Anda di halaman 1dari 24

Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19

Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

ASPEK IMUNOLOGI AIR SUSU IBU DAN COVID-19

IMMUNOLOGICAL ASPECTS OF MOTHER'S MILK AND COVID-19

Tubagus Ferdi Fadilah1*, Dewi Setiawati2


1
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti/RS. Hermina Ciputat, Jakarta, Indonesia
2
RS. Hermina Pasteur, Bandung, Indonesia
*Penulis koresponden: tb_ferdi_md@trisakti.ac.id

ABSTRAK SEJARAH ARTIKEL

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ASI terhadap  Diterima
kekebalian bayi dalammasa pandemic Covid-19. Air susu ibu (ASI) merupakan 26 Juli 2020
cairan terbaik bagi seorang bayi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit  Revisi
infeksi. Zat kekebalan dalam ASI diantaranya secretory-IgA (sIgA), Lactobacillus 27 Agustus 2020

bifidus, laktoperoksidase, lisozim, dan lekosit akan menurunkan risiko infeksi pada Disetujui
saluran pencernaan, saluran pernafasan, telinga, diabetes mellitus, dan penyakit 29 Desember 2020
alergi. Bayi dengan ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit Terbit online
dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI. 15 Januari 2021
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah memunculkan kekhawatiran
tentang apakah ibu yang menderita COVID-19 dapat menularkan SARS-CoV-2 ke
bayi atau anak mereka saat menyusui. Organisasi Kesehatan. Ibu harus
mendapatkan konsultasi, informasi, dan edukasi bahwa manfaat menyusui secara KATA KUNCI
substansial melebihi potensi risiko penularan. Adanya IgA dalam ASI adalah salah
satu cara di mana menyusui melindungi bayi dari infeksi dan kematian. Semua ibu
 Air susu ibu
yang pulih dari COVID-19 memiliki antibodi untuk COVID-19 dalam ASI mereka.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ASI dapat memberikan  bayi
perlindungan kepada bayi terhadap penyakit infeksi, alergi dan penyakit metabolik  imonologi
melalui berbagai komponen zat kekebalan yang dikandungnya. Jika ibu menyusui  secretory-IgA
dengan terduga infeksi, tidak memberikan ASI akan mengurangi mutrisi dan bayi
kehilangan manfaat kekebalan dari ASI tersebut. Air susu ibu mengandung kadar
antibodi tipe sekretori tinggi (sIgA), menyusui dari ibu yang pulih dari COVID-19
dapat menurunkan kekebalan ini kepada bayi.

ABSTRACT KEYWORDS

The purpose of this study was to determine the effect of breastfeeding on infant • Breast milk
reproduction during the Covid-19 pandemic. Breast milk (ASI) is the best fluid for a • baby
baby to protect the baby from various infectious diseases. Immune substances in • imonology
breast milk including secretory-IgA (sIgA), Lactobacillus bifidus, lactoperoxidase,  Secretory-IgA
lysozyme, and leukocytes will reduce the risk of infection in the digestive tract,
respiratory tract, ear, diabetes mellitus, and allergic diseases. Infants who are
exclusively breastfed are healthier and sicker less often than those who are not

44
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

breastfed.
The Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pandemic has raised concerns about
whether mothers suffering from COVID-19 can transmit SARS-CoV-2 to their
babies or children while breastfeeding. Health Organization. Mothers should
receive consultation, information, and education that the benefits of
breastfeeding substantially outweigh the potential risk of transmission. The
presence of IgA in breast milk is one of the ways in which breastfeeding protects
the baby from infection and death. All mothers who recover from COVID-19 have
antibodies for COVID-19 in their breast milk.
Based on this research, it can be concluded that breast milk can provide
protection to infants against infectious, allergic and metabolic diseases through
various components of the immune substances it contains. If the mother is
breastfeeding with a suspected infection, not giving breast milk will reduce the
nutrition and the baby will lose the immune benefits of the milk. Breast milk
contains high levels of secretory type antibodies (sIgA), breastfeeding from
mothers recovering from COVID-19 can lower this immunity to the baby.

1. PENDAHULUAN

Air susu ibu (ASI) merupakan cairan terbaik bagi seorang bayi. ASI memiliki unsur komposisi
yang pas untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Bayi yang baru lahir secara alamiah
mempunyai immunoglobulin dari plasenta. Immunoglobulin ini akan cepat menurun segera setelah
bayi lahir, sedangkan tubuh bayi baru lahir belum mampu mebentuk immunoglobulin tersebut.
Kondisi ini akan berkurang apabila bayi mendapatkan ASI, karena ASI adalah cairan yang mengandung
zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan
jamur (Suradi dan Rusli, 2008; Sarkar, 2004). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan
rekomendasi ASI ekslusif yang diberikan kepada bayi hingga enam bulan, diikuti dengan menyusui
lanjutan dengan makanan pelengkap yang sesuai hingga 2 tahun ke depan (World Health Organization,
2003).

Zat kekebalan dalam ASI diantaranya secretory-IgA (sIgA), Lactobacillus bifidus,


laktoperoksidase, lisozim, dan lekosit akan menurunkan risiko infeksi pada saluran pencernaan,
saluran pernafasan, telinga, diabetes mellitus, dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI eksklusif ternyata
akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
(Suradi dan Rusli, 2008; Sarkar, 2004; Duffy et al., 1997; Arifeen et al., 2001; Heinig et al., 1996).

Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah memunculkan kekhawatiran tentang


apakah ibu yang menderita COVID-19 dapat menularkan SARS-CoV-2 ke bayi atau anak mereka saat
menyusui. Rekomendasi tentang kontak ibu-bayi dan menyusui harus berdasar pada pertimbangan
penuh tidak hanya potensi risiko infeksi COVID-19 pada bayi, namun juga risiko morbiditas dan

45
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

kematian yang terkait bila bayi tidak mendapatkan ASI, penggunaan susu formula bayi yang tidak
tepat, dan efek perlindungan kontak kulit-ke-kulit.

Pada tinjauan literatur ini akan dibahas mengenai ASI dan perkembangan sistem imun, faktor
kekebalan dalam ASI, peranan imunitas lokal ASI pada keseimbangan dan pertahanan mukosa,
hubungan ASI dengan timbulnya alergi, pengendalian infeksi, serta peranan ASI pada COVID-19.

2. ASI DAN PERKEMBANGAN SISTEM IMUNITAS

Bayi yang mendapat ASI eksklusif memiliki kelenjar timus yang lebih besar secara signifikan
dibanding bayi yang mendapat ASI parsial atau yang hanya mendapat PASI (Jackson dan Nazar, 2006).
Terdapat korelasi antara ASI dan sel T CD8+. Jeppesen dkk di Universitas Copenhagen menganalisa
hubungan antara pemberian ASI dengan jumlah sel CD4+ dan CD8+. Bayi yang diberi ASI memiliki
CD8+ dan CD4+ yang lebih tinggi daripada bayi yang mendapat susu formula (Jackson dan Nazar,
2006).

3. FAKTOR IMUNOLOGI DALAM ASI

Pada fetus dan neonatus, pertahanan imunologis telah ada namun masih imatur. Untuk
mengkompensasi hal ini, imunoglobulin G (IgG) ibu akan melintasi barier plasenta untuk memberikan
perlindungan. Sesudah lahir, antibodi maternal ini semakin berkurang mulai 6 hingga 12 bulan, namun
neonatus dan bayi dapat menerima proteksi tambahan dari maternal melalui ASI (Jackson dan Nazar,
2006).

Kolostrum mengandung leukosit 5x106 sel per ml, jumlah ini meningkat 10 kali lipat pada ASI
matur. Leukosit ini pada umumnya terdiri dari makrofag dan neutrofil yang berfungsi mem-fagositosis
mikroba patogen. Limfosit, termasuk diantaranya sel T, sel NK (Natural Killer cell), dan sel B,
membentuk 10% dari leukosit didalam ASI. Sel ini bertahan melewati sistem gastrointestinal bayi
kemudian diabsorpsi dan mempengaruhi respon imun bayi. (Sarkar, 2004; Jackson dan Nazar, 2006;
Lawrence, 1994). ASI juga mengandung beberapa faktor non spesifik yang memiliki efek antimikroba.

46
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

Tabel 1. Perbandingan Anti Mikroba ASI dan Susu Formula

ASI SUSU SAPI


Laktoferin ++++ +
Lisozim ++++ +
sIgA ++++ +
IgG + ++++
Komplemen + ++++
Laktoperoksidase + ++++
Dikutip dari: Matondang et al. (2007)

ASI mengandung faktor kekebalan dan mekanisme proteksi lain yang menurunkan insidensi
infeksi pada neonates (Jackson dan Nazar, 2006). Faktor protektif yang terdapat di dalam ASI antara
lain (Suradi dan Roesli, 2008; Sarkar, 2004; Matondan et a., 2007; Abdulla et al., 2005; Jarvinen, 2000):
1) Epidermal Growth Factor (EGF)
Epidermal Growth Factor (EGF), mempunyai perngaruh pada proliferasi, dan diferensiasi dari
epitel sel usus.
2) Faktor kekebalan

Tabel 2. Faktor-Faktor Kekebalan Dalam ASI

Jenis Faktor Kekebalan Khasiat


Lactobacillus bifidus Menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Laktobasilus
bifidus dapat tumbuh cepat, dan berkembang biak didalam
saluran perncernaan sebab di dalam ASI ada polisakarida
karena ASI mengandung polisakarida yang berikatan dengan
nitrogen. Kondisi ini tidak dimiliki oleh susu formula.
Laktobasilus bifidus mengubah laktosa dalam ASI menjadi
asam laktat dan asam asetat. Kondisi asam ini mencegah
pertumbuhan bakteri patogen seperti E.coli
Anti-Stafilokok Menghambat pertumbuhan bakteri stafilokokus
Imunoglobulin A sekresi dan Melindungi tubuh terhadap infeksi saluran pernafasan dan
Imunoglobuin lainnya pencernaan. ASI mengandung sejumlah besar sIgA. sIgA
diciptakan untuk bertahan pada selaput mukosa saluran
pernafasan dan pencernaan serta resisten terhadap enzim
proteolitik saluran pencernaan.

47
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

Komplemen C3 dan C4 Jumlah sedikit dalam ASI, namun punya daya opsonin,
kemotaktik dan anafilatoksin. Komplemen ini diaktivasi oleh
IgA, dan IgE yang ada dalam ASI.
Lisozim Menghancurkan sel dinding bakteri. Kadar di ASI 300 kali dari
kadar dalam susu sapi.
Laktoperoksidase Membunuh streptokokus.
Sel darah putih (lekosit) Fagositosis.
Latoferin Berkhasiat untuk menahan berkembangnya stafilokokus dan
E.coli, Bakteri tidak da[at tumbuh karena Latoferin mengikat
zat besi dibutuhkan bakteri untuk pertumbuhannya . Jamur
candida juga akan terhambat pertumbuhannya karena
Laktoferin ini.

4. ASI DAN PENGENDALIAN INFEKSI

4.1 Peran ASI pada Infeksi Bakteri Patogen

Imunoglobulin A (IgA) dalam ASI, memiliki aktivitas antitoksin terhadap enterotoksin yang
dihasilkan bakteri E.-Coli dan V.-Cholerae, dan beberapa tipe E.-Coli. Ini terbukti dari ditemukannya
titer antibodi E.-Coli yang tinggi pada tinja bayi yang mendapat ASI. Penelitian prospektif di Bangladesh
menunjukkan kadar antibodi kolera yang bervariasi dalam kolostrum dan ASI. Kolostrum dan ASI juga
memiliki respon yang cepat, serta kemampuan melawan bakteri melalui pertahanan tubuh non
spesifik pada infeksi salmonella (Jackson dan Nazar, 2006).

4.2 Peran ASI terhadap Infeksi Virus

Air susu ibu mengandung antibodi terhadap berbagai virus, antara lain poliovirus, virus
influenza, respiratory-syncytial-virus (RSV), coxsakievirus, echovirus, rhinovirus, dan rotavirus.
Terdapat bukti ASI menghambat tumbuhnya virus-virus tersebut. Kolostrum menetralisasi virus RSV,
dimana virus ini pada saluran napas mengancam jiwa dan sering menyebabkan bayi dirawat
dibeberapa negara berkembang. Bayi yang dirawat karena infeksi RSV pada kelompok yang mendapat
ASI sebanyak 7% sedangkan bayi dengan susu formula 28% (Tumbelaka dan Karyanti, 2008).

4.3 Peran ASI terhadap Protozoa

ASI mengandung bile salt stimulated lipase (BSSL) yang diduga berperan mematikan protozoa.
Mekanisme kerja belum secara pasti diketahui namun diduga dapat menghasilkan asam lemak dan
monogliserida yang akan merusak kapsul dari bakteri, virus, atau protozoa. Nonlipase (factor non—

48
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

imunoglobulin-) juga telah diidentifikasi terdapat dalam ASI dan dapat menginaktivasi Giardia Lamblia
(Lawrence, 1994).

4.4 Transmisi Infeksi dan ASI

Transmisi virus

ASI dapat menularkan beberapa penyakit virus dari ibu ke bayi. Namun demikian, virus yang
ditemukan dalam ASI terkadang tidak dapat ditransmisikan ke bayi. Pada saat lahir dapat terjadi risiko
tinggi transmisi infeksi akut, dimana terdapat kadar virus yang lebih tinggi di ASI dan antibodi yang
terbentuk untuk menetralisir virus masih sediki. Beberapa macam virus yang dapat ditemukan dalam
ASI antara lain (Matondang et al., 2007; Tumbelaka dan Karyanti, 2008):

1) Cytomegalovirus (CMV)
CMV yang terdapat dalam ASI tidak membahayakan bayi.
2) Virus Rubella
Dapat ditransmisikan ke bayi melalui ASI tetapi tidak menimbulkan efek membahayakan.
3) Virus herpes simplex
Dapat menimbulkan penyakit, bahkan penyakit diseminata bila lesi herpetik terdapat pada
permukaan kulit payudara.
4) Virus hepatitis B
Ibu dengan HBsAg positif, 40% pada ASI-nya juga menunjukkan HBsAg yang positif. ASI tidak
infeksius, karena pada ASI ibu HBsAg positif, hanya partikel HBsAg, tidak ada partikel Dane.
5) Human immunodeficiency virus (HIV)
Dapat ditransmisikan ke bayi sekitar 20-50% (Matondang et al., 2007; Tumbelaka dan Karyanti,
2008). Di negara berkembang, tidak diberikannya ASI meningkatkan mortalitas bayi karena diare
dan penyakit lainnya. Penelitian di Afrika utara menyebutkan angka kematian pada usia 3 bulan
lebih dari 2 kali lipat pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan yang mendapat ASI
eksklusif (15% vs. 6%) (Wilson, 2007). Penelitian lain di Kenya menyebutkan bahwa pemberian ASI
mencegah infeksi neonates sebanyak 44% (Nduati et al., 2000). Preventing mother-to-child
transmission (PMTCT) virus HIV melalui ASI sangat penting untuk megurangi jumlah anak yang
terinfeksi HIV (Wilson, 2007).

Transmisi Bakteri

Pada neonatus dan bayi, Infeksi bakteri terjadi 1-5 episode per 1000-kelahiran.
Mikroorganisme yang sering ditemukan pada awitan dini (< 7 hari) adalah Streptococci group B dan E.-

49
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

coli, disamping beberapa mikroorganisme pathogen lainnya seperti Streptokokus, Enterokokus-spp.,


Listeria-spp., Haemofilus influenzae, Streptokokus pneumonia, Chlamydia-spp., dan mikroorganisme
genital ibu. Transmisi mikro-organisme melalui ASI, dibanding dengan risiko penularan disaat
persalinan atau kontak langsung dengan lingkunganyang berisiko sesudah melahirkan sangat jarang
terjadi.

Tabel 3. Beberapa Infeksi pada Ibu dan Petunjuk Pemberian Asi pada Bayi Sehat

Infeksi/penyakit ibu Mikroba penyebab Rekomendasi pemberian ASI

Bakteri
Mastitis Staphylococcus aureus Melanjutkan pemberian ASI
kecuali jika terdapat banyak
Streptococcus sp
pus, bisa dilakukan pompa
Gram negatif: E.coli ASI dan hindari daerah yang
terinfeksi serta melanjutkan
Jarang: Salmonella sp,
pemberian ASI pada
mycobacteria, candida,
payudara yang lain.
Cryptococcus

TB Penularan melalui udara.


Mycobacterium tuberculosis
Pada ibu penderita TB aktif,
pemberian PASI ditunda
hingga ibu mendapat terapi
TB selama 2 minggu. Pada
bayi diberikan terapi
profilaksis.

Infeksi saluran kemih Pemberian ASI dilanjutkan


Gram negatif: E.coli dll
Infeksi dinding abdomen post Pemberian ASI dilanjutkan
Mikroba kulit
SC
Pemberian ASI dilanjutkan
Salmonella, Shigella, E.coli,
Diare
Campylobacter

Parasit: Malaria Plasmodium sp Pemberian ASI dilanjutkan

Jamur Pemberian ASI dilanjutkan,


menjaga kebersihan tangan
Candidal vaginitis Candida

50
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

Virus Cytomegelovirus Pemberian ASI dilanjutkan.


Hepatitis Hepatitis A virus Pemberian ASI dilanjutkan,
pemberian imunoglobulin
profilaksis pada bayi,
menjaga kebersihan tangan.

Herpes HBV Pemberian ASI dilanjutkan,


pemberian imunoglobulin
profilaksis pada bayi saat
lahir (HBIG), imunisasi HBV

Chicken pox Hepatitis C virus Pemberian ASI dilanjutkan

HSV-1, HSV-2 Pemberian ASI dilanjutkan


menjaga kebersihan tangan
Varicella Jika terdapat lesi pada
payudara dihentikan hingga
lesi menyembuh
Enterovirus Pemberian ASI dilanjutkan.
Infeksi perinatal, berikan
VZIG. Infeksi post partum,
pertimbangkan VZIG,
Pemberian ASI dilanjutkan
HIV Kontra indikasi
HTLV-1, HTLV-2 Kontra indikasi
Parvo virus Pemberian ASI dilanjutkan
West nile virus Pemberian ASI dilanjutkan
Dikutip dari: MacDonald dan Noni (2006)

5. AIR SUSU IBU DAN COVID-19

Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, hanya 37% anak-anak yang berusia
kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI secara eksklusif. Upaya pertimbangan menyusui pada masa
pandemi COVID-19 tetap harus dilakukan (Victoria et al., 2016). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memberikan rekomendasi ibu dengan kasus suspek atau kasus konfirmasi COVID-19 harus
mendapatkan dukungan untuk memulai atau terus menyusui. Ibu harus mendapatkan konsultasi,
informasi, dan edukasi bahwa manfaat menyusui secara substansial melebihi potensi risiko

51
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

penularan.17 Ibu dan bayi harus diperbolehkan untuk tetap bersama saat rawat gabung sepanjang
siang dan malam dan untuk mempraktikkan kontak kulit ke kulit, termasuk perawatan metode
kanguru, terutama segera setelah lahir dan selama memulai menyusui, terlepas apakah mereka atau
bayi tersebut suspek atau konfirmasi COVID-19 (World Health Organization(a), 2020).

Saat ini, tidak cukup data untuk menyimpulkan penularan secara vertikal COVID-19 dari proses
menyusui. Pada bayi, risiko terinfeksi COVID-19 masih rendah, infeksi biasanya bergejala ringan atau
asimptomatik. Disisi lain akibat dari tidak memberikan ASI dan pemisahan antara ibu dan bayi bisa
bermakna. Pada titik ini tampaknya COVID-19 pada bayi dan anak-anak merupakan ancaman yang jauh
lebih rendah terhadap kelangsungan hidup dan kesehatan daripada infeksi lain yang dilindungi dengan
menyusui. Manfaat menyusui dan memelihara interaksi ibu-bayi untuk mencegah infeksi dan
mempromosikan kesehatan dan perkembangan sangat penting ketika kesehatan dan layanan
masyarakat lainnya sendiri terganggu atau terbatas. Kepatuhan terhadap langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian infeksi sangat penting untuk mencegah penularan kontak antara ibu
dengan suspek atau konfirmasi COVID-19 dan bayi mereka yang baru lahir dan bayi premature (World
Health Organization(b), 2020).

Berdasarkan bukti yang tersedia, rekomendasi WHO tentang inisiasi menyusui dini, lanjutan
menyusui bayi dan anak-anak juga berlaku untuk ibu yang dicurigai atau terkonfirmasi COVID-19. Pada
sebuah penelitiandari WHO, dari 46 pasangan ibu-bayi yang memiliki sampel ASI yang diuji COVID-19,
semua ibu terjangkit COVID-19, sedangkan 13 bayi dites positif COVID-19. Sampel ASI dari 43 ibu
dinyatakan negatif virus COVID-19 sedangkan sampel dari 3 ibu diuji positif terkena partikel virus
melalui pemeriksaan RT-PCR. Di antara 3 bayi yang ASI ibunya dites positif untuk partikel RNA virus
bukan virus hidup, satu bayi dites positif COVID-19 tetapi praktik cara pemberian makan bayi tidak
dilaporkan. Dua bayi lainnya dites negatif COVID-19; satu disusui, dan bayi baru lahir lainnya diberi ASI
setelah partikel RNA virus tidak lagi terdeteksi. Pada satu anak dengan COVID-19, tidak jelas melalui
rute atau sumber mana bayi terinfeksi, yaitu melalui ASI atau percikan dari kontak erat dengan ibu
yang terinfeksi (World Health Organization(b), 2020). RT-PCR mendeteksi dan memperkuat bahan
genetik virus dalam sampel, seperti ASI, tetapi tidak memberikan informasi tentang viabilitas atau
tingkat infeksi virus. Ditemukannya replikasi virus COVID-19 pada biakan ASI, dan infektivitas pada
model hewan coba perlu dilakukan untuk melihat apakah ASI memiliki potensi menularkan. Sebuah
artikel pracetak melaporkan respons kekebalan imunoglobulin A sekretorik (sIgA) terhadap virus
COVID-19 yang terdapat pada 12 dari 15 sampel ASI dari ibu yang menderita COVID-19. Implikasi dari

52
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

temuan ini terkait efek, durasi dan perlindungan terhadap COVID-19 tidak dilaporkan (Fox et al.,
2020).

Adanya IgA dalam ASI adalah salah satu cara di mana menyusui melindungi bayi dari infeksi
dan kematian. Antibodi IgA dengan reaktivitas terhadap virus COVID-19 telah diketahui pada ASI ibu
yang sebelumnya terinfeksi COVID-19 tetapi kekuatan dan daya tahan mereka belum dipelajari secara
memadai untuk mengatasi perlindungan dari COVID-19 di antara bayi yang disusui.

Anak-anak memiliki risiko rendah terinfeksi COVID-19. Kasus COVID-19 yang terkonfirmasi
pada anak-anak, diantaranya sebagian besar mengalami gejala ringan atau asimptomatik (Wu dan
McGoogan, 2020; Zimmerman dan Curtis (a), 2020). Hal ini juga terjadi pada coronavirus-zoonosis
lainnya (SARS-CoV dan MERS-CoV), yang tampaknya kurang umum menginfeksi anak-anak dan
menyebabkan gejala yang lebih sedikit dan tidak seberat dibandingkan dengan orang dewasa
(Zimmerman dan Curtis (b), 2020). Namun demikian, data dari IDAI pada 29 November 2020
menunjukkan bahwa proporsi kematian pada anak akibat COVID-19 di Indonesia sebesar 3,2%
dibanding seluruh kasus kematian, dan pada saat ini merupakan tertinggi di Asia Pasifik (Pengurus
Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2020).

Di luar periode neonatal, efek positif dari pelukan ibu-bayi termasuk pola tidur yang lebih baik,
tingkat masalah perilaku yang lebih rendah pada anak dan interaksi orang tua berkualitas lebih tinggi
(Korja et al., 2012; Howard et al., 2011). Bukti-bukti sangat mendukung menyusui, diantaranya kontak
kulit ke kulit dan menyusui eksklusif awal membantu bayi berkembang, dan tidak ada alasan untuk
berhenti setelah adanya virus SARS-CoV-2 (UNICEF, 2020). Bayi yang disusui secara eksklusif, risiko
kematian 14 kali lipat lebih tinggi pada bayi yang tidak disusui (Sankar et al., 2015). Lebih dari 820.000
nyawa anak-anak dapat diselamatkan setiap tahun di antara anak-anak di bawah 5 tahun, jika semua
anak 0-23 bulan disusui secara optimal. Untuk ibu, menyusui melindungi dari kanker payudara dan
dapat melindungi dari kanker ovarium dan diabetes tipe 2 (Victoria et al., 2016).

6. PERANAN ASI PADA COVID-19

Dalam perang melawan pandemi global COVID-19, ada kebutuhan mendesak untuk
mengidentifikasi faktor-faktor seperti antibodi khusus SARS-CoV-2 dalam ASI yang dapat membantu
memberikan kekebalan, terutama untuk bayi baru lahir yang sangat rentan. Air susu ibu mengandung
kadar antibodi tipe sekretori tinggi (sIgA), menyusui dari ibu yang pulih dari COVID-19 dapat

53
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

menurunkan kekebalan ini kepada bayi, dan ada kemungkinan antibodi ASI yang dimurnikan bisa
menjadi terapi bagi orang dewasa yang menderita COVID-19 (Fox et al., 2020; Hahn-Holbrook, 2020).

Antibodi membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menghancurkan patogen seperti
COVID-19. Semua ibu yang pulih dari COVID-19 memiliki antibodi untuk COVID-19 dalam ASI mereka.
Ini membuka peluang untuk menggunakan ASI dari ibu yang sembuh COVID-19 untuk mengobati bayi
yang sakit kritis atau mencegah penyakit parah pada bayi yang rentan. Penelitian kecil terhadap 15
subyek ibu memberi gambaran tentang apa yang mungkin merupakan respons kekebalan yang
dinamis. Ditemukan kadar tinggi jenis antibodi khusus dalam susu yang disebut sIgA, yang sangat baik
dalam melawan penyakit yang menyerang lapisan paru-paru seperti COVID-19 (Fox et al., 2020; Hahn-
Holbrook, 2020). Dalam ASI juga ditemukan senyawa kekebalan tubuh yang merespons COVID-19
bahkan dalam susu ibu pada kelompok kontrol yang tidak pernah terinfeksi COVID-19.

Ini menunjukkan bahwa ASI mungkin memiliki beberapa sifat kekebalan umum yang
membantu bayi melawan COVID-19, bahkan jika ibu tidak pernah terinfeksi penyakit (Fox et al., 2020;
Hahn-Holbrook, 2020). Penelitian masih perlu dilakukan untuk melihat seberapa efektif antibodi susu
manusia sebagai pengobatan dan untuk mengidentifikasi potensi risiko. Untuk mengetahui apakah
susu dari ibu yang pulih dari COVID-19 mungkin masih mengandung virus yang benar-benar dapat
menyebabkan atau memperburuk infeksi juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Antibodi dari darah pasien yang sembuh sudah digunakan untuk mengobati COVID-19.
Langkah selanjutnya adalah membandingkan efektivitas antibodi dalam susu dengan yang ditemukan
dalam darah. ASI mengandung kadar sIgA yang jauh lebih tinggi daripada plasma, dan sIgA sangat
membantu melindungi paru-paru (Fox et al., 2020; Hahn-Holbrook, 2020).

7. PERTIMBANGAN UNTUK MENYUSUI PADA PANDEMI COVID-19

ASI merupakan nutrisi terbaik bagi sebagian besar bayi, dan memberikan perlindungan
terhadap banyak penyakit. Ada pengecualian walaupun langka, dimana menyusui atau memberi ASI
perah tidak dianjurkan.

7.1 Untuk Ibu yang Tidak Diduga atau Tidak Terkonfirmasi COVID-19

Ibu yang tidak diduga atau tidak terkonfirmasi COVID-19 dan yang belum kontak erat dengan
orang yang terjangkit COVID-19 tidak perlu mengambil tindakan pencegahan khusus saat memberi ASI
atau ASI perah. Semua orang yang menyusui terlepas dari status COVID-19, yang menggunakan pompa

54
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

ASI harus mempunyai pengetahuan cara membersihkan dan mensanitasikan pompa ASI dengan benar
(Centers for Disease Control and Prevention, 2020).

7.2 Untuk Ibu yang Diduga/Suspek atau Konfirmasi COVID-19

Inisiasi menyusui dini (IMD) dilakukan berdasar keputusan bersama dengan orang tua. Orang tua
mendapatkan informasi mengenai manfaat dan risiko IMD, serta cara penularan dan transmisi virus
COVID-19. Inisiasi menyusui dini dilakukan bila status ibu kontak erat atau kasus dugaan/suspek. IMD
juga dapat dipertimbangkan pada ibu dengan status konfirmasi (simtomatik ringan /asimtomatik), dan
klinis ibu maupun bayi baru lahir telah dinyatakan stabil. Protokol pencegahan penularan COVID-19
harus dilakukan dimana ibu menggunakan APD minimal masker (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
(PDPI), 2020; Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2020).

Dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada 3 pilihan cara pemberian nutrisi pada bayi yang lahir
dari ibu suspek dan terkonfirmasi COVID-19, dilihat pada kondisi klinis ibu (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia (PDPI), 2020; Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2020):

Tabel 4. Cara Pemberian Nutrisi pada Bayi Baru Lahir dari Ibu Suspek atau Konfirmasi COVID-19

Pilihan Klinis Ibu Kondisi Cara Pemberian Nutrisi


1 Berat  Tidak ASI perah atau ASI donor yang layak
memungkinkan tidak tersedia, pertimbangkan:
memerah ASI  Ibu susuan (dengan penapisan
dan/atau terdapat medis untuk menghindari risiko
sarana-prasarana transmisi penyakit)
fasilitas kesehatan  Susu formula bayi yang sesuai
yang memadai. dengan memastikan penyiapan
 Keluarga dan tenaga yang benar, aman dan diikuti
kesehatan memilih bantuan relaktasi setelah ibu pulih
mencegah risiko  Selama perawatan isolasi khusus,
penularan, dengan ibu dapat tetap memerah ASI
melakukan untuk mempertahankan produksi
pemisahan dan ASI perah tetap dapat
sementara antara diberikan sebagai asupan bayi.
ibu dan bayi.
Protokol pencegahan penularan:
 Memakai masker selama
memerah.
 Mencuci tangan menggunakan air
dan sabun selama minimal 20 detik
sebelum memerah (disiplin dalam

55
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

menjaga kebersihan tangan serta


higienitas diri).
 Harus membersihkan pompa serta
semua alat yang bersentuhan
dengan ASI dan wadahnya setiap
selesai (sesuai manufaktur pabrik).
 ASI perah diberikan oleh tenaga
kesehatan atau anggota keluarga
yang tidak menderita COVID-19.

2 Sedang  Keluarga dan tenaga  ASI perah.


kesehatan memilih
mengurangi risiko Pencegahan penularan
penularan,  Memakai masker selama
mempertahankan memerah.
kedekatan ibu dan  Menerapkan protokol pencegahan
bayi. infeksi seperti di atas.

3 Tidak  Sarana - prasarana  Menyusui langsung bayinya


bergejala/Ringan terbatas atau tidak  Menggunakan masker bedah.
memungkinkan  Mencuci tangan dan
perawatan terpisah. membersihkan payudara dengan
sabun dan air.
 Orang tua harus mengerti bayi
berisiko tertular walaupun belum
diketahui secara pasti.
 Untuk mengurangi risiko
penularan, jika memungkinkan
menjaga jarak 2-meter antara ibu
dengan bayi selama tidak
menyusui.

Informasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) berikut juga dapat digunakan
untuk memberikan konsultasi, informasi, dan edukasi bagi ibu menyusui pada keadaan isolasi dan
karantina serta tindakan pencegahan yang harus diambil saat memberi ASI, ASI perah, atau memberi
ASI dari botol ketika salah satu atau keduanya, baik ibu dan anak telah dicurigai atau terkonfirmasi
COVID-19 (Centers for Disease Control and Prevention, 2020).

56
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

Tabel 5. Cara Pemberian Nutrisi pada Bayi Baru Lahir dari Ibu Suspek atau Konfirmasi COVID-19

Skenario Isolasi dan karantina Pertimbangan lain


Ibu menyusui Ibu yang menyusui dengan suspek atau Beberapa orang
dugaan/suspek terkonfirmasi COVID-19 harus mengikuti informasi dengan suspek atau
atau konfirmasi dan protokol isolasi dirumah. terkonfirmasi COVID-
COVID-19, tetapi 19 mungkin ingin
anak yang disusui Seorang anak yang disusui oleh seseorang dengan menyusui anak
tidak menderita suspek atau ter-konfirmasi COVID-19 harus mereka, tetapi
COVID-19. dianggap sebagai kontak erat§ dengan COVID-19, mereka mungkin
dan harus dikarantina dan isolasi dirumah selama tidak dapat atau
waktu yang direkomendasikan kepada ibu yang memilih untuk tidak
menyusui tersebut dan masa karantina menyusui selama
setelahnya. mereka sakit COVID-
19. Salah satu
Tindakan pencegahan dilakukan saat memberi alasannya mungkin
ASI, ASI perah, atau memberi ASI dari botol. karena mereka tidak
memiliki dukungan
Ibu yang menyusui harus mengikuti rekomendasi yang memadai.
tindakan pencegahan selama masa isolasi Penyedia layanan
dirumah, yaitu: kesehatan dapat
 Cuci tangan menggunakan sabun dan air merujuk pasien ke
sebelum menyentuh anak atau memerah tim konselor laktasi
ASI baik dengan tangan atau dengan profesional sesuai
pompa payudara. Jika sabun dan air tidak kebutuhan.
tersedia, gunakan hand sanitizer dengan Mencoba kembali
alkohol minimal 60%. laktasi (relaktasi)
 Kenakan masker ketika mereka kurang dari mungkin dapat
6 kaki (kurang lebih 180cm) dari anak, dilakukan pada
termasuk saat memberi ASI atau ASI perah sebagian orang.

57
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

melalui botol dan ketika memerah ASI baik Ibu yang menyusui
dengan perahan tangan atau dengan harus diberikan
pompa payudara. pemahaman bahwa
 Bersihkan dan sanitasikan pompa mereka harus
payudara jika memerah ASI menggunakan memberi informasi
pompa payudara. kepada penyedia
layanan kesehatan
Orang yang menyusui mungkin lebih suka tidak
anak mereka bahwa
memberi ASI langsung dari payudara atau dari
anak mereka telah
botol saat isolasi rumah selama waktu yang
kontak erat dengan
direkomendasikan (misalnya, karena mereka tidak
seseorang yang
merasa cukup baik). Dalam hal ini, pengasuh yang
dicurigai atau
sehat yang tidak berisiko keparahan akibat COVID-
terkonfirmasi COVID-
19 dapat memberi makan ASI perah kepada anak.
19 sebelum
Jika pengasuh ini tinggal di rumah yang sama atau
melakukan
telah kontak dengan orang yang menyusui,
kunjungan layanan
mereka harus mengenakan masker sambil
kesehatan anak atau
memberi ASI perah saat isolasi rumah selama
jika anak mengalami
waktu yang direkomendasikan dan selama
gejala COVID-19.
karantina sesudahnya.

Anak yang disusui Anak yang disusui, yang diduga atau terkonfirmasi Jika orang menyusui
diduga atau ter- COVID-19 harus mengikuti informasi dan protokol dalam situasi ini
konfirmasi COVID- tentang isolasi dirumah. berisiko akan
19, tetapi ibu mengalami penyakit
menyusui tidak Ibu yang menyusui seorang anak yang diduga atau COVID-19 berat,
menderita COVID- terkonfirmasi COVID-19 harus dianggap sebagai penyedia layanan
19. kontak erat dengan COVID-19, dan harus kesehatan dapat
dikarantina selama masa isolasi anak yang disusui menasihati ibu yang
dirumah, sesuai rekomendasi dan selama menyusui tentang

58
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

karantina mereka sendiri setelahnya. risiko dan manfaat


melanjutkan
Cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dan pemberian ASI
orang lain adalah dengan tinggal di rumah selama langsung selama anak
14 hari jika terpapar seseorang yang terjangkit sakit COVID-19.
COVID-19.

Tindakan pencegahan dan kehati-hatian dilakukan


saat memberi ASI langsung, memerah ASI, atau
memberi ASI dari botol

Karena adanya ancaman bahaya mati lemas,


masker tidak boleh digunakan pada anak usia
kurang dari 2 tahun. Untuk meminimalkan
kemungkinan paparan, orang yang menyusui
dapat memilih untuk mengambil tindakan
pencegahan seperti yang direkomendasikan di
atas bagi mereka yang dicurigai atau terkonfirmasi
COVID-19 saat memberi ASI langsung, memerah
ASI, atau memberi ASI dari botol. Termasuk
mengenakan masker selama kontak erat (1,5-2
meter) dengan anak dan sering membersihkan
tangan mereka (yaitu, sebelum dan sesudah
menyentuh anak).

Ibu menyusui dan Ibu menyusui maupun anak yang disusui dengan
anak yang disusui diduga atau ter-konfirmasi COVID-19 harus
diduga atau ter- mengikuti informasi dan protokol tentang isolasi
konfirmasi COVID- dirumah.
19.

59
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

Tindakan pencegahan dilakukan saat memberi ASI


langsung, memerah ASI, atau memberi ASI dari
botol
Tidak ada anjuran tindakan pencegahan khusus
(misalnya, mengenakan masker) untuk menyusui,
memerah ASI, atau memberi ASI dari botol selama
masa isolasi rumah ketika ibu dan anak telah
dicurigai atau terkonfirmasi COVID-19.

Untuk orang yang pernah kontak erat dengan


seseorang yang menderita COVID-19. Informasi di
baris bawah tabel berikut dapat digunakan untuk
menasihati ibu yang menyusui pada praktik isolasi
dan karantina serta tindakan pencegahan yang
harus dilakukan saat memberi ASI, memerah ASI,
atau memberi ASI dari botol ketika salah satu atau
keduanya, baik dari ibu dan bayi telah kontak erat
dengan seseorang yang menderita COVID-19.

Ibu menyusui Ibu yang menyusui harus mengkarantina diri


kontak erat selama waktu karantina mereka sendiri setelah
dengan seseorang kontak terakhir mereka dengan orang yang
yang menderita menderita COVID-19.
COVID-19, tetapi
anak yang disusui Anak yang disusui harus dipantau tanda atau
tidak kontak erat gejala COVID-19 tetapi tidak memerlukan
dengan siapa pun karantina kecuali orang tua menyusui mengalami
yang memiliki perkembangan gejala COVID-19 atau menerima
COVID-19. hasil tes virus positif.

60
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

Cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dan


orang lain adalah dengan tinggal di rumah selama
14 hari jika telah terpapar seseorang yang
terjangkit COVID-19.

Tindakan pencegahan saat memberi ASI langsung,


memerah ASI, atau memberi ASI dari botol

Selama waktu karantina ibu yang menyusui,


mereka harus mengikuti tindakan pencegahan
untuk memberi Asi langsung, memerah ASI, dan
memberi ASI dari botol sebagaimana seperti
mereka yang telah dicurigai atau terkonfirmasi
COVID-19 seperti yang diinstruksikan di atas.

Jika ibu menyusui mengalami perkembangan


gejala COVID-19 atau menerima hasil tes virus
positif, mereka harus melanjutkan tindakan
pencegahan berikut ini, yaitu memperpanjang
waktu untuk mengambil tindakan pencegahan
tersebut hingga akhir masa isolasi dirumah sesuai
dengan rekomendasi.
Anak yang disusui Anak yang disusui harus dikarantina setelah Jika anak yang disusui
telah kontak erat kontak terakhir mereka dengan orang yang mengalami gejala
dengan seseorang menderita COVID-19. atau menerima hasil
(selain ibu tes virus positif dan
menyusui) yang Ibu yang menyusui harus dipantau tanda atau ibu yang menyusui
mengalami gejala COVID-19 tetapi tidak memerlukan berisiko meningkat
COVID-19 karantina kecuali anak menyusui mengalami menjadi sakit COVID-
(misalnya, perkembangan gejala COVID-19 atau menerima 19 berat, penyedia

61
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

pengasuh lain, hasil tes virus positif. layanan kesehatan


penyedia layanan dapat memberi
penitipan anak), Tindakan pencegahan saat memberi ASI langsung, nasehat kepada ibu
tetapi ibu yang memerah ASI, atau memberi ASI dari botol. yang menyusui
menyusui belum tentang risiko dan
kontak erat Karena bahaya ancaman mati lemas, masker tidak manfaat terus
dengan siapa pun boleh di pasangkan pada anak yang berusia memberi makan di
yang menderita kurang dari 2 tahun. ASI langsung selama
COVID-19. anak sakit COVID-19.
Untuk meminimalkan kemungkinan paparan, ibu
yang menyusui dapat memilih untuk mengambil
tindakan pencegahan seperti yang
direkomendasikan di atas yaitu bagi mereka yang
dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19 saat
memberi ASI, memerah ASI, atau memberi ASI
dari botol. Ini termasuk mengenakan masker
selama kontak erat dengan anak dan sering
membersihkan tangan mereka (yaitu, sebelum
dan sesudah menyentuh anak).
Ibu menyusui dan Ibu menyusui dan anak yang disusui harus sama-
anak yang disusui sama melakukan karantina setelah kontak terakhir
kontak erat mereka dengan orang yang menderita COVID-19.
dengan seseorang
yang menderita Jika salah satu atau keduanya mengalami gejala
COVID-19. atau menerima hasil tes virus positif, orang
tersebut harus mengikuti informasi dan protokol
tentang isolasi dirumah.

Jika hanya satu anggota yang mengalami gejala


atau menerima hasil tes virus positif, anggota

62
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

yang tidak terinfeksi harus dikarantina isolasi


dirumah selama yang direkomendasikan dan
selama karantina mereka sendiri sesudahnya.

Cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dan


orang lain adalah dengan tinggal di rumah selama
14 hari jika telah terpapar seseorang yang
terjangkit COVID-19.

Tindakan pencegahan saat memberi ASI langsung,


memerah ASI, atau memberi ASI dari botol

Selama masa karantina ibu yang menyusui,


mereka harus mengikuti tindakan pencegahan
untuk memberi ASI langsung, memerah ASI, dan
memberi ASI dari botol sebagaimana seperti
mereka telah dicurigai atau terkonfirmasi COVID-
19 seperti yang diinstruksikan di atas.

Jika ibu menyusui mengalami perkembangan


gejala COVID-19 atau menerima hasil tes virus
positif, mereka harus melanjutkan tindakan
pencegahan ini, memperpanjang waktu untuk
mengambil tindakan pencegahan tersebut hingga
akhir masa isolasi dirumah sesuai dengan
rekomendasi.

Jika anak yang disusui mengalami perkembangan


gejala COVID-19 atau menerima hasil tes virus
positif, ibu menyusui dapat memilih untuk
mengambil tindakan pencegahan seperti yang

63
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

direkomendasikan di atas yaitu bagi mereka yang


dicurigai atau terkonfirmasi COVID-19 saat
memberi ASI langsung, memerah ASI, atau
memberi ASI dari botol. Ini termasuk mengenakan
masker selama kontak erat dengan anak dan
sering membersihkan tangan (yaitu, sebelum dan
sesudah menyentuh anak).
Dirangkum dengan modifikasi dari: Centers for Disease Control and Prevention (2020).
Keterangan §: Definisi kontak erat adalah seseorang yang berada dalam jarak 6 kaki (1,5-2 meter) dari
orang yang terinfeksi dengan total kumulatif 15 menit atau lebih selama periode waktu 24 jam mulai
dari 2 hari sebelum timbul penyakit (atau, untuk pasien asimptomatik, 2 hari sebelum pengumpulan
spesimen tes) sampai saat pasien diisolasi.

7.3 Pertimbangan untuk Layanan Laktasi

Kurangnya akses ke dukungan laktasi profesional (misalnya, konsultan laktasi, penyedia layanan
kesehatan anak atau kebidanan) adalah penghalang untuk menyusui. Selama pandemi COVID-19,
sangat penting untuk memastikan bahwa orang yang sedang menyusui atau yang ingin menyusui terus
memiliki akses dukungan ini. Masalah menyusui sering mendesak dan membutuhkan bantuan segera.
Selanjutnya, konsultasi menyusui biasanya membutuhkan kontak yang sangat dekat antara konselor
laktasi dan ibu yang menyusui; oleh karena itu, penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai
sangat penting.

Selama pandemi COVID-19, konselor laktasi harus menggunakan pendekatan alternatif, seperti
telemedicine eksternal, untuk menyediakan layanan dukungan laktasi jika memungkinkan, terutama
ketika memberikan dukungan terhadap ibu menyusui dengan dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19.

Dukungan langsung mungkin diperlukan untuk secara efektif mendukung beberapa ibu yang
menyusui. Lebih lanjut, tidak semua keluarga mungkin memiliki akses ke telemedicine. Dukungan
laktasi disampaikan dalam berbagai pengaturan termasuk klinik rawat jalan atau kantor atau di rumah
ibu menyusui.

64
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

7.4 Menyusui dan Memerah ASI di Tempat Kerja

Saat memberikan nasehat kepada ibu menyusui terkait tindakan pencegahan yang harus
dilakukan sebelum menyusui atau memerah ASI di tempat kerja, penyedia layanan kesehatan harus
mendiskusikan keadaan individu seseorang (misalnya, tingkat paparan orang dengan COVID-19 yang
diduga atau terkonfirmasi, ketersediaan dan penggunaan alat pelindung diri yang tepat). Semua orang
yang menyusui atau memerah ASI di tempat kerja harus dinasihati untuk membersihkan tangan
mereka sebelum memegang pompa atau bagian botol apa pun, disinfeksi sebelum dan sesudah
digunakan. Untuk orang menyusui yang bekerja dalam situasi dengan risiko lebih tinggi potensi
paparan virus SARS-CoV-2, seperti penyedia layanan kesehatan primer atau UGD, mereka harus
mengenakan masker saat menyusui atau memerah ASI di tempat kerja.

Pengusaha atau perusahaan harus menyediakan ruang pribadi, bukan ruangan kamar mandi
untuk memerah ASI bagi karyawan yang menyusui. Tersedia informasi terkait penyediakan waktu
istirahat khusus laktasi dan ruang di semua industri eksternal. Jika tempat kerja memiliki ruang laktasi
multi-pengguna, upaya harus dilakukan untuk menerapkan kontrol rekayasa dan administratif untuk
memungkinkan physical distancing (misalnya, ruang laktasi jarak setidaknya 1,5 – 2 meter, memasang
pembatas fisik antara ruang laktasi, jadwal laktasi, telework). Terdapat bukti bahwa virus SARS-CoV-2
dapat tetap berada di permukaan selama beberapa jam hingga berhari-hari. Namun, tidak ada bukti
apakah tindakan pencegahan seperti membersihkan payudara (misalnya, menggunakan sabun dan air)
sebelum menyusui atau memerah ASI atau mendisinfeksi permukaan eksternal perangkat pengumpul
ASI (misalnya, botol, kantong susu) mengurangi potensi penularan virus SARS-CoV-2. Orang yang
menyusui dapat mempertimbangkan langkah-langkah tambahan seperti ini untuk meminimalkan jalur
potensial paparan (Centers for Disease Control and Prevention, 2020).

7.5 Pasteurisasi ASI Donor

Ketika ASI tidak tersedia, maka untuk perawatan bayi prematur memerlukan Pasteurisasi ASI
donor. Saat ini bukti menunjukkan bahwa ASI bukan sumber infeksi virus SARS-CoV-2.32 Lebih lanjut,
terdapat data yang menunjukkan bahwa pasteurisasi meng-inaktivasi virus SARS-CoV-2 dalam ASI
donor; oleh karena itu, pasteurisasi ASI donor tidak menjadi sumber infeksi virus SARS-CoV-2.
Gangguan dalam penyediaasi sumbangan ASI donor mungkin terjadi selama pandemi COVID-19. Pada
kondisi ini bayi prematur harus diutamakan untuk mendapat ASI donor (Centers for Disease Control
and Prevention, 2020).

65
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

8. KESIMPULAN

ASI dapat memberikan perlindungan kepada bayi terhadap penyakit infeksi, alergi dan
penyakit metabolik melalui berbagai komponen zat kekebalan yang dikandungnya. Jika ibu menyusui
dengan terduga infeksi, tidak memberikan ASI akan mengurangi mutrisi dan bayi kehilangan manfaat
kekebalan dari ASI tersebut. Namun untuk pencegahan transmisi virus HIV dari ibu kepada anak, tidak
memberikan ASI adalah pilihan terbaik. Dalam perang melawan pandemi global COVID-19, ada
kebutuhan mendesak untuk mengidentifikasi faktor-faktor seperti antibodi khusus SARS-CoV-2 dalam
ASI yang dapat membantu memberikan kekebalan, terutama untuk bayi baru lahir yang sangat rentan.
Air susu ibu mengandung kadar antibodi tipe sekretori tinggi (sIgA), menyusui dari ibu yang pulih dari
COVID-19 dapat menurunkan kekebalan ini kepada bayi. WHO merekomendasikan bahwa ibu dengan
dugaan atau terkonfirmasi COVID-19 harus didukung untuk memulai atau terus menyusui. Ibu harus
mendapatkan informasi dan edukasi bahwa manfaat menyusui secara substansial melebihi potensi
risiko penularan.

9. DAFTAR PUSTAKA

Abdulla E, Zaidi F, Zaidi A. Immune factors in breast milk: A study and review. Pak J Med Sci.
2005:21(2):178-86.
Arifeen S, Black RE, Antelman G, Baqui A, Caulfield L, Becker S. Exclusive breastfeeding reduces acute
respiratory infection and diarrhea deaths among infants in Dhaka Slums. Pediatrics.
2001:108(4):1-8.
Centers for Disease Control and Prevention. Care for breastfeeding women. Interim guidance on
breastfeeding and breast milk feeds in the context of COVID-19. December 3, 2020.
Duffy LC, Faden H, Wasielewski R, Wolf J, Krystofik D. Exclusive breastfeeding protects against
bacterial colonization and day care exposure to otitis media. Pediatrics. 1997:100(4):1-8.
Fox A, Marino J, Amanat F, Krammer F, Hahn-Holbrook J, Zolla-Pazner S, Powell RL. Evidence of a
significant secretory-IgA-dominant SARS-CoV-2 immune response in human milk following
recovery from COVID-19. medRxiv preprint doi: https://doi.org/10.1101/202.
Hahn-Holbrook J, MarinoJ. Breast Milk Shows Promise for Treating COVID-19 and Protecting Babies.
Public Health. University of California. December 14th, 2020.
Heinig MJ, Dewey KG, Kathryn D. Health advantages of breast feeding for infants: A critical review.
Dalam: Nutrition research reviews. 1996:9:89-110.
Howard K, Martin A, Berlin LJ, Brooks-Gunn J. Early mother-child separation, parenting, and child well-
being in Early Head Start families. Attach Hum Dev. 2011;13(1):5-26.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Panduan klinis tatalaksana COVID-19 pada anak. Edisi 3. June 14th,
2020.
Jackson KM, Nazar AM. Breastfeeding, the immune response, and long-term health. JAOA review
article. 2006:106: 203-7.
Jarvinen MK. Human milk immunology in relation to the development of cow’s milk allergy in the
breast-fed. Academic dissertation. Department of dermatology, skin and allergy hospital
University of Helsinsky Finland. 2000.

66
Aspek Imunologi Air Susu Ibu Dan Covid-19
Fadilah, Setiawati
p-ISSN 0853-7720; e-ISSN 2541-4275, Volume 6, Nomor 1, halaman 44 – 67, Januari 2021
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i1.8629

Korja R, Latva R, Lehtonen L. The effects of preterm birth on mother-infant interaction and attachment
during the infant’s first two years. Acta Obstet Gynecol Scand. 2012;91(2):164-73.
Lawrence RA. Host-resistance factors and immunologic significance of human milk. Dalam:
breastfeeding a guide for the medical profession. Edisi ke-4. Saint Louis: Mosby; 1994. h.149-
180.
MacDonald NE. Maternal infectious diseases, antimicrobial therapy or immunizations: Very few
contraindications to breastfeeding. Canadian Paediatric Society (CPS). 2006:11(8):489-491.
Matondang C, Munasir Z. Sumadiono. Aspek imunologi air susu ibu. Dalam: Akib AA, Munasir Z,
Kurniati N, penyunting. Buku ajar alergi-imunologi anak Edisi ke-2. Jakarta: IDAI ; 2007.h. 190-
206.
Nduati R, John G, Mbori-Ngacha D. Effect of breastfeeding and formula feeding on transmission of
HIV-1: A randomized clinical trial. JAMA. 2000:283(9):1167-74.
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pulungan AB, Sjakti HA. Pendapat Ikatan Dokter Anak
Indonesia mengenai rencana transisi pembelajaran tatap muka. December 1st, 2020.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
(PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI). Pedoman tatalaksana Covid-19. Edisi 2. Agustus. 2020.
Sankar, M.J., Sinha, B., Chowdhury, R., Bhandari, N., Taneja, S., Martines, J., Bahl, R., Optimal
breastfeeding practices and infant and child mortality: a systematic review and meta-analysis,
Acta Paediatric 2015;104:3–13.
Sarkar S. Therapeutic aspects of breast milk. Nutrition & food science. 2004:34(3):108-12.
Suradi R, Roesli U. Manfaat ASI dan menyusui. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2008. h. 1-44.
UNICEF. Breastfeeding safely during the COVID-19 pandemic. How to nourish your child following the
current expert guidance. September 8th, 2020.
Tumbelaka A, Karyanti M. Air susu ibu dan pengendalian infeksi. Dalam: Hegar b, Suradi R , Hendarto
A, Partiwi IGst A, penyunting. Bedah ASI kajian dari berbagai sudut pandang ilmiah. Jakarta: IDAI
Jaya; 2008. h.83-97.
Victora CG, Bahl R, Barros AJD, França GVA, Horton S, Krasavec A, et al. Breastfeeding in the 21st
century: epidemiology, mechanisms, and lifelong effect. Lancet 2016;387:475-90.
doi.org/10.1016/S0140-6736(15)01024-7.
Walker KF, O’Donoghue K, Grace N, Dorling J, Comeau JL, Li W, Thornton Maternal transmission of
SARS-COV-2 to the neonate, and possible routes for such transmission: a systematic review and
critical analysis. BJOG 2020; https://doi.org/10.1111/1471-0528.1.
Wilson ME. Exclusive breast-feeding and HIV-transmission. Dalam: Journal watch infectious diseases.
2007:10(5):33-34.
World Health Organization(b). Breastfeeding and COVID-19. Scientific Brief. 23 June 2020.
World Health Organization(a). Clinical management of COVID-19: Interim guidance (27 May 2020).
Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2020.
World Health Organization, UNICEF. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. Geneva,
Switzerland: World Health Organization; 2003.
Wu Z, McGoogan JM. Characteristics of and Important Lessons from the Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Outbreak in China: Summary of a Report of 72 314 Cases From the Chinese Center
for .Disease Control and Prevention. JAMA. Published online February 24.
Zimmermann P, Curtis N. (b) Coronavirus Infections in Children Including COVID-19: An Overview of
the Epidemiology, Clinical Features, Diagnosis, Treatment and Prevention Options in Children.
Pediatr Infect Dis J. 2020;39(5):355‐368. doi:10.1097/INF.000000000.
Zimmermann P, Curtis N. (a) COVID-19 in Children, Pregnancy and Neonates, The Pediatric Infectious
Disease Journal: June 2020 - Volume 39 - Issue 6 - p 469-477 doi:
10.1097/INF.0000000000002700.

67

Anda mungkin juga menyukai