Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 2, Hal 213 - 222, April 2020 p-ISSN 2089-0834

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8134

STRES DAN PERILAKU MEROKOK BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


GASTRITIS
Dyah Ayu Oktaviani Puji Astuti, Dewi Wulandari*
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Mitra Husada Karanganyar, Jl. Brigjen Katamso Barat, Gapura
Papahan Indah, Papahan, Kec. Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia 57722
*mujahidfiisabiilillah@gmail.com

ABSTRAK
Gastritis termasuk ke dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap rumah sakit
di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di
Indonesia cukup tinggi namun tidak dianggap sebagai masalah yang serius. Prevalensi perokok di
Indonesia sangat tinggi diberbagai lapisan masyarakat, terutama pada laki-laki, mulai dari
anak-anak, remaja hingga dewasa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara stres
dan perilaku merokok dengan kejadian gastritis. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik
dengan desain penelitian case control. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas karanganyar
bulan Maret - April 2019. Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan teknik fixed disease
sampling dengan jumlah sampel 36 kelompok kasus dan 36 kelompok kontrol. Data diperoleh dari
rekam medis penderita gastritis di Puskesmas Karanganyar, kuesioner dan wawancara langsung. Data
dianalisis dengan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara stres dengan kejadian gastritis ( = 0,002, OR = 9,825, CI 95% 2,308-
41,828). Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku merokok dengan kejadian
gastritis (= 0,013, OR = 4,076, CI 95% 1,349-12,311). Kesimpulan: stres dan perilaku merokok
dapat meningkatkan risiko terjadinya gastritis.

Kata kunci : gastritis, stres, perilaku merokok

STRESS AND SMOKING BEHAVIOR ASSOCIATED WITH GASTRITIS INCIDENT

ABSTRACT
Gastritis was included in the top ten diseases in hospital inpatients in Indonesia with 30,154 cases.
The incidence of gastritis in several regions in Indonesia was quite high but it was not considered as a
serious problem. The prevalence of smokers in Indonesia was very high in various walks of life,
especially in men, ranging from children, adolescents to adults. The aim of this study was to know the
relationship between stress and smoking behavior toward gastritis incidence. This type of this study
was observational analytic through case control design. The study was conducted in the work area of
Puskesmas Karanganyar in March – April 2019. The sampling used was based on fixed disease
sampling for each case and control group was 36 people. The data were taken through from the
medical records of gastritis patients in Puskesmas Karanganyar, questionnaires, and direct interview.
The data was analyzed by using multiple logistic regression. The study showed a positive and
significant relationship between stress and gastritis incidence ( = 0,002, OR = 9,825, CI 95% 2,308-
41,828). There was a positive and significant relationship between smoking behavior and gastritis
incidence (= 0,013, OR = 4,076, CI 95% 1,349-12,311). The conclution: stress and smoking
behavior can increase the risk of gastritis.

Keywords: gastritis, stress, smoking behavior

PENDAHULUAN penyakit gastritis dengan sebutan maag dan


Gastritis merupakan peradangan pada mukosa tidak menganggapnya sebagai masalah yang
lambung yang mengakibatkan pembengkakan serius (Merita et al, 2016). Data yang didapat
mukosa lambung sampai terlepasnya epitel. dari Word Health Organization (WHO, 2013
Pelepasan epitel ini akan merangsang dalam Tussakinah et al, 2017), angka kejadian
terjadinya proses inflamasi di lambung gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari
(Sunarmi, 2018). Masyarakat mengenal jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris

213
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 2, Hal 213- 222, April 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

(22%), China (31%), Jepang (14,5%), Kanada dapat menimbulkan terjadinya iritasi mukosa
(35%), dan perancis (29,5%). Sedangkan di lambung. Hasil penelitian yang diperoleh
Asia Tenggara gastritis diderita oleh sekitar Naisali et al (2017) menunjukkan adanya
583.635 dari jumlah penduduk setiap hubungan antara perilaku merokok dengan
tahunnya. Berdasarkan profil kesehatan kejadian gastritis.
Indonesia tahun 2014, gastritis termasuk ke
dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien Prevalensi perokok di Indonesia sangat tinggi
rawat inap rumah sakit di Indonesia dengan diberbagai lapisan masyarakat, terutama pada
jumlah 30.154 kasus (Kemenkes, 2015 dalam laki-laki, mulai dari anak-anak, remaja hingga
Erawan et al, 2017). dewasa. Kecenderungan merokok terus
meningkat dari tahun ke tahun baik pada laki-
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah laki maupun perempuan. Berdasarkan data
di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi Riskesdas 2018 prevalensi perokok pada
274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk usia lebih dari 15 tahun
penduduk. Didapatkan data bahwa di kota menunjukkan hasil bahwa perokok laki-laki
Surabaya angka kejadian gastritis sebesar (62,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan
31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Jawa perokok perempuan (4,8%) (Kemenkes, 2018).
Tengah angka kejadian infeksi cukup tinggi
sebesar 79,6% (Kemenkes RI, 2013). Data Banyaknya jumlah perokok akan menyebabkan
yang dihimpun dari Dinas Kesehatan banyaknya penderita gastritis, karena rokok
Kabupaten Karanganyar periode Triwulan dapat meningkatkan sekresi asam lambung
Ketiga tahun 2018 dari 7 kecamatan di sehingga dapat menimbulkan terjadinya iritasi
kabupaten Karanganyar didapatkan 1.168 mukosa lambung (Naisali et al, 2017).
kasus kejadian gastritis. Penelitian yang dilakukan Prasetyo (2015)
menunjukkan hasil bahwa semakin tinggi
Salah satu faktor yang menyebabkan gastritis tingkat stres maka semakin rentan terkena
ialah stres. Stres mempunyai efek negatif gastritis. Salah satu dampak dari meningkatnya
melalui mekanisme neuroendokrin terhadap tingkat stres pada kesehatan adalah terjadinya
saluran pencernaan sehingga beresiko gastritis. Jika gastritis tidak segera ditangani,
mengalami gastritis. Produksi asam lambung maka akan memunculkan berbagai macam
akan meningkat pada keadaan stres, misalnya komplikasi seperti perdarahan saluran cerna
karena beban kerja berat, panik dan tergesa- bagian atas, yang merupakan kedaruratan
gesa. Kadar asam lambung yang meningkat medis, terkadang dapat menyebabkan
dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal kematian, ulkus peptikum, gangguan cairan
ini dibiarkan dapat menyebabkan gastritis dan elektrolit pada kondisi muntah hebat,
(Prasetyo, 2015). Penelitian yang dilakukan anemia pernisiosa dan keganasan lambung
oleh Tina et al (2017) menunjukkan hasil (Muttaqin & Sari 2013).
adanya hubungan antara stres dengan kejadian
gastritis. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di
UPT puskesmas Karanganyar diperoleh jumlah
Faktor lain yang dapat menyebabkan gastritis perokok di kecamatan Karanganyar pada tahun
adalah merokok. Merokok temasuk salah satu 2017 sebanyak 9.544 kepala keluarga dan pada
fenomena gaya hidup pada masa kini. Ada tahun 2018 terjadi peningkatan menjadi 10.094
berbagai macam alasan kenapa sebagian orang kepala keluarga. Data yang diperoleh dari UPT
merokok, diantaranya adalah merasa bebas, Puskesmas Karanganyar periode Januari
bisa menghilangkan stres, mengurangi sampai Oktober 2018 didapatkan jumlah
kecemasan, hingga mengurangi rasa lapar. penderita gastritis di wilayah kerja Puskesmas
Kandungan di dalam rokok yang dapat Karanganyar dengan rincian sebagai berikut,
menghalangi terjadinya rasa lapar adalah Acute Haemorrhagic Gastritis sebanyak 488
nikotin, itu sebabnya seseorang yang merokok orang, Other Acute Gastritis sebanyak 31
menjadi tidak lapar, sehingga akan orang, Chronic Superficial Gastritis 1 orang,
meningkatkan asam lambung dan dapat Chronic Gastritis Unspecified 38 orang, Other
menyebabkan gastritis. Rokok dapat Gastritis 20 orang, Gastritis Unspecified
meningkatkan sekresi asam lambung sehingga sebanyak 67 orang, Gastroduodenitis

214
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 2, Hal 213 - 222, April 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

unspecified 7 orang, dan Dyspepsia sebanyak jumlah sampel kasus dan 36 adalah jumlah
849 orang. sampel kontrol. Maka jumlah total sampel
kasus dan kontrol adalah 72. Teknik
Data rekapitulasi UPT Puskesmas Karanganyar pengambilan sampel dengan cara fixed disease
menunjukkan bahwa Dyspepsia dan Acute sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan
Haemorrhagis Gastritis masuk dalam 20 besar berdasarkan status paparan penyakit.
kunjungan pasien Puskesmas Karanganyar
periode bulan Januari sampai Oktober 2018. Di Instrumen dalam penelitian ini adalah
wilayah kerja Puskesmas Karanganyar terdapat kuesioner tentang stres. Instrumen variabel
3 desa dengan penderita Gastritis terbanyak, stres menggunakan pengukuran Depression
yaitu desa Jantiharjo sebanyak 80 orang, desa Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) yang
Delingan sebanyak 69 orang dan desa Bolong disusun oleh Lovibond (1995). Kuesioner stres
sebanyak 62 orang. Berdasarkan uraian diatas ini merupakan seperangkat dari tiga skala
maka peneliti tertarik untuk melakukan laporan diri yang dirancang untuk mengukur
penelitian tentang hubungan antara stres dan emosi negatif yang terdiri dari depresi,
perilaku merokok dengan kejadian gastritis di kecemasan dan stres. DASS 42 berisi 42
wilayah kerja Puskesmas Karanganyar.Tujuan pertanyaan yang mana terdapat 14 item untuk
penelitian ini adalah untuk mengetahui setiap skala. Untuk Item skala stres adalah 1, 6,
hubungan antara stres dan perilaku merokok 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.
dengan kejadian gastritis di wilayah kerja Hasil dalam penelitian ini berupa stres apabila
Puskesmas Karanganyar. Penelitian ini penting nilai  14 dan tidak stres apabila nilai < 14.
dilakukan mengingat perilaku merokok Skala pengukuran pada kuesioner ini adalah
semakin meningkat di berbagai kalangan usia, skala nominal.
mulai dari anak-anak, remaja hingga lansia.
Selain itu era globalisasi juga meningkatkan Uji validitas terhadap 14 item instrumen DASS
kecenderungan seseorang untuk mengalami 42 diperoleh hasil semua r hitung > r tabel,
stres. yaitu r hitung > 0,361, maka ke 14 item
tersebut dinyatakan valid. Setelah uji validitas
METODE dilakukan, selanjutnya dilakukan uji
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif reliabilitas. Hasil uji reliabilitas menunjukkan
dengan jenis observasional analitik Cronbach Alpha sebesar 0,866 yang berarti
menggunakan desain case control yaitu dengan instrumen tersebut dinyatakan reliabel. Uji Etik
cara membandingkan kelompok kasus dan dilakukan di Komisi Etik Penelitian Kesehatan
kelompok kontrol yang bertujuan untuk STIKes Mitra Husada Karanganyar.
mengetahui proporsi kejadian berdasarkan
riwayat ada tidaknya sebuah paparan dan untuk Data diambil dari responden melalui kuesioner
mengetahui hubungan antar variabel. untuk mendapatkan data variabel stres. Pada
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja variabel perilaku merokok data diperoleh
Puskesmas Karanganyar pada bulan Maret melalui wawancara kepada responden. Data
sampai April 2019. Variabel bebas dalam kejadian gastritis diperoleh dari rekam medis
penelitian ini adalah stres dan perilaku Puskesmas Karanganyar dan wawancara
merokok. Variabel terikatnya adalah kejadian kepada responden. Analisis data menggunakan
gastritis. uji regresi logistik berganda.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua HASIL


pasien laki-laki yang menderita gastritis dan Responden dalam penelitian ini berjumlah 72
berobat ke puskesmas Karanganyar pada bulan orang yang dibagi dalam kelompok kasus dan
Januari sampai Oktober 2018 berjumlah 202 kelompok kontrol. Karakteristik masyarakat
orang. Penentuan besar sampel menggunakan yang menjadi responden dikelompokkan
jumlah sampel yang telah ditetapkan oleh berdasarkan usia, pendidikan dan pekerjaan.
Lumiwu, et al (2015) yaitu sebanyak 36
dengan perbandingan 1 : 1, dimana 36 adalah

215
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 2, Hal 213- 222, April 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 1.
Karakteristik responden berdasarkan umur (n=72)
Kelompok Kelompok Total
Usia (tahun) Kasus Kontrol
f % f % f %
15 – 25 10 27,8 9 25,0 19 26,4
26 – 35 6 16,7 6 16,7 12 16,7
36 – 45 9 25,0 9 25,0 18 25,0
46 – 55 8 22,2 6 16,7 14 19,4
56 – 65 3 8,3 6 16,7 9 12,5
Tabel 1 menunjukkan hasil bahwa sebagian
besar responden berusia antara 15 sampai 25
tahun.

Tabel 2.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan (n=72)
Kelompok Kelompok Total
Pendidikan Kasus Kontrol
f % f % f %
SD 6 16,7 10 27,8 16 22,2
SMP 14 38,9 8 22,2 22 30,6
SMA 12 33,3 15 41,7 27 37,5
D3/S1 4 11,1 3 8,3 7 9,7
Tabel 2 didapatkan hasil bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat pendidikan
menengah atas yaitu SMA.

Tabel 3.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan (n=72)
Kelompok Kelompok Total
Pekerjaan Kasus Kontrol
f % f % f %
Petani 7 19,4 6 16,7 13 18.1
Swasta 8 22,2 13 36,1 21 29,2
Buruh 6 16,7 8 22,2 14 19,4
PNS 5 13,9 6 16,7 11 15,3
Perawat 0 0 1 2,8 1 1,4
Pelajar 9 25,0 2 2,8 11 15,3
Pensiun 1 2,8 0 0 1 1,4
Tabel 3 menunjukkan hasil bahwa sebagian
besar responden memiliki pekerjaan sebagai
karyawan swasta.

Tabel 4.
Hubungan antara stres dan perilaku merokok dengan kejadian gastritis (n=72)
Variabel B Wald Sig. Exp(B) 95.0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Stres 2.285 9.556 .002 9.825 2.308 41.828
Perilaku merokok 1.405 6.207 .013 4.076 1.349 12.311
Constant -2.396 10.057 .002 .091
Tabel 4 merupakan hasil dari uji regresi 41,828) dan adanya hubungan antara perilaku
logistik berganda yang menunjukkan adanya merokok dengan kejadian gastritis (= 0,013,
hubungan antara stres dengan kejadian gastritis OR = 4,076, CI 95% 1,349-12,311). Artinya,
( = 0,002, OR = 9,825, CI 95% 2,308-

216
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 2, Hal 213 - 222, April 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

variabel stres dan perilaku merokok karbohidrat yang penting kenyang. sehingga
meningkatkan resiko terjadinya gastritis. porsi bahan makanan sumber karbohidrat lebih
banyak dibandingkan dengan kelompok bahan
PEMBAHASAN makanan lain. Sebaliknya, sekelompok orang
Sebagian besar responden (26,4%) berusia yang berpendidikan tinggi cenderung memilih
antara 15 sampai 25 tahun. Usia 15 tahun bahan makanan sumber protein dan akan
sampai 25 tahun termasuk ke dalam kelompok berusaha menyeimbangkan dengan kebutuhan
usia remaja awal dan remaja akhir. Artinya di gizi lain. Sehingga pendidikan berpengaruh
wilayah kerja Puskesmas Karanganyar, terhadap terjadinya penyakit gastritis (Pratiwi,
gastritis lebih banyak dialami oleh remaja awal 2013).
dan remaja akhir. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan Soetjiningsih (2010) usia Sebagian besar responden yang memiliki
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya pekerjaan sebagai karyawan swasta yaitu
gastritis, terutama pada masa remaja yang sebanyak 29,2%. Orang yang memiliki
merupakan masa peralihan dari bergantung pekerjaan tentunya mempunyai aktivitas yang
dengan orang tua ke masa yang penuh cukup padat dan memiliki beban kerja yang
tanggung jawab serta keharusan untuk dapat cukup tinggi yang menjadi salah satu indikator
mandiri. Permasalahan remaja yang dapat penyebab stres hingga memicu terjadinya
menyebabkan gastritis banyak disebabkan oleh gastritis. Banyaknya beban pekerjaan dapat
pola makan yang tidak sehat, seperti kebiasaan menjadi penyebab stres apabila tidak
tidak sarapan dan banyaknya aktivitas yang sebanding dengan kemampuan fisik maupun
dilakukan. keahlian dan waktu yang tersedia bagi
karyawan. Jika banyaknya tugas tidak disertai
Penyakit gastritis dapat menyerang dari semua dengan kemampuan dan waktu yang memadai,
tingkatan usia maupun jenis kelamin. Hartati et maka akan cenderung menjadi penyebab
al (2014) mengatakan bahwa gastritis paling munculnya stres kerja yang dapat memicu
sering menyerang usia produktif. Hal ini terjadinya gastritis (Robbins 2012).
dikarenakan tingkat kesibukan serta gaya
hidup yang kurang memperthatikan kesehatan Penelitian yang dilakukan oleh Sunarmi (2018)
dan stres yang mudah terjadi karena faktor menunjukkan bahwa responden yang bekerja
lingkungan maupun beban pekerjaan. Sebagian lebih rentan terkena gastritis daripada yang
besar responden (37,5%) memiliki tingkat tidak bekerja disebabkan orang yang bekerja
pendidikan menengah atas yaitu SMA. 41,7% lebih sibuk dengan pekerjaannya dan memiliki
responden yang berpendidikan SMA berada beban kerja yang dapat memicu munculnya
pada kelompok kontrol. Tingkat pendidikan stres kerja. Seorang pekerja akan lebih
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan mementingkan tugasnya dari pada makan,
seseorang mengenai gastritis. Semakin baik sehingga orang yang bekerja memiliki pola
pengetahuan seseorang mengenai penyakit makan yang tidak teratur yang dapat
gastritis, maka akan timbul respon positif menyebabkan terjadinya gastritis.
dalam menghindari hal-hal yang dapat
menyebabkan gastritis (Dai, 2013). Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan
Salah satu penyebab terjadinya gastritis ialah antara stres dengan kejadian gastritis di
stres. Menurut Tussakinah et al (2018) tingkat wilayah kerja puskesmas Karanganyar dengan
pendidikan seseorang mempengaruhi daya hasil  value 0,002 ( < 0,05). Hasil penelitian
tahan tubuhnya dalam mengahadapi stres. ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, oleh Merita et al (2016) bahwa terdapat
semakin tinggi pula daya tahannya untuk hubungan yang bermakna antara stres dengan
melawan stres, sehingga bisa menghindari kejadian gastritis (p value = 0.000). Juga
terjadinya gastritis. Seseorang dengan sejalan dengan penelitian Tussakina et al
pendidikan rendah lebih rentan terkena (2017) yang menyatakan bahwa terdapat
gastritis daripada yang berpendidikan tinggi, hubungan yang signifikan antara tingkat stres
karena orang berpendidikan rendah berasumsi dengan kejadian gastritis (p value = 0,000).
tidak perlu makan yang kaya dengan

217
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 2, Hal 213- 222, April 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Stres merupakan suatu sistem pertahanan (Prasetyo, 2015). Hal ini diperkuat dengan
tubuh di mana ada sesuatu yang mengusik penelitian yang dilakukan Rahma et al (2013)
integritas diri, sehingga mengganggu dimana salah satu penyebab terjadinya gastritis
ketentraman yang dimaknai sebagai tuntutan adalah stres, dikarenakan sistem persyarafan
yang harus diselesaikan. Selain itu keadaan dari otak berhubungan dengan lambung. Jadi
stress akan muncul apabila ada tuntutan yang tanpa disadari, saat seseorang mengalami stres
luar biasa sehingga mengancam keselamatan akan memicu terproduksinya asam lambung
atau integritas seseorang (Nasir & Muhith, secara berlebihan. Asam lambung inilah yang
2011). Stres merupakan fenomena yang terjadi menyebabkan rasa nyeri pada lambung
dalam kehidupan sehari-hari yang dapat sehingga terjadi gastritis.
dialami setiap orang dan tidak akan dapat
dihindari. Stres dapat menimbulkan dampak Stres juga dapat memicu terjadinya gastritis,
bagi individu seperti dampak fisik, sosial, karena sistem persyarafan diambil dari vagus
intelektual, psikologis dan spiritual dan dari plexus seliaka sistema simpatis yang
(Pathmanathan & Husada, 2013). berhubungan dengan lambung. Sehingga bila
orang mengalami stres maka bisa muncul
Stres baru nyata dirasakan apabila kelainan pada lambung, karena terjadi ketidak
keseimbangan diri terganggu. Artinya kita baru seimbangan. Perlu diketahui bahwa stres bisa
bisa mengalami stres manakala kita menyebabkan terjadinya perubahan hormonal
mempersepsi tekanan dari stresor melebihi di dalam tubuh. Dimana rangsangan
daya tahan yang kita punya untuk menghadapi hipotalamus ke lambung meningkatan sekresi
tekanan tersebut. Jadi selama kita asam lambung dan berakibat terjadinya iritasi
memandangkan diri kita masih bisa dilambung hingga menyebabkan terjadinya
menahankan tekanan tersebut (yang kita gastritis (Hartati, 2014).
persepsi lebih ringan dari kemampuan kita
menahannya) maka cekaman stres belum Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan
nyata. Akan tetapi apabila tekanan tersebut bahwa terdapat hubungan yang signifikan
bertambah besar (baik dari stresor yang sama antara perilaku merokok dengan kejadian
atau dari stresor yang lain secara bersaman) gastritis di wilayah kerja puskesmas
maka cekaman menjadi nyata, kita kewalahan Karanganyar dengan hasil  value 0,013 ( <
dan merasakan stres (Musradinur, 2016). 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Madonsa et al
Seseorang yang memiliki pengelolaan stres (2016) bahwa terdapat hubungan yang
yang kurang baik dapat meningkatkan kadar signifikan antara merokok dengan kejadian
asam lambung karena stres dapat menurunkan gastritis (p value = 0,002). Juga sejalan dengan
kadar hormon prostagladin yang berfungsi hasil penelitian dari Naisali et al (2017) bahwa
membantu mempercepat barrier yang terdapat hubungan yang signifikan antara
berfungsi melindungi lapisan asam lambung, perilaku merokok dengan kejadian gastritis (p
dan dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa value = 0,000).
lambung. Stres sangat berpengaruh terhadap
kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan
salah satunya mempegaruhi asam lambung karena dalam satu batang rokok mengandung
yang berkaitan dengan kejadian gastritis (Tina sekitar 4000 bahan kimia dan 69 diantaranya
et al, 2018). bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan
kanker (Asizah, 2015). Selain itu, merokok
Stres mempunyai efek negatif melalui juga mempunyai dampak negatif bagi
mekanisme neuroendokrin terhadap saluran kesehatan tubuh, seperti menyebabkan
pencernaan sehingga berisiko mengalami penyakit saluran pernapasan, gangguan
gastritis. Produksi asam lambung akan reproduksi, penyakit saluran pencernaan,
meningkat pada keadaan stres, misalnya karena hingga menyebabkan penyakit stroke
beban kerja berat, panik dan tergesa-gesa. (Kemenkes, 2015).
Kadar asam lambung yang meningkat dapat
mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini Rokok dapat merusak sistem pencernaan
dibiarkan dapat menyebabkan gastritis seseorang. Dari seluruh organ pencernaan,

218
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 2, Hal 213 - 222, April 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

lambung adalah organ yang paling sensitif. mengalami stres memilih untuk merokok.
Gangguan ini terjadi secara terus-menerus Hubungan antara stres dan merokok
terhadap sistem pencernaan dapat mengarah menunjukkan adanya perubahan emosi selama
pada penyakit tukak lambung atau gastritis. merokok. Merokok dapat membuat orang yang
Ketika seseorang merokok, nikotin yang stres menjadi tidak stres. Perasaan ini tidak
terkandung di dalam rokok akan mengerutkan akan lama, begitu selesai merokok, mereka
dan melukai pembuluh darah pada dinding akan merokok lagi untuk mencegah terjadinya
lambung, merokok yang berlebihan (>5%) stres. Jumlah rokok yang dikonsumsi berkaitan
akan mengakibatkan iritasi ini memicu dengan stres yang dialami, semakin besar stres
lambung memproduksi asam lebih banyak dan yang dialami, semakin banyak pula rokok yang
lebih sering dari biasanya. Kelebihan asam di di konsumsi (Megarini, 2015).
dalam lambung dan lambatnya sekresi getah
pelindung mengakibatkan timbulnya luka pada Merokok setiap hari dapat menghilangkan
dinding lambung. Hal inilah yang stress, memperbaiki memori, mengurangi
menyebabkan terjadinya penyakit gastritis kecemasan, mengurangi rasa lapar,
(Caldwell ,2009). memperbaiki konsentrasi dan bisa pula orang
merokok sebagai ekspresi perlawanan dan
Kandungan di dalam sebatang rokok yang pemberontakan Seseorang yang merokok
dikonsumsi terdapat bermacam-macam zat setiap hari akan merasa ketagihan akibat
yang reaktif terhadap lambung. Diantaranya kandungan nikotin di dalam rokok. Nikotin
adalah nikotin dan cadmium merupakan zat itulah yang menghalangi rasa lapar, sehingga
beracun dalam rokok yang dapat akan meningkatkan asam lambung dan
mengakibatkan kerusakan atau luka pada menyebabkan gastritis (Naisali et al, 2017).
lambung, serta mual dan perih pada lambung
dan ini mempercepat kejadian gastritis (Naisali SIMPULAN
et al, 2017). Ada hubungan antara stres dan perilaku
merokok dengan kejadian gastritis. Stres dan
Kejadian gastritis pada perokok dapat dipicu perilaku merokok dapat meningkatkan risiko
oleh pengaruh asam nikotinat yang kejadian gastritis dengan OR 9,825 untuk stres
menurunkan rangsangan pada pusat makan. dan OR 4,076 untuk perilaku merokok.
Perokok menjadi tahan lapar sehingga asam
lambung dapat langsung mencerna mukosa DAFTAR PUSTAKA
lambung, bukan makanan karena tidak ada Asizah, Nur. 2015. Faktor Individu yang
makanan yang masuk (Ratu & Adwan, 2013). Berhubungan dengan Tindakan Merokok
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mahasiswa di Universitas Hasanuddin.
seseorang yang mengalami stres berisiko 9,825 [Skripsi]. Makasar : Universitas
kali lebih besar menderita gastritis Hasanuddin.
dibandingkan dengan seseorang yang tidak https://core.ac.uk/download/pdf/77621814
stres. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian .pdf
Merita et al (2016) bahwa stres memiliki risiko
9,42 kali lebih besar meningkatkan kejadian Caldwell, E. 2009. Berhenti Merokok.
gastritis. Sedangkan perilaku merokok Yogyakarta: Pustaka Populer
menyebabkan seseorang berisiko 4,076 kali
lebih besar meningkatkan kejadian gastritis. Dai Z D. 2013. Hubungan Kebiasaan Makan
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil Dengan Kejadian Gastritis Di Puskesmas
pengamatan yang dilakukan Yuliarti Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota
menunjukkan bahwa seseorang yang merokok Gorontalo. [Skripsi]. Gorontalo :
 10 batang perhari berisiko 3,68 kali Universitas Negeri Gorontalo.
menderita gastritis (Muhith, 2016). http://repository.ung.ac.id/skripsi/show/84
1409006/hubungan-kebiasaan-makan-
Stres dapat menyebabkan seseorang untuk dengan-kejadian-gastrtitisdi-puskesmas-
melakukan tindakan merokok. Pengaruh dari tamalate-kecamatan-kota-timurkota-
rokok yang dapat memberikan ketenangan gorontalo.html
menjadi salah satu penyebab seseorang yang

219
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 2, Hal 213- 222, April 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Erawan N, Prayitno H, Setiawan I. 2017. sby.ac.id/index.php/KEP/article/view/326/


Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang 269
Gastritis dengan Kejadian Gastritis di
SMP Negeri 45 Bandung. Jurnal STIKes Musradinur. 2016. Stres dan Cara
Dharma Husada Bandung. Mengatasinya Dalam Perspektif
https://www.slideshare.net/nrukmanarukm Psikologi. Jurnal Edukasi Universitas
ana/gastritis-remaja Islam Negeri Ar-Raniry, ISSN : 2460-
4917, Vol 2, Nomor 2, July 2016.
Hartati S, Utomo W, Jumaini. 2014. Hubungan https://jurnal.ar-
Pola Makan dengan Resiko Gastritis pada raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/vie
Mahasiswa yang Menjalani Sistem KBK. w/815/632
JOM PSIK. Vol. 1 No. 2.
https://media.neliti.com/media/publication Muttaqin A & Sari K 2011. Gangguan
s/186564-ID-hubungan-pola-makan- Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan
dengan-resiko-gastri.pdf Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
Salemba Medika.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar
RIKESDAS. Jakarta : Balitbang Naisali N M, Putri M S, Nurmaningsari T.
Kemenkes RI 2017. Hubungan Perilaku Merokok
Dengan Kejadian Gastritis Pada
Kemenkes RI. 2015. InfoDATIN: Pusat Data Mahasiswa Teknik Sipil Universitas
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia Nursing News Volume 2, Nomor 1, 2017.
Berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2013. https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fik
es/article/view/172/206
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar
RIKESDAS. Jakarta : Balitbang Nasir A, Muhith A. 2011. Dasar-Dasar
Kemenkes RI Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika.
Megarini. 2015. Hubungan Stres Dan Perilaku
Merokok. Jurnal Psikologi Universita Pathmanathan V, Husada M S. 2013.
Bina Nusantara, September 2015. Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiwa
https://psychology.binus.ac.id/2015/09/19 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra
/hubungan-stress-dan-prilaku-merokok/ Utara Semester Ganjil. E-journal FK
USU. Vol.1 No.1 2013.
Merita, Sapitri I W, Sukandar I. 2016. https://pdfs.semanticscholar.org/bc72/bb6
Hubungan Tingkat Stres dan Pola 5b527b782c47f358ab87080b611169f75.p
Konsumsi Dengan Kejadian Gastritis Di df
Puskesmas Pakuan Baru Jambi. Jurnal
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prasetyo, D. 2015. Hubungan Antara Stres
Baiturrahim Jambi Vol.5, No.1,Maret Dengan Kejadian Gastritis Di Klinik
2016. Dhanang Husada Sukoharjo. [Skripsi]
http://dx.doi.org/10.36565/jab.v5i1.50 Surakarta : STIKes Kusuma
Husada.https://www.academia.edu/24424
Nasir, A & Muhith, A. 2011. Dasar-dasar 993/Hubungan_Antara_Stres_Dengan_Ke
keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba jadian_Gastritis_Di_Klinik_Dhanang_Hu
Medika. sada_Sukoharjo

Muhith A, Siyoto S. 2016. Pengaruh Pola Pratiwi, W. (2013). Hubungan Pola Makan
Makan Dan Merokok Terhadap Kejadian Dengan Gastritis Pada Remaja Di Pondok
Gastritis Pada Lansia. Jurnal Pesantren Daar El-Qolam Gintung,
Keperawatan. Vol. IX No 3 Desember Jayanti, Tangerang.
2016. ISSN 1979-8091. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handl
http://journal.poltekkesdepkes- e/123456789/25709

220
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 2, Hal 213 - 222, April 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Rahma M, Ansar J, Rismayanti. 2013. Faktor


Risiko Kejadian Gastritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kampili Kabupaten
Gowa. Jurnal Keperawatan FKM
Universitas Hasanuddin Makasar.

Ratu A, Adwan M G. 2013. Penyakit Hati,


Lambung, Usus dan Ambeien.
Yogyakarta. Nuha Medika.

Robbins, Stephen P, Couler M. 2012.


Management. Eleventh Edition. Jakarta :
England.

Soetjiningsih. 2010. Usia Remaja di Tinjau


Dari Kebutuhan Aspek Zat Gizi. Jakarta.
Majalah Kesehatan Indonesia Departemen
Kesehatan AZKI.

Sunarmi. 2018. Faktor-faktor Yang Berisiko


Dengan Kejadian Penyakit Gastritis Di
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2018.
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Volume 8, Juni 2018. http://jurnal.stikes-
aisyiyah-
palembang.ac.id/index.php/Kep/article/vie
w/97/82.

Tina L, Takdir R K, Sety L M. 2018.


Hubungan Stres, Keteraturan Makan,
Dengan Kejadian Gastritis Pada Santri Di
Pondok Pesantren Ummusabri Kota
Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol.3
No.1 Januari 2018. ISSN 250-731X.
http://dx.doi.org/10.37887/epj.v3i2.6246

Tussakinah W, Masrul, Burhan I R. 2017.


Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres
terhadap kekambuhan Gastritis di wilayah
kerja Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh
Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Andalas,
2018.
https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.805.

221
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 2, Hal 213- 222, April 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

222

Anda mungkin juga menyukai