Oleh :
Nama : Nabila Hasna Ningrum
NIM : P17211201024
Malang,
Preceptor Klinik Preceptor Akademik
NIP/NIK. NIP.
I. KONSEP DASAR LANSIA
A. Definisi
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65-75 tahun.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah,
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.
Lansia atau menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang menyebabkan penyakit degenerative misal, hipertensi,
arterioklerosis, diabetes mellitus dan kanker (Nurrahmani, 2012).
B. Batasan Lansia
Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia meliputi :
Kebutuhan lanjut usia adalah kebutuhan manusia pada umumnya, yaitu kebutuhan
makan, perlindungan makan, perlindungan perawatan, kesehatan dan kebutuhan sosial dalam
mengadakan hubunagan dengan orang lain, hubungan antar pribadi dalam keluarga, teman-
teman sebaya dan hubungan dengan organisasi-organisasi sosial, dengan penjelasan sebagai
berikut :
Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas
perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya.
Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.
2. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.
4. Mempersiapkan kehidupan baru.
5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai.
6. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan (Maryam, 2008).
Pemeriksaan Penunjang
Pemerikaan penunjang menurut (Irianto, 2015) :
a. Pemerikaan Laboratorium
1. HB/Ht (Hemoglobin/Hematokrit) Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan dan dapat mengidentifikasi faktor resiko yaitu seperti:
Hipokoagulabilitas dan anemia
2. BUN/kreatinin Memberikan informasi tentang fungsi ginjal.
3. Glucosa DM adalah salah satu pencentus hipertensi yang dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketolamin.
4. Urinalisa Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal.
5. CT-scan Yaitu mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
6. EKG Dapat menunjukkan pola regangan yang dimana luas peninggian gelombang
P merupakan salah satu dari tanda dini penyakit jantung yaitu Hipertensi.
7. IUP Cara mengidentifikasi penyebab Hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan
ginjal.
8. Rontgen Menunjukkan destruksi klasifikasi area katub dan pembesaran jantung.
Penatalaksanaan
Menurut (Irianto, 2015) penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu secara
nonfarmakologis dan farmakologi.
Terapi farmakologi Terapi farmakologi yaitu yang menggunakan senyawa obat
obatan yang dalam kerjanya dalam mempengaruhi tekanan darah pada pasien
hipertensi seperti : angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker, calcium
chanel dan lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya pengobatan dianggap
kompleks karena tekanan darah cenderung tidak stabil.
Penatalaksanaan non farmakologi
a. Diet rendah garam, kolestrol, dan lemak jenuh.
b. Mengurangi asupan garam kedalam tubuh.
c. Ciptakan keadaan rileks. Ada beberapa cara relaksasi seperti medikasi, yoga
dapat mengontrol sistem saraf yang pada akhirnya dapat menurunkan tekanan
darah.
Pengkajian Keperawatan
a.) Biodata
Langkah pertama untuk mengumpulkan data-data klien secara akurat seperti
nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggalmasuk RS,
tanggal operasi, tanggal pengkajian, nomor rekam medis, dan alamat.
b.) Riwayat Kesehatan Klien
1.) Keluhan utama/ alasan masuk rumah sakit
2.) Riwayat Penyakit Sekarang
Permulaan keluhan yang klien rasakan dari rumah sampai dibawa ke rumah
sakit, biasanya klien merasa letih, lemah, dan sakit kepala
3.) Riwayat Kesehatan yang lalu
Kaji riwayat penyakit yang pernah diderita pasien seperti hipertensi, jantung,
merokok, kanker payudara, malaria, pembesaran limfe, kekurangan vitamin
penting.
4.) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaij apakah ada keluarga yang pernah menderita anemia kongenital, keluarga
adalah vegetarian berat atau tidak, dan kaji social ekonomi keluarga
c.) Pola Aktivitas Sehari-hari
1.) Pola tidur/istirahat
Kaji apakah ada gangguan pola tidur pada klien, nyeri karena sakit kepala
yang dirasakan pasien biasnaya akan mengganggu pola tidur pasien
2.) Pola eliminasi
Kaji apakah ada gangguan dalam pola eliminasi pasien, kesulitan BAB/BAK
atau tidak, pada pasien anemia, biasnaya pasien akan sering berkemih.
3.) Pola makan dan minum
Kaji jumlah dan jenis makanan, waktu pemberian makan, jumlah dan jenis
cairan, waktu pemberian cairan, dan apakah ada makanan pantangan untuk
pasien anemia, pasien dengan anemia akan diberikan diet khusus TKTP dan
pemberian zat gizi mikro seperti zinc dan vitamin c.
4.) Kebersihan diri/personal hygiene
Kaji bagaiamanan pemeliharaan badan, gigi dan mulut, dan kuku pasien, pada
pasien anemia biasanya kuku pasien mudah patahdan berbentuk seperti
sendok.
5.) Pola aktivitas/ kegiatan lain
Kaji sejauh mana klien dapat beraktifitas dengan kondisi saat ini, pada pasien
anemia aktfitas klien masih dibantu ornag lain/keluarga karena kondisi pasien
yang lemah.
d.) Data Psikososial
Kaji pola komunikasi pasien dengan orang lain, apakah pasien dengan kondisinya
yang saat ini menutup diri dari orang lain atau tidak.
e.) Data Spiritual
Kaji kegiatan beribadah pasien sebelum sakit dan sesudah sakit, kaji keyakinan
pasien pada sehat/sakit dan penyembuhan.
f.) Pemeriksaan fisik
1.) Keadaan umum
2.) Tanda-tanda vital: Tekanan darah, suhu, nadi, RR, TB dan BB pasien
3.) Pemeriksaan kepala dan leher
a.) Kepala dan rambut
Inspeksi: kesimetrisan, warna rambut hitam dan sedikit beruban,
keberishan kepala, mudah putus, menipis.
Palpasi: tidak ada benjolan pada kepala klien, rambut teraba kering
b.) Mata
Inpeksi: kesimetrisan, sclera tidak iketrik, konjungtiva anemis, pupil
isokor atau bereaksi baik terhadap cahaya.
Palpasi: tidak ada pembengkakan pada area mata
pasien c.) Hidung
Inspeksi: Kesimetrisan, kebersihan hidung pasien, tidakada pendarahan
pada hidung pasien
Palpasi: tidak ada benjolan atau pembengkakan pada hidung pasien
d.) Telinga
Inpeksi: kesimterisan telinga, kebersihan telinga, fungsi pendengaran baik,
tidak ada pendarahan
Palpasi: tidak adanya pembengkakan pada area telinga, tidak terasa nyeri
saat diraba bagian telinga
e.) Mulut dan faring
Inspeksi: Keadaan mukosa mulut lembab/kering, kebersihan mulut,
keadaan gigi, kebersihan gigi, adanya stomatitis atau tidak.
f.) Leher
Kaji kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid/tidak, adanya
kelenjar getah bening atau tidak, kaji posisi trachea, suara, vena jugularis
dan denyut nadi carotis
4.) Pemeriksaan integument/kulit
Kaji kebersihan, kehangtan, warna, turgor, tekstur, kelembapan, kelainan pada
kulit, mukosa pucat, kering, dan kulit kering
5.) Pemeriksaan payudara dan ketiak
kaji ukuran dan bentuk payudara, warna payudara dan areola, kelainan-
kelainan pada payudara dan putting, axila dan clavicula, terdapat benjolan
pada payudara sebelah kanan dan putting sungsang.
6.) Pemeriksaan thorax/dada
inspeksi: pergerakan dinding dada, takipnea, orthopnea, dyspnea (kesulitan
bernapas), napas pendek, dan cepat lelah sata melakukan aktivitas jasmani.
Palpasi: teraba benjolan pada payudara sebalah kanan, taktil premitus simetris
Perkusi: sonor
Auskultasi: bunyi napas vesikuler
7.) Pemeriksaan jantung
Inspeksi: ictus cordis terlihat dengan jelas di leher, berdebar-debar, takikardia
Palpasi: tidak teraba adanya massa
Perkusi: pekak
Auskultasi: bunyi jantung murmur sistolik
8.) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi: kesimetrisan, abdomen tampak datar, tidak ada pembesaran,tidak ada
lesi pada abdomen
Palpasi: tidak teraba adanya hepar, dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi: Terdapat bunyi timpani
Auskultasi: suara bising usus
9.) Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
Kaji genetalia: rambut pubis, meatus urethra, kelainan-kelainan pada daerah
genetalia eksterna dan daerah inguinal
Kaji anus dan perineum: lubang anus, kelainan-kelainan pada anus, dan
perenium
10.) Pemeriksaan muskolosketal
Kaji kesimetrisan otot, pemeriksaan oedema, kekuatan otot, kelainan-kelainan
pada ketremitas dan kuku
11.) Pemeriksaan Neorologi
Kaji tingkat kesadaran/GCS. tanda-tanda rangsangan otak, fungsi motoric,
fungsi sensorik, reflex fisiologis dan patologis
12.) Pmeriksaan status mental
Kaji kondisi emosi/ perasaan, orientasi, proses berpikir, motifikasi, persepsi,
dan bahasa.
g.) Pemeriksaan Penunjang
h.) Penatalaksanaan dan Terapi
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Perfusi perifer tidak efektif
3. Penurunan curah jantung
4. Intoleransi aktivitas
5. Intervensi Keperawatan
(PPNI, 2016)
(PPNI, 2018b)
(PPNI, 2018a)