MAKALAH
Memenuhi tugas matakuliah
KDM II (Kebutuhan Dasar Manusia)
yang dibina Ibu Maria Diah C T, S.Kep Ns, M.Kep, Sp.MB
Oleh
Kelompok 1:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gangguan Mobilisasi”
secara tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw karena atas karuniah-Nya kita dapat menuju zaman yang terang
benderang ini.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan.
Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rudi Hamarno, S.Kep, Ns. selaku kepala Program Studi DIV
Keperawatan Malang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah
memberikan fasilitas dalam pembuatan makalah ini.
2. Ibu Maria Diah C T, S.Kep Ns, M.Kep, Sp.MB selaku dosen pengajar mata
kuliah KDM II Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Prodi DIV
Keperawatan Malang yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis.
3. Seluruh teman-teman yang turut serta memberikan saran.
Penulis selalu berharap agar pembuatan makalah ini dapat tersusun
sesempurna mungkin, akan tetapi penulis menyadari bahwa manusia tak luput dari
kesalahan.Oleh karena itu,penulis mengharap kritik dan saran yang membangun
dari pembaca agar dapat memperbaiki pada tugas makalah selanjutnya. Penulis
berharap semoga makalah ini berguna bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
UCAPAN TERIMAKASIH………………...……………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………....................
1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
2
1.3 Tujuan ……………………………………………………….....………
2
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................
2
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................
2
1.4 Manfaat Pembahasan …………………………………………….........
2
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis................................................................
2
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan............................................
3
1.4.3 Manfaat Bagi Klien dan Keluarga............................................
3
1.4.4 Manfaat Bagi Lahan
Praktek...................................................3
1.4.5 Manfaat Bagi Masyarakat.........................................................
3
BAB II KAJIAN TEORI
2.1.1 Pengertian Mobilisasi …………………………………..….
4
2.1.2 Jenis
Mobilitas………………………………………………4
2.1.3 Faktor yang Memengaruhi Mobilitas…………….………...
5
2.1.4 Jenis Imobilisasi.…………………......................................
5
2.1.5 Penyebab Imobilisasi.……..........................
………………..6
2.1.6 Perubahan Sistem Tubuh Akibat
Imobilisasi………………..7
3
2.1.7 Upaya pencegahan Akibat
Imobilisasi……………………..10
2.1.8 Pengaturan Posisi pada Imobilisasi…………………………
12
2.1.9 Asuhan Keperawatan pada Masalah mobilitas &
Imobilitas..24
DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………..
54
BAB I
4
PENDAHULUAN
5
4. Imobilitas sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam
melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat
memengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
Sehingga dengan penyusunan asuhan keperawatan gangguan mobilisasi
aktivitas diharapkan perawat dapat membantu pasien supaya kebutuhan mobilisasi
terpenuhi selama proses keperawatan. Asuhan keperawatan gangguan mobilisasi
juga mempunyai keuntungan bagi perawat untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan oleh perawat.
6
g) Membahas mengenai upaya pencegahan akibat imobilitas.
h) Membahas mengenai pengaturan posisi pada imobilisasi.
i) Membahas mengenai Askep untuk masalah mobilitas dan imobilitas.
BAB II
KAJIAN TEORI
7
2.1 Pengertian Mobilisasi dan Imobilisasi
8
2.3 Faktor yang memengaruhi mobilitas
9
karena bedah amputasi ketika seseorang mengalami kehilangan bagian
anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yan paling dicintai.
4. Imobilitas sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam
melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat
memengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
Dampak dari imobilitas dalam tubuh dapat mempengaruhi sistem tubuh, sperti
perubahan pada metabolisme tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elekrolit,
gangguan dalam kebutuhsn nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan
sistem pernafasan, perubahan kardiovaskuler, perubahan sistem muskuloskeletal,
10
perubahan kulit, perubahan eliminasi (buang air besar dan kecil), dan peruubahan
perilaku.
11
4. Gangguan fungsi gastrointestinal
Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal. Hal itu
disebabkan karena imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang
dicerna, sehingga penurun jumlah masukan yang cukup dapat
menyebabkan keluhan, seperti perut kembung, mual, dan nyeri lambung
yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.
5. Perubahan sistem pernafasan
Imobilitas menyebabkan terjadinya perubahan sistem pernafasan. Akibat
imobilisasi, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan
terjadinya lemah otot yng dapat menyebabkan proses metabolisme
terganggu. Terjadinya penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan
penurunan aliran oksigen dari alveoli ke jaringan, sehingga mengakibatkan
anemia. Penurunan ekspansi paru dapat terjadi karena tekanan yang
meningkat oleh permukaan paru.
6. Perubahan kardiovaskuler
Perubahan sistem kardiovaskuler akibat imobilisasi antara lain dapat
berupa hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya
pembentukan trombus. Terjadinya hipotensi ortostatik dapat disebakan oeh
menurunnya kemampuan saraf otonom. Pada posisi yang tetap dan lama,
refleks neurovaskuler akan menurun dan menyebabkan vasokonstriksi,
kemudian darah terkumpul pada vena bagian bawah sehingga aliran darah
ke sistem sirkulasi pusat terhambat. Meningkatnya kerja jantung dapat
disebabkan karena imobilisasi dengan posisi horizontal. Dalam keadaan
normal, darah yang terkumpul pada ektremitas bawah bergerak dan
meningkatkan aliran vena kembali ke jantung dan akhirnya jantung akan
meningkatkan kerjanya. Terjadinya trombus juga disebabkan oleh
meningkatnya vena statis yang merupakan hasil penurunan kontraksi
muskuler sehingga meningkatkan arus balik vena.
7. Perubahan sistem muskuloskeletal
Perubahan yang terjadi dalam sistem muskuloskeletal sebagai dampak dari
imobilisasi adalah sebaga berikut.
a. Gangguan muskular.
Menurunnya masa otot sebagai ampak imobilisasi dapat
menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung.
Menurunnya fungsi kapasistas otot ditandai dengan menurunnya
12
stabilitas. Kondisi brkurangnya masa otot dapat menyebabkan
atropi pada otot. Sebagai contoh, otot betis seseorang yang telah
dirawat lebih dari 6 minggu ukurannya akan lebih kecil elain
menunjukkan tanda lemah atau lesu.
b. Gangguan skeletal.
Adanya imobilisasi juga dapat menyebabkan gangguan skeletal,
misalnya akan mudah terjadinya kontraktur sendi dan osteoporosis.
Kontraktur merupakan kondisi yang abnormal dengan krieria
adanya fleksi dan fiksasi yang disebabkan atropi dan
memendeknya otot. Terjadinya kontraktur dapat menyebabkan
sendi dalam kedudukan yang tidak brfungsi. Osteoporosis terjadi
karena reabsorbsi tulang semakin besar, sehingga yang
menyebabkan jumlah kalsium kedalam darah menurun dan jumlah
kalsium yang dikeluarkan melalui urin semakin besar.
8. Perubahan sistem integumen.
Perubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan elastisitas
kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilisasi dan terjadinya
iskemia serta nekrosis jaringan. Supervisial dengan adanya luka dekubitus
sebagai akibat tekanan kulit yang kuat dan sirkulasi yang menurun ke
jaringan.
9. Perubahan eliminasi.
Perubahan dalam eliminasi misalnya penurunan jumlah urin yang mungkin
disebabkan oleh kurangnya asupan dan penurunan curah jantung sehingga
aliran darah renal dan urin berkurang.
10. Perubahan perilaku.
Perubahan perilaku sebagai akibat imobilisasi, antara lain timbulnya rasa
bermusuhan, bigung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus
tidur, dan menurunnya kopping mekanisme. Terjadinya perubahan perilaku
tersebut merupakan dampak imobilitas karena selama proses imobilitas
seseorang mengalami perubahan peran, konsep diri, kecemasan, dll.
13
Beberapa upaya dapat dilakukan pengasuh pasien untuk mencegah timbulnya
penyakit akibat immobilisasi. Bila memungkinkan berkonsultasilah selalu dengan
dokter atau perawat.
Hal hal yang dapat dilakukan oleh pengasuh, sebagai berikut :
a. Infeksi saluran kemih
Pada keadaan tersebut pasien harus dimotivasi untuk minum cukup banyak cairan.
b. Sembelit
Mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah, serta minum cukup
dapat membantu mencegah atau paling tidak mengurangi kemungkinan
timbulnya masalah sembelit akibat immobilisasi.
c. Infeksi Paru
Perubahan posisi dan tepuk-tepuk dada atau punggung secara teratur dapat
membantu memindahkan sputum tersebut sehingga mudah dikeluarkan.
e. Luka Tekan
Untuk mencegah terjadinya luka tekan ini pasien yang mengalami immobilisasi
harus diubah- ubah posisinya ( miring kanan-kiri ) sekitar setiap dua jam.
Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsung sepanjang kehidupan dan
episodik. Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang kehidupan, moblilitas
dan aktivitas tergantung pada fungsi sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler,
pulmonal. Sebagai suatu proses episodik, pencegahan primer diarahkan pada
pencegahan masalah-masalah yang dapat timbul akibat imobilitas atau ketidak
aktifan.
14
1.1 Hambatan terhadap latihan
Berbagai hambatan mempengaruhi partisipasi lansia dalam latihan secara teratur.
Bahaya-bahaya interpersonal termasuk isolasi sosial yang terjadi ketika teman-
teman dan keluarga telah meninggal, perilaku gaya hidup tertentu (misalnya
merokok dan kebiasaan diet yang buruk), depresi, gangguan tidur, kurangnya
transportasi dan kurangnya dukungan. Hambatan lingkungan termasuk kurangnya
tempat yang aman untuk latihan dan kondisi iklim yang tidak mendukung.
1.2 Pengembangan program latihan
Program latihan yang sukses sangat individual, diseimbangkan, dan mengalami
peningkatan. Program tersebut disusun untuk memberikan kesempatan pada klien
untuk mengembangkan suatu kebiasaan yang teratur dalam melakukan bentuk
aktif dari rekreasi santai yang dapat memberikan efek latihan. Ketika klien telah
memiliki evaluasi fisik secara seksama, pengkajian tentang faktor-faktor
pengganggu berikut ini akan membantu untuk memastikan keterikatan dan
meningkatkan pengalaman:
Aktivitas sat ini dan respon fisiologis denyut nadi sebelum, selama dan setelah
aktivitas diberikan).
Kecenderungan alami (predisposisi atau peningkatan kearah latihan khusus).
Kesulitan yang dirasakan.
Tujuan dan pentingnya latihan yang dirasakan.
Efisiensi latihan untuk diri sendiri (derajat keyakinan bahwa seseorang akan
berhasil).
1.3 Keamanan
Ketika program latihan spesifik telah diformulasikan dan diterima oleh klien,
instruksi tentang latihan yang aman harus dilakukan. Mengajarkan klien untuk
mengenali tanda-tanda intoleransi atau latihan yang terlalu keras sama pentingnya
dengan memilih aktivitas yang tepat.
2. Pencegahan Sekunder
Spiral menurun yang terjadi akibat eksaserbasi akut dari imobilitas dapat
dikurangi atau dicegah dengan intervensi keperawatan. Keberhasilan intervensi
berasal dari suatu pengertian tentang berbagai faktor yang menyebabkan atau turut
15
berperan terhadap imobilitas dan penuaan. Pencegahan sekunder memfokuskan
pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi. Diagnosis keperawatan
yang dihubungkan dengan pencegahan sekunder adalah gangguan mobilitas fisik.
b. Posisi Sims
16
Posisi sims adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk
memberi kenyamanan dan memberikan obat supositoria melalui anus.
Caranya adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan kekiri dengan posisi
badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk
diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan di
atas tempat tidur.
4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengah telungkup dan
kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri di
atas tempat tidur.
c. Posisi Trendelenburg
Posisi trendelenburg adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak.
Caranya adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara kepala
dan ujung tempat tidur pasien, dan berikan bantal dibawah lipatan lutut.
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau tempat tidur
khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.
17
d. Posisi Dorsal Recumbent
Posisi dorsal recumbent adalah posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut
fleksi (ditarik atau diregangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
merawat dan memeriksa genitalia serta proses persalinan.
Caranya adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, pakaian bawah dibuka.
3. Tekuk lutut, regangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur, dan
renggangkan kedua kaki.
4. Pasang selimut.
e. Posisi Lithotomic
Posisi lithotomic adalah posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua
kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa
genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Caranya adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
18
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, kemudian angkat kedua
pahanya dan tarik kearah perut.
3. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha.
4. Letakkan bagian lutut atau kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi
litotomi.
5. Pasang selimut.
19
Caranya adalah sebagai berikut:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan
lengan.
c. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memgang
pergelangan tangan pasien.
d. Tekuk tangan pasien kedepan sejauh mungkin.
e. Catat perubahan yang terjadi.
20
3. Pronasi dan Supinsasi Lengan Bawah
Caranya adalah sebagai berikut:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk.
c. Letakkan satu tangan perawat pada satu pergelangan pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
d. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.
e. Kembalikan keposisi semula.
f. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap kearahnya.
g. Kembalikan keposisi semula.
h. Catat perubahan yang terjadi.
21
Caranya adalah sebagai berikut:
c. Letakkan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya
c. Letakkan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya
22
Gambar 5. Latihanabduksidanadduksibahu
6. Rotasi Bahu
c. Letakan satu tengan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang
tangan pasien dengan tangan yang lain
23
Gambar 6.Latihanrotasibahu
b. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan lain
memegang kaki
Gambar 7. Latihanfleksiekstensijari
24
Caranya adalah sebagai berikut:
b. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang
pergelangan kaki dengan tangan yang satunya
e. Putar kaki ke luar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki lain
c. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang
lain diatas d. pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rileks.
25
g. Catat perubahan yang terjadi
c. Letakkan satu tangan dibawah lutut pasien dan pegang tumit pasien denga
tangan yang lain
26
10. Rotasi pangkal paha
c. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain
diatas lutut
Gambar 11.Latihanpotasipangkalpaha
c. Letakkan satu tangan perawat dibawah lutut pasien dan satu tangan pada
tumit
d. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat
tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien
27
e. Gerakkan kaki mendekati badan pasien
Evaluasi keperawatan
Peningkatan fungsi motoric, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi pasien
menunjukkan keceriaan.
PengkajianKeperawatan
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas dan imobilitas adalah
sebagai berikut.
28
kelemahan otot, kelelahan, tingkatmobilitas dan imobilitas, daerah terganggunya
mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
Kemampuan Mobilitas
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menila
kemampuan gerak keposisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa
bantuan. Katagori tingkat kemampuan aktifitas adalah sebagai berikut:
29
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan
peralatan
Siku,
Fleksi :Angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju
bahu.
150
Pergelangan tangan,
80—90
30
Ekstensi :Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi.
80—90
70—90
Abduksi :Tekuk pergelangan tangan kesisi ibu jari ketika telapak tangan
menghadap keatas.
0—20
30—50
90
20
31
Pengkajian intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan perubahan pada system
pernafasan, antara lain suara nafas, analisis gas darah, gerakan dinding toraks,
adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi.
Pengkajian intoleransi aktifitas terhadap perubahan system kardiovaskuler, seperti
nadi dantekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta
perubahan tanda vital setelah melakukan aktifitas atau perubahan posisi.
0 0 Paralisis sempurna.
32
tahanan penuh.
Perubahan Psikologi.
Tabel 9.4 Diagnosa keperawatan yang kemungkinan terjadi pada masalah kebutuhn
mbilitas dan imobilitas.
33
tidak bugar. sebaliknya,
hambatan
mengubah posisi
sendiri ditempat
tidur, tidak
mamapu miring
kanan maupun
kiri.
Hambatan Kontraktur, fisik Waktu
Mobilitas Fisik tidak bugar, reaksimenurun,
(00085) penurunan sulit membolak
ketahanan tubuh, balik posisi,
penurunan kendali disepnea setelah
otot, penurunan aktivitas,
massa otot, perubahan cara
penurunan kekutan berjalan, gerakan
otot, disuse, kaku bergetar, tidaka
sendi, kerusakan mamapu
integritas, dan melakukan
struktur tulang. motorik halus,
kasar, tremor
akibat pergerakan,
pergerakan lambat
dan tidak
terorganisasi.
Hmbatan Fisik tidak bugar, Adanya hambatan
Mobilitas kekuatan otot tidak menggunakan
Berkursi Roda memadai, kursi roda baik
(00089) keterbatasan menurun,
ketahanan tubuh, menajak, maupun
gangguan dipermukaan
muskuloskeletal merata.
34
(kontraktur),
gangguan neuro
muskular, nyeri.
Hmbatan Fisik tidak bugar, Ketidakmampuan
Kemampuan kekuatan tidak berpindah, baik
Berpindah memadai, dari tempat tdur,
(00090) keterbatasan kursi roda,
ketahanan tubuh, maupun ke
gangguan toilet/kamar
muskuloskeletal mandi.
(kontraktur),
gangguan neuro
muskular, nyeri.
Hambatan Kondisi fisik tidak Adanya
Berjalan (00088) bugar, takut jatuh, hamabatan dalam
gangguan berjalan di jalan
keseimbangan, menanjak,
kekuatan otot tidak permukan tidak
memadai, rata, dengan jarak
keterbatasan tertentu, tepi jalan,
ketahanan tubuh, ataupun menurun.
gangguan
muskuloskeletal
(kontraktur),
gangguan neuro
muskular.
Resiko Cidera Adanya faktor Adanya faktor
(00035) resiko seperti risisko
adanya gangguan
mobilitas.
Resiko Jatuh Adanya faktor Adanya faktor
(00155) resiko fisiologis risiko
35
seperti gangguan
keseimbangan,
gangguan
mobilitas fisik,
kesulitan gaya
berjalan,
penurunan
ekstremitas bawah.
Penurunan Meningkatnya Adanya aritmia,
Curah Jantung kerja jantung bradikikardia,
(00029) akibat imobilitas. perubahan EKG,
palpitasi, dan
takikardia.
Intoleran Menurunnya tonus Adanya respon
aktivitas (00092) dan kekuatan otot, tekana darah yang
tirah baring, tidak normal
kelemahan umum, terhadap aktifitas,
ketidakseimbangan respon frekuensi
antara suplai dan jantung tidak
kebutuhan oksigen. normal terhadap
aktivitas,
perubahan EKG
yang
menggambarkan
aritmia, iskemia,
ketidaknyamanan
setelah aktivitas,
dispnea setelah
aktivitas,
perasaaan letih,
dan lemah.
Resiko Intoleran Adanya fktor Adanya faktor
36
Aktivitas resiko seperti risiko.
(00094) sttatus fisik kurang
bugar, masalah
sirkulasi, adanya
riwayat intoleran
sebelumnya.
Ketidakefektifan Posisi tubuh, Perubahan
Pola Nafas deformitas tulag, kedalaman
(00032) deformitas dinding perafasan,
dada, keletihan bradipnea,
gangguan perubahan
muskuloskeletal, ekskursi dada,
kerusakan penurunan
neurologis, tekanan ekspirasi,
disfungsi inspirasi,
neuromuskular, penurunan
cedera medula kapasitas vital,
spinalis. dispnea,
pernapasan cuping
hidung, ortopnea,
fase ekspirasi
memanjang,
pernapasn bibir,
takipnea,
pengguanaan otot
aksesorius utuk
bernapas, dan
lain-lain.
Gangguan Menurunnya Ph darah arteri
Pertukaran Gas gerakan repirasi. abnormal,
(00030) pernapasan
abnormal, warna
37
kulit
abnormal,konfusi,
sianosis (khusus
padaneonatus),
penurunan karbon
dioksida,
diaforesis,
dispnea,
hiperkapnia,
hipoksemia,
hipoksia, napas
cuping hidung,
somnolen,
takikardi.
Perencanaan Keperawatan
Tujuan
38
Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap agar kemampuan kekuatan
otot dan ketahanan dapat meningkat secara berangsur-angsur.
2. Ambulasi dini merupakan slaah satu tindakan yang dapat
meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. Hal ini dapat di lakukan
dengan cara melatih posisi duduk di tempat tidur, turun dari tempat
tidur, brdiri disamping tempat tidur, bergerak dengan kursi roda, dan
seterusnya. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berangsur-angsur.
3. Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri untuk melatih ekuatan
danketahanan serta kemampuan sendi agar mudah bergerak.
4. Latihan isotonik dan isometrik. Latihan ini juga dapat digunakan untuk
melatih kekuatan dan ketahanan otot dengan cara mengangkat beban
yang ringan, kemudian beban yang berat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN IMOBILISASI
3.1 Kasus
Pada tanggal 18 juni 2012 pukul 10.00 WIB pasien Ny S (66 th) masuk
ke ruang UGD dengan kasus stroke hemoplegi. Penanggung jawab dari
nyonya S adalah tuan F selaku cucu dari nyonya S. Pasien mengeluh lemas,
pasien mengalami penurunan kesadaran yaitu dengan penilaian GCS 8, dan
tingkat mobilisasi pasien terganggu. Tingkat mobilisasi pasien mengalami
ketergantungan penuh, pasien mengalami hemiparase.
Ruang/Poli/Unit/Instalasi :
39
Nama pasien : Ny S No Reg. : 286716
___> 2 pak/hari
40
___>2 botol/hari Jenis :
_____________________________________________________
Mengkonsumsi obat – obatan dijual bebas /tanpa resep : _√__ Tidak __ Ya Macam :
________________________________________________________________________
__________
Alergi ( Obat, makanan, plester, cairan ) : ____ Tidak __√___ Ya Macam : udang,
dan tengiri_______ Reaksi :___________________
Harapan dirawat di rumah sakit/poliklinik/unit : supaya dapat sembuh, dan dapat ber
aktivitas seperti biasa__________________________________________
Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda
gejala, cara perawatan) :
Stroke adalah gangguan pada pembuluh darah, penyebabnya darah tinggi tanda gejalanya
pusing dan lemas
Pengetahuan tentang pencegahan penyakit/masalah kesehatan saat ini (cara-cara
pencegahan) :
Harus makanan yang sehat , olahraga dan kurangi makanan yang asin______
Pengetahuan tentang keamanan/keselamatan (pencegahan terhadap cedera/kecelakaan) :
Menggunakan alat bantu dan menggunakan bantuan kruk_____
0 1 2 3 4
Makan minum √
Mandi √
Berpakaian/dandan √
Toileting √
Mobilitas ditempat tidur √
Berpindah √
Berjalan √
41
Naik tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan rumah √
ALAT BANTU :__ Tidak _√_ Kruk __ Pispot disamping tempat tidur __ Walker
Instruksi diit saat ini :____Tidak ___√_ Ya, macam : _perbanyak sayuran dan buah,
susu rendah lemak, kacang - kacang___
Jumlah porsi setiap kali makan:__1/4 porsi biasanya__ _Frekwensi dalam1 hari:_5
sendok setiap makan_______________
Jumlah cairan/minum : ___< 1 ltr/hri __√_ 1-2 ltr/ ____ > 2 ltr/hari
42
Riwayat masalah penyembuhan kulit ___Tidak ada ___Penyembuhan Abnormal
__ada ruam ___Kering ___ ada luka/lesi ____Pruritus
POLA ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): _1__ kali/hari ___ kali/minggu Tgl Defekasi
terakhir_10 Juni 2012____
Pola BAB saat ini : ____dalam batas normal ___√_ Konstipasi ___Diare
___Inkontinensia ___Nyeri ___Keluar darah Warna faeces : _______________
POLA TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: ___6___jam/malam hari ___1__ jam /tidur siang Nyenyak tidur
___Ya √___tidak Masalah tidur ___Tidak ada _√__ Ya ___√_ terbangun malam
hari ____Sulit tidur/ Insomnia ___Mimpi buruk __√_ Nyeri/tdk nyaman
____Gangg. Psikologis, sebutkan __________
POLA KOGNITIF-PERSEPTUAL
Keadaan mental: __√__ stabil ___Afasia ___Sukar bercerita ___Disorientasi
___Kacau mental ___Menyerang/agresif ___Tidak ada respons
43
___Alat Bantu dengar ___Tinitus
POLA PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : _sebagai nenek, janda __
44
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : ___ Tidak ada masalah _√__Ada
masalah, sebutkan :_tidak dapat ber aktivitas seperti biasanya
_________________________________________
Sistem pendukung: ___Pasangan(Istri/Suami) __√ __Saudara/famili ____Orang
tua/wali
____ teman dekat ____ tetangga
Interaksi dengan orang lain : ___Baik __√_ Ada masalah _tidak dapat berbicara
dengan normal________
Menutup diri : ____ Tidak _√___ Ya
___________________________________________
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : __√__Tidak ____ Ya
________________________
POLA NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut: ___islam_____________Pantangan agama:__ √__Tidak
___Ya(sebutkan) ____________________________________
Meminta dikunjungi Rohaniawan: ___Ya __√__Tidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita tidak dapat sembuh
penyakitnya___________________________________________________________
Distres Spiritual : __√__ Tidak _____ Ya, sebutkan__________________________
2 PERNAFASAN/SIRKULASI
Kualitas: __√__DBN ____Dangkal ___Cepat- dalam ___Cepat dangkal
Batuk: __√_Tidak ___Ya Sputum : _√__ Tidak ada ___Banyak
Warna___________
Auskultasi:
Lobus Ka. Atas _√__DBN Suara abnormal _________________________
45
Lobus Ki. Atas _√__DBN Suara abnormal __________________________
Lobus Ka. Bawah _√__DBN Suara abnomal _________________________
Lobus Ka. Bawah __√_DBN Suara abnormal______________________
Bunyi jantung : ____ DBN ____Bunyi abnormal __________________________
Pembesaran vena jugularis : _____Tidak ___Ya Edema tungkai :
____Tidak ____Ya Sebutkan ___________________________________________
Nadi kaki kanan (pedalis): __kuat ___lemah ____tak ada
Nadi kaki kiri (pedalis): ___kuat ___lemah ____tak ada
3. METABOLIK- INTEGUMEN
Kulit:
Warna: ___DBN __√_Pucat ___Sianosis ___Kuning/ikterik
___Lain- lain____________________________________________
Suhu kulit: _√__DBN ___Hangat ___dingin Turgor ___DBN
_√__Buruk
Edema: _√__tidak ada
___Ya(jelaskan/lokasi)____________________________
Lesi: _√__Tidak ada ___Ya(jelaskan /lokasi) ____________________
Memar: __√_Tidak ada
___Ya(jelaskan/lokasi)_____________________________
Kemerahan: _√__Tidak ada
___Ya(jelaskan/lokasi)__________________________
Gatal-gatal: __√_Yidak ___Ya(jelaskan/ lokasi
_____________________________
Terpasang Selang Infus/ cateter : ____Tidak __√__Ya
_______________________ Mulut:
Gusi: _√__DBN ____stomatitis
___perdarahan___________________________
Gigi: ___DBN ___Caries __√__Berlobang
Abdomen
Bising usus: _√__Ada ___Tidak ada Ascites ____tidak
___Ya
Nyeri tekan : _√__Tidak ____Ya Jelaskan
_____________________________
46
Kembung : ___√_Tidak ____Ya Tearaba massa/tumor : ____Tidak
___Ya
Regio __________________________________________
4. NEURO/SENSORI
Pupil: _√__Sama __Tidak sama ____ Kiri: ___Kanan: ____Ki dan Ka
Reaksi terhadap cahaya
Kiri: ___Ya ___Tidak/Sebutkan_________
Kanan: ___Ya ___Tidak sebutkan________________________________
Keseimbangan dan gaya berjalan: ___Mantap __√_Tidak mantap
Genggaman tangan: ___Sama Kuat _√__Lemah/Paralisis ( ___Ka
___Ki)
Otot kaki: ___Sama Kuat __√_Lemah paralysis (___Ka ___Ki)
Parastesia/kesemutan : ____Tidak ____Ya Sebutkan
___________________
Anastesia : __√__Tidak _____Ya Sebutkan
_________________________
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Jenis Hb GDP/GD HDL/ Uric Ureum Widal Lain-2 Lain-2
2 Jam PP LDL/VLDL Acid ……… ………..
Hasil
Tgl
2. Foto Rontgen :
3. ECG :
4. USG :
5. Lain-lain :
DIAGOSA MEDIS :
PERENCANAAN PULANG
Hidup sendiri ___Ya ___Tidak Jelaskan
____________________________________
Tujuan setelah pulang: _√__Kerumah sendiri ___Lain-
lain____________________________
Transportasi setelah pulang: _√__Mobil sendir/sewa ___Ambulan ___Belum dapat
ditentukan sekarang
47
Antisipasi keperawatan mandiri setelah pulang ? ___Tidak mampu __√_Mampu
Perlu perawatan di rumah setelah pulang : ___ Tidak __√__Ya Sebutkan tenaga
kesehatan yang diinginkan _______________________
Perlu bantuan alat-alat setelah pulang? ___Tidak _√__Ya______________
Penyuluhan kesehatan yang diperlukan setelah pulang : sebutkan ___iya penyuluhan
tentang bagaimana proses perawatan dan pencegahan supaya tidak kambuh
lagi__________________
Rencana Kontrol selanjutnya : sebutkan ___________________________
PENGKAJIAN FOKUS
Nama Perawat
Pola Aktivitas Latihan Gangguan mobilisasi
48
sembab
Pola Nutrisi dan Metabolik Ketidakseimbangan nutridi,
kurang dari kebutuhan tubuh.
S: Klien mengatakan nafsu makan berkurang,
terlihat pucat dan lemas
Evaluasi Kemajuan
Diagnosa Keperawatan/Masalah Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
Kolaboratif
49
Evaluasi Kemajuan
Hambatan Mobilitas
Diagnosa di Tempat Tidur b.d
Keperawatan/Masalah
penurunan kekuatan otot
Kolaboratif
50
Evaluasi Kemajuan
Resiko Jatuh b.d Keperawatan/Masalah
Diagnosa gangguan mobilitas fisik
Kolaboratif
Kemajuan
51
52
53
1. Gangguan S : Klien mengatakan mengalami kesulitan untuk
aktivitas latihan
bergerak
P : Lanjutkan intervensi
I:
P : Lanjutkan intervensi
2. Gangguan pola I:
tidur istirahat
- Menganjurkan klien untuk tidur dengan waktu
yang cukup
- Mengatur jam besuk, suhu ruangan
- Memberikan barang-barang kesukaan klien untuk
membantu klien agar tidur nyenyak
E:
54
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gangguan mobilitas sering disebut juga sebagai imobilitas, yaitu
keadaan ketika seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi
yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalai trauma tulang
belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagaiya.
Ganggguan mobilitas ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu imobilitas penuh
dan sebagian.
4.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai asuhan keperawatan gangguan mobilisasi. Selain itu,
pembaca tetap harus membacara referensi dari sumber lain untuk
mengklarifikasi kebenaran dar makalah ini.
Dan kita sebagai seorang perawat setelah pembuatan makalah ini
diharapkan bisa menerapkan ilmu yang didapatkan dalam proses pelayanan
keperawatan dalam kehidupan sehari-hari dan juga bisa memberikan asuhan
keperawatan sesuai kebutuhan pasien dan prosedur yang sesuai.
55
DAFTAR RUJUKAN
56