Anda di halaman 1dari 16

SCHOOL LEADERSHIP, PERSONALITY, DAN MOTIVASI, TERHADAP

PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR

Nurhayati
Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta
nurhayatialifah@yahoo.com

Abstract : The study aims to determine the impact of school leadership, personality, and
motivation in the professionalism of teachers of State Primary School. Data analysis
technique used is path analysis. Data population was selected by random sampling, from 10
groups selected one group, about 82 teachers. Data was obtained by questionnaire which has
been tested. In conclusion, professionalism of teacher in state primary schools, has a variety
of characteristics, professionalism of teachers influenced either by several variables,
including the school leadership, personality, and motivation. The implication is that the
professionalism of teachers will increase if there is, good school leadership, good
personality of a teacher, and high teacher motivation.

Keyword : school leadership, personality, motivasion

Abstrak : Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh school leadershif, personality,


dan motivasi terhadap profesionalisme guru Sekolah Dasar. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis jalur. Populasi data dipilih secara Random Sampling, dari 10
gugus terpilih satu gugus, sebanyak 82 guru. Data diperoleh dengan angket yang telah diuji
coba. Kesimpulannya, profesionalisme guru Sekolah Dasar, memiliki keragaman
karakteristik, profesionalisme guru dipengaruhi oleh beberapa variabel, diantaranya, school
leadership, kepribadian personality, dan motivasi. Implikasinya bahwa profesionalisme
guru akan semakin meningkat apabila terdapat school leadership yang baik, personality
guru yang baik, dan motivasi guru yang tinggi.

Kata kunci : profesionalisme guru, school leadership, personality, motivasi

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh mengikuti program wajib belajar


pendidikan yang diselenggarakan di pendidikan dasar selama sembilan tahun,
Indonesia, baik itu secara terstruktur enam tahun di sekolah dasar/madrasah
maupun tidak terstruktur. Secara ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah
terstruktur, pendidikan di Indonesia menengah pertama/madrasah tsanawiyah.
menjadi tanggung jawab Kementerian Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur
Pendidikan dan Kebudayaan Republik melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Indonesia (Kemdikbud), dahulu bernama 2003 tentang Sistem Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional Nasional.Pendidikan di Indonesia terbagi
Republik Indonesia (Depdiknas). Di ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal,
Indonesia, semua penduduk wajib nonformal, dan informal. Pendidikan juga

100
School Leadership, Personality, Dan Motivasi,
Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar
Nurhayati

dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak Data tersebut menunjukan bahwa
usia dini, dasar, menengah, dan pendidikan di Indonesia belum mampu
tinggiPendidikan yang diharapkan Bangsa menciptakan sumber daya manusia (SDM)
Indonesia adalah pendidikan yang dapat yang ber-kualitas. Peringkat Indonesia
menghasilkan lulusan berupa sumber daya yang berada jauh dibawah Singapura,
manusia yang kreatif, inovatif, Brunei Darusalam, Malaysia, dan
berkepribadian dan berkarakter baik, Thailand, seharusnya menjadi cambuk
bukan hanya lulusan yang pintar dan tinggi bagi para pelaksana pendidikan dan
nilai akademisnya saja. pemangku kebijakan dunia pendidikan,
Berdasarkan data dari Education untuk terus memacu semangat dan
For All (EFA) Global Monitoring Report motivasinya, agar dapat meningkatkan
2011 (UNESCO: 2011) indeks profesionalismenya.
pembangunan pendidikan atau Education Belajar sebagai suatu proses
Development Index (EDI) nilai Indonesia berfokus pada apa yang terjadi ketika
ber-dasarkan data tahun 2008 adalah belajar berlangsung. Penjelasan tentang
0,934.Nilai tersebut menempatkan apa yang terjadi merupakan teori-teori
Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara. belajar.Teori belajar adalah upaya untuk
Laporan Pembangunan Manusia menggambarkan bagaimana orang dan
2014 berjudul “Mem-pertahankan hewan belajar, sehingga membantu kita
Kemajuan Manusia: Mengurangi memahami proses kompleks inheren
Kerentanan dan Membangun Ketahanan”, pembelajaran.
dirilis (24/7) oleh United Nations Ada tiga kategori utama atau
Development Programme (UNDP: 2017). kerangka filosofis mengenaiteori
Dengan menggunakan Indeks belajar, yaitu: behaviorisme, kognitivisme,
Pembangunan Manusia (IPM), yaitu dan konstruktivisme . Behaviorisme hanya
kombinasi dari indikator-indikator seperti berfokus pada aspek objektif diamati
kesehatan, kekayaan dan pendidikan, pembelajaran.Teori kognitif melihat
peringkat Indonesia berada pada posisi melampaui perilaku untuk menjelaskan
108 dari 187 pembelajaran berbasis otak. Dan
pandangan konstruktivisme belajar sebagai

101
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 mei 2017
sebuah proses di mana pelajar aktif rentang puluhan dengan mata uji tiga mata
membangun atau membangun ide-ide baru pelajaran.
atau konsep Penyebab kegagalan tersebut adalah
Berdasarkan hasil observasi dan kurangnya kualifikasi guru yang dinilai
wawancara peneliti dengan staf Dinas belum optimal. Oleh karena itu masalah
Pendidikan Pemuda dan Olahraga profesionalisme guru menjadi isu utama
Kabupaten Purwakarta, peneliti dalam penyelenggaraan pendidikan di
memperoleh informasi data prestasi siswa Purwakarta, khusus-nya pada jenjang
dan guru pada tahun pelajaran 2012 - pendidikan sekolah dasar.
2015 Prestasi guru sekolah dasar di Pada studi pendahuluan yang telah
Kabupaten Purwakarta baik Guru dilakukan, Peneliti me-wawancarai guru-
Berprestasi, maupun Olimpiade Sains guru SD dan menemukan beberapa
Guru, belum mendapatkan prestasi masalah, yang berdampak pada
puncak. Profesionalisme guru dapat profesionalis-me guru, antara lain: (1)
tergambar dalam perolehan nilai UKG di Kurang relevannya latar belakang
Purwakarta yang masih rendah, nilai UKG pendidik-an guru dengan tugas
2013 tertinggi 73, terendah 0 dan rata-rata mengajarnya, (2) Masalah kepemimpinan
32. Tidak jauh beda dengan perolehan kepala sekolah, tidak jarang menimbulkan
nilai UKG SD di Jawa Barat tertinggi konflik dengan guru akibat ketidakpuasan
77,00, terendah 0,00 dan rata-rata 42,81. terhadap kebijakan, gaya kepemimpinan
Berdasarkan data kemdikbud tahun 2013, maupun masalah keadilan. (3) Pemberian
nilai UKG secara nasional, dari 164.539 penghargaan pada guru kurang.
peserta diperoleh nilai tertinggi 96,25 Keberhasilan seorang guru baik secara
terendah 0,0 dan rata-rata 45,82 dengan pribadi maupun keberhasilan dalam bentuk
standar deviasi 9,27. UKG menguji prestasi siswa, sering kali tidak dianggap
kompetensi pedagogik, dan sebagai keberhasilan profesionalisme guru
profesionalisme. Sedangkan hasil tetapi lebih condong sebagai hal yang
perolehan nilai Ujian Sekolah SD/MI di sewajarnya, sehingga mem-pengaruhi
Purwakarta, (Disdikpora Purwakarta: motivasi untuk mencapai yang lebih baik.
2015) tahun pelajaran 2014 - 2015 (4) Kurangnya motivasi kerja guru,
tertinggi 275,32 terendah 153,18 dalam menyebabkan aktivitas pembelajaran yang
dikelola guru tak ubahnya sebagai suatu

102
School Leadership, Personality, Dan Motivasi,
Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar
Nurhayati

proses kerja rutin tanpa upaya pencapaian masih jarang dilaksanakan dan belum
prestasi. (5) Per-masalahan jenjang karir, sepenuhnya berjalan dengan baik (10)
guru untuk menduduki jabatan pimpinan Pengembangan diri guru kurang mendapat
(kepala sekolah) tidak hanya ditentukan dukungan, Badan Kepegawaian Daerah
oleh prestasi kerjanya tetapi faktor-faktor (BKD) sulit untuk memberikan izin belajar
subjektifitas, dan keterlibatan pejabat kepada guru yang melanjutkan pendidikan
dinas pendidikan, (6) Masih banyak guru ke jenjang S2 atau S3. Hal ini berdampak
yang sudah tersertifikasi tapi belum pada ber-kurangnya motivasi guru untuk
mampu mendesain perangkat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
pembelajaran, merencanakan pem- lebih tinggi.
belajaran, mengevaluasi pembelajar-an, Profesionalisme guru berpengaruh
dan menunjukkan ke-profesionalannya besar pada kemajuan pendidikan. Terlepas
dengan baik. (7) Dalam pengelolaan dan dari per-masalahan yang ada, seorang guru
peng-embangan proses pembelajaran atau tenaga pendidik harus selalu
masih ada guru menjadi miskin kreatifitas, mengembangkan sikap dan
karena selalu terikat dengan berbagai profesionalismenya.Profesionalisme guru
aturan yang kaku, terlebih dengan adanya dapat efektif terhadap pencapaian tujuan
kewajiban untuk mencapai target materi sekolah, karena didukung oleh beberapa
kurikulum, dan pembuatan berbagai faktor, seperti kepemimpinan sekolah,
perangkat administrasi yang bermacam- kepribadian guru, motivasi guru, siswa itu
macam,(8) Masih ditemukan guru yang sendiri, dan lembaga terkait. Dalam
kurang disiplin dalam melaksanakan tugas, Kemdikbud, (2005:1) UU. No. 14 Tahun
seperti datang terlambat ke sekolah, atau 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1
mengulur-ngulur waktu untuk masuk ayat 1 ) dijelaskan bahwa:
kelas. (9) Pembinaan terhadap guru Guru adalah pendidik professional
khususnya dalam pengembangan diri dengan tugas utama mendidik,
sebagai upaya peningkatan kompetensi mengajar,membimbing, mengarahkan,
masih belum menjadi perhatian para melatih, menilai dan mengevaluasi
pengambil kebijakan. Kegiatan pendidikan peserta didik pada anak usia dini , jalur
dan latihan, workshop, KKG, seminar,

103
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 mei 2017
pendidikan formal pendidikan dasar dan strategis dalam mencapai tujuan
pendidikan menengah. pendidikan. Menurut Mulyasa,(2011,98)
Profesionalisme dan kehadiran guru kepala sekolah sedikitnya mempunyai
sangat berpengaruh dalam mewujudkan peran dan fungsi sebagai Educator,
program pendidikan nasional. Guru Manajer, Administrator, Supervisor,
sebagai pendidik dan pengajar, dituntut Leader, Inovator dan Motivator
untuk menjalankan tugas dan tanggung (EMASLIM), diharapkan dengan
jawabnya dengan baik. Landasan guru pelaksanaan semua peran tersebut
dalam menjalankan tugas sepantasnya memberi dampak positif bagi guru dan
bukan hanya tuntutan dari tugas dan peserta didik yang berimbas pada
tanggungjawabnya saja melainkan tercapainya tujuan pendidikan nasional
keinginan dan motivasi diri yang tinggi Kepemimpinan sekolah (School
untuk memajukan pendidikan dengan leadership ) merupakan indikator penting
kesadaran serta kesukarela-an. dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
Motivasi seorang guru dengan guru Kepala sekolah sebagai pemimpin
yang lainnya tidak sama, sehingga mempunyai peranan strategis, sebagai
menghasilkan profesionalisme yang seorang manajer, dia dapat membuat atau
berbeda pula. Oleh karena itu agar menciptakan suasana sekolah yang
motivasi guru mengarah pada hal-hal kondusif dan refresentatif bagi guru dan
yang positif perlu adanya sentuhan dari tenaga kependidikan untuk giat bekerja
kepala sekolah sebagai atasan langsung, menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
dan peningkatan kualitas ke-pribadiannya. di sekolah, serta giat mengembangkan diri.
Tercapainya tujuan pendidik-an di Kepala sekolah sebagai manajer
tingkat satuan pendidikan juga tidak lepas menempati posisi yang ditentukan dalam
dari kualitas ke-pemimpinan sekolah organisasi sekolah, memegang kunci
(school leadership). Kepemimpinan kepala keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
sekolah dan kepribadian guru berpengaruh telah ditentukan, hal ini menunjukkan
pada tumbuhnya motivasi baik motivasi bahwa kepala sekolah sebagai pemegang
berperilaku profesional, maupun motivasi jasa profesional yang sangat khusus.
berkembang dan motivasi ber-prestasi Rohiyat, (2010:35) meng-
pada diri guru. Dalam pendidikan modern emukakan, keterampilan manajerial kepala
kepala sekolah merupakan jabatan sekolah perlu mendapat perhatian seperti

104
School Leadership, Personality, Dan Motivasi,
Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar
Nurhayati

pemahaman tentang tugasnya untuk me- “Kepribadian merupakan keterampil-an


manejemen kurikulum, me-manajemen kecakapan sosial. Kepribadian individu
personil, fasilitas, keuangan dan tata usaha dinilai berdasarkan kemampuannya
sekolah, pemeliharaan tata tertib, dan memperoleh reaksi-reaksi positif dari
penghubung sekolah-masyarakat. Aspek berbagai orang dalam berbagai keadaan.”
lainnya yang perlu di-perhatikan adalah Seseorang ada yang berkepribadian
keterampilan dalam menyusun rencana, agresif, penurut, penakut, pemalu, atau
mengambil keputusan, memeriksa dan pemalas. Kepribadian akan tergambar dari
menilai hasil-hasil, menyampaikan pola tingkah laku sehari-hari, pekerjaan
instruksi memecahkan konflik yang yang diemban akan terpengaruh oleh
muncul, memupuk semangat bekerja dan kepribadian-nya. Pemimpin yang baik
memotivasi. Begitu besar peran harus bisa memberikan dorongan yang
kepemimpinan sekolah sehingga rasa sesuai dengan kepribadian guru, sehingga
kekeluargaan juga harus dibangun untuk tujuan meningkatkan motivasi kerja guru
menciptakan kerjasama tim yang solid dapat tercapai dan berpengaruh positif
dalam mencapai tujuan. Menurut Sallis, kepada profesionalismenya.
(2010:171) tanpa kepemimpinan pada Dari fenomena di atas, peneliti
suatu institusi, proses peningkatan mutu tertarik melakukan penelitian tentang
tidak dapat dilakukan dan diwujudkan, “Pengaruh Kepemimpinan Sekolah
karena Total Quality Management (TQM) (School leadership), Personality, dan
adalah proses atas ke bawah (top-down). Motivasi Terhadap Profesionalisme Guru
Kepribadian seorang guru juga Sekolah Dasar di Kabupaten Purwakarta”.
mempengaruhi motivasinya, tidak jarang Penelitian ini perlu dilakukan mengingat
ditemukan seorang guru yang tidak kecenderungan ke-pemimpinan sekolah,
memiliki motivasi tinggi, meskipun kepribadian, dan motivasi sangat penting
kepemimpinan sekolahnya sudah bagus. demi peningkatan profesionalisme guru.
Sebaliknya ada pula guru yang tetap Diidentifikasikan sejumlah
memiliki motivasi tinggi meskipun permasalahan penelitian, yaitu sebagai
kepemimpinan sekolahnya kurang ideal. berikut: (1) Kepemimpinan sekolah
Menurut Hall & lindzey, (1999:26), (School Leadership) kurang memberikan

105
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 mei 2017
pembinaan , pengembangan bagi guru. akan kebutuhan guru seperti kebutuhan
Sehingga profesionalisme guru rendah, pengembangan profesionalitas guru tidak
(2) Kepribadian guru meliputi sifat, sikap, difasilitasi. Sehingga guru merasa
dan watak, ditemukan guru yang pasif, terabaikan dan berakibat pada penurunan
tidak berinovasi, sehingga mempengaruhi motivasi guru.
rendahnya profesionalisme guru, (3) Ke-
METODE PENELITIAN
pemimpinan sekolah (School Leadership)
Metode yang digunakan dalam
selama ini kurang efektif, sehingga guru
penelitian kuantitatif yaitu metode survey
kurang termotivasi dalam bekerja, kurang
dengan teknik analisis jalur (path
disiplin, hal ini berdampak pada
analysis), yaitu penelitian yang berkaitan
kurangnya profesionalisme guru, (4)
dengan pengumpulan data untuk
Kepemimpinan sekolah (School
menentukan ada atau tidaknya pengaruh
Leadership) selama ini kurang peduli
antara variable dan seberapa tingkat
terhadap keberadaan guru, keluhan, serta
pengaruhnya. Variabel-variabel penelitian
kesulitan guru, bahkan prestasi guru.
ini adalah: Kepemimpinan Sekolah (X1),
Sehingga guru merasa tidak diperhatikan,
kepribadian (X2 ), motivasi (X3), dan
diabaikan, dan berdampak pada
profesionalisme (X1), kepribadian (X2 ),
rendahnya motivasi guru, (5) Kepribadian
motivasi (X3).
guru yang meliputi sifat, watak, yang
Populasi target seluruh guru SD
terwujudkan pada sikap guru dalam
negeri di wilayah Kabupaten Purwakarta.
menghadapi perubahan kebijakan dan
Populasi terjangkau seluruh guru SD
aturan dalam dunia pendidikan, masih
Negeri di wilayah Purwakarta. Sampel
ditemukan guru yang tidak memiliki lima
diambil secara random sample yaitu
dimensi kepribadian yaitu: openness to
sebanyak 82 guru PNS dari 10 sekolah di
experience,conscientiousness,extraversion,
gugus 7 pada wilayah kecamatan
emotional stability, dan agreeableness,
Purwakarta, dan untuk uji coba instrumen
berakibat pada ketakutan dan keengganan
penelitian sebanyak 30 guru.Teknik
dalam menerima perubahan, sehingga
pengumpulan data yang digunakan dalam
terjadi penurunan motivasi guru, (6)
penelitian ini adalah angket Instrument
Keanekaragaman kepribadian guru, masih
Pengujian persyaratan normalitas
belum mendapat perhatian kepala sekolah,
dilakukan dengan menggunakan teknik uji
pemahaman watak guru, dan kepedulian

106
School Leadership, Personality, Dan Motivasi,
Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar
Nurhayati

Liliefors. Kriteria pengujian tolak H0 yang Adapun secara rinci pembahasan


menyatakan bahwa skor tidak berdistribusi hasil analisis dan pengujian hipotesis
normal adalah, jika Lhitung lebih kecil penelitian diuraikan sebagai berikut:
dibandingkan dengan Ltabel. Dari hasil 1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap
penelitian dapat diketahui bahwa IF(Zi) – Profesionalisme
S(Zi)I maksimum yang disimpulkan Dari hasil pengujian hipotesis
dengan Lhitung untuk keenam galat taksiran pertama dapat disimpulkan bahwa terdapat
regresi lebih kecil dari nilai Ltabel, batas pengaruh langsung positif kepemimpinan
penolakan H0 yang tertera pada tabel terhadap pro-fesionalisme dengan nilai
Liliefors pada α = 0,05 dan n > 30 adalah. koefisien korelasi sebesar 0,371 dan nilai
Dari hasil perhitungan uji normalitas koefisien jalur sebesar 0,241. Hasil
diperoleh hasil. bahwa semua hipotesis nol penelitian ini senada dengan pendapat
(H0) yang berbunyi sampel berasal dari beberapa ahli di antaranya adalah Unsur-
populasi berdistribusi normal tidak dapat unsur kepemimpinan dijelaskan oleh
ditolak, dengan kata lain bahwa semua Triantoro (2004:4) kepemimpinan
sampel yang terpilih berasal dari populasi melibatkan pengaruh yang besar dalam
yang berdistribusi normal. Demikian juga mewujudkan perubahan yang signifikan,
dengan keseluruhan hasil uji signifikansi dan perubahan tersebut mencerminkan
dan linearitas regresi, hasilnya semua tujuan yang dimiliki bersama oleh
hipotesis dinyatakan signifikan dan linear pemimpin dan pengikutnya. Banyak hal
yang berpengaruh pada peningkatan
HASIL
profesionalisme seorang guru yaitu,
Berdasarkan tinjauan pustaka yang
internal adalah faktor dalam diri individu,
telah dibahas dan kajian empiris di atas,
berupa kepribadiannya, dan
berikut dibahas hasil penelitian sebagai
kemampuannya, sedangkan faktor internal
upaya untuk melakukan sintesis antara
yaitu lingkungan, bisa berupa, pimpinan,
kajian teori dengan temuan empiris.
rekan kerja, nasib baik dan jenis kesulitan
pekerjaan. Faktor lain yang mempengaruhi
PEMBAHASAN
profesionalisme guru adalah iklim kerja yang
kondusif , sementara itu iklim kerja sangat

107
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 mei 2017
ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. tertentu. Menurut Kreitner (2008: 133),
Kepemimpinan kepala sekolah yang benar dan Kepribadian didefinisikan sebagai
baik akan menciptakan iklim kerja yang kombinasi dari karakteristik fisik dan
kondusif untuk mendukung pelaksanaan tugas mental yang stabil yang memberikan
dan kewajiban bawahannya, khususnya para identitas individu. The big five personality
guru sebagai tenaga pendidik profesional. dimension yang dimiliki seorang individu
2. Pengaruh Kepribadian terhadap ini memberikan kontribusi dalam
Profesionalisme bertindak dan berprilaku. Seorang pegawai
Dari hasil pengujian hipotesis dalam melaksanakan tugas dan tanggung
kedua dapat disimpukan bahwa terdapat jawabnya secara langsung atau pun tidak,
pengaruh langsung positif kepribadian akan dipengaruhi oleh kepribadiannya.
terhadap pro-fesionalisme dengan nilai Guru sebagai tenaga kependidikan di
koefisien korelasi sebesar 0,401 dan nilai sekolah agar mampu meningkatkan
koefisien jalur sebesar 0,277. Senada profesionalis-menya, perlu mendapat
dengan pendapat beberapa ahli di pengelola-an, pembinaan, dan pengarahan.
antaranya adalahHughes, (2012: 7) Peraturan menteri nomor 23 tahun 2005
kepribadian memiliki dua pengertian yang tentang standar isi dan standar kelulusan,
berbeda. Pertama, arti kepribadian yang dilahirkan untuk memperbaiki mutu
mengacu pada kesan seseorang pada orang pendidikan. Profesionalisme
lain. Pandangan ini menekankan reputasi menggambarkan selalu berfikir,
sosial seseorang dan tidak hanya berpendirian, bersikap, bekerja dengan
mencerminkan deskripsi tetapi juga sungguh-sungguh, kerja keras, bekerja
evaluasi seseorang dari sudut pandang sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas
orang lain, Kedua, arti kepribadian tinggi dan penuh dedikasi untuk
menekankan struktur tak terlihat dan keberhasilan pekerjaannya.
proses yang mendasari di dalam diri Guru adalah salah satu unsur
seseorang yang menjelaskan alasan kita manusia dalam proses pendidikan. Dalam
berprilaku seperti yang kita lakukan. Salah proses pendidikan di sekolah, guru
satunya Freud dalam Alwisol (2014:15) memegang tugas ganda yaitu sebagai
percaya bahwa ketegangan intrapsikis pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar
antara id, ego, dan superego menyebabkan guru bertugas menuangkan sejumlah
seseorang berperilaku dengan karakteristik bahan pelajaran ke dalam otak anak didik,

108
School Leadership, Personality, Dan Motivasi,
Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar
Nurhayati

sedangkan sebagai pendidik guru bertugas dalam hal ini. Berdasarkan hasil Tes
membimbing dan membina anak didik Kompetensi Guru yang dilakukan
agar menjadi manusia susila yang cakap, Depertemen Pendidikan Nasional
aktif, kreatif, dan mandiri. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Hal yang di lakukan guru yaitu Menengah Direktorat Pendidikan
mengajar maupun mendidik merupakan Lanjutran Pertama yang bekerja sama
tugas dan tanggung jawab guru sebagai dengan Pusat Penilaian Pendidikan pada
tenaga profesional agar menjadi manusia Tahun 2003, menunjukkan bahwa rata-rata
susila yang cakap, aktif, kreatif, dan nilai kompetensi guru matematika di
mandiri. kegiatan mengajar maupun Kabupaten Pandeglang hanya mencapai
mendidik merupakan tugas dan tanggung 42,25 %. Angka ini masih relatif jauh di
jawab guru sebagai tenaga profesional. bawah standar nilai kompetensi minimal
Oleh sebab itu, tugas yang berat dari yang diharapkan yaitu 75 %. nilai
seorang guru ini pada dasarnya hanya kompetensi minimal yang diharapkan
dapat dilaksanakan oleh guru yang yaitu 75 %.
memiliki kompetensi profesional yang 3. Pengaruh Motivasi terhadap
tinggi. Profesionalisme
Guru memegang peranan sentral Dari hasil pengujian hipotesis
dalam proses belajar mengajar, untuk itu ketiga dapat disimpulkan bahwa terdapat
mutu pendidikan di suatu sekolah sangat pengaruh langsung positif motivasi
ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki terhadap profesionalisme dengan nilai
seorang guru dalam menjalankan koefisien korelasi sebesar 0,391 dan nilai
tugasnya. guru adalah faktor penentu bagi koefisien jalur sebesar 0,243. Ini
keberhasilan pendidikan di sekolah, karena memberikan makna motivasi berpengaruh
guru merupakan sentral serta sumber langsung terhadap profesionalisme.
kegiatan belajar mengajar. Mangkunegara (2013:93)
Hal ini menunjukkan bahwa mengartikan bahwa motif merupakan
kemampuan atau kompetensi profesional suatu dorongan kebutuhan dalam diri
dari seorang guru sangat menentukan mutu pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai
pendidikan. Kompetensi profesional guru tersebut dapat menyesuaikan diiri terhadap

109
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 mei 2017
lingkungannya, sedangkan motivasi adalah affect on job performance”. Dapat
kondisi yang menggerakan pegawai agar diambil kesimpulan bahwa motivasi yang
mampu mencapai tujuan dari motifnya. dimiliki seorang guru memberi pengaruh
Berarti motivasi adalah suatu keadaan terhadap profesionalismenya.
seorang pegawai yang menggerakan 4. Pengaruh Kepemimpinan terhadap
dirinya untuk bertindak dan berprilaku Motivasi
agar tercapai tujuannya. Colquitt, et Dari hasil pengujian hipotesis
al.(2011:179) menyatakan, “Motivation is keempat dapat disimpulkan bahwa
defined as a set of energetic forces that terdapat pengaruh langsung positif
originates both within and outside an kepemimpinan terhadap motivasi dengan
employee, initiates work-related effort, nilai koefisien korelasi sebesar 0,282 dan
and determinesits direction, intensity, and nilai koefisien jalur sebesar 0,229.
persistence”. Motivasi sebagai Hughes (2013:7) ber-pendapat
seperangkat kekuatan energik yang berasal bahwa, “Kepemimpinan melibatkan sisi
baik di dalam dan di luar diri, yang rasional dan emosional dalam pengalaman
menunjukkan usaha yang berhubungan hidup manusia. Kepemimpinan meliputi
dengan pekerjaan, dan menentukan arah, sejumlah tindakan dan pengaruh yang
intensitas, dan ketekunannya.Sependapat didasari oleh alasan dan logika serta
dengan Rival (2013: 837) yang inspirasi dan panggilan jiwa”. Setiap orang
mengatakan, motivasi serangkaian sikap memiliki pikiran, perasaan, harapan,
dan nilai-nilai yang mempengaruhi mimpi, kebutuhan, ketakutan, tujuan,
individu untuk mencapai hal yang spesifik ambisi, kekuatan, dan kelemahan yang
sesuai dengan tujuan individu.” Sikap dan berbeda-beda, sehingga situasi
nilai tersebut memberi kekuatan untuk kepemimpinan menjadi sangat kompleks,
mendorong individu bertingkah laku pemimpin dapat menggunakan teknik
dalam mencapai tujuan. Motivasi dapat rasional dan daya tarik emosional untuk
timbul karena keinginan sendiri bisa juga mempengaruhi pengikutnya, tapi harus
karena faktor dorongan dari luar diri, menimbang konsekwensi logis dan
karena itulah motivasi guru dapat bangkit emosional yang dapat timbul dari
apabila guru mendapat rangsangan. tindakan-tindakan mereka sendiri.
Colquit (2011 : 202) menyata-kan Kepemimpinan sekolah dengan skor
bahwa, “Motivation has a strong positive tinggi dapat menginspirasi dan memotivasi

110
School Leadership, Personality, Dan Motivasi,
Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar
Nurhayati

pengikut untuk mencapai hasil yang lebih memahami dan melihat dirinya ,serta
besar dari yang direncanakan dan untuk bagaimana pola ukur karakter dalam dan
memperoleh imbalan, untuk berprestasi karakter luar mereka mengukur sifat
serta meng-aktualisasikan diri, mampu terukur dalam dan luar serta interaksi antar
meng-ekspresikan visi yang jelas dan manusia dan situasi. Menurut Kreitner,
dapat menjadi inspirasi anggota lainnya (2010 :133)“Personality is defined as the
untuk berusaha mencapai visi atau tujuan. combination of stable physical and mental
Kepala sekolah harus dapat characteristic that give the individual his
membangkitkan motivasi guru. Bentuk or her identity. These characteristic or
perhatian pemimpin tersebut memberi traits-including how one looks, thinks,acts,
dampak berupa dorongan terhadap guru and feels, are the product of interacting
untuk, selalu siap menjalankan tugas genetic and environmental influences.”
dengan baik, tanpa mengeluh, semua Individu memiliki cara mereka sendiri
dilakukan dengan suka rela dalam berpikir dan bertindak, gaya yang
5. Pengaruh Kepribadian terhadap unik hanya mereka sendiri yang memiliki
Motivasi atau menjadi kepribadian-nya, sedangkan
Dari hasil pengujian hipotesis menurut McShane (2013:37),
kelima dapat disimpulkan bahwa terdapat “Motivation referesents the forces within a
pengaruh langsung positif kepribadian person that affect his or her direction,
terhadap motivasidengan nilai koefisien intensity, and persistence of voluntary
korelasi sebesar 0,288 dan nilai koefisien behavior”. Sejalan dengan Schermerhorn
jalur sebesar 0,237. Luthans (2011:126) (2012:102), “Motivation is defined as
berpendapat, “Per-sonality will mean how forces within the individual that account
people affect others and how they for the level direction , level and
understand and view themselves, as well persistence of person’s effort expended at
as their pattern of inner and outher work.” Motivasi mengacu kepada seorang
measurable trais and the person-situation individu yang menjelaskan arah tingkat,
interaction”. Menurutnya kepribadian dan ketekunan usaha yang dikeluarkan
adalah bagaimana orang mempengaruhi seseorang di tempat kerja. Berarti
orang lain dan bagaimana mereka motivasi seseorang sangat dipengaruhi

111
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 mei 2017
oleh kepribadian orang tersebut, ketekunan kepribadian guru, dan memberikan
seseorang akan menjadi pendorong bagi pengaruh kepada masing-masing individu
bseseorang untuk terus termotivasi untuk itu pada hal yang positif. Kepemimpinan
melakukan tindakan atau sikap. sekolah yang memilki skor tinggi, dan
6. Pengaruh Kepemimpinan kepribadian dengan lima aspek domain
terhadap Kepribadian diperoleh skor tinggi, Hal ini
Dari hasil pengujian hipotesis menyebabkan motivasi guru dalam
keenam dapat disimpulkan bahwa terdapat berprestasi maupun dalam kinerja akan
pengaruh langsung positif kepemimpinan membaik.
terhadap kepribadian dengan nilai Kepala sekolah yang kharismatik,
koefisien korelasi sebesar 0,223 dan nilai tegas, berwibawa, disiplin, dan ramah
koefisien jalur sebesar 0,223. secara langsung dapat mempengaruhi
Kepemimpinan merupakan proses kepribadian pengikutnya. Karakteristik
mempengaruhi, memotivasi, dan pengikut-nya akan terpengaruh oleh jiwa
memungkinkan orang lain untuk kepemimpinan yang ditunjukkan kepala
berkontribusi terhadap efektifitas dan sekolah. Contohnya seorang kepala
keberhasilan organisasi atau suatu lembaga sekolah yang disiplin, akan menerapkan
pada anggota-anggotanya. Seorang kedisiplinanya di sekolah yang dia pimpin,
pemimpin harus inovatif, fokus, terbuka, hal ini berakibat pada semua guru dan
mandiri, dan melakukan hal yang benar. tenaga kependidikannya terbawa disiplin,
Kreitner/Kinicki (2008:467) meskipun pada kenyataannya ada
mendefinisikan, “leadership, process karakteristik guru yang tidak disiplin..
whereby an individual influences others to 7. Pengaruh tidak langsung
achieve a common goal.” Kepemimpinan kepemimpinan sekolah (X1)
adalah proses dimana seorang individu terhadap profesionalisme (X4).
mem-pengaruhi orang lain untuk mencapai Diperoleh besaran total pengaruh
tujuan bersama. Matsumoto (2010:255) tidak langsung, kepemimpinan sekolah
mendefinisikan, setiap orang adalah (X1) terhadap profesionalisme (X4) melalui
pribadi yang unik dengan karakteristik motivasi sebesar 7,44%.
yang berbeda, sifat dan pola fikir untuk Kepemimpinan memiliki pengaruh
mengambil tindakan akan berbeda. terhadap profesionalisme melalui motivasi,
Pimpinan harus dapat memahami ini sesuai dengan pendapat Kreitner dan

112
School Leadership, Personality, Dan Motivasi,
Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar
Nurhayati

Kinicki, (2008,467) yang mendefinisikan, 9. Pengaruh tidak langsung


“leadership, process whereby an kepemimpinan sekolah (X1)
individual influences others to achieve a terhadap motivasi
common goal.” Kepemimpinan adalah (X3)melaluikepribadian (X2)
proses dimana seorang individu Dengan demikian total pengaruh
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tidak langsung, kepemimpinan sekolah
tujuan bersama. Apabila kepemimpinan (X1) terhadap motivasi (X3) melalui
sekolahnya baik, mampu menjadi leader, kepribadian (X2 ) sebesar 6,45%. Hasil
innovator, evaluator, dan motivator, penelitian ini sejalan dengan
gurunya akan termotivasi untuk menjadi Kreitner/Kinicki yang mendefinisikan,
guru yang lebih baik, lebih kreatif, “leadership, process whereby an
inovatif, bertanggung jawab. Sehingga individual influences others to achieve a
bisa dikategorikan profesionalisme common goal.” Kepemimpinan adalah
gurunya meningkat. proses dimana seorang individu
8. Pengaruh tidak langsung mempengaruhi orang lain untuk mencapai
kepribadian guru (X2)terhadap tujuan bersama. Pendapat ini sejalan
profesionalisme(X4) motivasi (X3) dengan yang disampaikan oleh
Diperoleh total pengaruh Schermerhorn, (2012:292) juga
kepribadian tidak langsung melalui berpendapat yang sama yaitu, “leadership
motivasi sebesar 9,26%. Luthans is the process of influencing others and the
(2013:126) berpendapat, kepribadian process of facialitating individual and
seseorang dipengaruhi oleh gen keturunan collective efforts to accomplish shared
dari orang tua, lingkungan, hubungan objectives.” Kepemimpinan adalah proses
sosial dengan kelompok dan dari budaya mempengaruhi orang lain dan proses
sekitar. Jadi kepribadian merupakan memfasilitasi upaya individu dan kolektif
produk dari nature dan nurture, untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini
kepemimpinan seseorang yang berhasil Kepribadian dipengaruhi faktor gen dan
memotivasi guru, maka akan dapat lingkungan sosial. Kepemimpinan sekolah
meningkatkan profesionalisme gurunya yang memilki skor tinggi, dan kepribadian
peningkatan motivasi guru tersebut. dengan lima aspek domain memperoleh

113
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 mei 2017
skor tinggi, dapat menyebabkan motivasi
DAFTAR RUJUKAN
guru dalam berprestasi maupun dalam
Anwar Prabu Mangkunegara, 2013
kinerja akan membaik.
Manajemen Sumber Daya

SIMPULAN Manusia Perusahaan, Bandung:

Penelitian menggunakan metode Rosda Karya

analisis deskriptif, penelitian ini selain Badin Nuur Tanjung, 2014, Pengaruh

dapat menjawab masalah yang telah Kepemimpinan Kepala Sekolah,

dikemukakan, juga memberikan kompensasi, dan motivasi kerja

kesimpulan yaitu, hasil dari penelitian terhadap Profesionalisme guru,

memperlihatkan variasi profesionalisme UNJ

guru-guru SD Negeri di Purwakarta Colquit, Jason A. Lepine,and Michael J.

memiliki keragaman karakteristik, secara Wasson , 2011, organizational

nyata profesionalisme guru dipengaruhi behavior, Improving Perfomance

oleh beberapa variabel, khususnya, and Commutment in the

kepemimpinan sekolah (school Workplace, New York: McGraw

leadership), kepribadian (personality), dan Hill

motivasi. Berarti kepemimpinan kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

sekolah yang baik dengan skor tinggi, Purwakarta, 2015, Laporan Hasil

kepribadian guru yang baik, dan tingginya Ujian Sekolah SD/MI Tahun

motivasi guru baik motivasi kerja, maupun Pelajaran 2014-2015, Purwakarta,

motivasi berprestasi akan meningkatkan Disdikpora

profesionalisme guru Sekolah Dasar di Freed Luthans, 2011, Organization

Purwakarta. Behavior, New York : McGraw-

Dari hasil analisis juga diperolehan Hill/ Irwin International Edition

penjelasan bahwa model empiris antar Fred Luthans, Jonathan P. Doh, 2011,

veriabel yang ada sesuai dengan bangun, International Management, New

teori terbukti semua. Pengaruh antara York : McGraw Hill

variabel yang ada jalurnya terbukti Ivancevich, Jhon M Konopaske and

mempunyai nila pengaruh secara Michael T Matteson, 2008,

signifikan. Baik pengaruh secara langsung Organization Behavior and

maupun secara tidak langsung. Management, Ninth Edition, New

114
School Leadership, Personality, Dan Motivasi,
Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar
Nurhayati

York: McGraw-Hill Companies, Education, 2014 Vol. 44, No. 2,


Inc 179–198)
Jest Feist S., 2008, Teories of Personality McShane, 2013, Organizational Behavior,
, Boston:McGraw-Hill Companies, New York: McGraw-Hill
Inc Companies
Veithzal Rivai, Ela jaufani Sagala, 2013 Richard L. Hughes, Robert C. Ginnett,
Manajemen sumber daya Manusia Gordon J. Curphy, 2013,
untuk Perusahaan, Depok, Pt leadership Enchanging
Rajagrafindo the lessons of Experience,alih
Juan Murray, 2014, Asia-Pacific Journal bahasa,Jakarta:Salemba
of Teacher Education, Vol. 42, No. Humanika
1, 7–21, Syaiful Sagala,2013.Kemampuan
http://dx.doi.org/10.1080/1359866 Profesional Guru dan Teanaga
X.2013.870971 Kependidikan, Bandung; Alpabeta
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , Schermerhorn.2012.Organizational
2005, Undang-Undang No. 14 Behavior. Twelfth Edition,
Tahun 2005 tentang Guru dan International Student Version
Dosen , Jakarta : Kemdikbud RI Triantoro Safaria, 2004, Kepemimpinan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Graha Ilmu
2013, Nilai UKG On Line Guru Undang-undang Republik Indonesia
secara Nasional, Jakarta, Nomor 20 Tahun 2003, tentang
Kemdikbud Sistem Pendidikan Nasional
Kreitner dan Kinicki, organization
Behavior, New York : McGraw-
Hill.companis
Linda Evans, 2014, Leadership for
Professional Development and
Learning: Enhacing our
Understanding of how Teachers
Develop, (Cambridge Journal of

115

Anda mungkin juga menyukai