Anda di halaman 1dari 8

Rasio Tambal Cabut

Indeks Plak
1. O leary

Gambar : Indeks Plak O’leary

Indeks plak O’Leary menggunakan gambar atau grafik yang digunakan untuk
menunjukan lokasi plak, sehingga memungkinkan dokter gigi melihat kemajuan pasien
setelah melakukan kontrol plak.
Tahapan dalam pengukuran indeks plak O’Leary adalah sebagai berikut :
1) Gigi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: mesial, distal, bukal, dan lingual/palatal.

2) Semua gigi yang hilang diberi tanda ‘x’, dan gigi yang masih ada dicatat. Untuk tujuan
dari kontrol plak, semua pontik atau bridge harus diberikan skor yang sama seperti gigi
yang asli.

3) Instruksikan pasien untuk berkumur dahulu, fungsinya untuk menghilangkan sisa


makanan atau debris yang masih menempel pada gigi.

4) Semua permukaan gigi diolesi disclosing solution.


Gambar : Permukaan gigi setelah diolesi disclosing solution

5) Pasien diinstruksikan berkumur dengan menggunakan air, untuk memeriksa plak pada
daerah dentogingival junction bisa menggunakan ujung sonde. Bila plak ditemukan pada
daerah dentogingival junction, maka pada kartu diberi warna hitam atau merah.

Untuk mendapatkan nilai indeks plak dapat dihitung dengan cara menjumlah total
permukaan gigi yang diberi skor kemudian ditambahkan dan dibagi dengan jumlah
permukaan yang ada di dalam rongga mulut pasien dan dikalikan seratus (O’Leary, 1972
dalam Pintauli dan Hamada, 2010).

2. Modifikasi indeks plak Quigley-Hein oleh Turesky-Gilmore-Glickman. (1970)


 Modifikasi ini dilakukan dengan memperkuat objektivitas dari indeks plak Quigley-Hein
dengan memperjelas nilai pada sepertiga ginggival. Modifikasi ini dianggap sebagai indeks
pengukuran plak yang terpercaya, menggunakan perkiraan permukaan gigi yang terlapisi
plak.

 Plak dinilai pada permukaan labial, bukal, dan lingual dari seluruh gigi setelah
menggunakan agen disclosing. Sistem penilaian plak ini cenderung mudah untuk
digunakan karena definisi objektif per skor numerik.

 Teknik yang dimodifikasi ini menyediakan metode yang menyeluruh untuk mengevaluasi
prosedur antiplak seperti menyikat gigi dan flossing, begitu juga dengan agen antiplak
kimia. Indeks ini menekankan pada perbedaan akumulasi plak di sepertiga permukaan
ginggival gigi.
Metode penilaian

Plak gigi diamati dengan menilai permukaan labial, bukal, dan lingual dari seluruh
gigi setelah menggunakan agen disclosing.

Gambar : Indeks plak Quigley-Hein

3. Indeks plak Silnes-Loe (Silnes dan Loe, 1964)


 Indeks plak ini berdasar pada prinsip yang sama dengan indeks ginggival, yaitu
keinginan membedakan, secara jelas antara tingkat keparahan dan lokasi agregat
debris halus. Tujuan memperkenalkan sistem ini juga untuk membuat indeks plak yang
akan cocok indeks gingiva sepenuhnya.

 Pengukuran dari kondisi kebersihan mulut menggunakan indek Silnes dan Loe
berdasar pada pencatatan debris halus dan deposit yang termineralisasi pada gigi 16,
12, 24, 32, 36, dan 44.
 Gigi yang telah hilang tidak dihitung. Tiap permukaan dari gigi diberi skor 0 hingga
3. Nilai dari 4 area tersebut dijumlahkan dan dibagi 4 untuk menunjukkan
indeks plak per gigi dengan nilai dan kriteria sebagai berikut.

Gambar : Index plak Silnes Loe

Indeks Gingiva
Indeks gingiva dikembangkan oleh Loe and Silness dengan tujuan untuk menjelaskan
keparahan klinis inflamasi gingiva. Diukur pada empat permukaan gigi yaitu bukal, lingual, distal,
mesial. Gigi yang diperiksa yaitu:

 Molar pertama maksila kanan (16)


 Insisif lateral maksila kanan (12)
 Premolar pertama maksila kiri (24)
 Molar pertama mandibula kiri (36)
 Insisif lateral mandibular kiri (32)
 Premolar pertama maksila kanan (44)

Gingival Index Loe&Silness

 Indeks Gingiva Interpretasi

Penampilan Perdarahan Inflamasi Nilai

Normal Ya Tidak Tidak ada 0


Sedikit perubahan Ya Tidak Ringan 1
warna dan edema
ringan dengan
sedikit perubahan
pada tekstur
Kemerahan, Perdarahan saat Sedang 2
hipertrofi, edema, probing
dan mengkilat
Kemerahan jelas, Perdarahan spontan Berat 3
hipertrofi, edema
Tabel : Gingival Index Loe&Silness

 Perhitungan
Rata-Rata Indeks Gingiva Interpretasi
2.1-3.0 Inflamasi parah
1.1-2.0 Inflamasi sedang
0.1-1.0 Inflamasi ringan
<0.1 Tidak ada inflamasi

Tabel : Rata- rata Indeks Gingiva


Skor setiap gigi diperoleh dengan menjumlahkan skor keempat sisi yang diperiksa, lalu
dibagi dengan empat (jumlah sisi yang diperiksa). Jumlah skor semua gigi yang diperiksa dibagi
dengan jumlah gigi yang diperiksa maka diperoleh skor indeks gingiva.

Indeks CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs)


Gigi dibagi menjadi enam sextan dan merupakan gigi tetap 17-14, 13-23, 24-27, 37-34, 33-
43, 44-47. Nilai tertinggi pada tiap sextan diidentifikasi setelah memeriksa seluruh gigi. Sebuah
sextan diperiksa jika terdapat dua atau lebih gigi fungsional dan tidak ada indikasi ekstaksi. Jika
hanya terdapat satu gigi yang tersisa pada suatu sextan, maka gigi tersebut dimasukan ke dalam
sextan yang berdekatan. Pada survey epideiologi, nilai yang ditulis melalui pemeriksaan selalu
dari indeks gigi spesifik.

Kriteria Skoring

X = Periodonsium sehat

1 = Terdapat perdarahan setelah probing

2 = Terdapat kalkulus supra atau subgingiva atau timbunan plak di sekeliling margin gingiva, tidak
terdapat poket dengan kedalaman lebih dari 3 mm ( kode warna pada probe semuanya tampak)

3 = Terdapat poket dengan kedalaman 4 atau 5 mm (jika probe diinsersikan pada poket, daerah
warna probe tampak sebagian)

4 =Terdapat poket lebih dari 6 mm (jika probe diinserikan pada poket, daerah warna probe
seluruhnya masuk kedalam poket dan tidak tampak kode warna)

Untuk Kebutuhan Perawatan

TN 0 : nilai untuk kode 0 (sehat), tidak perlu perawatan

TN I : nilai untuk kode I yang menandakan bahwa dibutuhkan perbaikan oral

hygiene dari orang tersebut

TN II : nilai untuk kode 2 dan 3 menandakan bahwa dibutuhkan tenaga professional


untuk membersihkan gigi, root planning, dan penghilangan faktor retentive

plak. Sebagai tambahan, pasien tentu membutuhkan oral hygiene instruction.

TN III : nilai untuk kode 4 membutuhkan perawatan kompleks yang meliputi deep

scaling, root planning, dan prsedur bedah kompleks.

Indeks Dental Fluorosis


Sistem klasifikasi Indeks Dean (Dean,1942) yang dibagi menjadi 6 bagian dimulai dari
enamel yang normal sampai enamel fluorosis yang parah (severe).

Klasifikasi fluorosis gigi berdasarkan Index Dean adalah sebagai berikut :

1) Normal

Enamel menunjukkan translusensi normal yaitu strukturnya mirip dengan kaca, permukaanya
mulus mengkilap dan warnanya putih krem muda.

2) Questionable

Terjadi abrasi sedikit pada enamel yang diawali dengan bintik putih yang kecil sampai terjadinya
white spot. Kelas ini diperuntukkan pada kasus-kasus yang meragukan antara normal dengan very
mild.

3) Very mild

Terjadi bercak putih kecil, buram dan tidak teratur pada permukaan gigi, tapi tidak melibatkan
lebih 25% permukaan gigi.

4) Mild

Terjadi daerah putih buram pada enamel yang lebih luas tetapi tidak lebih dari 50% permukaan
gigi.

5) Moderate
Semua permukaan enamel terserang dan tampak permukaan gigi atrisi. Gigi menjadi berwarna
coklat.

6) Severe

Tanda hipoplasia tampak semakin jelas disertai dengan perubahan anatomis gigi. Warna coklat
pada gigi menyebar sehingga tampak seperti karatan (Fejerskov et.al. 1991).

Gambar : Klasifikasi fluorosis gigi berdasarkan Indeks Dean

Anda mungkin juga menyukai