Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Wa Yanti 214291517005
2. Siti Sorayah Febriyanti 214291517024
3. Masitoh 214291517026
4. Gloriana Tio Fhania 214291517028
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
dilimpahkan-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah Asuhan
Keperawatan Mata Kuliah Kperawatan Dasar dengan judul “Asuhan Keperawatan Tn. S
dengan Masalah Utama Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi di Ruang Isolasi Internal
Rumah Sakit Umum Daerah Banten”.
Asuhan keperawatan ini tersusun atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sebagai penulis menyampaikan
ucapan terimakasih serta penghargaan yang sedalam-dalamnya, semoga Tuhan Yang
Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari katasemburna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini niatnya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudiah apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaa. Terima kasih.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...….. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………….……..…. 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….... 4
A. Latar Belakang……………………………………………………………. 4
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………...... 7
C. Manfaat Praktik…………………………………………………………… 7
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek…………………………………. 8
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh Abraham Maslow ( dalam Potter
& Perry, 1997) mengembangkan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan
tubuh, eliminasi, tempat tinggal, istirahat dan tidur serta kebutuhan seksual).
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan terhadap ancaman, kebutuhan rasa cinta
serta rasa memiliki dan dimiliki, kebutuhan akan harga diri maupun perasaan
dihargai oleh orang lain dan kebutuhan aktualisasi diri (Hidayat, 2009).
dapat mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai sel, jaringan, atau organ
(Saputra, 2013).
Jika oksigen dalam tubuh berkurang, maka ada istilah yang dipakai sebagai
analisa gas darah (AGD) dan oksimetri (Tarwoto & Wartonah, 2011). Kekurangan
4
Oksigen akan berdampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian.
Karenanya berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar
ini terpenuhi dengan baik. Untuk itu setiap perawat harus paham dengan
atau penyakit pada sistem pernapasan, salah satunya adalah penyakit Tuberkulosis
Paru (TB Paru). TB Paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim
paru - paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat
juga menyebar kebagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus
berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3 - 0,6 mm. Sebagian besar komponen
tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik.
Mikroorganisme ini bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen
(Somantri, 2009).
pertukaran gas, gangguan perfusi jaringan, gangguan citra diri dan defisiensi
pengetahuan. Menurut Benner dalam Potter & Perry (2006) Intervensi keperawatan
teraupeutik.
5
Tindakan keperawatan mandiri yang dilakukan perawat dalam memenuhi
melakukan teknik nafas dalam dan menawarkan pada pasien perokok untuk
dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan jalan napas, pola
manusia. Salah satu kebutuhan dasar tersebut adalah oksigen (Harahap, 2005
yaitu tahun 2014, tahun 2015, dan tahun 2016, terus mengalami peningkatan,
diantaranya adalah sebagai berikut pada tahun 2014 kasus penyakit TB Paru
sebanyak 106 orang, sedangkan pada tahun 2015 meningkat menjadi 168 orang,
dan pada tahun 2016 kasus penyakit TB Paru sebanyak 329 orang (Rekam Medik
(2011) mengenai pengaruh teknik batuk efektif terhadap pengeluaran sekret pada
pasien TB Paru di Poli Paru RSUD Unit Swadana Pare kediri sebelum dilakukan
tekhnik batuk efektif responden yang dapat secara efektif mengeluarkan sekret
sejumlah 38,2% dan tidak efektif mengeluarkan sekret sejumlah 61,8%. Sedangkan
6
sesudah dilakukan teknik batuk efektif responden yang dapat secara efektif
Pada Pasien TB Paru di Ruang Isolasi Internal Rumah Sakit Umum Daerah
Banten.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
oksigenasi.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Praktik
7
a. Manfaat bagi pasien yaitu pasien dapat menerima asuhan keperawatan yang
b. Manfaat praktis bagi pasien dan keluarga yaitu agar pasien dan keluarga dapat
perawatan yang benar bagi klien agar penderita mendapat perawatan yang
tepat.
masalah oksigenasi.
E. Tempat
8
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh,
bersama dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen. Oksigen
merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit ke semua
proses penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi otak, membuang zat
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan jaringan, serta
tubuh baik itu bersifat kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan kedalam tubuh
dengan cara menghirup udara untuk mendapatkan oksigen dari lingkungan dan
9
B. Fisiologi
Konsentrasi O2 menurun
CO2 DAN H+ naik
Paru-paru mengembang
Inhalasi
10
C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigen
1. Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau pada
3. Hipovolemia
Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi dapat terhambat
3. Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok.
11
4. Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan
dan penggunaan zat-zat tertentu secara tidak langsung akan berpengaruh pada
1. Suhu lingkungan
2. Ketinggian
terlepas dari adanya gangguan yang terjadi pada sistim respirasi, baik pada
secara adekuat. Menurut Abdullah (2014) secara garis besar, gangguan pada
12
respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama atau frekuensi,
siklus yang baru. Jenis pernapasan Ini biasanya terjadi pada klien gagal
orang di ketinggian 12.000 – 15.000 kaki diatas permukaan air laut dan
a. Takipnea
b. Bradipnea
13
Bradipnea merupakan pernapasan yang frekuensinya menurun
normal.
3. sufisiensi pernapasan
seperti :
servikal.
14
napas dan kerja otot jantung, serta mempertahankan PaO2 > 60 % mmHg atau
3. Hipoksemia
6. Trauma berat
dalam dan batuk efektif, dan penghisapan lender atau subtioning (Abdullah ,
2014).
a. Inhalasi oksigen
dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan
(Hidayat, 2009).
b. Fisioterapi dada
dengan cara postural drainase, clapping, dan vibrating, pada pasien dengan
(Hidayat, 2009).
15
F. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala pada nyeri akut menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI
(2017) yaitu :
1. Gejala dan tanda mayor
Subjektif: tidak tersedia
Objektif:
a. Batuk tidak efektif
b. Tidak mampu btuk
c. Sputum berlebih
d. Mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering
e. Mekonium di jalan napas ( pada neonatus)
2. Gejala dan tanda minor
Subjektif :
a. Dispne
b. Sulit berbicara
c. Ortopnea
Objektif :
a. Gelisah
b. Sionosis
c. Bunyi napas menurun
d. Frekuensi napas berubah
e. Pola napas berubah
16
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Alasan masuk rumah sakit,
Faktor pencetus,
Faktor memperberat
Timbulnya keluhan
Pemahamanaan penatalaksanaan masalah kesehatan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Diagnosa medik
b. Status kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami
Pernah dirawat
Operasi
Riwayat alergi
Status imunisasi
Kebiasaan obat – obatan
3. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif
4. Intervensi keperawatan
17
meningkat infeksi saluran napas
- Frekuensi napas - monitor input dan output
menurun cairan (mis, jumlah dan
- Pola napas karakteristik)
menurun Teraupetik:
- atur posisi semi-flower atau
flower
- pasang perlak dan bengkok
di pangkuan pasien
- buang secret pada tempat
sputum
Edukasi :
- jelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
- anjurkan tarik napas dalam
melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu
selama 8 detik
- anjurkan mengulangi tarik
napas dalam hingga 3 kali
- anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas
dalam yang ke 3
Kolaborasi:
- kolaborasi pemberian
mokolitik atau ekspetoran
jika perlu
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Data Demografi
A. Biodata
Nama : Tn. Sarmin bin Sia
Usia/tanggal lahir : 58 tahun /12-04-1963
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp. Pasir binong Rt 04/02 Kec. Kragilan Kab. Serang
Suku/bangsa : Sunda/ Indonesia
Status pernikahan : Kawin
Agama/keyakinan : Islam
Pekerjaan/sumber penghasilan : Petani
Diagnosa medik : Tb paru
No. Medical record : 0105803
Tanggal masuk : 17 Oktober 2021
Tanggal pengkajian : 18 Oktober 2021
Therapy medik :
- Omeprazole 2x 40 mg
- Ondansentron 3x4 mg
- Meropenem 3x1 gr
- Ambroxol 3x1
- RHZE ((Rifampicin 450 mg, Isoniazid 300 mg, Pirazinamid 1000
mg dan Etambutol 1000 mg)
- Paracetamol 3x1
- Curcuma 3x1
B. Penaggung jawab
Nama : Ny. Nakriah
Usia : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan/sumber penghasilan : Ibu rumah tangga
19
Hubungan dengan klien : Istri
I. Keluhan utama
Klien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, dahak berwarna putih kental.
III.Riwayat Psikososial
Identifikasi klien tentang kehidupan sosialnya : Pasien
Mengatakan sering bersosialisasi dengan lingkungan dan
sekitarnya
Identifikasi hubungan klien dengan yang lain dan kepuasan
diri sendiri : Klien tidak bersosialisai dengan pasien yang lain
Kaji lingkungan rumah klien, hubungkan dengan kondisi RS :
Rumah klien permanen namun ventilasi rumah kurang.
Tanggapan klien tentang biaya RS: klien tidak hawatir tentang
biaya rs karna menggunakan SKTM
Tanggapan klien tentang penyakitnya : klien pasrah dengan
penyakitnya.
20
Support sistem dalam keluarga : Keluarga mendukung
kesembuhan klien
Ritual yang biasa dijalankan : Tidak ada ritual tertentu pada
kelurga pasien
V. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum Klien
Tanda-tanda dari distres : tidak ada
Penampilan dihubungkan dengan manusia: penampilan pasien
rapi
Ekspresi wajah, bicara, mood : baik, bicara lancar
Berpakaian dan kebersihan umum : klien tampak rapi
Tinggi badan, BB, gaya berjalan : TB 160 cm, BB 39 Kg
B. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37.6 C
Nadi : 75 x/mnt
Pernafasan : 26x/menit
Tekanan darah : 126/65 Mmhg
SpO2 95%
O2 nasal kanul 4lpm
C. Sistem pernafasan
hidung : simetris, cuping hidung (-), sekret (+)
leher : pembesaran kelenjar (-), tumor (-)
Dada
- Bentuk dada (normal, Barrel, pigeon chest) : Normal
- Perbandingan ukuran anterior-posterioer dengan
transversi: -
- Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada retraksi) :
normal
- Keadaan proxesus xipoideus : -
- Suara nafas (trakhea, bronchial, bronchovesikular) :
Vesikuler
- Apakah ada suara napas tambahan ? : Ronkhi
21
Apakah ada clubbing finger : (-)
D. Sistem kardiovaskuler
Conjungtiva (-), bibir : pucat
Arteri carotis : (-)
Tekanan vena jugularis : (-)
Usuran jantung : normal
Ictus CORDES/apex : normal
Suara jantung (mitral, tricuspidalis, S1,S2, bising
aorta, murmur, gallop) : normal
Capillary retilling time : 2-3 detik
E. Sistem pencernaan
bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labioskizis) : lembab
mulut (stomatitis, apakah ada palatoskizis, jumlah
gigi, kemampuan menalan, gerakan lidah ) :
stomatitis (-), kemampuan menelan baik
gaster (kembung, gerakan peristaltik ) : normal
abdomen (periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran ) :
normal
anus (kondisi, spinkter ani, koordinasi) : (-)
F. Sistem Indera
1. Mata
Kelopak mata, bulu mata, alis, lipatan epikantus
dengan ujung atas telinga : baik
Visus (gunakan snelen card) : (-)
Lapang pandang : normal
2. Hidung
Penciuman, perih dihidung, trauma, mimisan : normal
Sekret yang menghalangi penciuman : tidak ada
3. Telinga
Keadaan daun telinga, operasi telinga : Simetris, Tidak bekas
oprasi
22
Kanal auditoris : normal
Membran tympani : normal
Fungsi pendengaran : normal
G. Sistem Saraf
1. Fungsi Cerebral
a. Status mental (orientasi, daya ingat, perhatian dan perhitungan,
bahasa)
: baik
b. Keadaan (eyes, motorik, verbal) dengan GCS : 15
c. Bicara : (ekspresif dan resiptive) : ekspresif
2. Fungsi Kranial (saraf kranial I s/d XII) : normal
3. Fungsi motorik (massa, tonus dari kekuatan otot) : normal
4. Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posis dan dikriminasi) : normal
5. Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan) : normal
6. refleks (ekstermitas atas, bawah dan superficial) : normal
H. Sistem muskuloskletal
1. Kepala (bentuk kepala) : Simeris
2. Vertebrae (bentuk, gerakan, ROM) : normal
3. Pelvis (Thomas test, trendelenberg test, ROM) : Normal
4. Lutut (Mc. Murray test, Ballotement, ROM) : Normal
5. Kaki (keutuhan ligament, ROM) : Normal
6. Bahu : Normal
7. Tangan : Normal
I. Sistem Integumen
Rambut(distribusi ditiap bagian tubuh, texture, kelembaban,
kebersihan): Baik
Kulit (perubahan warna, temperature, kelembaban, bulu
kulit, erupsi, tahi lalat, ruam, teksture ) : normal
Kuku (warna, permukaan kuku, mudah patah, kebersihan )
: normal
J. Sistem endokrin
Kelenjar tiroid : normal
Percepatan pertumbuhan : normal
23
Gejala kreatinisme atau gigantisme : normal
Ekskresi urin berlebihan, polidipsi, poliphagi, poliuria : normal
Suhu tubuh yang tidak seimbang, keringat berlebihan, leher kaku ) :
normal
Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : normal
K. Sistem perkemihan
Edema Palpebra : normal
Moon face : normal
Edema anasarka : normal
Keadaan kandung kemih : normal
Nocturia, Disuria, kencing batu : normal
Penyakit hubungan sexsual : (-)
L. Sistem Reproduksi
1. Wanita
Payudara (putting, areola mammae, besar,
perbandingan kiri dan kanan) : -
Labia mayora dan minora : -
Keadaan hymen : -
Haid pertama : -
Siklus haid : -
2. Laki-laki
Keadaan gland penis (urethra) : -
Testis (sudah turun/belum) : -
Pertumbuhan rambut (kumis, janggut, ketiak) : -
Pertumbuhan Jakun : -
Perubahan suara : -
M. Sistem Immun
Allergi (cuaca debu, bulu binatang, zat kimia) : Tidak ada alergi
Immunisasi : Tidak lengkap
Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Tidak ada
Riwayat transfusi dan reaksinya : Tidak ada
24
VII . Aktivitas Sehari-hari
H. Nutrisi
Selera makan :
- Sebelum sakit : selera makan klien baik, BB 44 kg
- Setelah sakit : selera makan klien menurun
Menu makanan dalam 24 jam :
- Sebelum sakit : lauk pauk, saur, nasi
- Setelah sakit : nasi lunak, diet TKTP 1700 kalori
Frekuensi makan dalam 24 jam :
- Sebelum sakit : 3x sehari
- Setelah sakit : 3x sehari habiss ½ porsi
25
- Sebelum sakit : 2 liter /hari
- Setelah sakit : 2 liter /hari
J. Eliminasi (BAK & BAB)
Tempat pembuangan :
26
- Sebelum sakit : klien tidak berolahraga
- Setelah sakit : klien Tidak berolahraga
Berapa lama melakukan dan jenisnya :
27
Cuci rambut
28
VIII Tes Diagnostik
Laboratorium (tulis nilai normalnya ) : 15 oktober 2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
rujukan
Hematologi :
- Hemologlobin 10.6 13.2-17.3 g/dl
- Leukosit 13.5 3.8-10.6 10^3/uL
- Hematokrit 33 40-52 %
- Trombosit 588 150-440 10^3/uL
- Eritrosit 3.81 4.4-5.9 Juta/Ul
- Hitung jenis :
---Basofil 0 0-1 %
---Eosinofil 1 0-3 %
---Batang 2 2-6 %
---Segmen 71 50-70 %
---Limfosit 15 20-40 %
---Monosit 11 2-8 %
- MCV 87 82-100 Fe
- MCHC 32 32-36 %
29
IX Therapy saai ini
1. Omeprazole 2x 40 mg
2. Ondansentron 3x4 mg
3. Merofenem 3x1 gr
4. Ambroxol 3x1
5. RHZE ((Rifampicin 450 mg, Isoniazid 300 mg, Pirazinamid 1000 mg dan
Etambutol 1000 mg)
6. Paracetamol 3x1
7. Curcuma 3x1
30
D
A
T
A
F
O
K
U
S
31
ANALISA DATA
DO :
- Sekret (+) berwarna putih
kental
- Suhu : 37.6 C
- Nadi : 75 x/mnt
- Pernafasan : 26x/menit
- Tekanan darah : 126/65
Mmhg
- SpO2 95%
- O2 nasal kanul 4lpm
- Ronkhi (+)
2. DS : Ketidakmampuan
- Klien mengatakan Defisit Nutrisi mengabsorbsi nutrien
mual dan demam
- Klien mengatakan
sebelum sakit BB 44
kg
DO :
- Klien hanya habis ½
porsi makanan
- BB 39 Kg
- diet TKTP 1700 kalori
32
- klien mengatakan perawatan diri
mandi dibantu oleh
keluarga
DO :
- Klien terpasang DC
3.
- O2 nasal kanul 4lpm
- Klien makan di bantu
oleh keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
33
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 18 Oktober 2021 Sebagai teratasi
1.
2.
34
RENCANA KEPERAWATAN
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang ketiga
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian ekspektoran (kp)
Terapeutik :
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Edukasi :
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi
3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan perawatan diri
selama 3x24 jam, maka perawatan diri
meningkat dengan kriteria hasil : Observasi :
Kemampuan mandi meningkat - Monitor tingkat kemandirian
- Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
Kemampuan makan meningkat
berpakaian dan makan
Terapeutik :
Siapkan keperluan pribadi sikat gigi dan sabun
mandi
Dampingi dalam melakukan perawatan diri
sampai mandiri
Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri.
36
Edukasi :
Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan.
37
N Hari DX Jam Implementasi Jam Evaluasi
O Tanggal
1 Senin 1 10:00 Observasi 10:00 S
18-10- - Pasein mengatakan batuk berdahak
2021 - Mengidentifikasi kemampuan batuk - Pasein mengatakan sesak nafas
- Memonitor adanya retensi sputum O
- Memonitor tanda dan gejala - Hasil thorak: Tb Paru Aktif
infeksi saluran nafas - Pasein terlihat batuk berdahak sputum
kental dan warna putih
Terapeutik - Terlihat sesak
- Mengatur posisi semi fowler - TTV
- Membuang secret pada tempat TD = 126 / 65 mmHg
sputum Nadi = 75 x / menit RR = 26 x / menit
Suhu = 37,9 ° C Spo2 95%,
Edukasi Nk 4 lpm
- Menjelaskan tujuan dan prosedur Terpasang DC
batuk efektif A
- Menganjurkan batuk dengan kuat Masalah belum teratasi
langsung setelah tarik nafas dalam
yang ke 3 P
Intervensi dilanjutkan
39
Terapeutik Terpasang DC dan 02
- Menyiapkan keperluan pribadi sikat gigi A
dan sabun mandi Masalah belum teratasi
- mendampingi dalam melakukan P
perawatan diri sampai mandiri
Intervensi di lanjutkan
- memfasilitasi kemandirian, bantu jika
tidak mampu melakukan perawatan diri.
- Monitor tingkat kemandirian
Edukasi : - Identifikasi kebutuhan alat bantu
menganjurkan melakukan perawatan diri kebersihan diri, berpakaian dan makan
secara konsisten sesuai kemampuan - Siapkan keperluan pribadi sikat gigi dan
sabun mandi
- Dampingi dalam melakukan perawatan diri
sampai mandiri
- Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
- Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
40
- Menganjurkan batuk dengan kuat - Identifikasi kemampuan batuk
langsung setelah tarik nafas dalam - Monitor adanya retensi sputum
yang ke 3 - Monitor tanda dan gejala infeksi
saluran nafas
kolaborasi - Atur posisi semi fowler
- pemberian antibiotik dan ekspektoran - Buang secret pada tempat sputum
(kp) Jelaskan tujuan dan prosedur
S
2 2 11:00 11:00
Observasi - Pasein mengatakan t i d a k n a f s u m a k a n
- Pasein mengatakan masih mual
- Mengidentifikasi status nutrisi
- Mengidentifikasi alergi dan O
intoleransi makanan - Tampak nafsu makan tidak nafsu
- Mengidentifikasi makanan yang makan
disukai - BB 39
- Mengidentifikasi kebutuhan kalori - Makan masih ½ porsi
dan jenis nutrient - Diet makan 1700 kalori
- Memonitor asupan makanan A
- Memonitor Berat Badan
- Memonitor hasil pemeriksaan Masalah belum teratasi
laboratorium P
Intervensi dilanjutkan
Terapeutik
- Memfasilitasi menentukan - Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
pedoman diet - Identifikasi makanan yang disukai
- menyajikanmakanan secara - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
menarik dan suhu yang sesuai nutrient
- memberikan makanan tinggi serat - Monitor asupan makanan
untuk mencegah konstipasi - Sajikan makanan secara menarik dan
- memberikan makanan tinggi kalori suhu yang sesuai
dan tinggi protein Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah Konstipasi
Edukasi
menganjurkan posisi duduk, jika
41
mampu
mengajarkan diet yang diprogramkan
3 12:00 S
12:00 Pasein mengatakan mandi dan makan di
Observasi
bantu keluarga
- Memonitor tingkat kemandirian O
- Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu Pasein mandi dan makan d bantu oleh
kebersihan diri, berpakaian dan makan keluarga
Terpasang DC dan 02
A
Terapeutik Masalah belum teratasi
- Menyiapkan keperluan pribadi sikat gigi
P
dan sabun mandi
- mendampingi dalam melakukan Intervensi di lanjutkan
perawatan diri sampai mandiri
- memfasilitasi kemandirian, bantu jika - Monitor tingkat kemandirian
tidak mampu melakukan perawatan diri. - Identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian dan makan
- Siapkan keperluan pribadi sikat gigi dan
Edukasi : sabun mandi
Menganjurkan melakukan perawatan diri - Dampingi dalam melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan sampai mandiri
- Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
- Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
42
Rabu 1 10:00 Obsevasi 10:00 S
- Mengidentifikasi kemampuan batuk - Pasein mengatakan sesak dan batuk
1 20-10-
- Memonitor adanya retensi sputum berdahak berkurang
2021 O:
- Memonitor anda dan gejala
infeksi saluran nafas Sputum kental warna putih
Terapeutik - TTV
- mengatur posisi semi fowler TD = 130 / 78 mmHg
- membuang secret pada tempat Nadi = 86 x / menit RR =
sputum 20 x / menit Suhu = 38,2
Edukasi ° C, Spo2 96%
- Menjelaskan tujuan dan prosedur A
batuk efektif Masalah sebagian teratasi
- Menganjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik nafas dalam P
yang ke 3 Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi kemampuan batuk
- Atur posisi semi fowler
- Buang secret pada tempat sputum
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung
- setelah tarik nafas dalam yang ke 3
43
laboratorium Masalah sebagian teratasi
P
Terapeutik Intervensi dilanjutkan
- Memfasilitasi menentukan - Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
pedoman diet - Identifikasi makanan yang disukai
- Menyajikan makanan secara - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
menarik dan suhu yang sesuai nutrient
- Memberikan makanan tinggi serat - Monitor asupan makanan
untuk mencegah konstipasi - Sajikan makanan secara menarik dan
- memberikan makanan tinggi kalori suhu yang sesuai
dan tinggi protein Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah
Edukasi : Konstipasi
Menganjurkan posisi duduk, jika - Berikan makanan tinggi kalori dan
mampu tinggi serat
mengajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
(kp)
3 12:00 12:00
Observasi :
- Memonitor tingkat kemandirian S
- Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu
Pasein mengatakan mandi di bantu keluarga
kebersihan diri, berpakaian dan makan
Makan sudah bisa sendiri
Terapeutik : O
Menyiapkan keperluan pribadi sikat gigi Pasein mandi di bantu oleh keluarga
dan sabun mandi Pasein tampak makan sendiri
- mendampingi dalam melakukan A
perawatan diri sampai mandiri Masalah sebagian teratasi
44
- memfasilitasi kemandirian, bantu jika P
tidak mampu melakukan perawatan diri. Intervensi di lanjutkan
45
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesinambungan antara teori dan studi
isolasi internal rumah sakit umum daerah banten yang telah dilakukan pada tanggal 18
Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangatdibutuhkan
dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklahkarbon dioksida, energi, dan
air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam prosesmetabolisme
Tarwanto, 2006).
adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikantransport oksigen yang adekuat
dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pa da miokardium
( Mutaqqin, 2005).
46
4.1 Pengkajian
Merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan tahap proses
dari pengumpulan data yang sistematisdari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
2019 dengan keluhan sesak nafas dan batuk bersputum. Sesak nafas merupakan
gejala yang nyata terhadap gangguan trakeobronkial pada parenkim paru,dan rongga
pleura. Sesak nafas terjadi karena terdapat peningkatan kerja pernafasan akibat
Hasil Pengkajian pada Tn. S mengatakan sesak dan batuk batuk terasa ada
dahak ditenggorokan dalam teori dijelaskan bahwa batuk merupakan salah satu gejala
adalah batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh dengan warna lendir
Diagnosa keperawatan utama yang diangkat adalah bersihan jalan napas tidak
47
efektif. Diagnosa tersebut diangkat oleh penulis karena pasien mengeluh sesak nafas
4.3 Intervensi
intervensi Bersihan jalan nafas tidak efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam Bersihan jalan nafas tidak efektif sebagian teratasi dengan kriteria
hasil Batuk efektif meningkat, Sesak nafas menurun, Ronkhi menurun, Produksi
yang yang di kaji Latihan Batuk Efektif Identifikasi kemampuan batuk Monitor
adanya retensi sputum Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas Monitor input
4.4 Implementasi
( Deswani,2009).
48
Penulis melakukan semua implementasi berdasarkan semua tindakan yang telah
direncanakan pada intervensi yaitu Kaji Latihan Batuk Efektif Identifikasi kemampuan
batuk, Monitor adanya retensi sputum, Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas,
Monitor input dan output cairan dan penulis tidak melakukan tindakan lain selain tindakan
4.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan,pada tahap ini yang
asuhan keperawatan, sesuai dengan hasil evaluasi dan mengkaji ulang asuahan
2021 dengan menggunakan metode soap untuk mengetahui kefektifan dari tindakan
keperawatan dengan memperhatikan pada tujuan dari kriteria hasil yang telah
didapatkan data subyektif pasien mengatakan batuk berdahak dan sesak napas
obyektif pasien terlihat batuk berdahak sputum kental dan berwarna putih dan terlihat
sesak.
Hasil evaluasi pada tanggal 20 oktober 2021 jam 10.00 didapatkan data
subyektif pasien mengatakan sesak dan batuk berdahak sputum kental warna putih.
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat mengerti dan dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Bagi Institut Pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan profesional,
terampil, inovatif, aktif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan
secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.
3. Bagi Perawat
Dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang baik dan berkualitas sesuai
dengan SOP
50
DAFTAR PUSTAKA
51
52
53
54
55