Anda di halaman 1dari 9

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi………………...............................Kustin, hal.

280-288

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN


KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA KEMUNING LOR
KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBER

Kustin*, Tri Okta Ratnaningtyas**


Program Studi S1 Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember

ABSTRAK

Imunisasi merupakan salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan secara promotif
dan preventif yang sesuai dengan visi pembangunan kesehatan yakni Indonesia sehat.
Cakupan Universal Child Immunization (UCI) Kabupaten Jember mencapai 60,89%
sementara target pencapaian sebesar 80%. Hasil survey di Desa Kemuning Lor dari 15 ibu
yang memiliki bayi diperoleh hasil bahwa sekitar 60% imunisasinya tidak lengkap. Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Desa Kemuning Lor
Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Desain penelitian adalah crosektional yaitu
pengambilan data berbarengan . Populasi ibu yang memiliki bayi berjumlah 57 bayi. Besar
sampel adalah 50 orang dengan teknik sampling random sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahawa tingkat pengetahuan ibu cukup (48%), Baik (18%), kurang (34%).
Imunisasi bayi yang tidak lengkap (62%), dan lengkap (38%). Analisa chi square diperoleh
nilai x2 hitung (17.473) > x2 tabel (4.591), dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05,
hipotesis diterima, artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
dengan kelengkapan imunisasi pada bayi dengan keeratan hubungan cukup berarti atau
sedang. Disarankan kepada ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi dengan
mencari dari berbagai sumber, hal ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku kesehatan
terutama imunisasi

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Imunisasi dasar lengkap

PENDAHULUAN Imunisasi merupakan salah satu


Pemerintah mempunyai komitmen upaya peningkatan derajat kesehatan
yang kuat untuk pencapaian Millenium secara promotif dan preventif yang sesuai
Development Goals (MDGs), termasuk dengan visi pembangunan kesehatan
komitmen dalam peningkatan kesehatan yakni Indonesia sehat 2010. Imunisasi
ibu dan anak. Hasil yang di capai dapat telah menyelamatkan jutaan jiwa anak-
terliat pada indikator kesehatan anak dan anak dalam tiga dekade terakhir, namun
bayi yang menunjukkan kecenderungan masih ada jutaan anak lainnya yang tidak
membaik dan jika terus membaik ,maka terlindungi dengan imunisasi. Dengan
pada tahun 2015 nanti target dapat demikian, semakin banyak imunisasi
tercapai. Namun upaya penurunan angka maka dengan demikian semakin kebal
kematian bayi (AKB) dan angka tubuhnya, sehingga bayi semakin sehat
kematian ibu (AKI) terkait target MGDs dan tumbuh optimal. Sebaliknya,
di tahun 2015 ini tidak bisa hanya di semakin tidak lengkap imunisasi, maka
kawal oleh pemerintah saja. Partisipasi tubuhnya sedikit mempunyai kekebalan
kelompok professional, dunia usaha, dan terhadap penyakit.
masyarakat luas juga sangat menentukan Pelayanan imunisasi merupakan
keberhasilan pencapaian tersebut (Depkes bagian dari upaya pencegahan dan
RI, 2010). pemutusan mata rantai penularan pada
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

280
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi………………...............................Kustin, hal. 280-288

Imunisasi (PD3I). Indikator yang Cakupan desa/kelurahan UCI di


digunakan untuk menilai keberhasilan Jawa Timur tahun 2012 sebesar 73,02%
program imunisasi adalah angka UCI sementara target pencapaian sebesar 80%
(Universal Child Immunization). Pada setiap Desa/Kelurahan. Angka ini
awalnya UCI dijabarkan sebagai mengalami peningkatan dibandingkan
tercapainya cakupan imunisasi lengkap tahun 2011 (yakni 54,62%) (Dinas
minimal 80% untuk tiga jenis antigen Komunikasi dan Informatika. 2009).
yaitu DPT3, Polio dan Campak. Namun Berdasarkan data Dinas Kesehatan
sejak tahun 2003, indikator perhitungan Kabupaten Jember Cakupan Universal
UCI sudah mencakup semua jenis Child Immunization (UCI) mencapai
antigen, yakni BCG 1 (satu) kali, DPT 3 60,89% sementara target pencapaian
(tiga) kali, HB 3 (tiga) kali, Polio 4 sebesar 80% (Dinkes Jember, 2012).
(empat) kali dan Campak 1 (satu) kali. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Adapun sasaran program imunisasi Kabupaten Jember bahwa di kecamatan
ádalah bayi (0-11 bulan), ibu hamil, arjasa merupakan salah satu daerah yang
Wanita Usia Subur (WUS) dan murid SD memiliki pertumbuhan imunisasi paling
(Depkes RI, 2012). rendah dibandingkan daerah lainnya.
Indonesia telah menetapkan target Berdasarkan data dari Puskesmas Arjasa
tahun 2010 seluruh (100%) diperoleh beberapa daerah yang memiliki
desa/kelurahan harus sudah mencapai cakupan imunisasi yang rendah atau tidak
UCI (Universal Child Immunization), UCI salah satunya adalah Desa
artinya setiap desa/kelurahan minimal Kemuning Lor (51.9%).
80% bayi telah mendapat imunisasi dasar Hasil survey di Desa Kemuning Lor
lengkap. Target tersebut dituangkan pada yang dilakukan pada 15 ibu yang
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. memiliki bayi yang berusia lebih dari 1
1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang tahun diperoleh hasil bahwa 9
Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi dan diantaranya tidak lengkap melakukan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor imunisasi pada bayinya atau sekitar 60%,
741/Menkes/Per/VII/2008 Tentang sementara 6 ibu lengkap
Standar Pelayanan Minimal Bidang mengimunisasikan bayinya.
Kesehatan di Kabupaten/Kota (Depkes Ketidaklengkapan ibu dalam
RI, 2010). Sedangkan berdasarkan data mengimusisasikan bayi disebabkan
Riskesdas (2013) persentase Imunisasi karena beberapa alasan, seperti
Dasar di lengkap Indonesia yaitu ketidaktahuan mereka tentang manfaat
(59.2%), tidak lengkap (32.1%), dan imunisasi bagi kesehatan bayi, sebagian
tidak melakukan imunisasi (8.7%). Dari ibu masih menganggap imunisasi tidak
8.7% yang tidak diimunisasi memiliki penting dilakukan karena menyebabkan
alasan sebagai berikut tidak melakukan bayinya rewel, keadaan ini semakin
imunisasi takut panas (28.8%), keluarga diperkuat dengan mitos yang berkembang
tidak mengijinkan (26.3%), tempat dikalangan masayarakat yang
imunisasi jauh (29.1%), memiliki menganggap imunisasi tidak akan
kesibukan (16.3%), sering sakit (6.8%), berdampak pada ketahanan anak, sebab
dan tidak tahu empat imunisasi (6.%). anak yang mendapatkan imunisasi masih
Menurut Depkes RI, (2011) Persentase juga sakit, sebagian juga berpendapat
imunisasi lengkap di perkotaan lebih bahwa zaman dulu meski tidak ada
tinggi (59,1%) daripada di perdesaan imunisasi bayinya sehat. Anggapan ini
(48,3%) dan masih terdapat 17,7% anak erat kaitannya dengan tingkat
12-23 bulan di perdesaan yang tidak pengetahuan mereka mengenai imunisasi.
mendapat imunisasi sama sekali. Bayi yang tidak diberikan imunisasi
dasar lengkap, maka tubuhnya tidak

281
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi………………...............................Kustin, hal. 280-288

mempunyai kekebalan yang spesifik dengan judul hubungan tingkat


terhadap penyakit tersebut. Bila kuman pengetahaun ibu tentang imunisasi
berbahaya yang masuk cukup banyak dengan imunisasi dasar lengkap pada
maka tubuhnya tidak mampu melawan bayi di Desa Kemuning Lor Kecamatan
kuman tersebut sehingga bisa Arjasa Kabupaten Jember Tahun 2014.
menyebabkan sakit berat, cacat atau
meninggal. Anak yang tidak METODE PENELITIAN
diimunisasi akan menyebarkan kuman- Penelitian ini merupakan penelitian
kuman tersebut ke adik, kakak dan teman kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut
lain disekitarnya sehingga dapat Sukmadinata (2009) dilakukan dengan
menimbulkan wabah yang menyebar menggunakan angka-angka, pengolahan
kemana-mana menyebabkan cacat atau statistik, struktur dan percobaan
kematian lebih banyak. Oleh karena itu, terkontrol. Desain penelitian yang
bila orangtua tidak mau anaknya digunakan adalah korelasi, karena
diimunisasi berarti bisa membahayakan bertujuan untuk mencari hubungan antara
keselamatan anaknya dan anak-anak lain variabel bebas dan variabel terikat
disekitarnya, karena mudah tertular melalui pengujian hipotesis yang telah
penyakit berbahaya yang dapat dirumuskan (Nursalam, 2003).Desain
menimbulkan sakit berat, cacat atau penelitian menggunakan Crosektional.
kematian. Perlindungan imunisasi Rancangan penelitian ini melibatkan
memang tidak 100 %, artinya setelah minimal dua variabel yang akan diungkap
diimunisasi, bayi dan anak masih bisa hubungannya (Hidayat, 2007). Variabel
terkena penyakit-penyakit tersebut, tetapi dalam penelitian ini adalah tingkat
kemungkinannya hanya kecil (5 – 15 pengetahuan dan kelengkapan imunisasi.
%), jauh lebih ringan dan tidak Populasi dalam penelitian ini adalah
berbahaya. Bukan berarti imunisasi itu semua ibu yang memiliki bayi di Desa
gagal atau tidak berguna, karena Kemuning Lor Kecamatan Arjasa
perlindungan imunisasi memang sekitar Kabupaten Jember berjumlah 57 bayi.
80 – 95 % (Soedjatmiko, 2011). Sampel penelitian ini adalah 50 bayi.
Imunisasi dasar lengkap merupakan
perilaku pemberian imuniasasi pada bayi.
Perilaku ibu dalam mengimunisasikan
bayi merupakan manifestasi dalam segala
yang diketahui. Ibu cenderung
berperilaku atau bertindak sesuai dengan
yang diketahuinya. Pengetahuan
merupakan dasar atas terbentuk tindakan
seseorang. Seseorang cenderung
bertindak sesuai dengan apa yang mereka
ketahui. Menurut Notoatmodjo (2003)
bahwa pengetahuan atau kognotif
merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya suatu tindakan
seseorang (overt behavior). Perilaku
yang langgeng adalah perilaku yang
disadari oleh pengetahuan dan kesadaran.
Uraian tersebut menjadi alasan peneliti
ingin mengkaji lebih jauh tentang
pemberian imunisasi dilihat dari tingkat
pengetahaun ibu tentang imunisasi

282
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi………………...............................Kustin, hal. 280-288

HASIL
Hasil pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi tingkat Pengetahuan Ibu Di Kemuning Lor


Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember tahun 2014
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase %
1 Baik 9 18.0
2 Cukup 24 48.0
3 Kurang 17 34.0
Jumlah 50 100.0

Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi berada
pada kategori cukup (48%). Hal ini menjelaskan bahwa ibu mampu menjawab benar
kuesioner 56-75 %.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Pada Bayi Berdasakan Usia
Di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember 2014
No Kelengkapan Frekuensi Persentase %
1 Lengkap 19 38.0
2 Tidak Lengkap 31 62.0
Jumlah 50 100.0

Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa berdasarkan usia bayi didapatkan bayi tidak
mendapatkan imunisasi sesuai usianya sebesar (62%). Hal ini menjelaskan jika bayi di
Desa Kemuning Lor banyak yang tidak mendapatkan Imunisasi sesuai usianya.

Tabel 5.10 Distribusi Silang antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
dengan Kelengkapan Imunisasi Pada Bayi Berdasakan Usia Di Desa
Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember 2014
No Kelengkapan Lengkap Tidak Lengkap Jumlah
Tingkat Pengetahuan ∑ % ∑ % ∑ %
1 Baik 8 16 1 2 9 18
2 Cukup 10 20 14 28 24 48
3 Kurang 1 2 16 32 17 34
Jumlah 19 38 31 62 50 100

Tabel 5.10 dapat diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan baik (18%) dan
mengimunisasikan bayinya dengan lengkap (16%) dan tidak tidak lengkap (2%), ibu
dengan pengetahuan cukup (48%) dan mengimunisasikan bayinya dengan lengkap (20%)
dan tidak tidak lengkap (28%), dan ibu dengan pengetahuan kurang (34%) dan
mengimunisasikan bayinya dengan lengkap (2%) dan tidak tidak lengkap (32%).
Berdasarkan uji analisa data diperoleh hasil bahwa nilai x2 hitung (17.473) > x2 tabel
(4.591), dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05, sehingga pada penelitian ini
hipotesis diterima, artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
dengan kelengkapan imunisasi pada bayi berdasarkan usia di desa Kemuning Lor
Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember tahun 2014. Sementara berdasarkan nilai koifisien
kongtingensi sebesar 0.509, artinya keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi pada bayi berdasarkan usia berada pada
kategori cukup berarti atau sedang.

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 283


Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi………………...............................Kustin, hal. 280-288

PEMBAHASAN seseorang dengan pendidikan tinggi,


Tingkat Pengetahuan Tentang maka orang tersebut akan semakin luas
Imunisasi di Desa Kemuning Lor pula pengetahuannya. Pendidikan
Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember memiliki andil besar membentuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan karena didalam pendidikan
tingkat pengetahuan ibu tentang baik formal ataupun informal terdapat
imunisasi sebagian besar berada pada transfer pengetahuan berupa informasi-
kategori cukup (48%). Hasil penelitian informasi dan sebagainya. Seseorang
ini menjelaskan bahwa informasi yang berpendidikan cenderung lebih
mengenai imunisasi yang diperoleh ibu memiliki tingkat pengetahuan yang lebih
masih tergolong cukup. Tingkat dari pada yang tidak berpendidikan,
pengetahuan ibu mengenai imunisasi sebab dalam pendidikan terdapat transfer
tidak berdiri sendiri melainkan informasi, semakin banyak informasi
disebabkan oleh beberapa faktor yang yang diperoleh makan memiliki
mempengaruhi. Menurut latipun (2001) kecenderungan semakin baik pula
faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuannya. Seseorang yang tingkat
pengetahuan seseorang meliputi usia, pendidikannya SD akan berbeda
pendidikan, sosial ekonomi, sosial pengetahuannya dengan yang
budaya Berdasarkan usia sebagian besar berpendidikan sarjana, sebab sarjana
usia ibu adalah 25-30 Tahun (60%). memiliki jumlah transfer informasi lebih
Usia ibu akan mempengaruhi banyak dari pada SD. Sehingga
pegetahuannya, orang yang lebih dewasa pendidikan merupakan faktor penting
secara usia akan memiliki tingkat dalam membentuk pengetahuan.
kematangan berpikir yang lebih baik dari Faktor yang mempengaruhi
yang lebih muda. Hal ini dikarenakan pengetahuan berikutnya adalah
oleh pengalaman hidup yang lebih pekerjaan. Berdasarkan hasil distribusi
banyak. Selain itu, usia merupakan frekuensi pekerjaan sebagian besar ibu
pengalaman hidup, semakin banyak sebagai ibu rumah tangga (46%).
pengalaman yang diperoleh maka Pekerjaan berkaitan erat dengan jumlah
memiliki kecenderungan memiliki tingkat waktu yang tersedia atau kesempatan
pengetahuan yang banyak pula. untuk menambah wawasan mengenai
Seseorang yang berumur di atas 35 tahun suatu objek. Semakin banyak waktu yang
akan memiliki tingkat pengetahuan yang tersedia akan memungkinkan akan
berbeda dengan usia di bawahnya. semakin banyak pula kesempatan untuk
Sehingga dapat diambil kesimpulan mencari informasi lebih mengenai suatu
bahwa umur merupakan faktor penting hal. Semakin banyak waktu yang
yang mempengaruhi pengetahuan ibu terbuang maka semakin sedikit pula
tentang imunisasi. Selain usia, pengetahuan yang diperoleh, jika
pengetahuan sangat erat kaitannya seseorang menghabiskan waktunya untuk
dengan tingkat pendidikan. Berdasarkan bekerja maka tidak akan memiliki waktu
hasil penelitian diketahui bahwa sebagian untuk menambah pengetahuannya.
besar pendidikan ibu SMP (50%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan menjelaskan jumlah pekerjaan mempengaruhi pengetahuan
informasi yang diperoleh ibu selama seseorang, seseorang yang bekerja lebih
dalam bangku sekolah, semakin banyak banyak cenderung memiliki pengetahuan
informasi yang diperoleh memungkinkan yang kurang karena banyak waktu tersita
akan semakin banyak baik pula untuk membaca sehingga bisa diambil
pengetahuan yang dimilikinya. kesimpulan bahwa pekerjaan
Pengetahuan sangat erat kaitannya mempengaruhi pengetahuan seseorang.
dengan pendidikan dimana diharapkan Ibu yang tidak bekerja akan memiliki

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 284


Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi………………...............................Kustin, hal. 280-288

pengetahuan yang berbeda dengan orang Kelengkapan Imunisasi Dasar


yang bekerja, seorang yang tidak bekerja Imunisasi merupakan suatu usaha
cenderung memiliki pengetahuan yang untuk memberikan kekebalan pada
kurang dari pada yang bekerja hal ini bayi dan anak dengan cara memasukkan
disebabkan orang yang bekerja banyak vaksin kedalam tubuh agar tubuh
memiliki relasi dan kesempatan untuk membuat zat anti untuk mencegah
berbagi dengan relasi. penyakit tertentu. Imunisasi dikatakan
Faktor pengetahuan berikutnya lengkap jika bayi mendapatkan imunisasi
adalah pengalaman. Pengalaman sesuai dengan usianya. Hasil penelitian
merupakan sesuatu yang pernah dialami menunjukkan bahwa sebagaian besar
(dijalani, dirasai). Seorang primipara bayi tidak mendapatkan imunisasi sesuai
akan memiliki pengalaman yang berbeda usianya sebesar (62%). Hal ini
dengan seorang multipara. Multipara menjelaskan bahwa sebagai besar ibu
cenderung memiliki pegalaman yang tidak memanfaatkan sarana kesehatan
lebih banyak jika dibandingkan dengan untuk melakukan imunisasi pada bayinya.
primipara. Hasil penelitian menunjukkan Strobino (2007) mengatakan bahwa
bahwa sebagian besar ibu memiliki anak banyak literatur yang menghubungkan
> 2 orang (58%). Hal ini berarti ibu antara faktor orang tua dengan
memiliki pengalaman yang cukup baik penggunaaan sarana kesehatan baikitu
dalam merawat, mengasuh anak. untuk tindakan pencegahan atau
Pengalaman ini merupakan suatu cara pengobatan penyakit, namun hanya
untuk memperoleh kebenaran suatu sedikit penelitian yang secara khusus
pengetahuan. Pengalaman mempunyai mencari hubungan antara pengetahuan
anak dengan orang yang tidak dan sikap orang tua dengan imunisasi
mempunyai anak memiliki tingkat anak.
pengetahuan yang berbeda, orang yang Kelengkapan imunisasi sangat
pernah memiliki anak cenderung berkaitan dengan peran serta ibu sebagai
memiliki tingkat pengetahuan yang lebih pengasuh bayi untuk memanfaatkan saran
baik tentang imunisasi dibandingkan kesehatan. Perilaku merupakan
dengan yang belum pernah memiliki manifestasi dari bentuk pengetahuan
anak. yang dimiliki. Seseorang bertindak
Faktor yang dapat mempengaruhi berdasarkan yang diketahuinya. Hal ini
tingkat pengetahuan berikutnya adalah jika dikaitkan dengan pengetahuan ibu
informasi/penyuluhan mengenai sangat berhubungan mengingat tingkat
imunisasi. Penyuluhan merupakan pengetahuan ibu berada pada kategori
kegiatan menyampaikan pesan secara cukup.
sistematis kepada objek guna Selain pengetahuan, kelengkapan
mendapatkan informasi. Hasil penelitian imunisasi erat juga kaitanya dengan
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tingkat ekonomi seseorang. Hasil
tidak mendapatkan penyuluhan mengenai penelitian menunjukkan bahwa sebagian
imunisasi (56%). Keadaan ini besar pendapatan ibu perbulan <
memungkinkan ibu tidak banyak 1.270.000 (46%). Meski imunisasi
mengetahui mengenai pentingnya diberikan secara gratis, tapi untuk
imunisasi yang lengkap bagi bayi. Jumlah mendapatkan pelayanan setidaknya
informasi yang diproleh ibu akan memerlukan sedikit biaya tambahan
berdampak pada tingkat pengetahuan untuk biaya, terkecuali jika jarak antara
yang dimilikinya, semakin banyak rumah ibu dengan pelayanan kesehatan
informasi mengenai imnuisasi akan cukup dekat. Namun berbeda halnya jika
memungkinkan semakin baik pula tingkat jarak yang harus ditempuh ibu memiliki
pengetahuannya. akses yang sulit untuk dicapai maka

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 285


Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi………………...............................Kustin, hal. 280-288

memungkinkan ibu utnuk tidak (17.473) > x2 tabel (4.591), dengan nilai
melakukan imunisasi pada bayi karena signifikansi sebesar 0.000 < 0.05,
persoalan jarak tempuh. sehingga pada penelitian ini hipotesis
Perilaku manusia merupakan hasil diterima, artinya ada hubungan antara
dari pada segala macam pengalaman serta tingkat pengetahuan ibu tentang
interaksi manusia dengan lingkungannya imunisasi dengan kelengkapan imunisasi
yang terwujud dalam bentuk pada bayi berdasarkan usia di desa
pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan Kemuning Lor Kecamatan Arjasa
kata lain, perilaku merupakan Kabupaten Jember tahun 2014.
respon/reaksi seorang individu terhadap Sementara berdasarkan nilai koifisien
stimulus yang berasal dari luar maupun kongtingensi sebesar 0.509, artinya
dari dalam dirinya. Respon ini dapat keeratan hubungan antara tingkat
bersifat pasif (tanpa tindakan: berfikir, pengetahuan ibu tentang imunisasi
berpendapat, bersikap) maupun aktif dengan kelengkapan imunisasi pada bayi
(melakukan tindakan). Sesuai dengan berdasarkan usia berada pada kategori
batasan ini, perilaku kesehatan dapat cukup berarti atau sedang.
dirumuskan sebagai segala bentuk Arif (2009) mnegatakan bahwa
pengalaman dan interaksi individu kendala utama untuk keberhasilan
dengan lingkungannya, khususnya yang imunisasi bayi dan anak dalam sistem
menyangkut pengetahuan, dan sikap perawatan kesehatan yaitu rendahnya
tentang kesehatan, serta tindakannya kesadaran yang berhubungan dengan
yang berhubungan dengan kesehatan. tingkat pengetahuan dan tidak adanya
Keberhasilan upaya pencegahan dan kebutuhan masyarakat pada imunisasi.
pengobatan penyakit tergantung pada Kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu
kesediaan orang yang bersangkutan untuk juga hal yang penting, karena
melaksanakan dan menjaga perilaku penggunaan sarana kesehatan oleh anak
sehat. Banyak dokumentasi penelitian berkaitan erat dengan perilaku dan
yang memperlihatkan rendahnya kepercayaan ibu tentang kesehatan dan
partisipasi masyarakat dalam mempengaruhi status imunisasi
pemeriksaan kesehatan, imunisasi, serta Adanya hubungan antara tingkat
berbagai upaya pencegahan penyakit dan pengetahuan ibu tentang imunisasi
banyak pula yang tidak memanfaatkan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada
pengobatan modern. Karena itu tidaklah bayi menunjukkan bahwa semakin baik
mengherankan bila banyak ahli ilmu tingkat pengetahuan seseorang maka
perilaku yang mencoba menyampaikan akan berdampak pada perilaku kesehatan
konsep serta mengajukan bukti-bukti seseorang. Perilaku sehat termasuk dalam
penelitian untuk menggambarkan, melakukan imunisasi merupakan wujud
menerangkan, dan meramalkan dari sikap atau pengetahuan yang dimiliki
keputusan-keputusan orang yang ibu tentang imunisasi. Ibu yang
berkai2tan dengan kesehatan termasuk mengetahui mengenai imunisasi akan
imunisasi. cenderung melakukan imunisasi pada
bayinya dibandingkan dengan ibu yang
Hubungan Antara Tingkat memiliki tingkat pengetahuan rendah.
Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi
dengan Kelengkapan Imunisasi pada SIMPULAN
Bayi berdasarkan Usia di Desa Dari hasil penelitian dan pembahasan
Kemuning Lor Kecamaatan Arjasa yang telah diuraikan di atas, serta sesuai
Kabupaten Jember dengan pertanyaan penelitian, maka
Hasil uji statistik chi square penulis dapat menyimpulkan bahwa:
diperoleh hasil bahwa nilai x2 hitung

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 286


Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi………………...............................Kustin, hal. 280-288

a. Sebagian besar tingkat pengetahuan Hidayat. 2003. Metode Penelitian


ibu tentang imunisasi berada pada Kebidanan Dan Tehnik Analisis
kategori cukup (48%). Data. Surabaya: Salemba
b. Sebagian besar imunisasi bayi adalah Hidayat. 2005. Menyusun Skripsi dan
tidak lengkap berdasarkan usia (62%). Tesis Edisi Revisi. Bandung:
c. Ada hubungan antara tingkat INFORMATIKA
pengetahuan ibu tentang imunisasi Hidayat, B., & Pujiarto, P.S., 2005.
dengan kelengkapan imunisasi dasar Hepatitis A. In Ranuh I.G.N., et al,
pada bayi dengan kekuatan hubungan Edisi kedua. Pedoman Imunisasi di
berada pada kategori cukup berarti Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter
atau sedang di desa Kemuning Lor Anak Indonesia
Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember Kartasasmita, Ginanjar , dkk. 2005.
tahun 2014. Pembaharuan dan Pemberdayaan.
Ikatan Alumni ITB.
DAFTAR PUSTAKA Latipun. 2001. Psikologi Konseling.
Ahmadi, A. 2003.Psikologi Belajar. Malang : Universitas
Jakarta: Rineka Cipta. Muhammadiyah Malang
Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Mariaty Panjaitan. 2003. Faktor-faktor
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: yang Mempengaruhi Kelengkapan
Rineka Cipta. Imunisasi Dasar Pada Balita Umur
Atikah, Proverawati. 2010. Imunisasi dan 12-18 Bulan di Kelurahan Harjosari
Vaksinasi.Jakarta: Nuha Offset. - I Kecamatan Medan - Amplas
Centers for Disease Control and Tahun 2003. Skripsi Kesehatan
Prevention (CDC), 2008. Sexually Masyarakat USU
Transmitted Disease Surveillance. MMWR (Morbility and Mortality Weekly
Atlanta: Centers for Disease Report), 2010, ’Use of World
Control and Prevention. Available Health Organisation and CDC
from: Growth Chart for Children in
http://www.cdc.gov/std/statsdefault United States’, MMWR, 2010, vol.
.htm. (Accessed 9 March 2014). 59, no. RR-9.
Depkes R.I. 2005. Rencana Strategi Moleong, Lexy. 2002. Metodologi
Departemen Kesehatan. Jakarta: Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Depkes. RI. remaja Rosdakarya.
Depkes RI, 2006. Pedoman Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan
Penatalaksanaan Kasus Malaria di Anak dalam Kebidanan, Jakarta:
Indonesia. Ditjen P2M dan PLP, CV. Trans Info.
Jakarta. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan
Depkes, RI. 2010. Indikator PHBS Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Rumah Tangga. [10 Juni 2014] Jakarta : Rineka Cipta
Depkes RI 2012. Pedoman Pelayanan Notoatmodjo, S. 2005. Promosi
Antenatal di Tingkat Pelayanan Kesehatan Teori Dan Aplikasinya.
Dasar Puskesmas. Jakarta: Jakarta : Rineka Cipta
Pusdiknakes Notoatmodjo,s. 2010. Ilmu Perilaku
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
2012. Profil Kesehatan Kabupaten Cipta
Jember 2011, Jember. Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan
Eveline dan Djamaludin. 2010. Panduan Metodologi Penelitian Ilmu
Pintar Merawat Bayi dan Balita. Keperawatan : Pedoman Skrips,
Jakarta: PT Wahyu Media Tesis dan Instrumen Penelitian.
Jakarta Salemba Medika

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 287


Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi………………...............................Kustin, hal. 280-288

Rampengan T.H, Laurentz. I. R. 2003


Penyakit Tropik Anak. Jakarta.
EGC.
Ranuh, I.G.N. 2008. Pedoman Imunisasi
di Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Soedjatmiko dkk. 2011. Pedoman
Imunisasi di Indonesia Edisi
Keempat Cetakan
Pertama. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI
Sabrina, Oktavia, 2004. Hubungan sikaf
dan perilaku memilih suatu merek :
Komparasi antara Teheory of
Planned Behavior dan Theory of
Trying. Disertasi Sekolah
Pascasarjana UGM, Yogyakarta
Sudarti .2010. Kelainan dan Penyakit
Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta:
Nuha Medika
Sukmadinata. Nana Syaodih 2007.
Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Rosda.
Umar, Husein. 2002, Metode Riset
Bisnis, , Jakarta. PT. Gramedia
Pustaka Utama

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 4 No. 2 288

Anda mungkin juga menyukai