Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWANTAN GERONTIK PADA NY.

DENGAN MASALAH KESEHATAN GOUT ARTHRITIS

DI DESA MORAMO KEC.MORAMO

OLEH :

ANOM SRI UTAMI

S.0018.P.005

JURUSAN S1 KEPERAWATAN

STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

BAB I..........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan Penyusunan.........................................................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................4

TINJAUAN TEORI....................................................................................................................4

A. Definisi Gout Arthritis (Asam Urat)...............................................................................4


B. Pembentukan Asam Urat.................................................................................................6
C. Peningkatan Asam Urat Darah........................................................................................7
D. Anatomi Dan Fisiologi....................................................................................................8
E. Manifestasi Klinis.........................................................................................................10
F. Komplikasi....................................................................................................................11
D. Penatalaksanaan............................................................................................................12
BAB IV.....................................................................................................................................15

ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................................15

A. Pengkajian.....................................................................................................................15
B. FORMAT ANALISA DATA.......................................................................................33
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................................33
D. INTERVENSI KEPERAWATAN B............................................................................34
E. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA...................................................36
F. EVALUASI...................................................................................................................38
BAB IV.....................................................................................................................................40

PENUTUP.................................................................................................................................40

i
A. Kesimpulan...................................................................................................................40
B. Saran..............................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................41

ii
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat tuhan yang maha pemurah, karena
berkat kemurahan-nya makalah ini dapat kami selesaikan. Dalam makalah ini kami
membahas “asuhan keperawatan gerontik penyakit gout arthritis ”

Makalah ini dibuat dalam rangka memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang
“asuhan keperawatan gerontik penyakit gout arthritis” yang merupakan suatu pengetahuan
umum yang perlu diketahui sebagai mahasiswa jurusan S1 keperawatan pada umumnya dan
sebagai masyarakat indonesia khususnya.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan dan
saran dari berbagai pihak untuk itu rasa terima kasih yang kami sampaikan kepada Ibu Narmi
S.kep.,Ns.,M.kep selaku pembimbing PKL kelompok III di Desa Moramo,Kec.Moramo serta
rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Moramo, 28 Januari 2022

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
memperatahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual, karena faktor tertentu Lansia tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Seseorang dikatakan
Lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, Lansia merupakan kelompok umur
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan Lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process
atau proses penuaan. (zuhdi, 2013)

Laju perkembangan penduduk lanjut usia di dunia termasuk Indonesia saat ini
menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi
penduduk lanjut usia. Besarnya jumlah penduduk Lansia menjadi beban jika Lansia
memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya
pelayanan kesehatan. Penduduk lanjut usia akan mengalami proses penuaan secara
terus menerus dengan ditandai menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap
serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. (zuhdi, 2013)

Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia
terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia
di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa. Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di
Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya
akan mencapai 36 juta jiwa. (zuhdi, 2013)

Besarnya jumlah penduduk Lansia di Indonesia menjadi beban jika Lansia


memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya

1
pelayanan kesehatan. Penduduk lanjut usia akan mengalami proses penuaan secara
terus menerus dengan ditandai menurunnya daya tahan fisik sehingga rentang
terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian . (Cahyono, 2018)

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-


tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit. Hal tersebut disebabkan seiring
meningkatnya usia terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta
sistem organ dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan
akibat proses degeneratif (penuaan). Sehingga Lansia rentan terkena infeksi penyakit
menular akibat masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh seperti
Tuberkulosis, Diare, Pneumonia dan Hepatitis. Selain itu penyakit tidak menular
banyak muncul pada usia lanjut diantaranya Hipertensi, Stroke, Diabetes Melitus dan
radang sendi atau Asam Urat. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada
kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
ekonomi dan sosial Lansia. Sehingga secara 3 umum akan berpengaruh pada activity
of daily living. (Cahyono, 2018)

Penyakit Asam Urat atau dalam dunia medis disebut penyakit adalah penyakit
sendi yang yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme Gout Arthritis Purin yang
ditandai dengan tingginya kadar Asam Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang
tinggi dalam darah melebihi batas normal dapat menyebabkan penumpukan Asam
Urat di dalam persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan Asam Urat ini yang
membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang. Apabila kadar Asam Urat dalam darah
terus meningkat menyebabkan penderita penyakit ini tidak bisa berjalan, penumpukan
Kristal Asam Urat berupa Tofi pada sendi dan jaringan sekitarnya, persendian terasa
sangat sakit jika berjalan dan dapat mengalami kerusakan pada sendi bahkan sampai
menimbulkan kecacatan sendi dan mengganggu aktifitas penderitanya. (Cahyono,
2018)

Menurut Word Health Organization (WHO) pada tahun 2013 sebesar 81%
penderita Gout Arthritis di Indonesia hanya 24% yang pergi ke dokter, sedangkan
71% cenderung langsung mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dijual secara bebas.
Sedangkan menurut Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa penyakit Gout Arthritis di

2
Indonesia yang diagnosis tenaga kesehatan sebesar 11.9% dan berdasarkan diagnosis
dan gejala sebesar 24.7%, sedangkan berdasarkan daerah diagnosis tenaga kesehatan
tertinggi di Nusa Tenggara Timur 33,1%, diikuti Jawa Barat 32,1% dan Bali 30%.
(Cahyono, 2018)

Perawatan Lansia dengan Gout Arthritis perlu dilakukan agar tidak semakin
memburuk serta tidak muncul komplikasi yang sebenarnya masih dapat dicegah.
Tindakan farmakologis untuk perawatan Gout Arthritis diantaranya adalah
menkonsumsi obat-obatan seperti Allopuriniol yang berguna untuk menurunkan kadar
Asam Urat dan tindakan non farmakologi seperti kompres hangat untuk meringankan
rasa nyeri dan Inflamasi. (zuhdi, 2013)

B. Tujuan penyusunan
1. Mahasiswa mengetahui proses terjadinya Gout Arthritis
2. Mahasiswa mengetahui cara mencegah kejadian Gout Arthritis
3. Mahasiswa mampu merumuskan rencana asuhan keperawatan pada kasus Gout
Arthritis

C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan reverensi untuk
materi kasus Gout Arthritis
2. Bagi masyarakat, makalah ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang Gout Arthritis, hingga masyarakat dapat mengetahui apa itu Gout
Arthritis , penyebab dan tanda gejala dan lain sebagainya
3. Bagi ilmu pengetahuan keperawatan, makalah ini dapat dijadikan sebagai update
referensi mengenai kasus Gout Arthritis.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Gout Arthritis (asam urat)


Gout merupakan penyakit metabolik yang di tandai dengan peningkatan
senyawa metabolik yang di tandai oleh pengendapan senyawa urat dalam sendi,
sehingga timbul peradangan sendi yang nyeri.Penyakit ini terutama di tentukan pada
kaki, khusus nya pada ibu jari kaki dan kaki bagian tengah, namun dapat mengenai
setiap sendi. Penyakit gout memiliki perjalanan yang intermiten atau kambuhan, dan
pasien dapat bebas sepenuhnya dari gejala gout selama bertahuntahun di antara saat-
saat serangan. (julianto, 2014)

Asam urat merupakan hasil metabolisme purin yang mengalami proses


biokimia menjadi oksida purin dan kemudian dengan bantuan suatu enzim
menghasilkan produk akhir asam urat. Purin merupakan molekul yang terdapat di
dalam inti sel dalam bentuk nukleotida. Nukleotida ini banyak perannya dalam
berbagai proses di dalam tubuh, dan bersama asam amino merupakan bahan dasar
proses biokimia penurunan sifat genetic. (julianto, 2014)

Asam urat (gambar 1) memiliki nama International Union of Pure and Aplied
Chemistry (IUPAC)7,9-dihidro-1H-purin-2,6,8(3H)-trion atau dengan nama lain
2,6,8-trioksipurina. Rumus molekul asam urat adalah C5H4N4O3 dengan berat
molekul 168,11g/mol. Asam urat termasuk asam lemah berupa kristal putih dan sukar
larut dalam air. (julianto, 2014)

4
Gambar 1.Struktur Molekul Asam Urat

Asam urat memiliki fungsi sebagai antioksidan dan bermanfaat dalam


regenerasi sel. Setiap peremajaan sel, tubuh memerlukan asam urat. Jika tubuh
kekurangan antioksidan, akan banyak oksidan atau radikal bebas yang membunuh sel-
sel tubuh. (Cahyono, 2018)

Masyarakat kini berada mitos bahwa ngilu/nyeri sendi berati asam urat.
Pengertian di masyarakat sekarang perlu dibenarkan karena tidak semua keluhan dari
nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi
yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan
laboratorium. (zuhdi, 2013)

Penyakit asam urat ini merupakan penyakit heterogenous yang berhubungan


dengan defek genetik pada metabolism purin (hiperusisemia). Pada keasaman ini
biasanya terjadi oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan
penurunan ekskresi asam, atau kombinasi keduanya. (zuhdi, 2013)

Angka kejadian gout di daerah puskesmas gatak sukoharjo dari bulan januari
2014 sampai bulan maret 2014 mencapai 10 orang pada laki-laki dan 1 orang pada
perempuan rata-rata berusia 50 tahun keatas. (zuhdi, 2013)

Gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya
asam urat didalam darah. Kadar asam urat yang tinggi didalam darah melebihi batas
normal menyebabkan penumpukan asam urat didalam persendian dan organ tubuh
lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan
meradang. (zuhdi, 2013)

Penyakit asam urat (gout) adalah zat hasil metabolism purin dalam tubuh. Zat
asam urat ini biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi

5
normal. Penumpukan Kristal-kristal asam urat pada persendian inilah yang akhirnya
menyebabkan persendian menjadi nyeri dan bengkak aytau meradang. Adapun
penumpukan Kristal-kristal asam urat pada ginjal akan menyebabkan terjadinya batu
ginjal. Ketidak mampuan ginjal dalam mengeluarkan zat asam urat dalam darah
disebabkan oleh ginjal itu sendiri yang lagi bermasalah atau ginjal yang kurang sehat.
(Cahyono, 2018)

B. Pembentukan Asam Urat


Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin yang berasal dari makanan
ataupun dari hasil pemecahan purin asam nukleat di dalam tubuh. makanan yang
mengandung purin berdasarkan tingkat kadarnya dapat dibedakan menjadi menurut
(julianto, 2014):

a. Kadar tinggi (150-180 mg/100gram): jerohan (hati, ginjal, jantung, limpa, paru),
otak dan saripati daging.
b. Kadar sedang (50-150 mg/100gram): daging sapi, udang, kepiting, cumi,
kerang, kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kangkung, asparagus, dan
jamur.
c. Kadar rendah (dibawah 50 mg/100gram): gula, telur dan susu.

Metabolisme purin dimulai dengan pembentukan senyawa ribosa fosfat dengan


bantuan enzim dibentuk 5-fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP), lalu terjadi serangkaian
reaksi membentuk basa purin yaitu asam inosinat. Asam ini akan mengalami proses
oksidasi dan aminasi membentuk asam lain yaitu Adenilat Deaminase (AMP), yang
akan membentuk adenin, dan Asam Guanilat (GMP) yang kemudian menjadi
guanosin lalu guanin. Selanjutnya dengan bantuan enzim Adenin
Fosforibosiltransferase (APRT) dan Hipoxantin-Guanin Fosforibosiltransferase
(HGPRT) yang membantu reaksi antara basa purin dan enzim Fosforibosil Piro-
Fosfat(PRPP) membentuk nukleotida. Nukleotida yang paling dikenal karena
peranannya adalah nukleotida purin dan pirimidin. Kedua nukleotida ini berfungsi
sebagai komponen pembentuk Asam Ribonukleat (RNA), dan Asam
Deoksiribonukleat (DNA) sebagai inti sel. Pembentukan asam urat tergantung dari
metabolisme nukleotida purin dan fungsi enzim xantin-oksidase. Diduga bahwa

6
metabolisme purin akan diangkut ke hati dan mengalami oksidasi membentuk asam
urat. (julianto, 2014)

Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0
mg/dl) dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Peningkatan atau
penurunan kadar asam urat serum yang mendadak mengakibatkan serangan gout.
Apabila kristal urat mengendap dalam sendi, maka selanjutnya respon inflamasi
akan terjadi dan terjadi serangan gout. Apabila serangan terjadi berulang-ulang,
mengakibatkan penumpukan kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan
mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan, dan telinga.
(julianto, 2014)

Pada kristal monosodium urat yang ditemukan tersebut dengan imunoglobulin


yang berupa IgG. Selanjutnya imunoglobulin yang berupa IgG akan meningkat
fagositosis kristal dengan demikian akan memperlihatkan aktivitas imunologik.
(julianto, 2014)

C. Peningkatan Asam Urat Darah


Berdasarkan patofisiologisnya, peningkatan asam urat disebabkan oleh 3 hal yaitu
produksi asam urat berlebih, pembuangan asam urat yang kurang atau kombinasi
keduanya (Tahta, 2009)

a. Produksi asam urat berlebih


Salah satu penyebab dari produk asam urat yang berlebih antara lain
yaitu tingginya asupan makanan yang mengandung purin atau meningkatnya
pembentukan purin di dalam tubuh, misalnya karena adanya kelainan
metabolisme purin (inborn errors of purin metabolism) karena adanya kelainan
produksi enzim tertentu, antara lain kekurangan enzim HGPRT dan aktivitas
berlebih enzim PRPP-sintetase. (Tahta, 2009)
Kelainan herediter (genetik) yaitu kekurangan enzim HGPRT, dapat
menyebabkan akumulasi PRPP, dan penggunaan enzim PRPP untuk inhibisi
umpan balik menurun, sehingga semua hipoxantin akan digunakan untuk
memproduksi asam urat. Selain itu, aktivitas berlebih dari enzim PRPP-
sintetase, akan menyebabkan pembentukan nukleotida IMP dan GMP
menurun, sehingga menstimulasi proses inhibisi umpan balik yang akibatnya
7
meningkatkan proses pembentukan asam urat. Penguraian purin yang terlalu
cepat juga menyebabkan tingginya asam urat, antara lain pada olahraga yang
terlalu berat / berlebihan, proses hemolisis atau pada penyakit limfoproliferatif
(terbentuknya limfosit berlebihan). (Tahta, 2009)

b. Pembuangan asam urat berkurang


Asam urat akan meningkat dalam darah bila ekskresi atau pembuangannya
terganggu. Pembuangan asam urat terganggu karena proses penurunan proses
filtrasi (penyaringan) dibagian glomerulus ginjal, penurunan proses sekresi di
tubulus ginjal, dan peningkatan kembali (reabsorpsi) di tubulus ginjal. (Tahta,
2009)
c. Kombinasi produksi
asam urat berlebih dan pembuangan asam urat berkurang, Kombinasi kedua
mekanisme tersebut dapat terjadi pada kelainan antara lain intoleransi
fruktosa, defisiensi enzim tertentu yaitu glukosa-6- fosfatase. Pada kelainan
tersebut akan diproduksi asam laktat yang berlebih, sehingga pembuangan
asam urat menurun karena berkompetesi dengan asam laktat tersebut. (Tahta,
2009)

D. Anatomi dan Fisiologi


Anatomi fisiologi sendi menurut (Cahyono, 2018) sebagai berikut:

1. Osteologi (tulang)
Tulang akan mendapatkan aliran darah (membawa makanan) dan mendapat
serabut saraf (perasaan nyeri) dan tulang akan tumbuh sesuai dengan umur.
2. Arthrologi (persendian) Tubuh manusia dibentuk oleh sejumlah tulang (206
buah), yang saling berhubungan membentuk artikulus, memungkinkan
manusia dapat berdiri dan duduk dengan stabil, dan bergerak dengan leluasa
sesuai keinginannya.
3. Myologi (otot) Sendi atau persendian adalah hubungan antara tulang yang satu
dengan tulang yang lain. Sendi-sendi yang sering terserang Gout Arthritis
antara lain:

8
a. Sendi engsel Sendi engsel adalah suatu hubungan antar tulang yang
memiliki satu sumbu sehingga hanya bergerak kesatu arah. Fungsi sendi
engsel terdapat pada sendi siku dan lutut.
b. Sendi peluru Sendi peluru adalah jenis sendi yang menghubungkan antar
tulang yang memiliki bagian cekung dan bagian bulat, ada dua sumbu,
sehingga bergerak meluncur ketiga arah. Fungsi sendi peluru terdapat pada
sendi gelang bahu dan sendi gelang panggul (sendi coxae).
c. Sendi putar Sendi putar adalah persendian yang memiliki sumbu yang
lebih dari dua, sehingga seolah-olah dapat berputar, bergerak bebas.
Fungsi sendi putar terdapat pada sendi antara vertebra servikalis 1-2 dan
tulang dasar tengkorak.
d. Sendi pelana Sendi pelana adalah sendi yang mempunyai gerakan yang
menggeser saja, seperti kalau menduduki pelana kuda. Fungsi sendi pelana
terdapat pada persendian antar tulang pergelangan tangan maupun kaki
e. Selain itu jenis-jenis persendian juga dapat dibedakan berdasarkan
gerakanya, yakni:
 Sendi kaku adalah sendi yang terdiri dari ujung-ujung tulang rawan
yang menghasilkan gerakan terbatas dan bersifat kaku. Contoh
sendi kaku adalah gerakan pada pergelangan tangan dan
pergelangan kaki.
 Sendi mati adalah sendi yang tidak adanya gerakan. Contoh sendi
mati adalah sutura yang menghubungkan antar tulang pada
tengkorak. c. Sendi gerak adalah sendi yang gerakanya secara
bebas. Contoh sendi gerak adalah pada sendi diartosis.

9
E. Manifestasi klinis
manifestasi yang ditimbulkan dari penyakit Gout Arthritis antara lain menurut
(Cahyono, 2018) adalah sebagai berikut:

1. Nyeri sendi yang hebat pada malam hari sehingga penderita sering terbagun
saat tidur
2. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, merah dan teraba
panas. Keadaan akut biasanya berlangsung 3 hingga 10 hari, dilanjutkan
dengan periode tenang. Keadaan akut dan masa tenang dapat terjadi berulang
kali dan makin lama makin berat. Dan bila berlanjut akan mengenai beberapa
sendi dan jaringan yang bukan sendi.
3. Adanya pembentukan kristal natrium urat yang dinamakan thopi/tofus.
4. erjadi deformitas (kerusakan) sendi secara kronis

Gout Arthritis berkembang dalam 4 tahap menurut (zuhdi, 2013)yaitu:

a. Tahap Asimtomatik
Pada tahap ini Asam Urat dalam darah meningkat dan biasanya tidak
menimbulkan gejala.
b. Tingkat Akut

10
Serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat memuncak, umumnya terjadi
pada tengah malam atau menjelang pagi. Serangan ini berupa rasa nyeri yang
hebat pada sendi yang terkena dan mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan
perlahan-lahan akan sembuh spontan dan menghilang dengan sendirinya dalam
waktu 14 hari.
c. Tingkat Interkritikal
Pada tahap ini penderita dapat melakukan berbagai aktivitas olahraga tanpa
merasa sakit sama sekali. Jika serangan rasa nyeri pada serangan pertama hilang
bukan berarti penyakit sembuh total, biasanya dalam beberapa tahun kemudian
akan ada serangan kedua. Namun ada juga yang serangan terjadi hanya sekali
sepanjang hidup. Semua ini tergantung pada setiap individu saat mengatasinya.
d. Tingkat Kronik
Tahap ini akan terjadi bila penyakit diabaikan sehingga menjadi kronik. Frekuensi
serangan akan meningkat 4-5 kali dalam setahun. Bahkan ada yang mengalami
serangan nyeri secara terus-menerus disertai bengkak dan kaku pada sendi yang
sakit.

F. Komplikasi
komplikasi akibat Gout Arthritis menurut (Tahta, 2009) antara lain:

1. Kencing Batu
Asam Urat yang tinggi didalam darah akan mengendap diginjal dan saluran
perkencingan yang berupa kristal dan batu.
2. Penyakit Jantung
Dalam kasus penyakit jantung koroner, Asam Urat menyerang endotel lapisan
bagian paling dalam pembuluh darah besar. Jika endotel mengalami disfungsi
atau rusak akan menyebabkan penyakit jantung koroner.
3. Kerusakan Saraf
Jika monosodium urat menumpuk dan terletak dekat dengan saraf makan akan
mengganggu fungsi saraf.
4. Peradangan Tulang
Asam Urat yang menumpuk di persendian lama-kelamaan akan membentuk
tofus yang menyebabkan peradangan sendi bahkan sampai terjadi gangguan
berjalan.
11
D. Penatalaksanaan
Secara umum penanganan Gout Arthritis adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan dini agar tidak
terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Tujuan terapi meliputi terminasi
serangan akut, mencegah serangan di masa depan, mengatasi rasa sakit dan
peradangan dengan cepat dan aman, mencegah komplikasi seperti terbentuknya tofi,
batu ginjal, dan arthropati destruktif. Pengelolaan Gout Arthritis sebagian bertolakan
karena adanya komorbiditas, kesulitan dalam mencapai kepatuhan terutama jika
perubahan gaya hidup diindikasikan, efektivitas dan keamanan terapi dapat bervariasi
dari pasien ke pasien. Namun, dengan intervensi awal, pemantauan yang cermat, dan
pendidikan pasien, prognosisnya baik. (Kumalasari, 2009)

Penatalaksanaan Gout Arthritis dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Terapi farmakologi
 Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (OAINS)
OAINS dapat mengontrol inflamasi dan rasa sakit pada penderita
Gout Arthritis secara efektif. Efek samping yang sering terjadi karena
OAINS adalah iritasi pada sistem gastroinstestinal, ulserasi pada perut
dan usus, dan bahkan pendarahan pada usus.
 Kolkisin
Kolkisin efektif digunakan pada Gout akut, menghilangkan nyeri
dalam waktu 48 jam pada sebagian besar pasien. Kolkisin mengontrol
Gout secara efektif dan mencegah fagositosis kristal urat oleh
neutrofil, tetapi seringkali membawa efek samping, seperti nausea dan
diare.
 Kortikosteroid
Kortikosteroid biasanya berbentuk pil atau dapat pula berupa suntikan
yang lansung disuntikkan ke sendi penderita. Efek samping dari
steroid antara lain penipisan tulang, susah menyembuhkan luka dan
juga penurunan pertahanan tubuh terhadap infeksi. Steroid digunakan
pada penderita Gout yang tidak bisa menggunakan OAINS maupun
kolkisin.
2) Terapi Nonfarmakologi
12
Terapi nonfarmakologi yang dilakukan dengan membatasi asupan
purin atau rendah purin, asupan energi sesuai dengan kebutuhan,
mengurangi konsumsi lemak, mengonsumsi banyak cairan, tidak
mengonsumsi minuman beralkohol, mengonsumsi cukup vitamin dan
mineral, mengonsumsi buah dan sayuran dan olahraga ringan secara
teratur. (Kumalasari, 2009)
 Novasi Air Rebusan Daun Salam
Daun salam merupakan tanaman yang telah lama dikenal masyarakat
Indonesia sebagai bumbu dapur karena memiliki aroma dan cita rasa
yang khas, memiliki nilai harga yang murah dan mudah untuk
mendapatkannya. Daun salam terdapat mulai dari Birma ke arah
selatan sampai Indonesia. Di Jawa, salam tumbuh di Jawa Barat
sampai Jawa Timur pada ketinggian 5m sampai 1.000m di atas
permukaan laut. Pohon salam dapat tumbuh di dataran rendah sampai
pegunungan dengan ketinggian 1800m, banyak tumbuh di hutan
maupun rimba belantara. Pohon atau perdu, daun tunggal, bersilang
berhadapan, pada cabang mendatar seakan-akan tersusun dalam 2
baris pada 1 bidang. Kebanyakan tanpa daun penumpu. Kelopak dan
mahkota masing-masing terdiri atas 4-5 daun kelopak dan sejumlah
daun mahkota yang sama, kadang-kadang berlekatan. Terdapat
banyak benang sari, kadang-kadang berkelopak berhadapan dengan
daun-daun mahkota. Tangkai sari yang berwarna cerah, yang kadang-
kadang menjadi bagian bunga. Hal yang paling menarik, bakal buah
tenggelam, mempunyai 1 tangkai putik, beruang 1 sampai banyak,
dengan 1-8 bakal biji dalam tiap ruang. Biji dengan sedikit atau tanpa
endosperm, lembaga lurus, bengkok, atau melingkar. (Kumalasari,
2009)
Kandungan dari daun salam (Syzygium polyanthum) yaitu
flavonoid, tanin, dan minyak atsiri dengan kandungan minyak sitral
dan eugenol yang mampu menurunkan asam urat dalam darah.
Minyak atsiri yang dikandung di dalam daun salam sebesar 0,05
persen bersifat antibakteri dan beraroma gurih. Selain itu daun salam
juga bermanfaat sebagai peluruh kencing (diuretik) dan penghilang
13
nyeri (analgetik). Sebagai diuretik, daun salam mampu
memperbanyak produksi urin sehingga dapat menurunkan asam urat
darah. Flavonoid memiliki fungsi sebagai antioksidan yang dapat
mencegah kerusakan akibat penuaan yang disebabkan oleh radikal
bebas. Senyawa flavonoid dapat menghambat enzim xiantin oksidase
yang berperan dalam pembentukan asam urat. (Kumalasari, 2009)

14
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
I. Identitas Umum
Identitas Klien
Nama : Ny R
Umur : 64 th,
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Tolaki
No RM : -
Pendidikan : Tamat SD
Alamat : Dusun 3 desa Moramo,Kec.Moramo
Pekerjaan : IRT
Diagnosa Medis/masalah : Asam Urat
KDM

Identitas Penanggungjawab ( Jika ada )


Nama : Tn.M
Umur : 71 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Dusun 3 desa Moramo,Kec.Moramo
Hub dengan klien : suami klien

15
I. KELUHAN UTAMA
Nyeri area lutut dan bagian kaki
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatkan nyeri bagian lutut,bagian belakang leher dan sakit bagian kepala.
III. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi dan asam urat
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan
V. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Klien tinggal dilingkungan pedesaan, jarak antara rumah cukup jauh dengan suasana
tenang tanpa kebisingan kendaraan.
VI. RIWAYAT REKREASI
Klien semenjak berusia lanjut tidak pernah rekreasi kedaerah lain, klien hanya
berekreasi dengan cara berkunjung ke tempat anak.
VII. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Sumber Pendapatan :□ Ada,sumber pendapatan berasal dari suami
yang bekerja sebagai petani.
VIII. TINJAUAN PER SISTEM (Jelaskan sistem-sistem di bawah ini yang terdapat
pada klien) HEAD TO TOE
1 Keadaan Umum : Sadar total
A Tekanan darah : 250/100 MmHg
B Nadi : 88x/menit
C RR : 20x/menit
D Suhu : 36.50C
2 Kulit dan kuku
Inspeksi
A Warna kulit : Sawo matang
Warna kuku Putih kekuningan
B Lesi : Tidak ada
C Pikmentasi berlebih : Tidak ada
D Jaringan parut : Tidak ada
E Distribusi rambut : Alopesia
F Kebersihan kuku : Bersih
g Kelainan pada kuku : Tidak ada
h Bulla (lepuh) : Tidak ada
i Ulkus : Tidak ada

16
Palpasi
a Tekstur : Kasar
b Turgor : Baik
c Pitting edema : Tidak ada
d Capilarry refill time : < 2 detik
e Suhu perifer Teraba hangat
3 Kepala
Inspeksi
a Bentuk kepala : □ Mesochepal
b Kebersihan : Bersih
c Warna rambut : Hitam
d Kulit kepala : Bersih
e Distribusi rambut : Alopesia
f Kerontokan rambut : Ya
g Benjolan di kepala : Tidak
h Temuan/keluhan lain : Tidak ada
Palpasi
a Nyeri kepala : Tidak

b Temuan/keluhan lain Tidak ada


4 Mata
Inspeksi
a Ptosis : Tidak
b Iris : Hitam
c Konjungtiva : Merah muda
d Sklera : Putih
e Kornea : Keruh
f Pupil : Isokor
g Peradangan : Tidak
h Katarak : Tidak
i Ketajaman penglihatan : Baik
j Gerak bola mata : Baik
k Medan penglihatan : Baik
l Alat bantu penglihatan : Tidak
m Buta warna : Tidak
n Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
Palpasi
a Kelopak mata Tidak nyeri
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
5 Telinga
Inspeksi
17
a Bentuk telinga : Baik
b Lesi : Tidak
c Peradangan : Tidak
d Kebersihan telinga luar : Bersih
e Kebersihan lubang telinga : Kurang bersih
f Membran timpani : Baik
g Test Arloji : Baik
h Tes bisikan bilangan : Baik
i Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
Palpasi
a Daun telinga : Baik
b Prosessus mastoideus : Baik
6 Hidung dan sinus
Inspeksi
a Bentuk : Normal
b Warna kulit : Sawo matang
c Lubang : Simetris
d Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
e Peradangan : Tidak ada
f Penciuman : Tidak ada gangguan
Palpasi
a Mobilitas septum hidung : Tidak
b Sinusitis : Baik
c Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
7 Mulut dan tenggorokan
Inspeksi
a Warna bibir : Merah tua
b Mukosa : Lembab
c Bibir pecah-pecah : Tidak ada
d Kebersihan gigi : Bersih
e Gigi berlubang : Tidak ada
f Gusi berdarah : Tidak ada
g Kebersihan lidah : Bersih
h Pembesaran tonsil : Tidak ada
i Temuan yang lain : Tidak ada
8 Leher
Inspeksi kesimetrisan leher : Simetris
Palpasi
a Kaku kuduk : Tidak
b Kelenjar limfe : Normal
c Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak
18
d Temuan / keluahan lainnya : Tidak ada
9 Payudara (pada laki laki dan perempuan )
a Bentuk : Normal
b Kesimetrisan : Simetris
c Benjolan : Tidak ada
d Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
1 Dada dan tulang belakang
0
Inspeksi
a Bentuk dada : Tidak simetris
b Kelainan bentuk dada : Normal
c Kelainan tulang belakang : Tidak ada
d Temuan / keluhan lainnya : Nyeri area punggung
1 Pernafasan (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1
Inspeksi
a Pengembangan dada : Simetris
b Pernafasan : Baik
c Retraksi interkosta : Tidak ada
d Nafas cuping hidung : Tidak
Palpasi
a Taktil fremitus : Getaran merata
b Pengembangan dada : Baik
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler
a Suara tambahan : Tidak ada
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
1 Kardiovaskuler
2
Inspeksi Titik impuls maksimal : Dibawah apeks
Palpasi
a Iktus kordis : Tidak terlihat
b Nadi perifer (sebut) : Artesi dorsal
Perkusi Batas jantung : Normal tidak ada pembengkakan
Auskultasi
a Bunyi jantung : S1 S2.
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
1 Gastrointestinal
3
Inspeksi bentuk abdomen : Flat
Auskultasi peristaltik usus : 20x/menit
19
Perkusi abdomen Normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Temuan / keluhan lain : Tidak ada.
Perkemihan
a Warna urin : Kuning
b Jumlah urin : -
c Nyeri saat BAK : Tidak
d Hematuria : Tidak
e Rasa terbakar saat BAK : Tidak
f Perasaan tidak lampias : Tidak
(anyang-anyangan)
g Mengompol : Tidak
h Tidak bisa BAK : Tidak
i Temuan keluhan lainnya : Tidak ada

IX. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL, EKONOMI DAN SPIRITUAL


1 Psikososial
Hubungan dengan orang lain : Mampu berinteraksi
Kebiasaan lansia berinteraksi : □ Selalu
dengan teman
Stabilitas emosi : □ Stabil
Harapan klien : Bisa hidup lebih sehat dan lebih berguna
bagi orang lain.
Frekuensi kunjungan keluarga :
(jika lansia tinggal sendiri)
Pertengkaran dengan teman : Tidak pernah
Curiga dengan teman : Tidak pernah.
Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
2 Sosial Ekonomi
Pekerjaan : Irt
Penghasilan : -
Asuransi kesehatan/jaminan : Askes
pelayanan kesehatan
Jumlah keluarga : 4 orang
Sumber bantuan : Tidak ada
3 Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1 :
Mengalami kesulitan tidur? : Tidak
Merasa gelisah? : Iya
Sering murung dan menangis : Tidak

20
sendiri?

Sering khawatir? : Iya


Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika ada jawaban ya
Pertanyaan tahap 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau : Ya
lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Ada atau banyak pikiran? : Tidak
Ada gangguan atau masalah : Tidak
dengan keluarga lain?
Menggunakan obat : Tidak
tidur/penenang atas anjuran
dokter?
Cenderung mengurung diri? : Tidak
Interpretasi hasil : Tidak ada

X. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


Klien mampu berinteraksi baik dengan sosial dan tidak ada masalah pada psikologis,
sosial dan spiritual
1. Indeks KATZ
Termasuk /kategori manakah klien? (lingkari di nomor yang sesuai)
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1. Mandi
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu) V
atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta
tidak mandi sendiri
2. Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, V
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
sebagian
3. Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
21
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil
dan menggunakan pispot
4. Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, V
bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur
atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5. Kontinen
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung : V
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers)
6. Makan

Mandiri :

Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya


sendiri

Bergantung :
V
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali,
dan makan parenteral ( NGT )

Keterangan :

Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien

Analisis Hasil :

Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ),

berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian

Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut

Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi

Tambahan

Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan


satu fungsi tambahan

22
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke

kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.

Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke

kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan

Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

7. Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien?

No Kriteria Bantuan Mandiri Keterangan

1. Makan 5 10 3x sehari

2. Minum 5 10 7 gelas/hari

3. Berpindah dari kursi roda ke 10 15 -


tempat tidur/sebaliknya

4. Personal toilet (cuci muka, 0 5 2-3x/hari


menyisir rambut, gosok gigi)

5. Keluar masuk toilet (mencuci 5 10


pakaian, menyeka tubuh dan
menyiram)

6. Mandi 5 15

7. Jalan di permukaan datar 0 5

8. Naik turun tangga 5 10

9. Mengenakan pakaian 5 10

10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 Konsistensi baik


.

11 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 Baik dengan


. warna kuning
jernih

23
No Kriteria Bantuan Mandiri Keterangan

12 Olahraga/latihan 5 10
.

13 Rekreasi/pemanfaatan waktu 5 10 Jarang dilakukan


. luang rekreasi

Keterangan :
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total

24
8. SKOR NORTON

Aspek yang Dikaji Score


Kondisi fisik umum :
a. Baik 4
b. Lumayan 3
c. Buruk 2
d. Sangat Buruk 1
Kesadaran
a. Komposmentis 4
b. Apatis 3
c. Sopor 2
d. Koma 1
Akivitas
a. Ambulan 4
b. Ambulan dengan bantuan 3
c. Hanya bisa duduk 2
d. Tiduran 1
Mobilitas
a. Bergerak bebas 4
b. Sedikit terbatas 3
c. Sangat terbatas 2
d. Tidak bisa bergerak 1
Inkontinensia
a. Tidak ada 4
b. Kadang-kadang 3
c. Sering inkontinensia urin 2
d. Inkontinensia urin dan alvi 1
Score
Kategori skor :
16-20 : Kecil sekali/tak terjadi

12-15 :Kemungkinan kecil terjadi

<12 : Kemungkinan besar terjadi

25
XI. PENGKAJIAN STATUS MENTAL KLIEN
Dari hasil pengkajian kondisi mental klien dalam keadaan baik
1. Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Quesioner),Pfeiffer E,1975 :
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total.
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini? 1
2. Hari apa sekarang? 1
3. Apa nama tempat ini? 1
4. Dimana alamat anda? 1
5. Berapa umur anda? 1
6. Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)? 1
7. Siapa presiden Indonesia sekarang? 1
8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya? 1
9. Siapa nama ibu anda? 1
10. Berapa 20-3? tetap pengurangan 3 dari setiap 1
angka baru, semua secara menurun berurutan.
Jumlah 6 4
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 :Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7 :Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10 :Kerusakan intelektual berat

26
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE
(Mini Mental Status Exam);Fostein MF,1975 :
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
□ Tahun
□ Musim
□ Tanggal
□ Hari
□ Bulan
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang
□ Negara Indonesia
□ Provinsi…..
□ Kota….
□ Panti Wredha….
□ Wisma….
2 Registrasi 3 5 Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk mengatakan masing-
masing obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
□ Buku
□ Pulpen
□ Tensi
3 Perhatian dan 5 3 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
□ 93
□ 86
□ 79
□ 72
□ 65
4 Mengingat 3 2 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2 tadi, bila
benar 1 point untuk masing-masing
obyek
□ Buku
□ Pulpen
□ Tensi
5 Bahasa 9 8 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
(misal jam tangan atau pensil)
□ Mengetahui nama

Minta pada klien untuk mengulang


27
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
kata berikut “tak ada jika, dan,
atau, tetapi”. Bila benar, nilai 1
poin.
□ Tak ada jika
□ Dan
□ Atau
□ Tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah : “Ambil kertas di tangan
anda. Lipat dua dan taruh di lantai”
□ Ambil kertas
□ Lipat dua
□ Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut Tutup mata anda
□ Aktifitas sesuai perintahTutup
mata anda
Total nilai 28

>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik


18-22 :Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 :Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

28
3. Skala depresi
Sesuaikan jawaban klien dengan jawaban yang sesuai pada instrument.
Jawaban yang
No Pertanyaan
sesuai
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda YA
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
2 TIDAK
minat/kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? TIDAK
4 Apakah anda merasa sering bosan? YA
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap
5 YA
saat?
Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan
6 YA
terjadi pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
7 YA
hidup anda?
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? TIDAK
Apakah anda lebih sering di rumah daripada pergi
9 YA
keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
10 dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan TIDAK
orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang
11 TIDAK
menyenangkan?
Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan
12 TIDAK
anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? YA
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
14 TIDAK
harapan?
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
15 TIDAK
keadaannya dari pada anda?
Total score
*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor 1
Keterangan :
Score 5 -9 : Kemungkinan depresi
Score 10 atau lebih : Depresi

29
30
XII. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN
Kebiasaan merokok : Tidak merokok
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1 Kebutuhan nutrisi
Frekuensi makan : 3x sehari
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi habis
Snack : Ada
Bila ada:
Kadang dihabiskn
2 Pemenuhan cairan
Frekuensi minum : > 3 gelas

Jenis minuman : □ Air putih □ Teh


3 Pola kebiasaan tidur
Jumlah waktu tidur : 4-6 jam
Gangguan tidur : Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang : Santai
4 Pola eliminasi BAB
Frekuensi BAB : 2 kali sehari
Konsistensi : Lembek
Gangguan BAB : -
5 Pola eliminasi BAK
Frekuensi : 4-6 kali sehari
Warna urin : Kuning jernih
Gangguan BAK : -
6 Pola aktifitas
Kegiatan produktif yg dilakukan : □ Membantu memasak
□ Pekerjaan rumah tangga
7 Pola pemenuhan personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Memakai sabun : Ya
Sikat gigi : 2x sehari
Menggunakan pasta gigi : Ya
Berganti pakaian bersih > 1x sehari

XIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Foto Rontgen : -
CT SCAN : -
USG : -
EKG -
Pemeriksaan Hasil Laboratorium : -
Pemeriksaan yang lain :-

31
XIV. PROGRAM TERAPI
No Nama obat Dosis
1 NIAO SUAN WA : 1x1 Hari
2 ……………………………………. : …………………………………….
3 ……………………………………. : …………………………………….
4 ……………………………………. : …………………………………….

32
B. FORMAT ANALISA DATA
Analisis Data Kode Etiologi Masalah
C. Ds : Kode : 00132 Nyeri akut
Domain : Agen cedera
Ny R mengatkan nyeri
12(kenyamanan) biologis
bagian lutut,bagian
Kelas :
belakang leher dan sakit
1 Kenyamanan fisik
bagian kepala

Do :

Skala nyeri 4 (1-10)


Klien tampak menahan
nyeri

Ds : Kode : 00085 Penurunan Hambatan


Domain : 4 kendali otot mobilitas
Ny R mengatakan
aktivitas/istrahat fisik
nyeri dibagian kaki
Kelas :
lutut
2 aktivitas/olahraga
Do :

Klien tampak lemah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis [ Kode : 00132 Domain :
12 (kenyamanan) Kelas : 1 Kenyamanan fisik
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot [Kode :
00085 Domain : 4 aktivitas/istrahat Kelas : 2 aktivitas/olahraga

33
D. INTERVENSI KEPERAWATAN b

No Diagnosa Tujuan & kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1. Kode : 00132 Seteleh dilakukan tindakan keperawatan Intervensi keperawat


selama 1x24 jam, diharapkan
Domain : 12 (kenyamanan) Manajemen nyeri (1400)
Kelas : 1 Kenyamanan fisik Tingkat nyeri ( 2102) 1. Lakukan pengkajian nyeri koprehensif
Skala yang meliputi,lokasi,karakteristik,onset/durasi
Nyeri akut berhubungan
dengan Agen pencedera 1. meningkat ,frekuensi, kualitas,intensitas atau beratnya
biologis 2. Cukup meningkat nyeri atau factor pencetus.
Ds : Ny R mengatkan 3. Sedang 2. Gunakan strategi komunikasi terapeautik
nyeri bagian lutut,bagian 4. Cukup menurun untuk mengetahui pengalaman nyeri
belakang leher dan sakit 5. Menurun 3. Monitori keberhasil terapi komplementer
bagian kepala Dengan kriteria : yang sudah diberikan ( yaitu terapi pemberian
Do : Skala nyeri 4 (1-10) mentimun)
1. Nyeri yang dilaporkan (skala 3 menjadi 5)
Klien tampak menahan 4. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
2. Panjangnya episode nyeri (skala 2 menjadi
nyeri penyebab nyeri,berapa lama nyeri akan
4)
dirasakan dan antisipasi dari
3. Ekspresi nyeri wajah (skala 2 menjadi 5)
ketidaknyamanan akibat prosedur.

34
2. Kode : 00085 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi keperawat
Domain : 4 selama 1x24 jam diharapkan Terapi latihan : mobilitas sendi (0224)
aktivitas/istrahat 1. Jelaskan pada pasien atau keluarga manfaat
Kelas : Pergerakan (0208) dan tujuan melakukan latihan sendi
2 aktivitas/olahraga Skala : 2. Tentukan batasan pergerakan sendi dan
1. Sangat terganggu efeknya terhadap fungsi sendi
Hambatan mobilitas fisik
2. Banyak terganggu 3. Monitor lokasi dan kecenderungan adanya
berhubungan dengan
3. Cukup terganggu nyeri
penurunan kendali otot
4. Sedikit terganggu
Ds : Ny R mengatakan
5. Tidak terganggu
nyeri dibagian kaki lutut

Do : Klien tampak lemah Dengan kriteria :


1. Cara berjalan (skala 3 menjadi 4)
2. Gerakan sendi (skala 3 menjadi 4)

35
E. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
Puskesmas :

Nama pasien : Ny S

No. Register : -

TANGGAL/ DIAGNOSA TANDA


TINDAKAN EVALUASI
JAM KEPERAWATAN TANGAN

28 januari Kode : 00132 1. Melakukan pengkajian nyeri S : Ny. R menegatakan paham


2022 dengan edukasi yang diberikan.
Domain : 12 koprehensif
Ny.S juga merasa rileks setalah
(kenyamanan) yang meliputi,lokasi,karakteristik, diberikan terapi nonfarmakologis
yaitu pemberian mentimun
Kelas : 1 Kenyamanan onset/durasi,frekuensi,
fisik kualitas,intensitas atau beratnya
O : Klien mampu menjawab semua
nyeri atau factor pencetus. pertanyaan dalam mengevaluasi
Nyeri akut
berhubungan dengan 2. Menggunakan strategi materi
Agen pencedera komunikasi terapeautik untuk
biologis
mengetahui pengalaman nyeri
3. Memonitori keberhasil terapi
komplementer yang sudah

36
diberikan ( yaitu terapi pemberian
mentimun)
4. Memberikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab
nyeri,berapa lama nyeri akan
dirasakan dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur.

Kode : 00085 1. Menjelaskan pada pasien atau S : Ny.R mengatakan merasa


Domain : 4 keluarga manfaat dan tujuan senang dengan informasi yang
aktivitas/istrahat melakukan latihan sendi diberikan terkait dengan pergerakan
Kelas : 2. Menentukan batasan pergerakan sendi
2 aktivitas/olahraga sendi dan efeknya terhadap fungsi
sendi
Hambatan mobilitas O : Ny.R mampu menyampaikan
3. Memonitor lokasi dan
fisik berhubungan kepada perawat aktifitas yang dapat
kecenderungan adanya nyeri
dengan penurunan ditoleransi oleh kemampuan fisik.
kendali otot

37
F. EVALUASI
Puskesmas :-
Nama pasien : Ny S
No. Register : -

DIAGNOSA
TANGGAL/JAM EVALUASI TANDA TANGAN
KEPERAWATAN

05 februari 2022 Kode : 00132 S : Ny.R mengetahui penyebab terjadinya nyeri, mengetahui
Domain : 12 metode meredakan nyeri secara non farmakologi serta
(kenyamanan) mengatakan bahwa nyeri yang timbul sedikit reda dengan
Kelas : 1 Kenyamanan metode meredakan nyeri yang telah diajarkan namun nyeri yang
fisik dirasakan kadang-kadang masih terasa.

Nyeri akut O : Ny.R mampu menyampaikan perkembangan nyeri yang


berhubungan dengan dirasakan
Agen pencedera
biologis A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan oleh petugas puskesmas

38
05 februari 2022 Kode : 00085 S : Ny.R mengatakan merasa senang dengan informasi yang
Domain : 4 diberikan terkait dengan pergerakan sendi
aktivitas/istrahat O : Ny.R mampu menyampaikan kepada perawat aktifitas yang
Kelas : dapat ditoleransi oleh kemampuan fisik.
2 aktivitas/olahraga
A: masalah belum teratasi
Hambatan mobilitas
P: Intervensi dilanjutkan oleh petugas puskesmas
fisik berhubungan
dengan penurunan
kendali otot

39
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asam urat merupakan hasil metabolisme purin yang mengalami proses biokimia
menjadi oksida purin dan kemudian dengan bantuan suatu enzim menghasilkan produk
akhir asam urat. Purin merupakan molekul yang terdapat di dalam inti sel dalam bentuk
nukleotida. Nukleotida ini banyak perannya dalam berbagai proses di dalam tubuh, dan
bersama asam amino merupakan bahan dasar proses biokimia penurunan sifat genetic.

Gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya asam
urat didalam darah. Kadar asam urat yang tinggi didalam darah melebihi batas normal
menyebabkan penumpukan asam urat didalam persendian dan organ tubuh lainnya.
Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang.

B. Saran
1. Untuk mahasiswa diharapkan agar memahami segelah penjelasan dalam makalah
ini dan menjadi salah sau referensi pembelajaran
2. Untuk dosen diharapkan segalah kritik dan saran agar kedepanya bisa membuat
makalah asuhan keperawatan Gout Arthritis (asam urat) bisa lebih baik lagi.

40
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, A. (2018). reprigerator, perbedaan kadar asam urat pada sampel disimpan 24 jam
dalam suhu kamar dan suhu. semarang: doctoral dissertation.

julianto, T. (2014). asuhan keperawatan keluarga Tn.p dengan masalah utama asam urat
(gout) pada T.P di desa mayang Gatak . Surakarta: Doctoral dissertation .

Kumalasari. (2009). Hubungan indeks massa tubuh dengan kadar asam urat darah pada
penduduk desa Banjaranyar Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. jurnal
keperawatan, 119-124.

Tahta, A. (2009). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam urat pada pekerja
kantor di Desa Karang Turi, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes. jurnal
keperawatan, 25-31.

zuhdi, F. (2013). Masalah utama gout (asam urat) khususnya pada Tn.S di wilayah kerja
puskesmas. kesehatan, 24-25.

41

Anda mungkin juga menyukai