NASKAH PUBLIKASI
JANUARI 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Skripsi
Hasil: Pada analisis data yang dilakukan kelompok kontrol memiliki pengetahuan
baik yaitu (31,4%) dan kelompok eksperimen yaitu (45,8%). Sementara itu,
kelompok kontrol memiliki sikap cukup yaitu (61,3%) dan kelompok eksperimen
yaitu (80,6%). Hasil uji komparatif antara Pre-test dan Post test dengan
pengetahuan didapatkan nilai p = 0,000. Pada uji komparatif Pre-test dan Post test
dengan sikap didapatkan nilai p = 0,012. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan antara dua kelompok yang diuji.
Objective: To find out the effect of health education through lectures media on
communty knowledge and attitudes about early marriage.
Method: This research applied a quasi-experimental method with a Pre Test Post
Test control group design. The sampling technique used simple random sampling
with a total sample of 70 people who were divided into two groups, namely
control and experimental group. Comparative test of two groups was carried out
using the Wilcoxon test.
Results: The results of the Wilcoxon comparative test statistical analysis between
Pre-test and Post-test with knowledge obtained p value = 0.000. In the
comparative pre-test and post-test with attitude, the p value = 0.012. This shows
that there is a difference between the two groups tested.
Conclusion: There is an effect of counseling through lectures media on the level
of knowledge and attitudes about early marriage in Lere village, West Palu
district.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode Quasi eksperimen dengan rancangan
Two Group Pre Test Post Test. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini a
dalah simple random sampling dengan jumlah sampel penelitian yaitu 70 orang ya
ng dibagi dalam dua kelompok yakni kontrol dan eksperimen. Uji komparatif dua
kelompok dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon.
HASIL
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin
Tabel 1 Karakteristik Responden
Pengetahuan 2,82 0 11
Sikap 15,8 4 22
PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan dengan memberikan penyuluhan menggunakan media
ceramah terkait pernikahan dini yang dilakukan secara langsung pada kelompok
eksperimen. Kemudian dilakukan pembagian kuesioner secara langsung.
Pembagian secara langsung dilakukan pada kelompok eksperimen sebanyak 35
orang dan pada kelompok kontrol sebanyak 35 orang pada untuk kuesioner
pengetahuan. Namun, pada kuesioner sikap yang mengisi secara lengkap pada
kelompok eksperimen sebanyak 31 orang dan pada kelompok kontrol sebanyak 31
orang. Responden pada penelitian ini adalah warga kampung Lere kecamatan Palu
Barat. Total responden yang mengisi kuesioner pada penelitian ini yaitu sebanyak
70 orang pada kuesioner tingkat pengetahuan, sedangkan pada kuesioner sikap
yang mengisi dengan lengkap hanya sebanyak 62 orang.
Upaya promotif dalam bidang kesehatan berperan dalam meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk dapat melakukan upaya-upaya kesehatan secara
mandiri melalui pendidikan kesehatan. Jadi upaya promotif pada hakekatnya
merupakan salah satu bentuk proses pembelajaran, karena upaya tersebut
bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat menuju pola hidup sehat.
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan untuk
mengembangkan pengertian yang benar dan sikap positif dari individu atau
kelompok terhadap kesehatan dengan cara hidup sehat sebagai bagian dari cara
hidupnya sehari-hari atas kesadaran dan kemauan sendiri. Penyuluhan yang
dilakukan adalah dengan cara memberikan pesan, menanamkan keyakinan
sehingga masyarakat tidak hanya tahu, sadar dan mengerti, tetapi juga mau dan
bisa melakukan apa yang dianjurkan yang berhubungan dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan di sekolah-sekolah dan dapat juga
dilakukan dilapangan.7
Pada analisis data yang dilakukan, distribusi responden hasil pre-test
tingkat pengetahuan dari kelompok eksperimen menunjukkan bahwa sebanyak 10
responden (28,6%) memiliki pengetahuan tentang pernikahan dini dalam kategori
baik. Sementara itu, terdapat 12 responden (34,3%) yang memiliki pengetahuan
tentang pernikahan dini dalam kategori yang cukup. Dan terdapat 13 responden
(37,1%) yang memiliki pengetahuan tentang pernikahan dini dalam kategori yang
kurang. Berdasarkan hasil post-test pengetahuan dari kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden yang terlibat dalam
penelitian ini berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil pengetahuan dari
kelompok kontrol menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan dalam kategori yang kurang. Dengan demikian data tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden yang terlibat
dalam penelitian ini pada kelompok eksperimen setelah post-test berada pada
kategori tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol.
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu
usia. Usia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena semakin
bertambahnya usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir
seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh pun semakin baik. Faktor lainnya
yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan,
pengalaman, informasi, lingkungan budaya, dan sosial ekonomi. Berdasarkan
prinsip penyusunan media bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia
diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang
digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula
pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Untuk itu, media video yang
menstimulasi dua indra yaitu penglihatan dan pendengaran akan dapat
memberikan pengetahuan yang semakin jelas kepada sasaran.8
Keberhasilan penyuluhan kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan,
tergantung pada media yang digunakan oleh penyuluh untuk menciptakan peran
serta masyarakat, dalam hal ini media yang digunakan yaitu media ceramah.
Media akan membantu dalam pendidikan kesehatan masyarakat, karena pesan-
pesan kesehatan dapat disampaikan secara lebih jelas sehingga sasaran
(masyarakat) akan menerima pesan tersebut dengan jelas dan tepat.7
Pada analisis bivariat, uji perbandingan menggunakan uji Wilcoxon Signed
Ranks Test menunjukkan nilai sig < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan hasil
dari pretest dan posttest pada pengetahuan. Oleh karena itu, terdapat perubahan
pada tingkat pengetahuan warga kampung Lere kecamatan Palu Barat. Hasil
tersebut dapat dilihat dari analisis data uji wilcoxon yang menunjukkan bahwa
nilai sig. 0,000 < 0,05, dengan kata lain H0 pada penelitian ini ditolak dan Hα
diterima. Berdasarkan hal tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil dari sebelum mendapatkan penyuluhan (pretest) dan setelah
dilakukan penyuluhan (posttest) dengan menggunakan media ceramah terhadap
pengetahuan tentang pernikahan dini di kampung Lere Kecamatan Palu Barat. Hal
tersebut dapat diasumsikan bahwa, penyuluhan tentang pernikahan dini yang
diberikan dapat tersampaikan dengan baik kepada subjek, sehingga terjadi
peningkatan kategori pengetahuan warga.
Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Hernowo dkk (2020) bahwa setelah diberikan pre-test responden kemudian
diberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan melalui dua metode. Kelompok
pertama diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah sedangkan
kelompok kedua menggunakan metode video. Pada hasil penelitian, diungkapkan
bahwa kedua metode efektif meningkatkan pengetahuan dengan perbedaan yang
tidak signifikan pada peningkatan pengetahuan antara kedua kelompok.9
Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Guspita
(2017) bahwa metode ceramah sangatlah efektif dilaksanakan sebagai metode
penyuluhan. Dalam penelitiannya, diketahui bahwa remaja yang mengikuti
penyuluhan kesehatan dengan tema HIV dan AIDS mengalami peningkatan
pengetahuan setelah mendapatkan penyuluhan dengan metode ceramah. Hal
tersebut dikarenakan remaja ini merasa lebih baik dan lebih percaya mendapatkan
penjelasan dari narasumber mengenai materi yang sedang disuluhkan. Mereka
dapat bertanya pula setelah dilakukan ceramah kesehatan tersebut.10
Peningkatan pengetahuan pada penelitian in terjadi karena penyuluhan
yang dilakukan dapat menarik perhatian sehingga menstimulasi lebih banyak
indra dan mampu memberikan hasil yang lebih optimal. Metode ceramah telah
dianggap sebagai metode yang baik dan dapat diterima dengan baik oleh sasaran.
Metode ini cocok untuk sasaran baik yang berpendidikan tinggi maupun
berpendidikan rendah. Selain itu, metode ceramah merupakan metode yang sudah
sering dan juga metode ini dapat dilakukan dengan jumlah peserta yang cukup
banyak.11 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hernowo dkk
(2020) menjelaskan bahwa metode ceramah akan menjadi efektif saat digunakan
untuk pemberian intervensi dengan pendekatan kelompok. Keberhasilan dari
metode ceramah ditentukan oleh bagaimana penguasaan materi oleh penceramah.
Data dari penelitian yang telah dilakukan, metode ceramah terbukti
meningkatkan pengetahuan responden.9
Pada analisis data yang dilakukan. distribusi responden hasil pre-test dan
post-test sikap dari kelompok eksperimen menunjukkan bahwa 19 responden
(61,3%) dan 25 responden (80,6%) memiliki sikap tentang pernikahan dini dalam
kategori cukup. Begitupun dengan hasil sikap dari kelompok kontrol
menunjukkan bahwa sebanyak 19 responden (61,3%) memiliki sikap tentang
pernikahan dini dalam kategori cukup. Dengan demikian data tersebut
menunjukkan bahwa tingkat sikap dari seluruh responden yang terlibat dalam
penelitian ini berada pada kategori tinggi.
Ada dua faktor yang mempengaruhi sikap, yaitu faktor intrinsik individu
diantaranya kepribadian, intelegensi, bakat, minat, perasaan, serta kebutuhan dan
motivasi seseorang dan faktor ekstrinsik antara lain adalah faktor lingkungan,
pendidikan, ediologi, ekonomi, dan politik. Selain itu ada berbagai faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap diantaranya pengalaman pribadi, kebudayaan
orang lain, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama,
serta emosi dalam diri individu.11
Perbedaan dalam sikap ini terbentuk melalui pengalaman pribadi yang
terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang meninggalkan kesan paling
mendalam pada jiwa seseorang. Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang
terjadi berulang-ulang dan terus-menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap
ke dalam individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap. Kemudian, dalam
pembentukan sikap pengaruh orang lain sangat berperan, misalnya dalam
kehidupan masyarakat yang hidup di pedesaan, mereka akan mengikuti apa yang
diberikan oleh tokoh masyarakat. Kebudayaan juga memiliki pengaruh yang besar
dan media masa elektronik maupun media cetak terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan seseorang.11
Pada analisis bivariat, uji perbandingan mengunakan Wilcoxon Signed
Ranks Test dilihat bahwa nilai sig < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan hasil
dari pretest dan posttest pada sikap. Oleh karena itu, terdapat perubahan sikap
pada warga kampung Lere Palu Barat. Hasil tersebut dapat dilihat dari analisis
data uji wilcoxon yang menunjukkan bahwa nilai sig. 0,012 < 0,05, dengan kata
lain H0 pada penelitian ini ditolak dan Hα diterima. Berdasarkan hal tersebut, hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil dari sebelum
mendapatkan penyuluhan (pretest) dan setelah dilakukan penyuluhan (post-test)
dengan menggunakan media ceramah terhadap sikap tentang pernikahan dini di
Kampung Lere Kecamatan Palu Barat.
Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irfan
dan Harmawati (2018) bahwa hasil sikap remaja tentang pernikahan dini di
SMP Negeri 6 Mejene setelah dilakukan penyuluhan (post-test), diperoleh
responden dengan sikap kategori baik dan ada perbedaan antara sikap
remaja sebelum diberikan penyuluhan dengan setelah diberikan penyuluhan.12
Menurut Azwar (2013) sikap seseorang dipengaruhi oleh pengalaman
pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa,
lembaga pendidikan dan lembaga agama serta emosional. Pembentukan sikap
dipengaruhi oleh proses belajar, di mana belajar berarti berubah.12 Tujuan belajar
adalah menimbulkan perubahan disalah satu atau lebih ranah (bidang, domain)
yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotor dan interaktif sesuai dengan tujuan
belajar. Sikap tidak berdiri sendiri tapi dapat terbentuk dari pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh seseorang dari luar. Perubahan sikap diperoleh
melalui proses belajar.Sikap diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan
pengaruh langsung terhadap perilaku. Pengaruh langsung tersebut lebih berupa
perilaku yang akan direalisasikan hanya apabila kondisi dan situasi yang
memungkinkan. Dalam interaksi ini individu membentuk pola sikap tertentu
terhadap objek psikologis yang dihadapinya.10
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, karena sampel
dari penelitian ini hanya berasal dari satu lokasi di Kota Palu Provinsi Sulawesi
Tengah, maka temuan ini tidak dapat digeneralisasikan ke masyarakat wilayah
lain yang memiliki karakteristik epidemiologi yang berbeda-beda. Kedua,
penelitian ini memiliki sampel yang relatif kecil dibandingkan penelitian lain
sehingga mungkin dapat menyebabkan hasil yang kurang baik. Adapun kelebihan
dari penelitian ini adalah tidak mempunyai batasan yang ketat terhadap pemilihan
sampel dan dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas
KESIMPULAN
Ada pengaruh penyuluhan melalui media ceramah terhadap tingkat pengetahuan
dan sikap tentang pernikahan dini di kampung Lere Kecamatan Palu Barat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Elprida, R. S., Nunung, N. Analisis Dampak Pernikahan Dini Terhadap
Psikologis Remaja. Jurnal Pekerjaan Sosial. 2020. 3(1):29-38.
2. Dewi, L. P. R. K., Dartanto, T.. Natural disasters and girls vulnerability: is
child marriage a coping strategy of economic shocks in Indonesia. An
International Interdisciplinary Journal for Research, Policy and Care. 2018.
14(1):1-12.
3. Badan Pusat Statistik dan UNICEF. Progress on pause : an analysis of child
marriage data in Indonesia. Jakarta:BPS;2016
4. Human Rights Watch.Marry before your house is swept away: Child marriage
in Bangladesh;2015. Retrieved from Human Right Watch
website:https://www.hrw.org/sites/default/files/report_pdf/bangladesh0615_w
eb.pdf
6. Kristianto, J., Maryani, Y., Setiawaty, N., Sofian, R. Smart dental box sebagai
media penyuluhan untuk peningkatan pengetahuan dan perilaku kesehatan gigi
mulut. Jurnal Kesehatan. 2020. 14(1).
12. Azwar, S. Sikap manusia: teori dan pengukurannya, edisi ke-1. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar;2013