Abstrak
Imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit. Dari data yang diperoleh menunjukan bahwa cakupan Universal Child
Imunization (UCI) di Kalimantan Barat menduduki posisi ke empat terendah di Indonesia.
Sedangkan data cakupan imunisasi dasar lengkap di Kota Pontianak sebesar 55% dari total
target 95%. Tujuan dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan
responden tentang imunisasi dasar lengkap, sikap responden dalam pemberian imunisasi dasar
lengkap dan hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap di
Puskesmas Alianyang. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah ibu yang memiliki
bayi usia 0-9 bulan yaitu sejumlah 306 orang. Sampel dari penelitian ini adalah 31 orang dengan
teknik sampel menggunakan teknik accidental. Sumber data menggunakan kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sebagian responden memiliki pengetahuan “cukup”
dan sikap responden sebagian besar termasuk dalam kategori “mendukung”. Setelah dilakukan
uji chi square menunjukan dan nilai = 5,991 maka ≤
Kesimpulkan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap. Saran untuk tempat penelitian adalah agar dapat
melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan secara rutin khususnya mengenai imunisasi dasar
lengkap agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap sehingga dapat
ikut mendukung program pemerintah mengenai imunisasi dasar lengkap yang wajib diberikan
pada semua anak.
dibawah 12 bulan per 1.000 kelahiran hidup antigen. Mekanisme sistem imun tubuh
pertahun dan 32 balita berusia dibawah 5 sangat kompleks, yang terdiri atas kumpulan
tahun per 1.000 kelahiran hidup pertahun. organ, jaringan, sel, dan molekul.
Mayoritas kematian anak dibawah satu Kenyataannya, tubuh kita telah dianugerahi
tahun di Indonesia disebabkan infeksi oleh yang Maha Kuasa dua jalur pertahanan
saluran nafas akut, komplikasi perinatal yang yang saling berhubungan, yang melindungi
terjadi pada bayi berusia 0-28 hari, yang kita dari serangan mikroorganisme yang
sebagian masih berkaitan dengan proses berbahaya (mikroorganisme patogen). Kedua
persalinan dan diare. Sebagian penyakit- imunitas tersebut adalah imunitas lahiriah
penyakit infeksi penyebab kematian bayi dan (imunitas non spesifik) dan imunitas yang
balita ini dapat dicegah dengan imunisasi, didapat setelah lahir (imunitas spesifik)
seperti campak, vaksin pertusis, vaksin Hib, (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011).
vaksin pneumokokus, dan vaksin rotavirus. Program imunisasi dilaksanakan di
Inilah sebabnya imunisasi menjadi hal yang Indonesia sejak tahun 1956. Menurut
sangat penting untuk dilaksanakan di Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia dan harus mempunyai angka Indonesia Nomor
cakupan tinggi (Arifianto, 2014). 1611/MENKES/SK/XI/2005, program
Upaya yang telah dilakukan selama ini pengembangan imunisasi mencakup satu
untuk menurunkan Angka Kematian Balita kali HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga kali
(AKBa) berhasil menunjukan perbaikan yang imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi
sangat berarti antara 1960 dan 1990. Rata- polio, dan satu kali imunisasi campak. Hasil
rata penurunan Angka Kematian Balita Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013
(AKBa) pada dekade 1990-an adalah 7 % per didapatkan cakupan imunisasi lengkap pada
tahun lebih tinggi dari dekade sebelumnya anak umur 12-23 bulan. Cakupan imunisasi
yaitu 4 % per tahun (Lisnawati, 2014). lengkap di Indonesia cenderung meningkat
Berdasarkan Peraturan Menteri dari tahun 2007 (41,6 %), 2010 (53,8 %),
Kesehatan RI nomor 42 tahun 2013 tentang dan 2013 (59,2 %). Sedangkan cakupan
penyelenggaraan imunisasi pasal 1 ayat 1 imunisasi tidak lengkap tahun 2007 (49,2
imunisasi adalah suatu upaya untuk %), 2010 (33,5 %), dan 2013 (32,1 %). Dan
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan yang tidak diimunisasi pada tahun 2007 (9,1
seseorang secara aktif terhadap suatu %), 2010 (12,7 %), dan 2013 (8,7 %) (Riset
penyakit, sehingga bila suatu saat terserang Kesehatan Dasar, 2013).
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit Survey Demografi Kesehatan
atau hanya mengalami sakit ringan. Indonesia (SDKI) 2012 menggumpulkan
Imunisasi merupakan hal wajib yang informasi tentang cakupan imunisasi yang
diberikan pada setiap anak yang lahir, memperlihatkan presentase anak umur 12-
sebagaimana yang tercantum dalam Undang- 23 bulan, hasil menunjukan secara
Undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 130 yang keseluruhan 60% dari anak umur 12-23
berisi pemerintah wajib memberikan bulan telah mendapatkan imunisasi lengkap,
imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan tidak termasuk Hb 0, sementara 37 %
anak (Departemen Kesehatan Republik mendapat imunisasi lengkap dengan Hb 0.
Indonesia, 2014). Persentase cakupan pemberian imunisasi
Kekebalan (imunitas) terhadap lengkap oleh ibu dengan tingkat pendidikan
penyakit infeksi terbentuk akibat respons perguruan tinggi mencapai 70,0 %, tamat
(reaksi) tubuhnya terhadap mikroorganisme SMTA 69,4 %, tidak tamat SMTA 69,8 %,
penyebab penyakit. Sistem kekebalan tubuh tamat SD 65,3 %, tidak tamat SD 38,1 %, dan
mengenal mikroorganisme seperti bakteri, tidak sekolah 19,4 % (Survey Demografi
virus, jamur, dan parasit yang disebut Kesehatan Indonesia, 2012).
Pengetahuan adalah hasil
penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dalam penelitian ini peneliti
ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan
mempengaruhi sikap ibu yang memiliki bayi lengkap.
0-9 bulan dalam pemberian imunisasi dasar Berdasarkan Data dan Informasi
Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat tahun kategori baik sebesar 77,5%. Kelengkapan
2014 sumber data Ditjen PPPL, Kementerian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas
Kesehatan Republik Indonesia, 2014 tercatat Depok I Sleman Yogyakarta sebesar 85%.
persentase imunisasi dasar lengkap pada Berdasarkan uji chi square diperoleh
bayi di Indonesia per September 2014 kesimpulan bahwa ada hubungan
adalah 48,4 %, khususnya di Kalimantan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
Barat sebesar 44,7 % dan di Kota Pontianak dengan kelengkapan imunisasi dasar pada
55,0 % (Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, bayi usia 1 tahun di Puskesmas Depok I
2014). Sleman Yogyakarta.
Program imunisasi dasar, Lima Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Imunisasi dasar Lengkap (LIL), yang yang telah dilakukan oleh Siti Umaroh
dicanangkan oleh pemerintah bagi bayi mahasiswi Program Studi Kesehatan
meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Masyarakat, Universitas Muhammadiyah
Polio, 4 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak Surakarta dengan judul Hubungan Antara
(Depkes, 2010). Namun pada kenyataannya Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan
program imunisasi dasar lengkap yang telah Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah
dilakukan tidak seluruhnya berhasil dan Kerja Puskesmas Kartasura Kabupaten
masih banyak bayi atau balita status Sukoharjo diketahui bahwa anak yang
kelengkapan imunisasinya belum lengkap, mempunyai status imunisasi lengkap
banyak faktor yang menyebabkan (kontrol) sebagian besar mempunyai ibu
kelengkapan imunisasi, faktor tersebut dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak
antara lain sikap petugas, lokasi imunisasi, 29 responden dan anak yang mempunyai
kehadiran petugas, usia ibu, tingkat status imunisasi lengkap (kontrol) sebagian
pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga besar mempunyai ibu dengan sikap positif
per bulan, kepercayaan terhadap dampak sebanyak 26 responden. Berdasarkan hasil
buruk pemberian imunisasi, status pekerjaan yang didapat dengan uji chi square
ibu, tradisi keluarga, tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa ada hubungan antara
ibu, dan dukungan keluarga (Rahmawati, pengetahuan dan sikap ibu dengan
2014). kelengkapan imunisasi dasar.
Sikap adalah respon tertutup Sedangkan menurut Ejurnal Sekolah
seseorang terhadap stimulus atau objek Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Nusantara
tertentu, yang sudah melibatkan faktor Volume 1 No 1 oleh Selvina Elia Roza
pendapat dan emosi yang bersangkutan mahasiswi Diploma III kebidanan Sekolah
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Nusantara
baik-tidak baik, dan sebagainya). Dalam Bukit Tinggi dengan judul Hubungan
penelitian ini peneliti ingin mengetahui Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Dengan
apakah sikap ibu dalam pemberian imunisasi Cakupan Imunisasi Campak di Kelurahan Aur
dasar pada bayinya sudah sesuai dengan Kuning Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh
pengetahuan yang dimilikinya. Tahun 2013 dimana dari hasil penelitian
Dari penelitian yang dilakukan oleh yang telah dilakukan diperoleh sebagian dari
Lilis dan kawan-kawan mahasiswa Program responden memiliki pengetahuan dalam
Studi S1 Keperawatan, Universitas Respati kategori “rendah” (54,5%) sedangkan ada
Yogyakarta dengan judul Hubungan sebagian dari responden yang memiliki sikap
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dalam kategori “negatif” (51,9%).
Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Dari data yang diperoleh menunjukan
Bayi Usia 1 Tahun Di Puskesmas Depok I bahwa cakupan Universal Child Imunization
Sleman Yogyakarta dari Hasil penelitian (UCI) di Kalimantan Barat menduduki posisi
diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang ke empat terendah di Indonesia. Sedangkan
imunisasi dasar di Puskesmas Depok I data cakupan imunisasi dasar lengkap di
Sleman Yogyakarta sebagian besar dalam Kota Pontianak hanya sebesar 55% dari total
target 95% di Indonesia. Berdasarkan
sumber data Profil Kesehatan Kota
Pontianak, pada tahun 2014 telah terjadi
kasus kematian anak di Puskesmas
Alianyang sejumlah 2 neonatus, 2 anak, dan mengetahui apakah ada hubungan antara
2 balita. Pada penelitian ini peneliti ingin tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi
usia 0-9 bulan di Puskesmas Aliayang bulan Januari hingga Mei 2016 di Puskesmas
terhadap sikap dalam pemberian imunisasi Alianyang Kota Pontianak Provinsi
pada bayinya. Kalimantan Barat. Populasi penelitian yaitu
seluruh ibu yang memiliki bayi 0-9 bulan
Metode pada bulan Januari hingga Maret 2016
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian sebanyak 306 orang. Peneliti menggunakan
deskriptif korelasional dengan pendekatan 10% jumlah populasi sebanyak 31 orang.
cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada Pengumpulan data menggunakan kuesioner
kemudian diolah dan dianalisis
menggunakan analisis univariat serta
analisis bivariat menggunakan uji chi square.
Ngresep
Semarang.
http://epr
ints.undip.
ac.id/482
59/3/B
AB_1.pdf,
diakses:
28
Februari
2016.