Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PELATIHAN SURVEILANS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH


DENGAN IMUNISASI (PD3I) BAGI PETUGAS SURVEILANS
PUSKESMAS DI PUSKESMAS PAYUNG SEKAKI

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK III


HAYATUN NUFUS, SKM (PUSKESMAS CUBADAK)
AYU SRI RAHAYU, SKM(PUSKESMAS SILAYANG)
WIRAL FETRAMA, SKM (PUSKESMAS LADANG PANJANG)
Ns. LELI SASWITA, S.Kep (PUSKESMAS CUBADAK)
YENI RAHMAN, A.Md (PUSKESMAS TAPUS)
SYAFLIADI, A.Md.Kep (PUSKESMAS KUMPULAN)
ASTRI YENI, S.ST (PUSKESMAS PEGANG BARU)
MARITO HARAHAP, Amd.Kep (PUSKESMAS PINTU PADANG)
NOVIA ASNETTI, AMD.Keb(PUSKESMAS BONJOL)

KERJA SAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN DENGAN BALAI


PELATIHAN KESEHATAN PROVINSI RIAU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya,
sehingga kami bisa menyusun laporan penugasan akhir Praktik Kerja Lapangan ini.
Penulisan laporan penugasan akhir Praktik Kerja Lapangan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas
pada Pelatihan Surveilans PD3I Bagi Petugas Surveilans Puskesmas di Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi
Riau yang dilaksanakan pada tanggal 12 November sampai 19 November Tahun 2023.
Penyusunan Laporan kegiatan penugasan akhir Praktik Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami mengucapkan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Fasilitator dan Pemateri dari Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Riau selaku penyelenggara kegiatan
Pelatihan Surveilans PD3I
2. Fasilitator dan Pemateri dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau Selaku penyelenggara kegiatan Pelatihan
Surveilans PD3I
3. Kepala Puskesmas Sekaki beserta staf yang telah memfasilitasi pelaksanaan PKL
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Surveilans PD3I

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penugasan akhir Praktik Kerja Lapangan ini masih
jauh dari sempurna. Kami mengharapkan saran, masukan dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan. Semoga laporan kegiatan Aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pekan Baru, 18 November 2023

Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan Masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan
upaya kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, manajemen dan informasi kesehatan, dan lain
sebagainya. (Kementerian Kesehatan RI)
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan rubella pada tahun 2023,
sehingga diperlukan strategi pencapaian eliminasi penyakit campak dan rubella. Penyakit- penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) diantaranya yaitu tuberculosis, campak, rubella, hepatitis,
pertussis, difteri, polio, tetanus neonatorum, meningitis, dan pneumonia. Penyakit-penyakit ini
dapat mengakibatkan kesakitan, kecacatan, dan bahkan kematian terutama jika mengenai anak-anak
yang belum mendapatkan imunisasi rutin lengkap. Seorang anak usia kurang dari 5 tahun dikatakan
memiliki status imunisasi rutin lengkap apabila telah mendapatkan 1 dosis HB0, 1 dosis BCG, 4 dosis
OPV, 4 dosis DPT-HB-Hib, 1 dosis IPV dan 2 dosis campak-rubella. (Kementerian Kesehatan RI)
Sebagai bagian dari masyarakat global, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai
target/goal global seperti mencapai eliminasi campak rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS)
pada tahun 2023 serta mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan Dunia Bebas Polio pada
tahun 2026. (Kementerian Kesehatan RI).
Adanya pandemic Covid-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat
berjalan optimal. Data beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penururnan cakupan
imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan, yang cukup signifikan. Hal ini
menyebabkan jumlah anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin
bertambah banyak. Dampak dari penurunan cakupan tersebut dapat kita lihat dari adanya
peningkatan jumlah kasus PD3I dan terjadinya Kejadian Luar Biasa atau KLB PD3I seperti
campak, rubella dan difteri di beberapa wilayah. (Kementerian Kesehatan RI).
Dari penjelasan di atas maka perlu adanya penguatan surveilans PD3I yang komprehensif
penekanannya pada konfirmasi laboratorium penyakit, pengumpulan data berbasis kasus dan
pelaporan, penyelidikan epidemiologi, pengelolaan analisis dan visualisasi data, penggunaan data
surveilans PD3I untuk rutin pemantauan, optimalisasi pengambilan keputusan, dan respons.
Salah satu upaya penguatan Surveilans PD3I adalah peningkatan SDM melalui Pelatihan
Surveilans PD3I bagi petugas Surveilans Puskesmas. Sebagai aplikasi lapangan dari ilmu pelatihan
yang telah didapatkan oleh peserta pelatihan, dilaksanakanlah Praktek Kerja Lapangan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan Surveilans PD3I di Puskesmas Payung Sekaki
2. Tujuan Khusus
a. Petugas surveilans mampu dalam penemuan kasus di lapangan
b. Petugas surveilans mampu melakukan pemeriksaan dan pengiriman spesimen
c. Petugas surveilans mampu melakukan pencatatan dan pelaporan
d. Petugas surveilans mampu melakukan pengelolaan data
e. Petugas surveilans mampu melakukan deteksi dini
f. Petugas surveilans mampu melakukan koordinasi surveilans PD3i
g. Petugas surveilans mampu melakukan penanggulangan KLB
h. Petugas surveilans mampu melakukan monitoring dan evaluasi
C. Manfaat
1. Bagi Peserta
Mendapatkan pengalaman belajar dari implementasi teori/pembelajaran yang diperoleh di kelas
berupa pengalaman dalam melakukan Surveilans PD3I sesuai dengan tujuan penyelenggaraan
surveilans PD3I di level masing-masing
2. Bagi Puskesmas
a. Sebagai bahan dan informasi dan perbaikan arah pengendalian penyakit/ masalah
kesehatan di wilayahnya berbasis data surveilans PD3I
b. Sebagai bahan informasi dan perbaikan bagi pemegang kebijakan dalam pengambilan
keputusan berbasis data surveilans PD3I.
c. Sebagai bahan perbaikan dan peningkatan kinerja Surveilans PD3I di wilayahnya
D. Lokasi Praktik Lapangan
Praktik lapangan dilaksanakan di Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru Provinsi Riau
BAB II
OUTPUT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Profil Puskesmas

Puskesmas Payung Sekaki merupakan salah satu Puskesmas perkotaan yang


mempunyai Luas Wilayah 53,36 KM2 dengan jumlah penduduk 65.577 jiwa dari 6 kelurahan
yaitu :
1. Kelurahan Labuh Baru Barat 15.337 jiwa
2. Kelurahan Labuh Baru Timur 17.339 jiwa
3. Kelurahan Tampan 8.243 jiwa
4. Kelurahan Air Hitam 7.865 jiwa
5. Kelurahan Tirta Siak 12.998 jiwa
6. Kelurahan Bandar Rayan 11.648 jiwa

B. Landasan Teori
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data
dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Surveilans PD3I adalah melakukan pemantauan risiko terjadinya kasus penyakit PD3I dan bahkan risiko
terjadinya Kejadian Luar Biasa atau KLB dengan upaya penemuan kasus sedini mungkin dan
memberikan rekomendasi intervensi yang tepat.
1. Accute Flacid Paralysis / AFP
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang susunan saraf manusia
sehingga bisa menyebabkan kelumpuhan permanen dan bahkan kematian. Sampai saat ini tidak
ada obat untuk mengobati penyakit ini, tetapi tersedia vaksin yang murah, aman dan efektif
untuk mencegah penyakit ini. Pencegahan penyakit AFP/lumpuh layuh ini dapat dilakukan dengan
pemberian 4 kali vaksin imunisasi Polio/ IPV yaitu pada usia bayi 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dan 4
bulan.
2. Campak Rubella
Campak rubella merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus dan dapat
mengakibatkan kematian. Penyakit ini bersifat akut dan mudah menular yang sering menginfeksi
anak dan dewasa muda yang rentan. Pencegahan penyakit campak rubella ini dapat dilakukan
dengan pemberian 3 kali vaksin imunisasi campak yaitu pada usia anak 9 bulan, 24 bulan dan saat
kelas 1 SD.
3. Difteri
Penyakit menular akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri, menyerang tonsil, faring dan
hidung, kadang-kadang pada selaput mukosa dan kulit. Difteri dapat menyerang pada setiap orang
yang tidak mempunyai kekebalan. Pencegahan difteri ini dapat dilakukan dengan pemberian 3 kali
vaksin imunisasi yaitu pada usia anak 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
4. Tetanus Neonatorum
Tetanus adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh strain toksigenik dari bakteri
Clostridium tetani (C. tetani). Tetanus Neonatorum merupakan salah satu infeksi yang paling banyak
menyebabkan kematian. Pencegahan penyakit Tetanus Neonatorum ini dapat dicegah dengan
pemberian vaksin imunisasi kepada usia bayi 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
5. Pertusis
Pertusis (batuk rejan/batuk seratus hari) adalah penyakit menular pada saluran pernapasan yang
disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis. Penyakit pertusis dapat dicegah dengan pemberian
vaksin imunisasi pada usia bayi 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
C. Hasil Observasi
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) merupakan penyakit yang
diharapkan dapat diberantas atau ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, adapun penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, dan
AFP/ Polio. Berikut ini adalah hasil observasi kasus penyakit PD3I di Puskesmas Payung Sekaki :
1. Penemuan Kasus
Dari hasil wawancara dengan petugas surveilans Puskesmas Payung Sekaki menjelaskan cara
penemuan kasus PD3i di wilayah Puskesmas, Dimana petugas Surveilans mendapatkan laporan
setiap hari Sabtu dari Jaringan dan jejaring terkait kasus di pelaporan penyakit di SKDR dan
penyakit terkait PD3I melalui WA grup serta rekap laporan kasus dari register Poli, kemudian
Petugas Surveilans mengirim Laporan ke Aplikasi SKDR Pusat, Puskesmas Payung Sekaki belum
menggunakan sistem elektronik (E-Puskesmas) masih rekap register manual. Dalam penyajian data
petugas surveilans sudah membuat tren penyakit SKDR mingguan, tetapi belum ada pemetaan
daerah resiko/daerah dengan kejadian kasus tinggi. Data berdasarkan orang, tempat dan waktu sudah
tercatat secara manual di buku register.
Dari data Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Payung Sekaki, baik itu data dari Surveilans Terpadu
Penyakit (STP) maupun dari data Monev Penyakit PD3I, di temukan 1 KLB Campak pada bulan juli
tahun 2022 dari 4 suspek yang di periksa dinyatakan 4 kasus positif. Penemuan suspek merupakan
laporan dari jejaring Puskesmas Payung Sekaki. Kemudian petugas surveilans, Surveilans PD3I, dan
dokter menginvestigasi kasus tersebut kelapangan dengan mengisi MR 01. Dan melaporkannya hasil
investigasi ke Dinas Kesehatan Kota Pekan Baru untuk kelanjutan investigasi.
2. Pemeriksaan dan Pengiriman Spesimen
Untuk pengambilan spesimen petugas surveilans bekerja sama dengan analis puskesmas Dimana
prosedur yang digunakan sudah sesuai ketentuan pengambilan sampel campak, tempat untuk
pengiriman spesimen menggunakan specimen carier yang dilengkapi dengan pengukur suhu .
Pengambilan spesimen yang telah dilakukan oleh Puskesmas Payung Sekaki adalah Sampel
Campak.
Pengambilan sampel dilakukan oleh petugas laboratorium di rumah pasien. Spesimen yang sudah di
ambil di bawa ke Puskesmas dan di packing oleh pengelola surveilans. Untuk packing spesimen
yang dilakukan sudah sesuai SOP. Pada hari yang sama spesimen langsung diantarkan ke seksi
surveilans dan Imunisasi Kota Pekan Baru.
3. Pencatatan dan Pelaporan
Petugas surveilans melakukan pencatatan dan pelaporan kasus PD3I melalui sistem SKDR dan
melalui pencatatan manual di buku register
Untuk pengarsipan Pencatatan dan pelaporan kasus campak pada MR 01, MR 02 dan 05 ditemukan.
Untuk pelaporan di SKDR ada dilaporkan dengan ketepatan dan kelengkapan data 100 %. Pada
laporan SKDR setiap minggu jaringan dan jejaring mengirimkan laporan setiap minggunya melalui
wa grup, kemudian surveilans puskesmas Payung Sekaki mengirimkan laporan SKDR setiap hari
senin pada minggu berikutnya ke Aplikasi SKDR. Pelaporan ini sudah termasuk dengan laporan dari
jaringan dan jejaring wilayah kerja Payung Sekaki.
4. Kegiatan pengelolaan data surveilans PD3I
Pengolahan dan Analisa Data
Pengumpulan data oleh pengelola surveilans sudah dilakukan tetapi data yang tersedia belum lengkap.
Data laporan mingguan ditampilkan dalam bentuk grafik tren penyakit dan grafik capaian program,
tetapi untuk pemetaan daerah beresiko belum ada dan untuk analisa data hanya pada kasus KLB
saja.
5. SKD KLB PD3I
Deteksi dini KLB sudah dilakukan dengan pencatatan dan pelaporan SKDR namun data tahun
sebelumnya tidak lengkap sehingga untuk membuat grafik pola minimum dan maksimum untuk
deteksi dini KLB belum bisa ditampilkan, deteksi KLB di dapat dari hasil pemeriksaan terhadap
specimen suspek yang dikirim ke labor. Pada bulan Juli tahun 2022 terjadi KLB campak, dari 4
suspek yang diperiksa hasilnya positif.
6. Kegiatan koordinasi surveilans PD3I
Jika terjadi KLB petugas surveilans akan berkoordinasi dengan lintas program (TIM TGC) dan
lintas sektor terkait untuk penanggulangan kasus KLB.
Koordinasi dilakukan oleh Petugas Surveilans di Puskesmas kepada Lintas Program sebagai
bentuk kolaborasi antar program terkait kasus penyakit PD3I. Jika terdeteksi adanya pasien yang
memiliki gejala atau suspek penyakit PD3I maka akan segera ditangani Petugas Surveilans
bekerjasama dengan Lintas Program, baik itu penanganan, pengobatan hingga pemeriksaan
specimen.
7. Melakukan penanggulan KLB
Dalam penanggulanagn KLB Puskesmas Payung Sekaki sudah mempunyai Tim TGC lengkap
dengan uraian tugas dan SOP dan untuk penanggulanag KLB sudah dilakukan oleh tim TGC yaitu
dalam melakukan kunjungan ke lokasi kejadian dan ke rumah- rumah kontak erat dari pasien postif
campak. Dan belum sesuai dengan konsep Fully Investigation bila terjadi KLB.
8. Monitoring dan evaluasi kasus penyakit PD3I
Untuk kegiatan Monitoring dan Evaluasi ini, Puskesmas Payung Sekaki sudah dilaksanakan secara
berkala melalui loka karya mini tingkat puskesmas dan rapat koordinasi lintas sektoral, namun belum
maksimal karena harusnya monitoring dan evaluasi mencakup perencanaan, pelaksanaan dan data
monev PD3I.
A. Monitoring surveilans PD3I meliputi :
a. Pemantauan pencatatan dan pelaporan imunisasi dan kasus PD3I meliputi
SKDR dan STP
b. Pemantauan pelaksanaan imunisasi bayi/balita
c. Penilaian capaian dan cakupan imunisasi
d. Pengecekan persediaan vaksin imunisasi
B. Evaluasi surveilans PD3I meliputi :
a. Pemantauan dampak imunisasi
b. Pemantauan capaian imunisasi bayi/balita
c. Analisa angka kesakitan, kematian dan indicator
d. Pelaksanaan tim surveilans merujuk kepada “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian”.
C.Rencana Tindak Lanjut (RTL)
1. Meningkatkan kewaspadaan khususnya pada kejadian kasus PD3I dengan terus memantau
system pencatatan dan pelaporan (SKDR),Surveilans Terpadu Penyakit, register berobat
pasien di Puskesmas, lintas program, Kerjasama lintas sector, maupun pelaporan kejadian
penyakit dari jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki.
2. Meningkatkan himbauan dan sosialisasi kepada masyarakat terutama kepada orang tua yang
memiliki bayi/balita untuk giat mengikuti Posyandu dan melengkapi imunisasi anak.
3. Segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut, melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan
pengambilan spesimen jika ada pasien yang memiliki gejala penyakit PD3I.
4. Meningkatkan keterampilan/ kemampuan diri, cepat, tanggap, cekatan, sebagai Petugas
Surveilans Puskesmas dengan mengikuti pelatihan maupun workshop PD3I.
D.Dokumentasi Kegiatan

1
0
1
1
1
2
1
3
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik lapangan merupakan proses pembelajaran untuk memperdalam dan memantapkan
keterampilan yang diperoleh saat pelatihan. Berbekal pengalaman nyata dilapangan, peserta
diharapkan telah memiliki kemampuan untuk terus menerapkan kompetensi di intansi kerjanya
masing-masing. Pelatihan Surveilans PD3I ini diharapkan dapat memberikan perbaikan dalam hal
pencatatan dan pelaporan, lebih memiliki sensitifitas terhadap kasus PD3I di wilayah kerjanya
sehingga tidak ada kasus yang terabaikan agar dapat ditangani dengan cepat sesuai prosedur/ SOP sehingga
tidak terjadi lonjakan kasus yang dapat menyebabkan Kejadian Luar Biasa atau KLB.

B. Saran
Pelaksanaan surveilans PD3I di Puskesmas Payung Sekaki telah berjalan dengan lancar, namun ada
beberapa point yang perlu dilakukan perbaikan yaitu :
1. Dari observasi didapatkan pemegang program belum optimal dalam pelaporan data kasus PD3I. hal ini
juga disebabkan oleh minimnya petugas karena merangkap tugas sehingga pelaksanaan surveilans
belum berjalan baik.
2. Diharapkan lintas program, jaringan dan jejaring dapat benar-benar bekerjasama dan juga lebih
sensitive terhadap gejala dari penyakit yang disebabkan PD3I sehingga bisa segera melaporkan kepada
petugas surveilans untuk bersama melakukan pemeriksaan specimen sebagai Langkah meminimalkan
kejadian kasus dan penyebaran kasus penyakit PD3i.
3. Penting dilakukan analisa dan pemetaan data oleh pemegang program imunisasi terutama di saat tidak
adanya laporan kasus. Mengingat data Puskesmas selama 3 tahun terakhir tidak lengkap. Data yang
bisa dianalisa antara lain yaitu tingkat kerentanan penduduk yang didasari oleh analisa data cakupan
imunisasi.

15
16

Anda mungkin juga menyukai