RAPID SURVEY
A. Latar Belakang
as diharapkan mampu menjadi gate keeper dalam menanggulangi masalah kesehatan pada ma
syarakat guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Salah satu
program yang menjadi program pokok pelayanan puskesmas adalah program IDL (Imunisasi
Dasar Lengkap).
Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam
mencegah penyakit dan menurunkan angka kematian seperti cacar, polio, tubercolosis,
hepatitis B, difteri, campak, rubella dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubella (congenital
rubella syndrome/CRS), tetanus, pneumonia (radang paru) serta meningitis (radang selaput
otak). Pelaksanaan imunisasi pada balita menyelamatkan sekitar 2–3 juta nyawa di seluruh
dunia setiap tahun dan berkontribusi besar pada penurunan angka kematian bayi global dari
65 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 29 pada tahun 2018 (Nandi & Shet,
2020).
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31) (Info Datin Kementerian
Kesehatan, 2016). Namun dalam beberapa tahun terakhir, angka kematian balita akibat
penyakit infeksi yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi masih terbilang tinggi.
Laporan WHO tahun 2020 menyebutkan bahwa terdapat 20 juta anak belum mendapatkan
pelayanan imunisasi untuk balita di seluruh dunia secara rutin setiap tahun. Tingginya jumlah
anak yang belum mendapatkan imunisasi mengakibatkan beberapa penyakit yang dapat meny
ebabkan kelumpuhan bahkan kematian, yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksin, munc
ul kembali di negara maju dan berkembang. Penyakit tersebut antara lain campak, pertusis,
Kejadian kematian anak berusia bawah lima tahun (balita) pada negara berkembang
mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu faktor yang menyebabkan
kematian pada anak adalah daya tahan tubuh anak yang belum sempurna. Jumlah kematian
balita yang terjadi di Tiongkok antara tahun 1996 sampai dengan tahun 2015 yaitu sebanyak
181.600 balita. Dari total jumlah kematian tersebut sebanyak 93.400 (51%) kematian balita
terjadi pada neonatus yang mayoritas disebabkan oleh penyakit pneumonia. Sedangkan di
Afrika penyakit pneumonia, diare dan campak menjadi penyebab setengah dari kematian
anak (He et al., 2017; Liu et al., 2015; Sari & Nadjib, 2019).
Menurut data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021 di Indonesia terdapat cakupan
campak pada balita sebesar 26,7%. Kasus campak mengalami peningkatan dalam tiga bulan
terakhir. Kasus Difteri pada tahun 2021 menyebar hampir semua wilayah di Indonesia.
Jumlah kasus difteri pada tahun 2021 sebanyak 235 kasus, jumlah kematian sebanyak 25
kasus. Jumlah kasus Difteri tahun 2021 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020 (259
kasus), Namun Jumlah kematian akibat difteri mengalami peningkatan yang signifikan jika
dibandingkan tahun sebelumnya (Profil Kesehatan Indonesia, 2021). Penyakit ini merupakan
Capaian imunisasi rutin mengalami penurunan sejak tahun 2020. Penurunan cakupan
pelaksanaan IDL akan menyebabkan tidak terbentuknya kekebalan pada bayi dan balita
Indonesia, 2020). Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021. Gambaran cakupan
imunisasi dasar lengkap di Indonesia tahun 2019-2021 yaitu pada tahun 2019 sebesar 93,7%
sedangkan Cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2020 hampir sama dengan tahun
2021 yaitu sebesar 83,3% dan 84,2% (Profil Kesehatan Indonesia, 2021). Hal ini juga
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di wilayah Puskesmas Pagambiran pada Tahun 2022
Maka dari itu untuk mengetahui penyebab belum tercapainya Cakupan Imunisasi
Dasar pada balita, perlu diadakan survei cepat di wilayah kerja puskesmas Pagambiran
sehingga dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah yang efektif dan efisien. Survei
cepat (rapid survey) adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengambil
keputusan pemecahan suatu masalah karena dapat menjawab berbagai pertanyaan yang ada
permasalahan karena metode yang cukup mudah, dimana dapat dilakukan dalam waktu yang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya Cakupan Imunisasi Dasar
Lengkap sebesar 54,3% dari target 95% di Puskesmas Pagambiran pada tahun 2022?
C. Tujuan Survei
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor penyebab tidak tercapainya Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di
1. Mengetahui tingkat pengetahuan Ibu balita terhadap Imunisasi Dasar Lengkap di wilayah
2. Mengetahui Sikap Ibu balita terhadap Imunisasi Dasar Lengkap di wilayah kerja
Puskesmas Pagambiran
D. Manfaat Survey
1. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan data mengenai faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target
imunisasi dasar lengkap pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pagambiran pada tahun 2022,
sehingga memberikan gambaran alternatif pemecahan masalah yang efektif dan efisien.
2. Bagi Masyarakat
Hasil survei ini dapat bermanfaat meningkatkan pengetahuan orang tua di wilayah kerja
3. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui masalah-masalah apa saja yang sedang dialami masyarakat yang
Survei dilakukan pada Ibu balita yang tersebar diwilayah kerja Puskesmas
Pagambiran. Jumlah balita di wilayah kerja Puskesmas Pagambiran berjumlah 2351 balita
yang tersebar di 5 kelurahan yaitu Pagambiran, Pampangan, Batuang taba, Kampuang Jua,
Gates.
F. Pelaksanaan Survey
1. Sasaran Survey
Sasaran utama survei cepat ini adalah Ibu balita di wilayah kerja Puskesmas
rumah ke rumah.
2. Instrumen Survey
Instrumen yang digunakan dalam survei cepat ini adalah kuesioner yang berisi
tentang tingkat pengetahuan, sikap ibu balita dan dukungan suami terhadap imunisasi
dasar lengkap.
3. Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2003). Teknik sampling yang digunakan pada rapid survey ini
digunakan pada populasi yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel survey cepat
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
n = 2351
1 + 2351 (0,2)2
= 25 sampel
4. Kriteria Inklusi
Ibu yang masih memiliki anak balita usia 9-59 bulan yang belum imunisasi
lengkap
5. Kriteria Eksklusi
Tidak kooperatif
6. Metode
Survei cepat dilakukan dengan membagikan kuesioner dalam bentuk hardcopy kepada
responden di wilayah kerja Puskesmas Pagambiran yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi
Survei dilaksanakan dari tanggal 07–13 Februari 2023 di Posyandu wilayah Puskesmas
Pegambiran
8. Definisi Operasional
a. Pengetahuan
pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra
benar akan diberi skor (1), dan jawaban yang salah diberi skor (0). Jumlah skor
• Tinggi : 9-16
• Rendah : 0-8
b. Sikap
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,
orang lain, obyek atau isue (Azwar, 2003). Sikap adalah pandangan-pandangan
atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek
(Purwanto, 1999). Pengukuran variabel sikap ibu terhadap IDL didasarkan pada
skala ordinal. Skala ordinal dinilai dari 5 buah pertanyaan. Setiap sikap yang
bernilai positif akan diberi skor (1) serta jawaban bernilai negatif diberi skor
kategori, yaitu :
• Baik : 3-5
• Buruk : 0-2
c. Dukungan Suami
Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan non-verbal, saran, bantuan yang
nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap ibu hamil didalam
bentuk wujud dari sikap perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat diberikan
baik fisik maupun psikis. Suami memiliki andil yang cukup besar dalam
(Eko, 2008).
akan diberi skor (1) dan jawaban bernilai negatif diberi skor (0). Jumlah skor
• Mendukung : 2-3
Telah dilakukan survey mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan dukungan suami.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7-13 Februari 2023. Sampel merupakan ibu balita
usia 9-59 bulan yang tidak diimunisasi lengkap. Jumlah sampel penelitian adalah 25
dan analisis.
Berdasarkan tabel diketahui bahwa 9 responden (36%) memiliki tingkat pengetahuan yang
rendah mengenai imunisasi dasar lengkap dan 16 responden (64%) memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi mengenai imunisasi dasar lengkap. Hal ini dipengaruhi oleh
Hasil analisis data dari jawaban responden pada pertanyaan tentang pengetahuan
mengenai Imunisasi dasar lengkap memerlihatkan bahwa tingkat pengetahuan ibu balita
yang tidak melakukan imunisasi dasar lengkap ke Puskesmas Pagambiran cukup baik.
Tabel Distribusi hasil pertanyaan tentang Sikap ibu balita yang tidak Imunisasi Dasar
Lengkap
No Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju
1. Apakah anda setuju jika anak anda diimunisasi? 42% 58%
2. Apakah anda setuju bahwa imunisasi itu penting untuk 74% 26%
kesehatan anak?
3. Jika anda mendengar laporan mengenai efek samping 13% 87%
yang terjai setelah imunisasi dari orang lain, apakah anda
masih memberikan anak anda imunisasi?
4. Jika anak nada mengalami demam setelah imunisasi, 4% 96%
apakah anda masih akan memberikan imunisasi
selanjutnya kepada anak anda?
5. Jika pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan 5% 95%
imunisasi (RS/Puskesmas/Posyandu/Praktek dokter) jauh
dari rumah anda, apakah anda mau mengantarkan anak
anda imunisasi?
suami mengenai imunisasi dasar lengkap dan 5 responden (20%) yang mendapatkan
Tabel 5.6 Distribusi hasil pertanyaan tentang dukungan suami ibu balita yang tidak
Imunisasi Dasar Lengkap
Jawaban Responden
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah dalam melakukan
imunisasi ibu mendapat
37,5% 62,5%
anjuran dari keluarga (suami,
orang tua, dan saudara)?
2 Apakah suami akan marah jika
4% 96%
bayi tidak diimunisasi ?
3 Apakah suami anda
mengingatkan jadwal dan
mengantarkan anda ke tempat 4% 96%
imunisasi?
H. Kesimpulan Rapid Survey
Berdasarkan survei yang telah dilaksanakan dan juga telah dilakukan pengolahan data, dapat dis
impulkan bahwa ibu balita yang tidak melakukan imunisasi dasar lengkap memiliki pengetahua
n dan sikap yang baik terhadap imunisasi namun tidak mendapat dukungan yang baik dari suami.
Perencanaan
3. Pembagian leflet dan penempelan poster mengenai pentingnya IDL untuk anak 0-9
bulan.