Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Stase Keperawatan Komunitas
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Angga Setyo Indrako, S.Kep 4006200051
Intan Yuliani Pratiwi, S.Kep 4006200013
Mitha Ayu Lestari, S.Kep 4006200011
Ongky Saputra, S.Kep 4006200060
Riska Yulianti, S.Kep 4006200065
Rohmat Kurnia, S.Kep 4006200034
Yeni Anggraeni, S.Kep 4006200001
PENDAHULUAN
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu menerapkan proses asuhan keperawatan kesehatan kerja dalam
mengotimalkan pelayanan kesehatan yang meliputi : peningkatan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pengobatan penyakit dengan
memanajemen masalah kesehatan yang ada dalam individu maupun kelompok
pekerja.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Melaksanakan pengkajian kebutuhan dan masalah keperawatan pada pekerja
yang meliputi :
Mengidentifikasi data yang diperlukan baik individu maupun kelompok.
Mengumpulkan data dengan menggunakan metode atau strategi yang sesuai.
Menganalisa data yang telah diperoleh.
Menentukan masalah keperawatan yang telah diprioritaskan
b. Merencanakan asuhan keperawatan kesehatan kerja
c. Melaksanakan rencana keperawatan kesehatan kerja yang meliputi :
Independent: health education sesuai dengan kebutuhan baik secara individu
maupun kelompok.
Menciptakan hubungan yang efektif dengan beberapa sumber yang terkait.
Membantu dan mengembangkan pelaksanaan asuhan keperawatan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap individu atau kelompok pekerja
C. METODE PENULISAN
Metode yang dipakai dalam penulisan Laporan Akhir Keperawatan Kesehatan Kerja
ini adalah dengan menggunakan penulisan diskriptif yaitu pengumpulan data dengan
melakukan observasi terhadap semua keadaan yang terjadi. Pendekatan proses
keperawatan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Adapun
teknik penulisan yaitu pengumpulan data dengan melakukan observasi kemudian
menggambarkannya dengan memaparkan dalam bentuk Laporan Akhir.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan, agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial, dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau ganggguan-gangguan kesehatan
yang diakibatkan fakto-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-
penyakit umum
Higene perusahaan atau lingkungan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu higene
beserta prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab
penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui
pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar Tindakan korektif kepada
lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar
suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan mengecap
derajat kesehatan setinggi-tingginya. Keselamat kerja adalah keselamatan yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan
2. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyesuaian antara kapasitas, beban, dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dirinya sendiri maupun masyarakat disekilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja
yang optimal
Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi
permasalahan, mengevaluasi, dan dilanjutkan dengan tindakanpengendalian.Sasaran
kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek kesehatan dari pekerjaitu sendiri
(effendi, ferry. 2009: 233).
8. Kecelakaan Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998tentang
Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan
kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak didugasemula
yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Kecelakaan kerja
adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkanyang terjadi pada waktu
bekerja pada perusahaan. Tak terduga, oleh karenadibelakang peristiwa itu tidak
terdapat unsur kesenjangan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan (dermawan,
deden. 2012: 189)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 adalah suatu sistem programyang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan(preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalamlingkungan
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkankecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bilaterjadi hal
demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja. Namun, patut disayangkan tidak semua perusahaan memahami arti
pentingnya K3 dan bagaimana implementasinya dalam lingkungan perusahaan.
Penyebab kecelakaan kerjaSecara umum, dua penyebab terjadinya kecelakaan
kerja adalah penyebabdasar (basic causes) dan penyebab langsung (immediate
causes)
1) Penyebab Dasar
a. Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena kurangnya
kemampuanfisik, mental, dan psikologis, kurang atau lemahnya
pengetahuan danketerampilan (keahlian), stress, dan motivasi yang tidak
cukup atausalah.
b. Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidak cukupan
kemampuan kepemimpinan dan atau pengawasan, rekayasa (engineering ),
pembelian atau pengadaan barang, perawatan (maintenance), alat-alat,
perlengkapan, dan barang-barang atau bahan- bahan, standart-standart
kerja, serta berbagai penyalahgunaan yangterjadi di lingkungan kerja.
2) Penyabab Langsung
a. Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standard atau unsafe
condition),yaitu tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan misalnya
peralatan pengaman, pelindung atau rintangan yang tidak memadai atau
tidakmemenuhi syarat, bahan dan peralatan yang rusak, terlalu sesak
atausempit, sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai, bahaya-
bahaya kebakaran dan ledakan, kerapian atau tata letak (houskeeping)yang
buruk, lingkungan berbahaya atau beracun (gas, debu, asap, uap,dan
lainnya), bising, paparan radiasi, serta ventilasi dan peneranganyang
kurang (B,sugeng. 2003)
b. Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standard atau unsafeact), yaitu
tingkah laku, tindak tanduk atau perbuatan yang dapat
menyebabkankecelakaan misalnya mengoperasikan alat tanpa wewenang,
gagaluntuk memberi peringatan dan pengamanan, bekerja dengan
kecepatanyang salah, menyebabkan alat-alat keselamatan tidak
berfungsi,memindahkan alat-alat keselamatan, menggunakan alat yang
rusak, menggunakan alat dengan cara yang salah, serta kegagalan
memakaialat pelindung atau keselamatan diri secara benar (B, sugeng.
2003).
9. Kerugian yang disebabkan kecelakaan akibat kerja
Kecelakaan menyebabkan lima jenis kerugian, antara lain:
1) Kerusakan: Kerusakan karena kecelakaan kerja antara lain bagian
mesin, pesawat alat kerja, bahan, proses, tempat, & lingkungan kerja.
2) Kekacauan Organisasi: Dari kerusakan kecelakaan itu, terjadilahkekacauan dai
dalam organisasi dalam proses produksi.
3) Keluhan & Kesedihan: Orang yang tertimpa kecelakaan itu akan mengeluh&
menderita, sedangkan kelurga & kawan-kawan sekerja akan bersedih.
4) Kelainan & Cacat: Selain akan mengakibatkan kesedihan hati, kecelakaan juga
akan mengakibatkan luka-luka, kelainan tubuh bahkan cacat.
5) Kematian: Kecelakaan juga akan sangat mungkin merenggut nyawa orang&
berakibat kematian.
A. PENGKAJIAN
Nama perusahaan :-
Jenis produk yang dihasilkan : batu bata
Alamat : Desa Mekar Jaya Rw 12
Tanggal pengkajian :Senin, 22 Maret 2021
1. BEBAN KERJA
1) Umur : Dari 4 orang pekerja masing-masing usia berada dalam Remaja
Akhir ( 20 Tahun, 23 Tahun, 25 Tahun, 20 Tahun)
2) Jenis Kelamin : Laki-laki
3) Berapa jam dalam sehari bekerja : 9 Jam
4) Berapa jam istirahat : 1 Jam
5) Pengaturan waktu kerja (Rotasi, Mutasi, Pengurangan jam kerja, Terpapar Faktor
Resiko dll) : Tergantung orang yang datang
6) Ergononi kerja
a. Kekuatan Otot : Baik
b. Bentuk dan ukuran tubuh : Baik
c. Sikap tubuh selama bekerja : Membungkuk
d. Kejadian selama dan setelah bekerja( kelelahan kerja) : Lelah, Pegal, resiko
terkena cangkul pada bagian kaki
2. KAPASITAS KERJA
1) Pendidikan pekerja : Dari 4 orang pekerja pendidikan terakhir yaitu SMP
2) Pelatihan dalam bidang pekerjaan : Cara membuat bata yang benar
3) Kejadian selama dan setelah bekerja : Resiko terkena cangkul pada bagian kaki
4) Penyakit yang dialami (3 bulan terakhir) : Tidak terkaji
3. LINGKUNGAN KERJA
1) Lingkungan Fisik
a. Kebersihan ruangan kerja : Tidak bersih karena banyak tanah dan debu
b. Kebisingan ruangan kerja : Tidak terkaji
c. Penerangan : Terang karena tempat pembuatan di ruangan terbuka
d. Kelembaban : Ya
e. Vibrasi atau getaran : Tidak Terkaji
f. Bahan kimia : Tidak terkaji
g. Gas : Tidak terkaji
h. Uap : Tidak terkaji
i. Debu : Ya
j. Binatang/Vektor : Tidak terkaji
k. Kamar mandi atau toilet (kebersihan, penenrangan, kelembaban, dll) : Tidak
tersedia toilet karena tempat bekerja dekat dengan rumah
l. Pembuangan limbah : Tidak ada
2) Lingkungan psikologis
a. Suasana tempat kerja : Tenang
b. Hubungan antar pekerja : Baik
c. Hubungan pekerja dengan majikan : Baik
3) Alat pelindung kerja
a. Jenis APD yang ada : Tidak menggunakan APD
b. Penggunaannya : Tidak terkaji
4. PELAYANAN KESEHATAN KERJA
1) Pelayanan promotive
a. Ada pembinaan kesehatan pada pekerja? Tidak
b. Ada pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan pekerja? Tidak
c. Ada upaya perbaikan gizi prakerja? Tidak
d. Ada program olahraga ditempat kerja? Tidak
e. Ada pembinaan cara hidup sehat? Tidak
f. Ada program pencegahan dan penanggualangan penyakit di tempat kerja? Tidak
g. Ada penyebar luasan informasi kesehtan kerja melalui penyuluhan dan media
KIE(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) dengan topik yang relefan? Tidak
2) Pelayanan Preventif
a. Ada penilaian terhadap faktor resiko kesehatan di tempat kerja (health hazard
risk assessment) yang meliputi:
a) Ada penilaian untuk mengidentifikasi faktor bahaya kesehatan kerja melalui:
pengamatan, walk through survey, pencatatan atau pengumpulan data dan
informasi? Tidak
b) Ada penilaian/pengukuran potensi bahaya kesehatan kerja? Tidak
b. Ada pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (awal, berkala dan khusus)? Tidak
c. Ada survailan dan analisis penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit umum
lainnya? Tidak
d. Ada pencegahan keracunan makanan bagi tenaga kerja? Tidak
e. Penempatan tenaga kerja sesuai kondisi atau status kesehatannya? Tidak
f. Ada penetapan prosedur kerja aman atau standar operating procedure (SOP)?
Tidak
g. Ada pengendalian binatang penular (vector) penyakit? Tidak
3) Pelayanan Kuratif
a. Ada kegiatan pengobatan dan perawatan? Tidak
b. Ada Tindakan P3K dan kasus gawat darurat lainnnya? Tidak
c. Ada respon tanggap darurat? Ada, dengan membawa pekerja ke Puskesmas
d. Ada Tindakan operatif? Tidak
4) Pelayanan Rehabilitatif
a. Ada sarana konsultasi psikologis (Rehabilitasi mental)? Tidak
b. Ada ortphpse dan protheses (pemberian alat bantu misalnya: alat bantu dengar,
tangan/kai palsu dll) ? Tidak
c. Ada penempatan kembali dan optimalisasi tenga kerja yang mengali cacat akibat
kerja di sesuaikan dengan kemampuannya.? Tidak
d. Ada program rehabiliatsi kerja? Tidak
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Cedera Pada Pekerja Batu Bata
C. PERENCANAAN
EVALUASI
2. Sedangkan untuk Perlindungan Khusus pada pegawai tidak terdapat karena satu
dan lain hal tetapi menurut teori perlu adanya Perlindungan Khusus (Spesifik
Protection) Kegiatan yang dapat dilakukan adalah higiene kerja yang baik,
sanitasi lingkungan kerja yang sehat, perlindungan diri terhadap bahaya-bahaya
pekerjaan, pengendalian bahaya akibat kerja agar dalam keadaan aman,
perlindungan terhadap faktor karsinogen, menghindari sebab-sebab alergi,
perserasian manusia (pekerja) dengan mesin.
3. Untuk perancanaan nya pada pengkajian tidak sesuai dengan teori melainkan di
teori mesti terdapat Promosi kesehatan yang meliputi kegiatan pendidikan
kesehatan, istirahat dan olahraga bagi pekerja.
KESIMPULAN
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupiun lingkungan agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Kesehatan kerja
adalah semua upaya untuk menyerasikan kapistas kerja, beban kerja agar setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya maupun masyarakat yang ada di sekililingnya
(Depkes, 995:2)
REKOMENDASI
Konradus, D. (2012). Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Membangun SDM Pekerja yang Sehat,
Produktif dan Kompetitif. Edisi Revisi. Jakarta: Bangka Adinatha.
Lestari, M. I., dan Effendi, Y. (2005). Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) RI: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja (CD-ROM ver. 0.1). Jakarta: PortalK3.
Ramli, Soehatman. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS
18001. Jakarta: Dian Rakyat.
Rijanto, B. Boedi. (2010). Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Industri Konstruksi,
edisi pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.
DOKUMENTASI