Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA 7-9

Pengamatan Pada Drosophila melanogaster

PENDIDIKAN BIOLOGI B 2018

Di Susun oleh:
Dimas Bayu Nur Ramadhan 1304618076

Dosen Pengampu:
Dra. Yulilina Retno Dewahrani, M.Si.
Nailul Rahmi Aulya, S.Si, M.Si.
Dr. Rini Puspitaningrum, M.Si.
Asisten Laboratorium:
Annisa Nurkhoffiya, S.Pd.
Amelia Khairani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
I. Tujuan
1. Mengetahui tahapan-tahapan dalam silus hidup Drosophila
melanogaster.
2. Mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup
Drosophila melanogaster.
3. Mengetahui cara menangani dan memelihara Drosophila
melanogaster.
4. Mengetahui perbedaan variasi sifat (mutan) pada
Drosophilla sp tipe liar
5. Mengetahui perbedaan bentuk tubuh dari Drosophila sp.
Jantan dan betina.

II. Tinjauan Pustaka


Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang
dapat ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah
digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan
perilaku hewan. Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan
ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang
pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan
termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas
dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981)
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi
modular, suatu seri segmen yang teratur. segmen ini menyusun
tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala, thoraks, dan
abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya,
Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior
(kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada
Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam
telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua
poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi,
informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur
yang khas dari setiap segmen.
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk
seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam
di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea,
terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung
anterior dan posterior.
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi,
yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik
di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva
muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang
lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak
berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003).
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur
dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan
perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan
secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).
Drosophila melanogaster mulai bertelur setelah berumur
lebih kurang 8 jam. Drosophila Betina dewasa mulai bertelur
pada hari kedua setelah menjadi lalatdewasa dan meningkat
hingga seminggu sampai betina meletakkan 50- 75 telur
perhari danmungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari.
(Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisioleh dua lapisan,
yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi
sitoplasma dan suatu selaputtipis tapi kuat (Khorion) di
bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai tipis.
Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur
tersebut Ujung interior terdapat lubang yang disebut
microphyle dan terdapat tonjolan memanjang seperti sendok.
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik
berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama
dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan
yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut
instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai
pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran
larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah
pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan
hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva
instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke
tempat yang kering dan berhenti bergerak.
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya
memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala
dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai
dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki.
Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada
instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan
tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi
lalat dewasa (Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada
bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap
embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa)
disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk
perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia,
2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus
hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa,
lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum
terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah
berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang
sangat banyak dari lalat buah jantan.

III. Alat dan bahan


A. SIKLUS HIDUP
- Botol kultur (botol kaca/botol selai/botol nescaffe dll),
sumbat gabus, kuas kecil, alat tulis
- Buah pisang/tomat/ buah-buahan lainnya yang dapat
mengundang lalat buah, kertas label, lalat buah Drosophila
spp.

B. MORFOLOGI
1. Botol kultur 300 ml
2. Sumbat busa
3. Selang penyedot
4. Pisang raja mala 700 gr
5. Tape singkong 300 gr
6. Gula merah 200 gr
7. Yeast
8. Kuas
9. Blander
10. Panci
11. Pengaduk
12. Kompor

C. PERSILANGAN MONO HIBRID


1. Drosophila melanogaster tipe normal dan tipe mutan
2. Botol Biakan beserta mediumnya
3. Mikroskop stereo atau lup
4. Botol pembius dan zat pembius dieter
5. Kuas Kecil

IV. Cara Kerja


A. SIKLUS HIDUP
1. Drosophila yang akan diamati ditangkap di daerah tempat
tinggal praktikan.
2. Letakan botol kultur yang berisikan makanan pengumpan
ditempat yang banyak makanannya, seperti ruang makan,
dapur atau tempat sampah.
3. Setelah terlihat adanya beberapa lalat yang terjebak,
tutup botol tersebut dan catat tanggal dan jam penangkapan
tersebut.
4. Amati dan catat waktu dan tanggal munculnya telur, larva,
pupa dan imago.

B. MORFOLOGI
1. Gunakan Drosophila yang didapatkan dari praktikum 7
untuk diamati morfologinya.
2. Untuk dapat melakukan pengamatan terhadap lalat,
terlebih dahulu dilakukan pembiusan dengan menggunakan
botol pembius yang sudah ditetesi alkohol. Bila lalat
sudah terlihat tidak bergerak lagi di dalam botol
pembius, tunggulah sampai 30 detik sebelum mengeluarkan
isi botol keatas secarik kertas untuk diamati. Pembiusan
yang terlalu lama dapat membunuh lalat (hal ini ditandai
dengan sayap yang membentang tegak lurus pada tubuh).
Lalat tersebut akan dalam keadaan terbius selama 5 - 10
menit.
3. Amati Drosophila yang sudah terbius dibawah kaca
pembesar (aplikasi magnifying pada HP atau
kaca mata plus).
4. Dokumentasikan hasil pengamatan.
5. Pisahkan Drosophila betina, jantan dan yang mutan
berdasarkan hasil pengamatan.
6. Setelah pengamatan masukkan Drosophila kedalam botol
kultur yang berisi medium. Untuk memindahkan lalat yang
sudah terbius ke dalam botol kultur, buat kerucut kertas
kecil, isikan lalat tersebut kedalamnya dan diletakan
diatas medium. *Jika ada lalat – lalat (mati) yang akan
dibuang setelah dihitung dan diamati, dimasukan kedalam
botol bangkai yang berisikan minyak atau air dengan
detergent. Dalam pengamatan dan penghitungan, pemindahan
lalat harus dilakukan dengan mempergunakan kuas kecil
untuk menyapu- nyapu.
7. Drosophila hasil praktikum ini akan digunakan kembali
untuk praktikum 9.

C. PERSILANGAN MONOHIBRID LALAT BUAH


1. Kosongkan botol biakan mutan dan normal yang akan
disilangkan
2. Sebelum 8 jam pilihlah dan kawinkan 20 ekor lalat betina
dari biakan mutan dan 20 ekor lalat jantan dari biakan
normal (atau sebaliknya) dalam botol biakan baru
3. Pelihara sampai terjadi pertumbuhan telur – larva – pupa,
bila pupa telah berpigmentasi (berwarna coklat) semua
imago (p) dikeluarkan
4. Imago baru (F1) yang keluar dipindahkan ke botol biakan
baru, jumlahnya kurang lebih 20 pasang. Pelihara sampai
terjadi pertumbuhan telur – larva – pupa
5. Bila dalam botol telah terdapat pupa berpigmentasi,
keluarkan semua imago (F1)
6. Amati dan lakukan perhitungan yang diperoleh dengan
menggunakan uji Chi square
V. Hasil Pengamatan
Pada praktikum kali ini, saya mengalami kegagalan dalam
mendapatkan lalat buah. Kegagalan ini dikarenakan tidak
adanya lalat buah yang masuk kedalam perangkap meskipun
perangkap sudah dibuat berulang kali dan diletakan di
tempat yang berbeda-beda. Dugaan gagalnya mendapatkan
lalat buah adalah karena cuaca daerah saya yang selalu
hujan mengakibatkan lalat buah sulit dijumpai.
Dikarenakan gagalnya mendapatkan lalat buah, pada
laporan kali ini saya menggunakah data pengamatan dari
literatur.
*Tabel siklus hidup lalat buah
No Hari/tg Keterangan
l

1. Jumat,0 Belum ada perubahan


6 mei
2016

2. Sabtu,0 Masih sama dengan hari


7 mei pertama
2016

3. Minggu, Masih sama dengan hari


08 mei pertama dan kedua, tapi sudah
2016 mulai ada perubahan
4. Senin,0 Muncul Lalat Buah
9 mei
2016

5. Selasa, Mulai ada perubahan seperti


10 mei ada telur
2016

6. Rabu,11 Telur semakin banyak


mei
2016

7. Kamis,1 Mulai terlihat larva berwarna


2 mei kecoklatan
2016

8. Jumat,1 Larva semakin banyak dan


3 mei berkumpul di bagian
2016 dasar(makanan)

9. Sabtu,1 Belum terlihat perubahan


4 mei
2016

10. Minggu, Beberapa larva mulai menjadi


15 mei pupa
2016

11. Senin,1 Hampir sebagian besar larva


6 mei menjadi pupa
2016

12. Selasa, Mulai muncul imago dan lalat-


17 mei lalat buah baru
2016

13. Rabu,18 Pupa sudah berubah sepenuhnya


mei menjadi lalat-lalat Buah Baru
2016

Morfologi
GAMBAR LITERATUR

MORFOLOGI

MORFOLOGI CIRI-CIRI

SAYAP Melebihi tubuh

WARNA MATA Merah

BENTUK TUBUH Bulat

JUMLAH SEGMEN Segmen tidak terlihat jelas

UJUNG ABDOMEN Terdapat sexcomb

JENIS KELAMIN Jantan


VI. Pembahasan
Sejak praktikum ini dimulai, pada 17 Desember 2020 sampai 13
Januari 2021. Saya sudah mencoba melakukan beberapa percobaan
untuk mengundang datangnya lalat buah, dintaranya:

1. Menggunakan berbagai buah (papaya, mangga, pisang, naga,


alpukat, apel, pir, semangka, bahkan tape) dimulai dari yang
segar/matang, sampai hampir busuk dan akhirnya busuk.

2. Saya letakkan buah-buah tersebut di mangkok lebar dengan


alasan agar lalat mudah menghinggapi buah, kemudian Ketika
sudah banyak saya berencana memindahkan buah dengan lalatnya
ke botol. Tetapi tidak ada satupun lalat buah yang hinggap.

3. Saya meletakkan mangkok berisi buah tersebut di: dapur,


dekat tempat makan, dekat tempat sampah, di ruang tv, di
ruang tamu, di halaman depan rumah, di halaman belakang
rumah, bahkan di rumah tetangga untuk menguji lalat apakah
buah hanya tidak dijumpai di rumah saya. Namun pada
kenyataannya tetap tidak dijumpai lalat buah.

4. Saya bertanya ke rekan praktikan lainnya yang tinggal


satu daerah dengan saya di Pandeglang-Banten yaitu Dimas Bayu
Ramadhan, ternyata beliau juga tidak menjumpai lalat buah.

5. Kemudian saya menganalisis kemungkinan adanya faktor


eksternal yang mempengaruhi tidak adanya lalat buah:

- Suhu rendah di Pandeglang sejak 17 Desember 2020 selalu


berkisar antara 22-24 derajat celcius saja. Sedangkan kondisi
ideal bagi pertumbuhan lalat buah adalah 25-29 derajat
celcius (Allwood, 1996).

- Banyaknya musuh alami lalat buah yang selalu saya temui


pada tempat buah di taruh. Seperti semut, dan buah sangat
banyak dikerumuni laron (Siwi et al., 2006).

6. Penulisan hasil dan pembahasan pada laporan praktikum


ini, berdasarkan literatur karena saya tidak dapat melakukan
percobaan karena hal di atas.
A. SIKLUS HIDUP

Pada praktikum ini praktikan berhasil mengamati siklu hidup


dari lalat buah Drosophila melanogaster selama kurang lebih
13 hari. Drosophila ini dibiakkan dengan media Langsat,
fungsi dari media ini berguna untuk menangkap lalat buah dan
fungsi lain nya yaitu untuk sumber makanan saat sudah
terperangkap. Dalam pengamatan siklus hidup Drosophila ini
terdapat beberapa fase yaitu telur – larva – instar 1 –
larva instar II – larva instar III – pupa – Imago.

Pada pengamatan didapati siklus hidup seperti :

1. Telur
Pada pengamatan Drosophila yang ditangkap telur mulai
terlihat ketika sehari sesudah di tangkap. Telur berbentuk
oval, dan terlihat sangat kecil dan memiliki warna yang
putih. Tahap telur berlangsung selama 24 jam.

2. Larva

larva mulai terlihat pada hari ke 3. Larva memiliki


warna putih dan bersegmen. Larva diketahui selalu hidup
didekat sumber makanannya sebab saat menjadi larva
memiliki aktivitas makan yang sangat tinggi sehingga sulit
teramati. Pada tahap larva terjadi 2 kali pergantian
kulit, dan periode diantara masa pergantian kulit
dinamakan dengan stadium instar. Dengan demikian, dikenal
tiga stadium instar, yaitu sebelum pergantian kulit yang
pertama, antara kedua masa pergantian kulit, dansetelah
pergantian yang kedua.

Di akhir stadium instar ketiga, larva keluar dari


mediamakanan menuju ke tempat yang lebih kering untuk
berkembang menjadi pupa. Namun pada pengamatan lumayan
sulit untuk mengamati perubahan pada instarnya sebab letak
dari larva selalu ada di dasar perangkap. Namun jika
dilihat dari munculnya pupa dapat diketahui masa ketika
menjadi larva selama 3 hari.

3. Pupa
Pada pengamatan pupa terlihat berbentuk oval dan berwarna
cokelat transparan. Pupa memiliki kutikula yang keras dan
berwarna gelap. Tahap pupa berlangsung sekitar 4 hari.
Sehingga pada hari ke-10 sudah terlihat individu baru
4. Imago
Lalat dewasa yang baru keluar dari pupa sayapnya belum
mengembang ,tubuhnya berwarna bening. Keadaan ini akan
berubah dalam beberapa jam. Jika dilihat dari perkembangan
awalnya berarti untuk menjadi imago membutuhkan waktu
kurang lebih 7-10 hari.

setelah melewati fase-fase tersebut menunjukkan


bahwa lalat buah tersebuttelah melakukan metamorfosis
secara sempurna perkembangan dimulai setelah
terjadifertilisasi, yang terdiri dari dua periode.
Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat
fertilisasi sampai padasaat larva muda menetas dari telur
dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam.Dan pada
saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk
makan
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari
telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, danimago (fase
seksual dengan perkembangan pada sayap).
Berdasarkan pengamatan lamanya siklus hidup
kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa factor seperti
sumber makanan, suhu, tingkat kepadatan botol, dan
intensitas cahaya.

B. MORFOLOGI
Pada praktikum ini praktikan mengalami kesulitan
ketika ingin melakukan pengamatan morfologi pada lalat,
sebab peralatan yang digunakan tidak memadai. Namun
berdasarkan data yang sudah didapatkan bahwa jenis dari
lalat ini yaitu Drosophila melanogaster Strain N dapat
disimpulkan seperti itu sebab warna mata pada strain
tersebut adalah merah. Selain itu pada segmen dari tubuh
sulit untuk dapat dihitung berapa banyak jumlahnya karna
pada foto terlihat buram namun berdasarkan literature
bahwa segmen pada lalat ini berjumlah 4buah. Pada
pengamatan diketahui bahwa lalat ini berjenis kelamin
jantan sebab memiliki bentuk yang lebiih kecil dan pada
abdomen terlihat sexcomb
Menurut wahyuni (2013), sayap Drosophila normal
memiliki ukuran yang panjang dan lurus, bermula dari
thorax hingga melebihi abdomen lalat dengan warna
trnsparan. 7ebih lanjut, Campbell(2002), menyatakan
bahwasanya fenotipe normal untuk suatu karakter, seperti
matamerah pada Drosophila disebut tipe liar 'wild-type.
Menurut Cakir (2000), wild-typestrain memiliki masa hidup
yang lebih panjang dari pada strain mutan.
selain Ciri yang disebutkan di atas, normalnya
terdapat beberapa Ciri umum pada tubuh Drosophila
melanogaster. Menurut Ashburner (1989), Ciri umum dari
Drosophila melanogaster diantaranya, warna tubuh kuning
kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian
belakang, berukuran kecil, antara 3-5 mm, urat tepi sayap
(coostalvein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus
dekat dengan tubuhnya, sungut (arista) umumnya berbentuk
bulu, memiliki 7-12 percabangan, mata majemuk berbentuk
bulat agak elips dan berwarna merah, terdapat mata o eli
pada bagian ataskepala dengan ukuran lebih ke il dibanding
mata majemuk. kepala berbentuk elipsthorak berbulu-bulu
dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen
limadan bergaris hitam, sayap panjang, berwarna
transparan, dan posisi bermula darithora

C. Persilangan Monohibrid
Pada Praktikum ini tidak dapat dilakukan karena alat dan
bahan yang digunakan tidak memadai.

VII. Kesimpulan

siklus hidup Drosophila melanogaster terdiri dari 4 fase


yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Pada fase telur,
terlihat adanya telur Drosophila yang berbentuk oval yang
dapatdilihat dengan mata telanjang. Fase telur berlangsung
lebih kurang 24 jam. Selanjutnyamemasuki fase larva yang
berwarna putih dan bersegmen. Mulut berwarna hitam dan
bertaring. Fase larva berlangsung sekitar 3-4 hari.
Selanjutnya memasuki fase pupa yangmemiliki kutikula yang
keras dan berwarna gelap. Fase ini berlangsung sekitar 4
hari. Selanjutnya barulah memasuki fase akhir yaitu fase
imago yang telah membentuk lalatdewasa.
Berdasarkan pada pengamatan dapat ddisimpulkan bahwa :

1. Perbedaan pada Drosophila melanogaster jantan dengan


betina adalah tubuh betina berukuran lebih besar
daripada jantan, ujung abdomen pada individu jantan
berbentukmembulat atau tumpul sedangkan pada betina
rincing atau ramping. Ciri lainnya ialah ujung abdomen
pada individu jantan memiliki pola akhiran berwarna
hitam,sedangkan pada betina tidak demikian. Drosophila
melanogaster jantan memiliki sisir kelamin, sedangkan
betinanya tidak.
2. Hal-hal yang dapat digunakan sebagai pembeda antara
strain 6, strain :, dan strain 9adalah warna mata pada
setiap strain. Drosophila melanogaster strain N
memiliki mata berwarna merah menyala, strain E
berwarna merah kecoklatan, sedangkan strain W memiliki
mata berwarna putih.

DAFTAR PUSTAKA

Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook.


USA :Coldspring HarborLaboratory Press

Borror.J.D,Triplehorn. 1992.Pengenalan Pengajaran Serangga.


Yogyakarta:UniversitasGadjah Mada Press.

Cakir, Sukran dan Ali Nihat Bozcuk. 2000. Longetivity in Some


Wild Type and HybridStrains of Drosophila melanogaster .Turk.
J.Biol

Campbell, N.A. 2002.Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga

Lindsley, Dan. 1992. The Genome of Drosophila melanogaster.


California: Academic Press Inc,

Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian


Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap Perkembangan
Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas
Padjdjaran.

Suryo. 2012.Genetika untuk Strata 1.Yogyakarta : Gadjah mada


university Press

Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview.


In: The genetics and biology of Drosophila (Ashburner M,
Carson HL and Thompson JN Jr, eds). New York: Academic
Press.

Anda mungkin juga menyukai