Oleh :
Pembimbing :
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
BAB I
KAJIAN PUSTAKA
kondisi inflamasi kronis gingiva, tulang alveolar, dan ligament periodontal yang
yang terlokalisir. Periodontitis kronis terjadi ketika gingivitis tidak diobati sehingga
gingiva yang secara sehat terlihat berwarna coral pink atau sedikit pigmentasi
tergantung dari jenis ras, stippled, melekat pada jaringan dibawahnya, dan tepi
berbentuk knife edge. Interdental papilla terlihat tinggi dan tidak membulat. Pada
pemeriksaan, gingiva yang sehat tidak ada perdarahan ketika dilakukan probing dan
Klasifikasi penyakit periodontal yang paling banyak digunakan saat ini adalah
1. Plak Gigi
Plak gigi merupakan kumpulan mikroorganisme berada pada permukaan gigi dalam
margin gingiva, diantara gigi dan poket epitelium gingiva. Plak tidak dapat dilihat
posisi plak.
2. Kalkulus
Kalkulus adalah plak yang keras dan mengalami mineralisasi. Saliva mengandung
kalsium serta fosfat yang tinggi dan dapat menembus lapisan biofilm yang dalam
sehingga plak menjadi keras dan mengalami mineralisasi. Kalkulus dapat terjadi pada
bagian atas atau bawah dari margin gingiva. Karang gigi paling banyak ditemukan di
dekat duktus saliva mayor (permukaan lingual gigi insisivus rahang bawah dan
1. Initial Lesion
Tahapan inisial berlangsung pada hari ke 2 hingga 4 pada tempat perlekatan plak.
Karakteristik gingiva pada tahap inisial yaitu terjadinya respon inflamasi ringan yang
disebabkan oleh biofilm pada subgingiva. Inflamasi ringan ini ditandai dengan sedikit
dilatasi pada kapiler dan meningkatnya aliran darah dan gingival crevicular fluid
2. Early Lesion
Early lesion berkembang setelah 1 minggu terjadinya perlekatan plak dan merupakan
respon terhadap gejala klinis gingivitis tahap awal. Pada early lesion terlihat gambaran
GCF.
3. Established Lesion
Pada tahap established lesion, terjadilah gingivitis kronis yang dapat disebabkan
beberapa faktor, yaitu: komposisi dan jumlah dari biofilm dan faktor risiko lokal
maupun sistemik. Gambaran klinis yang ditemukan pada tahap established lesion
adalah terbentuknya poket periodontal sehingga jaringan lunak di sekitar gigi tidak
melekat dengan baik. Selain itu, bleeding on probing juga ditemukan pada tahap ini.
4. Advanced Lesion
Pada tahap ini, matriks kolagen pada ligamen periodontal mengalami kerusakan yang
lebih parah lagi. Selain itu, resorpsi pada tulang alveolar dan poket yang bertambah
OHI mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi, yang
terdiri dari dua komponen: Indeks debris dan kalkulus. Gigi yang diukur bisa
semua gigi geligi atau hanya ke-enam gigi indeks saja. Bila yang diukur hanya
ke-enam gigi indeks, 16, 11, 26, 36, 31 dan 46 indeksnya dinamakan Indeks
permukaan gigi
Indeks ini diperkenalkan oleh Loe dan Silness yang digunakan untuk menilai
derajat keparahan inflamasi. Pengukuran dilakukan pada gingival di empat sisi gigi
geligi yang diperiksa yaitu papila distovestibular, tepi gingiva vestibular, papila
0 : gingival normal
1 : inflamasi ringan pada gingival yang ditandai dengan perubahan warna, sedikit
Skor untuk setiap gigi diperoleh dengan menjumlahkan skor dari keempat sisi
yang diperiksa lalu dibagi dengan empat (jumlah sisi yang diperiksa pergigi).
jumlah skor dari semua gigi yang diperiksa dengan jumlah gigi yang diperiksa.
Rekam Kontrol Plak (RKP) diciptakan oleh O’Leary dkk dan digunakan
untuk memantau pelaksanaan kontrol plak oleh pasien yang dirawat. Untuk
(disclosing solution atau disclosing tablet).Yang dicatat adalah ada atau tidaknya
deposit yang terwarnai pada batas dentigingiva pada empat permukaan (mesial,
sepanjang permukaan vestibular gigi. Prob kemudian ditarik keluar dari sulkus.
Prosedur ini diulangi pada setiap gigi yang akan diukur indeks pendarahannya.
5. Kedalaman Probing
gingiva sampai dasar sulkus atau junction epitel. Diukur menggunakan alat prob
Periodontal yang dimasukan kedalam sulkus gingiva atau poket dengan tekanan
ringan sampai ujung prob menyentuh junction epitel atau dasar poket..
Kedalaman probing dapat dijadikan tanda klinis terjadi penyalit periodontal baik
6. Mobility gigi
Mobility gigi diperiksa dengan menggunakan tangkai dua instrumen atau dengan
satu tangkai instrument dan satu jari. Dengan salah satu tangkai instrument menekan
gigi yang diperiksa dari arah vestibular, sedangkan tangkai instrument yang satu lagi
atau jari menekan gigi dari arah oral, gigi didorong ke segala arah.
Mobility atau kegoyangan gigi dapat dikategorikan derajatnya berdasarkan criteria
tertentu. Salah satu criteria klinis yang dapat dipergunakan dalam menentukan derajat
Derajat 1 : gigi telihat bergerak baik dalam arah vestibular maupun oral, tetapi belum
lebih dari 1 mm
Derajat 2 : gigi telihat bergerak baik dalam arah vestibular maupun oral, sampai lebih
dari 1 mm
Derajat 3 : gigi telihat bergerak baik dalam arah vestibular maupun oral, sampai lebih
menghilangkan residu kalkulus pada akar agar permukaan akar menjadi halus dan
bersih. Tujuan utama dari scaling dan root planing adalah untuk menjaga kesehatan
gingiva dengan cara menghilangkan biofilm dan kalkulus yang akan menyebabkan
Indikasi:
• Pasien hemophilia
Root Planing
1. Aksesibilitas
operator terhadap pasien. Hal ini penting karena berkaitan pula dengan kenyamanan
dan ketahanan fisik operator selama perawatan. Scaling dan root planing merupakan
tindakan perawatan yang dilakukan pada seluruh gigi, sehingga membutuhkan waktu
dan energi yang cukup, oleh karena itu perlu dipertimbangkan faktor kenyamanan
posisi.
pandangan tidak bisa secara langsung tertuju pada area perawatan (misalnya distal gigi
molar), maka pandangan dapat dibantu dengan kaca mulut. Kaca mulut ini juga
berfungsi sebagai pemantul cahaya ke area perawatan. Kaca mulut dalam hal ini juga
berfungsi sebagai retraktor lidah sehingga operator dapat mencapai area perawatan
tanpa adanya halangan. Kondisi Alat sebelum digunakan, hendaknya alat dalam
keadaan baik, bersih dan steril. Bagian cutting edge seharusnya tajam agar
memberikan hasil yang baik, karena kalkulus tidak terambil secara menyeluruh serta
kepekaan operator terhadap adanya kalkulus dengan bantuan alat yang tumpul menjadi
tidak optimal. Alat yang tumpul juga cenderung merusak jaringan karena adanya
kekuatan yang berlebihan dan gerakan cenderung tidak terkontrol sebagai akibat
3. Stabilisasi alat
Stabilitas alat diperlukan agar penggunaan alat dapat dikendalikan dengan baik
oleh operator, sehingga tergelincirnya alat (cutting edge) dari permukaan gigi dapat
dicegah. Selain itu juga mencegah injuri pada tangan operator. Stabilisasi alat terdiri
dari: instrument grasp dan finger rest. Instrument grasp Cara memegang alat
pergerakan alat selama scaling dan root planing. Ada 3 cara instrument grasp, yaitu:
modified pen grasp, standard pen grasp dan palm and thumb grasp. Modified pen grasp
merupakan metode yang paling efektif dan stabil untuk scaling dan root planing. Cara
subgingiva. Dengan modified pen grasp maupun standard pen grasp dapat mencegah
perputaran alat di luar kontrol ketika digunakan. Palm and thumb grasp umumnya
4. Finger rest
Tumpuan digunakan untuk mencegah adanya pergerakan alat yang tidak terkontrol.
Tumpuan akan mencegah kerusakan jaringan dan injuri pada tangan operator.
Tumpuan umumnya dilakukan oleh jari manis. Tumpuan dengan jari tengah tidak
disarankan karena jari tengah kurang peka untuk mendeteksi adanya kalkulus pada
permukaan gigi. Selama berfungsi sebagai tumpuan, jari manis seharusnya secara
keseluruhan menempel pada jari tengah, karena jika tidak maka operator akan
kehilangan kekuatan selama scaling dan gerakan menjadi tidak terkontrol. Tumpuan
dapat diletakkan pada intra maupun ekstra oral (pada jaringan lunak). Tumpuan pada
gigi yang berdekatan dengan area perawatan, lebih stabil dibandingakn dengan
tumpuan pada ekstra oral. Intra oral finger rest terdiri dari 4 cara, yaitu: conventional
(tumpuan pada gigi dalam 1 rahang sisi yang sama), cross arch (tumpuan pada gigi
dalam 1 rahang sisi yang berlawanan), opposite arch (tumpuan pada gigi pada rahang
yang berlawanan), finger on finger (tumpuan pada jari telunjuk/ibu jari tangan yang
lain yang diletakkan pada gigi yang berdekatan dengan area perawatan pada rahang
yang sama).
a. b.
c. d.
Tumpuan ekstra oral digunakan untuk scaling gigi posterior rahang atas. Caranya
dengan menempelkan jari tangan sisi telapak tangan maupun punggung tangan pada
pipi atau bibir. Metode yang paling sering digunakan adalah palm-up (dengan
meletakkan punggung jari tengah dan jari manis pada sisi lateral kanan mandibula,
digunakan untuk scaling regio posterior atas kanan) dan palm-down (dengan
meletakkan jari tengah dan jari manis sisi telapak pada lateral kiri mandibula,
a. b.
5. Aplikasi Alat
blade pada permukaan gigi sesuai konturnya. Alat yang memiliki ujung tajam
jaringan lunak. Ketepatan adaptasi alat dapat dicapai dengan memutar alat
konturnya. Jika hanya middle third yang menempel pada permukaan gigi,
sedangkan ujungnya tidak, hal ini akan menyebabkan trauma pada jaringan
Angulasi merupakan sudut yang dibentuk antara alat dengan permukaan gigi
sebesar 450 - 900. Pada scaling subgingiva, ketika blade dimasukkan ke dalam
permukaan gigi selama tindakan scaling dan root planing. Besar kekuatan
bervariasi tergantung besar kecilnya kalkulus, serta tahapan scaling. Pada tahap
awal scaling dengan kalkulus yang besar, memerlukan kekuatan yang besar
pula, sedangkan jika sudah memasuki tahap root planing, maka yang diperlukan
kalkulus.
6. Gerakan Alat
• Exploratory stroke
Gerakan ini merupakan cara aplikasi alat pada daerah perawatan. Artinya
sebelum dilakukan scaling dan root planing, alat dimasukkan secara perlahan
• Scaling stroke
Gerakan scaling tidak dibenarkan jika hanya dilakukan oleh jari-jari tangan.
Seharusnya pergerakan alat dikontrol oleh seluruh telapak tangan dengan peran
utama pada sendi pergelangan. Tipe gerakan selama scaling adalah vertikal
(arah koronal), oblique dan horisontal. Pada gigi yang goyang jika dilakukan
scaling disarankan memegang gigi tersebut untuk menghindari semakin
parahnya kegoyangan.
kekuatan besar karena pada dasarnya kalkulus sudah tidak lagi sebanyak pada
tahap scaling. Jika tetap digunakan kekuatan yang besar akan membuat goresan
yang tidak diinginkan pada permukaan gigi sehingga dapat merupakan tempat
1. Kuret
kecuali pada bagian blade, oleh karena itu sickle bisa digunakan untuk membuang
2. Sickle Scaller
Sickle scaller memiliki bentuk yang datar dan memiliki 2 bagian pemotong
yang menyatu menjadi ujung yang tajam seperti bulan sabit. Scaller ini sering
3. Files
Files berfungsi untuk membersihkan kalkulus yang tebal dan melekat kuat
pada permukaan gigi. pemakaian files yang tidak hati-hati bisa membuat akar
menjadi terkikis.
4. Chisel Scaller
anterior, scaller ini berbentuk seperti pahat. Blade pada chisel sedikit melengkung,
hal ini memungkinkan scaller dapat lebih stabil saat membuang kalkulus pada
5. Hoe scaller
kalkulus subgingiva pada bagian interdental. Ujung hoe scaller terdapat bevel
sebesar 45 derjat. bagian blade hoe scaller sedikit bengkok agar dapat
pada kalkulus supragingiva tidak dibatasi oleh jaringan yang mengelilinginya. Hal ini
merupakan kemudahan dalam aplikasi dan penggunaan alat. Sickle lebih umum
digunakan untuk scaling supragingiva, sedangkan hoe dan chisel lebih jarang
digunakan. Tata cara scaling supragingiva diawali dengan penempatan alat pada apikal
dari kalkulus supragingiva, membentuk sudut 45 0 - 900 terhadap area permukaan gigi
yang akan dibersihkan. Gerakan secara kuat dan dalam jarak pendek arah vertikal
sampai terlepas dari gigi. Scaling dilakukan sampai permukaan gigi terbebas dari
kalkulus baik secara visual maupun perabaan. Scaling dikatakan bersih jika tidak ada
kalkulus pada permukaan gigi dan permukaan gigi tidak ada yang kasar. Alat dengan
ujung yang tajam (sickle) hendaknya digunakan secara hati-hati karena mudah melukai
itu kalkulus subgingiva kadang melekat pada permukaan akar yang sulit dijangkau.
Jaringan lunak yang membatasi kalkulus subgingiva juga merupakan masalah, karena
pandangan operator menjadi terhalang, terutama jika saat tindakan scaling, darah yang
keluar cukup banyak maka pandangan menjadi semakin tidak jelas. Oleh karena itu
operator dituntut menggunakan kepekaan perasaan dengan bantuan scaler untuk
mengetahui keberadaan dan posisi kalkulus subgingiva. Tata cara scaling kalkulus
jaringan lunak di sekitar gigi. Scaling subgingiva diawali dengan penempatan scaler
sedapat mungkin pada apikal dari kalkulus subgingiva, membentuk sudut 45 0 - 900
terhadap area permukaan gigi yang akan dibersihkan. Dengan gerakan yang kuat dan
dalam jarak pendek arah vertikal (koronal), maupun oblique mengungkit dan menarik
3. Pemolesan
Agar permukaan gigi menjadi halus licin dan mengkilat, maka tindakan akhir yang
merupakan rangkaian scaling dan root planing adalah pemolesan. Pada tahap awal
pemolesan disarankan untuk memoles gigi dengan bantuan brush yang dijalankan
dengan diberi pasta gigi untuk menghilangkan sisa-sisa jaringan nekrotik. Selanjutnya
dapat digunakan rubber yang juga dijalankan agar gigi menjadi licin dan mengkilap.
Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari mudahnya perlekatan kembali plak dan
Scaler ultrasonik digunakan untuk menghilangkan plak, stain, root planning, dan
kuretase. Scaler ultrasonic terdiri dari 2 tipe, yaitu magnetostrictive dan piezoelektrik.
Scaler ultrasonic bekerja menggunakan getaran ultrasonic pada tip 18.000-50.000 Hz.
Pada scaler magnetostrictive, pola getaran yang dihasilkan adalah elips, sedangkan
pada scaler piezoelektrik getaran yang dihasilkan adalah linear atau maju mundur.
Scaling dengan alat ultrasonic scaler lebih mudah untuk menghilangkan kalkulus
pada permukaan gigi dibanding scaling dengan alat manual. Alat ini mempunyai ujung
(tip) yang dapat bergetar sehingga dapat melepaskan kalkulus dari permukaan gigi.
Alat ini dapat mengeluarkan air sehingga daerah perawatan menjadi lebih bersih karena
permukaan gigi langsung dibilas dengan air yang keluar dari alat ini.
Gerakan alat sama dengan gerakan dengan scaler manual tetapi tidak boleh ada
gerakan mengungkit. Ujung scaler hanya digunakkan untuk memecah kalkulus yang
besar dengan cara ditempelkan pada permukaan kalkulus dengan tekanan ringan
sampai kalkulus terlepas. Selanjutnya untuk menghaluskan permukaan gigi dari sisa
kalkulus, maka tepi blade ultrasonic scaler ditempelkan pada permukaan gigi kemudian
digerakkan dalam arah lateral (vertikal, horisontal dan oblique) ke seluruh permukaan
sampai diperkirakan halus. Kepekaan alat ini untuk mendeteksi sisa kalkulus tidak
ultrasonic, maka tetap disarankan scaling dan root planing dengan manual scaler. Perlu
ketrampilan khusus dalam penggunaanya, karena alat ini dijalankan dengan mesin yang
TELAAH KASUS
Pasien laki-laki usia 23 tahun datang ke RSGM FKG Unand dengan keluhan
gigi depan bawah terasa kasar dan ingin membersihkan giginya. Pasien merasakan
keluhan tersebut sejak ±6 bulan yang lalu. Pasien terakhir kali datang ke dokter gigi ±3
tahun yang lalu untuk menambal giginya yang berlubang. Pasien menyikat gigi 2 kali
sehari pada saat mandi, tidak menyikat lidah, tidak menggunakan obat kumur serta
dental floss. Pasien memiliki kebiasaan buruk mengunyah pada satu sisi yaitu sebelah
kanan karena dahulu gigi belakang bawah sebelah kiri pasien berlubang tetapi sudah
dilakukan restorasi. Pasien dan keluarga pasien tidak dicurigai menderita penyakit
sistemik serta tidak memiliki alergi obat dan makanan. Pasien merupakan seorang
mahasiswa dengan waktu istirahat cukup selama ±7-8 jam sehari, konsumsi air yang
cukup, namun jarang mengkonsumsi sayur dan buah. Ayah dan Ibu atau keluarga
sedarah pasien tidak dicutigai memiliki riwayat penyakit sistemik.
Pada pemeriksaan ekstraoral diketahui wajah pasien oval dan simetris dengan
profil wajah cembung. Pupil dan tragus pasien sama tinggi. Leher pasien tidak ada
kelainan. Rima oris normal. Bibir atas dan bibir bawah normal dan simetris. Sendi
rahang kanan dan kiri tidak bunyi dan tidak nyeri.
Pada pemeriksaan intraoral terlihat interdental papilla bagian mesial dan distal
gigi 32, 31, 41, dan 42 mengalami sedikit oedem dan berwarna kemerahan. Perlekatan
frenulum sedang. Gigi 12 dan 22 berjejal. Terdapat kalkulus supragingiva pada
permukaan lingual gigi 32, 31, 41, 42, 25, 26, 27, 35, 36, 37 dan pada permukaan labial
gigi 32, 31, 41, dan 42. Oral Hygiene pasien sedang, skor 5,05.
2.2 Data Pasien
Alamat : Jati
Golongan darah : B
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa
Chief Complain
Pasien datang ke RSGM FKG Unand dengan keluhan gigi depan bawah terasa
Present Ilness
Pasien merasa tidak nyaman dengan rasa kasar pada gigi depan bawah sejak ±6
Pasien terakhir kali datang ke dokter gigi ±3 tahun yang lalu untuk menambal
giginya yang berlubang. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari pada saat mandi, tidak
menyikat lidah, tidak menggunakan obat kumur serta dental floss. Pasien
memiliki kebiasaan buruk mengunyah pada satu sisi yaitu sebelah kanan karena
dahulu gigi belakang bawah sebelah kiri pasien berlubang tetapi sudah dilakukan
restorasi.
Pasien dan keluarga pasien tidak dicurigai menderita penyakit sistemik serta
Social History
Pasien merupakan seorang mahasiswa dengan waktu istirahat cukup selama ±7-
8 jam sehari, konsumsi air yang cukup, namun jarang mengkonsumsi sayur dan
buah.
Family History
Ayah dan Ibu atau keluarga sedarah pasien tidak dicutigai memiliki riwayat
penyakit sistemik.
sklera non-ikterik
d. TMJ : TAK
a) Mukosa : TAK
b) Gingiva
- Bentuk : TAK
- Warna : Kemerahan pada lingual gigi 32, 31, 41, dan 42.
- Stippling : (+)
- Permukaan : Licin pada permukaan lingual gigi 32, 31, 41, dan
42.
- Resesi : (-)
- Interdental papil : Membulat pada permukaan lingual gigi 32, 31, 41,
dan 42.
- Stillman’s cleft :-
- MC.Call’s festoon : -
- Frenulum : Sedang
- Perkusi :-
- Mobility :-
c) Oklusi
- Kontak prematur : -
- Permukaan gigi
o Atrisi :-
o Abrasi :-
o Erosi :-
32, 31, 41, 42, 25, 26, 27, 35, 36, 37 dan pada
- Prognosa : Baik
2) Fase bedah :-
3) Fase restoratif :-
a. Nilai Plak
b. Probbing depth
TAHAP PENGERJAAN
3.1 Alat
- Diagnostic set
- Tray Stainless
- Probe UNC 15
- Sickle scaler
- Brush
3.2 Bahan
- Masker
- Handscoon
- Dental bib
- Gelas kumur
- Suction
- Cotton roll
- Cotton pellet
- Kassa
- Alkohol
- Povidone iodine 3%
- Disclosing solution
- Pasta poles
3.3 Tahap Pekerjaan
asepsis pada seluruh permukaan gigi atau bisa juga dengan berkumur
masker.
6. Pegang alat degan pen grasp atau modified pen grasp dengan finger rest
atau ekstroral fulcrum. Extraoral hand rest harus digunakan pada gigi
kalkulus bisa terlepas dari permukaan gigi, Scaler manual juga harus
perawatan.
8. Jika seluruh seluruh permukaan gigi telah halus dan bersih dari kalkulus,
9. Instruksikan pasien untuk berkumur dengan air yang telah ditetesi povidon
iodin.
• Instrusksikan pasien untuk tidak terlalu keras saat menyikat gigi dan
lengket
• Pasien dianjurkan untuk makan buah dan sayur secara teratur serta
Krismariono, A., 2009. Prinsip-prinsip dasar scaling dan root planing dalam perawatan
periodontal. Periodontic Journal, 1(1), pp. 1-5.
Mueller, H. P., 2016. Periodontology The Essentials. 2nd ed. Stuttgart: Thieme.
Newman, M. G., Takei, H. H., Klokkevold, P. R. & Carranza, F. A., 2019. Newman
and Carranza's Clinical Periodontology. 13th ed. Philadelphia: Elsevier.