Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA DENGAN DEPRESI

Dosen Pembimbing :
Moh. Saifudin S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. MERYSATUL M.M (1702012351)
2. RESTIKA E.P (1702012363)
3. WAHYU TUNJUNG (1702012377)

6A KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Lansia dengan Depresi”. Penulisan makalah ini sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas 2 pada Program Studi
S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lamongan.
Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan
materi maupun non materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. H. Budi Utomo M.Kes., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Lamongan beserta para Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan.
2. Suratmi S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lamongan yang telah bersedia memberi arahan, perhatian, memberikan
fasilitas dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Suhariyati S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Dosen Penanggung Jawab Mata
Kuliah Keperawatan Komunitas 2 yang senantiasa memberi inspirasi,
motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam mengerjakan makalah ini.
4. Moh. Saifudin S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Dosen Fasilitator yang senantiasa
memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam mengerjakan
makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Besar harapan
penulis semoga tesis ini dapat membawa manfaat.
Lamongan, 14 Maret 2020
Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS............................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB 1 5
1.1 KONSEP KOMUNITAS......................................................................5
1.1.1 Teori CAP.................................................................................5
1.1.2 Peran Perawat Komunitas.......................................................5
1.2 KONSEP PENYAKIT..........................................................................5
1.2.1 Definisi.....................................................................................5
1.2.2 Etiologi.....................................................................................5
1.2.3 Tanda Gejala.............................................................................5
1.2.4 Patofisiologi..............................................................................5
1.2.5 Penatalaksanaan Medis.............................................................5
1.2.6 Penatalaksanaan Keperawatan.................................................5
1.3 ANALISIS JURNAL............................................................................5

BAB 2 7
2.1. KASUS...............................................................................................7
2.2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS...........................7
2.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................7
2.4. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN....................................7
2.5. INTERVENSI KEPERAWATAN.....................................................7
2.6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN...............................................7
2.7. EVALUASI KEPERAWATAN.........................................................7

BAB 3 8
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................8
3.2 SARAN.................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

LAMPIRAN10
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 KONSEP KOMUNITAS


1.1.1 Teori CAP
Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. (Riehl and
Roy, 1980).
Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang
mengintegrasikan konsep – konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model
keperawatan dapat didefinisikan sebagai kerangka piker, sebagai satu cara
melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang lingkup keperawatan.
Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian
komunitas; analisa dan diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang
terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer, sekunder, dan tersier, dan
program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999). Fokus pada model ini
komunitas sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien
dan lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman,
untuk melindungi klien dari berbagai stressor yang dapat mengganggu
keseimbangan, klien memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of
defense, normal line of defense, dan resistance defense.

Agregat klien dalam model community as partner ini meliputi


intrasistem dan ekstrasistim. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-
orang yang memiliki satu atau lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster,
2004). Agregat ekstrasistem meliputi delapan subsistem yaitu komunikasi,
transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan,
layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998;
Anderson & McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas,
1999; Stanhope & Lancaster, 2004; Allender & Spradley, 2005).
Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem
satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines
of resistance, merupakan mekanisme internal untuk bertahan dari stressor.
Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk bertanggung jawab terhadap
kesehatan contoh dari line of resistance Anderson dan McFarlane (2000)
mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as partner
terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses
keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu
inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari
pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa
tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.

1.      Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan
yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi
maupun spiritual dapat ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan
untuk mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang
berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya
yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi promosi kesehatan.
Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan, yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah.
A. Pengumpulan Data
Tujuan :
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta factor lingkungan yang
mempengaruhinya.

Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :


1.      Data inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b. Data demografi
c. Vital statistic
d. Status kesehatan komunitas
2.      Data lingkungan fisik
a. Pemukiman
b. Sanitasi
c. Fasilitas
d. Batas-batas wilayah
e. Kondisi geografis
3. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
a. Pelayanan kesehatan
b. Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)
4. Ekonomi
a. Jenis pekerjaan
b. Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d. Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia
5.      Keamanan dan transportasi
a. Keamanan
b. Transportasi
6.      Politik dan pemerintahan
a. System pengorganisasian
b. Struktur organisasi
c. Kelompok organisasi dalam komunitas
d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7.      System komunikasi
a. Sarana umum komunikasi
b. Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas
c. Cara penyebaran informasi

8.      Pendidikan
a. Tingkat pendidikan komunitas
b. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
c. Jenis bahasa yanhg digunakan
9.      Rekreasi
a. Kebiasaan rekreasi
b. Fasilitas tempat rekreasi

Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari :
1. Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan.
2. Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

Sumber Data
1. Data primer
Data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat
kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atai medical record. (Wahit, 2005)

Cara Pengumpulan Data


1. Wawancara atatu anamnesa
2. Pengamatan
3. Pemeriksaan Fisik

B. Pengolahan Data
1. Klasifikasi data atau kategorisasi data
2. Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data
(Anderson and Mc Farlane 1988. Community as Client)

C. Analisis Data
Tujuan analisis data :
1. Menetapkan kebutuhan komuniti
2. Menetapkan kekuatan
3. Mengidentifikasi pola respon komuniti
4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
5. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

D. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria:
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat
6. Aspek politis.

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan


menurut Abraham H. Mashlow yaitu:
1. Keadaan yan mengancam kehidupan
2. Keadaan yang mengancam kesehatan
3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

3. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang actual maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh
pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang
mungkin timbul kemudian. (American Nurses Of Association (ANA). Dengna
demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan.
Contoh Diagnosa Keperawatan

1. Resiko terjadinya diare di RW. 02 Ds. Genuk Semarang suhubungan


dengan :

1. Sumber air tidak memenuhi syarat


2. Kebersihan perorangan kurang
3. Lingkungan yang buruk di manefestasikan oleh : banyaknya sampah yang
berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi dan
pembuangan kotoran.

2. Tingginya kejadian karies gigi SMP 29 Semarang sehubungan


dengan:

1. Kurangnya pemeriksaan gigi


2. Kurangnya fluor pada air minum di manefestasikan: 62% caries dengan
inspeksi pada murid-murid SMP 29.
3. Kurangnya gizi pada balita di desa Karang Awen sehubungan
dengan:

1. Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan


2. Kurangnya jumlah kader
3. Kurangnya jumlah posyandu
4. Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi.

4. Resiko terjadinya penyakit dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di


desa Karang Awen sehubungan dengan :
5. Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (Diare, ISPA,
DBD) di desa Karang Awen sehubungan dengan :

4. Perencanaan
1. Tahapan pengembangan masyarakat:
2. Persiapan, penentuan prioritas daerah
3. Pengorganisasian, pembentukan pokjakes.
4. Tahap diklat
5. Tahap kepemimpinan
6. Koordinasi intersektoral
7. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.

5. Pelaksanaan/Implementasi
1. Tanggung jawab melaksanakan kegiatan:
2. Bantuan mengatasi masalah kurang
3. nutrisi, mempertahankan kondisi
4. seimbang, meningkatkan kesehatan
5. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat
6. untuk mencegah kurang gizi
7. Advokat komunitas.
6. Evaluasi atau penilaian
Dilakukan dengan konsep evaluasi struktur, proses, hasil fokus:

a. Relevansi antara kenyataan dengan target


b. Perkembangan/ kemajuan proses, kesesuaian dg perencanaan, peran
pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta
c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
d. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas.
e. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan. lama.

Proses Evaluasi
a.       Menilai respon verbal dan nonverbal
b.      Mencatat adanya kasus baru yg dirujuk ke RS

1.1.2 Peran Perawat Komunitas


Peran merupakan seperangkan tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam unit sosial. Peran perawat
komunitas yaitu:
A. Care Giver
Memberikan asuhan keperawatan yang holistik / utuh serta
berkesinambungan/ komprehensif. Asuhan keperawatan dapat diberikan
melalui tatanan kesehatan: puskesmas, ruang inap puskesmas,puskesmas
pembantu, puskesmas keliling, sekolah, panti, posyandu dan keluarga.
B. Educator
Memberikan penkes kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik dirumah, puskesmas,dan masyarakat untuk menanamkan prilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku yangdiharapkan dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal
C. Counselor
Melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah
secara efektif. Pemberian konseling dapat dilakukan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

D. Role Model
Memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan.
E. Advocate
Membela hak hak klien . Pembelaan yang termasuk didalamnya
merupakan peningkatan yang terbaik untuk klien
F. Case Manager
Mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatanpuskesmas dan
masyarakat sesuai dengantanggung jawab yang diberikan kepada perawat.
G. Kolaborator
Bekerjasama dengan tim kesehatan yang lain dalam kaitannya membantu
mempercepat proses penyembuhuan klien.
H. Case Finder
Monitoring perubahan yang terjadi pada individu, keluarga , kelompok
dan masyarakat yang menyangkut masalah masalah kesehatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan .
I. Consultan
Sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan.

1.2 KONSEP GANGGUAN JIWA (DEPRESI)


1.2.1 Definisi
Depresi sebagai suatu gangguan mood yang dicirikan tak ada harapan dan
patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, tak mampu mengambil keputusan
untuk memulai sesuatu kegiatan, tak mampu berkonsentrasi, tidak mempunyai
semangat hidup, selalu tegang dan mencoba bunuh diri (Lubis, 2016)
Depresi pada dua keadaan, yaitu pada orang normal dan kasus patologis.
Pada orang normal, depresi merupakan keadaan kemurungan yang ditandai
dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan dan peismisme menghadapi
masalah yang akan datang. Sedangkan dalam patologis depresi merupakan
ketidakmauan ekstrim untuk mereaksi terhadap rangsang, disertai menurunnya
nilai diri, tidak mampu dan putus asa (Miftahudin , 2016).

1.2.2 Etiologi
Penyebab depresi sangat kompleks, yaitu penyebab eksternal dan
penyebab internal, tetapi lebih sering merupakan hasil kombinasi dari keduanya.
Hingga saat ini etiologi depresi yang pasti belum diketahui. Terdapat beberapa
faktor predisposisi yang telah diketahui berkaitan dengan terjadinya depresi, yaitu
antara lain faktor genetik. Pada penelitian mengenai depresi dalam keluarga
diperoleh bahwa generasi pertama berpeluang lebih sering 2-10 kali mengalami
depresi berat. Mengenai faktor neurobiologik, adanya perubahan neurotransmitter
otak, yaitu antara lain : neropinefrin, serotonin, dopamin, dan juga menurut teori
amina biogenik depresidisebabkan karena defisiensi snyawa monoamin, terutama
noradrenalin dan serotonin. Juga perlu dipertimbangkan peran faktor psiko-sosial
dan faktor kognitif (Ballo, Kaunang, Munyang, & Elim 2012).

1.2.3 Gambaran Klinis


Pada umumnya lansia yang mengalami depresi ditandai oleh mood depresi
menetap yang tidak naik, gangguan nyata fungsi dan aktifitas sehari-hari dan
dapat berpikiran atau melakukan percobaan bunuh diri. Pada lansia, depresi lebih
banyak terjadi pada orang dengan penyakit kronik, gangguan kognitif dan
disabilitas. Perubahan pada lansia depresi dapat dikategorikan menjadi perubahan
fisik, perubahan dalam pemikiran, perubahan dalam perasaan dan perubahan
perilaku.

1.2.4 Tanda Dan Gejala


Penggambaran gejala depresi pada lansia (Samiun, 2006 dalam Aspiani 2014)
a. Kognitif
Sekurang-kurangnya ada 6 proses kognitif pada lansia yang menunjukkan
gejala depresi. Pertama, individu yang mengalami depresi memiliki self
sistem yang sangat rendah. Kedua, lansia selalu pesimis dalam
menghadapi masalah dan segala sesuatu yang dijalaninya menjadi buruk
dan kepercayaannya terhadap dirinya yang tidak adekuat. Ketiga, memiliki
motivasi yang kurang dalam menjalani hidupnya. Keempat, membesar-
besarkan masalah dan selalu pesimis dalam menghadapi masalah. Kelima,
proses berfikirnya menjadi lambat, performance intelektualnya menjadi
berkurang. Keenam, generalisasi dari gejala depresi, harga diri rendah dan
pesimisme dan kurangnya motivasi.
b. Afektif
Lansia yang mengalami depresi merasa tertekan, murung, sedih, putus asa,
kehilangan semangat dan muram. Sering merasa terisolasi, ditolak dan
tidak dicintai. Lansia yang mengalami depresi menggambarkan dirinya
berada dalam lubang gelap yang tidak dapat terjangkau dan tidak dapat
keluar dari sana.
c. Somatik
Masalah somatik yang sering dialami lansia yang mengalami depresi
seperti pola tidur yang terganggu, gangguan pola makan, dorongan seksual
yang berkurang.
d. Psikomotor
Gejala psikomotor dalam lansia depresi yang dominan adalah retardasi
mental. Sering duduk dengan terkulasi dan tatapan kosong tanpa ekspresi,
berbicara sedikit dengan kalimat datar dan sering menghentikan
pembicaraan karena tidak memiliki tenaga atau minat yang cukup untuk
menyelesaikan kalimat itu
.
1.2.5 Pohon Masalah
Stressor

Cor Problem
Depresi
Ketidakefektifan koping

1.2.6 Masalah Keperawatan Yang Terjadi


1. Koping tidak efektif
2. Gangguan pola tidur
3. Gangguan proses pikir
4. Perubahan persepsi sensori
5. Resiko bunuh diri

1.3 ANALISIS JURNAL


Pencarian literatur menggunakan database “Jurnal Endurance 3(1)”
kata kunci yang yang digunakan “lansia, spiritual, depresi”. Pencarian literatur
didapatkan jurnal sebagai berikut. Lihat tabel 1.1
Tabel 1.1 Analilis Jurnal
Sampel
Desain
N dan Variab Instru Analisa
Judul Peneliti Hasil
o. Teknik el men Data
an
Sampling
1. Hubung Cross Sampel: - Eksperi Berdasarkan Penelitian ini
an sectiona Lansia men hasil analisa menyimpulka
Spiritual l study sebanyak univariant n bahwa
itas 52 orang didapatkan variabel
Dengan responden spiritualis
Depresi Sampling : yang memiliki
Lansia simple mengalami hubungan
Di Panti random depresi yang
Sosial sampling ringan bermakna
Tresna (63,5%). Dan dengan
Sampel
Desain
N dan Variab Instru Analisa
Judul Peneliti Hasil
o. Teknik el men Data
an
Sampling
Werdha spiritualis depresi pada
yang tidak lansia.
baik (55,8%)
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN PSIKOLOGI JIWA

2.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


1) Pengkajian
Pengkajian pisiko social lanjut usia (lansia) adalah tercapai nya integritas diri yang utuh.
Pemahaman secara keseluruhan menyebabkan lansia berusaha membimbing generasi
berikutnya (anak dan cucu) berdasarkan susudut pandang nya. Lansia yang tidak mencapai
integeritas diri akan merasa putus asa dan menyelesai masa lalu nya karena tidak mersakan
hidup nya bermakna.
a) Data objektif
Data objektif pada klien lansia dengan gangguan jiwa adalah
1. Aktifitas sosial berkurang
2. Perubahan anggota tubuh, baik struktur bentuk maupun fungsi
b) Data subjektif
Data subjektif pada klien lansia dengan gangguan jiwa adalah
1. Klien mengungkapkan tidak berdaya, tidak berharga
2. Klien mengatakan merasa kehilangan
3. Klien merasa hidup nya selama nya tidak berarti
2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa data
Data Masalah Keperawatan
DS Mayor : Koping tidak efektif
- Mengungkapkan tidak mampu mengatasi
masalah
DO Mayor :
- Tidak mampu memenuhi peran yang
diharapkan ( sesuai usia )
- Menggunakan mekanisme koping yang tidak
sesuai
DS Minor :
- Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
- Kekhawatiran kronis
DO Minor :
- Menyalahgunakan zat
- Memanipulasi orang lain untuk memenuhi
keinginannya sendiri
- Perilaku tidak asertif
- Partisipasi social kurang
DS Mayor : - Resiko bunuh diri
DO Mayor : -
DS Minor : -
DO Minor : -

2.3. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


1. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri
mengatasi masalah
2. Resiko bunuh diri berhubungan dengan demografi (lansia)
2.4. RENCANA KEPERAWATAN
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan koping tidak efektif
berhubungan dengan ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri mengatasi masalah
dapat membaik dengan kriteria hasil :
1. Komunikasi jelas sesuai dengan usia meningkat
2. Orientasi kognitif meningkat
3. Proses informasi meningkat
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan perubahan resiko
bunuh diri dapat membaik dengan kriteria hasil :
1. Verbalisasi ancaman kepada orang lain menurun
2. Perilaku melukai diri pada orang lain menurun

2.5. INTERVENSI KEPERAWATAN


 Koping tidak efektif b.d status koping d.d promosi koping

o Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama

o Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu

o Anjurkan mengungkapkan perasaan dan presepsi


BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Gangguan depresi merupakan salah satu gangguan mental-emosional yang cukupsering
dijumpai pada orang lanjut usia. Hal ini dapat disebabkan oleh karena faktor penyebab dari
gangguan depresi begitu besar kemungkinan akan di alami oleng orang lanjut usia.
3.2 SARAN
Asuhan keperawatan pada lansia hendaknya dilakukan secara profesional dan
komprehensif yaitu dengan memandang pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual pada lansia
DAFTAR PUSTAKA
XAnderson, E. T. and McFarlane, J. (2007) Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan
Praktik. 3rd edn. Jakarta: EGC.

Martono Hadi dan Kris Pranaka. 2010. Buku Ajar Boedhi-Darmojo GERIATRI, Jakarta:
Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS INDONESIA

https://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance/article/view/2219

Anda mungkin juga menyukai