OLEH :
S.0018.P.005
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan Penyusunan.........................................................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI....................................................................................................................4
ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................................15
A. Pengkajian.....................................................................................................................15
B. FORMAT ANALISA DATA.......................................................................................33
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................................33
D. INTERVENSI KEPERAWATAN B............................................................................34
E. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA...................................................36
F. EVALUASI...................................................................................................................38
BAB IV.....................................................................................................................................40
PENUTUP.................................................................................................................................40
i
A. Kesimpulan...................................................................................................................40
B. Saran..............................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................41
ii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat tuhan yang maha pemurah, karena
berkat kemurahan-nya makalah ini dapat kami selesaikan. Dalam makalah ini kami
membahas “asuhan keperawatan gerontik penyakit gout arthritis ”
Makalah ini dibuat dalam rangka memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang
“asuhan keperawatan gerontik penyakit gout arthritis” yang merupakan suatu pengetahuan
umum yang perlu diketahui sebagai mahasiswa jurusan S1 keperawatan pada umumnya dan
sebagai masyarakat indonesia khususnya.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan dan
saran dari berbagai pihak untuk itu rasa terima kasih yang kami sampaikan kepada Ibu Narmi
S.kep.,Ns.,M.kep selaku pembimbing PKL kelompok III di Desa Moramo,Kec.Moramo serta
rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
memperatahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual, karena faktor tertentu Lansia tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Seseorang dikatakan
Lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, Lansia merupakan kelompok umur
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan Lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process
atau proses penuaan. (zuhdi, 2013)
Laju perkembangan penduduk lanjut usia di dunia termasuk Indonesia saat ini
menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi
penduduk lanjut usia. Besarnya jumlah penduduk Lansia menjadi beban jika Lansia
memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya
pelayanan kesehatan. Penduduk lanjut usia akan mengalami proses penuaan secara
terus menerus dengan ditandai menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap
serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. (zuhdi, 2013)
Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia
terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia
di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa. Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di
Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya
akan mencapai 36 juta jiwa. (zuhdi, 2013)
1
pelayanan kesehatan. Penduduk lanjut usia akan mengalami proses penuaan secara
terus menerus dengan ditandai menurunnya daya tahan fisik sehingga rentang
terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian . (Cahyono, 2018)
Penyakit Asam Urat atau dalam dunia medis disebut penyakit adalah penyakit
sendi yang yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme Gout Arthritis Purin yang
ditandai dengan tingginya kadar Asam Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang
tinggi dalam darah melebihi batas normal dapat menyebabkan penumpukan Asam
Urat di dalam persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan Asam Urat ini yang
membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang. Apabila kadar Asam Urat dalam darah
terus meningkat menyebabkan penderita penyakit ini tidak bisa berjalan, penumpukan
Kristal Asam Urat berupa Tofi pada sendi dan jaringan sekitarnya, persendian terasa
sangat sakit jika berjalan dan dapat mengalami kerusakan pada sendi bahkan sampai
menimbulkan kecacatan sendi dan mengganggu aktifitas penderitanya. (Cahyono,
2018)
Menurut Word Health Organization (WHO) pada tahun 2013 sebesar 81%
penderita Gout Arthritis di Indonesia hanya 24% yang pergi ke dokter, sedangkan
71% cenderung langsung mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dijual secara bebas.
Sedangkan menurut Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa penyakit Gout Arthritis di
2
Indonesia yang diagnosis tenaga kesehatan sebesar 11.9% dan berdasarkan diagnosis
dan gejala sebesar 24.7%, sedangkan berdasarkan daerah diagnosis tenaga kesehatan
tertinggi di Nusa Tenggara Timur 33,1%, diikuti Jawa Barat 32,1% dan Bali 30%.
(Cahyono, 2018)
Perawatan Lansia dengan Gout Arthritis perlu dilakukan agar tidak semakin
memburuk serta tidak muncul komplikasi yang sebenarnya masih dapat dicegah.
Tindakan farmakologis untuk perawatan Gout Arthritis diantaranya adalah
menkonsumsi obat-obatan seperti Allopuriniol yang berguna untuk menurunkan kadar
Asam Urat dan tindakan non farmakologi seperti kompres hangat untuk meringankan
rasa nyeri dan Inflamasi. (zuhdi, 2013)
B. Tujuan penyusunan
1. Mahasiswa mengetahui proses terjadinya Gout Arthritis
2. Mahasiswa mengetahui cara mencegah kejadian Gout Arthritis
3. Mahasiswa mampu merumuskan rencana asuhan keperawatan pada kasus Gout
Arthritis
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan reverensi untuk
materi kasus Gout Arthritis
2. Bagi masyarakat, makalah ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang Gout Arthritis, hingga masyarakat dapat mengetahui apa itu Gout
Arthritis , penyebab dan tanda gejala dan lain sebagainya
3. Bagi ilmu pengetahuan keperawatan, makalah ini dapat dijadikan sebagai update
referensi mengenai kasus Gout Arthritis.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Asam urat (gambar 1) memiliki nama International Union of Pure and Aplied
Chemistry (IUPAC)7,9-dihidro-1H-purin-2,6,8(3H)-trion atau dengan nama lain
2,6,8-trioksipurina. Rumus molekul asam urat adalah C5H4N4O3 dengan berat
molekul 168,11g/mol. Asam urat termasuk asam lemah berupa kristal putih dan sukar
larut dalam air. (julianto, 2014)
4
Gambar 1.Struktur Molekul Asam Urat
Masyarakat kini berada mitos bahwa ngilu/nyeri sendi berati asam urat.
Pengertian di masyarakat sekarang perlu dibenarkan karena tidak semua keluhan dari
nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi
yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan
laboratorium. (zuhdi, 2013)
Angka kejadian gout di daerah puskesmas gatak sukoharjo dari bulan januari
2014 sampai bulan maret 2014 mencapai 10 orang pada laki-laki dan 1 orang pada
perempuan rata-rata berusia 50 tahun keatas. (zuhdi, 2013)
Gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya
asam urat didalam darah. Kadar asam urat yang tinggi didalam darah melebihi batas
normal menyebabkan penumpukan asam urat didalam persendian dan organ tubuh
lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan
meradang. (zuhdi, 2013)
Penyakit asam urat (gout) adalah zat hasil metabolism purin dalam tubuh. Zat
asam urat ini biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi
5
normal. Penumpukan Kristal-kristal asam urat pada persendian inilah yang akhirnya
menyebabkan persendian menjadi nyeri dan bengkak aytau meradang. Adapun
penumpukan Kristal-kristal asam urat pada ginjal akan menyebabkan terjadinya batu
ginjal. Ketidak mampuan ginjal dalam mengeluarkan zat asam urat dalam darah
disebabkan oleh ginjal itu sendiri yang lagi bermasalah atau ginjal yang kurang sehat.
(Cahyono, 2018)
a. Kadar tinggi (150-180 mg/100gram): jerohan (hati, ginjal, jantung, limpa, paru),
otak dan saripati daging.
b. Kadar sedang (50-150 mg/100gram): daging sapi, udang, kepiting, cumi,
kerang, kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kangkung, asparagus, dan
jamur.
c. Kadar rendah (dibawah 50 mg/100gram): gula, telur dan susu.
6
metabolisme purin akan diangkut ke hati dan mengalami oksidasi membentuk asam
urat. (julianto, 2014)
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0
mg/dl) dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Peningkatan atau
penurunan kadar asam urat serum yang mendadak mengakibatkan serangan gout.
Apabila kristal urat mengendap dalam sendi, maka selanjutnya respon inflamasi
akan terjadi dan terjadi serangan gout. Apabila serangan terjadi berulang-ulang,
mengakibatkan penumpukan kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan
mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan, dan telinga.
(julianto, 2014)
1. Osteologi (tulang)
Tulang akan mendapatkan aliran darah (membawa makanan) dan mendapat
serabut saraf (perasaan nyeri) dan tulang akan tumbuh sesuai dengan umur.
2. Arthrologi (persendian) Tubuh manusia dibentuk oleh sejumlah tulang (206
buah), yang saling berhubungan membentuk artikulus, memungkinkan
manusia dapat berdiri dan duduk dengan stabil, dan bergerak dengan leluasa
sesuai keinginannya.
3. Myologi (otot) Sendi atau persendian adalah hubungan antara tulang yang satu
dengan tulang yang lain. Sendi-sendi yang sering terserang Gout Arthritis
antara lain:
8
a. Sendi engsel Sendi engsel adalah suatu hubungan antar tulang yang
memiliki satu sumbu sehingga hanya bergerak kesatu arah. Fungsi sendi
engsel terdapat pada sendi siku dan lutut.
b. Sendi peluru Sendi peluru adalah jenis sendi yang menghubungkan antar
tulang yang memiliki bagian cekung dan bagian bulat, ada dua sumbu,
sehingga bergerak meluncur ketiga arah. Fungsi sendi peluru terdapat pada
sendi gelang bahu dan sendi gelang panggul (sendi coxae).
c. Sendi putar Sendi putar adalah persendian yang memiliki sumbu yang
lebih dari dua, sehingga seolah-olah dapat berputar, bergerak bebas.
Fungsi sendi putar terdapat pada sendi antara vertebra servikalis 1-2 dan
tulang dasar tengkorak.
d. Sendi pelana Sendi pelana adalah sendi yang mempunyai gerakan yang
menggeser saja, seperti kalau menduduki pelana kuda. Fungsi sendi pelana
terdapat pada persendian antar tulang pergelangan tangan maupun kaki
e. Selain itu jenis-jenis persendian juga dapat dibedakan berdasarkan
gerakanya, yakni:
Sendi kaku adalah sendi yang terdiri dari ujung-ujung tulang rawan
yang menghasilkan gerakan terbatas dan bersifat kaku. Contoh
sendi kaku adalah gerakan pada pergelangan tangan dan
pergelangan kaki.
Sendi mati adalah sendi yang tidak adanya gerakan. Contoh sendi
mati adalah sutura yang menghubungkan antar tulang pada
tengkorak. c. Sendi gerak adalah sendi yang gerakanya secara
bebas. Contoh sendi gerak adalah pada sendi diartosis.
9
E. Manifestasi klinis
manifestasi yang ditimbulkan dari penyakit Gout Arthritis antara lain menurut
(Cahyono, 2018) adalah sebagai berikut:
1. Nyeri sendi yang hebat pada malam hari sehingga penderita sering terbagun
saat tidur
2. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, merah dan teraba
panas. Keadaan akut biasanya berlangsung 3 hingga 10 hari, dilanjutkan
dengan periode tenang. Keadaan akut dan masa tenang dapat terjadi berulang
kali dan makin lama makin berat. Dan bila berlanjut akan mengenai beberapa
sendi dan jaringan yang bukan sendi.
3. Adanya pembentukan kristal natrium urat yang dinamakan thopi/tofus.
4. erjadi deformitas (kerusakan) sendi secara kronis
a. Tahap Asimtomatik
Pada tahap ini Asam Urat dalam darah meningkat dan biasanya tidak
menimbulkan gejala.
b. Tingkat Akut
10
Serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat memuncak, umumnya terjadi
pada tengah malam atau menjelang pagi. Serangan ini berupa rasa nyeri yang
hebat pada sendi yang terkena dan mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan
perlahan-lahan akan sembuh spontan dan menghilang dengan sendirinya dalam
waktu 14 hari.
c. Tingkat Interkritikal
Pada tahap ini penderita dapat melakukan berbagai aktivitas olahraga tanpa
merasa sakit sama sekali. Jika serangan rasa nyeri pada serangan pertama hilang
bukan berarti penyakit sembuh total, biasanya dalam beberapa tahun kemudian
akan ada serangan kedua. Namun ada juga yang serangan terjadi hanya sekali
sepanjang hidup. Semua ini tergantung pada setiap individu saat mengatasinya.
d. Tingkat Kronik
Tahap ini akan terjadi bila penyakit diabaikan sehingga menjadi kronik. Frekuensi
serangan akan meningkat 4-5 kali dalam setahun. Bahkan ada yang mengalami
serangan nyeri secara terus-menerus disertai bengkak dan kaku pada sendi yang
sakit.
F. Komplikasi
komplikasi akibat Gout Arthritis menurut (Tahta, 2009) antara lain:
1. Kencing Batu
Asam Urat yang tinggi didalam darah akan mengendap diginjal dan saluran
perkencingan yang berupa kristal dan batu.
2. Penyakit Jantung
Dalam kasus penyakit jantung koroner, Asam Urat menyerang endotel lapisan
bagian paling dalam pembuluh darah besar. Jika endotel mengalami disfungsi
atau rusak akan menyebabkan penyakit jantung koroner.
3. Kerusakan Saraf
Jika monosodium urat menumpuk dan terletak dekat dengan saraf makan akan
mengganggu fungsi saraf.
4. Peradangan Tulang
Asam Urat yang menumpuk di persendian lama-kelamaan akan membentuk
tofus yang menyebabkan peradangan sendi bahkan sampai terjadi gangguan
berjalan.
11
D. Penatalaksanaan
Secara umum penanganan Gout Arthritis adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan dini agar tidak
terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Tujuan terapi meliputi terminasi
serangan akut, mencegah serangan di masa depan, mengatasi rasa sakit dan
peradangan dengan cepat dan aman, mencegah komplikasi seperti terbentuknya tofi,
batu ginjal, dan arthropati destruktif. Pengelolaan Gout Arthritis sebagian bertolakan
karena adanya komorbiditas, kesulitan dalam mencapai kepatuhan terutama jika
perubahan gaya hidup diindikasikan, efektivitas dan keamanan terapi dapat bervariasi
dari pasien ke pasien. Namun, dengan intervensi awal, pemantauan yang cermat, dan
pendidikan pasien, prognosisnya baik. (Kumalasari, 2009)
1) Terapi farmakologi
Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (OAINS)
OAINS dapat mengontrol inflamasi dan rasa sakit pada penderita
Gout Arthritis secara efektif. Efek samping yang sering terjadi karena
OAINS adalah iritasi pada sistem gastroinstestinal, ulserasi pada perut
dan usus, dan bahkan pendarahan pada usus.
Kolkisin
Kolkisin efektif digunakan pada Gout akut, menghilangkan nyeri
dalam waktu 48 jam pada sebagian besar pasien. Kolkisin mengontrol
Gout secara efektif dan mencegah fagositosis kristal urat oleh
neutrofil, tetapi seringkali membawa efek samping, seperti nausea dan
diare.
Kortikosteroid
Kortikosteroid biasanya berbentuk pil atau dapat pula berupa suntikan
yang lansung disuntikkan ke sendi penderita. Efek samping dari
steroid antara lain penipisan tulang, susah menyembuhkan luka dan
juga penurunan pertahanan tubuh terhadap infeksi. Steroid digunakan
pada penderita Gout yang tidak bisa menggunakan OAINS maupun
kolkisin.
2) Terapi Nonfarmakologi
12
Terapi nonfarmakologi yang dilakukan dengan membatasi asupan
purin atau rendah purin, asupan energi sesuai dengan kebutuhan,
mengurangi konsumsi lemak, mengonsumsi banyak cairan, tidak
mengonsumsi minuman beralkohol, mengonsumsi cukup vitamin dan
mineral, mengonsumsi buah dan sayuran dan olahraga ringan secara
teratur. (Kumalasari, 2009)
Novasi Air Rebusan Daun Salam
Daun salam merupakan tanaman yang telah lama dikenal masyarakat
Indonesia sebagai bumbu dapur karena memiliki aroma dan cita rasa
yang khas, memiliki nilai harga yang murah dan mudah untuk
mendapatkannya. Daun salam terdapat mulai dari Birma ke arah
selatan sampai Indonesia. Di Jawa, salam tumbuh di Jawa Barat
sampai Jawa Timur pada ketinggian 5m sampai 1.000m di atas
permukaan laut. Pohon salam dapat tumbuh di dataran rendah sampai
pegunungan dengan ketinggian 1800m, banyak tumbuh di hutan
maupun rimba belantara. Pohon atau perdu, daun tunggal, bersilang
berhadapan, pada cabang mendatar seakan-akan tersusun dalam 2
baris pada 1 bidang. Kebanyakan tanpa daun penumpu. Kelopak dan
mahkota masing-masing terdiri atas 4-5 daun kelopak dan sejumlah
daun mahkota yang sama, kadang-kadang berlekatan. Terdapat
banyak benang sari, kadang-kadang berkelopak berhadapan dengan
daun-daun mahkota. Tangkai sari yang berwarna cerah, yang kadang-
kadang menjadi bagian bunga. Hal yang paling menarik, bakal buah
tenggelam, mempunyai 1 tangkai putik, beruang 1 sampai banyak,
dengan 1-8 bakal biji dalam tiap ruang. Biji dengan sedikit atau tanpa
endosperm, lembaga lurus, bengkok, atau melingkar. (Kumalasari,
2009)
Kandungan dari daun salam (Syzygium polyanthum) yaitu
flavonoid, tanin, dan minyak atsiri dengan kandungan minyak sitral
dan eugenol yang mampu menurunkan asam urat dalam darah.
Minyak atsiri yang dikandung di dalam daun salam sebesar 0,05
persen bersifat antibakteri dan beraroma gurih. Selain itu daun salam
juga bermanfaat sebagai peluruh kencing (diuretik) dan penghilang
13
nyeri (analgetik). Sebagai diuretik, daun salam mampu
memperbanyak produksi urin sehingga dapat menurunkan asam urat
darah. Flavonoid memiliki fungsi sebagai antioksidan yang dapat
mencegah kerusakan akibat penuaan yang disebabkan oleh radikal
bebas. Senyawa flavonoid dapat menghambat enzim xiantin oksidase
yang berperan dalam pembentukan asam urat. (Kumalasari, 2009)
14
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
I. Identitas Umum
Identitas Klien
Nama : Ny R
Umur : 64 th,
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Tolaki
No RM : -
Pendidikan : Tamat SD
Alamat : Dusun 3 desa Moramo,Kec.Moramo
Pekerjaan : IRT
Diagnosa Medis/masalah : Asam Urat
KDM
15
I. KELUHAN UTAMA
Nyeri area lutut dan bagian kaki
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatkan nyeri bagian lutut,bagian belakang leher dan sakit bagian kepala.
III. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi dan asam urat
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan
V. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Klien tinggal dilingkungan pedesaan, jarak antara rumah cukup jauh dengan suasana
tenang tanpa kebisingan kendaraan.
VI. RIWAYAT REKREASI
Klien semenjak berusia lanjut tidak pernah rekreasi kedaerah lain, klien hanya
berekreasi dengan cara berkunjung ke tempat anak.
VII. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Sumber Pendapatan :□ Ada,sumber pendapatan berasal dari suami
yang bekerja sebagai petani.
VIII. TINJAUAN PER SISTEM (Jelaskan sistem-sistem di bawah ini yang terdapat
pada klien) HEAD TO TOE
1 Keadaan Umum : Sadar total
A Tekanan darah : 250/100 MmHg
B Nadi : 88x/menit
C RR : 20x/menit
D Suhu : 36.50C
2 Kulit dan kuku
Inspeksi
A Warna kulit : Sawo matang
Warna kuku Putih kekuningan
B Lesi : Tidak ada
C Pikmentasi berlebih : Tidak ada
D Jaringan parut : Tidak ada
E Distribusi rambut : Alopesia
F Kebersihan kuku : Bersih
g Kelainan pada kuku : Tidak ada
h Bulla (lepuh) : Tidak ada
i Ulkus : Tidak ada
16
Palpasi
a Tekstur : Kasar
b Turgor : Baik
c Pitting edema : Tidak ada
d Capilarry refill time : < 2 detik
e Suhu perifer Teraba hangat
3 Kepala
Inspeksi
a Bentuk kepala : □ Mesochepal
b Kebersihan : Bersih
c Warna rambut : Hitam
d Kulit kepala : Bersih
e Distribusi rambut : Alopesia
f Kerontokan rambut : Ya
g Benjolan di kepala : Tidak
h Temuan/keluhan lain : Tidak ada
Palpasi
a Nyeri kepala : Tidak
20
sendiri?
Mandiri :
Bergantung :
V
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali,
dan makan parenteral ( NGT )
Keterangan :
Analisis Hasil :
Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
Tambahan
22
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
1. Makan 5 10 3x sehari
2. Minum 5 10 7 gelas/hari
6. Mandi 5 15
9. Mengenakan pakaian 5 10
23
No Kriteria Bantuan Mandiri Keterangan
12 Olahraga/latihan 5 10
.
Keterangan :
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total
24
8. SKOR NORTON
25
XI. PENGKAJIAN STATUS MENTAL KLIEN
Dari hasil pengkajian kondisi mental klien dalam keadaan baik
1. Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Quesioner),Pfeiffer E,1975 :
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total.
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini? 1
2. Hari apa sekarang? 1
3. Apa nama tempat ini? 1
4. Dimana alamat anda? 1
5. Berapa umur anda? 1
6. Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)? 1
7. Siapa presiden Indonesia sekarang? 1
8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya? 1
9. Siapa nama ibu anda? 1
10. Berapa 20-3? tetap pengurangan 3 dari setiap 1
angka baru, semua secara menurun berurutan.
Jumlah 6 4
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 :Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7 :Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10 :Kerusakan intelektual berat
26
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE
(Mini Mental Status Exam);Fostein MF,1975 :
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
□ Tahun
□ Musim
□ Tanggal
□ Hari
□ Bulan
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang
□ Negara Indonesia
□ Provinsi…..
□ Kota….
□ Panti Wredha….
□ Wisma….
2 Registrasi 3 5 Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk mengatakan masing-
masing obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
□ Buku
□ Pulpen
□ Tensi
3 Perhatian dan 5 3 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
□ 93
□ 86
□ 79
□ 72
□ 65
4 Mengingat 3 2 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2 tadi, bila
benar 1 point untuk masing-masing
obyek
□ Buku
□ Pulpen
□ Tensi
5 Bahasa 9 8 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
(misal jam tangan atau pensil)
□ Mengetahui nama
28
3. Skala depresi
Sesuaikan jawaban klien dengan jawaban yang sesuai pada instrument.
Jawaban yang
No Pertanyaan
sesuai
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda YA
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
2 TIDAK
minat/kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? TIDAK
4 Apakah anda merasa sering bosan? YA
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap
5 YA
saat?
Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan
6 YA
terjadi pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
7 YA
hidup anda?
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? TIDAK
Apakah anda lebih sering di rumah daripada pergi
9 YA
keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
10 dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan TIDAK
orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang
11 TIDAK
menyenangkan?
Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan
12 TIDAK
anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? YA
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
14 TIDAK
harapan?
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
15 TIDAK
keadaannya dari pada anda?
Total score
*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor 1
Keterangan :
Score 5 -9 : Kemungkinan depresi
Score 10 atau lebih : Depresi
29
30
XII. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN
Kebiasaan merokok : Tidak merokok
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1 Kebutuhan nutrisi
Frekuensi makan : 3x sehari
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi habis
Snack : Ada
Bila ada:
Kadang dihabiskn
2 Pemenuhan cairan
Frekuensi minum : > 3 gelas
31
XIV. PROGRAM TERAPI
No Nama obat Dosis
1 NIAO SUAN WA : 1x1 Hari
2 ……………………………………. : …………………………………….
3 ……………………………………. : …………………………………….
4 ……………………………………. : …………………………………….
32
B. FORMAT ANALISA DATA
Analisis Data Kode Etiologi Masalah
C. Ds : Kode : 00132 Nyeri akut
Domain : Agen cedera
Ny R mengatkan nyeri
12(kenyamanan) biologis
bagian lutut,bagian
Kelas :
belakang leher dan sakit
1 Kenyamanan fisik
bagian kepala
Do :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis [ Kode : 00132 Domain :
12 (kenyamanan) Kelas : 1 Kenyamanan fisik
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot [Kode :
00085 Domain : 4 aktivitas/istrahat Kelas : 2 aktivitas/olahraga
33
D. INTERVENSI KEPERAWATAN b
34
2. Kode : 00085 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi keperawat
Domain : 4 selama 1x24 jam diharapkan Terapi latihan : mobilitas sendi (0224)
aktivitas/istrahat 1. Jelaskan pada pasien atau keluarga manfaat
Kelas : Pergerakan (0208) dan tujuan melakukan latihan sendi
2 aktivitas/olahraga Skala : 2. Tentukan batasan pergerakan sendi dan
1. Sangat terganggu efeknya terhadap fungsi sendi
Hambatan mobilitas fisik
2. Banyak terganggu 3. Monitor lokasi dan kecenderungan adanya
berhubungan dengan
3. Cukup terganggu nyeri
penurunan kendali otot
4. Sedikit terganggu
Ds : Ny R mengatakan
5. Tidak terganggu
nyeri dibagian kaki lutut
35
E. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
Puskesmas :
Nama pasien : Ny S
No. Register : -
36
diberikan ( yaitu terapi pemberian
mentimun)
4. Memberikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab
nyeri,berapa lama nyeri akan
dirasakan dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur.
37
F. EVALUASI
Puskesmas :-
Nama pasien : Ny S
No. Register : -
DIAGNOSA
TANGGAL/JAM EVALUASI TANDA TANGAN
KEPERAWATAN
05 februari 2022 Kode : 00132 S : Ny.R mengetahui penyebab terjadinya nyeri, mengetahui
Domain : 12 metode meredakan nyeri secara non farmakologi serta
(kenyamanan) mengatakan bahwa nyeri yang timbul sedikit reda dengan
Kelas : 1 Kenyamanan metode meredakan nyeri yang telah diajarkan namun nyeri yang
fisik dirasakan kadang-kadang masih terasa.
38
05 februari 2022 Kode : 00085 S : Ny.R mengatakan merasa senang dengan informasi yang
Domain : 4 diberikan terkait dengan pergerakan sendi
aktivitas/istrahat O : Ny.R mampu menyampaikan kepada perawat aktifitas yang
Kelas : dapat ditoleransi oleh kemampuan fisik.
2 aktivitas/olahraga
A: masalah belum teratasi
Hambatan mobilitas
P: Intervensi dilanjutkan oleh petugas puskesmas
fisik berhubungan
dengan penurunan
kendali otot
39
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asam urat merupakan hasil metabolisme purin yang mengalami proses biokimia
menjadi oksida purin dan kemudian dengan bantuan suatu enzim menghasilkan produk
akhir asam urat. Purin merupakan molekul yang terdapat di dalam inti sel dalam bentuk
nukleotida. Nukleotida ini banyak perannya dalam berbagai proses di dalam tubuh, dan
bersama asam amino merupakan bahan dasar proses biokimia penurunan sifat genetic.
Gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya asam
urat didalam darah. Kadar asam urat yang tinggi didalam darah melebihi batas normal
menyebabkan penumpukan asam urat didalam persendian dan organ tubuh lainnya.
Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang.
B. Saran
1. Untuk mahasiswa diharapkan agar memahami segelah penjelasan dalam makalah
ini dan menjadi salah sau referensi pembelajaran
2. Untuk dosen diharapkan segalah kritik dan saran agar kedepanya bisa membuat
makalah asuhan keperawatan Gout Arthritis (asam urat) bisa lebih baik lagi.
40
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, A. (2018). reprigerator, perbedaan kadar asam urat pada sampel disimpan 24 jam
dalam suhu kamar dan suhu. semarang: doctoral dissertation.
julianto, T. (2014). asuhan keperawatan keluarga Tn.p dengan masalah utama asam urat
(gout) pada T.P di desa mayang Gatak . Surakarta: Doctoral dissertation .
Kumalasari. (2009). Hubungan indeks massa tubuh dengan kadar asam urat darah pada
penduduk desa Banjaranyar Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. jurnal
keperawatan, 119-124.
Tahta, A. (2009). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam urat pada pekerja
kantor di Desa Karang Turi, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes. jurnal
keperawatan, 25-31.
zuhdi, F. (2013). Masalah utama gout (asam urat) khususnya pada Tn.S di wilayah kerja
puskesmas. kesehatan, 24-25.
41