Manado, 2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1.1........................................................................................................................................Kons
ep dasar lansia ...............................................................................................................
1.2........................................................................................................................................Defi
nis Gout Arthritis ..........................................................................................................
1.3........................................................................................................................................Klasi
fikasi gout arthritis ........................................................................................................
1.4........................................................................................................................................Eiolo
gi gout arthritis ..............................................................................................................
1.5........................................................................................................................................Patof
isiologi gout arthritis .....................................................................................................
1.6........................................................................................................................................Mani
festasi klins gout arthritis ..............................................................................................
1.7........................................................................................................................................Pena
talksanaan gout arthritis ................................................................................................
1.8........................................................................................................................................Kom
plikasi gout arthritis ......................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
memperatahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual, karena faktor tertentu Lansia tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Seseorang dikatakan
Lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, Lansia merupakan kelompok umur
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan Lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process
atau proses penuaan (Nugroho, 2008). Sedangkan menurut Undang-Undang No.13
Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, seseorang disebut Lansia bila
telah memasuki atau mencapai usia 60 tahun lebih.
Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak
di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di
Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa. Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di
Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya
akan mencapai 36 juta jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Penyakit Asam Urat atau dalam dunia medis disebut penyakit Gout Arthritis adalah
penyakit sendi yang yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme Purin yang
ditandai dengan tingginya kadar Asam Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang
tinggi dalam darah melebihi batas normal dapat menyebabkan penumpukan Asam
Urat di dalam persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan Asam Urat ini yang
membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang. Apabila kadar Asam Urat dalam darah
terus meningkat menyebabkan penderita penyakit ini tidak bisa berjalan, penumpukan
Kristal Asam Urat berupa Tofi pada sendi dan jaringan sekitarnya, persendian terasa
sangat sakit jika berjalan dan dapat mengalami kerusakan pada sendi bahkan sampai
menimbulkan kecacatan sendi dan mengganggu aktifitas penderitanya (Susanto,
2013).
Angka kejadian Gout Arthritis pada tahun 2016 yang dilaporkan oleh World Health
Organization (WHO) adalah mencapai 20% dari penduduk dunia adalah mereka yang
berusia 55 tahun, prevalensi penyakit Gout Arthritis adalah 24,7% prevalensi yang
didiagnosa oleh tenaga kesehatan lebih tinggi perempuan 13,4% dibanding laki-laki
10,3%.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu knsep dasar lansia?
2. Apa itu konsep dasar gout arthiritis
C. Tujuan penilitian
Untuk mengtehau apa itu konsep dari lansia dan gout arthritis
BAB II
PEMBAHASAN
Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap kehidupan, yaitu masa
anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu.
Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur fisiologis
dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses ini
menjadi kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk,
gerakan lambat, dan kelaianan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran
psikis terjadi peningkatan sensitivitas emosional, penurunan gairah, bertambahnya
minat terhadap diri, berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatkan minat
terhadap material, dan minat kegiatan rekreasi tidak berubah (hanya orientasi dan
subyek saja yang berbeda) (Mubarak, 2009).
Gout Arthritis merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering
ditemukan yang ditandai dengan penumpukan Kristal Monosodium Urat di dalam
ataupun di sekitar persendian. Monosodium Urat ini berasal dari metabolisme Purin.
Hal penting yang mempengaruhi penumpukan Kristal Urat adalah Hiperurisemia dan
supersaturasi jaringan tubuh terhadap Asam Urat. Apabila kadar Asam Urat di dalam
darah terus meningkat dan melebihi batas ambang saturasi jaringan tubuh, penyakit
Gout Arthritis ini akan memiliki manifestasi berupa penumpukan Kristal
Monosodium Urat secara Mikroskopis maupun Makroskopis berupa Tofi (Zahara,
2013).
Gout Arthritis adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar Asam
Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang tinggi dalam darah melebihi batas normal
yang menyebabkan penumpukan Asam Urat di dalam persendian dan organ lainnya
(Susanto, 2013).
Jadi, dari definisi di atas maka Gout Arthritis merupakan penyakit inflamasi sendi
yang diakibatkan oleh tingginya kadar Asam Urat dalam darah, yang ditandai dengan
penumpukan Kristal Monosodium Urat di dalam ataupun di sekitar persendian berupa
Tofi.
1.3. Klasifikasi gout arthritis
Terdapat empat stadium perjalanan klinis Gout Arthritis yang tidak diobati
Urat serum meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan Asam Urat
serum.
dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan
sendi.Metatarsofalangeal.
penanganan serangan Akut dan penanganan serangan Kronis. Ada 3 tahapan dalam
terapi penyakit ini :
2) Mengurangi kadar Asam Urat untuk mencegah penimbunan Kristal Urat pada
jaringan, terutama persendian.
1.8 Komplikasi
Meskipun penyakit asam urat jarang penimbulkan komplikasi, namun tetap patut
diwaspadai. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi diantaranya sebagai berikut :
b. Kerusakan sendi permanen akibat radang yang terus berlangsung serta tofi didalam
sendi yang merusak tulang sendi itu sendiri. Kerusakan permanen ini biasanya terjadi
pada kasus penyakit asam urat yang di abaikan selama bertahun-tahun.
Terapi Farmakologi
1) Serangan Akut
Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya Indometasin 200
mg/hari atau Diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam
menangani serangan Gout Arthritis Akut, asalkan tidak ada kontra indikasi terhadap
NSAID. Aspirin harus dihindari karena eksresi Aspirin berkompetisi dengan Asam
Urat dan dapat memperparah serangan Gout Arthritis Akut. Keputusan memilih
NSAID atau Kolkisin tergantung pada keadaan klien,
misalnya adanya penyakit penyerta lain atau Komorbid, obat lain juga diberikan
klien pada saat yang sama dan fungsi ginjal. Obat yang menurunkan kadar Asam Urat
serum (Allopurinol dan obat Urikosurik seperti Probenesid dan Sulfinpirazon) tidak
boleh digunakan pada serangan Akut (Nurarif, 2015).
(1) NSAID, NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk klien yang
pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembuh pada saat dosis obat
diturunkan. NSAID lain yang umum digunakan untuk mengatasi Gout Arthritis Akut
adalah :
(3) Colchicine, Colchicine merupakan terapi spesifik dan efektif untuk serangan
Gout Arthritis Akut. Namun dibanding NSAID kurang populer karena awal kerjanya
(onset) lebih lambat dan efek samping lebih sering dijumpai.
(4) Steroid, strategi alternatif selain NSAID dan Kolkisin adalah pemberian Steroid
Intra-Articular. Cara ini dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau
2 sendi yang terkena namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial
diagnosis antara Gout Arthritis Sepsis dan Gout Arthritis Akut karena pemberian
Steroid Intra-Articular akan memperburuk infeksi.
2) Serangan Kronis
(1) Allopurinol; Obat Hipourisemik, pilihan untuk Gout Arthritis Kronis adalah
Allopurinol. Selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi ginjal.
Allopurinol menurunkan produksi Asam Urat dengan cara menghambat Enzim Xantin
Oksidase. Dosis pada klien dengan fungsi ginjal normal dosis awal Allopurinol tidak
boleh melebihi 300 mg/24 jam. Respon terhadap Allopurinol dapat terlihat sebagai
penurunan kadar Asam Urat dalam serum pada 2 hari setelah terapi dimulai dan
maksimum setelah 7-10 hari. Kadar Asam Urat dalam
serum harus dicek setelah 2-3 minggu penggunaan Allopurinol untuk meyakinkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Asam Urat atau dalam dunia medis disebut penyakit Gout
Arthritis adalah penyakit sendi yang yang diakibatkan oleh gangguan
metabolisme Purin yang ditandai dengan tingginya kadar Asam Urat
dalam darah. Kadar Asam Urat yang tinggi dalam darah melebihi batas
normal dapat menyebabkan penumpukan Asam Urat di dalam persendian
dan organ tubuh lainnya. Penumpukan Asam Urat ini yang membuat sendi
sakit, nyeri, dan meradang. Apabila kadar Asam Urat dalam darah terus
meningkat menyebabkan penderita penyakit ini tidak bisa berjalan,
penumpukan Kristal Asam Urat berupa Tofi pada sendi dan jaringan
sekitarnya, persendian terasa sangat sakit jika berjalan dan dapat
mengalami kerusakan pada sendi bahkan sampai menimbulkan kecacatan
sendi dan mengganggu aktifitas penderitanya (Susanto, 2013).
Angka kejadian Gout Arthritis pada tahun 2016 yang dilaporkan oleh
World Health Organization (WHO) adalah mencapai 20% dari penduduk
dunia adalah mereka yang berusia 55 tahun, prevalensi penyakit Gout
Arthritis adalah 24,7% prevalensi yang didiagnosa oleh tenaga kesehatan
lebih tinggi perempuan 13,4% dibanding laki-laki 10,3%.
B. Saran
Bagi perawat diharapkan perawat dapat lebih mendalami ilmu dalam
merawat dan menerapkan asuhan keperawatan pada Lansia sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup Lansia sehingga tercapai kehidupan Lansia
yang sejahtera terutama dalam hal fisik dengan adanya peningkatan tingkat
kemandirian Lansia dan penurunan ketergantungan Lansia pada pemberi
pelayanan di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda.
Bagi Penulis Selanjutnya Diharapkan penulis selanjutnya dapat
melakukan studi kasus yang lebih mendalam dengan waktu yang lebih lama
dan melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan standar operasional
prosedur yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA