Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

APLIKASI KONSEP PERILAKU MANUSIA DALAM ASUHAN


KEPERAWATAN DALAM HAL PSIKOMOTOR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Perilaku Manusia”

Dosen Pembimbing:

Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes.,

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Ahmad Aditya (1702012329) 7. Qurrotul Aini (1702012362)


2. Eka Defiana (1702012336) 8. Reza Bela Syindi (1702012364)
3. Ichda S. N. (1702012342) 9. Roro Ayu P. S. (1702012367)
4. Lenny Hildayanti (1702012345) 10. Sabilatul Abidah (1702012368)
5. Merysatul M. M. (1702012351) 11. Trifiana K. S. (1702012375)
6. Milania Nur A. (1702012352) 12. Wiwik M. (1702012379)

IV A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul
“Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Asuhan Keperawatan dalam Hal
Psikomotor” mengenai makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Perilaku
Manusia, Alhamdulillah dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebanyaknya kepada dosen pembimbing kami
dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan
mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Lamongan, 22 April 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

2.1 Pengertian Perilaku Manusia ..................................................................


2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia ...........................
2.3 Pengertian Psikomotor ............................................................................
2.4 Perkembangan Perilaku Psikomotor .......................................................
2.5 Hubungan Psikomotor dengan Perilaku .................................................
2.6 Psikomotor Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan ................

BAB 3 TINJAUAN KASUS...........................................................................

BAB 4 PEMBAHASAN .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sebagai makhluk berakal merupakan makhluk yang
mendapat kedudukan tertinggi. Oleh karena itu, manusia selalu menjadi
motor penggerak dalam setiap kegiatan yang ada, baik itu kegiatan untuk
manusia itu sendiri sebagai individu maupun manusia sebagai makhluk
sosial, bahkan pada hakikat tertinggi adalah menyadari manusia sebagai
makhluk Tuhan.
Perilaku manusia pada individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi
sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang
bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal, hal tersebut
diungkapkan oleh (Walgito, 2003). Setiap individu mempunyai perilaku
yang unik, oleh karena itu perilaku manusia menurut Benyamin Bloom yang
dipaparkan oleh Notoatmodjo (1997) dibagi dalam tiga domain, meliputi :
kognitif domain, afektif domain, dan psikomotor domain.
Setiap domain perilaku mempunyai pengukuran yang berbeda – beda,
untuk cognitif domain diukur dari knowledge (pengetahuan), afektif domain
diukur dari attitude (sikap). Dan psikomotor domain diukur dari
psychomotor / practice (keterampilan).
Psikomotor merupakan suatu sikap pada diri individu yang mana
belum tentu terwujud dalam satu tindakan dan dapat terwujud bila didukung
dengan pendukung dan fasilitas. Psikomotor sangat penting dimiliki oleh
setiap tenaga kesehatan karena psikomotor merupakan perwujudan dalam
pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat. Apabila tenaga kesehatan
memiliki psikomotor yang baik mereka akan mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang baik pula.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Aplikasi Konsep Perilaku
Manusia dalam Asuhan Keperawatan dalam Hal Psikomotor.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari psikomotor?
2. Bagaimana perkembangan perilaku psikomotor?
3. Apa Hubungan Psikomotor dengan perilaku sebagai manusia?
4. Bagaimana Psikomotor perawat dalam pemberian asuhan keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian psikomotor.
2. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan perilaku psikomotor.
3. Untuk mengetahui dan memahami hubungan psikomotor dengan
perilaku sebagai manusia.
4. Untuk mengetahui dan memahami psikomotor perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah

1. Bagi penulis, makalah ini bermanfaat untuk mengasah kemampuan


penulis dalam membahas perilaku manusia, sehingga menambah
pengetahuan penulis mengenai masalah yang dibahas.
2. Secara teoritis hasil makalah ini sekiranya dapat bermanfaat menambah
Khazanah kepustakaan dan sebagai rujukan bagi Mahasiswa.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Psikomotor


Psikomotor merupakan suatu sikap pada diri individu yang mana belum
tentu terwujud dalam satu tindakan dan dapat terwujud bila didukung dengan
pendukung dan fasilitas.
Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa ;
jadi, merupakan efek bersama yang mengenai badan dan jiwa. Juga
dinamakan konasi (Conation), perilaku motorik atau aspek motorik dari pada
perilaku.
Tingkatan psikomotor yaitu :
1. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai dengan
tindakan yang akan dilakukan.
Contoh : Masyarakat dapat memilih rumah sakit yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang baik, bagi keluarga yang sakit.
2. Respons terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu dengan
urutan yang benar sesuai contoh.
Contoh :
Seorang ibu dapat mengajarkan cara – cara meggosok gigi yang benar
sesuai urutan kepada anaknya.
3. Mekanisme, individu dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sudah menjadi kebiasaan.
Contoh :
Seorang individu setiap merasakan sakit datang berobat kefasilitas
kesehatan tanpa menunggu perintah atau ajakan.
4. Adaptasi, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dan
dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran.
Contoh :
Masyarakat dapat membuat alat penjernihan air yang memenuhi syarat
kesehatan, dari bahan yang murah dan sederhana.
Gangguan psikomotor menurut (Maramis, 2005) dapat berupa :
1. Kelambatan : secara umum gerakan dan reaksi menjadi lambat.
a) Hipokinesa, hipoaktivitas ; gerakan atau aktivitas berkurang.
b) (Sub) stupor katatonik : reaksi terhadap lingkungan sangat
berkurang ;gerakan dan aktivitas menjadi sangat lambat, sehingga
kelihatan seperti si pasien sama sekali tidak memperhatikan
lingkungannya.
c) Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu, juga
bila hendak diubah oleh orang lain.
d) Flexibilitas serea : mempertahankan posisi badan yang dibuat
padanya oleh orang lain.
2. Peningkatan : aktivitas dan reaksi umum meningkat :
a) Hiperkkinesa, hiperaktivitas : pergerakan atau aktivitas yang
berlebihan
b) Gaduh – gelisah katatonik : aktivitas motorik yang kelihatannya
tidak bertujuan, yang berkali – kali dan seakan – akan tidak
dipengaruhi oleh rangsang luar.
3. Tik (tic) : gerakan involunter, sekejap serta berkali – kali mengenai
sekelompok otot atau bagian badan yang relatif kecil.
4. Bersikap aneh : dengan sengaja mengambil sikap atau posisi badan yang
tidak wajar, yang aneh atau bizar.
5. Grimas : mimik yang aneh dan berulang – ulang.
6. Stereotipi : gerakan salah satu anggota badan yang berkali – kali dan
tidak bertujuan.
7. Pelagakan (mannerism) : pergerakan atau lagak yang streotip dan teatral
(seperti sedang bermain sandiwara).
8. Ekbopraxia : langsung meniru pergerakan orang lain pada saat
dilihatnya ; ekholalia : langsung mengulangi atau meniru apa yang
dikatakan orang lain.
9. Otomatisma perintah (command automatism) : menuruti sebuah perintah
secara otomatis tanpa memikir dahulu
10. Otomatisma : berbuat sesuatu secara otomatis sebagai pernyataan
(expresi) simbolik aktivitas tak sadar.
11. Negativisme : menentang nasehat atau permintaan orang lain atau
melakukan yang berlawanan dengan itu.
12. Kataplexia : tonus otot menghilang dengan mendadaktonus otot
menghilang dengan mendadak dan sejenak, juga timbul kelemahan
umum dengan atau tanpa penurunan kesadaran, yang dapat disebabkan
oleh berbagai keadaan emosi.
13. Gangguan somatomotorik pada reaksi konversi : sering
menggambarkan secara simbolik suatu konflik emosional dan dapat
berupa :
a) Kelumpuhan
b) Pergerakan yang abnormal, umpamanya : tremor, tik (tic), kejang –
kejang atau ataxia.
c) Astasia – abasia : tidak dapat duduk, berdiri dan berjalan.
14. Verbigerasi : berkali – kali mengucapkan sebuah kata yang sama.
Umpamanya : “saya mau makan, makan, makan, makan, dan
seterusnya...”, atau “kemarin, kemarin, kemarin, dan seterusnya....saya
datang”.
15. Berjalan : tidak tegap, kaku (rigid) atau lambat.
16. Gangguan motorik (yang sebenarnya bukan merupakan gangguan
psikomotor) yang mungkin sekali disebabkan oleh : pemakaian obat
(umpamanya : tremor, hipokinesa, diskinesa, akatisia, karena neroleptika),
gangguan ortopedik atau gangguan nerologik.
17. Komplikasi : suatu dorongan yang mendesak berkali – kali, biarpun tidak
disukai, agar berbuat sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya
sehari – hari atau dengan kebiasaan serta norma – norma. Kompulsi itu
mungkin terjadi karena fobi (misalnya : bakteriofobi mengakibatkan
kompulsi cuci – cuci tangan) atau karena obsesi (obsesi barangnya hilang
dapat mengakibatkan kompulsi buka – buka lemari untuk melihat kalau
barangnya masih ada). Diantara bermacam – macam kompulsi itu
terdapat :
a) Dipsomania : dorongan agar minum air
b) Egomania : preokupasi dengan diri sendiri
c) Erotomania : preokupasi dengan hal – hal sexual
d) Kleptomania : dorongan agar mencuri
e) Megalomania : dorongan agar mencari kekuasaan
f) Monomania : preokupasi dengan sebuah subyek
g) Nimfomania : dorongan bersanggama pada kaum wanita
h) Satiriasis : dorongan bersenggama pada kaum pria
i) Trikhotilomania : dorongan mencabut – cabut rambutnya
j) Ritualistik : dorongan bertingkah laku upacara
Atau kompulsi lainnya, umpamanya : mencuci – cuci tangannya atau
mandi berjam – jam lamanya, memungut – mungut semuanya yang ada
dilantai (potongan kain, kertas dan sebagainya), berulang – ulang
menghitung uangnya, memeriksa jendela / pintu, melihat beberapa kali
apakah sepucuk surat yang telah ditulisnya sudah ditandatangani olehnya,
sehingga sampulnya dibuka – ditutupberulang – ulang ; memegang –
megang serta menyentuh – nyentuh sebuah meja; menyuruh anaknya
memberi hormat kepadanya sebanyak 10 kali tepat, dan sebagainya.
18. Gagap : berbicara dengan terhenti – henti karena spasme otot – otot
untuk berbicara, mulai dari berbicara sangat ragu – ragu sampai dengan
berbicara explosif.
19. Seorang penderita mania dapat berbicara, berjalan, manyanyi atau
melakukan apa saja tanpa mengenal lelah. Pada depresi dengan agitasi,
maka penderita itu mungkin tak putus – putusnya menangis, mondar –
mandir atau meremas – remas tangannya. Pada gaduh – gelisah katatonik,
pasien itu mungkin sangat gelisah, berbicara banyak lai keras tak terhenti
– henti.

2.2 Perkembangan Perilaku Psikomotor


Loree (1970) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik
utama yang bersifat universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa
bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang
benda (prehension). Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan
basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita
kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working).
Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk
perilaku psikomotorik ialah:
1. Bahwa perkembangan itu berlangsung dan yang sederhana kepada yang
kompleks,
2. Yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan
spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).
1) Berjalan dan Memegang Benda
Keterampilan berjalan diawali dengan gerakan-gerakan psikomotor
dasar (locomotion) yang harus dikuasainya selama tahun pertama
dari kehidupannya. Perkembangan psikomotorik dasar itu
berlangsung secara sekuensial, sebagai berikut:
a. Keterampilan bergulir (roil over) dan telentang menjadi
telungkup (5 : 8 bulan),
b. Gerak duduk (sit up) yang bebas (8,3 bulan),
c. Berdiri bebas (9,0 bulan) berjalan dengan bebas (13,8 bulan)
(Lorre, 1970: 75).
2) Bermain dan Bekerja
Mulai usia 4-5 tahun bermain konstruksi yang fantastik itu dapat
beralih kepada berbagai bentuk gerakan bermain yang ritmis dan
dinamis, tetapi belum terikat dengan aturan-aturan tertentu yang
ketat.
3) Proses Perkembangan Motorik
Di samping faktor-faktor hereditas, faktor-faktor lingkungan
alamiah, sosial, kultural, nutrisi dan gizi serta kesempatan dan
latihan merupakan hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap proses
dan produk perkembangan fisik? dan perilaku psikomotorik.

2.3 Hubungan psikomotor dengan perilaku


Psikomotor merupakan domain dari prilaku yang merupakan hasil dari
pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Pembentukan perubahan prilaku manusia dipengaruhi oleh :
a) Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan,
pendengaran, penciuman, serta pengalaman masa lalu.
b) Motivasi adalah dorongan bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan.
Dorongan ini diwujudkan dalam bentuk tindakan/perilaku. Motivasi yang
rendah biasanya menghasilkan tindakan yang juga kurang kuat.
c) Emosi atau perasaan individu. Emosi ini berkaitan dengan kepribadian
individu.

2.4 Psikomotor perawat dalam pemberian asuhan keperawatan


Dalam pemberihan asuhan keperawatan ,perawat harus mempunyai
psikomotor yang baik agar dalam pemberihan asuhan keperawatan perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan secara maksimal yang mana
psikomotor ini dapat diukur dengan ketrampilan, Keterampilan ini melibatkan

ketangkasan motorik, koordinasi dan gerakan.

Ketrampilan keperawatan dapat diperoleh melalui beberapa cara, adapun


caranya yakni:
a. Observasi : perawat mengamati prosedur tindakan.
b. Imitasi : perawat meunjukkan kemampuan yang dibawah pengawasan
instruktur.
c. Akademis : perawat mengikuti instruksi, berlatih ketrampilan, dan
mempraktikan apa yang diperoleh.
d. Artikulasi : mengkoordinasikan dan memodifikasi ketrampilan ,
menggabungkan dan resequencing.
e. Naturalisasi : Melakukan ketrampilan secara otomatis dengan mudah,
pada tingkat konsisten.
Salah satu contoh keterampilan psikomotor perawat yang diperlukan
dengan belajar adalah :
1. Mengambil tanda-tanda vital.

Mengambil tanda-tanda vital merupakan bagian sehari-hari dari


pekerjaan yang paling seringf dilakukan oleh perawat. Perawat perlu
mempelajari keterampilan ini sehingga menjadi sifat dasar kedua.
Beberapa tanda-tanda vital yang paling umum bahwa perawat akan perlu
mengambil adalah tekanan darah, laju pernapasan, nadi apikal dan radial
dan suhu tubuh, antara lain.

2. Pengendalian Infeksi
Pengendalian infeksi merupakan aspek penting dari keterampilan
psikomotorik perawat. Beberapa keterampilan ini meliputi mencuci
tangan sebelum memulai kontak langsung dengan pasien, mengenakan
sarung tangan sebelum menghubungi setiap sekresi manusia, mengisolasi
pakaian, berpakaian dan Menanggalkan pakaian dalam urutan yang tepat,
dan mempertahankan steril. Manajemen luka juga merupakan
keterampilan psikomotor yang harus diketahui oleh perawat .

3. Kegiatan sehari – hari

Dalam aktivitas sehari-hari perawat berada dalam kontak langsung


dengan pasien dan membantu pasien dengan hari hari. Keterampilan
yang dibutuhkan dalam memperoleh teknik yang aman dan efektif di
daerah-daerah. Perawat perlu mengembangkan keterampilan psikomotor
dalam mandi, BackRub, footcare, perawatan mata, telinga hidung dan
perawatan, perawatan mulut, mobilitas (yaitu, keterampilan dalam
menggerakkan pasien dengan benar dan aman dalam berbagai situasi)
teknik pengasingan dan hambatan, peduli untuk pasien yang tidak sadar,
menyiapkan tempat tidur, memandikan , mengganti pakaian pasien,
melatih gerakan atau mobilisasi , mengajarkan pasien dalam hal
kesehatan dan kebersihan, dan keamanan. Serta Nutrisi yang dibutuhkan
oleh pasien.

4. Pemberian injeksi

Perawat perlu mengembangkan keterampilan dalam mengelola berbagai


jenis pemberihan injeksi , termasuk intramuskular (kedalam otot),
intradermal (di kulit), dan subkutan (tingkat terendah dari jaringan kulit).
Pemberian insulin juga merupakan keterampilan yang diperlukan, dan
keterampilan dalam enteral (usus) atau nasogastrik (dari hidung,
melewati tenggorokan, ke lambung) tabung juga keterampilan
psikomotor bahwa perawat perlu mengembangkan.
Keterampilan khusus yang lain diperlukan bagi sejumlah spesialisasi
keperawatan masing-masing memerlukan keterampilan psikomotor yang
unik dan khusus. Beberapa keterampilan khusus yang terlibat dengan
manajemen pernafasan, manajemen sirkulasi dan perawatan kejiwaan
(yang mencakup pengobatan dan perawatan ECT administrasi), serta
keterampilan khusus pra dan pasca-operasi, keterampilan unik untuk
perawatan neonatal, dan mereka yang terlibat dengan fungsi neurologis.
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Contoh Kasus

Anda mungkin juga menyukai