Anda di halaman 1dari 17

PROSEDUR

ODONTEKTOMI
KELOMPOK 7

• DHEA FRENSIANA HARNINGTYAS (J520160043)


• DESSY RAHMAHWATI (J520160045)
• CYNTHA BELLA AURIZTHA (J520160046)
• ALDY (J520160047)
• GUSMIDIEO HARRY ZULISTYO (J520160048)
• IEKA NURFITRIA (J520160049)
• ALMAS YUMNNA ALFIRDAUS (J520160075)
ODONTEKTOMI
• ODONTEKTOMI merupakan metode pengambilan gigi dari soketnya setelah pembuatan flap dan
mengurangi sebagian tulang yang mengelilingi gigi tersebut. odontektomi biasanya dilakukan
pada gigi yang impaksi. Terdapat beberapa klasifikasi gigi impaksi, yaitu :
• Menurut pell & gregory
Berdasarkan relasi gigi molar tiga rahang bawah dengan ramus mandibula
• Klas I : diameter anteroposterior gigi sama atau sebanding dengan ruang antara batas anterior
ramus mandibula dan permukaan distal gigi molar kedua. Pada klas I ada celah di sebelah distal
molar kedua yang potensial untuk tempat erupsi molar ketiga.
• Klas II : sejumlah kecil tulang menutupi permukaan distal gigi dan ruang tidak adekuat untuk
erupsi gigi, sebagai contoh diameter mesiodistal gigi lebih besar daripada ruang yang tersedia.
Pada klas II, celah di sebelah distal M.
• Klas III : gigi secara utuh terletak di dalam mandibula – akses yang sulit. Pada klas III mahkota
gigi impaksi seluruhnya terletak di dalam ramus.
• Berdasarkan kedalaman dari gigi impaksi
• Posisi A : bidang oklusal gigi impaksi berada pada tingkat yang sama dengan oklusal gigi molar
kedua tetangga. Mahkota molar ketiga yang impaksi berada pada atau di atas garis oklusal.
• Posisi B : bidang oklusal gigi impaksi berada pada pertengahan garis servikal dan bidang oklusal
gigi molar kedua tetangga. Mahkota molar ketiga di bawah garis oklusal tetapi di atas garis
servikal molar kedua.
• Posisi C : bidang oklusal gigi impaksi berada di bawah tingkat garis servikal gigi molar kedua.
Hal ini juga dapat diaplikasikan untuk gigi maksila. Mahkota gigi yang impaksi terletak di bawah
garis servikal.
• Menurut George Winter
Gigi impaksi M3 pada mandibula di klasifikasikan berdasarkan angulasi
gigi, yaitu angulasi sumbu panjang gigi impaksi molar terhadap sumbu
panjang gigi M2.
 Mesioangular
 Horizontal
 Distoangular
 Vertikal
TUJUAN DILAKUKAN ODONTEKTOMI
• Untuk meminimalkan risiko perkembagan kista dan tumor
• Penurunan risiko patah tulang sudut mandibula.
PROSEDUR ODONTEKTOMI
1. ANESTESI
Anestesi lokal, dapat dilakukan pada pasien yang kooperatif, dan cukup dirawat jalan. Pada pasien
dengan tingkat ansietas tinggi, diberikan anestesi lokal ditambah sedasi sadar, atau dengan anestesi
umum. Anestesi umum khususnya diberikan pada kasus impaksi yang sangat sulit, atau pada pasien
yang tidak kooperatif, seperti penderita gangguan mental.
2. INSISI MUKOPERIOSTEAL
Pola insisi yang biasanya digunakan adalah envelope atau triangular. Insisi dilakukan dengan ajam
sampai tulang mandibula.
3. PEMBUKAAN FLAP
Pembukaan flap (full thickness flap) daerah insisi dengan raspatorium sehingga lapangan pandang
cukup dan akses terhadap benih gigi impaksi lebih jelas.
4. PEMBEBASAN JARINGAN TULANG
Pembebasan jaringan tulang mandibula yang menutupi gigi impaksi untuk mendapatkan akses dan
membebaskan retensi di daerah bukal dan distal dengan menggunakan bur tulang.
5. Pengungkitan benih gigi impaksi dengan menggunakan bein
6. Pembersihan sisa-sisa granulasi dan polikel gigi impaksi dengan kuret
7. Pengeluaran debris pada daerah luka dengan spooling nacl 0.9%
8. Penjahitan daerah operasi
KOMPLIKASI ODONTEKTOMI

• Saat pembedahan :
• Fraktur akar,
• Gigi molar kedua goyah,
• Trauma pada persendian temporo-mandibular,
• Akar terdorong ke ruang submandibula,
• Bahkan fraktur angulus mandibula
• Cedera nervus alveolaris inferior, yang mengakibatkan parestesia labial
inferior sampai dagu pada sisi yang sama
Pasca pembedahan :
• Edema pipi dan munculnya perasaan kurang nyaman
• Trismus atau spasme muskulus masseter
• Infeksi pasca bedah pada soket bekas tempat gigi impaksi disebut dry socket. Gejala
dry socket : nyeri berdenyut menyebar sampai telinga dan timbul halitosis, bau tidak
sedap yang berasal dari soket.
FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA KOMPLIKASI PADA ODONTEKTOMI ANTARA LAIN :
• Usia
• Jenis kelamin
• Status kesehatan (menurut american society of anesthesiologists)
• Kepadatan tulang
• Posisi gigi
• Tingkat impaksi
• pengalaman dari ahli bedah
LAPORAN KASUS

KORONEKTOMI PADA M3 RB SEBAGAI PERAWATAN ALTERNATIF


• Koronektomi atau odontektomi parsial adalah perawatan
penghilangan mahkota gigi, dan meninggalkan akarnya secara in
situ. Ketika digunakan untuk pengangkatan M3, teknik ini ditujukan
untuk mencegah kerusakan pada nervus alveolar inferior.
KASUS 1

Perempuan umur 24 tahun datang ke oral surgery service in dental center of


studies and research (COESP), joão pessoa, paraíba, brazil, dari hasil rontgen
didapatkan gambaran radiolusen periapikal dan akar yang menggelap
perawatan koronektomi gigi 48 pada juli 2012. Dilaporkan tidak ada keluhan
ataupun komplain pada kontrol 12 bulan setelah dilakukan perawatan.
KASUS 2
• Perempuan 26 tahun datang ke oral surgery service in dental center of studies
and research (COESP), joão pessoa, paraíba, brazil, dari hasil rontgen
didapatkan gambaran akar yang menggelap dan akar yang membengkok dan
dilakukan koronektomi pada gigi 48 pada juni 2011 dan gigi 38 pada juli
2012. Dilaporkan tidak ada keluhan pada kontrol 12 dan 24 bulan setelah
dilakukan perawatan.
Kesimpulan kasus :
1. Menurut observasi kasus di atas , tidak ditemukan defisit sensorial dan infeksi
post operative
2. Parsial odontektomi atau koronektomi terbukti menjadi teknik yang efektif yang
dapat dilakukan pada pasien dengan indikasi kedekatan gigi dengan canalis
mandibular yg terdapat nervus alveolaris inferior.
KESIMPULAN

• Impaksi gigi bungsu baik sebagian/parsial maupun seluruhnya/total, masing-


masing dapat menyebabkan masalah serius dan berpotensi menimbulkan
komplikasi ringan sampai berat bahkan mengancam jiwa.

• Tatalaksana dengan atau tanpa odontektomi harus ditentukan per kasus bersama
dengan pasien berdasarkan evaluasi pemeriksaan klinis lokal dan sistemik
pasien, ditunjang pemeriksaan radiologi. Ditunjang dengan pemeriksaan
radiologi. Penjelasan rinci harus diberikan dan dimintakan informed consent dari
pasien, baik bila ia akan menempuh atau tidak odontektomi.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai