Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Pembangunan kesehatan dimana salah satu prioritasnya adalah program yang

berdampak besar terhadap penurunan angka kematian bayi (AKB) melalui

imunisasi. Imunisasi merupakan salah upaya untuk menimbulkan dan

meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, yang

bertujuan bila terpajan penyebab penyakit maka tidak akan sakit atau hanya

mengalami sakit ringan (Puspita Sari, Solihin Sayuti & Andri

, 2022:43)1.

Kegiatan Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956 dan

diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka

pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus

serta Hepatitis B. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 12, 2017:32)2.

Cakupan Imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata diseluruh wilayah.

Hal ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan

mempermudah terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Untuk mendeteksi dini

terjadinya peningkatan kasus penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB,

Imunisasi perlu didukung oleh upaya surveilans epidemiologi. Masalah lain yang

1
2

harus dihadapi adalah munculnya kembali PD3I yang sebelumnya telah berhasil

ditekan dengan program Imunisasi. Namun terdapat berbagai penyebab yang

menjadi faktor yang mempengaruhi belum tercapainya cakupan imunisasi dasar

lengkap1.

Faktor penghambat pelaksanaan imunisasi dasar yaitu rumor yang salah

tentang imunisasi, masyarakat berpendapat imunisasi menyebabkan anaknya

menjadi sakit, cacat atau bahkan meninggal dunia. Kurangnya pengetahuan dan

pemahaman masyarakat tentang manfaat imunisasi. Dukungan suami/ keluarga

dan motivasi orang tua untuk mem berikan imunisasi pada anaknya yang masih

rendah. Peran seorang ibu dalam program imunisasi sangat penting, sehingga

pemahaman tentang imunisasi sangat diperlukan. Begitu juga dengan

pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan orang tua. Kurangnya

sosialisasi dari petugas kesehatan menyebabkan masalah rendahnya pengertian,

pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi (Karmila, et al, 2021:

7)3.

Menurut data dari United Nations Children’s Fund (UNICEF), diperkirakan

1,4 juta bayi meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Kira-

kira seperempat kematian di antara anak-anak di bawah usia 5 tahun disebabkan

oleh pneumonia, diare dan campak, dan sebagian besar dapat dicegah dengan

vaksin. Diseluruh dunia, anak dari keluarga miskin yang seharunya mendapatkan

perhatian untuk mendapatkan imunisasi lengkap justru paling banyak yang tidak

mendapatkan kesempatan imunisasi lengkap. Enam negara menyumbang setengah

dari anak-anak yang tidak diimunisasi di dunia adalah: Nigeria (18%); India
3

(15%); Pakistan (7%); Indonesia (5%); Ethiopia (4%); dan Republik Demokratik

Kongo (3%) (Puspita Sari, Solihin Sayuti & Andri

https://online-journal.unja.ac.id, 2022:43)4.

Data presentase cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) di Indonesia dalam 3

tahun terakhir, disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1
Data Keberhasilan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
Di Seluruh Indonesia Tahun 2020-2022

No Tahun Presentase Capaian Presentase Capaian


Imunisasi dasar Lengkap Bayi Campak-Rubela 12-23 Bln (Baduta)
1 2020 72,7% 65,32%
2 2021 93,7% 65,31%
3 2022 84,2 58,5%
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2022:15.

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, capaian imunisasi dasar lengkap bayi 0-11 bulan

bersifat fluktuaktif (naik turun), sedangkan capaian imunisasi Campak-Rubela

pada baduta (bawah dua tahun) cenderung mengalami penurunan.

Dampak dari penurunan cakupan tersebut adalah peningkatan jumlah anak

yang belum lengkap status imunisasinya mengakibatkan peningkatan jumlah

kasus penyakit infeksi yang dapat dicegah secara efektif dengan vaksin yang ada dan

terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB PD3I) seperti campak, rubela dan difteri di

beberapa wilayah5.

Sedangkan di Provinsi Jambi, bedasarkan data Kementerian Kesehatan RI

mencatat rata-rata cakupan vaksinasi lengkap di Jambi pada tahun 2022 sebesar

69,35 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang saat ini

sebesar 67,79 persen (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2022:1)6.

Di Kabupaten Sarolangun cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi

dan balita pada tahun 2022, menepati urutan ke empat terendah yang di Provinsi
4

Jambi. Data cakupan imunisasi pada tahun 2022 sebanyak 21.817 balita telah

mendapatkan imunisasi dasar lengkap dengan presentase cakupan 67,5% (Dinas

Kesehatan Kabupaten Sarolangun, 2023:1)7.

Berdasarkan data cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) di Wilayah Kerja

Puskesmas Pulau Pandan dalam 3 tahun terakhir disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1
Data Capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Bayi
Di UPTD Puskesmas Pulau Pandan Tahun 2020-2022

No Tahun Jumlah Bayi Capaian Imunisasi Dasar Lengkap


(0-12 Bulan) Target/ Sasaran Capaian % Capaian
1 2020 289 289 252 87,19%
2 2021 296 296 236 79,73%
3 2022 252 252 232 92,06%
Sumber: Puskesmas Pulau Pandan Kabupaten Sarolangun 20238.

Berdasarkan data tabel diatas, diketahui bahwa capaian imunisasi dasar

lengkap selama 3 tahun terakhir bersifat fluktuaktif atau naik turun dan dibawah

target nasional yaitu 92,27% artinya masih terdapat ibu yang tidak melakukan

imunisasi dasar lengkap kepada bayi nya.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:12 Tahun

2017 bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya diperlukan upaya untuk mencegah terjadinya suatu penyakit melalui

imunisasi. Sehingga setiap ibu wajib melakukan imunisasi dasar lengkap (IDL)

pada bayi untuk mencegah penyakit yang difasilitasi oleh fasilitas kesehatan mulai

dari Posyandu, Puskesmas hingga fasilitas kesehatan lanjutan. Imunisasi dasar

lengkap merupakan program pemerintah yang diwajibkan kepada setiap bayi

sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan

masyarakat sekitarnya dari penyakit PD3I, dimana pemerintah menetapkan target

capaian imunisasi dasar lengkap (IDL) Nasioal tahun 2022 sebesar 93% 4.
5

Berdasarkan fenomena diatas Peneliti melakukan survei pendahuluan di Posyandu

Cemara Desa Ranggo Kecamatan Limun, dengan wawancarai 10 orang ibu yang

memiliki bayi, dimana yang peneliti tanyakan adalah: Apakah ibu melakukan

imunisasi lengkap pada bayinya? Apakah suami memberikan dukungan atau

suport pada ibu untuk melakukan imunisasi? Apakah ibu pernah mendengar

rumor negatif efek imunisasi?. Dari hasil wawancara didapatkan data: 3 orang ibu

tidak melakukan imunisasi dengan alasan dilarang oleh suaminya karena bayi

akan sakit setelah diberikan imunisasi, 1 ibu mengatakan takut anaknya cacat

setelah dilakukan imunisasi.

Berdasarkan uraian masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor Dominan Ibu Yang Memiliki Bayi dan Tidak

Melakukan Imunisasi Dasar Lengkap di Posyandu Cemara Desa Ranggo Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Pulau Pandan Kabupaten Sarolangun Tahun 2023”.

B. Identifikasi Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan maka peneliti

mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang timbul diantaranya:

a. Faktor dukungan suami menyebabkan ibu tidak melakukan Imunisasi

Dasar Lengkap di Posyandu Cemara Desa Ranggo Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Pulau Pandan Kabupaten Sarolangun Tahun 2023?

b. Faktor kurang pengetahuan tentang efek samping imunisasi menyebabkan

ibu tidak melakukan Imunisasi Dasar Lengkap di Posyandu Cemara Desa


6

Ranggo Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pulau Pandan Kabupaten

Sarolangun Tahun 2023?

c. Faktor dominan ibu yang memiliki bayi dan tidak melakukan Imunisasi

Dasar Lengkap di Posyandu Cemara Desa Ranggo Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Pulau Pandan Kabupaten Sarolangun Tahun 2023?

2. Rumusan Masalah

Dari tiga masalah diatas peneliti memilih masalah huruf “c” yang peneliti

jadikan masalah penelitian dan dirumuskan sebagai berikut: Faktor dominan ibu

yang memiliki bayi dan tidak melakukan Imunisasi Dasar Lengkap di Posyandu

Cemara Desa Ranggo Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pulau Pandan Kabupaten

Sarolangun Tahun 2023?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Maksud dilakukan penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi

tentang faktor dominan ibu yang memiliki bayi dan tidak melakukan Imunisasi

Dasar Lengkap di Posyandu Cemara Desa Ranggo Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Pulau Pandan Kabupaten Sarolangun Tahun 2023.

2. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah utuk mengentahui Faktor dominan ibu

yang memiliki bayi dan tidak melakukan Imunisasi Dasar Lengkap di


7

Posyandu Cemara Desa Ranggo Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pulau

Pandan Kabupaten Sarolangun Tahun 2023.

b. Tujuan Khusus

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan tujuan khusus yaitu:

Diketahuinya Faktor dominan ibu yang memiliki bayi dan tidak

melakukan Imunisasi Dasar Lengkap di Posyandu Cemara Desa Ranggo

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pulau Pandan Kabupaten Sarolangun

Tahun 2023.

3. Rumusan Tujuan

Dari tujuan khusus di atas, maka peneliti dapat merumuskan tujuan sebagai

berikut: Diketahuinya Faktor dominan ibu yang memiliki bayi dan tidak

melakukan Imunisasi Dasar Lengkap di Posyandu Cemara Desa Ranggo Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Pulau Pandan Kabupaten Sarolangun Tahun 2023?

D. Kegunaan Penelitian

1. Teoritis

Kegunaan penelitian pada aspek teoritis yaitu diharapkan dapat menambah

wawasan dan pengetahuan penulis tentang faktor dominan ibu yang memiliki bayi

tidak melakukan Imunisasi dasar lengkap pada bayinya.

2. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Puskesmas Pulau Pandan

meningkatkan capaian keberhasilan imunisasi dasar lengkap pada bayi dengan


8

cara mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi ibu tidak melakukan

imunisasi dasar lengkap dengan cara promosi kesehatan.

3. Institusional

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti selanjutnya

dan bahan kepustakaan bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes

Fithrah Aldar Lubuklinggau Mata Kuliah Kesehatan Ibu dan Anak tentang

pentingnya melakukan imunisasi dasar lengkap pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai