Disusun Oleh :
Devi Andrini
2022090059
UNIVERSITAS GRESIK
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Konsep hipertensi
1. Definisi hipertensi
Penyakit Hipertensi atau darah tinggi merupakan tekanan darah yang tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg, sedangkan pada
penyakit hipertensi pada lansia tekanan sistolik di atas 160 mmHg dan diastolik di
atas 90 mmHg (Anita, 2019).
2. Etiologi hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut
(Aspiani, 2020) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik
karena tidak diketahui penyebabnya.
b. Genetik
Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga
yang memliki tekanan darah tinggi.
c. Jenis kelamin dan usia
Jika usia bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat
dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki
lebih tinggi dari pada perempuan.
d. Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi. Jika garam yang dikonsumsi berlebihan,
ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih
banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh.
e. Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat
dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok, konsumsi
alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.
3. Klasifikasi
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat stenosi arteri renalis.
Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara
langsung meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung meningkatkan
sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat dilakukan perbaikan pada
stenosis,atau apabila ginjal yang terkena diangkat,tekanan darah akan kembalike
normal (Aspiani, 2020).
4. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung)
dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian
antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan tahanan perifer
dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol
yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor
arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi
vaskular (Udjianti, 2018).
5. Klasifikasi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah sistolik
kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg. Seseorang
yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2020)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan darah tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12
trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
7. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
1. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2. Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3. Darah perifer lengkap
4. Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
EKG
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miocard
3) Peninggian gelombang P
4) Gangguan konduksi
Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
2) Pembendungan, lebar paru
3) Hipertrofi parenkim ginjal
4) Hipertrofi vascular ginjal
(Aspiani, 2020).
2. Konsep Lansia
a. Pengertian Lansia
Menurut Emmelia tahun (2017) lansia adalah seseorang yang telah mencapai
usia di atas 60 tahun dan memiliki penurunan daya terhadap dirinya baik daya tahan
tubuh atau daya dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Darmojo dalam Emmelia tahun ( 2017) lansia merupakan tahapan dari
perubahan umur seseorang yang dapat ditandai dengan menurunnya akal kemampuan
dan fisik. Di Indonesia usia pensiun 56 tahun biasanya disebut sudah lansia namun
ada Undang – undang mengatakan bahwa usia 60 tahun ke atas baru paling layak atau
paling tepat disebut usia lanjut usia biologis adalah usia yang sebenarnya kenapa
begitu karena dimana kondisi pematangan jaringan sebagai indeks usia lansia pada
biologisnya.
b. Ciri-ciri Lansia
Lanjut usia dapat dilihat dari beberapa faktor, ciri-ciri orang lanjut usia menurut
Hurlock dalam Emmelia tahun 2017, yaitu:
Usia lanjut sebagai periode kemunduran
Usia lanjut memiliki status kelompok minoritas
Usia lanjut sebagai proses menua yang membutuhkan peran
Usia lanjut melakukan penyesuaian yang buruk
c. Tipe Lansia
Lansia memang beragam dan memiliki beberapa kepribadian, menurut
Nugroho dalam Sofia tahun (2020) tipe lansia yaitu:
a. Tipe Bijaksana
Tipe lansia ini dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman yang ada.
b. Tipe Mandiri
Memiliki sifat yang selektif dalam memilih pertemanan dan pekerjaan.
c. Tipe Tidak Puas
Memiliki sifat yang terlalu pemilih, suka mengkritik, tidak sabar dan sulit
dilayani.
d. Tipe Pasrah
Lansia ini memiliki sifat yang menerima dan menunggu nasib.
3. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
kebutuhan biopsikososial dan spiritual, kondisi adaptif hingga kondisi
maladaptive.
3. WOC HIPERTENSI
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Anita, (2019). Hipertensi Esensial : Diagnosa Dan Tatalaksana Terbaru Pada Dewasa,
46(3), 172–178.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/11/Praktika-
Dokumen-Keperawatan-Dafis.Pdf
Lilik Marifatul (2018). Hubungan Peran Parawat Sebagai Care Giver Dengan Tingkat
Kepuasan Pasien Instalasi Gawat Darurat Di Rsu. Gmibm Monompia
Kotamobagu Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Keperawatan, 4(2)
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.S Usia 64 Dengan Diagnosa
Medis Hipertensi Pada Lansia Di Desa Suci Rt 06 Rw 11 Kecamatan Manyar Gresik, Telah
Disahkan Dan Disetujui Oleh Pembimbing Pada Tanggal
Hari :
Tanggal :
Devi Andrini
NIM. 2022090059
DOSEN PEMBIMBING
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. S
Tempat & tanggal lahir : Kediri, 30 Juni 1959 (64 Tahun)
Pendidikan terakhir. : SLTA
Agama : Islam
Status perkawinan : Nikah
TB/ BB : 156 Cm/ 65 Kg
Penampilan : bersih dan rapi
Ciri-ciri tubuh : Kulit sawo matang, tinggi, rambut memutih sebagian
Alamat : Jl. Tarakan Desa Suci RT: 06 RW: 11 Kec. Manyar
Gresik
Orang yang dekat dihubungi : Nn. I L/ P
Hubungan dengan Usila : Anak
Alamat : Jl. Tarakan Desa Suci RT: 06 RW: 11 Kec. Manyar
Gresik
Telp : 08194984xxxx
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram (3 generasi) :
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: satu rumah
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja (pengsiunan)
Alamat pekerjaan :-
Berapa jarak dari rumah : - Km
Alat transportasi :-
Pekerjaan sebelumnya : Guru
Berapa jarak dari rumah : 3 Km
Alat transportasi : Sepeda motor
Sumber-sumber pendapatan & Kecukupan terhadap kebutuhan : Hasil dari anaknya bekerja
dan hasil dari pengsiunan
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Kondisi tempat tinggal : Kondisi kamar cukup bersih, tertata, tidak ada pakaian kotor
menumpuk, tempat tidur cukup bersih, pertukaran udara dan
sinar matahari cukup terdapat 4 jendela.
: laki-laki = 1 orang
Derajat privasi : Cukup terjaga, mempunyai kamar sendiri, terpisah dari kamar
anaknya.
E. RIWAYAT REKREASI
Keanggotaan organisasi :-
F. SISTEM PENDUKUNG
Yang lainnya : Mengikuti pengajian saat tahlilan 1 minggu sekali di rumah warga
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Klien mengatakan pandangan agak kabur.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Dada berdebar dan sedikit nyeri pada
bagian dada.
Severity scale : Bila nyeri kambuh, klien mengatakan sulit tidur. Skala : 4
Pemahaman & Penatalaksanaan masalah kesehatan : Klien apabila merasa kurang enak
badan, tidak segera memeriksa diri ke pelayanan kesehatan terdekat.
Obat-obatan :
Faktor lingkungan : klien tidak memiliki riwayat alergi faktor lingkungan, mis: debu,
bulu, dll.
Lain-lain, sebutkan :
Indeks Katz : A/ B/ C/ D/ E/ F/ G
Cairan dan elektrolit : klien mengatakan setiap hari minum air putih ± 7 gelas/hari,
Selain itu setiap hari klien tidak lupa minum minuman yang
manis.
Nutrisi : Klien makan teratur 3x/hari porsi hanya habis .
Istirahat & Tidur : Klien tidur kira-kira 4 jam sehari dan Tn. S susah tidur malam
hari. Tidurnya tidak pulas dan sering terbangun pada malam
hari.
klien biasanya tidur jam 22.00 dan bangun tiap jam 02.00 dini
hari
Psikologis :
Mekanisme pertahanan diri : Saat ada masalah, klien membicarakan dengan anaknya.
J. TINJAUAN SISTEM
Nadi = 88 x/mnt
RR= 17 x/mnt
2. Mata, Telinga, Hidung : Mata: Penglihatan agak kabur, telinga dan hidung: normal
4. Dada & Punggung : Dada sering berdebar dan terkadang nyeri dada saat kelelahan
6. Ektremitas Atas & Bawah : Ekstremitas atas: normal, ekstremitas bawah: Normal.
Tidak terdapat oedema pada daerah persendian
1. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) : Fungsi intelektual utuh (0)
2. Mini-Mental State Exam (MMSE) : Fungsi kognitif baik/tdk ada gangguan kognitif
(28)
L. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium :-
2. Radiologi :-
3. EKG :-
4. USG :-
5. CT Scan :-
6. Obat-obatan :-
M. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut
2. Gangguan pola tidur
Devi Andriani
(MA’RIFATUL H.)
ANALISA DATA
Do:
Pembuluh darah
- P : terasa nyeri saat aktivitas yang cukup koroner
berat.
- Q: nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk.
- R: nyeri pada dada sebelah kiri.
- S: bila nyeri kambuh saat aktivitas, klien Iskemik Miokard
mengatakan sulit tidur. Skala : 4
- T: terasa nyeri saat kelelahan
Do:
Gangguan Pola tidur Dukungan Tidur (I.05174) S : Klien mengatakan sering minum air Devi
berhubungan dengan Kurangnya 16.30 - Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur putih banyak saat sebelum tidur karena
Kontrol Tidur (D.0055) 16.35 - Mengidentifikasi makanan dan minuman yang klien merasa haus.
mengganggu tidur (kopi, teh)
16.40 - Modifikasi lingkungan dengan cara O : Klien tampak lemas dan lesu karena
menggelapkan/mematikan lampu tempat tidur kurang tidur
klien.
16.45 - Membatasi waktu tidur siang dan membuatkan A : masalah teratasi sebagian
jadwal kegiatan untuk klien P : Intervensi 1,2,3,4,5,6 dilanjutkan dan
16.50 - Menganjurkan untuk menghindari minuman (air observasi evaluasi klien.
putih yang terlalu banyak) yang mengganggu tidur
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Gangguan Pola tidur Dukungan Tidur (I.05174) S : Klien mengatakan terbangunhanya 2 Devi
berhubungan dengan Kurangnya 15.30 - Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur kali saat tidur setelah mengurangi minum
Kontrol Tidur (D.0055) 15.35 - Mengidentifikasi makanan dan minuman yang air putih dan menggelapkan lampu kamar.
mengganggu tidur (kopi, teh)
15.40 - Modifikasi lingkungan dengan cara mengatur O : Klien tampak lemas dan lesu karena
kipas angin agar sesuai dengan kebutuhan klien. kurang tidur
- Membatasi waktu tidur siang dan membuatkan
15.45 jadwal kegiatan untuk klien A : masalah teratasi sebagian
15.50 - Menganjurkan untuk menghindari minuman (air
putih yang terlalu banyak) yang mengganggu tidur P : Intervensi 1,3,4,5,6 dilanjutkan dan
. observasi evaluasi klien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Gangguan Pola tidur Dukungan Tidur (I.05174) S : Klien mengatakan terbangun hanya 1 Devi
berhubungan dengan Kurangnya 15.30 - Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur kali saat tidur setelah mengurangi minum
Kontrol Tidur (D.0055) 15.35 - Modifikasi lingkungan dengan cara mengatur air putih dan menggelapkan lampu kamar
kipas angin agar sesuai dengan kebutuhan klien. dan mengatur kipas angin.
15.40 - Membatasi waktu tidur siang dan membuatkan
jadwal kegiatan untuk klien O : Klien tampak lebih segar dan rileks,
15.45 - Menganjurkan untuk menghindari minuman (air kantung mata klien juga sudah berkurang
putih yang terlalu banyak) yang mengganggu tidur
. A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
INDEKS KATZ
(Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari)
Skor Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
A berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E atau F
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE
(SPMSQ)
(Penilaian untuk Mengetahui Fungsi Intelektual Lansia)
Keterangan :
Kesalahan 0 – 2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3 – 4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5 – 7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8 – 10 : Kerusakan intelektual berat
Bisa dimaklumi pada lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya berpendidikan sekolah
dasar
Bisa dimaklumi pada kurang dari satu kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan di
atas sekolah menengah atas
Bisa dimaklumi pada lebih dari satu kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang sama (Pfeiffer E., 1975)
Total nilai 30 28
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/ tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/ sedih sepanjang waktu dan saya tak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih dan galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/ tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik Diri dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanent dalam penampilan
saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Keterangan :
Penilaian
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab :
Selalu : Skor 2
Kadang-kadang : Skor 1
Hampir tidak pernah : Skor 0 Total skor = 8
Kriteria :
< 3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
4-6 : Disfungsi keluarga sedang
Nilai 7 -10 mengidentikasikan bahwa keluarga memiliki fungsi
yang baik.
(Smilkstein, 1982)
Topik : Hipertensi
TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien dan Keluarga pasien di Ruang Cempaka mampu
mengetahui cara – cara pencegahan dan penanganan Hipertensi dan dapat diaplikan dalam kehidupan
sehari – hari.
TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit Pasien dan Keluarga pasien di Ruang Cempaka :
MEDIA
Leaflet
Pengorganisasian
Penyuluh : Devi Andriani
KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap kegiatan Waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan peserta Media
da n tujua n
l l
Kontra k wa ktu
l l
KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan materi
Kesiapan SAP
Kesiapan media: Leaflet dan fotocopy materi
Peserta hadir di tempat penyuluhan
Penyelenggaraan dilaksanakan di Ruang Cempaka
Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi proses
Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
Suasana penyuluhan tertib
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah sebagian peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
dan tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, maka semakin besar resikonya.`
2. Penyebab
a. Jenis kelamin
b. Keturunan
c. Umur
d. Obesitas
e. Kurang Olaraga
f. Merokok dan mengkonsumsi alcohol
g. Mengkonsumsi garam berlebih
h. Stress
3. Tanda dan gejala
a. Pusing
b. Rasa berat di tengkuk
c. Jantung berdebar
d. Mudah lelah
e. Pengelihatan kabur
f. Telinga berdenging
g. Mimisan
4. Pencegahan
a. Mengurangi asupan garam
b. Tidak mengkonsumsi alcohol
c. Berhenti merokok
d. Mengkonsumsi sayur dan buah-buahan dan produk susu rendah lemak
e. Rutin beraktifitas fisik dan berolaraga
f. Penurunan berat badan
5. Makanan yang dianjurkan
a. Kacang kacangan
b. Semua sayuran dan buah segar
c. Seledri, wortel
d. Bawang putih
e. Belimbing, mentimun
f. Jintah hitam
6. Makanan yang tidak dianjurkan
a. Jangan makan garam dapur
b. Batasi konsumsi daging dan keju
c. Hindari cemilan yang asin asin
d. Kurangi minuman yang beralkhol
e. Berhenti merokok
f. Makanan laut
g. Sayuran dalam kaleng
h. Margarine dan mentega biasa
i. Bumbu siap saji
7. Komplikasi
a. Gangguan pengelihatan
b. Gagal ginjal
c. Stroke
d. Gangguan jantung
Lampiran 1
Lampiran 2
DOKUMENTASI