Disusun Oleh :
Kelompok III
1. Ghina Ashil Loqiana
2. Harles Trio Saputra
3. Milla Febriyanti
4. Monica Rahmatika RA
5. Rani Rahmadani
Dosen Pembimbing :
Yaslina, M.Kep, Ns.Sp.Kep.Kom
Puji syukur ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya yang senantiasa
tercurah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya halangan dan hambatan yang
berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga kami ucapkan kepada junjungan kita Nabi
MuhammadSAW.
Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran bagi
pembaca .
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami banyak menemui hambatan dan juga kesulitan
namun, berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu yang telah di tentukan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurnanya hasil makalah ini.
Akhir kata, kami hanya dapat berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak serta
menjadi sesuatu yang berarti dari usaha saya selama ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS...............................................................................................................1
A. Konsep Imobilitas Pada Lansia....................................................................................................1
a) Defenisi.......................................................................................................................................1
b) Faktor Penyebab Imobilisasi....................................................................................................1
c) Jenis-Jenis Mobilitas.................................................................................................................1
d) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi.....................................................................1
e) Manifestasi Klinis Imobilisasi..................................................................................................1
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Lansia dengan Gangguan Mobilisasi..............................1
a) Pengkajian.................................................................................................................................1
b) Analisa Data..............................................................................................................................1
c) Diagnosis Keperawatan............................................................................................................1
d) Intervensi Keperawatan...........................................................................................................1
e) Implementasi.............................................................................................................................1
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................................................................1
A. Pengkajian.....................................................................................................................................1
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................................1
C. Intervensi Keperawatan...............................................................................................................1
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................1
A. Kesimpulan....................................................................................................................................1
B. Saran..............................................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................1
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan merupakan suatu proses alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan terus menerus,
serta berkesinambungan yang akan menyebabkan perubahan anatomis,fisiologi,dan biokimia pada
tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan ( Maryam,
dkk, 2008). Pada proses penuaan, individu akan mengalami banyak perubahan, baik secarafisik
maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimiliki
(Muhith, 2016).
Lanjut usia atau lansia merupakan individu yang berada dalam tahapan usia late adulthood atau
tahapan usia dewasa akhir, dengan kisaran usia dimulai dari 60 tahun keatas. Dimana pada usia
tersebut individu akan mengalami perubahan signifikan pada fungsi biologis maupun perilaku. Salah
satu perubahan fungsi biologis yang terjadi yaitu perubahan sistem muskuloskletal yang berhubungan
dengan mobilitas dan keamanan yang dapat mempengaruhi seluruh aktivitas seharihari (Widyanto,
2014).
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia seperti Immobility (kurang bergerak),
instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence, gangguan intelektual
atau demensia, gangguan panca indra, insomnia, depresi dan lain sebagainya (Siburian, 2013).
masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah masalah mobilisasi dan intoleran aktivitas.
Sebagian besar lansia mengalami imobilisasi dengan berbagai macam penyebab.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep gangguan mobilisasi pada lansia ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan gangguan mobilisasi pada lansia ?
3. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada lansia dengan kasus gangguan mobilisasi ?
C. Tujuan
Agar pembaca dan mahasiswa mengetahui sera memahami konsep gangguan mobilisasi pada
lansia dan konsep asuhan keperawatan gangguan mobilisasi pada lansia serta penerapan asuhan
keperawatan pada lansia.
3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
c) Jenis-Jenis Mobilitas
Jenis-jenis mobilisasi sebagai berikut :
1. Mobilitas Penuh
Kemampuan bergerak seseorang secara bebas dan penuh untuk dapat melakukan
interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Yang mana mobilitas ini
4
merupakan fungsi saraf ,motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol
seluruh area tubuh seseorang.
2. Mobilitas Sebagian
Kemampuan bergerak seseorang dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak
bebas karena dipengaruhi gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya.
Hal ini seperti pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi, pasien
paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena
kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian terbagi menjadi dua
yaitu:
1) Mobilitas Sebagian Temporel
Kemampuan bergerak dengan batasan sementara yang dapat disebabkan
oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskletal, contohnya dislokasi
sendi dan tulang.
2) Mobilitas Sebagian Permanen
Kemampuan bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap yang
disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel, contohnya terjadi
hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang,
poliomiclitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.
5
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda karena
kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.
e) Manifestasi Klinis Imobilisasi
Menurut Nasrullah (2016), terjadinya imobilisasi dalam tubuh dapat berpengaruh pada
sistem tubuh, seperti :
1. Perubahan Metabolik
Sistem endokrin merupakan produksi hormon-sekresi kelenjer, membantu
mempertahankan dan mengatur fungsi vital seperti :
Respon terhaap stress dan cedera
Pertumbuhan dan perkembangan
Reproduksi
Homeostasis ion
Metabolisme energi
Sistem endokrin juga berpengaruh dalam mempertahankan homeostasis ion.
Dimana sistem endokrin berperan dalam pengaturan lingkungan eksternal dengan
mempertahankan keseimbangan natrium, kalium, air, dan keseimbangan asam basa.
Sehingga sistem endokrin bekerja sebagai pengatur metabolisme energi.
Imobilisasi mengganggu fungsi metabolik normal, antara lain laju metabolik,
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, ketidakseimbangan kalsium, dan gangguan pencernaan. Keberadaan proses
infeksius pada klien imobilisasi mengalami peningkatan BMR diakibatkan karena
demam atau penyembuhan luka. Demam dan penyembuhan luka meningkatkan
kebutuhan oksigen seluler. Perubahan metabolisme imobilitas dapat mengakibatkan
proses anabolisme menurun dan katabolisme meningkat. Proses imobilitas dapat juga
menyebabkan penurunan ekskresi urine dan peningkatan nitrogen.
6
3. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Ada 3 perubahan utama yang dapat terjadi pada klien imobilisasi terkait sistem
kardiovaskuler, yaitu :
1) Hipotensi ortostatik, adalah penurunan tekanan darah sistolik 25 mmHg dan
iastolik 10 mmHg ketika klien bangun dari dari posisi berbaring atau uduk
keposisi beriri. Pada klien imobilisasi, terjadi penurunan sirkulasi volume
cairan, pengumpulan darah pada ekstremitas bawah, dan penurunan respon
otonom. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan penurunan alur balik vena,
diikuti oleh penurunan curah jantung yang terlihat pada penurunan tekanan
darah.
2) Peningkatan beban kerja jantung
3) Pembentukan thrombus
4. Perubahan Muskuloskletal
Pengaruh imobilisasi pada muskuloskletal meliputi gangguan imobilisasi
permanen. Keterbatasan mobilisasi mempengaruhi otot klien melalui kehilangan
daya tahan, penurunan masa otot, atrofi, dan penurunan stabilitas. Pengaruh lain dari
keterbatasan mobilisasi yang mempengaruhi sistem muskuloskletal adalah gangguan
metabolisme kalsium dan gangguan mobilitas sendi.
7
Urine yang pekat dapat mengakibatkan risiko terjadi batu dan infeksi. Perawatan
perineal yang buruk setelah defekasi, terutama pada wanita, meningkatkan resiko
kontaminasi. Penyebab lain infeksi saluran perkemihan pada klien imobolisasi
adalah pemakaian urine menetap.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama biasanya ditemukan adalah penyakit muskuloskletal seperti:
Rheumatoid Arthritis, Osteoarthritis, stroke, dan Osteoporosis. Osteoporosis adalah
klien mengeluh nyeri pada persendian yang terkena, dan adanya keterbatasan gerak
yang menyebabkan gangguan mobilitas (Aspiani, 2014).
8
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya Ada keluarga yang menderita penyakit yang sama karena factor
genetic/ keturunan (Aspiani, 2014).
6. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Keadaan umum lansia yang mengalami gangguan mobilitas biasanya
lemah (Aspiani, 2014).
2) Kesadaran
Kesadaran pasien biasanya compos mentis dan apatis (Aspiani, 2014).
3) Tanda-Tanda Vital
a. Suhu meningkat (>37ºC)
b. Nadi meningkat (N: 70-82x/menit)
c. Tekanan darah meningkat atau dalam batas normal
d. Pernafasan biasanya mengalami normal atau meningkat (Aspiani,
2014)
4) Pemeriksaan Reviem Of System (ROS)
a) Sistem Pernafasan (B1:Breathing)
Biasanya ditemukan peningkatan frekuensi nafas atau masih
dalam batas normal (Aspiani, 2014). Pengkajian sistem pernafasan
dapat dilakukan minimal setiap 2 jam pada klien yang mengalami
keterbatasan aktivitas. Pengkajian pada sistem ini dapat meliputi :
Inspeksi
Pergerakan dinding dada selama siklus inspirasi dan
ekspirasi penuh. Jika klien mempunyai area atelektasis,
gerakan dadanya menjadi asimetris.
Auskultasi
Seluruh area paru-paru untuk mengidentifikasi
gangguan suara nafas, crackles, atau mengi. Auskultasi
harus berfokus pada area paru-paru yang yang tergantung
karena sekresi paru cendrung menumpuk di area bagian
bawah (Nasrullah, 2016).
b) Sistem Sirkulasi (B2:Bleeding)
Biasanya ditemukan adanya penyakit jantung, frekuensi nadi
apikal, sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan (Aspiani, 2014).
9
c) Sistem Persarafan (B3:Brain)
Biasanya ditemukan adanya kehilangan gerakan/sensasi, spasme
otot, terlihat kelemahan/ hilang fungsi, pergerakan mata/ kejelasan
melihat, dilatasi pupil, agatasi ( berhubungan dengan nyeri/ ansietas)
(Aspiani, 2014).
d) Sistem Perkemihan (B4:Bleder)
Biasanya terjadi perubahan pola berkemih seperti inkontinensia
urin, disuria, distensi kandung kemih, warna dan bau urin, dan
kebersihannya (Aspiani, 2014).
e) Sistem Pencernaan (B5:Bowel)
Biasanya terjadi Konstipasi(menurunnya motilitas usus),
bagaimana konsisten feses, frekuensi eliminasi, auskultasi bising
usus, anoreksia(produksi saliva berkurang), adanya distensi
abdomen, nyeri tekan abdomen (Aspiani, 2014)
f) Sistem Muskoloskletal (B6:Bone)
Biasanya nyeri berat tiba-tiba/mungkin terlokalisasi pada area
jaringan, dapat berkurang pada imobilisasi (karena osteoporosis),
kekuatan otot, kontraktur atrofi otot, laserasi kulit dan perubahan
warna (Aspiani, 2014).
10
Menggambarkan pola latihan, aktifitas, fungsi pernapasan, dan sirkulasi,
riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
Pengkajian Indeks Barthel
Indeks barthel merupakan suatu instrumen pengkajian yang
berfungsi mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan
diri dan mobilitas serta dapat juga digunakan sebagai kriteria dalam
menilai kemampuan fungsional seseorang yang mengalami
gangguan keseimbangan menggunakan 10 indikator :
11
satu orang
3 = Mandiri (meskipun
menggunakan alat bantu
seperti, tongkat)
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat
bantu)
2 = Mandiri
Interpretasi Hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-1 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
6) Pola Hubungan dan Peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal, pekerjaan, tidak punya
rumah, dan masalah keuangan.
7) Pola Sensori dan Kognitif
Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi
pengkajian penglihatan, pendengaran, perasaan, dan pembau. Pada klien
katarak dapat ditemukan gejala gangguan penglihatan perifer, kesulitan
memfokuskan kerja dengan merasa diruang gelap. Sedangkan tandanya
adalah kecoklatan atau putih susu pada pupil, peningkatan air mata.
8) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan konsep diri. Konsep diri menggambarkan gambaran diri, harga
diri, peran, identitas diri. Manusia sebagai system terbuka dan makhluk bio-
psiko-sosiso-kultural-spiritual, kecemasan, ketakutan, dan dampak terhadap
sakit. Pengkajian tingkat depresi mengguankan table inventaris depresi beck.
9) Pola Seksual dan Reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah terhadap seksualitas.
10) Pola Mekanisme / Penanggulangan Stress dan Koping
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan koping
11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai keyakinan termasuk
spiritual (Aspiani, 2014).
12
8. Pengkajian Aspek Spiritual
Tamher dan Noorkasiani (2009) indeks untuk mengukur upaya yang dilakukan
secara individual dalam pencarian arti dan makna kehidupan.
1) Perasaan klien tentang kehidupan keagamaannya.
2) Melakukan kewajiban-kewajiban agar berkontemplasi tentang makna
kehidupan menurut agama dan kepercayaannya.
3) Tanyakan apakah nilai keagaaman menuntunnya dalam aktivitas sehari-hari.
4) Apakah nilai keberagamannya dapat menuntun menjawab tantangan-
tantangan dalam kehidupan.
5) Mengetahui bahwa kehidupan spritualnya merupakan suatu proses yang
berlangsung terus menerus selama hayat.
6) Apakah klien peduli tentang isu-isu kemanusiaan ?
7) Apakah klien menyenangi bila sewaktu-waktu terlibat dalam diskusi tentang
nilai-nilai keagamaannya?
8) Apakah klien masih mendalami pengetahuan keagamaannya?
9) Apakah kewaspadaan agama juga muncul di saat klien berada di luar maasa
kritis?
10) Apakah klien meyakini tentang konsep keimanan terhadap Tuhan
penciptanya?
b) Analisa Data
Analisa adalah kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan penalaran
yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pengertian dalam
keperawatan.
Analisa data adalah kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut
sesuai konsep, teori, prinsip-prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan.
c) Diagnosis Keperawatan
a) Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas tulang, penurunan kendali otot,
penurunan kekuatan otot, kekakuan sendi, gangguan muskoloskletal, keengganan
melakukan pergerakan, gangguan kognitif, gangguan sensori persepsi d.d kekuatan
otot menurun, rentang gerak menurun.
b) Resiko cedera
c) Defisit perawatan diri b.d gangguan muskoloskletal d.d tidak mampu
mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias secara mandiri
13
d) Intervensi Keperawatan
15
Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga
Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan
duduk selama beberapa menit sebelum berdiri
3. Defisit perawatan diri b.d gangguan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan Perawatan Diri
muskoloskletal d.d tidak mampu selama 1x24jam maka perawatan diri Observasi :
mandi/mengenakan pakaian/makan/ke meningkat, dengan kriteria hasil: Identifikasi adanya keyakinan tidak rasional
toilet/berhias secara mandiri Kemampuan mandi meningkat Terapeutik :
Kemampuan mengenakan pakaian Sedikan lingkungan yang terapeutik (mis.
meningkat Suasana hangat, rileks, privasi)
Kemampuan makan meningkat Siapkan keperluan pribadi (mis. Parfum, sikat
Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) gigi, sabun mandi)
meningkat Dampingi dalam melakukan perawatan diri
Mempertahankan kebersihan diri sampai mandiri
meningkat Fasilitasi untuk menerima keadaan
Mempertahankan kebersihan mulut ketergantungan
meningkat Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi :
Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
e) Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatuskesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
16
BAB III TINJAUAN KASUS
Ibu R 65 th terjatuh di kamar mandi. Ibu R mengalami fraktur pada tulang humerus. Saat ini Ibu
R dirawat oleh keluarga di rumah. Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana perawatan
yang baik untuk Ibu R. Karna Ibu R terus merasakan nyeri lalu keluarga membawa Ibu R ke IGD
RSUD Adnaan WD Payakumbuh.
A. Pengkajian
1) Identitas Klien
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 65 th
Suku/bangsa : Minang/Indonesia
Alamat : Tanjuang Alam
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Sudah menikah
Tanggal Pengkajian : 4 Oktober 2022
Pengkaji : Monica
17
Jenis makanan : makanan biasa (nasi+lauk+sayur+buah)
Kebiasaan sebelum makan : mencuci tangan dan berdoa
Nafsu makan : kurang baik
Makanan yang disukai : sup
Makanan yang tidak disukai :-
TB/BB : 155 cm/65 Kg
b. Eleminasi
1. Berkemih
Frekuensi : 6-7 x sehari
Warna : bening
Keluhan : tidak ada
2. Defekasi
Frekuensi : 1 x sehari
Waktu : pagi hari
Bau : khas
Konsistensi : lembek
Keluhan lain : tidak ada
3. Hygiene Personal
Mandi
Frekuensi : 2 x sehari
Pakai sabun : ya
Hygiene Oral
Frekuensi : 2x sehari
Cuci rambut
Frekuensi : 1x sehari
Pakai shampo: ya
Gunting Kuku
Frekuensi : tidak menentu
4. Istirahat dan Tidur
Lama tidur : 4-5 jam/hari dan sering terbangun
Tidur siang : ± 30 menit (kadang-kadang)
5. Aktivitas dan Latihan
Olah raga : Ny. R tidak ada melakukan kegiatan olahraga seperti senam
Jenis olahraga :-
Kegiatan di waktu luang : Ny. R duduk-duduk diteras rumahnya
18
Keluhan dalam beraktivitas : Ny. R mengatakan sulit beraktivitas karena nyeri di
lengan atas kanannya.
6. Kebiasaan
Merokok : tidak ada
Minuman keras : tidak ada
Ketergantungan obat : tidak ada
4) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital :
TD :140/100 mmHg
N : 103 x/i
RR : 23 x/i
S : 36,5◦C
d. Kepala : kulit kepala bersih, rambut berwarna putih, dan jarang
e. Mata : simetris kiri kanan, konjungtiva tidak anemis, ecret tidak ikterik, penglihatan
kabur
f. Hidung: simetris, dan tidak terdapat ecret.
g. Telinga : telinga bersih dan tidak ada serumen, pendengaran baik.
h. Mulut dan bibir : mulut bersih, mukosa mulut kering, gigi sudah tidak utuh, dan tidak
terdapat lesi pada area mulut
i. Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak terdapat bendungan
vena jugularis.
j. Dada
Inspeksi : Simetris kiri kanan dan tidak terdapat tarikan dinding dada
Palpasi : Fremitus kiri dan kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : Vesikuler
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba
Perkusi : redup
Auskultasi : irama jantung regular
k. Abdomen
Inspeksi : simetris, dan tidak terdapat lesi
19
Palpasi : tidak terdapat nyeri
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal (12x /menit)
l. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
m. Ekstremitas
1. Ekstremitas atas : lengan atas kanan memar, akral hangat, CRT < 2 detik
2. Ekstremitas bawah : tidak ada edema, akral hangat, CRT < 2 detik
3. Kekuatan Otot :
5555 2222
4444 4444
20
2 = mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu 2
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu) 3
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)
10 Naik turun tangga 0 = Tidak mampu 2
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
Total Skor : 17 (Ketergantungan Ringan)
ANALISA DATA
21
Pasien mengatakan nyeri
2-4 menit
Pasien mengatakan
aktivitas dibantu oleh
keluarga
DO :
Lengan kanan atas
tampak memar
TTV
TD :140/100 mmHg
N : 103 x/i
RR : 23 x/i
S : 36,5◦C
DO : -
B. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri dibagian lengan kanan atas
2) Gangguan mobilitas fisiik b.d gangguan muskuloskletal d.d nyeri dibagian lengan kanan atas
3) Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh sering terjaga
22
23
C. Intervensi Keperawatan
25
Batasi waktu tidur siang, jika perlu
Fasilitas menghilangkan stres sebelum tidur
Tetap jadwal tidur rutin
Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(mis, pijat, pengaturan posisi, terapi akupresur)
Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan
untuk menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi :
Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis psikologi, gayahidup, sering
berubah shift bekerja)
Ajarkan relaksasiotot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
26
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Mobilisasi adalah kemampuan bergerak seseorang secara bebas, mudah, dan teratur untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehat . mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian
seseorang, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit, khususnya penyakit degeneratif,
dan untuk aktualisasi diri (harga diri dan citra tubuh) (Ambarwati, 2016).
Sedangkan Imobilitas adalah keadaan seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi
yang mengganggu pergerakan (aktivitas) seperti trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai
fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia seperti Immobility (kurang bergerak),
instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence, gangguan intelektual
atau demensia, gangguan panca indra, insomnia, depresi dan lain sebagainya (Siburian, 2013).
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah masalah mobilisasi dan intoleran aktivitas.
B. Saran
Penulis berharap makalah ini bisa menambah wawasan pembaca terkhususnya mahasiswa
keperawatan. Penulis juga mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca karna makalah ini masih
jauh dari kata sempurna.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Fitri Respati. 2014. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta : Dua Satria Offset
Aspiani, Reny Yuli. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta Timur : Trans Info
Media
28