Anda di halaman 1dari 59

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

Dosen Pembimbing :

Arifial Aris S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 18:

1. Candra Hari Subagiyo NIM 1702012332

2. Nurma Fathiyatul I.R.U NIM 1702012359

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

terselesaikannya penyusunan makalah yang berjudul “Usaha Kesehatan Sekolah”.

Penulisan makalah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah

Keperawatan Komunitas pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan.

Makalah ini dapat penulisselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan

materi maupun non materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Budi Utomo M.Kes, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Lamongan beserta para Wakil Rektor jajarannya yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menempuh pendidikan di

Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Lamongan.

2. Suratmi S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Program Studi S1

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lamongan yang telah bersedia memberi arahan, perhatian, memberikan

fasilitas dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.

3. Suhariyati, S.Kep., Ns., selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah yang

senantiasa memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam

mengerjakan makalah ini.

2
4. Arifial Aris S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Fasilitator yang senantiasa

memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam mengerjakan

makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang

telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Besar harapan

penulis semoga tesis ini dapat membawa manfaat.

Lamongan, 29 Mei 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB 1 .............................................................................................................5

LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................5
1.1 KONSEP KOMUNITAS......................................................................5
1.1.1 Teori CAP.................................................................................5
1.1.2 Peran Perawat Komunitas.....................................................13
1.2 KONSEP KEPERAWATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH
(UKS)..................................................................................................16
1.2.1 Definisi...................................................................................16
1.2.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)..............................17
1.2.3 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).............................18
1.2.4 Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).................20
b. Masalah kesehatan yang dapat dikurangi melalui kegiatan usaha
kesehatan sekolah (UKS) antara lain:..........................................22
1.3 ANALISIS JURNAL..........................................................................23

BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA USAHA


KESEHATAN SEKOLA (UKS)......................................................25
2.1. KASUS.............................................................................................25
2.2. Pengkajian.........................................................................................26
2.3. Analisa data.......................................................................................32
2.4. b. Diagnosa Keperawatan Komunitas...............................................35
2.5. Prioritas masalah...............................................................................37
2.6. Intervensi Keperawatan....................................................................40
2.7. Implementasi.....................................................................................41
2.8. Evaluasi.............................................................................................42

BAB 3 PENUTUP..................................................................................................43
3.1 KESIMPULAN...................................................................................43
3.2 SARAN...............................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44

LAMPIRAN...........................................................................................................45

4
BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 KONSEP KOMUNITAS

1.1.1 Teori CAP

Model cmmunity as partner (Anderson and McFarlane, 2014)


didasarkan pada model yang dikembangkan oleh Neuman dengan
menggunakan pendekatan manusia secara utuh dalam melihat masalah pasien.
Model community of client dikembangkan oleh Anderson dan Mc. Flarlane
untuk menggambarkan definisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
perpaduan antara kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut
dinamakan model “community as partner” untuk menekankan filosofi dasar
dari perawatan kesehatan masyarakat.
Empat konseptual yang merupakan pusat keperawatan dapat
memberikan sebuah kerangka kerja bagi model community as partner yang
dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Individu
Individu dalam model community as partner merupakan sebuah
populasi atau sebuah agregat.Setiap orang dalam sebuah komunitas yang
didefinisikan (populasi total) atau agregat (lansia, dewasa, remaja, anak,
perawat) yang mencerminkan individu.
2. Lingkungan
Lingkungan diartikan sebagai komunitas seperti jaringan
masyarakat dan sekelilingnya. Hubungan antara masyarakat dalam
komunitas dapat terjadi dimana masyarakat tinggal, pekerjaan, suku
bangsa dan ras, cara hidup, serta faktor lain yang umumnya dimiliki
masyarakat.
3. Kesehatan
Kesehatan dalam model ini, dilihat sebagai sumber bagi kehidupan
sehari-hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan merupakan sebuah konsep

5
positif yang menekankan pada sumber sosial dan personal sebagai
kemampuan fisik.
4. Keperawatan
Keperawatan, berdasarkan definisi tiga konsep yang lain,
merupakan upaya pencegahan (prevention). Keperawatan terdiri dari
pencegahan primer yang bertujuan pada menurunkan kemungkinan yang
berhadapan dengan stressor atau memperkuat bentuk pertahanan,
pencegahan sekunder yang dilakukan setelah sebuah stressor memasuki
garis pertahanan dan menyebabkan sebuah reaksi serta tujuannya adalah
pada deteksi dini dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan
pencegahan tersier yang bertujuan untuk meningkatkan, serta
mengembalikan status kesehatan.
Model community as partner memiliki dua faktor sentral yaitu
berfokus pada komunitas sebagai partner (mitra) yang digambarkan dalam
roda assessment. Fokus sentral tersebut berhubungan dengan masyarakat
pada komunitas sebagai intinya dan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

6
Gambar 2.1. Model Community as Partner (Elizabeth T. Anderson & Mc.
Farlane, 2014)

Model community as partner digambarkan dalam gambaran yang jelas


untuk membantu pengguna model dalam memahami bagian-bagiannya yang
akan menjadi pedoman dalam praktik di komunitas. Anderson dan Mc.
Farlane (2014) mengatakan bahwa dengan menggunakan model community
as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas
dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas dalam community as partner (Elizabeth
T. Anderson & Mc. Farlane, 2014) terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan
delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari
pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan sendiri terdiri dari
beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk suatu
komunitas.Inti meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk
setempat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh
delapan subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri
atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan
rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menggambarkan garis
pertahanan yang normal atau tingkat kesehatan komunitas yang telah dicapai
selama ini. Garis normal pertahanan dapat berupa karakteristik seperti nilai
imunitas yang tinggi, angka mortalitas infant yang rendah, atau tingkat
penghasilan yang sedang. Garis pertahann normal juga meliputi pola koping
yang digunakan, kemampuan memecahkan masalah yang mencerminkan
kesehatan komunitas.Fleksibilitas garis pertahanan digambarkan sebagai
sebuah garis putus-putus di sekitar komunitas dan garis pertahanan normal,
merupakan daerah (zona) penyangga (buffer) yang menggambarkan sebuah
tingkat kesehatan yang dinamis yang dihasilkan dari respon sementara
terhadap stressor.Respon sementara tersebut mungkin menjadi gerakan

7
lingkungan melawan sebuah stressor lingkungan atau sebuah stressor sosial.
Kedelapan subsistem tersebut dibagi dalam garis terputus untuk
mengingatkan bahwa subsistem tersebut saling mempengaruhi (Anderson and
McFarlane, 2011).
Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem
satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada
lines of resistance, yaitu mekanisme internal untuk bertahan dari stressor.
Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk bertanggung jawab terhadap
kesehatan contoh dari line of resistance Anderson dan Mc. Farlane (2014)
mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as partner
terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses
keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu
inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari
pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa
tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
a. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, dan sosial ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses
tindakan untuk mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif
dan negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari
masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan
tujuan merancang strategi promosi kesehatan.Dalam tahap pengkajian
ini terdapat lima kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat, dan prioritas masalah.
a. Pengumpulan Data

8
Tujuan :
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga
dapat ditentukam tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi, dan spiritual, serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data
meliputi:
1. Data inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b. Data demografi
c. Vital statistic
d. Status kesehatan komunitas
2. Data lingkungan fisik
a. Pemukiman
b. Sanitasi
c. Fasilitas
d. Batas-batas wilayah
e. Kondisi geografis
3. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
a. Pelayanan kesehatan
b. Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)
4. Ekonomi
a. Jenis pekerjaan
b. Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d. Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan
lanjut usia
5. Keamanan dan transportasi
a. Keamanan
b. Transportasi

9
6. Politik dan pemerintahan
a. System pengorganisasian
b. Struktur organisasi
c. Kelompok organisasi dalam komunitas
d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7. System komunikasi
a. Sarana umum komunikasi
b. Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas
c. Cara penyebaran informasi
8. Pendidikan
a. Tingkat pendidikan komunitas
b. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non
formal)
c. Jenis bahasa yanhg digunakan
9. Rekreasi
a. Kebiasaan rekreasi
b. Fasilitas tempat rekreasi
Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui
lisan.
2. Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran.
Sumber Data
1. Data primer
Data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini
mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,

10
keluarga, kelompok, dan komunitas berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien atau medical record. (Wahit, 2005)
Cara Pengumpulan Data
1. Wawancara atatu anamnesa
2. Pengamatan
3. Pemeriksaan Fisik
b. Pengolahan Data
1. Klasifikasi data atau kategorisasi data
2. Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data
(Anderson and Mc Farlane 1988. Community as Client)
c. Analisis Data
Tujuan analisis data:
1. Menetapkan kebutuhan komuniti
2. Menetapkan kekuatan
3. Mengidentifikasi pola respon komuniti
4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan
d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
e. Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria:
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat

11
6. Aspek politis.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki
kebutuhan menurut Abraham H. Mashlow yaitu:
1. Keadaan yang mengancam kehidupan
2. Keadaan yang mengancam kesehatan
3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Masalah aktual
adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan
masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian.
(American Nurses Of Association (ANA). Dengan demikian,
diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi
dengan tindakan keperawatan.
3. Perencanaan
a. Tahapan pengembangan masyarakat:
b. Persiapan, penentuan prioritas daerah
c. Pengorganisasian, pembentukan pokjakes.
d. Tahap diklat
e. Tahap kepemimpinan
f. Koordinasi intersektoral
g. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.
4. Pelaksanaan/Implementasi
a. Tanggung jawab melaksanakan kegiatan:
b. Bantuan mengatasi masalah kurang
c. nutrisi, mempertahankan kondisi
d. seimbang, meningkatkan kesehatan
e. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat
f. untuk mencegah kurang gizi
g. Advokat komunitas.

12
5. Evaluasi atau penilaian
Dilakukan dengan konsep evaluasi struktur,proses, hasil.
Fokus:
a. Relevansi antara kenyataan dengan target
b. Perkembangan/ kemajuan proses, kesesuaian dg perencanaan,
peran pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta
c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
d. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas.
e. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan. lama.
Proses Evaluasi
a. Menilai respon verbal dan nonverbal
b. Mencatat adanya kasus baru yg dirujuk ke RS

1.1.2 Peran Perawat Komunitas

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam unit social (Vinay

Kumar, Ramzi S. Cotran, 2013). Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial

baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Banyak peranan

yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat oleh perawat

kesehatan masyarakat diantaranya adalah (Candra Widyanto, 2014):

a. Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider)


Peran perawat sebagai care provider ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan
keperawatan masyarakat yang utuh (holistic) serta
berkesinambungan (komprehensif). Asuhan keperawatan dapat
diberikan secara langsung maupun secara tidak langsung pada
berbagai tatanan kesehatan meliputi puskesmas, ruang rawat inap
puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling sekolah,
panti, posyandu, dan keluarga.
b. Peran Sebagai Pendidik (Educator)

13
Yaitu peran sebagi pendidik (educator) menuntut perawat
untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat baik di rumah, puskesmas dan
di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat. Sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
optimal.Perawat bertindak sebagai pendidik kesehatan harus
mampu mengkaji kebutuhan klien yaitu kepada individu, keluarga,
kelompok masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit,
menyusun program penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik
sehat maupun sakit. Misalnya penyuluhan tentang nutrisi, senam
lansia, manajemen stress, terapi relaksasi, gaya hidup bahkan
penyuluhan mengenai proses terjadinya suatu penyakit.
c. Peran sebagai konselor (Counselor)
Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan
sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif.Pemberian
konseling dapat dilakukan dengan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
d. Peran sebagai panutan (Role Mode)
Peran kesehatan masyarakat harus dapat memberi contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tatacara hidup sehat
yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
e. Peran sebagai pembela (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau
tingkat komunitas.Pada tingkat keluarga, perawat dapat
menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada pada
masyarakat.Seorang pembela klien yaitu pembela dari hak-hak
klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang
terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan
melindungi hak-hak klien.
f. Peran sebagai manajer kasus (Case Manager)

14
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat
sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
g. Peran sebagai kolaborator
Peran sebagai kolaborator yaitu dapat dilaksanakan dengan
cara bekerja sama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter,
ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu
mempercepat proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang
lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat
penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.
h. Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan
yang timbul serta berdampak terhadapat status kesehatan melalui
kunjugan rumah, pertemuan-pertemuan observasi, dan
pengumpulan data.(Candra Widyanto, 2014)
1. Peran Pada Invidu Atau Keluarga
2. Sebagai pelaksana kesehatan
3. Sebagai pendidik
4. Sebagai konselor
5. Sebagai peneliti
i. Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan
pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak
dengan mengikut sertakan keluarga maupun masyarakat sekolah
dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986).Fokus utama
perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya,serta
sasaran penunjang adalah guru dan kader.
j. Peran dalam bidang kesehatan kerja

15
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja
dalam segala bidang pekerjaan.Perawat kesehatan kerja
mengaplikasikan praktik keperawatan dalam upaya memenuhi
kebutuhan unik individu, kelompok, dan masyarakat ditatanan
industry, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas, dan
lain-lain.
k. Perawatan kesehatan di rumah
Perawatan kesehatan dirumah adalah bagian dari rangkaian
perawatan kesehatan umum yang disediakan pada individu dan
keluarga untuk meningkatkan, memelihara, dan memulihkan
kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan
penyakit.
(Ilmi, 2011).

1.2 KONSEP KEPERAWATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH

(UKS)

1.2.1 Definisi

Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha


kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan
anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama.
Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga
penerangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri,
menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku, dan juga
memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2012)
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan
perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya
kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat

16
dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia
sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan (P. Ananto,
2012)
Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan UKS adalah
usaha kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun
yang di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta
didik beserta masyarakat sekolah yang lainya yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga peserta
didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta
optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
1.2.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Menurut Suliha dkk (2011: 36) Tujuan UKS secara umum


adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan
sekolah yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia indonesia yang berkualitas. Menurut Suliha
dkk (2011: 57-58) Secara khusus tujuan usaha kesehatan sekolah
adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi
derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan 12 prinsip hidup sehat,
serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat
fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat
dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba,
alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan
masalah pornografi dan masalah social lainnya.
Jadi tujuan UKS yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan kemampuan hidup sehat peserta didik agar dapat menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, baik fisik,
mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, menangani anak

17
didik yang mengalami kecelakaan ringan, melayani kesehatan dasar
bagi anak didik selama sekolah (pemberian imunisasi), memantau
pertumbuhan dan status gizi anak didik dan sebagainya.
1.2.3 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta


didik sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua,
pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap
jenjang sebagai sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah
lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah/TK sampai SLTA,
termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama
serta pondok pesantren beserta lingkungannya (Depkes, 2010).
Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan
kesehatan dan pelayanan kesehatan. sasaran tertier lainnya adalah
lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai lembaga (institusi)
pendidikan merupakan media yang penting untuk menyalurkan segala
bentuk pembaharuan tata cara dan kebiasaan hidup sehat, agar lebih
mudah tertanam pada anak-anak. Dengan demikian, akan dapat
memberikan pengaruh terhadap kehidupan keluarga, masyarakat
sekitarnya, bahkan masyarakat yang lebih luas lagi. Anak didik
dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap dan kebiasaan hidup
dangan norma-norma kesehatan. Pendidikan kesehatan di sekolah
dasar melalui program UKS mempunyai peranan yang sangat efektif
sebab Sekolah Dasar, sebagai lembaga pendidikan yang tersebar luas
di daerah pelosok tanah air, dari pedesaan hingga kota-kota besar. Di
pandang dari segi pembiayaan pemerintah dan harapan untuk masa
depan, pelaksanaan UKS di sekolah dasar adalah ekonomis. Apalagi
untuk kepentingan ini masyarakat (orang tua murid) selalu dilibatkan
dalam berbagai bentuk, melalui PGOM (persatuan guru dan orang tua
murid).
Menurut Depkes RI (2010: 7) bahwa peserta didik dari tingkat
sekolah dasar sampai tingkat menengah termasuk perguruan tinggi

18
beserta lingkungannya merupakan sasaran utama dari pembinaan
UKS. Didalam pembangunan nasional, perhatian terhadap dunia anak-
anak tidak dapat diabaikan. Anak-anak merupakan penerus dalam
bidang tenaga kerja, sehingga pembinaan terhadap golongan ini perlu
dimulai sedini mungkin. Sehubungan dengan ini bidang pendidikan
dan kesehatan mempunyai peranan yang besar karena secara
organisasai sekolah berada dibawah departemen pendidikan nasional,
Secara fungsional departemen kesehatan bertanggung jawab atas
kesehatan anak didik. Mengingat hal tersebut, UKS dijalankan atas
dasar titik tolak pemikiran bahwa :
1. Sekolah merupakan lembaga yang sengaja dihidupkan untuk
mempertinggi derajat bangsa dalam segala aspek
2. Usaha kesehatan melalui masyarakat sekolah mempunyai
kemungkinan yang lebih efektif diantara beberapa usaha yang
ada, untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada
umumnya, karena masyarakat sekolah :
a) mempunyai prosentase yang tinggi.
b) merupakan masyarakat yang telah terorganisir, sehingga
mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan usaha-usaha
kesehatan masyarakat.
c) peka terhadap pendidikan pada umumnya, dapat
menyebarkan modernisasi (sebagai agent of change), karena
dalam usia ini anak-anak sekolah berada dalam taraf
perkembangan dan pertumbuhan, mudah dibimbing dan
dibina. Pada masa ini adalah masa yang tepat untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan hidup sehat dengan
harapan agar mereka dapat meneruskan serta mempengaruhi
lingkungannya sekarang dan dimasa yang akan datang.
Masyarakat sehat yang akan datang merupakan salah satu
hasil dari sikap dan kebiasaan hidup sehat yang dimiliki
anak-anak pada waktu sekarang. (Soenaryo, 2012: 148).

19
1.2.4 Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Ruang luang lingkup UKS tercermin dalam tri program atau yang

disebut dengan TRIAS UKS yang meliputi :

a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan
bimbingan kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan
kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik, selain di bidang kesehatan peserta didik juga dibina
dalam bidang kesehatan lingkungan yang merupakan bagian yang
sangat mempengaruhi pembentukan pribadi peserta didik, adanya
proses kenaikan bagi peserta didik maka harus menyelenggarakan
kegiatan sosialisasi setiap tahun sehingga seluruh peserta didik
terpapar materi kesehatan dan kesehatan lingkungan.(Tim Pembina
UKS, 2012,33)
Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan
ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan
pendidikan pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada
saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja, namun bisa juga
secara integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan
kepada peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah
melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang dilakukan di
sekolah atau di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan
tentang, gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik, guru
dan orangtua. Melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik,
guru pembina UKS dan kader kesehatan. Melaksanakan pendidikan
dan kebiasaan hidup bersih melalui program sekolah sehat.(Tim
Pembina UKS,2012,26)
b. Pelayanan Kesehatan

20
(Tim Pembina UKS,2012, 28-29) Pelaksanaan pelayanan
kesehatannya meliputi kegiatan – kegiatan antara lain:
1) Kegiatan Peningkatan (Promotif), Latihan Keterampilan teknis
pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif
peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain : Kader
Kesehatan Sekolah, Olahraga, Kesenian, Berkebun dan Lomba.
2) Pembinaan Sarana Lingkungan Sekolah, antara lain :
a) Pembinaaan Warung Sekolah (Kantin)
b) Lingkungan Sekolah yang terpelihara
c) Pembinaan Keteladan berperilaku hidup sehat
3) Kegiatan Pencegahan (Preventif)
4) Memelihara Kesehatan yang bersifat umum dan khusus
5) Penjaringan kesehatan bagi anak
6) Monitoring / memantau peserta didik
7) Usaha Pencegahan Penyakit Menular
8) Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan
Rehabilitatif)
9) Diagnosa Dini
10) Pengobatan pada penyakit
11) P 3 K dan P 3 P
c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah
satu unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus
dilakukan, karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan seluruh komunitas
sekolah serta peningkatan daya serap siswa dalam proses belajar
mengajar Maka pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
dilaksanakan melalui 6 K yaitu: Keamanan Keindahan Kebersihan
Kekeluargaan Ketertiban Kerindangan (Tim Pembina UKS 2012,
75-76).

21
Menurut WHO (Depkes, 2010) adapun Pembinaan kepada peserta
didik agar dapat menerapkan pentingnya UKS Diantaranya dengan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1) Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan
terencana (Jumat Bersih, piket kapling, piket kelas)
2) Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar
sekolah
3) Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat
sampah di depan kelas, dipilah antara sampah organik dan
anorganik
4) Mengolah sampah organik menjadi kompos
5) Tidak mencorat-coret dinding dan bangku
6) Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai
7) Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA,
taman sekolah
8) Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olah raga dan
kesenian).

b. Masalah kesehatan yang dapat dikurangi melalui kegiatan usaha


kesehatan sekolah (UKS) antara lain:
1) Imunisasi,
2) Kesehatan gigi,
3) Sanitasi dan air bersih,
4) Masalah gizi dan anemia,
5) Kekerasan dan kecelakaan,
6) Gangguan kesehatan mental,
7) Kebersihan diri maupun lingkungan,
8) Masalah kesehatan reproduksi remaja,
9) Merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkoba,
10) Penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas).

22
1.3 ANALISIS JURNAL

Pencarian literatur menggunakan database science direct , kata kunci

yang yang digunakan “Drajat kesehatan”. Pencarian literatur didapatkan jurnal

sebagai berikut. Lihat tabel 1.1

Tabel 1.1 Analilis Jurnal

Sampel
Desain Analisa
No. Judul dan Teknik Variabel Instrumen Hasil
Penelitian Data
Sampling
1. Implementati korelasional. Sampel: Kuesioner Metodologi Pelaksanaan UKS di
on Health pembina UKS pelaksanaan penilaian SekolahDasar Negeri se-
School sebanyak 6 program UKS, kinerja UKS Kecamatan Selongdalam
Program to responden dari derajatkesehat pada anak kategori baik atau optimal.
ImproveHealt 6 SDdan siswa an siswa SD di Status derajat kesehatan
h Status for sebanyak 336 lombok siswa di.
School Age responden timur dengan SDN se-Kecamatan Selong
at East Sampling: mempertimb KabupatenLombok Timur
Lombok cluster random angkan cara dalam kategori baikatau sehat
sampling dua dan sarana
tahap dari
instagram
terkait

23
BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA BENCANA BANJIR

2.1. KASUS

Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN


Wonokromo IV Surabaya menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian status kesehatan anak sekolah, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan
keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak
sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah.
2.2. Pengkajian

Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan


Community as partner meliputi : data inti komunitas dan subsystem. A.
Data inti komunitas, terdiri dari:
1. Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data
Monografi SDN Wonokromo IV Surabaya untuk usia 6 – 12 tahun +
123 siswa, jumlah anak sekolah menurut jenis kelamin dan golongan
umur tergambar pada grafik di bawah ini.

Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis


Kelamin di SDN Wonokromo IV Surabaya bulan November tahun
2019

1
30
25
20
15 Perempuan
10 Laki-laki
5
0
6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 - 11 12 tahun
tahun

Dari 123 siswa SDN IV Wonokromo antara siswa laki-laki yang


berumur 8 – 9 tahun dan anak perempuan berumur 8 – 9 tahun
mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu 20.5 % dan 20 %.
2. Status perkawinan
100% dari anak usia sekolah belum kawin.
3. Nilai, kepercayaan dan agama :
Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di
bawah ini :

Diagram 2 : Karakteristik anak usia sekolah Berdasarkan Agama di SDN


IV Wonokromo Surabaya pada November 2019.

2
Kristen
3.1 %

Islam
96.9 %

Dari diagram di atas mayoritas responden beragama Islam yaitu 96,9


%.

Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan


tidak tersedia musala untuk tempat beribadah karena letak SD
bersebelahan dengan masjid, kegiatan keagamaan dilaksanakan di
masjid tersebut. Di sekoLah terdapat mata pelajaran Agama.
Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru agama, menyatakan
bahwa nilai/norma/budaya yang dianut anak-anak SD baik, kehidupan
beragama berjalan dengan harmonis, dan anakanak rajin dan antusias
dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.

3
 Data subsystem

Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :

1. Lingkungan Fisik
Inspeksi Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis
dekat dengan jalan raya. Kebersihan
lingkungan sekolah kurang terjaga dengan
baik, terdapat 1 kantin di dalam sekolah yang
menjual makanan yang kurang terjamin
kebersihannya. Terdapat banyak penjual
makanan di depan gerbang sekolah. Jenis
makanan yang dijual tidak terjamin
kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang
terpisah antara kamar mandi anak laki-laki
dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik.
Auskultasi Hasil wawancara dengan kepala sekolah,
bahwa di sekolah SDN IV

Wonokromo terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang sudah lama


berjalan seperti olahraga meliputi sepak bola dan senam, kesenian
meliputi tari dan musik dan kegiatan keagamaan seperti pengajian.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang


kurang baik

bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga
kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

4
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat UKS
untuk tempat istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain
itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan Konseling) untuk konsultasi
siswa.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang
tua para siswa mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan
berdagang untuk mencari nafkah.
4. Keamanan dan Transportasi
a. Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah
menyebrang jalan raya, akan tetapi ditemukan kebiasaan yang
mengancam kesehatan anak usia sekolah :
1) Kebiasaan jajan sembarangan
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang
kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia sekolah
adalah sebagai berikut :
Diagram 3 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh anak
usia sekolah di sekolah SDN IV Wonokromo

Kebiasaan Jajan Sembarangan


80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

5
Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki
kebiasaan jajan sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini merupakan hal
yang negatif bagi kesehatan anak usia sekolah karena kebersihan
makanan dan kandungan gizi yang ada di dalam makanan tersebut bisa
menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan untuk anak usia
sekolah.
2) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah

Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang


kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia sekolah adalah
sebagai berikut :
Diagram 4 : Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah SDN IV
Wonokromo

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Permen Coklat Snack

Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah


adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang
negatif bagi kesehatan gigi anak usia sekolah karena dalam permen
mengandung kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko tinggi
terjadi kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN IV
Wonokromo.
3) Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur

6
Diagram 5 : Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur yang dilakukan oleh
anak usia sekolah di sekolah SDN IV Wonokromo

Kebiasaan Menggosok Gigi

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak


menggosok gigi sebelum tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini
merupakan hal yang negatif bagi
perilaku anak usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya
ditanamkan sejak dini, selain itu apabila tidak menggosok gigi
dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan gigi dan
mulut.
Berdasarkan wawancara dari petugas UKS menyatakan bahwa anak-
anak SDN IV Wonokromo sudah mendapat pengetahuan tentang
cara menggosok gigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak menggosok
gigi sebelum tidur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

7
Tabel 1: Frekuensi alasan anak SDN IV Wonokromo tidak menggosok
gigi sebelum tidur
Alasan tidak menggosok gigi jumlah Presentase
Malas 50 40.6%
Tidak di suruh ortu 30 49.7%
Lupa 13 10.5%
Total 127 100%

8
 Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN IV Wonokromo
adalah sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.
5. Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah
adalah keikut sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta
kebijakan pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan anak
usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah yaitu
mengikuti kegiatan kepramukaan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh
informasi pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media,
para guru dan orang tua. Hasil pengkajian yang telah diperoleh
adalah sebagai berikut:
Diagram 6 : Sumber informasi yang digunakan anak usia sekolah
untukmemperoleh pengetahuan tentang gosok gigi di sekolah SDN IV
Wonokromo.

9
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Media Ortu Guru

Berdasarkan data di atas mayoritas anak mengetahui


mengenai informasi tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber
dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%.
Media informasi yang digunakan anak ini mempunyai dampak
positif dan negatif.
b. Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di
sekolah SDN IV Wonokromo meliputi data tentang diskusi yang
dilakukan anak dengan orang tua, peran orang tua dalam
menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan orang
tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak. Agar
lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian dibawah ini :

Diagram 7 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak dengan


orang tua di sekolah SDN IV Wonokromo

10
60

50

40

30

20

10

0
Sering Jarang Tidak Pernah

Berdasarkan diagram di atas, maka mayoritas anak menjawab


jarang mengadakan diskusi dengan orang tua dalam mengatasi
masalah anak yaitu sebesar 74 responden (60%). Keadaan ini
sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak untuk mencari
informasi melalui orang lain atau media yang belum tentu
kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan sebagai
pendengar aktif dan pemberi solusi bagi permasalahan yang
dihadapi oleh anaknya.

Diagram 8 : Perlunya orang tua membantu mengatasi masalah anak di

sekolah SDN IV Wonokromo

11
Tidak perlu
1.0 %

Perlu
99.0 %

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa hampir 100 % responden


menyatakan perlu mendapatkan bantuan orang tuauntuk mengatasi
masalah yang terjadi pada dirinya.
7. Pendidikan
Semua anak bersekolah di sekolah SDN IV Wonokromo Surabaya.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang
tuanya biasanya ke Kebun Binatang Surabaya (KBS), taman-
taman kota, Pantai Kenjeran, dan Taman Hiburan Remaja (THR).
Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah raga dan seni di
sekolah SDN IV Wonokromo terdapat lapangan sepak bola,
sanggar senam, dan tari.
2.3. Analisa data

Data Masalah
1. Lingkungan fisik : - Ganguan
- Adanya kebiasaan pada lingkungan tumbuh
anak usia sekolah yang kurang baik kembang
bagi perkembangan anak yaitu dengan agregat
orang tua dan lingkungan anak anak usia

12
yang membiasakan tidak sekolah yang
menggosok gigi sebelum tidur dapat
sehingga kebiasaan ini diikutioleh menyebabkan
anak usia sekolah kejadian karies
gigi

2. Keamanan dan transportasi :


a. Kebiasaan jajan sembarangan
- 80% anak usia sekolah memiliki
kebiasaan jajan sembarangan
- Mayoritas jenis jajanan anak usia - Defisit
sekolah adalah permen sebanyak 50 perawatan diri
anak (40,6%) dengan agregat
- 45 murid yang bermasalah pada gigi anak usia
dengan persentase 36.5% sekolah
b. Kebiasaan menggosok gigi sebelum
tidur
- 75% anak usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum tidur
- Alasan tidak menggosok gigi karna
tidak disuruh oleh
- orang tuanya (48.7%)

3. Komunikasi
a. Kebiasaan formal - Penurunan
Anak mengetahui mengenai informasi koping keluaga
tentang gosok gigi sebelum tidur dengan agregat
bersumber dari media khususnya anak usia
televisi tentang iklan pasta gigi sekolah
sebesar 45%

b. Komunikasi informal
- Sebesar 60% anak sekolah jarang
diskusi dengan orang tuanya
untukm menyelesaikan masalah
- Sebesar 99% anak usia sekolah
menganggap perlu peran ortu untuk
mengatasi masalah anak

13
2.4. b. Diagnosa Keperawatan Komunitas

a. Ganguan tumbuh kembang dengan agregat anak usia sekolah b/d


pengabaian yang dapat menyebabkan kejadian karies gigi (kebiasaan
pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik )
b. Defisit perawata diri pada agregat anak usia sekolah b/d penurunan
motivasi / minat (kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi
sebelum tidur sebesar 75%, mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah
adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang bermasalah
pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7% anak usia
sekolah beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh
orang tuanya)
c. Penurunan koping keluaga pada agregat anak sekolah b/d keluaraga
telalu fokus pada dunia luar/ pekerjaan (anak jarang diskusi dengan
orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan perlunya
peran ortu untuk mengatasi masalah anak sebesar 99%.)
2.5. Prioritas masalah

Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah

memprioritaskan diagnosa keperawatan dengan menggunakan ranking

dari semua diagnosa yang telah ditemukan. Tujuan dari prioritas

masalah adalah untuk mengetahui diagnosa keperawatan komunitas

yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dengan masyarakat.

Prioritas untuk diagnosa komunitas pada agregrat anak usia sekolah di

SDN IV Wonokromo Kelurahan Wonokromo Surabaya adalah sebagai

berikut :

14
Diagnosa Pentingnya Perubahan Total
keperawatan penyelesaian positif untuk 0 : tidak ada score
pada agregat masalah penyelesaian 1 : rendah
anak usia 1 : rendah di komunitas 2 : sedang
sekolah 2 : sedang 0 : tidak ada 3 : tinggi
3 : tinggi 1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
Ganguan 3 2 3 8
tumbuh
Kembang
pada
agregat
anak usia
sekolah
Defisit 3 3 3 9
Perawatan
Diri pada
agregat anak
usia sekolah
Penurunan 2 1 1 4
koping
keluarga
pada agregat
anak usia
sekolah

15
2.6. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat


keper
awata
n
Ganguan 1. Jangka 1.Lakukan - - 3 Des SDN IV
tumbuh panja pendekatan Komuni Komun 2019 Won
Kembang ng secara formal kasi dan ikasi okro
pada Terbe dengan kepala informa dan mo
agregat ntukn sekolah, guru, si inform Sura
anak usia ya dan petugas - Ceramah asi baya
sekolah kelo UKS dan - Ceramah
yang mpok 2.Berikan diskusi dan
Dapat anak  penyuluhan - Edukasi diskusi
menyebab usia kesehatan dan - Edukasi
kan sekol tentang karies demonst dan
kejadian ah gigi pada rasi demons
karies gigi yang kelompok trasi
pedul anak usia
i sekolah
terha 3. Demonstrasikan
dap cara
keseh menggosok
atan gigi dengan
gigi
2. Jangka  baik dan benar

16
pend pada kelompok
ek  anak usia
- sekolah
Agre 4. Beri kesempatan
gat padakelompok
anak  anak
usia usiasekolah
sekol untuk
ah bersamasama
tidak  mempraktikan
meng cara
alami menggosok
karie gigi
s gigi dengan baik
- Agregat dan benar 
anak  - Kepala sekolah,
usia guru,
sekol dan petugas
ahme UKS SDN IV
ndap Wonokromo
atkan Surabaya
peng -
etahu Kelompok anak
an usia sekolah di
yang SDN IV
cuku Wonokromo
p Surabaya
tenta - Komunikasi dan

17
ng pe informasi
ncega - Ceramah dan
han diskusi
masal - Edukasi dan
ahkar demonstrasi 3
ies Desember 2012
gigi SDN IV
Wonokromo
Surabaya 29
5. Lakukan
kerjasama
dengan
puskesmas
setempat untuk 
melakukan
monitoring
terhadap
kelompok
anak  usia
sekolah di SDN
IVWonokromo
Surabaya

2.7. Implementasi

Dx. Keperawatan Hari/tanggal Kegiatan


1. Ganguan tumbuh Senin / 3 1. Melakukan pendekatan secara formal dengan
Kembang pada Desember 2019 kepala sekolah, guru, dan petugas UKS.
agregat anak usia Kepala sekolah, seluruh guru, dan petugas
sekolah yang UKS mendukung diadakannya penyuluhan

18
dapat kesehatan tentang karies gigi di SDN IV
menyebabkan Wonokromo Surabaya.
kejadian karies 2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang
gigi pada karies gigi pada kelompok  anak usia sekolah.
Seluruh anak antusias dan semangat untuk
mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan.
3. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi
dengan baik dan benar pada kelompok anak
usia sekolah Seluruh anak antusias dan
semangat untuk cara menggosok gigi
dengan baik dan benar 
4. Memberi kesempatan pada kelompok anak
usia sekolah untuk bersama sama
mempraktikan cara menggosok gigi dengan
baik dan benar . Seluruh anak antusias dan
semangat untuk bersama-sama mempraktikan
cara menggosok gigi dengan baik dan benar 

2.8. Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasi. Evaluasi proses


dari pelaksanaan diagnosa keperawatan pertama di SDN IV Wonokromo
Surabaya adalah 100% peserta hadir, 90% peserta terlibat aktif dalam diskusi
dan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai alokasi waktu. Evaluasi hasi yang
dapat diketahui adalah melalui peningkatan pengetahuan kelompok anak usia
sekolah tentang cara menggosok gigi dengan baik dan benar yang dapat dilihat
dari antusias anak usia sekolah dalam mempraktikan car

19
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha


kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan
masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta
lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama.Untuk meningkatkan kesadaran
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, dilakukan upaya menanamkan
prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan
istilah tiga program pokok (trias) UKS. Peran perawat kesehatan sekolah yang
paling utama yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah. Salah
satu fungsi peran perawat sekolah yaitu memberikan pelayanan serta
meningkatkan kesehatan individu dan memberikan pendidikan kesehatan
kepada semua populasi yang ada di sekolah.

3.2 SARAN

Saat ini fungsi UKS di sekolah terutama sekolah dasar belumlah


maksimal.diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang UKS agar mampu
menciptakan pribadi siswa yang sehat sehingga siswa dapat mengoptimalkan
proses belajar mereka.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E. T. and McFarlane, J. (2011) Community as Partner: Theory and

Practice in Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Anderson, E. T. and McFarlane, J. (2014) Community as partner: Theory and

practice in nursing, Community as Partner: Theory and Practice in Nursing. doi:

10.1097/00000446-199610000-00015.

Candra Widyanto, F. (2014) Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis,

Nuha Medika. doi: 10.1080/10837450902911929.

Effendy, F. dan M. (2009) keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan Praktik

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Guragain, A. M., Paudel, B. K. and Lim, A. (2016) ‘Adolescent Marriage in Nepal :

A Sub-Regional Level Analysis’, Marriage & Family Review. doi:

10.1080/01494929.2016.1157560.

21
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011) ‘Pedoman Teknis Penanggulangan

Krisis Kesehatan Akibat Bencana’, in. Jakarta.

Vinay Kumar, Ramzi S. Cotran, S. L. R. (2013) Buku Ajar Patologi Robbins,

Patologi.

Effendy, F. dan M. (2009) keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan Praktik

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

LAMPIRAN

(JURNAL)

JURNAL KEDOKTERAN YARSI 22 (2) : 102-113

(2014)

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan


Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Derajat
Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah Dasar di
Lombok Timur

22
Implementation Health School Program to Improve
Health Status for School Age at East Lombok

Yoyok Bekti Prasetyo, Atok


Miftachul Hudha, Wahyu
Tisna Mayangsari
Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

KATA KUNCI Program UKS; derajat kesehatan; agregat usia sekolah


KEYWORDS dasar School Health Program; Health Status, School Age
ABSTRAK Salah satu permasalahan serius yang dihadapi bangsa
Indonesia adalah masalah kesehatan khususnya
kesehatan agregat usia sekolah dasar. Hal tersebut
dapat dilihat dari masalah kesehatan umum yang
terjadi biasanya berkaitan dengan kebersihan
perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang
baik dan benar terdapat 124 kasus dari 336 siswa
dengan prosentase sebanyak 37% yang mengalami
masalah gigi, serta masalah kebiasaan cuci tangan
pakai sabun oleh siswa di SDN Lombok Timur. Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai salah satu wahana
untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik,
tetapi dalam kenyataannya tidak sedikit sekolah yang
tidak dapat melaksanakan UKS dengan baik dan benar.
Analisis hubungan pelaksanaan program UKS dalam
meningkatkan derajat kesehatan agregat usia sekolah
di Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian korelasional. Sampel dalam penelitian ini
pembina UKS sebanyak 6 responden dari 6 SD dan
siswa sebanyak 336 responden dengan teknik sampling
cluster random sampling dua tahap.Variabel
independen yaitu pelaksanaan program UKS dan
variabel dependen yaitu derajat kesehatan siswa. Dari
hasil penelitian di dapatkan ada hubungan antara
program UKS dengan derajat kesehatan agregat usia
sekolah dasar. Kegiatan yang dilakukan di upaya
kesehatan sekolah dalam rangka meningkatkan derajat

23
kes an ringan, dan pemberian obat-obatan. Perawat
eh kesehatan komunitas sebagai pemberi pelayanan
ata diharapkan dapat berperan aktif untuk meningkatkan
n kesehatan individu dan memberikan pendidikan
agr kesehatan kepada semua populasi yang ada di sekolah,
eg memberi kontribusi
at
usi
a
sek
ola
h
ad
ala
h
scr
een
ing
,
pe
ne
mu
an
kas
us,
sur
vei
lla
nce
sta
tus
im
uni
sas
i,
pe
ng
elo
laa
n
kel
uh

24
YOYOK BEKTI PRASETYO, ATOK MIFTACHUL HUDHA, WAHYU TISNA MAYANGSARI

untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan fisik dan


sosial sekolah, serta menghubungkan program kesehatan
sekolah dengan program kesehatan masyarakat yang lain.

ABSTRACT One of seriously health problem in Indonesia is school age agregat.


It was showed from generally heatlh problem in school age such
as tooth healthy problem (37%), poor attitude to hand washing.
School health program is an effort to improve heatlh status
school age agregat, but in fact there were still many school not
to implement with good school health program. This study aim
to analise the corelation between implementation school health
program with health status for school age agregat. This study
was corelative design. The sample were 6 supervisor of health
school program in 6 elementary school, and 336 elementary
school student. The sampling technique used in this study was
with two stage cluster random sampling. Independent variable is
school health program and dependent variable is student health
status. There were correlation between school health program
with student health status. Activities that be can implemented as
school health program to improve health status in school age
agregat are screening, case finding, survailance, immunitation,
complaint management and pharmaceutical used. The school
health nurse as care giver can play an active role to improve
individual health and give health education for all people in the
school community, nurse give contribution to maintain and
recovery physical and social school environment, also linkaged
school health program with other health program in the
community.

Salah satu permasalahan serius 2003). Masalah yang sering timbul pada
yang dihadapi bangsa Indonesia adalah anak usia sekolah yaitu gangguan
masalah kesehatan khususnya masalah perilaku, gangguan perkembangan
kesehatan anak usia sekolah. Populasi fisiologis hingga gangguan dalam
anak usia sekolah dasar merupakan belajar dan juga masalah kesehatan
komponen yang cukup penting dalam umum. Berbagai macam masalah yang
masyarakat, mengingat jumlahnya muncul pada anak usia sekolah, namun
yang cukup besar diperkirakan 23% masalah yang biasanya terjadi yaitu
atau sepertiga dari jumlah penduduk masalah kesehatan umum. Masalah
Indonesia. Dari jumlah itu diperkirakan kesehatan umum yang terjadi pada
55 juta diantaranya mengikuti pen- anak usia sekolah biasanya berkaitan
didikan di tingkat SD/Madrasah
Ibtidaiyah, SLTP/Madrasah
Tsanawiyah dan SMU/Madrasah
Aliyah yang kelak menjadi orang tua Correspondence:
dan calon pemimpin bangsa yang mana
University of Muhammadiyah Malang, Jalan
sebagai calon pemimpin bangsa Bendungan Sutami No.188A Malang, Telephone 0341-
diperlukan jiwa yang sehat (Pribadi, 551149, Faks 0341-582060, email: yoyok@umm.ac.id
PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN DERAJAT
KESEHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LOMBOK TIMUR

dengan kebersihan perorangan dan (Depkes, 2005). Salah satu wadah untuk
lingkungan seperti gosok gigi yang mengembangkan promosi PHBS anak
baik dan benar, kebersihan diri, serta usia sekolah adalah layanan Usaha
kebiasaan cuci tangan pakai sabun Kesehatan Sekolah (UKS).
(Permata, 2010). Menurut Rahardjo Kegiatan UKS di tinjau dari segi
(2007), membuktikan dalam survey sarana dan prasarana, pengetahuan,
Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 sikap peserta didik di bidang kesehat-
terdapat 76,2% anak Indonesia pada an, warung sekolah, makanan sehari-
kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 hari/gizi, kesehatan pribadi secara
dari 10 anak) mengalami gigi ber- umum memperlihatkan bahwa prinsip
lubang. Hal ini jelas bahwa adanya hidup sehat dan derajat kesehatan
permasalahan yang cukup serius yaitu peserta didik belum mencapai tingkat
minimnya kesadaran dan pengetahuan yang di harapkan. Begitu pula dengan
kesehatan gigi dimasyarakat. Menurut sasaran upaya kesehatan di tinjau dari
Permata (2010), banyak anak usia cakupan sekolah, peserta didik di
sekolah yang menderita diare dikarena- kaitkan dengan wajib belajar, mutu
kan sebelum dan sesudah makan penyelenggaraan dan sarana prasarana
mereka tidak mencuci tangan. Bakteri belum seimbang dengan usaha pen-
yang ada di tangan ikut masuk ke capaian tujuan UKS serta PHBS belum
dalam tubuh bersama makanan yang mencapai tingkat yang di harapkan di
dimakan dan menyebabkan infeksi samping itu ancaman sakit terhadap
seperti diare. Berbagai macam jenis murid masih tinggi dengan adanya
penyakit yang dapat timbul terkait penyakit endemis dan kekurangan gizi
kebiasaan cuci tangan yaitu diare, (Depkes, 2002).
Infeksi Saluran Pernapasan, Flu Burung Berdasarkan data sensus
(H1N1), dan cacingan (Depkes RI, penduduk Kabupaten Lombok Timur
2008). Tahun 2011 jumlah penduduk se-
Upaya pemerintah dalam meng- banyak 1.116.745 jiwa. Dan terdapat
atasi masalah tentang kebersihan yaitu sekitar 37.500 jiwa anak di Kecamatan
dengan mengeluarkan Keputusan Selong, untuk anak usia sekolah 7-12
Menteri Kesehatan Nomor tahun sebanyak 9.500 jiwa (25,3%),
1193/Menkes/SK/ X/2004 tentang Visi sedangkan usia 13-15 tahun 5.300 jiwa
Promosi Kesehatan RI adalah “Perilaku (14,13%), dan usia 16-18 tahun 3.600
Hidup Bersih Sehat 2010” atau “PHBS jiwa (9,6%). Dari hasil studi pen-
2010”. PHBS terdiri dari beberapa dahuluan yang dilaksanakan pada
indikator khususnya PHBS tatanan tanggal 18 November 2013 dari 9.500
sekolah yaitu mencuci tangan dengan jiwa anak usia sekolah tersebar dalam
air yang mengalir dan memakai sabun, 35 Sekolah Dasar dan 40 MI yang ber-
mengonsumsi jajanan di warung/ ada di Kecamatan Selong Kabupaten
kantin sekolah, menggunakan jamban Lombok Timur. Berdasarkan rekomen-
yang bersih & sehat, olahraga yang dasi dari Kepala Dinas Pendidikan
teratur dan terukur, memberantas setempat, didapatkan belum semua
jentik nyamuk, tidak merokok, sekolah dasar telah melaksanakan
menimbang berat badan dan mengukur program UKS dengan baik dan benar.
tinggi badan setiap bulan, dan Hal ini disebabkan karena ada sebagian
membuang sampah pada tempatnya
YOYOK BEKTI PRASETYO, ATOK MIFTACHUL HUDHA, WAHYU TISNA MAYANGSARI

besar sekolah belum memiliki ruang kesakitan gigi yang terjadi di SDN se-
UKS. Kecamatan Selong. Dan dari pelayanan
UKS yang berfungsi sebagai kesehatan anak yang masih kurang
saluran utama pembinaan kesehatan juga terlihat dari status gizi anak ada
terhadap peserta didik, terasa sangat yang mengalami kegemukan maupun
kurang dalam pelaksanaannya di kurang berat badan, dan juga belum
Sekolah Dasar se-Kecamatan Selong adanya kerjasama antara Sekolah
Kabupaten Lombok Timur. Hal dengan orang tua siswa atau instansi
tersebut dapat dilihat dari masih ada terkait. Sehingga terkesan bahwa
sekolah yang belum sungguh-sungguh kesehatan anak didik adalah tanggung
melaksanakan UKS secara terencana, jawab orang tua semata. Sedangkan
terpadu dan terarah. Selain itu masih program pelayanan kesehatan di
banyak sekolah yang belum mampu sekolah juga jarang dilaksanakan,
mengorganisasi UKS dengan baik. apabila ada siswa yang sakit di sekolah,
Misalnya, rendahnya perilaku hidup maka siswa yang sakit diantar pulang
bersih dan sehat siswanya dalam hal ini ke rumah dan diserahkan ke orang
peneliti mendapatkan fenomena tuanya.
mengejutkan di SDN 01 Rakam dan Kondisi tersebut di atas semakin
SDN 03 Sandubaya tidak adanya tidak didukung dengan tidak ter-
tempat cuci tangan atau wastafel buat sedianya dana UKS yang memadai.
anak-anak mencuci tangan pakai sabun Sebagaimana yang penulis temukan
sebelum makan. Dan hasilnya guru dalam observasi awal menunjukkan
menyiapkan wadah baskom buat anak- bahwa SDN 02 Rakam dan SDN 04
anak mencuci tangan dan lebih Pancor telah memiliki ruang UKS yang
buruknya lagi wadah baskom tersebut memadai seperti dipan/kasur pe-
dibuat mencuci tangan anak semua meriksa yang kondisinya masih bagus,
kelas tanpa sabun dalam satu tempat begitu juga dengan per-lengkapan dan
tersebut. Kurangnya pengetahuan peralatan lainnya seperti, alat-alat
personal hygiene (cuci tangan) pada guru medis, peralatan PPPK yang sudah
dan siswa dapat memicu risiko cukup lengkap, tetapi dalam pe-
kontaminasi air dan penyakit oleh debu laksanaannya peralatan tersebut hanya
yang ada di sekitar halaman SD serta sebagai hiasan saja tanpa digunakan
pemakaian fasilitas cuci tangan tersebut fungsinya secara maksimal. Kegiatan-
digunakan oleh seluruh siswa. kegiatan penyuluhan kesehatan dengan
Kesehatan lainnya peneliti melibatkan tenaga kesehatan dari
mendapatkan hasil bahwa 32% siswa
puskesmas sebagai mitra kerja UKS
mengalami masalah gigi dan 68% siswa
juga jarang dilaksanakan. Dari hasil
yang keadaan giginya sehat. Siswa-
wawancara dengan salah satu kepala
siswa yang mengalami masalah gigi
sekolah mengatakan, penyuluhan ke-
diantaranya 21% siswa mengalami
sehatan dilaksanakan setiap enam
karies, 7% siswa mengalami gingivitis
bulan sekali sebagai akibat keter-
dan 4% siswa mengalami karies dan
batasan dana yang disediakan sekolah
gingivitis. Dari data observasi tersebut
untuk kegiatan UKS.
terdapat 106 kasus dari 336 siswa Berdasarkan latar belakang di
dengan prosentase sebanyak 32% yang atas maka peneliti tertarik untuk me-
mengalami masalah gigi. Hal ini neliti apakah ada pengaruh pelaksana-
membuktikan cukup tingginya angka an program UKS dalam meningkatkan
PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN DERAJAT
KESEHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LOMBOK TIMUR

derajat kesehatan siswa (usia 7-12 BAHAN DAN CARA KERJA


tahun) di Sekolah Dasar Negeri se-
Kecamatan Selong Kabupaten Lombok
Timur. Rancangan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Pertanyaan Penelitian deskriptif korelasional. Dalam hal ini
peneliti ingin menggambarkan tentang
Pertanyaan penelitian yang sejauh mana pelaksanaan program UKS
dapat dirumuskan dari latar belakang dalam meningkatkan derajat kesehatan
permasaalahan adalah: di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan
1. Bagaimana pelaksanaan program UKS Selong di Kabupaten Lombok Timur.
SDN di Kabupaten Lombok Timur? Populasi dalam penelitian ini adalah 6
2. Bagaimana derajat kesehatan siswa
sekolah dasar yang diambil secara total
yang di laksanakannya program UKS
sampling. Sedangkan untuk siswa dari
SDN di Kabupaten Lombok Timur?
6 SD berjumlah 1442 yang kemudian
3. Apakah ada hubungan antara pe-
laksanaan program UKS dengan dihitung menggunakan rumus:
peningkatan derajat kesehatan siswa . / . .
SDN di Kabupaten Lombok Timur? =
( ).
/ ..
Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini besar ditemukan jumlah sampel = 336
adalah untuk mengetahui hubungan responden dengan pengambilan
pelaksanaan program UKS dalam sampel menggunakan teknik stratified
meningkatkan derajat kesehatan siswa random sampling. Tehnik pengumpulan
di Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten data dengan wawancara dan observasi.
Lombok Timur. Tujuan Khusus meli-
puti: 1) Mengidentifikasi karakteristik HASIL
responden (pelaksanaan program UKS
dan status kesehatan siswa) di Sekolah
Dasar Negeri di Kabupaten Lombok Berdasarkan Table 1 di bawah
Timur, 2.) Mengidentifikasi pelaksana- dapat diketahui bahwa sebagian besar
an program UKS di Sekolah Dasar responden adalah perempuan dengan
Negeri di Kabupaten Lombok Timur, 3) staus kesehatan siwa masuk dalam
Mengidentifikasi derajat kesehatan katagori sehat. Sehat disini diartikan
siswa di Sekolah Dasar Negeri di sebagai sebagai status kesehatan siswa
Kabupaten Lombok Timur, 4) yang dari discomfort or illness, yaitu: 1)
Menganalisa hubungan pelaksanaan Keadaan somatik/Jasmani, 2)
program UKS dalam meningkatkan Kejiwaan/Rohani, 3) Keadaan sosial.
derajat kesehatan siswa Sekolah Dasar Keadaan somatis/jasmani ditunjukkan
Negeri di Kabupaten Lombok Timur. dengan: a) siswa telah menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), b) Kesehatan fisik siswa, c)
imuniasasi: DT (Difteri Tetanus
Toxoid), TT (Tetanus Toxoid).
Kesehatan jiwa/rohani ditunjukkan
dengan: a) kecerdasan siswa dalam
mengikuti pelajaran, b) Siswa sudah
mengenal beberapa komponen konsep
diri, c) siswa sudah mengenal aspek
YOYOK BEKTI PRASETYO, ATOK MIFTACHUL HUDHA, WAHYU TISNA MAYANGSARI

spritual. Kesehatan sosial ditunjukkan Hubungan Pelaksanaan Program UKS


dengan; a) ktifitas bermain siswa, b) Dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan
tingkat kesadaran siswa sehari-hari, c) Siswa
interaksi sosial siswa kepada teman, Berdasarkan uji Spearman Rank
keluarga & masyarakat, d) perilaku didapatkan nilai besaran probabilitas
sosial & perasaan siswa umumnya. sig. (0,003) < 0,05 dan r (0,955) >
Pelaksanaan program UKS se- r (0,886) maka H ditolak dan H
bagian besar sekolah telah melaksana- diterima. Dengan demikian dapat di-
kan dengan baik atau optimal. Penentu-
ambil kesimpulan bahwa ada pengaruh
an ini didasarkan pada: a) mekanisme
yang signifikan antara variabel
organisasi UKS, b) pelaksanaan
pelaksanaan program UKS dengan
program kerja UKS, c) ketersediaan
peningkatan derajat kesehatan siswa.
sarana & prasarana UKS, d) keter-
sediaan dana untuk pelaksanaan UKS.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel Penelitian Pelaksanaan


Program UKS Dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan Siswa di Sekolah Dasar
Negeri se- Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur Pada Tanggal 10 Juni
2014

Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)


Jenis Kelamin :
- Laki-laki 129 40
- Perempuan 207 60

Tingkatan Kelas :
- Kelas I 56 16,7
- Kelas II 56 16,7
- Kelas III 56 16,7
- Kelas IV 56 16,7
- Kelas V 56 16,7
- Kelas VI 56 16,7

Status Kesehatan Siswa,


(somatik/jasmani,
kejiwaan/rohani dan sosial) :
- Sehat 204 60
- Sakit 132 40
Pelaksanaan Program UKS :
- Kurang Optimal 0 0
- Cukup Optimal 2 30
- Baik atau Optimal 4 70
PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN DERAJAT
KESEHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LOMBOK TIMUR

Tabel 2. Analisa Pengaruh Program UKS Dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan


Siswa di SDN se-Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014

Correlations

Pelaksanaan Status Derajat


program UKS Kesehatan
(x) Siswa (y)
Spearman's rho Pelaksanaan Correlation Coefficient 1.000 .955**
program UKS (x) Sig. (2-tailed) . .003
N 6 6
Status Derajat Correlation Coefficient .955** 1.000
Kesehatan Siswa (y) Sig. (2-tailed) N .003 .

6 6

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PEMBAHASAN menanamkan, menumbuhkan, me-


ngembangkan dan membimbing untuk
menghayati, menyenangi dan me-
Status derajat kesehatan siswa dan
pelaksanaan program UKS
Berdasarkan hasil status siswa
yang sebagian besar sehat dan
pelaksanaan program UKS yang baik
maka beberapa hal yang bisa dibahas
adalah: program UKS adalah program
yang dimaksudkan untuk menciptakan
kemandirian dan kemampuan siswa
untuk mempertahankan kesehatannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Effendy (2008) UKS sebagai salah satu
wahana untuk meningkatkan ke-
mampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta men-
ciptakan lingkungan yang sehat, maka
program UKS mempunyai Trias UKS
yang meliputi pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah yang
sehat. Oleh karena itu pembinaan dan
pengembangan UKS sebagai upaya
pendidikan dan kesehatan harus di
laksanakan secara terpadu, berencana,
terarah dan bertanggung jawab dalam
laksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari
(Depkes, 2009).
Departemen Kesehatan (2008)
menjelaskan tujuan umum dari UKS
adalah meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar peserta
didik dengan meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta derajat
kesehatan peserta didik maupun
warga belajar, dan menciptakan
lingkungan sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
Keberhasilan

pelaksanaan program kerja UKS


tergantung dari keberhasilan masing-
masing program kerja UKS. Menurut
Mubarak dan Chayatin (2009),
program kerja UKS meliputi tiga unsur
yaitu pendidikan kesehatan di sekolah,
pelayanan kesehatan di sekolah dan
pembinaan lingkungan sekolah yang
sehat yang terwujud dalam Trias UKS.
Terciptanya kondisi lingkungan yang
mendukung terhadap pelaksanaan
proses belajar mengajar tersebut
diharapkan dapat berdampak
terhadap meningkatnya
YOYOK BEKTI PRASETYO, ATOK MIFTACHUL HUDHA, WAHYU TISNA MAYANGSARI

presatasi belajar yang akan dicapai oleh proses pembelajaran. Namun masih
siswa. ada sekolah yang kesehatan siswanya
Baiknya pelaksanaan program kurang baik, status kesehatan siswa ini
kerja UKS di SDN se-Kecamatan Selong salah satunya disebabkan karena
tersebut terlihat dari pelaksanaan kurangnya pelaksanaan program UKS
pendidikan dan penyuluhan kesehatan yang merata di sekolah-sekolah, se-
tentang pentingnya hidup sehat di hingga sangat perlu diperhatikan
sebagian besar SDN se-Kecamatan kesehatan siswa melalui program UKS
Selong yang berisi materi tentang tersebut. UKS sebagai salah satu
pentingnya berpakaian yang rapi dan wahana untuk meningkatkan ke-
bersih, pentingnya makan pagi, mampuan hidup sehat dan derajat
pentingnya memeriksa gigi, mata dan kesehatan peserta didik serta men-
telinga dan pentingnya olahraga. ciptakan lingkungan yang sehat, maka
Dalam pelaksanaan tugasnya, sebagian program UKS mempunyai Trias UKS
besar SDN se-Kecamatan Selong telah yang meliputi pendidikan kesehatan,
memberikan pelayanan pemeriksaan pelayanan kesehatan dan pembinaan
kesehatan yang bersifaf umum dan lingkungan kehidupan sekolah yang
khusus bagi para siswa, pelayanan sehat (Effendy, 2008).
pengukuruan berat badan dan tinggi
badan, pemberantasan atau pencegah- Hubungan Pelaksanaan Program UKS
an penyakit menular, pelayanan Dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan
pengobatan ringan dan P3K dan Adanya hubungan antara
terkadang dilaksanakan pengiriman pelaksanaan program UKS dengan
khusus kesehatan sekolah yang derajat kesehatan siswa ini sesuai
memerlukan pengobatan lanjutan. dengan pendapat Slamet (2002) sehat
Dalam mendukung tercapainya tujuan adalah keadaan sejahtera dari tubuh,
Usaha Kesehatan Sekolah yang telah jiwa, dan sosial yang memungkinkan
direncanakan, pihak sekolah telah setiap orang hidup produktif secara
berusaha menciptakan lingkungan sosial dan ekonomis. Dalam Sistem
sekolah yang melalui kegiatan mem- Kesehatan Nasional indikator derajat
bersihkan halaman sekolah secara kesehatan itu dapat dilihat dari
berkala, menjaga dan memeliharan Discomfort or illness, yaitu keluhan sakit
kebersihan dinding sekolah, menjaga dari masyarakat tentang keadaan
keadaan bangunan gedung sekolah, somatik, kejiwaan, maupun sosial dari
memperhatikan keadaan ventilasi yang dirinya. Dari beberapa indikator
ada pada setiap ruang agar tetap kesehatan khususnya peserta didik
berfungsi, merawat dan mempertahan- tersebut diharapkan dapat terpenuhi
kan sistem penerangan, sistem pem- melalui pemberdayaan UKS yang
buangan air agar tetap berfungsi secara optimal. Semakin baik pelaksanaan
baik, memeliharan kebersihan WC, UKS, semakin meningkatnya pendidi-
menyediakan kantin bagi para siswa, kan kesehatan, pelayanan kesehatan
menyediakan tempat sampah untuk maupun lingkungan sekolah yang
menghindari adanya pembuangan sehat untuk tercapainya derajat ke-
sampah secara sembarangan dari para sehatan yang baik. Implikasi
siswa dan menjaga dan merawat Keperawatan menurut Mubarak dan
kondisi kursi dan meja untuk guru Chayatin (2009), Tujuan perawat
maupun murid agar tidak menghambat
PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN DERAJAT
KESEHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LOMBOK TIMUR

kesehatan di sekolah adalah untuk Peranan perawat kesehatan dalam


secara aktif mengidentifikasi faktor- memberikan penyuluhan kesehatan
faktor yang ada pada siswa sebagai dapat dilakukan secara langsung
upaya pencegahan bagi peserta didik melalui penyuluhan kesehatan yang
agar selalu siap belajar. Permasalahan bersifat umum dan klasikal, atau secara
kesehatan yang dilaksanakan sesuai tidak langsung sewaktu melakukan
dengan tahap perkembangan pada pemeriksaan kesehatan peserta didik
anak, dalam hal ini anak usia sekolah secara perseorang.
(7-12 tahun). Kegiatan yang dilakukan
adalah screening, penemuan kasus, SIMPULAN DAN SARAN
surveillance status imunisasi, penge-
lolaan keluhan ringan, dan pemberian
obat-obatan. Dalam melaksanakan Pelaksanaan UKS di Sekolah
upaya peningkatan kesehatan sekolah, Dasar Negeri se-Kecamatan Selong
diperlukan kerjasama multidisiplin dalam kategori baik atau optimal. Hal
yang terdiri atas perawat komunitas, ini terlihat dari beberapa faktor seperti,
guru, orangtua, pihak administrasi, faktor pendukung pelaksanaan UKS di
konseling, tenaga medis, pekerja sosial, SDN se-Kecamatan Selong Kabupaten
dokter gigi, dan ahli gizi. Lombok Timur meliputi adanya
Menurut Effendy (2008), peran- dukungan dan koordinasi pelaksanaan
an perawat dalam usaha kesehatan mekanisme organisasi UKS dan
sekolah antara lain : Sebagai pelaksana pelaksanaan program kerja UKS baik
asuhan keperawatan di sekolah, dari sekolah maupun dari tim
Mengkaji masalah kesehatan dan Pengawas Pembina UKS di Kecamatan
keperawatan peserta didik dengan Selong, sedangkan faktor penghambat
melakukan pengumpulan data, analisa pelaksanaan UKS meliputi masih
data, dan perumusan masalah dan adanya ruang UKS yang kurang
prioritas masalah, Menyusun peren- memenuhi syarat dan tersedia apa
canaan kegiatan UKS bersama TPUKS, adanya, serta kurang adanya partisipasi
Melaksanakan kegiatan UKS sesuai atau dukungan dari orang tua dan
dengan rencana kegiatan yang disusun, masyarakat terhadap kegiatan UKS di
Penilaian dan pemantauan hasil sekolah dan tidak adanya ketersediaan
kegiatan UKS, Pencatatan dan pelapor- dana dari orang tua dan masyarakat
an sesuai dengan prosedur yang untuk kegiatan UKS.
ditetapkan. Sebagai pengelola kegiatan Status derajat kesehatan siswa di
UKS. Perawat kesehatan yang bertugas SDN se-Kecamatan Selong Kabupaten
di puskesmas dapat menjadi salah Lombok Timur dalam kategori baik
seorang anggota dalam TPUKS, atau atau sehat. Hal ini dilihat dari beberapa
dapat juga di tunjuk sebagai seorang indikator derajat kesehatan siswa yang
Koordinator UKS ditingkat puskesmas. telah dicapai, meliputi kesehatan
Bila perawat kesehatan ditunjuk somatik atau jasmani, kesehatan
sebagai koordinator maka pengelolaan kejiwaan atau rohani, dan kesehatan
pelaksanaan UKS menjadi tanggung- sosial. Berdasarkan hasil uji Spearman
jawabnya atau paling tidak ikut terlibat Rank ada pengaruh pelaksanaan
dalam tim pengelola UKS. Dan Sebagai program UKS dengan peningkatan
penyuluh dalam bidang kesehatan. derajat kesehatan siswa. Dalam hasil
analisis data yang didapatkan pe-
YOYOK BEKTI PRASETYO, ATOK MIFTACHUL HUDHA, WAHYU TISNA MAYANGSARI

laksanaan UKS yang baik telah mem- pemberi pelayanan diharapkan dapat
pengaruhi derajat kesehatan siswa di berperan aktif untuk meningkatkan
Sekolah. kesehatan individu dan memberikan
pendidikan kesehatan kepada semua
Saran populasi yang ada di sekolah, memberi
kontribusi untuk mempertahankan dan
Dalam penelitian ini peneliti
memperbaiki lingkungan fisik dan
memiliki banyak kekurangan dan ke-
sosial sekolah, serta menghubungkan
terbatasan dalam melakukan peneliti-
program kesehatan sekolah dengan
an, dalam pelaksanaan program UKS
program kesehatan masyarakat yang
penelitian hanya meliputi mekanisme
lain.
organisasi, program kerja UKS, keter-
KEPUSTAKAAN
sediaan sarana prasarana dan keter-
sediaan dana UKS. Sedangkan dalam Afifah SN 2005. Peran Siswa Terhadap
derajat kesehatan siswa penelitian Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
hanya meliputi kesehatan jasmani, di SDN Sugihan I Kecamatan Jatirogo
rohani dan sosial. Diharapkan bagi Kabupaten Tuban, Program Diploma III
penelitian selanjutnya terkait kasus Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
pelaksanaan program UKS peneliti Universitas Muhammadiyah
sebaiknya dapat ikut serta dalam Malang
Alimul HAA 2007. Metode Penelitian
proses pelaksanaaan program UKS di
Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
sekolah dan pengamatan atau observasi Jakarta: Salemba Medika
sebaiknya dilakukan langsung oleh Anderson T, Elizabeth 2006. Buku Ajar
peneliti. Hasil penelitian ini diharapkan Keperawatan Komunitas: Teori dan
bisa dijadikan bahan pertimbangan dan Praktik. Jakarta: EGC
pedoman untuk memberikan kebijakan Apriningsih & Hardiyanti, Agustin E 2008.
terkait masalah pelaksanaan UKS di Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan
Anak. Jakarta: EGC
Sekolah agar dapat meningkatkan ke-
Arikunto S 2006. Prosedur Penelitian Suatu
sehatan siswa pada khususnya se- Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
hingga dapat meningkatkan pelaksana- Atmojo YT 2011. Upaya Sekolah
an pendidikan dan penyuluhan ke- Meningkatkan Partisipasi Orang Tua
sehatan, pelayanan kesehatan yang Dalam Pengembangan UKS, Program
baik dan lingkungan sekolah yang Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu
sehat. Dengan adanya penelitian ini, Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang
peneliti mengharapkan agar setiap
Azwar, Syifudin 2010. Penyusunan Skala
sekolah lebih memperhatikan keadaan Psikologi: Edisi Kesatu. Yogyakarta:
UKS. Dari mekanisme organisasi UKS, Pustaka Pelajar
program kerja UKS, sarana prasarana Badan pusat statistic provinsi NTB 2012.
UKS maupun sumber dana UKS agar Program Nutrisi. (Online).
pelaksanaan dapat berjalan optimal http://www.unilever.co.id/id/aboutu
maka perlu adanya dukungan dari s/yayasanunileverindonesia/meningk
atkankesehatan.html. Diakses 7
berbagai pihak terkait. Hal ini
Februari 2014
merupakan salah satu upaya untuk Budiman 2011. Penelitian Kesehatan: Buku
meningkatkan status derajat kesehatan Pertama. Jakarta: Penerbit PT Refika
siswa di masing-masing sekolah. Aditama
Dengan adanya penelitian ini,
diharapkan bagi profesi keperawatan
khususnya perawat komunitas sebagai
36

Anda mungkin juga menyukai