Anda di halaman 1dari 60

INDEKS PERIODONTAL

Dwi kurniawati, MPH


INDEKS
• Pengukuran suatu prevalensi penyakit
• Alat ukur yang objektif terhadap gambaran
spesifik suatu penyakit dari sekelompok orang
atau individu yang diperbandingkan dengan
sekelompok orang atau individu yang lain.
Tujuan penggunaan index
Utk individu
• Memberikan peilaian individual utk
membantu pasien menggambarkan kondisi
rongga mulutnya
• Memotivasi seseorang dlm pencegahan
dan eliminasi serta kontrol penyakit mulut
• Mengevaluasi kesuksesan perawatan
individu dg membandingkan hasil index
Dalam penelitian
• Menentukan data dasar sebelum faktor2
eksperimental diperkenalkan
• Mengukur efektifitas dari suatu
agen/bahan spesifik dalam kontrol
pencegahan dan perawatan kondisi oral
• Mengukur keefektifan suatu alat untuk
personal care
Dalam kesehatan masyarakat
• Dapat menunjukkan prevalensi dan
insedensi
• Menilai kebutuhan komunitas,
membandingkan efek dari program
dan evaluasi program
Characteristics of an index
• simple to use and accurate
• Minimal equipment and expenses
• Clear cut criteria, understandable
• Free from subjective interpretation
• Reproducible by the same examiner and different
examiner
• Be amenable to statistical analysis, have validity and
reliability
• Not require an excessive amount of time to complete
• Not cause patient discomfort
Klasifikasi indeks
• Berdasarkan skor yang fluktuatif
– Reversible index
– Irreversible index
• Berdasarkan luas nya area yang diperiksa
– Full mouth index
– Simplified index
• Berdasarkan kategori umum
– Disease index
– Symptom index
– Treatment index
• Berdasarkan kategori khusus
– Simple index
– Cumulative index
Indeks yang digunakan untuk
menilai status gingiva :
– Mengukur derajat inflamasi gingiva
– Mengukur derajat desktruksi
periodontal
– Mengukur jumlah penumpukan plak
– Mengukur jumlah penumpukan
kalkulus
– Menilai kebutuhan akan perawatan
Mengukur derajat inflamasi
gingiva
Papilary–Marginal–Attachment Index (PMA
Index) -- Schour & Massler (1944)
• Utk menghitung jumlah unit gingiva yang
cenderung menjadi gingivitis
• Instrumen : kaca mulut dan periodontal
probe
• Permukaan fasial dibagi menjadi 3 unit :
• Papila mesial gigi (P)
• Margin gingiva (M)
• Attached Gingiva (A)
• Jml nilai PMA ditotal dan dinyatakan
sebagai indeks seseorang.
• Penilaian pd permukaan fasial gigi I,
C, P RA dan RB
• PMA Score = P + M + A
Indeks Gingiva ( Gingival Index )
• Loe dan Silness (1963)  menilai
derajat keparahan inflamasi
berdasar pd warna, konsistensi dan
perdarahan ketika probing
• Pengukuran pada gingiva di 4 sisi
gigi geligi yg diperiksa:
– Papilla disto fasial
– Tepi fasial
– Papilla mesiofasial
– Seluruh tepi gingiva bag lingual
• Instrumen : kaca mulut dan probe
• Seluruh gigi atau gigi indeks = Gigi
16, 12, 24, 36, 32, 44
• Gigi dan gingiva dikeringkan terlebih
dahulu
6 2 4
4 2 6
Skor Indeks Gingiva
• 0 : Gingiva normal
• 1 : Inflamasi ringan, sedikit perubahan pada warna dan sedikit udem.
Tidak ada BOP.
• 2 : Inflamasi sedang, kemerahan, udem, dan mengkilat. Adanya BOP.
• 3 : Inflamasi berat, kemerahan, udem, ulserasi dan pendarahan
spontan.

Skor Keadaan
gingiva
0.1 – 1.0 Gingivitis ringan
1.1 – 2.0 Gingivitis Sedang
2.1 – 3.0 Gingivitis parah
Modified Gingival Index , Lobene
dkk (1986)
• Perbedaan :
• Menghilangkan probing gingiva dalam
memeriksa ada atau tidaknya
perdarahan.
• Terdapat definisi ulang sistem scoring
dari inflamasi tingkat mild dan moderate
Skoring
• 0 : Tidak ada inflamasi
• 1 : Inflamasi ringan 1, sedikit perubahan warna, sedikit
perubahan pada tekstur tapi tidak melibatkan gingiva margin
dan papilla gingiva.
• 2 : Inflamasi ringan 2, sedikit perubahan warna, sedikit
perubahan pada tekstur dan melibatkan keseluruhan gingiva
margin dan papilla gingiva.
• 3 : Inflamasi sedang, mengkilat kemerahan, udem dan/atau
hipertrofi pada gingiva margin dan papilla gingiva.
• 4 : Inflamasi berat, kemerahan, udem, dan/atau pada gingiva
margin dan papilla gingiva, perdarahan spontan, atau
ulserasi
• Pemeriksaan dilakukan pada empat area
gingiva per gigi
• Bisa keseluruhan gingiva / sebagian
• Sebagian  16, 11, 26 sisi bukal
36 sisi lingual, 31 sisi labial, 46 sisi lingual
• Skor indeks gingiva
• 0,1 – 1,0 : Kondisi gingiva Inflamasi ringan
• 1,1 – 2,0 : Inflamasi sedang
• 2,1 – 3,0 : Inflamasi berat
Bleeding Points Index (Lennox & Kopcyz K)

• Utk evaluasi inflamasi gingiva


• Menentukan ada atau tdknya perdarahan
pd area interproksimal, fasial, lingual
Papilary Bleeding Index (Muhlemann)

• Untuk menilai perdarahan gingiva


(modifikasi SBI Muhlemman and Son)
• Instrumen : kaca mulut dan probe
Skor Deskripsi perdarahan setelah probing
0 Tidak ada perdarahan
1 Perdarahan berupa titik
2 Perdarahan berupa garis
3 Daerah interdental terisi darah berupa segi tiga (triangle)
4 Perdarahan yang mengenang
INDEKS UNTUK MENGUKUR
KERUSAKAN JARINGAN
PERIODONTAL
Indeks periodontal menurut russel
(1956)
• Untuk mengukur keparahan inflamasi gingiva maupun
destruksi periodontal., meliputi :
– Ada / tidak inflamasi gingiva dan keparahannya
– Pembentukan poket
– Fungsi pengunyahan
• Semua gigi diperiksa
• Kelemahan : Hasil pengukurannya bisa lebih rendah
dari keadaan sebenarnya berhubung peralatan yang
digunakan hanyalah kaca mulut tanpa menggunakan
prob. Apalagi bila tidak memungkinkan pemeriksaan
radiografi
Skor Kriteria Kriteria yg diikuti x-ray dan tes
klinik
0 Negatif (Tidak ada inflamasi, resorpsi tulang dan
gangguan fungsi)

1 Gingivitis ringan (Daerah inflamasi pada gingiva


bebas, tetapi tdk mengelilingi gigi)
2 Gingivitis (Inflamasi sudah mengelilingi gigi tetapi tdk
tjd kerusakan epithelial attachment)
4 Skor ini dipakai kalau x-ray ada Sedikit resorpsi pada puncak
tulang alveolar (mrp titik resorpsi)

6 Gingivitis dengan pembentukan poket. Resorpsi tulang


Telah tjd kerusakan epithelial attachment. Dan tjd berbentukhorizontal, termasuk
poket tdk tergantung sulkus gingiva tjd puncak, << - ½ panjang akar
pembengkakan gingiva bebas. Tdk tjd gangguang
fungsi pengunyahan. Gigi masih kuat, tidak goyah

8 Kerusakan tulang disertai gangguan fungsi Kerusakan tulang >> ½ panjang


pengunyahan. Pada perkusi terdengar seperti metal akar, poket infraboni dg perluaan
instrument ke lig periodontal, sering tjd
resorpsi apeks gigi

Catatan : bila ragu-ragu, diambil skor yang lebih rendah


IP = jumlah skor gigi
jumlah gigi yg diperiksa

KRITERIA STATUS PENYAKIT PERIODONTAL


Kondisi klinik Skor Status penyakit

Klinis normal 0 – 0,2

Gingivitis ringan 0,3 – 0,9

permulaan kerusakan penyakit 1 – 1,9 Reversible

Telah nyata kerusakan yang ada 2 – 4,9 Irreversible

Kerusakan berat periodontal 5 – 8,0 Irreversible


Periodontal Disease Index (PDI)
Sigurd F Ramfjord (1959)
• Utk menilai keparahan penyakit periodontal
• Menekankan pada pencatatan attachment level dr
penyakit periodontal thd CEJ
• Kombinasi gingivitis dan kedalaman poket
• Gigi = 16, 21, 24, 36, 41, 44
• Index ini kemudian dimodifikasi oleh SHICK &
ASH. Yaitu terdiri dari 4 komponen. Komponen
gingivitis, sulkus gingiva, plak dan kalkulus.
Status gingiva Skor Kriteria
0 Tidak ada tanda-tanda inflamasi / gingivitis
Indeks Gingivitis 1 Inflamasi ringan – sedang tdk melingkar mengelilingi
gigi
2 Gingivitis dengan inflamasi sedang – berat
melingkar mengelilingi gigi

3 Gingivitis berat dengan pembesaran gingiva,


merah, tendensi perdarahan dan ulserasi

Indeks Penyakit 4 Poket tdk lebih dr 3 mm diukur dr CEJ ke apikal gigi


Periodontal =
Indeks periodontitis 5 Poket > 3 mm, tp < 6 mm
6 Poket > 6 mm

PDI = jumlah skor/ jumlah gigi yg diperiksa


Kriteria plak gigi modifikasi shick dan ash
0 Tidak ada plak
1 Plak gigi di daerah proksimal atau pada tepi gingiva < 1/3 dari
½ bagian fasial / lingual

2 Plak gigi menutupi > 1/3, tetapi < 2/3 dari ½ gingiva bag
fasial/lingual
3 Plak gigi menutupi 2/3 atau lebih

• Modifikasi shick dan ash dg kriteria asli dr Ramfjord tdk


mempertimbangkan daerah interproksimal gigi dan
membatasi skor plak di daerah fasial atau lingual saja.
• Skor Plak = ∑ skor gigi
∑ gigi yg diperiksa
Kriteria kalkulus menurut Ramfjord

0 Tidak ada kalkulus.


1 kalkulus supra gingival yang meluas hanya tipis pada i
tepi gingiva bebas, tdk lebih dr 1 mm
2 Kalkulus supra gingiva dan subgingiva dalam jumlah
sedang, > 1mm / hanya tdp kalkulus subgingiva
3 Kalkulus supra gingiva dan subgingiva dalam jumlah
banyak.
Indeks untuk mengukur akumulasi
plak
Oral Hygiene Index
(J.C Green & Vermillion, 1960)

• Tujuan = mengevaluasi derajad kebersihan


RM
• Ada 3 segmen :
– Distal C ka
– Distal C ki
– Antara C ka-ki
• Rules :
– Full erupted
– M3 / partial erupted  X
– Setiap segmen dipilih gigi yang paling banyak
debris/kalkulus nya
• DI-S
 0 : tdk ada debris
 1 : debris menutupi tdk lebih dr 1/3 gigi atau stain ekstrinsik
 2 : debris menutupi >1/3 gigi < 2/3 gigi
 3 : debris menutupi > 2/3 gigi
• CI-S
 0 : tdk ada kalkulus
 1: supragingiva kalkulus menutupi tdk lebih dr 1/3 gigi
 2 : supragingiva kalkulus >2/3 gigi atau ada titik/bercak
subgingiva kalkulus mengelilingi servikal gigi
 3 : supragingiva kalkulus >2/3 gigi atau ada subgingiva di
melingkar mengelilingi gigi
• OHI = DI + CI
• DI = CI = (buccal score+lingual skor/jml
segmen yg diperiksa
• Nilai DI= CI = 0-6
• Nilai OHI = 0-12
• Semakin tinggi nilai OHI, Oral Hygien
pasien semakin buruk
Simplified-Oral Hygiene Index
(J.C Green & J.R vermillion, 1960)
• Tujuan :
– Studi epidemiologi peny. Periodontal & kalkulus
– Evaluasi praktek kes. gigi masyarakat dan evaluasi program
kesh masyarakat
• OHI-S = DI-S + CI-S
• Gigi geligi yang diperiksa hanya enam gigi indeks saja
(16, 11, 26, 31, 36 & 46)
• Hanya gigi yang full erupsi
• Gg dg restorasi full /perm hilang krn karies X
• Terdapat gigi pengganti
• Nilai DI-S = Nilai CI-S =
Jumlah total nilai setiap gigi / Jumlah permukaan
yang diperiksa.
Interpretasi DI = CI
0,0 – 0,6 Baik
0,7 – 1,8 Cukup
1,9 – 3,0 Kurang

• Nilai OHI-S = DI-S + CI-S.


• Interpretasi nilai OHIS
0,0 – 1,2 Baik
1,3 – 3,0 Cukup
3,1 – 6,0 Kurang
4. Indeks Plak (Plaque Index) –
Silness & Loe (1964)
• Alat : kaca mulut, explorer/sonde, blower.
• Semua gigi, 16,12,24,36,32,44
• Hanya pd 1/3 servikal yg dievaluasi
• 4 area gingiva : distofasial, fasial, mesiofasial, lingual
• Pengukurannya di dasarkan pada ketebalan penumpukan.
• Kriteria skor :
 0 : Tidak ada plak
 1 : Lapisan tipis plak menumpuk ke tepi gingiva bebas dan
permukaan gigi yang berdekatan (setelah disclosing/probing)
 2 : Penumpukkan plak yang sedang didalam saku & dapat terlihat
oleh mata telanjang.
 3 : Permukaan gigi tertutup oleh plak yang tebal.
• PI tiap gigi = total score/4
• PI individu = PI tiap gigi/ jmlh gg yg
diperiksa
Turesky, Gilmore, Glickman
modification of the Quigley-Hein
plaque index
• Quigley and Hein (1962) membuat
pengukuran plak yang berfokus pada 1/3
permukaan gingival gigi. Hanya gigi
anterior yg diperiksa mgunakan basic
fuchsin mouthwash sbg disclosing agent. •
• Tahun 1970 dimodifikasi Turesky,
Gilmore and Glickman
• Plak dinilai pada sisi labial, buccal,
lingual pada seluruh gigi menggunakan
disclosing agent.
• Digunakan untuk mengevaluasi
prosedur antiplak (menyikat
gigi/flossing, dsb)
Plaque Control Record -- O’leary
Index (O’leary, Drake R, Naylor-1972)
• Memantau pelaksanaan kontrol plak
oleh pasien yang di rawat.
• Cara : diwarnai dengan disclosing
solution, dilihat ada atau tidaknya
deposit yang terwarnai di daerah DGJ
• PCR = ∑ permukaan gigi dg plak
∑ seluruh permukaan gigi X 100 %
Patient Hygiene Performance Index
(PHP) by Podshadley and hadley (1968)
• Indeks pertama utk menilai performa individual dlm
menghilangkan debris setelah menyikat gigi
• Gigi dan permukaannya sama dg pemeriksaan OHIS
• Prosedur :
– Pemberian disclossing agent
– Dikumur selama 30 menit tanpa dibilas
– Periksa dengan kaca mulut
• Pemeriksaan pada 5 area : mesial, distal, insisofasial,
• Tidak ada Debris = 0
• Debris = 1
• PHP = total debris score/ no of teeth scored
• Rating Scores
– Excellent -- 0
– Good -- 0,1 – 1,7
– Fair– 1,8 – 3,4
– Poor – 3,5 – 5,0
PHP-M (Personal Hygiene Performance-
Modified) -- Martin dan Meskin (1972)
• Modifikasi PHP
• Mengukur plak secara obyektif.
• Menggunakan gigi indeks dan disklosing.
• Gigi indeks
– Gigi paling belakang tumbuh di kwadran 1
– Gigi C| atau c| , bila gigi ini tidak ada, dipakai
gigi anterior lainnya.
– |P1 atau |m1.
– Gigi paling belakang tumbuh di kwadran 3
– Gigi C kiri bawah atau c kiri bawah , bila gigi
ini tidak ada, dipakai gigi anterior lainnya.
– P1 kanan bawah atau m1 kanan bawah
Indeks untuk mengukur
kebutuhan akan perawatan
Periodontal Treatment Need system
(PTNS)
• Dikembangkan oleh Johansen, Gjermo, Bellini (1973)
• Dinilai ada atau tdk nya gingivits, plak dan poket
Kriteria Perawatan

• Class O - Tidak perlu perawatan


• Class A - Motivasi dan instruksi oral
hygiene
• Class B - Scaling dan eliminasi,
overhanging
• Class C - Bedah periodontal
Tabel Kriteria PTNS

Klasifik Unit Plak Calculus/ Inflamasi Poket Perawat


asi overhang an
e

0 Mulut - - - - OHI
A Mulut + - + < 5mm OHI SC
B Quadrant + + + ≤ 5mm OHI SC
C Quadrant + + + ≥ 5 mm OHI,
SC, Su
Community periodontal Index of
Treatment Needs (CPITN)
• Dikembangkan Ainamo dkk
• Indikator :
– Ada atau tidaknya pendarahan gusi.
– Kalkulus supra atau subgingiva.
– Saku periodontal : dangkal (4-5mm), dalam (6mm)
• Alat : probe khusus dengan ujung bulat berdiameter 0,5 mm
• Pemeriksaan pada pasien usia 20 tahun atau lebih.
Yang diperiksa 10 gigi indeks. (17, 16, 11, 26, 27, 31, 36, 37, 46,
47) yang di ambil gigi terparah setiap sektan
• Pada pasien usia kurang dari 20 tahun yang diperiksa 6 gigi
indeks. (16, 11, 26, 31, 36, 46)
• *Sektan
• Terdapat 6 sektan dalam mulut
• M3 ekskluded, kecuali M2 hilang
• Setiap sextan min 2 gigi yg berfungsi, dan
bukan indikasi ekstraksi
• Bila gigi ≤ 1 tidak sebagai sektan
• Sektan hilang tidak dihitung
Status periodontal Klas Kebutuhan perawatan
0 = Periodontal sehat 0 Tdk membutuhkan perawatan

1 = Perdarahan pada I Perbaikan OH (DHE)


probing

2 = ada kalkulus bila probe II I + Skaling


dimasukkan

3 = poket 4-5 mm II I + II + Perawatan sederhana


4 = poket > 6 mm III I+II+ perawatan kompleks
Referensi

• Redy, S. Essensial of Clinical


periodontology and periodontist.
Jaypee

Anda mungkin juga menyukai