TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia
2.1.1 Definisi
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun keatas. Lanjut usia berkualitas adalah lanjut usia yang sehat,
mandiri, aktif dan produktif. Lanjut usia sehat adalah lanjut usia yang tidak
menderita penyakit atau walaupun menderita penyakit tetapi dalam kondisi
yang terkontrol. Lanjut usia mandiri adalah lanjut usia yang memiliki
kemampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri. Lanjut
usia aktif adalah lanjut usia yang masih mampu bergerak dan melakukan
pekerjaan sehari-hari tanpa bantuan orang lain dan beraktifitas dalam
kehidupan sosialnya seperti mengikuti pengajian, arisan, mengajar dan
sebagainya. Lanjut usia produktif adalah lanjut usia yang mempunyai
kemampuan untuk berdaya guna bagi dirinya dan atau orang lain
(Permenkes RI, 2016).
2.1.2 Permasalahan Lansia
Perubahan pada lanjut usia merupakan proses yang bersifat alami,
karena semua makhluk hidup akan mengalaminya, dimana terjadi karena
pada lanjut usia terjadi kemunduran kegiatan atau keaktifan proses
kehidupan sehubungan dengan adanya perubahan atau kerusakan sel- sel
tubuh. Seorang lanjut usia akan mengalami kendala/ ketidak mampuan fisik
untuk melalukan sesuatu, berarti tidak dapat melaksanakan aktifitas sehari-
hari tanpa bantuan orang lain, baik sebagian (ketergantungan ringan/
sedang) maupun seluruhnya (ketergantungan total/ berat). Keterlambatan
dalam identifikasi kendala tersebut dapat mengakibatkan hilangnya
kesempatan memulihkan taraf kemandirian seseorang ketingkat optimal
sesuai usianya (Kemenkes RI, 2010).
5
6
2.2 Hipertensi
2.2.1 Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortilitas). Tekanan
darah dikatakan hipertensi apabila tekanan darah 140/90 mmHg (Triyanto,
2014).
Hipertensi merupakan suatu keadaan tubuh manusia yang mempunyai
tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Batas atas tekanan
darah yang tergolong dalam rentang normal adalah 140/90 mmHg
sedangkan jika tekanan darah sama dengan atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi (Harahap & Siringoringo, 2016). Hipertensi
adalah umumnya tanpa gejala yang spesifik namun, tekanan darah yang
tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke
gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal (WHO, 2019).
2.2.2 Faktor- faktor resiko Hipertensi
Hipertensi dapat dipicu oleh berbagai faktor. faktor-faktor yang
memiliki potensi menimbulkan masalah atau kerugian kesehatan biasa
disebut dengan faktor risiko. Pada kejadian hipertensi, faktor risiko dibagi
menjadi dua kelompok yaitu faktor risiko yang tidak dapat dikontrol dan
faktor risiko yang dapat dikontrol (PERKI, 2015).
1. Faktor yang dapat dikontrol.
Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya
berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan, faktor- faktornya adalah
sebagai berikut:
a. Kegemukan (Obesitas)
Orang yang kegemukan mudah terkena hipetensi, wanita yang sangat
gemuk pada usia 30 tahun mempunyai resiko terserang resiko 7 kali
lipat dibandingkan dengan wanita langsing pada usia yang sama
(Agustina et al., 2018). Curah jantung dan sirkulasi volume darah
penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita
9
oksigen lebih banyak diperlukan pada tingkat otot yang bekerja sehingga
untuk mendapatkan oksigen yang lebih, maka kita bernafas lebih cepat
dan membiarkan lebih banyak oksigen yang melewati aliran darah setiap
menit (Dinata, 2020).
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor resiko
Risiko yang dapat diubah
hipertensi
1. Merokok
2. Kurang makan buah dan sayur
3. Konsumsi garam berlebih
4. Berat badan berlebih/ kegemukan
5. Kurang Aktivitas fisik
6. Konsumsi alkohol berlebih
7. Dislipidemia
8. Psikososial/ Stress