Punggung : Tidak ada spina bifida, tidak ada bercak mongol.
i. Anus : Ada, bersih, tidak ada kelainan.
j. Ekstermitas : Atas : Gerakan ada, jari-jari lengkap.
Bawah : Gerakan ada, jari-jari lengkap.
l. Genitalia : Bersih, tidak ada kelainan, testis sudah turun .
m. Anus : Berlubang, tidak ada kelainan
BAK : Sudah BAK
Miksi pertama kali pukul 22.00 Wib
BAB : Sudah BAB
Defekasi pertama pukul 05.00 Wib

C. Analisa
Bayi Ny. N cukup bulan neonatus 6 jam dengan keadaan baik

D. Penatalaksanaan
1. Mengobservasi tanda-tanda vital seperti suhu :36,50C ,RR :40x/i, pols:
100x/i dan tangisan bayi kuat
- tanda-tanda vital bayi sudah di observasi dan telah menilai tangisan bayi
2. Mengidentifikasi bayi, dengan hasil : jenis kelamin laki-laki, panjang
badan (PB) 45 cm, anus ada (berlubang).
- Pemeriksaan pada bayi sudah di lakukan
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
dengan cara membedong dan memakaikan topi bayi
- Ibu bersedia dan akan menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
4. Menyuntikkan vitamin K setelah bayi lahir
- vitamin K sudah disuntikkan kepada bayi Ny. N setelah bayi lahir.
5. Menyuntikkan Hb0 1 jam setelah pemberian vitamin K.
- Hb0 telah di suntikkan1 jam setelah pemberian vitamin K.
6. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat seperti memberi kasa pada
pusat bayi setelah selesai memandikannya, mengganti kasa apabila basah.
- Ibu sudah mengerti dan akan melakukannya
Kunjungan Neonatus ke II 6 hari
3.4.1 Data Perkembangan
Tanggal : 2 Mei 2020 Pukul : 10:00 Wib
A. Subjektif
Ibu mengatakan tali pusat bayi sudah putus dan tidak rewel lagi.
B. Objektif
Keadaan umum bayi Ny. N baik, temp: 36,6oC, Pols : 100x/i, BB : 3300
gram, abdomen tidak kembung, tali pusat sudah pipil, tanda-tanda infeksi
tidak ada , buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) lancar.
C. Analisa
Bayi Ny. N cukup bulan neonatus 6 hari dengan keadaan baik
D. Penatalaksanaan :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital seperti temp: 36,6oC, Pols : 100x/i,
RR: 42x/i.
- Bayi Ny.N dalam keadaan baik-baik saja
2. Mengingatkan ibu untuk terus menyusui bayinya sesering mungkin,
setelah selesai menyusui bayi disendawakan dengan cara menepuk-nepuk
punggung bayi dengan lembut agar bayi tidak muntah.
- Ibu sudah melakukannya
3. Mengingat ibu untuk tidak memberikan bayi makanan pendamping
(MP-ASI) sebelum bayinya berumur 6 bulan.
- Ibu sudah mengerti dan tidak akan memberikan makanan tambahan pada
bayinya

Kunjungan Neonatus ke III 28 hari


3.4.2 Data perkembangan
Tanggal : 22 Mei 2020 Pukul : 10:00 Wib

A. Subjektif
Ibu mengatakan bayi sudah menyusu dengan baik.
B. Objektif
Keadaan umum bayi Ny. N baik, temp: 36oC, Pols : 110x/i, BB : 3900 gram,
tanda-tanda infeksi tidak ada, buang air kecil (BAK) dan buang air besar
(BAB) lancar.

C. Analisa
Bayi Ny. N cukup bulan neonatus 28 hari dengan keadaan baik

D. Penatalaksanaan
1. Mengobservasi tanda-tanda vital temp: 36oC, Pols:110x/i, BB: 3.900 gram,
- Bayi Ny.N dalam keadaan baik-baik saja
2. Mengingatkan ibu untuk terus menyusui bayinya sesering mungkin,
setelah selesai menyusui bayi disendawakan dengan cara menepuk-nepuk
punggung bayi dengan lembut agar bayi tidak muntah.
- Ibu sudah melakukannya
3. Mengingat ibu untuk tidak memberikan bayi makanan pendamping
(MP-ASI) sebelum bayinya berumur 6 bulan.
- Ibu sudah mengerti dan tidak akan memberikan makanan tambahan pada
bayinya
4. Menganjurkan ibu untuk membawa anaknya posyandu untuk di beri
imunisasi BCG dan Polio 1.
- Ny.N akan membawa bayinya ke klinik untuk melakukan imunisasi.
3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Fisiologi pada Ny. N di Klinik
Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb Gg. Cempaka Kelurahan Sirandorung
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.

A. Data Subjektif
Nama : Ny. N
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 10 Juni 2020
Pukul : 10.00 Wib

Pengkajian Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana (KB)


B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Stabil
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Pols : 70 x/i
Pernafasan : 20 x/i
Suhu : 36,5oC

C. Analisa
Ny. N akseptor keluarga berencana (KB) Suntik 3 bulan.

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan baik
- Ibu sudah mengetahui keadaanya
2. Memberikan informed consent kepada ibu
- Ibu menyetujui dan menandatangani informed consent yang telah
diberikan
3. Memberitahu ibu tentang jenis-jenis KB, keuntungan KB, dan efek
samping dari KB suntik 3 bulan
- Ibu sudah mengetahui jenis-jenis KB, keuntungan KB, efek samping dari
KB suntik 3 bulan
4. Menyiapkan alat
- Alat sudah disiapkan
5. Memberitahu bahwa ibu akan disuntik
- Ibu sudah mengetahui bahwa ia akan disuntik
6. Melakukan penyuntikan secara IM
- Penyuntikan sudah selesai dilakukan
7. Memberitahu pasien kunjungan ulang atau bila ada keluhan
- Ibu akan melakukan kunjungan ulang
8. Mencatat di kartu keluarga berencana (KB).
- Bidan catat di kartu keluarga berencana (KB) untuk suntik KB
selanjutnya pada tanggal 3 September 2020

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil asuhan yang di lakukan penulis kepada Ny.N sejak


tanggal Februari 2020 sampai juni 2020 dari usia kehamilan 29 minggu 4 hari
hingga usia kehamilan 38 minggu 2 hari, masa persalinan sampai 6 minggu post
partum, neonatus dan Keluarga Berencana (KB) di Klinik Bidan Hj. Mayar
Saparita Ritonga AM.Keb Gg. Cempaka Kelurahan Sirandorung Kecamatan
Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu maka di dapatkan pembahasan sebagai
berikut :

4.1 Masa Kehamilan


Asuhan kebidanan yang telah di berikan pada Ny.N pada
kehamilan 29 minggu hari sampai 38 minggu 2 hari adalah pengkajian
data dari mulai anamnesa tentang biodata, status pernikahan, keluhan
utama, riwayat kesehatan ibu dan keluarga, pola kegiatan sehari-hari.
Selanjutnya penulis melakukan pemeriksaan, yaitu menimbang berat
badan, mengukur tekanan darah, menilai status gizi, mengukur tinggi
fundus uteri, melakukan pemeriksaan presentasi kepala dan DJJ,
melakukan temu wicara. Ny. N melakukan kunjungan antenatal care
(ANC) sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali kunjungan trimester
I, 1 kali kunjungan trimester II, dan 2 kali kunjungan pada trimester III,
dan ini sudah sesuai dengan program pemerintah.
Pemeriksaan ANC secara teratur serta tidak dilakukannya
pelayanan sesuai standar kebidanan seperti pelayanan 14 T pada ibu hamil
maka dampaknya akan mengakibatkan keadaan yang mengancam
kematian ibu dan bayinya, resiko tinggi dan komplikasi terhadap ibu
hamil. Sehingga, mutlak bagi ibu hamil dengan dukungan dari suaminya
untuk melakukan pemeriksaan selama kehamilan.
Kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan bertujuan untuk
mamantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan, dan pembedahan, mempersiapkan persalinan
cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan
normal dan pemberian ASI Ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal (Pantiawati, 2015).
Asuhan yang dilakukan pada Ny. N tidak sesuai dengan asuhan ANC
(Antenatal Care) 14 T karena belum diberikannya imunisasi TT (Tetanus Toxoid),
terapi yodium, terapi obat malaria, dan belum dilakukannya Test PMS (Penyakit
Menular Seksual).
Melaksanakan asuahan antenatal, tidak semua asuhan yang di
berikan kepada Ny.N sesuai dengan teori tetapi pemeriksaannya dapat
terlaksana dengan baik, keadaan Ny. N secara umum normal.
.
4.2 Asuhan Masa Persalinan
Asuhan pada masa persalinan yang di lakukan pada Ny. N di Klinik Hj.
Mayar Saparita Ritonga AM.Keb Gg. Cempaka Kelurahan Sirandorung
Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu belum memenuhi standar
sesuai dengan 60 langkah asuhan persalinannormal namun penulis tidak
menggunakan barier protektif dengan lengkap seperti topi, celemek, kacamata.
a. Kala I
Persalinan Kala 1 merupakan pembukaan yang berlangsung antara nol
sampai pembukaan lengkap. Lama Kala 1 untuk primipara berlangsung selama 12
jam (Mutmainnah Dkk, 2011). Saat keluarga Ny.N datang ke klinik bidan pukul
06.00 wib bidan melakukan pemeriksaan dengan hasil ibu mengeluh mules-mules
dan telah keluar lendir bercampur darah, bidan melakukan pemeriksaan VT 1 cm,
portio teraba, selaput ketuban utuh. Kemudian bidan memberitahu kepada Ny. N
untuk kembali kerumah dan jika mulas sudah semakin sering maka kembali lagi
ke klinik. Pukul 16:00 Ny. N kembali ke klinik dan bidan melakukan pemeriksaan
ulang di dapatkan bahwa kemajuan persalinan berlangsung normal dengan hasil
pembukaan 8 cm dan kepala di hodge dan dilakukan amniotomi pukul 18.00 wib.
Asuhan kala I diberikan kepada Ny. N sudah sesuai standar yaitu
menghadirkan orang yang dianggap penting seperti suami, ibu, keluarga atau
teman terdekat, mencatat setiap hasil kemajuan persalinan dalam partograf,
membimbing ibu untuk meneran sewaktu ada his, dan minum saat his lemah,
menjaga privasi ibu, memberikan asuhan sayang ibu dengan menghadirkan suami
selama proses persalinan.
Kecepatan pembukaan serviks pada Ny.N pada primigravida 12 jam sudah
sesuai dengan teori dan tidak terjadi kesenjangan dengan teori yang dikemukakan
dimana pada pukul 06.00 Wib pembukaan serviks 1 cm dan pukul 18.00 Wib
pembukaan sudah lengkap.
b. Kala II
Diagnosis kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin
sudah tampak di vulva 5-6 cm (Sulistiawati Dkk, 2011). Selama kala II
ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu untuk minum
di sela-sela his, kemudian ibu mengatakan bahwa ia ingin meneran dan
sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu : Adanya dorongan meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka. Kala II
berlangsung selama 30 menit , ada robekan pada jalan lahir di kulit
perineum ( derajat 1). Bayi lahir spontan pukul 18:30 WIB ,jenis kelamin
laki-laki, berat badan bayi 3255 gram, panjang badan 45 cm, dengan
keadaan baik tanpa kelainan.
Dari asuhan Persalinan yang diberikan pada Ny. N terdapat
kesenjangan antara teori dengan asuhan yang diberikan karena belum
sesuai dengan 60 langkah APN seperti penolong tidak mengenakan
barrier protektif secara lengkap seperti tidak memakai topi, kaca mata,
dan celemek dikarenakan di klinik bidan Hj. Mayar Saparita Ritonga
AM.Keb belum menyediakan alat barrier protektif yang lengkap, Dan
tidak merendam sarung tangan kedalam larutan air klorin tetapi didalam
air biasa.
Pada saat persalinan akan dipimpin tidak meletakkan handuk diatas
perut ibu tetapi kain karena hanya menyediakan handuk bayi saja,
menunggu putar paksi luar tidak dilakukan karena bayi melakukan putar
paksi luar secara spontan, tanpa ada penyulit yang terjadi dijalan lahir,
menilai bayi diletakkan di kain dan secara ekstensi tidak dilakukan karena
bayi langsung dikeringkan dengan kain bersih dan kering.
Walaupun asuhan persalinan yang diberikan kepada Ny.N belum
sesuai dengan standart 60 langkah APN tetapi tidak ada komplikasi
maupun masalah kesehatan yang terjadi selama kala II berlangsung tetapi
penolong harus tetap waspada terhadap kemungkinan timbulnya
komplikasi .
c. Kala III
Menurut Sulistiawati Dkk 2011 tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu
semburan darah secara tiba-tiba, pmanjangan tali pusat, perubahan bentuk uterus
dari diskoid menjadi globular (bulat). Kala III berlangsung selama 10 menit.
Asuhan yang di lakukan pada kala III adalah menjepit dan memotong tali pusat
dan menyuntikkan oksitosin pada paha secara IM, setelah itu lihat tanda-tanda
pelepasan plasenta yaitu tali pusat semakin memanjang dan semburan darah tiba-
tiba. Posisikan tangan kiri berada menekan uterus secara dorso cranial dan tangan
kanan melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT) dan Masase fundus.
Plasenta lahir lengkap pukul 18.40 wib kemudian melakukan masase
fundus selama 15 detik untuk merangsang uterus tetap berkontraksi. Pengawasan
pada kala III pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta ini cukup penting,
karena kelainan dapat menyebabkan resiko perdarahan yang dapat membawa
kematian.
Pada proses pelepasan plasenta yang berlangsung selama 10 menit bahwa
tanda-tanda pelepasan plasenta sesuai dengan teori yang di dapat dan tidak ada
kesenjangan.
d. Kala IV
Pada kala IV memastikan bahwa kandung kemih selalu dalam
keadaan kosong Periksa tekanan darah, nadi,kandung kemih dan
perdarahan selama 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada
jam kedua ( Elisabeth Dkk, 2016). Setelah proses persalinan selesai maka
bidan melakukan asuhan kala IV yaitu pemeriksaan fundus dan masase,
nutrisi, dan dehidrasi, bersihkan ibu, istirahat, peningkatan hubungan ibu
dan bayi, memulai menyusui.
Memantau kondisi Ny. N selama 2 jam pertama yaitu selama 15
menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit sekali dalam 1 jam kedua yaitu
melakukan pemantauan tanda-tanda vital, menghitung jumlah perdarahan,
menilai kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan kandung kemih. Dari
pemantauan tersebut di dapatkan bahwa keadaan ibu baik secara
keseluruhan tanpa ada penyulit.
Dengan demikian pemantauan yang di lakukan pada kala IV selama 2 jam
post partum sudah sesuai dengan teori dan tidak didapati kesenjangan.
4.3 Asuhan Masa Nifas
Menurut vivian 2011 pengawasan masa nifas dilakukan untuk
menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-maasalah yang terjadi, di mana bidan melakukan
kunjungan 4 kali dalam 6-8 jam post partum, 6 hari post partum, 2 minggu
post partum dan 6 minggu post partum. Dalam hal ini penulis melakukan
kunjungan nifas sesuai dengan program yang ada dan hasilnya masa nifas
Ny. N berlangsung secara normal tanpa ada komplikasi seperti adanya
perdarahan, sub involusi, infeksi dan pengeluaran ASI tidak ada masalah.
Dalam hal ini penulis melakukan kunjungan nifas sudah sesuai
dengan teori dan hasilnya masa nifas Ny. N berlangsung secara normal
tanpa ada komplikasi, tidak adanya masalah pada jahitan perineum dan
tidak adanya perdarahan, involusi berjalan lancar, infeksi dan pengeluaran
ASI tidak ada masalah. Selama melakukan asuhan penulis melakukannya
sesuai dengan tujuan pengawasan masa nifas diantaranya menjaga
kesehatan bayinya, mendeteksi masalah, memberikan pendidikan
kesehatan tentang personal hygiene, perawatan pada bekas hetting dan
pemberitahuan makanan yang baik untuk mempercepat pengeringan luka
hetting, KB, memberikan ASI Eksklusif dan imunisasi pada bayi sesuai
dengan teori dari hasil pemantauan tersebut di dapatkan keadaan ibu dan
bayi normal tanpa ada penyulit. Jadwal kunjungan ibu nifas paling sedikit
sebanyak 4 kali kunjungan yang dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan
bayi serta menangani masalah-masalah yang terjadi pada ibu dan bayi.
Kunjungan dalam masa nifas anatara lain yaitu :
Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan )
Menurut Vivian 2011 Asuhan yang di lakukan pada 6 jam setelah
persalinan adalah mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri,
mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk jika perdarahan
berlanjut, memberi konseling tentang pemberian ASI awal, menjaga kehangatan
tubuh bayi agar tidak hipotermi.
Pada kunjungan I, 6 jam post partum padaNy. N prosesnya
berlangsung dengan normal. Masa involusi dan penurunan fundus pada 6
jam postpartum adalah 2 jari dibawah pusat dan lochea yang keluar
berwarna merah segar (rubra). Pada hari pertama postpartum, kurang dari
30 menit pertama ibu sudah memberikan ASI pada bayi, hal ini bisa terjadi
sebab ibu mau memberikan kolostrum setelah ibu mendengar informasi
yang diberikan bahwa kolostrum adalah susu pertama dan inilah yang
dapat memberikan kekebalan tubuh pada bayi sehingga bayi tidak mudah
terserang penyakit dan mengandung banyyak gizi.
Pada hari pertama 6 jam setelah postpartum Ny. N tidak berani
untuk buang air kecil karena merasa takut akan terasa sakit dibagian
vagina, 6 jam pertama postpartum ibu sudah dapat buang air kecil.
Semakin lama urin ditahan, maka dapat mengakibatkan infeksi. Maka dari
itu bidan sudah meyakinkan ibu supaya dapat segera buang air kecil
karena biasanya ibu malas buang air kecil karena takut akan merasa sakit.
Segera buang air kecil setelah melahirkan dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya komplikasi postpartum. Ny.N juga dianjurkan harus cukup
istirahat, dimana ibu harus tidur atau istirahat apabila bayi sedang tidur.
Pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan Ny.N hasil nya dalam batas
normal dan memberitahu ibu perawatan luka pada perineum dengan
menggunakan aseptic (betadine), dan mengeringkan kemaluan ibu dengan
kain bersih dan kering setelah buang air kecil maupun buang air besar.
Dari asuhan yang diberikan pada Ny.N tidak ada kesenjangan
antara teori dengan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.

Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan )


Asuhan yang dilakukan pada 6 hari setelah persalinan yaitu
memastikan involusi uteri berjalan normal uterus berkontraksi fundus
dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau, menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal,
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit pada bagian payudara ibu, memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi untuk menjaga bayi agar tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari .
Menurut vivian tahun 2011 pengeluaran lochea pada 6 hari post
partum adalah lochea sanguinolenta yang berwarna merah kekuningan.
Masa nifas Ny. N berlangsung secara normal ditandai dengan masa
involusi dan penurunan TFU yaitu pertengahan pusat dan simfisis.
Pada masa nifas Ny. N dalam pemenuhan nutrisi sudah tercukupi, Ny. N
melakukan anjuran bidan dengan makan-makanan yang bergizi seperti : nasi,
sayur-sayuran, daging/sumber protein lain dan susu. Kebutuhan nutrisi dan cairan
pada ibu nifas yaitu, makan dengan menu yang seimbang untuk mendapatkan
protein, mineral, dan vitamin yang cukup,minum setidaknya 7 gelas setiap hari.
Pada Ny.N dilakukan pemeriksaan vital sign dan hasilnya normal .
Pada kunjungan II, 6 hari post partum tinggi fundus uteri (TFU)
pertengahan sympisis dan pusat. Pada Ny.N bidan memastikan involusi uterus
berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus uteri dibawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, dan hetting sudah mulai mengering dan menilai adanya
tanda-tanda demam, atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan
tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat dan menjaga bayi supaya tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari dan lochea sanguinolenta.
Bidan memberi konseling pada Ny.N tentang perawatan tali pusat
(tali pusat bayi sudah pipil pada hari ke-5), Memberitahu ibu tanda-tanda
bahaya masa nifas, dan memberitahu ibu mengkonsumsi makan-makanan
yang bergizi untuk menunjang produksi ASI.
Dari asuhan yang diberikan pada Ny.N tidak ada kesenjangan
antara teori dengan pemeriksaan.
Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
Asuhan yang diberikan pada 2 minggu setelah persalinan yaitu
memastikan rahim sudah dalam keadaan normal, memastikan ibu mendapat cukup
makanan dan cairan serta istirahat yang cukup, memastikan ibu menyusui dengan
baik. Pada masa nifas Ny. N yaitu 2 minggu setelah persalinan prosesnya
berlangsung dengan normal. Pengeluaran lochea yaitu lochea serosa yang
berwarna kuning/kecoklatan. Ny. N masih melakukan perawatan payudara dimana
tujuan dari perawatan payudara ini adalah untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran ASI, sehingga pengeluaran ASI lancar.
Kunjungan ke IV (6 minggu setelah persalinan)
Pada kunjungan ini menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau
bayi alami, memberikan konseling untuk menggunakan kontrasepsi secara dini
untuk menjarangkan kehamilan dan pada Ny. N kunjungan masa nifas 6 minggu
prosesnya berlangsung dengan normal.
Tujuan asuhan masa nifas yang dilakukan yaitu untuk menjaga kesehatan
ibu dan bayinya, baik fisik maupin psikologis, melaksanakan pemantauan secara
komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayi, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri,
nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan
bayi sehari-hari dan memberikan pelayanan keluarga berencana.

4.4 Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir Ny. N lahir spontan pada tanggal 26 April 2020
Pukul 18:30 Wib. Asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir
yaitu melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya adalah normal, maka
langsung meletakkan bayi diatas perut Ny. N segera mengeringkan,
menutup kepala dan badan bayi dengan handuk kering, kemudian tali
pusat dijepit dengan klem dan memotongnya kemudian mengganti kain
dengan kain yang baru dan membedong nya. Kemudian menyuntikkan
Vit. K untuk mencegah perdarahan dan 1 jam setelah lahir disuntikkan
imunisasi Hb0.
Kunjungan ( 6 Jam Bayi Baru Lahir )
Setelah bayi lahir, bayi tidak langsung dimandikan. Bayi Ny. N hanya
dibersihkan dan segera diselimuti serta ditutupi bagian kepalanya dengan kain
bersih, kering, dan hangat agar bayi terhindar dari hipotermi atau kehilangan
Panas. Bayi sudah menyusu setelah ±30 menit setelah persalinan. Berat badan
bayi 3255 gram merupakan berat badan bayi normal. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa berat bayi normal adalah 2500-4000 gram (Jenny J.S Sondakh, 2013).
Kunjungan ( 6 Hari Bayi Baru Lahir )
Pada bayi Ny. N pemberian ASI eksklusif masih berjalan dengan
baik ibu akan memberikan bayinya ASI eksklusif selama 6 bulan. Hal ini
sesuai dengan teori ASI eksklusif yaitu bayi hanya diberi ASI selama 6
bulan, Setelah 6 bulan barulah diberi makanan pendamping ASI (MP
ASI).
Asuhan yang di lakukan dalam setiap kunjungan adalah
memberikan konseling tentang menjaga kehangatan tubuh bayi dan
kebersihan bayi, pemberian ASI,
Kunjungan ( 28 Hari Bayi Baru Lahir )
Ibu masih tetap menjaga suhu tubuh bayinya karena setiap popok
bayi basah ibu langsung menggantinya dengan yang kering. Di mana bayi
yang masih berumur 28 hari masih tetap harus dipantau suhu tubuh karena
bayi baru lahir masih rentan kehilangan suhu tubuh. Serta ibu sudah bisa
membawa bayinya ke klinik untuk mendapatkan imunisasi karena
imunisasi sangat penting untuk kekebalan tubuh bayi.
4.5 Keluarga Berencana
Asuhan keluarga berencana pada Ny. N dilakukan setelah selesai
masa nifas. Masa nifas selesai pada tangga 5 Juni 2020 ibu tidak langsung
mengalami menstruasi, tetapi ibu ingin langsung berKB pada tanggal 10
Juni 2020. Asuhan keluarga berencana yang dilakukan pada keluarga Tn.
R dan Ny. N dilakukan untuk menunda kehamilan. Dimana Ny. N
menginginkan kontrasepsi yang efektif agar tidak hamil dalam waktu
dekat dan tidak mengganggu ASI. Berdasarkan hal tersebut penulis
memberikan konseling tentang alat-lat kontrasepsi, keuntungan, efek
samping dan cara kerja. Ny. N memilih untuk menggunakan suntik KB 3
bulan karena Ny. N baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi serta
sudah menandatangani informed consent yang di berikan, dan ibu sudah
melakukan suntik KB pada tanggal 10 Juni 2020 dan ibu harus melakukan
kunjungan ulang pada tanggal 3 september 2020.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

A. Asuhan antenatal care yang diberikan kepada Ny. N pada usia 29 minggu 4
hari hingga usia kehamilan 38 minggu 2 hari dan belum sesuai dengan
pelayanan/asuhan standart 14 T, karena tidak dilakukan terapi yodium, terapi
obat malaria, suntik TT dan belum dilakukannya tes PMS.
B. Asuhan intranatal care pada Ny. N dari kala I sampai kala IV belum sesuai
dengan asuhan persalinan normal 60 langkah, karena tidak memakai barier
protective dengan lengkap seperti celemek, topi, kacamata, tidak merendam
sarung tangan kedalam larutan air klorin tetapi didalam air biasa, tidak
meletakkan handuk diatas perut ibu,
C. Asuhan kebidanan pada ibu nifas dilakukan sebanyak 4 kali dengan tujuan
untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan mendeteksi, serta
menangani masalah-masalah yang terjadi. Selama memberikan asuhan
kebidanan pada ibu nifas tidak ditemukan adanya masalah atau komplikasi.
D. Asuhan bayi baru lahir Ny. N yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 6
jam, 2 hari, 2 minggu dan 6 minggu post natal tidak ditemukan masalah atau
komplikasi.
E. Asuhan keluarga berencana yang di berikan pada Ny.N adalah pendidikan
kesehatan tentang jenis-jenis alat kontrasepsi dan ibu memilih kontrasepsi
suntik KB 3 bulan untuk menunda kehamilannya.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Penulis
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan
Asuhan Kebidanan secara berkesinambungan (Continuity of Care) pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB serta mampu melakukan
pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan menejemen kebidanan.
5.2.2 Bagi Klien
Dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan ibu hamil
sehingga nantinya dapat diterapkan dan dilakukan selama kehamilan.
5.2.3 Bagi Klinik
Sebagai bahan masukan/informasi mengenai pengetahuan tentang
Asuhan Kebidanan secara berkesinambungan (Continuity Of Care) pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dan dan
keluarga berencana dan memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada
bayi baru lahir untuk membangun daya tahan tubuh bayi dan
meningkatkan tumbuh kembang bayi.
5.2.4 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan bacaan dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan peserta didik.
5.2.5 Bagi Penulis LTA Selanjutnya
Dapat meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan dalam
melakukan kebidanan secara berkesinanbungan ( Continuity of Care ) pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Sulistyawati, 2015, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Yogyakarta: CV ANDI
Astuti Dkk, 2017, Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan Bandung: Penerbit
Erlangga
Diana S, 2017, Model Asuhan Kebidanan Continuity Of Care Surakarta: CV
Kekata Group
Elisabeth Dkk, 2016, Asuhan kebidanan persalinan & bayi baru lahir yogyakarta:
PT Pustaka Baru

Fitriana Y & Nurwiandani W. 2018. Asuhan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press

Juliana.2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Berkesinambungan. Cetakan 1. Jakarta


Timur : CV. Trans Info Media

Pantiawati & Sarwono, 2015, Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) Cetakan I


Yogyakarta: Nuha Medika

Profil Dinas Kesehatan Kabupaten LabuhanBatu 2018, Rantauprapat

Rukiah, A, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Cetakan II. DKI Jakarta : CV.
Trans Info Media

____________. 2012. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Cetakan III. DKI Jakarta : Trans
Info Media

____________. 2012. Asuhan Kebidanan III Nifas. Cetakan II. DKI Jakarta : Trans Info
Media

Rochman Dkk,2014 Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC
Sondakh, J. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Malang :
Erlangga

Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. DKI Jakarta : Salemba Medika

____________. 2013. Asuhan Kehamilan Pada Masa Kehamilan. Cetakan V. DKI


Jakarta : Salemba Medika

Sondakh, 2013, Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir Jakarta:
Penerbit Erlangga

Sulistyawati & Nugraheny, 2011, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Surabaya: Salemba Medika

Sutanto A. 2019. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press

Vivian & Sunarsih, 2011, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Surabaya: Salemba
Medika

Vivian, 2010, Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita Jakarta: Salemba Medika

Yohana, yovita & yessica, 2011, kehamilan & persalinan DKI: Garda Media

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality)(diakses
Tanggal 15 April 2020)

https://data.unicef.org/topic/maternal-health/maternal-mortality/(diases tanggal 1
Februari 2020)

ho,int/gho/child-health/mortality/neonatal-infant/en/ (diaksses 1 Ferbruari 2020)

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/family–planning–
contraception)(diakses 19 Februari 2020)

http://www.kemenkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1_PDF (diakses 22 Januari 2020)

http://dinkes.sumutprov.go.id/v2/download.html (diakses 25 Januari 2020)

https://media.neliti.com/media/publications/219937-pemberian-zat-besi-Fe
-dalam-kehamilan.pdf. ( diakses tanggal 20 april 2020)
Dokumentasi ANC Pertama Di Lab. ANC Akbid Ikabina Labuhan Batu
Tanggal 12 Februari 2020

Gambar Pemeriksaan Pada Leopold I


Tujuan: Untuk menentukan bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian
atas perut ibu) Tinggi Fundus Uteri dan Taksiran Berat Badan Janin.

Gambar 1. Pemeriksaan Leopold I

Gambar Pemeriksaan Pada Leopold II


Tujuan: Untuk menentukan bagian janin yang berada pada sisi kanan dan sisi kiri
perut ibu.

Gambar 2. Pemeriksaan Leopold II


Gambar Pemeriksaan Pada Leopold III
Tujuan: Untuk menentukan bagian terbawah janin

Gambar 3. Pemeriksaan Leopold III

Gambar Pemeriksaan Pada Leopold IV


Tujuan: Untuk menentukan bagian terbawah janin sudah masuk Pintu Atas
Panggul atau belum (PAP)

Gambar 4. Pemeriksaan Leopold IV


Dokumentasi ANC Kedua Di Klinik Bidan Hj. Mayar AM.Keb
Pada Tanggal : 16 Maret 2020

Gambar Pemeriksaan pada Leopold I


Tujuan: Untuk menentukan bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian
atas perut ibu) Tinggi Fundus Uteri (TFU) dan Taksiran Berat Badan Janin
(TBBJ) .

Gambar 1. Pemeriksaan pada Leopold I

Gambar Pemeriksaan pada Leopold II


Tujuan: Untuk menentukan bagian janin yang berada pada sisi kanan dan sisi kiri
perut ibu.

Gambar 2. Pemeriksaan pada Leopold II

Gambar Pemeriksaan pada Leopold III


Tujuan: Untuk menentukan bagian terbawah janin

Gambar 3. Pemeriksaan pada Leopold III

Gambar Pemeriksaan pada Leopold IV


Tujuan: Untuk menentukan apakah bagian terbawah janin sudah memasuki Pintu
Atas Panggul (PAP) atau belum.

Gambar 4. Pemeriksaan pada Leopold IV


Dokumentasi INC pada Ny.N di klinik bidan pada Ny. N
di Klinik Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb
tanggal : 26 April 2020

Gambar 1 : Menolong Kepala Gambar 2 : Memotong Tali Pu


Dokumentasi Kunjungan Masa Nifas

1. Gambar kunjungan 6 jam setelah persalinan

2. Gambar kunjungan 6 hari setelah persalinan


Gambar 3. Kunjungan 2 minggu post partum

Dokumentasi Kunjungan Bayi Baru Lahir


Dokumentasi Keluarga Berencana pada Ny.N di klinik bidan pada
Ny. N di Klinik Hj. Mayar Saparita Ritonga AM.Keb
pada tanggal : 10 juni 2020

Gambar 1: mengambil obat


Gambar 2 : melakukan penyuntikan secara IM (intra
moscular)

Anda mungkin juga menyukai